4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji beberapa analisis yang diinginkan. Namun kuesioner sebelum digunakan harus melalui tahapan uji validitas dan reliabilitas agar data yang nanti dihasilkan tepat dan akurat. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan Uji validitas Uji validitas dilakukan untuk menentukan apakah kuesioner yang digunakan menghasilkan data yang valid atau tidak. Uji validitas akan sahih atau valid dengan menguji 30 sampel awal terlebih dahulu. Jika terdapat pertanyaan yang tidak valid, maka pertanyaan kuesioner harus diganti dan menggantinya dengan pertanyaan yang valid. Tujuannya adalah agar data yang digunakan dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini adalah hasil dari uji validitas terhadap kuesioner penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Uji Validitas terhadap kuesioner Kode Pertanyaan Nilai r-hitung P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P18 P19 0,91 0,87 0,67 0,75 0,37 0,33 0,78 0,88 0,80

2 25 Hasil dari nilai r-hitung kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabel, yaitu 0,3061. Sebuah variabel dapat dikatakan valid apabilai nilai r-hitungnya lebih besar daripada nilai r-tabelnya (dapat dilihat pada lampiran 2) Uji reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Sebuah alat ukur seperti kuesioner dapat dinyatakan sahih apabila hasil dari uji reliabilitas alat ukur tersebut dapat dipertanggung jawabkan dengan melihat nilai r-hitungnya. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabelnya Berikut ini adalah hasil pengukuran uji reliabilitas terhadap kuesioner penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas terhadap kuesioner Kode Pertanyaan Nilai r-hitung P10 0,448 P11 0,476 P12 0,615 P13 0,669 P14 0,476 P15 0,550 P16 0,540 P17 0,568 P18 0,468 P19 0,413 Setelah didapat nilai r-hitungnya, kemudian kita bandingkan dengan nilai r-tabelnya yaitu sebesar 0,3061. Sebuah variabel dapat dikatakan reliabel apabila nilai r-hitungnya lebih besar daripada nilai r-tabelnya (dapat dilihat pada Lampiran 3.

3 Karakteristik Konsumen Penelitian ini menggunakan karakteristik konsumen yang dilihat dari jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pendapatan rata-rata perbulan dan pekerjaan Jenis kelamin Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan jenis kelamin adalah mayoritas laki-laki sebanyak 61% dan sisanya berjenis kelamin perempuan adalah 39%. Hal ini menjelaskan bahwa laki-laki lebih banyak mengkonsumsi fish nugget komersil jika dibandingkan perempuan. Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1 Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen laki-laki lebih banyak membeli produk fish nugget komersil tersebut dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini karena laki-laki kebanyakan lebih peduli akan kesehatan untuk menunjang pekerjaannya yang membutuhkan banyak energi. Tidak hanya para laki-laki, perempuan juga sebenarnya sadar akan pentingnya kesehatan (Irawan 2003). Namun, ketika melakukan penelitian ini, laki-laki yang menjawab kuesioner paling banyak dari 100 responden Status pernikahan Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan status pernikahan, ternyata konsumen yang sudah menikah dengan konsumen yang belum menikah memiliki prosentase yang sama yaitu 50%. Karakteristik

4 27 konsumen fish nugget komersil berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Karakteristik konsumen berdasarkan status pernikahan Dari 100 responden yang menjawab kuesioner, terdapat perbandingan yang sama yaitu 50 responden menjawab sudah menikah dan 50 responden juga menjawab belum menikah. Hal ini tidak mempengaruhi terhadap keputusan pembelian, hanya untuk screening mengenai status pernikahan responden saja. Tujuannya hanya untuk mengumpulkan data dari semua responden apakah mereka sudah berkeluarga atau belum. Biasanya orang yang telah berkeluarga dan memiliki anak, maka mereka akan memberikan asupan makanan yang bergizi untuk anak mereka. Orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anak mereka dalam perkembangannya, baik dalam pertumbahan badannya dan juga perkembangan kecerdasan otak (Simamora 2004) Pendidikan terakhir Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pendidikan terakhir yang ditempuh dan yang paling banyak respondennya adalah konsumen yang berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi mulai dari Strata 1 hingga Strata 3 yaitu sebesar 47%. Kemudian disusul oleh konsumen dengan pendidikan terakhir diploma sebesar 26%. Setelah diploma kemudian konsumen dengan pendidikan terakhir SLTA dengan nilai 25%. Terakhir adalah konsumen dengan pendidikan SLTP sebesar 2%. Berikut ini adalah gambar karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.

5 28 Gambar 3 Karakteritik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan tinggi, mulai dari Strata satu hingga Strata tiga. Screening ini dapat menentukan faktor keputusan pembelian, apabila hasil dari nilai p-value nya lebih kecil daripada nilai alpha. Pada umumnya, orang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mempedulikan kesehatan diri mereka sendiri. Karena mereka paham akan pentingnya makanan yang sehat untuk kelangsungan hidup mereka. Selain itu, dengan mengkonsumsi makanan sehat dapat membantu memaksimalkan kerja otak, sehingga pekerjaan mereka dapat dikerjakan dengan baik. Sebagian besar masyarakat modern saat ini sudah menerapkan pola makan sehat, seperti gemar makan ikan. Tidak hanya dalam bentuk nugget, sudah banyak hasil diversifikasi dari olahan ikan (Nugroho 2003) Pendapatan perbulan Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pendapatan ratarata perbulan yang paling besar prosentasenya adalah responden dengan pendapatan rata-rata perbulan dengan range Rp hingga Rp yaitu sebesar 38%. Diurutan kedua adalah pendapatan rata-rata perbulan di atas Rp yaitu sebesar 29%. Kemudian disusul oleh pendapatan rata-rata perbulan dengan range Rp hingga Rp Terakhir adalah pendapatan rata-rata perbulan kurang dari Rp yaitu sebesar 10 %. Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan rata-rata perbulan yang dapat dilihat pada Gambar 4.

6 29 Gambar 4 Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan Mayoritas responden, yaitu sebesar 38 orang mereka memiliki pendapatan perbulan rata-rata hingga rupiah. Dan sebanyak 29 orang menjawab mereka memiliki pendapatan perbulan yaitu di atas rupiah. Hal ini akan sangat mempengaruhi faktor keputusan pembelian. Jika nilai p-value nya lebih kecil daripada nilai alpha. Hasilnya dapat dilihat pada pembahasan selanjutnya mengenai analisis korelasi variabel. Orang yang mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi, maka perilakunya cenderung akan memanjakan dirinya. Banyak dari mereka cenderung lebih memilih produk yang kaya nutrisi walaupun harganya lebih mahal. Perilaku konsumen seperti ini sudah banyak dilakukan dewasa ini, seperti mengkonsumsi nugget berbahan dasar ikan (Rangkuti 2008) Pekerjaan Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pekerjaan responden yang paling besar adalah responden dengan pekerjaan pegawai swasta yaitu sebesar 31%. Yang kedua adalah responden dengan pekerjaan lainnya saitu sebesar 24%. Lainnya di sini adalah pekerjaan yang berupa dokter, psikiater, ibu rumah tangga, pensiunan dan sebagainya. Kemudian disusul oleh responden dengan pekerjaan wiraswasta yaitu sebesar 17%. Responden dengan pekerjaan mahasiswa dan pelajar serta responden dengan pekerjaan pegawai negeri memiliki prosentase yang sama yakni 14%. Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 5.

7 30 Gambar 5 Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan Untuk pekerjaan, screening ini tidak langsung mempengaruhi terhadap faktor keputusan pembelian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana responden memiliki pekerjaan yang dapat menentukan pendapatan perbulannya. Cara pandang seseorang terhadap mengkonsumsi barang dan jasa dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang dimiliki orang tersebut (Irawan 2003). 4.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian terjadi apabila seseorang merasakan membutuhkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam proses tersebut terdapat langkah-langkah yang umumnya dilakukan seseorang jika ingin memutuskan membeli yang diinginkannya. Proses keputusan pembelian ini meliputi lima tahap, antara lain : (a) pengenalan kebutuhan, (b) pencarian informasi, (c) evaluasi alternatif, (d) keputusan pembelian dan terakhir (e) pasca pembelian. Data mengenai proses pengambilan keputusan diperoleh dari konsumen yang melakukan pembelian fish nugget komersil Pengenalan kebutuhan Kebutuhan terhadap sesuatu muncul ketika terjadinya gap antara keadaan yang diinginkan dan keadaan sekarang. Gap inilah yang menyebabkan ketegangan dan mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk menguranginya. Kebutuhan yang ada tidak secara otomatis menimbulkan tindakan. Faktor-faktor tingkat kepentingan, motivasi, manfaat dan tujuan seseorang akan mempengaruhi

8 31 tindakan tersebut. Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan produk fish nugget komersil dapat diidentifikasi dengan melihat motivasi utama pembelian dan manfaat yang ingin didapat. Motivasi utama konsumen terhadap pembelian dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6 Motivasi utama konsumen membeli fish nugget Berdasarkan hasil penelitian, motivasi utama konsumen dalam membeli fish nugget komersil adalah kesehatan karena gizinya yang baik, yaitu sebesar 39%. Untuk motivasi kedua yang banyak dimiliki konsumen adalah lauk pauk sebagai alternatif pengganti lauk yaitu sebesar 27%. Motivasi ketiga dari responden yang menjawab karena sekedar ingin mencoba yaitu sebesar 21%. Dan alasan terakhir adalah karena pengaruh dari teman yaitu sebesar 12%. Sehingga dapat dilihat bahwa produk fish nugget komersil banyak dikonsumsi karena gizinya yang baik. Dapat disimpulkan bahwa responden yang menjawab kuesioner telah sadar dan peduli akan kesehatan mereka. Selain itu, yang menjawab lauk pauk juga merupakan responden yang peduli akan kesehatan. Mereka terbukti menjadikan fish nugget sebagai pangan alternatif yang bergizi, menggantikan nugget yang berbahan dasar ayam atau sosis berbahan dasar daging sapi yang memiliki kandungan gizi lebih sedikit. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi, maka perilakunya akan memilih barang atau jasa yang mengutamakan kesehatan bagi dirinya. Kesadaran akan pentingnya makanan yang sehat telah menjadi gaya hidup yang berkembang dengan pesat hingga saat ini. (Santoso dan Fandy 2006).

9 32 Gambar 7 Manfaat yang ingin didapat dari konsumen fish nugget Hasil penelitian mengenai manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk fish nugget komersil ditunjukkan pada Gambar 7. Sebanyak 46% konsumen mengkonsumsi fish nugget komersil berpendapat bahwa produk fish nugget komersil ini memiliki gizi yang lebih baik daripada nugget ayam. Manfaat lain yang diinginkan oleh konsumen adalah sebagai lauk pauk atau makanan alternatif pengganti lauk yang biasanya dikonsumsi secara luas yaitu sebesar 33%. Manfaat ketiga yakni sebesar 13% yang diinginkan konsumen adalah sebagai camilan atau kudapan. Manfaat terakhir yang diharapkan dari para konsumen adalah sekedar ingin mencoba produk fish nugget komersil tersebut yaitu sebesar 8%, sehingga dapat disimpulkan konsumen mencari produk fish nugget komersil tersebut dengan tujuan mencari gizinya yang baik, karena menurut mereka produk fish nugget komersil memiliki gizi yang lebih baik daripada nugget ayam. Konsumen yang mempu secara finansial akan lebih memilih produk yang menyehatkan, walaupun harganya cenderung lebih mahal (Rangkuti 2008) Pencarian informasi Tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah pencarian informasi terhadap produk tersebut. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika seseorang merasa bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi dengan cara membeli atau

10 33 mengkonsumsi produk tertentu. Proses pencarian informasi dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Pada tahap ini, konsumen mengharapkan akan mendapatkan pengetahuan tentang produk secara lengkap sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat pula. Tahap pencarian informasi produk fish nugget komersil dapat diidentifikasi dengan melihat sumber informasi produk, media yang mempengaruhi dan pengaruh iklan terhadap tindakan pembelian. Berikut adalah gambar yang menunjukkan hasil penelitian sumber informasi dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Sumber informasi konsumen terhadap produk fish nugget Mayoritas konsumen memperoleh informasi tentang produk fish nugget komersil melalui teman atau sahabat mereka, yaitu sebesar 40%. Konsumen dengan sumber informasi dari keluarga dan media massa (TV, radio, koran) memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 28%. Sumber informasi dari internet dari seluruh konsumen adalah sebesar 4%. Ini menunjukkan bahwa teman atau sahabat merupakan sumber informasi terbesar konsumen dalam mencari informasi produk fish nugget komersil. Konsumen biasanya akan lebih mempercayai orangorang terdekatnya dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Daripada iklan-iklan yang terdapat di media massa. Orang-orang terdekat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mencari dan mengkonsumsi sebuah produk. Salah satu komunikasi yang sangat ampuh dalam memasarkan produk adalah dengan komunikasi dari mulut ke mulut. Produsen yang sadar akan pentingnya komunikasi dari mulut ke mulut dapat menciptakan peluang yaitu konsumen tetap yang selalu membeli produk mereka (Santoso dan Fandy 2006).

11 34 Gambar 9 Media yang paling mempengaruhi pembelian fish nugget Gambar 9 di atas menunjukkan hasil penelitian mengenai media yang paling mempengaruhi dalam pembelian produk fish nugget komersil. Dapat dilihat bahwa media yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian konsumsi fish nugget komersil adalah teman atau sahabat yaitu sebesar 35%. Media selanjutnya yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian fish nugget komersil adalah keluarga yaitu 34%. Media ketiga yang mempengaruhi pembelian fish nugget komersil konsumen adalah media massa (TV, radio, koran) yaitu sebesar 28%. Media yang paling sedikit mempengaruhi konsumen dalam pembelian fish nugget komersil adalah internet yaitu sebesar 3%. Hal ini menunjukkan teman dan sahabat merupakan media yang paling mempengaruhi dalam pembelian fish nugget komersil. Teman dan sahabat menjadi sumber informasi utama dan juga media yang paling mempengaruhi dalam pembelian fish nugget komersil. Kedua variabel ini mempunyai hasil yang sama dimana orangorang terdekat akan mempengaruhi satu dengan yang lainnya dengan cara memberikan informasi sebuah produk yang disukainya. Komunikasi dari mulut ke mulut adalah salah satu langkah jitu dalam memasarkan sebuah produk, karena mempunyai sifat kepercayaan yang tinggi. Komunikasi dari mulut ke mulut juga memiliki kelebihan lain, yaitu akan mempengaruhi konsumen lain dari yang belum mengetahui tentang produk tersebut menjadi tahu karena pengaruh yang diberikan. Konsumen setia biasanya akan mempengaruhi konsumen lain untuk membeli produk yang menjadi kesukaannya. Pendekatan seperti ini harus disadari betul oleh para produsen untuk menjadi produsen dengan nama besar dan konsumen yang banyak (Simamora 2004).

12 35 Gambar 10 Pengaruh iklan terhadap pembelian fish nugget Gambar 10 di atas menunjukkan pengaruh iklan yang ada di media massa terhadap pembelin fish nugget komersil. Hasil penelitian yang ditunjukkan pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 73% konsumen fish nugget komersil terpengaruh oleh iklan terhadap pembelian, sisanya sebesar 23% konsumen fish nugget komersil merasa tidak terpengaruh terhadap iklan fish nugget komersil yang ada. Ini menunjukkan bahwa iklan pada sebuah produk sangat berpengaruh terhadap pembelian suatu produk tersebut. Demikian pula dengan produk fish nugget komersil yang sebagian besar konsumen menyatakan iklan sangat berpengaruh terhadap pembelian. Iklan yang menarik akan mempengaruhi konsumen dalam pembelian, terutama pembelian untuk pertama kalinya. Iklan yang menarik akan membuat rasa ingin tahu konsumen menjadi sangat tinggi, dan itu dapat menyebabkan terjadinya pembelian. Iklan yang menarik merupakan media yang paling ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen, baik iklan media cetak ataupun media massa seperti radio dan televisi (Nugroho 2003) Evaluasi alternatif Proses evaluasi alternatif terjadi ketika konsumen sudah memiliki cukup banyak informasi mengenai suatu produk. Evaluasi alternatif dimulai dengan pembentukan dan perubahan dalam kepercayaan mengenai produk dan atributnya yang kemudian diikuti dengan peralihan dalam sikap terhadap tindakan pembelian. Konsumen akan menetapkan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk membandingkan produk yang ada. Gambar 11 menunjukkan kriteria yang pertama kali konsumen pertimbangkan dalam pembelian produk fish nugget komersil.

13 36 Gambar 11 Pertimbangan awal konsumen terhadap pembelian Pada gambar di atas terlihat sebanyak 45% konsumen menyatakan bahwa gizi dari produk fish nugget komersil menjadi pertimbangan awal dalam membeli produk ini. Kemudian sebanyak 40% konsumen menyatakan bahwa rasa dari produk fish nugget komersil menjadi pertimbangan kedua tertinggi setelah gizinya. Lalu pertimbangan yang selanjutnya adalah dari segi harganya yaitu sebanyak 13% dari total keseluruhan konsumen. Hanya 2% saja yang menjawab kemasan menarik adalah pertimbangan awal konsumen dalam membeli produk fish nugget komersil tersebut. Konsumen terkadang mempertimbangkan berbagai aspek sebelum melakukan pembelian agar tidak merasa dirugikan, contohnya seperti aspek mutu atau kualitas. Perlu bagi mereka untuk mengetahui hal-hal yang mereka anggap penting. Sebagian besar konsumen akan mempertimbangkan aspek harga sebelum membeli barang atau jasa. Aspek kesehatan juga sangat penting bagi konsumen-konsumen yang tidak mempertimbangkan aspek harga dari barang atau jasa tersebut (Rangkuti 2008) Keputusan pembelian Tahap berikutnya dalam proses keputusan pembelian adalah pembelian atau proses pembeliannya itu sendiri. Setelah konsumen memiliki berbagai alternatif mengenai produk yang dibutuhkannya maka keputusan pembelian dapat dilakukan. Pada proses keputusan pembelian, konsumen mengambil keputusan mengenai cara pembelian produknya, frekuensi pembelian dan apakah konsumen tersebut puas dengan produk yang dibelinya. Pengambilan keputusan pembelian untuk cara pembelian produk fish nugget komersil ditunjukkan pada Gambar 12.

14 37 Gambar 12 Cara memutuskan pembelian produk fish nugget Pada gambar di atas terlihat bahwa sebanyak 31% konsumen melakukan pembelian produk fish nugget komersil secara mendadak, artinya niat membeli produk tersebut muncul ketika melihat produk itu terdapat di supermarket atau outlet-outlet yang menjualnya. Kemudian sebanyak 26% konsumen melakukan pembelian produk fish nugget komersil secara terencana, artinya konsumen melakukan pembelian yang sudah direncanakan sebelumnya. Lalu sebanyak 24% konsumen melakukan pembelian produk fish nugget komersil melihat situasi terlebih dahulu atau tergantung situasi, artinya konsumen ingin membeli produk tersebut namun ada beberapa pertimbangan yang harus konsumen pikirkan dahulu sebelum membeli. Dan sebanyak 19% konsumen membeli produk fish nugget komersil hanya sesekali saja. Konsumen yang puas terhadap suatu barang dan jasa, maka perilakunya adalah dia tidak akan ragu untuk membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa tersebut dikemudian hari (Rangkuti 2008) Pasca pembelian Evaluasi alternatif tidak hanya terjadi sebelum pembelian, tetapi akan tetap berlaku setelah terjadinya proses pembelian. Pemakaian produk memberikan informasi baru mengenai produk yang akan dibandingkan dengan kepercayaan dan sikap yang ada. Konsumen akan mengevaluasi hasil yang diperoleh apakah sesuai atau tidak dengan harapan mereka. Kepuasan atau ketidakpuasan adalah hasil dari tahap pasca pembelian. Perilaku pasca pembelian juga dapat dilihat ketika konsumen dihadapkan pada situasi jika harga dari suatu produk tersebut

15 38 mengalami kenaikan dan jika ketersediaan produk tersebut tidak ada. Gambar 13 menunjukkan tingkat kepuasan konsumen pada produk fish nugget komersil. Gambar 13 Kepuasan konsumen terhadap produk Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 100 konsumen produk fish nugget komersil, sebanyak 100% menyatakan puas terhadap produk tersebut. Tidak satupun konsumen yang menyatakan tidak puas terhadap produk tersebut. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa puas setelah proses pembelian yang mereka lakukan. Kepuasan yang dirasakan konsumen diharapkan akan membentuk sikap positif terhadap produk fish nugget komersil dan memberikan dorongan untuk melakukan pembelian yang berkelanjutan. Untuk konsumen yang merasa kurang ataupun tidak puas, kemungkinan terbesar adalah dia tidak akan membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa tersebut berkelanjutan. Namun, puas atau tidak puasnya kosumen terhadap suatu barang dan jasa biasanya ditentukan oleh selera atau kesukaan pribadi konsumen tersebut. Tentunya, tiap masing-masing konsumen mempunyai selera yang berbedabedapula. Produsen haruslah membuat produk yang bisa dikonsumsi untuk para konsumen dari berbagai kalangan (Nugroho 2003). Permintaan pasar yang tinggi adalah sasaran utama dari para produsen untuk berlomba-lomba menciptakan produk terbaik yang dapat diberikan kepada para konsumen. Penting bagi para produsen untuk menciptakan dan menjaga mutu yang baik dari produknya agar konsumen selalu membeli produk mereka dan tidak berpaling kepada produk lain. Kepuasan dari suatu konsumen akan mempengaruhi konsumen lain untuk membeli produk tersebut, karena kepuasan adalah yang dicari oleh setiap konsumen (Tjiptono 2008).

16 39 Gambar 14 Respon konsumen terhadap kenaikan harga Gambar 14 menunjukkan data mengenai tindakan yang akan diambil konsumen jika harga produk fish nugget komersil mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen yang menjawab tetap membeli dengan tetap membeli namun jarang dalam pembelian mempunyai prosentase yang sama yakni 34%, artinya konsumen tesebut mayoritas masih tetap membeli. Lalu sebanyak 24% konsumen menyatakan tidak jadi membeli jika harga produk fish nugget komersil tersebut naik. Hanya 8% saja yang menjawab mencari produk lain yang lebih murah. Kenaikan harga suatu barang dan jasa akan sangat mempengaruhi konsumen terhadap pembelian. Kenaikan harga tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal. Sebagian besar alasan mengapa harga dapat naik karena produsen mengalami kenaikan bahan baku produksi. Hal ini juga dapat menyebabkan konsumen menjadi berpaling dari produk tersebut. Apalagi jika terdapat penurunan mutu, tetapi tidak semua konsumen akan berpaling dari produk tersebut. Pengaruh kepuasan terhadap produk tersebutlah yang menyebabkan konsumen tersebut tetap bertahan (Tjiptono 2008). Kenaikan harga produk yang disertai penurunan mutu biasanya akan membuat pelanggan tidak akan mengkonsumsi produk itu kembali dikemudian hari. Hal tersebut akan menurunkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Itulah sebabnya konsumen akan mencari produk lain yang mempunyai mutu atau kualitas lebih baik. (Simamora 2004).

17 40 Gambar 15 Respon konsumen jika produk tidak tersedia Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 15 sebanyak 35% konsumen menyatakan tidak jadi membeli produk fish nugget komersil tersebut. Lalu sebanyak 26% konsumen akan mencari outlet lain yang menyediakan produk fish nugget komersil. kemudian sebanyak 20% akan tetap menunggu sampai stok produk fish nugget komersil tersedia kembali. Dan sisanya sebanyak 19% konsumen menjawab akan mencari produk lain yang menyediakan produk fish nugget komersil dengan merek lain. Barang dan jasa yang jarang atau tidak tersedia di pasaran dapat mempengaruhi konsumen terhadap pembelian. Biasanya pelanggan tetap atau yang biasa membeli barang atau jasa tersebut akan mempunyai waktu khusus dalam pembelian. Ketidaktersediaan barang atau jasa tersebut secara terus menerus, akan menyebabkan kepercayaan pelanggan tetap tersebut menurun. Produsen hendaknya menjaga kestabilan jumlah produknya di pasaran (Santoso dan Fandy 2006). Pada masa-masa tertentu seperti hari raya dan libur panjang, sering terjadi pasokan yang tidak stabil di pasar. Banyak wilayah yang terjadi penumpukan, sementara di wilayah lain banyak yang kekurangan. Hal ini membuat konsumen kesulitan dalam mencari produk yang diinginkan. Kestabilan jumlah produk sangat penting dilakukan oleh produsen agar konsumen tidak tergoda untuk memilih produk lain. Banyak dari produsen yang ketika produknya laris di pasaran lalu meningkatkan jumlah produksi tetapi terjadi penurunan mutu. Tentunya hal ini tidak diharapkan oleh para konsumen (Tjiptono 2008).

18 Analisis Korelasi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Fish Nugget Untuk mengetahui hubungan atau korelasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dapat menggunakan uji Spearman Correlation. Menurut Kotler (1997), analisis Spearman Correlation digunakan ketika terdapat dua variabel pengukuran (dalam hal ini adalah variabel x dan y) dan satu variabel nominal yang disembunyikan. Uji ini merupakan uji alternatif non-parametrik, dan digunakan ketika data tidak menemukan asumsi terhadap normalitas atau sebuah hubungan yang membentuk garis lurus. Pada penelitian ini jumlah variabel yang akan dianalisis sebanyak 15 variabel dan termasuk di dalamnya terdapat atribut-atribut produk fish nugget komersil tersebut. Variabel yang akan dianalisis antara lain usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pendapatan perbulan, pekerjaan, motivasi dalam mengkonsumsi fish nugget, manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi fish nugget komersil, sumber informasi pertama mengenai produk, media yang paling mempengaruhi produk fish nugget komersil, fokus atau pertimbangan awal konsumen, pengaruh iklan terhadap pembelian, cara dalam memutuskan pembelian produk, keputusan jika harga naik dan terakhir adalah keputusan ketika produk fish nugget komersil tersebut tidak tersedia. Variabel yang diuji merupakan pertanyaan-pertanyaan dari instrumen kuesioner. Variabel yang diuji adalah pertanyaan dengan kode P3 hingga P19. Namun terdapat pertanyaan yang tidak masuk dalam kriteria ini, yaitu pertanyaan kepuasan terhadap produk fish nugget dengan kode P17. Pertanyaan ini tidak masuk kriteria dalam analisis spearman rank correlation karena memiliki nilai 100%. Nilai tersebut tidak dapat dihitung karena tidak terdapat nilai pembandingnya yang lain. Tabel 3 menunjukkan ringkasan nilai p-value atau p-hitung yang dimiliki setiap variabel yang diteliti. Nilai p-value atau p-hitung dari variabel yang diteliti merupakan nilai korelasi dari Uji Spearman Correlation. Hasil perhitungan nilai p-value atau p-hitung yang ditunjukkan dapat dilihat pada Lampiran 6. Berikut ini adalah Tabel 3 dapat dilihat di bawah ini:

19 42 Tabel 3. Variabel dan Nilai p-value serta pengaruhnya No Variabel Nilai p- value Pengaruh 1 Usia 0,55 Tidak Signifikan 2 Jenis kelamin 0,15 Tidak Signifikan 3 Status pernikahan 0,65 Tidak Signifikan 4 Pendidikan terakhir 0,29 Tidak Signifikan 5 Pendapatan rata-rata perbulan 0,06 Signifikan 6 Pekerjaan 0,15 Tidak Signifikan 7 Motivasi dalam mengkonsumsi fish nugget 0,03 Signifikan 8 Manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi 0,08 Signifikan 9 Sumber informasi pertama mengenai produk 0,5 Tidak Signifikan 10 Media yang paling mempengaruhi produk 0,52 Tidak Signifikan 11 Fokus atau pertimbangan awal konsumen 0,14 Tidak Signifikan 12 Pengaruh iklan terhadap pembelian 0,04 Signifikan 13 Cara dalam memutuskan pembelian produk 0,12 Tidak Signifikan 14 Keputusan jika harga naik 0,08 Signifikan 15 Keputusan ketika produk tidak tersedia 0,4 Tidak Signifikan Berdasarkan Tabel 3 di atas, terdapat 10 variabel dengan nilai p-value atau p-hitung yang lebih besar dari nilai alpha (α). Interpretasi dari variabel dengan nilai p-value atau p-hitung yang lebih besar dari nilai alpha (α) adalah variabel tersebut tidak mempunyai korelasi dan tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hanya terdapat lima variabel yang memiliki nilai p-value atau p-hitung di bawah atau kurang dari nilai alpha (α) 0,1. Kelima variabel tersebut adalah pendapatan rata-rata perbulan, motivasi dalam mengkonsumsi produk fish nugget komersil, manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi produk fish nugget komersil tersebut, pengaruh iklan terhadap pembelian produk fish nugget komersil, dan terakhir keputusan konsumen jika harga produk fish nugget komersil naik.

20 43 Variabel pendapatan perbulan memiliki nilai p-value sebesar 0,06, sehingga memiliki interpretasi bahwa pendapatan perbulan mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel motivasi dalam mengkonsumsi fish nugget memiliki nilai p-value sebesar 0,03. Motivasi konsumen dalam mengkonsumsi produk komersil fish nugget mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi fish nugget komersil memiliki nilai p-value sebesar 0,08. Manfaat yang dicari konsumen dalam mengkonsumsi produk fish nugget komersil mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel pengaruh iklan terhadap pembelian fish nugget memiliki nilai p-value sebesar 0,04. Interpretasinya adalah bahwa pengaruh iklan terhadap pembelian mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel keputusan jika harga naik memiliki nilai p-value sebesar 0,08, sehingga memiliki interpretasi keputusan atau respon konsumen jika harga produk fish nugget komersil tersebut naik mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. 4.5 Perbandingan Dengan Produk Lain Produk fish nugget komersil merupakan produk fish nugget yang telah dikenal secara luas dan memang produk yang sudah terdapat di pasaran, baik pasar tradisional maupun pasar modern. Produk fish nugget komersil dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun di supermarket. Produk fish nugget komersil memiliki segmentasi pasar yang luas, namun produk ini lebih difokuskan kepada masyarakat dengan tingkat penghasilan di atas UMR, sehingga produk ini dapat dengan mudah ditemukan di supermarket seperti Carrefour, Giant dan Hypermart. Sementara produk fish nugget yang akan menjadi pembanding adalah produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Produk ini merupakan hasil produksi dari Mas Rizky yang bekerja pada Unit Produksi Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fish nugget ini diproduksi dengan menggunakan bahan dasar ikan lele (Clarias sp.).

21 44 Terdapat empat atribut yang akan dibandingkan antara produk fish nugget komersil dengan produk fish nugget buatan Departemen Teknologi Hasil Perairan yaitu, rasa, warna, tekstur dan aroma. Sebenarnya atribut yang akan diuji dapat lebih banyak daripada keempat atribut tersebut, namun fokus perhatian dari para konsumen dan penilaian utama yang akan dinilai adalah atribut rasa, warna, tekstur dan aromanya saja. Penilaian yang dinilai berdasarkan rating atau tingkat kepentingan produk tersebut. Rating tertinggi diberikan nilai 5 yaitu jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban sangat penting. Rating kedua diberikan nilai 4 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban cukup penting. Rating ketiga diberikan nilai 3 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban biasa saja. Rating keempat diberikan nilai 2 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban tidak terlau penting. Rating terakhir diberikan nilai 1 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban sangat tidak penting Perbandingan atribut rasa Atribut pertama yang dinilai konsumen adalah rasanya. Rasa merupakan hal pertama yang biasanya menjadi fokus perhatian dari sebuah produk oleh pasar konsumen. Atribut rasa produk fish nugget komersil yang dinilai oleh konsumen dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Atribut rasa produk fish nugget komersil Gambar 16 memperlihatkan sebanyak 52% konsumen menjawab sangat enak. Kemudian sebanyak 42% konsumen menjawab cukup enak. Hanya 6% saja yang menjawab biasa saja. Secara keseluruhan rasa dari fish nugget komersil dinilai sangat enak oleh konsumen. Selanjutnya produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan dapat dilihat pada Gambar 17.

22 45 Gambar 17 Atribut rasa produk fish nugget THP Gambar 17 menunjukkan sebanyak 44% konsumen menjawab cukup enak. Lalu sebanyak 38% konsumen menjawab sangat enak. Sedangkan sisanya sebanyak 18% menjawab biasa saja Perbandingan atribut warna Atribut selanjutnya yang akan dibandingkan adalah atribut wana. Warna yang menarik pada sebuah produk akan memberikan interpretasi yang baik bagi para konsumen. Atribut warna produk fish nugget komersil yang dinilai oleh konsumen dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18 Atribut warna produk fish nugget komersil Gambar 18 menunjukkan sebanyak 32% konsumen menjawab warna dari produk fish nugget komersil sangat menarik, dan 47% konsumen menjawab warnanya cukup menarik. Sedangkan 21% konsumen menjawab biasa saja. Hasil uji produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan dapat dilihat pada Gambar 19.

23 46 Gambar 19 Atribut warna produk fish nugget THP Dari Gambar 19 di atas, hasil penelitian menunjukkan sebanyak 17% konsumen menjawab warna dari produk fish nugget Departemen THP sangat menarik, dan sebanyak 60% konsumen menjawab cukup menarik. Sedangkan 17% konsumen menjawab biasa saja, dan sisanya 2% konsumen yang menjawab warna dari produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan dengan jawaban tidak terlalu menarik Perbandingan atribut tekstur Atribut ketiga yang dinilai adalah tekstur kedua produk tersebut. Atribut tekstur produk fish nugget komersil yang dinilai langsung oleh konsumen dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 Atribut tekstur produk fish nugget komersil Gambar 20 menunjukkan sebanyak 35% konsumen menjawab tekstur dari produk fish nugget komersil sangat kompak, dan sebanyak 50% konsumen menjawab cukup kompak, serta sisanya sebanyak 15% konsumen yang menjawab

24 47 bahwa tekstur dari produk fish nugget komersil biasa saja. Produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan yang diteliti memperlihatkan hasil seperti yang tercantum pada Gambar 21. Gambar 21 Atribut tekstur produk fish nugget THP Data menunjukkan bahwa sebanyak 20% konsumen menjawab dengan jawaban sangat kompak, dan sebagian besar konsumen, yaitu sebanyak 51%, menjawab cukup kompak. Konsumen yang menilai biasa saja sebanyak 29% Perbandingan atribut aroma Atribut terakhir yang dinilai adalah atribut aroma masing-masing produk tersebut. Hasil penilaian atribut aroma yang dinilai langsung oleh para responden pada produk fish nugget komersil dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22 Atribut aroma produk fish nugget komersil Gambar 22 menunjukkan sebanyak 51% konsumen menjawab aroma dari produk fish nugget komersil ini sangat harum, kemudian sebanyak 39% konsumen

25 48 menjawab cukup harum, dan hanya 10% konsumen yang menjawab biasa saja. Sebagai pembanding adalah fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan dapat dilihat pada Gambar 23. Gambar 23 Atribut aroma produk fish nugget THP Gambar 23 menunjukkan hasil penelitian dari produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan, hanya 19% konsumen yang menjawab sangat harum, dan sebanyak 61% menjawab bahwa aroma dari produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan itu cukup harum. Konsumen yang menilai biasa saja sebanyak 20%. 4.6 Uji Non-Parametrik untuk Membandingkan Kedua Produk Uji statistik non-parametrik, memberikan hasil yang relatif lebih rendah dibanding dengan uji parametrik. Untuk meningkatkan kebaikan hasil ujinya, ukuran sampel harus diperbesar. Akan tetapi bagaimanapun juga uji nonparametrik sangatlah mudah dimengerti dan relatif lebih sederhana dibandingkan dengan uji parametrik. Menurut Daniel (1990), uji non-parametrik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : 1) Uji sebuah sampel yang dibandingkan dengan menggunakan suatu distribusi tertentu, misalnya chi-kuadrat, binominal, normal dan distribusi lainnya. 2) Uji untuk dua grup independen (bebas) atau lebih. Perbandingan pemusatan dari dua buah distribusi yang diasumsikan mempunyai bentuk yang sama. Analisis Mann-Whitney digunakan untuk uji dua sampel independen. 3) Uji variabel berpasangan (paired) atau berhubungan (related) yang dipergunakan untuk membandingkan dua variabel untuk masing-masing

26 49 subjek. Biasanya digunakan uji Wilcoxon yang merupakan versi nonparametrik uji-t berpasangan atau dependen. Pada penelitian ini terdapat empat atribut yang dianalisis dari masingmasing produk fish nugget yaitu atribut rasa, warna, tekstur dan aroma. Sebenarnya dapat ditambahkan dengan atribut-atribut yang lain agar analisisnya lebih baik, tetapi atribut yang biasanya menjadi fokus paling utama oleh para konsumen adalah keempat atribut tersebut. Perbedaan rasa pasti akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Rasa yang lebih enak dari dua produk pastinya yang akan lebih dipilih oleh seorang konsumen. Pertimbangan rasa dari sebuah produk akan menjadi tolak ukur utama bagi para konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk tersebut. Lalu warna yang menarik dari sebuah produk pasti akan menjadi pertimbangan dari seorang konsumen. Rasa yang enak namun memiliki warna atau kenampakan yang tidak menarik tentunya tidak akan menjadi prioritas, sehingga warna yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kemudian tekstur dari produk fish nugget yang baik adalah produk yang memiliki tekstur tidak terlalu keras (alot) dan tidak terlalu lembek. Tekstur sebuah produk juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari seorang konsumen. Terakhir yang menjadi pertimbangan konsumen adalah aroma sebuah produk. Aroma berkaitan erat dengan ekspektasi seseorang, maksudnya adalah jika aroma yang menggugah selera tentu akan memiliki harapan bahwa produk tersebut enak rasanya. Keempat atribut ini sangat berkaitan erat dengan penginderaan seseorang terhadap sebuah produk. Tentunya setiap konsumen sangat berharap produk yang dikonsumsinya tidak mengecewakan dari keempat atribut tersebut. Kepuasaan terhadap suatu produk akan menentukan keputusan pembelian di kemudian hari. Untuk memudahkan pencarian nilai p-value, maka semua hasil scoring dijumlahkan dan kemudian dicari nilai mean atau rataannya. Nilai mean didapat dengan menjumlahkan semua hasil scoring yang telah dinilai oleh para konsumen lalu dibagi dengan jumlah data yang digunakan. Jumlah data dari masing-masing produk berjumlah 100. Total dari kedua produk fish nugget yang diuji yaitu 200 data. Tabel 4 yang menunjukkan nilai mean dari masing-masing produk.

27 50 Tabel 4 Nilai mean atau rataan dari masing-masing produk Atribut Komersil THP Rasa 4,460 4,200 Warna 4,410 3,920 Tekstur 4,200 3,910 Aroma 4,410 3,990 Setelah nilai mean didapatkan maka nilai asymtot sigma (2-tailed) dari masing-masing atribut dapat dicari. Selang kepercayaan yang digunakan adalah 90% atau alpha 0,1 dan H 0 ditolak jika nilai asymtot sigma (2-tailed) lebih kecil dari nilai alpha. Selajutnya H 1 diterima jika nilai asymtot sigma (2-tailed) lebih kecil dari nilai alpha. Kemudian dapat dilihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan nyata antara fish nugget komersil dengan fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, sehingga akan memberikan interpretasi bahwa produk fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan. Tabel 5 menunjukkan nilai asymtot sigma (2-tailed) dan pengaruh produk fish nugget komersil terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan. Tabel 5 Atribut, nilai asymtot sigma (2-tailed) dan pengaruhnya Atribut Asymp.Sig. (2-tailed) Pengaruh Rasa 0,011 Signifikan Warna 0,066 Signifikan Tekstur 0,004 Signifikan Aroma 0,000 Signifikan Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa semua atribut yang ada menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1. Pada atribut rasa, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,011, sehingga memiliki interpretasi, atribut rasa produk fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

28 51 Pada atribut warna, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,066, sehingga memiliki interpretasi, atribut warna produk fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan. Pada atribut tekstur, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,004, sehingga memiliki interpretasi, atribut tekstur produk fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan. Pada atribut aroma, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,000, sehingga memiliki interpretasi, atribut tekstur produk fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan (dapat dilihat pada Lampiran 6). Nilai mean atau rataan dari produk fish nugget komersil lebih tinggi dari produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan pada keseluruhan atribut. Produk fish nugget komersil lebih diminati oleh para konsumen, jika dibandingkan dengan produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan. Dari kelima variabel yang memberikan pengaruh berbeda nyata dan hasil signifikan terhadap pembelian fish nugget komersil, yaitu pendapatan rata-rata perbulan, motivasi utama dalam pembelian fish nugget komersil, manfaat yang ingin didapat dalam mengkonsumsi fish nugget komersil, pengaruh iklan terhadap pembelian dan keputusan jika harga naik maka dapat dilakukan inovasi terhadap produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan jika dikombinasikan dengan keempat atribut untuk mencipatakan produk yang enak dan bisa diterima oleh masyarakat luas. Produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan harus menciptakan rasa yang lebih disukai oleh para konsumen. Bahan baku utama fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan adalah ikan lele. Sebaiknya bahan baku diganti menjadi ikan laut agar rasanya menjadi lebih enak walaupun harga dari produk akan naik. Jika kita melihat motivasi utama dan manfaat yang ingin didapat dari mengkonsumsi fish nugget komersil adalah keutamaan gizinya, maka Produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan juga harus mengutamakan aspek gizi dan kesehatannya. Perlu dilakukan inovasi, yaitu

29 52 dengan menambahkan sayur-sayuran dalam formulanya, tidak menambahkan pengawet dan juga pewarna. Konsumen dengan pendapatan rata-rata perbulan yang tinggi akan membeli produk yang bergizi baik tanpa memperdulikan harga dari produk tersebut. Inovasi selanjutnya adalah fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan perlu membuat kemasan produk yang menarik dan melakukan promosi, karena pengaruh iklah terhadap pembelian sangat menentukan keputusan pembelian. Departemen Teknologi Hasil Perairan juga harus dapat mengontrol kondisi harga dan ketersediaan produk jika nanti dilepas dipasaran. Kondisi harga yang tidak stabil dan sering mengalami kenaikan akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Ketersediaan produk juga harus dikontrol agar nantinya konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan. Dengan melihat kelima variabel dan keempat atribut yang dinilai oleh para konsumen fish nugget komersil, bukan tidak mungkin jika produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan akan menjadi competitor pada perdagangan produk nugget berbahan dasar ikan. Saat ini sudah banyak konsumen yang memiliki gaya hidup dengan mengkonsumsi makanan sehat dalam keseharian mereka. Peluang ini lah yang harus dimanfaatkan bagi Departemen Teknologi Hasil Perairan untuk menciptakan produk yang lebih baik lagi kedepannya. Institut Pertanian Bogor yang memiliki harapan untuk mengabdi kepada masyarakat luas dapat dilakukan oleh Departemen Teknologi Hasil Perairan dengan cara memproduksi dan memasarkan produk-produk unggulannya yang bermutu tinggi dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER Kuesioner sebagai alat ukur dalam rangka mengumpulkan data harus mampu menghasilkan data yang valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK 77 Lampiran 1. KUESIONER Kuesioner ini merupakan salah cara pengumpulan data dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

Petunjuk : Isilah atau berilah tanda (X) pada salah satu jawaban Anda.

Petunjuk : Isilah atau berilah tanda (X) pada salah satu jawaban Anda. Lampiran 1 No Responden : Hari/Tanggal : KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KEPUASAAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN BEBEK KALEYO DI JAKARTA TIMUR Lembaran kuesioner ini digunakan untuk pengumpulan data konsumen

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion. VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi

Lebih terperinci

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood VI. HASIL ANALISIS 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood Karakteristik konsumen dievaluasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a) merumuskan masalah

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat, banyak produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang sejenis dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun 2005 2008 Tahun Laki-laki Perempuan Total Pertumbuhan (jiwa) (jiwa) (jiwa) (persen) 2005 424,819 406,752 831,571 1.32 2006 431,862

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Beras Secara garis besar jenis beras yang ada dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu beras pera dan beras pulen. Beras pulen umumnya dihasilkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : 4. Alamat :

II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : 4. Alamat : LAMPIRAN 1. KUESIONER ANALISIS PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TAHU DJADI SARI KOTA BOGOR JAWA BARAT Responden yang terhormat, Saya Dedy Iskandar Manurung (H34080061) adalah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Keripik Buah Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar menjadi kelompokkelompok pembeli yang berbeda sesuai dengan kebutuhan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Taktik dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah rumah makan Bakso Idola di Klaten. Bakso Idola adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

Petunjuk Pengisian : Isilah/berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih di bawah ini.

Petunjuk Pengisian : Isilah/berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih di bawah ini. LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu/saudara/i yang terhormat, Saya bernama Rosselina Cindy Kautsar (H24080061), Mahasiswi Program Sarjana Manajemen, Departemen

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

tidak lagi sebagai seller's market tetapi lebih sebagai buyer's market yang lebih

tidak lagi sebagai seller's market tetapi lebih sebagai buyer's market yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat di dunia bisnis dalam era globalisasi mengharuskan perusahaan untuk dapat memanfaatkan segala peluang yang ada dalam pasar agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan era globalisasi, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Globalisasi mempunyai dampak yang luas tidak hanya pada sektor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan harapan kosumen. Taktik dan strategi inilah yang ditempuh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan harapan kosumen. Taktik dan strategi inilah yang ditempuh perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan kosumen. Taktik dan strategi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner KUISIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKATKEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GORENG FATMAWATI BOGOR JAWA BARAT

Lampiran 1. Kuisioner KUISIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKATKEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GORENG FATMAWATI BOGOR JAWA BARAT LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner No Responden : Hari / Tanggal Pengisian : No Tlp / Hp : KUISIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKATKEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GORENG FATMAWATI BOGOR JAWA BARAT Lembaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat. Setiap tahun banyak produk-produk inovasi terbaru yang muncul di pasaran, tak terkecuali laptop. Laptop

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN

PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN 1 PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN Giovanni Fatimathuz Zahra Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Karakteristik identitas responden adalah profil terhadap obyek penelitian yang dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang cukup besar pada keadaan perekonomian Indonesia. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang cukup besar pada keadaan perekonomian Indonesia. Dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan jaman yang begitu pesat dewasa ini menyebabkan suatu perubahan dampak yang cukup besar pada keadaan perekonomian Indonesia. Dengan adanya perubahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan 9 III. METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Riset atau penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis, terarah, dan bertujuan. Maka data atau informasi yang dikumpulkan relevan dengan persoalan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin diyakini bahwa setiap kemajuan usaha selalu membawa masalah-masalah dan kesempatan bagi perusahaan. Dengan semakin besarnya perusahaan maka semakin

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dibagi menjadi lima tahap, yaitu (1) penyusunan kuesioner, (2) pembuatan kuesioner online, (3) uji coba kuesioner, (4) pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Saya adalah Silvia Anggraeny (NIM : ),Mahasiswa Universitas Esa

KUESIONER PENELITIAN. Saya adalah Silvia Anggraeny (NIM : ),Mahasiswa Universitas Esa KUESIONER PENELITIAN Saya adalah Silvia Anggraeny (NIM : 203--055),Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi & Bisnis Jurusan Manajemen yang berfokus pada bidang Pemasaran, Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang penulis berhasil dikumpulkan kemudian akan diolah dengan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu persepsi kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

IV. ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK PALEMBANG

IV. ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK PALEMBANG 52 IV. ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK PALEMBANG Analisis yang digunakan dalam pembahasan ini meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau, BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi pada empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

Lebih terperinci

kontingensi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen lakilaki

kontingensi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen lakilaki BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini analisis yang dipakai adalah analisis deskriptif dan analisis statistika. Analisis statistika meliputi analisis chi square dan analisis koefisien kontingensi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Responden Penulis telah menyebarluaskan kuesioner guna mendapatkan data mengenai karakteristik responden dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini yang akan dilakukan yaitu meneliti mutu organoleptik terhadap inovasi produk cookies lidah kucing berbahan dasar

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Lembaga Pertanian Sehat Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang memiliki dasar pemikiran bahwa bagi Bangsa Indonesia, pertanian adalah bagian

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota Bogor. Tiap perusahaan akan mengunggulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Mega Ariani, Taslim, dan Anita Fitriani Jurusan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN Berdasarkan analisis terhadap karakteristik konsumen, analisis terhadap proses keputusan pembelian produk, analisis terhadap tingkat kepentingan dan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Metode penelitian merupakan suatu proses berpikir yang terdiri dari tahap-tahap

BAB III METODOLOGI. Metode penelitian merupakan suatu proses berpikir yang terdiri dari tahap-tahap 3 BAB III METODOLOGI Metode penelitian merupakan suatu proses berpikir yang terdiri dari tahap-tahap penelitian yang harus diterapkan sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas. Proses ini

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Sayuran Organik Karakteristik responden pada penelitian ini dikaji berdasarkan jenis kelamin, umur, status pernikahan, pendidikan terakhir,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LANDASAN BERFIKIR Persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan konsumen semakin ketat. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus menempatkan kepuasan sebagai tujuan utama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan

Lebih terperinci

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN VI KARAKTERISTIK RESPONDEN Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara pada 94 orang responden. Jumlah responden tersebut ditentukan dengan metode slovin yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Diskripsi responden digunakan untuk mengidentifikasi karakteristikkarakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif melalui desain studi Cross Sectional Observational untuk menilai tingkat kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor dihadapi restoran yaitu persentase keuntungan dari penerimaan penjualan dengan nilai yang kecil serta penerimaan restoran yang terus berfluktuasi setiap bulannya. Bakso Kota Cakman Bogor menggunakan system

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Konsumen Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir yang pernah atau sedang diikuti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia peluang industri mobil untuk dapat berkembang cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu sarana transportasi bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART 6.1. Karakteristik Umum Responden Konsumen yang berbelanja di Prima Fresh Mart (PFM) memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango.

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis karena kebutuhan dan keinginan konsumen yang pada

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis karena kebutuhan dan keinginan konsumen yang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman yang semakin maju dan modern, ketatnya persaingan dalam dunia industri menuntut setiap perusahaan untuk peka dalam mengantisipasi segala kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu produk dengan keunggulan berbeda-beda. Situasi ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu produk dengan keunggulan berbeda-beda. Situasi ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk menciptakan suatu produk dengan keunggulan berbeda-beda. Situasi ini menuntut adanya persaingan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN 55 VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN Proses pengambilan keputusan seseorang untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk ataupun jasa dipengaruhi oleh karakteristik

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim BAB VI LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim Usaha bapak Salim merupakan sebuah usaha yang keliling dengan menggunakan sepeda motor dengan sebuah keranjang untuk menampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di dalam dunia bisnis. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih baik

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan dunia usaha harus

BAB l PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan dunia usaha harus BAB l PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat. Terlebih dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan dunia usaha harus mengalami penurunan.

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 50 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 6.1 Hubungan antara Karakteristik Anggota Komunitas dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone

METODE PENELITIAN. Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup & Objek Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Manajemen Pemasaran dan Perilaku Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone merek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA ( Studi Kasus Konsumen di Depok) : Ridha Raudah Husni NPM :

ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA ( Studi Kasus Konsumen di Depok) : Ridha Raudah Husni NPM : ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA ( Studi Kasus Konsumen di Depok) Nama : Ridha Raudah Husni NPM : 18211370 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Dr. Sri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang dan jasa, sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang dan jasa, sebaiknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang dan jasa, sebaiknya dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau jasa

Lebih terperinci

BABIV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BABIV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BABIV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian di lapanga, maka diperolen data prjmer yang diperlukan guna me guji hipotesis yang te ah dikemukakan ^ ^.ersebu, diperoleh dari 100 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dengan harapan tidak menghilangkan identitas kota sebagai kota warisan

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dengan harapan tidak menghilangkan identitas kota sebagai kota warisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Kota Surakarta dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dengan harapan tidak menghilangkan identitas kota sebagai kota warisan budaya.

Lebih terperinci