BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua."

Transkripsi

1 BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil penelitian ini, saya terlebih dahulu akan menguraikan lokasi penelitian dan identitas dari para partisipan. 3.1 Lokasi Penelitian dan Identitas Partisipan Penelitian ini dilakukan di Kampus UKSW Jalan Diponegoro No dan Asrama Mahasiswa UKSW Jalan Kartini 11a Salatiga. Mengingat partisipan merupakan mahasiswi Fakultas Teologi UKSW, maka lokasi penelitian lebih intent difokuskan pada lingkungan sosial dimana partisipan berada. Dalam penelitian ini saya melibatkan empat orang partisipan yakni X sebagai partisipan utama yang mengalami kehilangan kedua orang tua karena kematian dan tiga orang sahabat terdekat X yakni NP, MMB dan MES. Ada pun identitas para partisipan sebagai berikut: Tabel1. Identitas Partisipan Utama Penelitian Identitas Nama Jenis kelamin Partisipan utama penelitian X Perempuan 1

2 Umur Pekerjaan 19 tahun Mahasiswi Tabel 2. Identitas Partisipan Penunjang Penelitian Identitas Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3 Nama N.P M.M.B M.E.S Jenis kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Umur 18 tahun 19 tahun 19 tahun Pekerjaan Mahasiswi Mahasiswi Mahasiswi Status Sahabat dari X Sahabat dari X Sahabat dari X 3.2 Kehilangan yang dialami X karena Kematian Kedua Orang Tua. X merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya adalah seorang pendeta yang melayani di daerah asalnya dan ibunya ialah seorang perawat. Dalam keluarga X, kedua orang tuanya selalu menanamkan kemandirian bagi anak-anaknya dan tidak memaksakan keinginan atau kemauan mereka bagi anak-anak. Bagi X, ajaran dan didikan seperti inilah yang membuat dirinya begitu kuat dalam menerima kematian kedua orang tua. 1 Saat ini X menjadi salah satu mahasiswi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana dan berdomisili di Asrama Mahasiswa UKSW Jln. Kartini 11a Salatiga. Peristiwa kematian kedua orang tua yang dialami oleh X diawali 1 Hasil wawancara dengan X. 2

3 dengan kabar kematian sang ayah yang diterima oleh X via telepon dari pihak keluarga. Ayah X meninggal pada tanggal 18 Maret tahun 2015 pukul WITA, sehingga X diminta pulang ke daerah asal, karena sang ayah direncanakan akan dimakamkan pada tanggal 20 Maret tahun 2015 pukul WITA. Sebelum acara pemakaman sang ayah hendak dilaksanakan, tepat pukul WITA sang ibu meninggal dunia tanpa menunjukkan gejala-gejala sakit tertentu. 2 Kedukaan yang dialami oleh X sebagai akibat dari kehilangan karena kematian kedua orang tua dapat disebut sebagai kedukaan yang bertumpuk. Disebut kedukaan bertumpuk karena belum terselesaikannya kedukaan karena kematian sang ayah, namun telah muncul lagi kedukaan karena kematian sang ibu. Peristiwa kehilangan yang dialami oleh X menurut saya merupakan salah satu bentuk kehilangan yang jarang terjadi. Peristiwa kehilangan yang tidak biasa seperti ini akan memungkinkan munculnya kedukaan yang beragam dari X. Kedukaan yang beragam meliputi munculnya gejala-gejala atau respon yang beragam, serta beragamnya tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh seorang penduka. 3.3 Respon X terhadap Peristiwa Kehilangan Akibat dari kehilangan karena kematian kedua orang tua, X mengalami kedukaan sebagai respon terhadap kehilangan yang dialami. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan saya terhadap X, N.P, M.M.B dan M.E.S, ditemukan 2 Hasil wawancara dengan X, 6 April 2015, pukul WIB. 3

4 beberapa gejala kedukaan yang diperlihatkan oleh X sebagai respon terhadap peristiwa kehilangan karena kematian kedua orang tua antara lain: Fisik Secara fisik, X mengalami dua gejala sebagai respon dari kehilangan yang diakibatkan karena kematian kedua orang tua yaitu menangis dan hiperaktif. Gejala awal yang diperlihatkan X terhadap peristiwa kehilangan yang dialaminya ialah menangis. Menurut X, dirinya tidak mampu membendung air matanya mendengar kabar kematian sang ayah, disusul dengan kematian sang ibu. 3 Penuturan X ini dibenarkan pula oleh ketiga partisipan lainnya, yakni bahwa kabar kematian yang diterima oleh X membuat dirinya terkejut dan menangis. 4 Di sisi lain, X sempat dilarang oleh ibunya untuk menangis ketika kematian sang ayah. Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa, gejala menangis yang diperlihatkan oleh X merupakan gejala universal yang akan dialami oleh setiap penduka. Hal ini disebabkan karena setiap penduka yang mengalami kehilangan sering tidak memiliki banyak kata-kata untuk diucapkan atau dirangkai untuk mengukapkan kesedihannya, sehingga sering berujung pada tangisan. Betapa pun kuatnya seorang penduka ketika mengalami kehilangan orang-orang terkasih, pasti sulit dalam menahan air mata. Hal ini pula yang menurut saya dialami oleh X ketika menghadapi peristiwa kehilangan yang disebabkan karena kematian kedua orang tua. 3 Hasil wawancara dengan X, 4 Desember 2015, pukul WIB. 4 Hasil wawancara dengan ketiga partisipan penunjang. 4

5 Gejala kedua yang diperlihatkan X ialah hiperaktif. Pasca kematian kedua orang tua, X memperoleh beasiswa imbalan kerja dari pihak Universitas Kristen Satya Wacana. Demi memenuhi persyaratan beasiswa yang sementara diperoleh, X harus bekerja ekstra, lantas mengesampingkan kondisi tubuhnya. 5 Selain aktif bekerja, dalam proses perkuliahan X juga memperlihatkan semangat yang begitu tinggi untuk terus belajar, serta tekun mngikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di Fakultas Teologi UKSW. 6 Berdasarkan temuan ini menurut saya, kehilangan yang dialami oleh X berdampak bagi peningkatan aktivitas keseharian X Mental Secara mental, X mengalami kesulitan menerima kematian kedua orang tuanya, sebab menurut X semasa hidup hubungan X dan kedua orang tuanya terjalin begitu baik. 7 Sejalan dengan penuturan X, menurut sahabatnya N.P, sebagai anak bungsu di dalam keluarga, X dikenal sebagai anak kesayangan dari sang ayah, sehingga berita kematian sang ayah disusul dengan kematian sang ibu sempat membuat X mengalami kesulitan menerima kematian kedua orang tuanya. 8 Kedekatan yang terjalin antara X dan kedua orang tua berimbas pada sering dimimpikannya kedua orang tua. Pasca kematian kedua orang tua, dalam tidurnya X sering bermimpi 5 Hasil wawancara dengan M.E.S. 6 Hasil wawancara dengan N.P. 7 Hasil wawancara dengan X, 4 Desember Hasil wawancara dengan N.P, 7 Desember 2015, pukul WIB. 5

6 bertemu dengan kedua orang tuanya. 9 Ada pun beberapa temuan yang diperoleh sebagai berikut: Papa saya rindu, kenapa papa? kenapa saat saya rindu seperti ini Papa datang dalam saya punya mimpi siang begini peluk saya saat saya menangis dan dalam Papa punya pelukan baru saya sadar kalau Papa Mama sudah tidak ada, Telalu sakit, kenapa saya sadar seperti ini dalam tangis dan tidak ada Papa Mama. 10 Terima kasih Tuhan sudah menghadirkan Papa untuk saya peluk meski hanya dalam mimpi. Setidaknya saya masih ketemu Papa, masih menangis di Papa punya pelukan, dan Papa selalu membuat saya sadar kalau tidak ada orang yang bisa seperti Papa untuk saya. Terima kasih Papa, selalu jadi orang terbaik meski dunia kita telah berbeda. I miss and love you father Mother. 11 Papa Mama hadir lagi. Terima kasih telah hadir walau hanya dalam mimpi, setidaknya di awal bulan keluarga saya masih merasakan kehadiran Papa Mama. Meski selalu tersadar dalam tangis saat menyadari Papa Mama tak di sampingku lagi. Terlalu indah semua cerita kita, darah yang mengalir di tubuh ini selalu mengingatkan bahwa selalu ada Papa Mama di hidupku. 12 Hai Papa Mama.Apa kabar kalian? Aku cuma rindu. Itu saja 13 Berdasarkan temuan di atas saya menyimpulkan bahwa, secara mental X mengalami dua gejala sebagai bukti kedukaan dari kehilangan yang dialami yaitu merasa sedih dan rindu akan seseorang atau sesuatu yang hilang. Kedua gejala yang dialami X terjadi secara bersamaan sebagai respon dari kehilangan yang dialami. Gejala-gejala yang dialami oleh X lantas memberi gambaran bagi saya bahwa salah 9 Hasil pengamatan akun facebook X. 10 Hasil pengamatan akun facebook X, diposting tanggal 19 September 2015, WIB. 11 Hasil pengamatan akun facebook X, diposting tanggal 19 September 2015, pukul 14.51WIB. 12 Hasil pengamatan akun facebook X, diposting tanggal 2 Oktober 2015, pukul 4.46 WIB. 13 Hasil pengamatan akun facebook X, diposting tanggal 27 Oktober 2015, pukul WIB. 6

7 satu elemen yang sangat menyedihkan dari anak-anak yang kehilangan orang tua karena kematian ialah kemampuan untuk mempertahankan kenangan jangka panjang. Saat kenangan indah bersama orang tua hilang secara tragis, tidak semua anak lantas dapat menyesuaikan dirinya, sehingga hal inilah yang kemudian menurut saya dialami pula oleh X pasca kematian kedua orang tuanya Sosial Secara sosial, seorang penduka akan cenderung mengurung diri atau menutup diri terhadap lingkungan sekitar pasca mengalami kehilangan, namun hal ini tidak terjadi pada X. Menurut X, dua hari setelah pemakaman kedua orang tua, X diminta untuk kembali ke Salatiga oleh pihak keluarga. Hal ini dilakukan oleh pihak keluarga agar X tidak larut dalam kesedihannya bila tetap tinggal di rumahnya. Sekembalinya Salatiga, aktivitas sebagai mahasiswi Fakultas Teologi UKSW kembali dijalani seperti semula. Lingkungan asrama, kampus dan sahabat-sahabat X juga memberikan dukungan yang positif terhadap peristiwa kehilangan yang dihadapi oleh X. 14 Sejalan dengan itu menurut M.E.S, dahulunya X adalah anak yang jarang bergaul di lingkungan kampusnya dan dikenal introvert. Semenjak kematian kedua orang tuanya, X kini lebih banyak bergaul dan peduli dengan teman-temannya yang lain. 15 Berdasarkan temuan ini menurut saya, peristiwa kehilangan yang dialami oleh X berdampak terhadap perilaku X dengan lingkungan sosialnya. 14 Hasil wawancara dengan X. 15 Hasil wawancara dengan M.E.S, 7 Desember 2015, pukul WIB. 7

8 3.3.4 Spiritual Pada perisitiwa kehilangan yang dialami, X sempat mempertanyakan mengapa peristiwa kematian kedua orang tua terjadi kepadanya, namun dibesarkan oleh orang tua (ayah) yang berprofesi sebagai pendeta, menjadikan X bertumbuh sebagai anak yang memiliki keyakinan yang sungguh terhadap Tuhannya, hal ini terlihat ketika X diperhadapkan dengan peristiwa kehilangan yang disebabkan karena kematian kedua orang tua, X memiliki pemahaman bahwa: Kematian merupakan akhir dari sebuah kehidupan yang ditentukan langsung oleh sang pemilik kehidupan dan manusia tidak memiliki kuasa untuk mengatur, namun cukup menerima saja. 16 Berdasarkan pemahaman X di atas menurut saya, dalam kekalutan karena mengalami kehilangan tidak semua penduka akan hilang kepercayaannya kepada Tuhan. Sebaliknya pengalaman kehilangan dapat menjadikan penduka lebih dekat dengan Tuhan. 3.4 Tahap-Tahap Kedukaan yang dialami oleh X Selain memaparkan tentang gejala-gejala kedukaan yang dialami oleh X sebagai bukti terhadap kedukaannya, saya juga melakukan penelitian dengan bertolak dari teori Westberg tentang 10 tahapan kedukaan. 17 Tahapan-tahapan kedukaan ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana X menjalani kedukaannya pasca kematian kedua orang tua. Menurut Westberg terdapat 10 tahapan yang akan dilalui 16 Hasil wawancara dengan X. 17 Westberg, Good Grief..,

9 oleh seorang penduka, namun berdasarkan temuan di lapangan hanya delapan tahapan kedukaan yang dilalui oleh X antara lain shock atau terkejut, mengungkapkan emosi, munculnya gejala-gejala fisik, depresi dan sangat kesepian, perasaan bersalah, kembali ke kebiasaan awal, berpengharapan, menerima kenyataan. 1. Tahapan pertama: Shock Temuan di lapangan menunjukkan bahwa X mengalami shock pertama kali mendengar kabar kematian sang ayah yang kemudian disusul dengan kematian sang ibu. X merasa terkejut karena sang ayah ataupun sang ibu tidak menujukkan gejalagejala sakit apapun sebelum kematian mereka. Menurut X, beberapa jam sebelum ayahnya meninggal, sang ayah sempat menelepon X untuk meminta maaf, namun hal ini tidak disadari oleh X sebagai tanda dari kematian sang ayah, sehingga kematian sang ayah dan ibu yang terjadi dalam tenggang waktu yang dekat, membuat X dan keluarganya merasakan kehilangan yang mendalam. 18 Peristiwa yang dialami X memberi gambaran bahwa kematian orang tua secara mendadak umumnya akan menimbulkan konsekuensi besar terhadap perkembangan seorang anak yang ditinggalkan, karena anak belum siap ditinggalkan orang tua yang begitu tiba-tiba dan anak akan merasa kesulitan sepeninggal orang tuanya. 2. Tahapan kedua: mengungkapkan emosi Dalam kasus kehilangan yang disebabkan karena kematian kedua orang tua, X mengaku lebih banyak mengungkapkan emosinya dengan menangis. X dikenal 18 Hasil wawancara dengan X. 9

10 sebagai anak yang introvert terhadap sesuatu yang dirasakan, sehingga menangis menjadi pilihan dalam mengungkapkan emosi. Selain menangis, menurut sahabatsahabatnya cara X mengungkapkan emosi dapat pula diamati lewat media sosial. Akun facebook dari X sering dijadikan tempat bagi X untuk mengungkapkan emosinya. 19 Berdasarkan fakta di atas, saya menyimpulkan bahwa ketika seseorang berada dalam stage yang diwarnai dengan kesedihan atau perasaan tidak nyaman, orang tersebut akan cenderung memiliki sensitifitas yang lebih tinggi atau memiliki daya magnet yang membuat berbagai emosi negatif dan perasaan tidak nyaman lainnya dapat muncul dari sebelumnya. 3. Tahapan ketiga: merasa depresi dan sangat kesepian Hari-hari hidup yang dilalui tanpa kedua orang tua, membuat X kini merasa kesepian. Menurut X, semasa hidup kedua orang tuanya sering menelepon dan menanyakan kabar tentang dirinya, namun kini hubungan yang tejalin begitu intent tidak lagi dirasakannya. Bangun tidur ingin telepon Papa... Kebiasaan yang sulit dilupakan. Ya ampun. Sekarang nomornya Papa milikmu sayang. 20 Kasih sayang dan perhatian yang selama ini diterima oleh X pun tidak lagi diperoleh karena kematian kedua orang tua. 21 Pasca kematian kedua orang tua, kakak- 19 Hasil wawancara dengan ketiga partisipan penunjang. 20 Hasil pengamatan akun facebook X, diposting tanggal 3 Oktober 2015, pukul WIB. 21 Hasil wawancara dengan X. 10

11 kakak X yang kini lebih berperan dalam menjaga X, namun menurut X frekuensinya jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Menurut M.E.S pasca kematian kedua orang tua, X terkadang sedih dan mulai membandingkan dirinya dengan teman-teman yang lain dengan berkata teman-teman omong orang tua, lalu saya?. 22 Menurut saya, perilaku X pada tahapan ini memberi gambaran bahwa kesedihan yang muncul akibat rasa kehilangan yang begitu besar, cenderung membuat individu tidak mampu untuk menerima kenyataan tersebut. Perasaan kesepian dan sedih yang diperlihatkan X merupakan manifestasi dari pengalaman subjektif X saat harus menghadapi kenyataan bahwa ikatan emosional yang penting baginya kini telah berakhir. 4. Tahapan keempat: munculnya gejala-gejala fisik Sejalan dengan berakhirnya proses pemakaman, menurut X gejala-gejala fisik yang sempat dialami intensitasnya mulai menurun dan beberapa hilang dengan sendirinya, namun salah satu gejala fisik yang masih bertahan ialah mati rasa. 23 Penuturan X ini dibenarkan pula oleh ketiga sahabatnya yang lain. 24 Berdasarkan temuan ini menurut saya, gejala-gejala fisik yang dialami masing-masing penduka berbeda-beda. Gejala-gejala fisik pada beberapa penduka cenderung dialami cepat, namun beberapa gejala pada penduka akan dialami dalam tenggang waktu yang cukup lama. 22 Hasil wawancara dengan M.E.S. 23 Hasil wawancara dengan X. 24 Hasil wawancara dengan ketiga partisipan penunjang. 11

12 5. Tahapan kelima: panik Perilaku panikjuga tidak dialami oleh X dalam peristiwa kehilangan yang dialaminya, 25 sehingga menurut saya perilaku panik tidak mutlak dialami oleh setiap penduka yang mengalami kehilangan karena kematian. 6. Tahapan keenam: perasaan bersalah Sebagai seorang anak yang sedang merantau untuk menuntut ilmu, X memiliki keinginan untuk membanggakan kedua orang tuanya, namun sebelum keinginannya tercapai kedua orang tuanya telah tiada. Menurut X: Saya pikir bila papa mati masih ada mama, tapi ternyata mama juga pergi. Kalau seperti ini mau apalagi. Hal inilah yang kemudian menimbulkan perasaan bersalah dalam diri X, sehingga pasca kematian kedua orang tuanya, X lebih tekun mengikuti proses kuliah. Penuturan X ini di dukung dengan hasil wawancara dengan N.P, menurut N.P, X kini lebih bersemangat dalam berkuliah, karena X ingin membuktikan kepada papa dan mamanya bahwa dirinya dapat sukses tanpa kedua orang tua. Pada tahapan ini terlihat bahwa X berupaya semaksimaul mungkin untuk membahagiakan kedua orang tua yang telah tiada. Upaya yang dilakukan oleh X cukup beralasan, mengingat bahwa sebagai seorang anak, X memiliki tanggung jawab untuk membahagiakan kedua orang tua. 25 Hasil wawancara dengan X. 12

13 7. Tahapan ketujuh: permusuhan dan kebencian Dalam kasus kehilangan yang disebabkan karena kematian kedua orang tua, X tidak menunjukkan perilaku permusuhan atau kebencian terhadap siapa pun. Menurut X, pada awal kehilangan dirinya sempat mempertanyakan mengapa kedua orang tuanya diambil secara bersamaan, namun setelah acara pemakaman X mulai meyakini bahwa peristiwa kehilangan kedua orang tua yang dirinya hadapi merupakan jalan Tuhan. 8. Tahapan kedelapan: kembali ke kebiasaan awal Dua hari setelah acara pemakaman sang ayah dan ibu, X diminta oleh pihak keluarga untuk kembali ke Salatiga. Setibanya di Salatiga, X langsung beraktivitas seperti semula. Dua hari setelah pemakaman, saya langsung balik ke sini. Sampe disini saya langsung kuliah seperti biasa. Di asrama juga hidup biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Sudah itu saja Aktivitas sebagai seorang mahasiswi kembali dilakukan oleh X pasca kematian kedua orang tuanya. 26 Penuturan X ini dibenarkan oleh ketiga partisipan lainnya yakni bahwa sesampainya di Salatiga, X langsung beraktivitas seperti biasanya. 27 Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan X untuk bersosialisasi kembali dengan lingkungan pasca mengalami kehilangan bukanlah persoalan mudah, namun pilihan X untuk kembali ke kebiasaan awal memberi gambaran bahwa X mulai menyadari 26 Hasil wawancara dengan X. 27 Hasil wawancara dengan ketiga partisipan penunjang. 13

14 kehilangan yang dihadapi dan perlahan mulai menata kehidupannya pasca kematian kedua orang tua. 9. Tahapan kesembilan: berpengharapan Dalam kasus kehilangan yang disebabkan karena kematian, X tetap memiliki pengharapan bahwa kehidupan ini milik Tuhan dan manusia tidak dapat menambah sejengkal pun hidupnya. 28 Menurut saya, pemahaman X ini mengindikasikan bahwa dalam kedukaan seorang penduka masih tetap memiliki pengharapan kepada Tuhan. 10. Tahapan kesepuluh: menerima kenyataan Seiring berjalannya waktu, intensitas kesulitan dalam menerima kematian kedua orang tua berkurang. Menurut X tidak ada gunanya larut dalam kesedihan, karena kematian merupakan jalan Tuhan. 29 Pada tahapan ini jelas menunjukkan bahwa X sudah dapat mengakui kehilangan yang terjadi, berusaha melalui kekacauan emosional yang selama ini dialami, menyesuaikan diri dengan kondisi tanpa kehadiran orang tua dan melepaskan ikatan dengan orang tua, sehingga menerima bahwa kematian telah terjadi menjadi dasar bagi penyembuhan X. 28 Hasil wawancara dengan X. 29 Hasil wawancara dengan X. 14

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan analisis terhadap temuan-temuan di lapangan pada bab IV,

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan analisis terhadap temuan-temuan di lapangan pada bab IV, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap temuan-temuan di lapangan pada bab IV, pada bab ini saya akan menyimpulkan seluruh temuan yang diperoleh dari hasil penelitian studi kasus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Dalam bab ini saya akan membahas dan menganalisa temuan-temuan yang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Dalam bab ini saya akan membahas dan menganalisa temuan-temuan yang BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Dalam bab ini saya akan membahas dan menganalisa temuan-temuan yang diperoleh oleh saya di lapangan terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana seseorang akan kehilangan orang yang meninggal dengan penyebab dan peristiwa yang berbeda-beda

Lebih terperinci

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA A. IDENTITAS Kelas : B. PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A LEMBAR DATA PARTISIPAN

LAMPIRAN A LEMBAR DATA PARTISIPAN LAMPIRAN A LEMBAR DATA PARTISIPAN Identitas Partisipan Nama (Inisial) : Tempat, Tanggal Lahir : Anak Ke : Agama : Status : Suku Bangsa : Pendidikan Terakhir : Profesi/ Pekerjaan : Alamat/ No Telepon :

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008)

1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008) 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketika putri saya meninggal dunia, saya merasa kehilangan bagian dari diri saya. Saya merasa tidak utuh dan segala sesuatu tidak akan pernah sama lagi. Beberapa hari

Lebih terperinci

SINOPSIS FILM PREMONITION

SINOPSIS FILM PREMONITION ANALISA FILM SINOPSIS FILM PREMONITION Sandra Bullock berperan sebagai Linda Hanson istri dari Jim Hanson (Jullian McMahon) seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang anak perempuan yang bernama

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA A. Gambaran Subjek Penelitian 1. Responden DW DW merupakan anak perempuan sulung yang lahir di Jawa

Lebih terperinci

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya Labiba 1 Salsabil Inas Labiba Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 1 Desember 2011 Karya Kreatif Tanah Air Beta Bagian I: Tujuan Penulisan Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam

Lebih terperinci

Suatu hari. Fara, kamu ibu ikutkan ke olimpiade Ipa ya! Seru Bu Guru yang membuat Fara kaget sekaligus senang.

Suatu hari. Fara, kamu ibu ikutkan ke olimpiade Ipa ya! Seru Bu Guru yang membuat Fara kaget sekaligus senang. Cerpen mu Komunitas Penulis Cerpen Indonesia, Kumpulan Cerpen Karya Anak Bangsa Home 100 Cerpen Terbaru Cerpen Pilihan Cerpen of The Month Top Authors Film Cerpenmu Kirim Cerpen Kontak Kami Penyesalan

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH

KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH RIA SULASTRIANI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam gambaran kemandirian remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran, ayat 185 yang berbunyi: Tiap-tiap yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran, ayat 185 yang berbunyi: Tiap-tiap yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran, ayat 185 yang berbunyi: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues

METODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues Definisi Operasional METODE PENELITIAN Postpartum adalah jangka antara kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS DATA. untuk menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptif yang berkenaan dengan

Bab 4 ANALISIS DATA. untuk menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptif yang berkenaan dengan 73 Bab 4 ANALISIS DATA Data lapangan yang dihasilkan dari penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptif yang berkenaan dengan data tentang Bimbingan Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Seorang individu akan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Seorang individu akan selalu berusaha 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berdampingan dengan orang lain tentunya sering dihadapkan pada berbagai permasalahan yang melibatkan dirinya

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR LAMPIRAN I KATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kemandirian dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA LAMPIRAN RINGKASAN CERITA Kauai menerima surat undangan untuk menghadiri upacara minum teh yang diselenggarakan oleh Kurimoto Chikako, seorang gundik ayahnya. Isi surat itu mengingatkannya pada kenangan

Lebih terperinci

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA 35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

Ade Novitania. What IS Love? Book Making. Penerbit

Ade Novitania. What IS Love? Book Making. Penerbit Ade Novitania What IS Love? Penerbit Book Making Terimasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk kedua orang tua dan keluarga besar yang mendukung penuh cita-citaku. AR Affandi yang sudah berjasa untuk novel

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai keinginan untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Hal ini bisa disebabkan lingkungan tempat tinggalnya kurang baik, ingin mencari pengalaman

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada

Lebih terperinci

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA BAGIAN I. 1 Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA Hidup, apa itu hidup? Dan apa tujuan kita hidup di dunia ini? Menurutku hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, di mana kita harus berjuang

Lebih terperinci

Dukungan Emosional Diperlukan untuk Atasi Depresi

Dukungan Emosional Diperlukan untuk Atasi Depresi Dukungan Emosional Diperlukan untuk Atasi Depresi UNAIR NEWS Popularitas dan pengaruh media sosial berpotensi dalam mempengaruhi tekanan batin individu. Seorang pesohor yang tak dapat mengendalikan diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

Oleh: Windra Yuniarsih

Oleh: Windra Yuniarsih Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN

BAB III TEMUAN PENELITIAN BAB III TEMUAN PENELITIAN Bab ini merupakan bab yang menjabarkan temuan penelitian yang mencakup : karakteristik responden, peran significant others, konsep diri, kemampuan mereduksi konflik dalam pemutusan

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG A. Profil Responden Tenaga kerja wanita di Desa Tembong Kec. Carita sangatlah banyak, istri yang pergi ke

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA 0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan Bab ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah disebutkan di bab pendahuluan yaitu melihat gambaran faktor-faktor yang mendukung pemulihan pada

Lebih terperinci

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Dibalik perjuangan seorang PAPA Dibalik perjuangan seorang "PAPA" Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah

Lebih terperinci

PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI DI DUSUN POLOBOGO DAN SODONG, DESA POLOBOGO, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI DI DUSUN POLOBOGO DAN SODONG, DESA POLOBOGO, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI DI DUSUN POLOBOGO DAN SODONG, DESA POLOBOGO, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Disusun Oleh : Rosalina T. Engkang 462008024 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme Lampiran 2 Angket Field Test Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme Lampiran 3 Skoring Aspek Kematangan Emosi Lampiran

Lebih terperinci

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya. 78 Bab 5 PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd terhadap ayahnya adalah: a. Ayah Hd melakukan poligami. b. Ayahnya kurang perhatian dikala istrinya (ibu Hd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Seluruh Subjek Untuk hasil penelitian diketahui bahwa untuk tahapan pertama yaitu subjek I, II, dan III kurang memiliki pengingkaran saat pertama munculnya payudara.

Lebih terperinci

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri mereka membutuhkan orang di sekitar untuk membantu dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan subjek ada 5 orang, terdiri dari 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa termasuk di dalam kategori remaja akhir dan dewasa awal. Pada masa itu umumnya merupakan masa transisi. Mereka masih mencari jati diri mereka masing-masing,

Lebih terperinci

saja ada satu hal yang merupakan kunci. Kunci itu adalah cinta. Cinta dari hati.

saja ada satu hal yang merupakan kunci. Kunci itu adalah cinta. Cinta dari hati. Cinta adalah kunci Hidup..banyak hal yang terjadi, terlaksana dan terdapat didalamnya. Banyak kejadian-kejadian yang terdapat di dalamnya. Kesenangan, kesedihan, kepahitan, ketenangan, kesukaan, dan kebencian.

Lebih terperinci

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani Just remember, there's a right way and a wrong way to do everything and the wrong way is to keep trying to make everybody else do it the right way (Colonel Potter) Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda,

Lebih terperinci

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Trust vs mistrust Aspek kognitif Aspek sosial Aspek pertimbangan Autonomy vs doubt and shame Initiative vs guilt inisiatif Ciri-ciri subjek sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mana

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah komunikasi dalam keluarga. Terkadang

Lebih terperinci

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

Untuk ayah.. Kisah Sedih. Untuk ayah.. s emua hal yang pernah ku ingat tentang ayah ku, adalah hal yang sangat biasa saja, tak sedikit pun ada kenangan yang bermakna yang teringat di dalam relung hatiku, semua hal yang ku ingat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory No : Usia

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Saya Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Saya Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha L A M P I R A N Lampiran 3.1 KATA PENGANTAR Saya Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha akan mengadakan penelitian mengenai pada siswa/i SMU yang kost di kota Bandung. Untuk itu saya

Lebih terperinci

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya CATATAN KECIL MASA SEKOLAH dan cerita-cerita lainnya Isi Buku PENGANTAR THE LOVE BETWEEN ME AND MY BEST FRIEND SAHABAT MASA KECIL PERTEMUAN DI KEDAI PERJALANAN PERKENALAN SINGKAT BELUM ADA JUDUL 5CM HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan dambaan setiap keluarga yang tidak ternilai harganya. Anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan, yang harus dijaga, dirawat, dan diberi bekal

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Di usia remaja antara 10-13 tahun hingga 18-22 tahun (Santrock, 1998), secara

Lebih terperinci

Wawancara 03 Januari : Bpk Elly Doirebo. (Senior HIMPPAR)

Wawancara 03 Januari : Bpk Elly Doirebo. (Senior HIMPPAR) Wawancara 03 Januari 2013 Nama : Bpk Elly Doirebo (Senior HIMPPAR) Organisasi yang kini dikenal sebagai Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat (HIMPPAR) pada awalnya lahir dari ide para mahasiswa utusan

Lebih terperinci

Kecemasan Terhadap Kematian

Kecemasan Terhadap Kematian Skema 1 Interelasi faktor subyek 1 Penanaman agama yang kuat sejak kecil Hubungan dengan orang tua cukup harmonis, kenangan salah satu orang tua telah meninggal Ancaman: Kematian dianggap ancaman karena

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Pada saat penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan menggunakan alat ukur observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah bagian terpenting dalam hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Komunikasi menyentuh sebagian besar kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Pada Agama Kristen biasanya memiliki suatu organisasi di gereja yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang membutuhkan tidur, makan, air dan oksigen untuk bertahan hidup. Untuk manusia sendiri, tidur adalah suatu

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini marak terjadi kasus perkelahian antar siswa sekolah yang beredar di media sosial. Permasalahannya pun beragam, mulai dari permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Simpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang berarti pertumbuhan menuju kedewasaan. Dalam kehidupan seseorang, masa remaja merupakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum penelitian Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI,

Lebih terperinci

Kesatu: Bertemu Tenis Meja Lewat Arena Sederhana

Kesatu: Bertemu Tenis Meja Lewat Arena Sederhana Kesatu: Bertemu Tenis Meja Lewat Arena Sederhana 1 Bocah berdarah Ambon, Maluku itu kerap merenungi tangan kanannya yang lebih kecil dari tangan kiri. Sering terlihat ia bersedih karena kondisi fisik itu.

Lebih terperinci

Alat Musik Dalam Adat dan Gereja. (Studi Terhadap Penggunaan Alat Musik di Jemaat GPM Soya Klasis Pulau Ambon) T E S I S

Alat Musik Dalam Adat dan Gereja. (Studi Terhadap Penggunaan Alat Musik di Jemaat GPM Soya Klasis Pulau Ambon) T E S I S Alat Musik Dalam Adat dan Gereja (Studi Terhadap Penggunaan Alat Musik di Jemaat GPM Soya Klasis Pulau Ambon) T E S I S Diajukan Kepada Fakultas Teologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para

Bab 5. Ringkasan. Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para Bab 5 Ringkasan Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para penikmatnya dengan konflik-konflik cerita yang semakin unik dan menarik, serta banyak konflik yang bisa diangkat

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan, diskusi, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Diskusi berisi temuan-temuan dan faktor-faktor yang mungkin memengaruhi subjek

Lebih terperinci

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG.

ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG. ASAL MULA DESA NGALIYAN DAN DESA JAWENG. Sultan Agung Mataram adalah seorang raja yang arif dan bijaksana, dekat dengan rakyat jelata dan memperhatikan kepentingan negara menjadikannya dipuji dan dikagumi

Lebih terperinci

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami

Lebih terperinci

HW Prakoso. Yang Terabaikan. ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing

HW Prakoso. Yang Terabaikan. ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing HW Prakoso Yang Terabaikan ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing DK (Demi Keutuhan d Kerabat) Goresan pena : HW Prakoso Kesetiaan Keutuhan tiada batas Tanpa memandang waktu dan kapanpun kami ada Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sejak manusia lahir hingga

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca LAMPIRAN 1 Verbatim Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3 Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Dukungan Pasrah dan Saya kaget, karena selama dukungan sosial dukungan emosional percaya kepada

Lebih terperinci