BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Transjakarta Busway Latar Belakang Didirikannya Transjakarta Busway Saat ini dirasa jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta telah mencapai jumlah yang sangat besar, kurang lebih sebanyak 6,3 juta. Jumlah tersebut senantiasa meningkat rata-rata 11% per tahunnya, atau bisa dikatakan penambahan kendaraan sebanyak 296 unit kendaraan roda empat per hari. Setiap hari kendaraan dari Botabek masuk ke Jakarta, dan diperkirakan kendaraan tersebut mengangkut 1,2 juta orang. Perbandingan kendaraan pribadi dan kendaraan umum adalah 92 : 8. Dari total 17 juta perjalanan per hari, 47% ditempuh dengan kendaraan pribadi, 53% dengan kendaraan umum. Berbanding terbalik dengan kondisi kendaraan pribadi, kondisi angkutan umum sangat memprihatinkan dan setiap tahun jumlahnya berkurang. Sementara itu, fakta baru ditemukan bahwa kerugian akibat kemacetan lalu lintas diperkirakan senilai Rp. 12,8 triliun per tahun nya. Kerugian tersebut didasari oleh nilai waktu, biaya bahan bakar, dan biaya kesehatan. 47

2 Visi dan Misi Busway 1. Visi busway Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya, dan bertaraf internasional. 2. Misi busway Melaksanakan reformasi sistem angkutan umum busway dan budaya penggunaan angkutan umum. Menyediakan pelayanan yg lebih dapat diandalkan, berkualitas tinggi, berkeadilan dan berkesinambungan di DKI Jakarta. Memberikan solusi jangka menengah dan jangka panjang terhadap permasalahan di sektor angkutan umum. Menerapkan mekanisme pendekatan dan sosialisasi terhadap stakeholder, dan sistem transportasi terintegrasi. Mempercepat implementasi sistem jaringan busway di Jakarta sesuai aspek kepraktisan, kemampuan masyarakat untuk menerima sistem tersebut, dan kemudahan pelaksanaan. Mengembangkan struktur institusi yang berkesinambungan. Mengembangkan lembaga pelayanan masyarakat dengan pengelolaan keuangan yang berlandaskan good corporate governance, akuntabilitas dan transparansi.

3 Tujuan Pembangunan Sistem Busway Tujuan pembangunan sistem busway adalah : Meningkatkan jumlah perjalanan penumpang dengan menggunakan suatu sistem transportasi yang aman, nyaman dan handal. Menciptakan sistem transportasi dengan jalur yang terpisah dari lalu lintas umum untuk kemudahan aksesibilitas. Menciptakan sistem transportasi dengan pelayanan yang terjadwal dengan baik. Meningkatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan penumpang bus umum. Meningkatkan pelayanan angkutan umum yang terintegrasi. Menciptakan sistem transportasi yang dapat meningkatkan efisiensi operator bus. Menerapkan sistem pengumpulan pendapatan tiket yang efektif Struktur Organisasi BLU Transjakarta Busway Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 48 tahun 2006, struktur organisasi BLU Transjakarta adalah sebagai berikut. Gubernur DKI Jakarta membawahi langsung kepala BLU Transjakarta Busway. Sedangkan Kepala BLU Transjakarta Busway membawahi Kasubbag Tata Usaha dan Keuangan, Manager Sarana dan Prasarana, Manager Operasional, dan Manager Pengendalian. Pelaksanaan operasional busway juga diawasi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Strukturnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

4 50 Gambar 3.1 Struktur Organisasi BLU Transjakarta Busway 3.2 Gambaran Umum Sistem Tata Laksana atau Prosedur Yang Sedang Berjalan Tata laksana atau prosedur untuk pengelolaan informasi headway busway yang sedang berjalan di dalam organisasi Transjakarta saat ini masih berbentuk sistem informasi yang berbasiskan data-data tabel pada database yang terkomputerisasi, tetapi data-data tersebut belum bisa menginterprestasikan data yang bersifat spasial untuk mempermudah menentukan pengelolaan informasi headway.

5 51 Informasi data headway saat ini disimpan sebagai dokumentasi internal BLU Transjakarta Busway. Di bawah ini adalah potongan data waktu headway yang berada di BLU Transjakarta Busway. Tabel 3.1 Penggalan table headway maret 2008 koridor 1 Senin s/d jumat Sabtu/minggu/libur Periode Headway Bis Operasi Headway Bis operasi (Menit) (unit) (menit) (unit) 5:00 6:00 4, :00 9:00 1,1 82 1, :00-14:00 1,6 55 1, :00-19:00 1,1 82 1, :00-22: Headway 1,9-1,8 - Rata-Rata Identifikasi Masalah Berdasarkan survey dan wawancara yang dilakukan di PT TransJakarta dan di lapangan, maka masalah yang berkaitan dengan kinerja busway adalah perhitungan headway yang kurang ideal. Pengelolaan informasi waktu headway merupakan data informasi perhitungan interval perputaran waktu bus dalam mencapai keberangkatan dan kepulangan dalam setiap koridor, berfungsi untuk menentukan waktu perputaran jumlah bus yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan pada suatu jalur koridor busway

6 52 dalam satuan waktu. Satuan waktu tersebut dilihat berdasarkan waktu harian yang dimana interval waktunya dimulai dari jam Pihak busway memiliki data tata laksana pengelolaan informasi headway busway yang belum melihat faktor hambatan dan kejadian kejadian apa saja yang terjadi pada jalur koridor busway yang ada. Sehingga data yang dihasilkan belum bisa menghasilkan presisi yang sesuai dengan data headway-nya, karena bentuknya masih bersifat hasil analisa lapangan tanpa membandingkan data spasial yang ada. Waktu headway yang dibahas berhubungan secara langsung dengan fitur bus, akumulasi waktu bus, infrastruktur jalur bus. Apabila fitur bus berupa persimpangan, belokan, traffic light, dan lain-lain, sedangkan akumulasi waktu bus merupakan faktor penghambat dimasukkan dengan waktu headway maka hasil tabel database yang berada di BLU Transjakarta Busway akan mengalami perubahan. Hambatan yang lain adalah faktor topologi jalan dan faktor teknis pada busway di jalan. Yang termasuk hambatan tersebut misalnya jalur busway yang rusak, terdapat persimpangan dan belokan jalan, lamanya lampu merah, dan kecelakaan di jalur busway. Perhitungan busway per koridornya berbeda, karena waktu perputaran bus pada setiap koridor berbeda. Dalam busway, istilah tersebut dikenal dengan round trip time. Perhitungan headway tanpa perhitungan fitur, akumulasi, dan infrastruktur maka dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut : headway = waktu perputaran bus dalam koridor (round trip time) jumlah bus

7 53 Sedangkan apabila fitur, akumulasi, dan infrastruktur diperhitungkan maka perumusan headway-nya akan menjadi sebagai berikut : headway = (round trip time + waktu fitur + waktu infrastruktur + waktu akumulasi) jumlah bus Misalnya pada koridor blok M kota jumlah bus di Blok M = 12 jumlah bus di Kota = 8 periode waktu 1 jam = 60 menit waktu perputaran dalam koridor = 90 menit waktu fitur = 5 menit waktu infrastruktur = 2 menit akumulasi = 3 menit tanpa perhitungan fitur, akumulasi, infrastruktur headway = (round trip time) / jumlah bus = 90 / 20 = 4,5 menit Bus akan di berangkatkan dari pool mempunyai selang waktu 4,5 menit dalam sejam. dengan perhitungan fitur, akumulasi, dan infrastruktur headway = (round trip time + Fitur + Akumulasi + Infrastruktur ) / jumlah bus = ( ) / 20

8 54 = 5,75 menit Bus akan di berangkatkan dari pool mempunyai selang waktu 5,75 menit dalam sejam. dengan perhitungan fitur, akumulasi, infrastruktur dan kejadian headway = (round trip time + Fitur + Akumulasi + Infrastruktur + Event) / jumlah bus = ( ) / 20 = 6,75 menit Bus akan di berangkatkan dari pool mempunyai selang waktu 6,75 menit dalam sejam. Dari perhitungan diatas, maka dapat diambil kesimpulan : 1. Semakin cepat RTT maka headway makin besar maka bus operasi makin sedikit. 2. Semakin lama RTT maka headway makin kecil maka bus operasi makin banyak. Sistem berjalan untuk perhitungan headway belum mengimplementasikan pengaruh faktor fitur, akumulasi, dan infrastruktur yang jelas-jelas merupakan hambatan dalam kelancaran cara kerja busway. Sedangkan dalam praktek di lapangan, faktor fitur, akumulasi dan infrastruktur memegang peran dalam lancar tidaknya proses operasional busway, dalam arti apakah target jarak waktu antar armada di lintasan busway dapat tercapai. Contoh di atas memperlihatkan dengan jelas perbedaan tersebut. Sistem berjalan mencatat waktu headway nya adalah sebesar empat setengah menit, yang berarti setiap empat setengah menit sekali bus diluncurkan dari pangkalan untuk memenuhi kebutuhan ter-handle nya jumlah penumpang pada waktu tersebut. Sedangkan perhitungan yang lain mencatat, dengan memperhitungkan adanya fitur,

9 55 akumulasi, dan infrastruktur, waktu headway nya adalah sebesar 5,75 menit, yang berarti setiap enam menit (pembulatan) sekali bus harus diluncurkan, untuk menghandle jumlah penumpang di halte tersebut, sekaligus menanggulangi akibat dari hambatan yang ada. Hal ini lah sehingga menyebabkan perhitungan headway menjadi tidak ideal, terlebih pada saat waktu sibuk. Padahal seperti kita ketahui, DKI Jakarta seolah-olah memiliki pembagian waktu tersendiri, waktu normal, waktu sedang maupun pada waktu anomali. Yang termasuk waktu anomali adalah waktu sibuk pada sore hari atau pagi hari ketika orang-orang ingin berangkat beraktivitas dan waktu dimana setiap orang pulang dari tempat beraktivitas ke rumah. Dapat dikatakan bahwa BLU menghitung headway hanya dengan menyamakan persepsi baik ketika waktu normal ataupun waktu sibuk. Sehingga sudah dipastikan distribusi bus menjadi tidak efektif karena terjadinya penumpukan bus pada satu halte dan kelengangan bus pada halte lainnya. Kedua hal ini merupakan faktor penentu utama berkurangnya kualitas manajemen internal busway Alternatif Pemecahan Masalah Dikarenakan belum adanya waktu presisi headway yang sesuai yang terkait dengan penentuan waktu headway busway dalam setiap koridor wilayah DKI Jakarta, maka alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah suatu aplikasi yang berbasiskan Sistem Informasi Geografi yang memudahkan pihak BLU Transjakarta Busway dalam perhitungan waktu headway. Perhitungan waktu headway pada sistem yang diusulkan ini telah telah memperhitungkan dan menampilkan hambatan-hambatan beserta event ke dalam pemetaan. Hasil nyata

10 56 yang ingin dicapai berupa usulan dalam pemecahan masalah. Sehingga perhitungan tersebut menjadi lebih realistis dalam prakteknya Data Flow Diagram Berikut adalah Data Flow Diagram (DFD) yang diusulkan : 1. Diagram Konteks Gambar 3.2 Diagram Konteks

11 57 2. Diagram Nol Gambar 3.3 Diagram Nol Perancangan database

12 Perancangan database Di bawah ini adalah database yang di gunakan dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografi Pemetaan Kejadian dan Hambatan dalam menentukan waktu headway bus transjakarta. Nama File Keterangan Key Index : Koridor : Data koridor wilayah DKI Jakarta : Id_Koridor Tabel 3.2 Tabel Koridor wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_koridor Char 5 Id koridor berdasarkan pemetaan Koridor Varchar 30 Nama Koridor wilayah DKI Jakarta Panjang Rute Int - Jarak tempuh per koridor Banyaknya Armada Int - Jumlah armada bus per koridor Operator Bus Varchar 30 Nama Operator Bus yang mengoperasikan Busway Id_Fitur Char 5 Id fitur wilayah DKI Jakarta Id_Akumulasi_Waktu Char 5 Id_Akumulasi_Waktu wilayah DKI Jakarta Id_Halte Char 5 Id Halte per koridor

13 59 Id_Infrastruktur Char 5 Id Infrastruktur_Jalur wilayah DKI Jakarta Id_Kejadian Char 5 Id Kejadian Id_Headway Char 5 Id Headway Nama File Keterangan Key Index : Jalan : Data Jalan wilayah DKI Jakarta : Id_Jalan Tabel 3.3 Tabel Jalan wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Jalan Char 5 Id Jalan wilayah DKI Jakarta Jalan Varchar 30 Nama Jalan wilayah DKI Jakarta Nama File Keterangan Key Index : Wilayah : Data Wilayah DKI Jakarta : Id_Wilayah Tabel 3.4 Tabel Wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Wilayah Char 5 Id wilayah DKI Jakarta Wilayah Varchar 30 Nama Wilayah DKI Jakarta

14 60 Nama File Keterangan Key Index : Halte : Data Halte DKI Jakarta : Id_Halte Tabel 3.5 Tabel Halte wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Halte Char 5 Id Halte per koridor Halte Varchar 30 Nama Halte Id_Kejadian Char 5 Id Kejadian Id_Waktu_Akumulasi Char 5 Id_Akumulasi_Waktu wilayah DKI Jakarta Nama File Keterangan Key Index : Gedung : Data Gedung DKI Jakarta : Id_ Gedung + Id_Wilayah Tabel 3.6 Tabel Gedung wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Gedung Char 5 Id Gedung DKI Jakarta Id_Wilayah Char 5 Nama Wilayah DKI Jakarta Gedung Varchar 30 Nama Gedung DKI Jakarta

15 61 Nama File Keterangan Key Index : Fitur : Data Fitur DKI Jakarta : Id_Fitur Tabel 3.7 Tabel Fitur wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Fitur Char 5 Id Fitur wilayah DKI Jakarta Fitur Varchar 30 Nama Fitur DKI Jakarta Nama File Keterangan Key Index : Infrastruktur_Jalur : Data Infrastruktur_Jalur DKI Jakarta : Id_ Infrastruktur_Jalur + Id_Jalan Tabel 3.8 Tabel Infrastruktur_Jalur wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Infrastruktur_Jalur Char 5 Id Infrastruktur_Jalur wilayah DKI Jakarta Infrastruktur_Jalur Varchar 30 Nama Infrastruktur_Jalur DKI Jakarta Id_Jalan Char 5 Id Jalan wilayah DKI Jakarta

16 62 Nama File Keterangan Key Index : Akumulasi_Waktu : Data Akumulasi_Waktu DKI Jakarta : Id_ Akumulasi_Waktu Tabel 3.9 Tabel Akumulasi_Waktu wilayah DKI Jakarta Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_ Akumulasi_Waktu Char 5 Id_Akumulasi_Waktu wilayah DKI Jakarta Akumulasi_Waktu Varchar 30 Nama Akumulasi_Waktu DKI Jakarta Nama File Keterangan Key Index : Kejadian : Data Kejadian per Koridor : Id_Kejadian Tabel 3.10 Tabel Kejadian Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Kejadian Char 2 Id Kejadian Tanggal_Kejadian Date - Tanggal Kejadian yang terjadi pada koridor busway Kejadian Varchar 30 Menunjukkan Kejadian apa yang terjadi Waktu_Kejadian Varchar 15 Menunjukkan kondisi waktu kejadian seperti

17 63 pagi hari, siang hari atau malam hari Lokasi_Kejadian Varchar 30 Nama lokasi jalur yang mengalami kejadian Keterangan Varchar 100 Keterangan yang menjelaskan kejadian apa yang terjadi Nama File Keterangan Key Index : Operator : Data Operator pengguna aplikasi : Id_ Operator + Id_Koridor Tabel 3.11 Tabel Operator Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Operator Char 6 Id Operator Nama Operator Varchar 30 Nama Operator Password Char 6 Password Operator Id_Koridor Char 6 Id Koridor

18 64 Nama File Keterangan Key Index : Headway : Data perhitungan headway : Id_ Headway Tabel 3.12 Tabel Headway Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Headway Char 5 Id Headway Lampu_merah Int - Waktu delay lampu merah setiap koridor Persimpangan_jalan Int - Waktu delay pada persimpangan jalan di setiap koridor Belokan_jalan Int - Waktu delay pada belokan jalan di setiap koridor Masuk_halte Int - Waktu delay pada penumpang pada saat memasuki bus pada setiap koridor Kejadian Int - Waktu delay apabila terjadi suatu kejadian Headway Int - Waktu headway

19 65 Nama File Keterangan Key Index : Eksternal : Data lokasi region disekitar koridor : Id_ Eksternal Tabel 3.13 Tabel Eksternal Nama_Field Jenis Panjang Keterangan Id_Eksternal Char 6 Id Eksternal Eksternal Varchar 30 Nama Eksternal Id_Wilayah Char 6 Id Wilayah

20

21 Perancangan Modul 1. Perancangan Modul File Dalam modul file terdiri dari 3 sub modul, yaitu Kejadian form, sign out, exit. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut. Gambar 3.5 Diagram Hierarki File 2. Perancangan Modul Database Dalam modul operator terdiri dari 2 sub modul, yaitu View event database dan detail database. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut. Gambar 3.6 Diagram Hierarki Database 3. Perancangan Modul Tools Dalam modul tools terdiri dari 5 sub modul, yaitu search, pan, identify, zoom, refresh. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut.

22 68 Gambar 3.7 Diagram Hierarki Tools 4. Perancangan Modul Zoom Dalam modul zoom terdiri dari 3 sub modul, yaitu zoom in, zoom out, full extent. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut. cgambar 3.8 Diagram Hierarki Zoom 5. Perancangan Modul Help Dalam modul help hanya terdapat 1 sub modul, yaitu about program. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut.

23 69 Gambar 3.9 Diagram Hierarki Help State Transition Diagram (S TD) State Transition Diagram berfungsi untuk memaparkan pola sistem yang terjadi, dapat berfungsi juga sebagai pedoman dalam merancang tampilan layar. 1. STD File 2. STD Database Gambar 3.10 STD File Gambar 3.11 STD Operator

24 70 3. STD Tools Gambar 3.12 STD Tools 4. STD Help Gambar 3.13 STD Help Perancangan Tampilan Layar 1. Layar Login Halaman Log In ini adalah halaman pertama yang akan dilihat oleh pengguna sistem pembangkit soal ujian. Halaman ini ditujukan untuk autentifikasi

25 71 pengguna sistem. Pada halaman ini terdapat field Username dan Password yang perlu diisi oleh pengguna. Selain itu terdapat juga satu buah tombol Log In untuk mengirim data Username dan Password yang diisi pengguna kepada sistem. Gambar 3.14 Rancangan Layar Login 2. Layar Menu Utama Tampilan awal yang pertama kali muncul setelah melakukan login akan tampak pada gambar Pada layar menu utama terdiri dari file, tools, database, about. Serta akan tampak panel-panel untuk memudahkan navigasi pengguna.

26 72 Gambar 3.15 Rancangan Layar Menu Utama 3. Rancangan Layar Button Site Map Legend Layar ini menunjukkan hasil digitasi yang ingin ditampilkan pada layar peta. Sehingga pengguna dapat melihat secara langsung data tersebut pada peta.

27 Gambar 3.16 Rancangan Layar Button Site Map Legend 73

28 74 4. Rancangan Layar Button Event Forms Layar ini merupakan form input suatu kejadian/peristiwa yang terjadi di jalur busway misalnya kecelakaan atau penumpukan bus di jalur busway. Rancangan layarnya akan tampak pada Gambar 3.19 berikut ini. Gambar 3.17 Rancangan Layar Button Event Forms

29 75 5. Rancangan Layar Count Headway Layar perhitungan headway ini adalah perhitungan headway jika ada suatu kejadian yang menyebabkan berubahnya kalkulasi headway. Rancangan layarnya tampak pada gambar 3.21 berikut ini. Gambar 3.18 Rancangan Layar Button Count Headway

30 76 6. Rancangan Layar Analyze Indicators Layar ini berupa analisa dari perhitungan headway yang telah dilakukan. Pada layar ini terdapat jumlah bus yang sedang beroperasi dan peng-input-an jumlah bus yang akan ditambahkan. Rancangan layar tampak sebagai berikut ini. Gambar 3.19 Rancangan Layar Analyze Indicators

31 77 7. Rancangan Layar Connect GPS Layar ini memiliki fungsi connect GPS. GPS yang tersambung akan terlihat pada layar ini dengan memberikan status online. Gambar 3.20 Rancangan Layar Connect GPS

32 78 8. Rancangan Layar Print Layar ini digunakan untuk memilih posisi paper yang digunakan untuk mencetak hasil inputan yang telah dilakukan pada peta utama. Gambar 3.21 Rancangan Layar Print 9. Layar Detail Database Pada tampilan ini ditampilkan record dari database. Menu yang tersedia adalah Create report dan delete. Gambar 3.22 Rancangan Layar Detail Database

33 Layar About Layar menu About berisi tentang kegunaan program. Rancangan layarnya akan tampak pada gambar 3.18 berikut Gambar 3.23 Rancangan Layar About 11. Layar Button Kejadian Calendar Layar ini merupakan tampilan kalendar kapan suatu kejadian terjadi, kejadian tersebut dimasukan ke dalama database, sehingga dapat di-report secara mingguan/bulanan. Rancangan layarnya tampak pada gambar 3.20 berikut ini. Gambar 3.24 Rancangan Layar Button Kejadian Calendar

34 Layar Search Layar ini memudahkan pengguna dalam hal pencarian. Pada layar ini terdapat database yang memberikan informasi kepada pengguna berkaitan dengan apa yang ingin di-search. Gambar 3.25 Rancangan Layar Search 13. Layar Report Layar ini menampilkan semua hasil input yang telah dilakukan pada peta utama dan input yang telah dilakukan pada database. Report terdiri dari beberapa kolom, yaitu id_event, time, event date, plat bus, location, description, date, dan page. Peta yang telah di-digitasi juga akan muncul dibawah tabel report.

35 81 Gambar 3.26 Rancangan Layar Report Perancangan Spesifikasi Proses Modul Splash Tampilankan layar splash Tampilankan layar loading Akhiri splash Modul Login Tampilankan layar login

36 82 Lakukan input Akhir modul login Modul Menu Utama Buka submenu menu utama Tekan File, panggil modul File Tekan Tools, panggil modul Tools Tekan Database, panggil modul Database Tekan About, panggil modul About Akhir modul menu utama Modul File Buka submenu File Tekan Load Map, tampilan layar form load Tekan Save Map, lakukan penyimpanan map1 Tekan Print, lakukan pencetakan map1 Tekan Sign Out, keluar dari form Tekan Exit, keluar dari program Akhir modul File Modul Tools Buka submenu Tools Tekan Pan Tampilan kursor hand pada map1 Layar map1 dapat digeser melalui kursor hand Tekan Identify Tampilan kursor identify pada map1

37 83 Objek dapat diidentifikasikan melalui kusor identify Tampilan data informasi Tekan Zoom Tampilan menu zoom in, zoom out, full extent Tekan menu zoom in Tampilan kursor zoom in Objek dapat diperkecil melalui kursor zoom in Lakukan Perkecil map1 Tekan menu zoom out Tampilan kursor zoom out Objek dapat di perbesar melalui kursor zoom out Lakukan Pembesaran map1 Tekan menu full extent Objek dapat di full extent melalui kursor full extent Lakukan skala map1 menjadi kondisi skala awal Modul Database Buka submenu Database Tekan view events database Tampilankan FrmEventCalendarsDatabase Tekan detaildatabase Tampilankan layar FrmDetailDatabase Modul About Buka submenu About Tekan About Program

38 84 Tampilankan AboutProgram Modul Program Utama Jika pilih indexbutton = 1 button zoom in maka Tampilankan kursor zoom in Objek dapat di diperkecil melalui kursor zoom in Lakukan Perkecilan map1 Akhiri pilih indexbutton Jika pilih Indexbutton = 2 button zoom out Maka Tampilankan kursor zoom out Objek map1 dapat di perbesar melalui kursor zoom out Lakukan pembesaran map1 Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 3 button full extent maka Objek dapat di full extent melalui kursor full extent Lakukan skala map1 menjadi kondisi skala awal Akhiri pilih indexbutton Jika pilih Indexbutton = 4 button pan maka Tampilankan kursor pan Objek map1 dapat ditunjuk melalui kursor pan Lakukan pergeseran map1 Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 5 button label maka Tampilankan kursor label Objek dapat dipilih penunjukkan suatu lokasi tertentu pada

39 85 Map1 melalui kursor label Lakukan penunjukkan suatu lokasi tertentu map1 Akhiri pilih indexbutton Jika pilih Indexbutton = 6 button identify maka Tampilankan kursor identify Objek map1 dapat di identifikasi melalui kursor identify Lakukan penunjukkan map1 Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 7 button pointer maka Tampilankan kursor hand pada layar map1 Layar Map1 dapat digeser melalui kursor hand Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 8 button Refresh maka Lakukan Refresh pada map1 Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 9 button Load Map maka Lakukan Load Map pada map1 Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 10 button Send Map maka Lakukan Send Map pada map1 Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 11 button Print maka Lakukan print pada map1 Akhiri pilih indexbutton

40 86 Jika Indexbutton = 12 button Save Map maka Lakukan Save pada map1 Akhiri pilih indexbutton Jika Indexbutton = 13 button Find maka Lakukan Find pada map1 Akhiri pilih indexbutton Sstab1_Click Jika indexsstab1 = 1 maka Indexsstab1.Caption = Eksternal Checkpoint1_Click.Caption = Market and office Tampilkan layer Market and office pada map1 Checkpoint2_Click.Caption = Education Building Tampilkan layer Education Building pada map1 Checkpoint3_Click.Caption = Hospital Tampilkan layer Hospital pada map1 Checkpoint4_Click.Caption = Religious Building Tampilkan layer Religious Building pada map1 Checkpoint5_Click.Caption = Terminal Tampilkan layer Terminal pada map1 Checkpoint6_Click.Caption = Business Area Tampilkan layer Business Area pada map1 Checkpoint7_Click.Caption = Entertaint Area Tampilkan layer Entertaint Area pada map1 Checkpoint8_Click.Caption = Government Area

41 87 Tampilkan layer Government Area pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 1 Jika indexsstab1 = 2 maka Indexsstab1.Caption = Feature Checkpoint9_Click.Caption = Traffic Light Tampilkan layer Traffic Light pada map1 Checkpoint10_Click.Caption = Intersection Tampilkan layer Intersection pada map1 Checkpoint11_Click.Caption = Turn Street Tampilkan layer Turn Street pada map1 Checkpoint12_Click.Caption = Mix Traffic Tampilkan layer Mix Traffic pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 2 Jika indexsstab1 = 3 maka Indexsstab1.Caption = Infra Checkpoint13_Click.Caption = Flood Path Tampilkan layer Flood Path pada map1 Checkpoint14_Click.Caption = Stuck Path Tampilkan layer Stuck Path pada map1 Checkpoint15_Click.Caption = Accident Path Tampilkan layer Accident Path pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 3 Jika indexsstab1 = 4 maka Indexsstab1.Caption = Acc Halte

42 88 Checkpoint16_Click.Caption = Transit Halte Tampilkan layer Transit Halte pada map1 Checkpoint17_Click.Caption = Main Halte Tampilkan layer Main Halte pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 4 ButtonReset_Click Lakukan reset map1 ButtonCheckSelectCorridor CmbSelectCorridor_click Lakukan seleksi Corridor pada map1 ButtonKoordinat Menampilkan koordinat map1 x : y : ButtonTanggal Menampilkan Tanggal ButtonJam Menampilkan Jam Ttab1_Click Frame1 Site Map Legend = False Frame2 Events Form = False Frame3 Count Headway = False Frame4 Analyze Indicator = False Jika Frame1 = True Tampilkan Frame1 Tampilkan Maplegend

43 89 Akhiri frame1 Jika Frame2 = True Tampilkan Frame2 Jika cmbunitplacement = True Lakukan penitikan pada map1 Tampilkan msgbox peringatan Masukkan id_penitikan Flashshape pada map1 Akhiri cmbunitplacement Jika tidak cmbpoint = True Lakukan penitikan pada map1 Tampilkan FormEvent Lakukan penginputan data Add_click Data di masukkan kedalam database Reset_click Data direset pada FormEvent Akhiri cmbpoint Akhiri frame2 Frame3 = True Tampilkan Frame3 Lakukan perhitungan headway Process_Click Tampilkan hasil perhitungan headway

44 90 Frame4 = True Tampilkan Frame4 Lakukan analisa pada headway Analyze_Click Tampilkan hasil analisa indikator

Universitas Bina Nusantara APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN KEJADIAN DAN HAMBATAN DALAM MENENTUKAN WAKTU HEADWAY BUS TRANSJAKARTA

Universitas Bina Nusantara APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN KEJADIAN DAN HAMBATAN DALAM MENENTUKAN WAKTU HEADWAY BUS TRANSJAKARTA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN KEJADIAN DAN HAMBATAN DALAM MENENTUKAN WAKTU HEADWAY

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Program aplikasi pengaturan lampu lalu lintas dirancang untuk dapat berjalan pada jaringan computer berbasis Windows XP, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi Perangkat Keras minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman 38 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman Dinas Pertamanan dan Pemakaman adalah salah satu unit kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diberi tugas dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Universitas Bina Nusantara pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang berdiri

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TATA LETAK SPBU PERTAMINA DI WILAYAH TANGERANG

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TATA LETAK SPBU PERTAMINA DI WILAYAH TANGERANG UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SKRIPSI SARJANA KOMPUTER SEMESTER GENAP 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TATA LETAK SPBU PERTAMINA DI WILAYAH TANGERANG

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 95 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini dengan baik adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Umum Bank Central Asia (BCA) BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

Lebih terperinci

Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada

Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada Prosedur Instalasi Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada website www.tuntun.web.id. Gambar 1 Website Tuntun Setelah selesai mengunduh file Tuntun.apk, akses file Tuntun.apk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan

BAB IV PEMBAHASAN. operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan Kegiatan Audit Kinerja Dalam melaksanakan audit kinerja terhadap suatu proses pelayanan atau operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi; BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1 Perangkas

Lebih terperinci

Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta

Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta L1 PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT Indeks A.1 AUDIT KINERJA BLU TRANSJAKARTA BUSWAY Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta Tahun Buku : 2010 2011 Dibuat Oleh : Afandika Akbar Di-review Oleh:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Depdiknas Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

Gambar 4.26 Halaman Menu Utama

Gambar 4.26 Halaman Menu Utama 93 Gambar 4.26 Halaman Menu Utama Layar form 2 ini merupakan layar yang akan langsung terlihat ketika pengguna pindah dari layar form 1 setelah menekan tombol masuk. Disini pengguna akan disajikan peta

Lebih terperinci

Menu ini dapat dipilih menggunakan mouse dengan mengklik kiri mouse. berdasarkan pada pencarian Region, Vendor dan Alarm Highlight.

Menu ini dapat dipilih menggunakan mouse dengan mengklik kiri mouse. berdasarkan pada pencarian Region, Vendor dan Alarm Highlight. 291 2. Menu Search Menu ini dapat dipilih menggunakan mouse dengan mengklik kiri mouse. Menu Search terdiri dari fungsi-fungsi pencarian alarm jaringan radio (BTS) berdasarkan pada pencarian Region, Vendor

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA HALTE BUSWAY DI JAKARTA Abstrak ANDRI

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Rancangan Aplikasi Program aplikasi motion detection yang akan dirancang memiliki struktur hirarki di mana terdapat 3 sub menu dari menu utamanya yaitu sub menu file,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perencanaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan CV Madrhos merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, khususnya memproduksi bedak dengan merk Trisna

Lebih terperinci

Melihat Keterangan. 1. Piliha Menu Bantuan

Melihat Keterangan. 1. Piliha Menu Bantuan 181 4.2.1.5 Melihat Keterangan 1. Piliha Menu Bantuan Gambar 4.19 Tampilan Menu Bantuan 2. Pilih dan Klik sub menu Keterangan 182 Gambar 4.20 Tampilan Sub Menu Keterangan 3. Setelah menekan keterangan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Umum Pertamina PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Usulan Prosedur yang Baru Pada saat ini proses mendapatkan lokasi investasi di Kotamadya Jakarta Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SATRIA DI JAKARTA PUSAT HENDRO ONGKOWIJOYO HENDRA LIBRA SAPUTRA ANDI SUSANTO

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SATRIA DI JAKARTA PUSAT HENDRO ONGKOWIJOYO HENDRA LIBRA SAPUTRA ANDI SUSANTO UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK JALUR TUGAS S ALES MAN PAD A PT MANTAN PUTRA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT SKRIPSI Oleh Benidicto Ady Prasetya 0900807646 Sigit Pramono 0900817136 Adhityo Priasmoro 0900823542

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi SIG ini dengan baik adalah sebagai berikut :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi SIG ini dengan baik adalah sebagai berikut : BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi minimum perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi SIG ini dengan baik adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN

ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN Nama :Budi Santoso NPM : 11210474 Kelas : 3 EA 16 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program aplikasi dengan baik adalah : a. Processor Intel Pentium 1.66 GHz atau yang setara. b. Memori sebesar 512 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program aplikasi dengan baik adalah : a. Processor Intel Pentium 1.66 GHz atau yang setara. b. Memori sebesar 512 MB 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi hardware minimum yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi yang selalu berkembang menuntut perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi Arc View adalah :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi Arc View adalah : 75 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi Arc View adalah : Processor : Intel Pentium 2.4 GH Harddisk

Lebih terperinci

Gambar 3.35 Segmen Jalan Daerah Kebun Jeruk (3)

Gambar 3.35 Segmen Jalan Daerah Kebun Jeruk (3) 110 p. Jalan Arjuna Selatan, Tanjung Duren, Batu Sari, Kemanggisan, Rawa Belong. ARJUTR3 ARJUTR2 TANDUR6 ARJUTR1 BATSAR1 BATSAR2 BATSAR3 BATSAR2 KEMGGN2 KEMGGN1 RAWBEL1 Gambar 3.34 Segmen Jalan Daerah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis, BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis, perancangan,

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. 68 BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Perancangan Sistem Network monitoring ini, pada bagian aplikasi server dibuat dalam sistem operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) 1. Prasyarat Umum : a) Waktu tunggu rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-20 menit. b) Jarak pencapaian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Implementasi Sistem Informasi Transportasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Implementasi Sistem Informasi Transportasi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Informasi Transportasi Perangkat sistem informasi yang dirancang ini dapat digunakan oleh pengguna sarana transportasi Busway baik yang berada di

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Konsep Aplikasi Interaktif Panduan Pengguna TransJakarta

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Konsep Aplikasi Interaktif Panduan Pengguna TransJakarta 35 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konsep Aplikasi Interaktif Panduan Pengguna TransJakarta Pada tahap konsep, penulis menentukan kebutuhan dasar pengguna (user), menentukan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran umum Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran umum Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta 3.1.1 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta dimulai pada masa sebelum kemerdekaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii INTISARI... iii ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Riwayat Organisasi 3.1.1 Sejarah Organisasi Dinas Pekerjaan Umum adalah suatu kedinasan pemerintahan yang bergerak dibidang pekerjaan umum khususnya didaerah Ibukota

Lebih terperinci

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M ERWIN WAHAB Nrp 0121100 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi Sistem

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi Sistem 74 BAB 4 Implementasi dan Evaluasi Sistem 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk aplikasi ini terbagi menjadi dua yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pelayanan publik yang perlu mendapatkan perhatian adalah sektor transportasi publik. Pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan Petunjuk Penggunaan Alat 1. Spesifikasi Peranti Keras (Hardware) baik: Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan 1. Processor Intel Pentium 4 yang berfungsi untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan BAB III LANDASAN TEORI A. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) 78 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1 Perangkas

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan tahap implementasi dalam rangkaian pengembangan sistem model Waterfall.Tahap ini akan mengimplementasikan persyaratan dan desain

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi Sistem Informasi Geografi Prediksi Banjir ini

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah strategi untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi terbaik bagi permasalahan itu. Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berdasarkan hasil analsis dan perancangan serta pengujian sistem aplikasi yang akan ditawarkan kepada instansi, maka dapat ditampilkan beberapan screen

Lebih terperinci

Bab III PERANCANGAN SISTEM

Bab III PERANCANGAN SISTEM Bab III PERANCANGAN SISTEM 1.1 Analisa Kebutuhan Telah dijelaskan dibab satu tentang masalah yang muncul dalam proses pemesanan tiket bus, dengan memanfaatkan fasilitas internet yaitu website. Penulis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK PENEMPATAN SARANA PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil Tahun 2007/2008 GPS UNTUK MENGHINDARI KEMACETAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil Tahun 2007/2008 GPS UNTUK MENGHINDARI KEMACETAN UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 GPS UNTUK MENGHINDARI KEMACETAN DI WILAYAH JAKARTA BARAT Shaoying 0700701051 Kelas / Kelompok

Lebih terperinci

PROSEDUR MENJALANKAN PROGRAM. 1. Jalankan sistem operasi Microsoft Windows 7 Home Premium 32 Bit. 3. Install Microsoft Visual Studio 2010 Ultimate

PROSEDUR MENJALANKAN PROGRAM. 1. Jalankan sistem operasi Microsoft Windows 7 Home Premium 32 Bit. 3. Install Microsoft Visual Studio 2010 Ultimate PROSEDUR MENJALANKAN PROGRAM Prosedur Instalasi Aplikasi Berikut adalah langkah-langkah penginstalasian aplikasi sebelum digunakan, yakni : 1. Jalankan sistem operasi Microsoft Windows 7 Home Premium 32

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (hardware) dan piranti lunak yang memadai. Sistem Informasi Geografis ini antara lain:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (hardware) dan piranti lunak yang memadai. Sistem Informasi Geografis ini antara lain: 94 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Agar user dapat menjalankan aplikasi ini, maka diperlukan perangkat keras (hardware) dan piranti lunak yang memadai. 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Kemajuan ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun terus berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Kemajuan ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun terus berkembang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu lalu lintas adalah lampu yang digunakan untuk mengatur kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan dengan cara memberi kesempatan pengguna jalan dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi 4.1.1. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang dibutuhkan untuk mengoperasikan program SIG ini adalah: a. Spesifikasi perangkat keras minimum:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sudin Yankes (Suku Dinas Pelayanan Kesehatan) 3.1.1 Sejarah Suku Dinas Pelayanan Kesehatan telah terbentuk pada bulan Januari tahun 2002 berdasarkan Perda Propinsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Kejahatan di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Spesifikasi Rumusan Rancangan Program aplikasi ini terdiri dari 2 bagian, bagian input data dan bagian analisis data. Bagian Input Data: pada bagian ini user akan diminta

Lebih terperinci

Manajemen Angkutan Umum Perkotaan

Manajemen Angkutan Umum Perkotaan Manajemen Angkutan Umum Perkotaan Latar Belakang 2 Angkutan Umum sebagai Obat Mujarab Permasahalan Transportasi Perkotaan 1 3 Singapura di Tahun 1970-an 4 2 Singapura Saat Ini 5 Jakarta Tempoe Doeloe 6

Lebih terperinci

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga LAMPIRAN Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga 20 Lampiran 3 Input Proses Output Id Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses Proses

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. PT. Indomarco Prismatama (Indomaret) adalah perusahaan swasta

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. PT. Indomarco Prismatama (Indomaret) adalah perusahaan swasta 55 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Indomaret (franchisor) PT. Indomarco Prismatama (Indomaret) adalah perusahaan swasta nasional yang didirikan berdasarkan akta notaries

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam sub-bab ini akan dipaparkan mengenai Sabana Fried Chicken, seperti

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam sub-bab ini akan dipaparkan mengenai Sabana Fried Chicken, seperti BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Organisasi Dalam sub-bab ini akan dipaparkan mengenai Sabana Fried Chicken, seperti sejarah, visi dan misi, serta tujuan organisasinya. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Najid 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Stasiun Kereta Api Pondok Ranji adalah stasiun kereta api yang terletak di Ciputat, Tangerang Selatan. Stasiun ini juga merupakan stasiun paling

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Dalam tahap ini membahas tentang perancangan aplikasi yang penulis rencanakan, yaitu sebuah aplikasi yang bertujuan memberikan layanan absensi Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan kota Surabaya yang diikuti dengan pertumbuhan penduduk serta laju pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kebutuhan akan transportasi cukup tinggi. Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sistem Sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka kontribusi yang dapat diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang selama

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi Perangkat Keras minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Bank DKI memiliki peluang besar untuk turut mendanai proyek-proyek

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Bank DKI memiliki peluang besar untuk turut mendanai proyek-proyek BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Organisasi Sebagai Bank Pembangunan Daerah yang berdomisili di DKI Jakarta, Bank DKI memiliki peluang besar untuk turut mendanai proyek-proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Loka Mampang Indah Realty adalah perusahaan real-estate yang didirikan pada tahun 1990 sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem dengan cara menguraikan sistem tersebut kedalam elemen yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem dengan cara menguraikan sistem tersebut kedalam elemen yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Tahapan yang diperlukan pada pembuatan suatu program yaitu menganalisa sistem yang telah ada mengenai kelebihan dan kekurangan sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. LokasiPengamatan Lokasi pengamatan berada pada terminal Arjosari Kota Malang dan terminal Blitar. Sedangkan survei statis dilakukan di dalam bus sepanjang rute Malang-Blitar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disebut dengan nama DKI Jakarta, merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Di Kota Medan Berbasis Web yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis lokasi perguruan tinggi yang memiliki jurusan komputer di kota Medan berbasis web yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Wartel VoIP adalah wartel yang menjalankan usaha telekomunikasi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Wartel VoIP adalah wartel yang menjalankan usaha telekomunikasi BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Wartel VoIP adalah wartel yang menjalankan usaha telekomunikasi menggunakan teknologi VoIP. Wartel VoIP membutuhkan sebuah mekanisme secara komputerisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyediaan bahan bakar kendaraan bermotor dirasa sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyediaan bahan bakar kendaraan bermotor dirasa sangat penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyediaan bahan bakar kendaraan bermotor dirasa sangat penting mengingat transportasi darat adalah jenis transportasi primer yang dipakai di wilayah Jabotabek. karena

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SALINAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Rancangan 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan pada saat implementasi program aplikasi adalah : 1. Sistem Operasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Umum Proses aplikasi rute tercepat akan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang memiliki spesifikasi sama agar proses penentuan rute ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN INTERFACE

BAB IV PERANCANGAN INTERFACE BAB IV PERANCANGAN INTERFACE 4.1 Rancangan Layar 4.1.1 Struktur Program Setelah menganalisa sistem yang sedang berjalan serta melakukan penelitian terhadap perusahaan terkait, maka dapat dapat dirancang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Sejarah Singkat Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Sejarah Singkat Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis 3.1.1 Sejarah Singkat Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Kegiatan survey dan pemetaan setelah kemerdekaan RI, dilaksanakan atas dasar Peraturan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pemenuhan kebutuhan hidup harus melaksanakan aktivitas yang tidak hanya dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. professional di perusahaan swasta ataupun pemerintah yang mana diperlukan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. professional di perusahaan swasta ataupun pemerintah yang mana diperlukan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tinjauan Perusahaan PT PETRAKONSULINDO UTAMA adalah suatu badan usaha yang berdiri pada tanggal 8 Desember 1990 di Jakarta. Kemunculan pada awalnya adalah sebagai

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL KATA PENGANTAR Aplikasi Pemetaan Partisipatif merupakan aplikasi yang dikelola oleh Badan Informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dari penggabungan PTP.III, PTP.IV, PTP.VI dan PTP.VIII yang berada di wilayah

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dari penggabungan PTP.III, PTP.IV, PTP.VI dan PTP.VIII yang berada di wilayah BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) berdiri sejak tahun 1996, yaitu hasil dari penggabungan PTP.III, PTP.IV, PTP.VI dan PTP.VIII yang berada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Bagan Alir Penelitian Pengamatan Lapangan Studi Pustaka Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar Pengumpulan Data Data Primer 1. Load Factor 2. Waktu

Lebih terperinci