BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature kerja dan mengurangi fungsi pelumasan sehingga akan mempercepat kerusakan komponen sistem hidrolik yang lain. Berdasarakan hal itu maka kerusakan oli dan filter hidrolik memiliki nilai severity : 2 antara lain : Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan oli dan filter hidrolik 1. Usia pakai oli hidrolik. 2. Adanya material asing yang masuk kedalam sistem hidrolik. 3. Sistem hidrolik bekerja dalam waktu yang lama dan terus menerus. Kerusakan oli dan filter hidrolik dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 1 45

2 Menghitung nilai Ppk : x = 6 q = 1 0,05 = 0,95 η = 20. 0,05 = 1 = n. p. q = 20. 0,05. 0,95 = = 0,9746 Z = = = 5,130 Jadi kerusakan oli dan filter hidrolik memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 2 x 1 x 1 = 2 Jadi nilai RPN dari kerusakan oli dan filter hidrolik adalah 2. 46

3 Langkah langkah pencegahan serta perbaikan pada kerusakan oli dan filter hidrolik : 1. Lakukan penggantian oli dan filter hidrolik secara berkala. 2. Lakukan pemeriksaan kondisi oli secara visual serta memastikan tidak adanya material asing yang masuk kedalam sistem hidrolik. 3. Pergunakan forklift sesuai dengan petunjuk pemakaian yang terdapat didalam workshop manual Hose Pecah Kerusakan pada hose hidrolik dapat menyebabkan gagalnya kerja sistem hidrolik, sehingga forklift kehilangan salah satu fungsi utama dari forklift. Berdasarakan hal itu maka kerusakan hose memiliki nilai severity : 8. Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada hose antara lain : 1. Usia pakai hose telah terlewati. 2. Kondisi dan posisi pulley hose pada mast sudah tidak bagus. 3. Pemasangan hose yang tidak tepat. Kerusakan hose dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 1 47

4 Menghitung nilai Ppk : x = 8 q = 1 0,066 = 0,934 η = 15. 0,066 = 0,99 = n. p. q = 15. 0,066. 0,934 = = 0,962 Z = = = 7,286 Jadi kerusakan hose memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 1 = 8 Jadi nilai RPN dari kerusakan hose adalah 8. 48

5 antara lain : Langkah langkah pencegahan serta perbaikan pada kerusakan hose 1. Lakukan penggantian hose ketika terlihat ada tanda tanda kerusakan atau keretakan pada hose sebelum terjadinya kebocoran. 2. Lakukan pemeriksaan kondisi dan posisi pulley. Jika posisi pulley tidak tepat maka lakukan penyetelan dan lakukan penggantian pulley jika kondisi pulley sudah tidak bagus. 3. Pastikan pemasangan hose telah tepat Cylinder Bocor Kebocoran pada cylinder hidrolik dapat menyebabkan gagalnya kerja sistem hidrolik sehingga forklift kehilangan salah satu fungsi utamanya.. Berdasarakan hal itu maka kebocoran cylinder memiliki nilai severity : 8 antara lain : Faktor penyebab terjadinya kerusakan atau kebocoran pada cylinder 1. Kerusakan pada seal yang disebabkan oleh material asing. 2. Kerusakan pada seal yang disebabkan oleh kerusakan pada root cylinder. 3. Kerusakan pada root cylinder yang diakibatkan oleh benturan. Dalam proses perawatan sangat rendah kemungkinan untuk mendeteksi kebocoran cylinder sehingga memiliki nilai detection : 4 49

6 Menghitung nilai Ppk : x = 10 q = 1 0,083 = 0,917 η = 12. 0,083 = 0,99 = n. p. q = 12. 0,083. 0,917 = = 0,955 Z = = = 9,434 Jadi kerusakan cylinder memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 4 = 32 Jadi nilai RPN dari kerusakan cylinder adalah

7 Langkah langkah perbaikan dan pencegahan kerusakan atau kebocoran pada cylinder antara lain : 1. Lakukan penggantian seal yang rusak dan pastikan tidak ada material asing yang masuk kedalam cylinder. 2. Lakukan pemeriksaan pada root cylinder dari adanya kerusakan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada seal. 3. Hindarkan tube dan root cylinder dari benturan Tie Rod Rusak Kerusakan pada tie rod dapat menyebabkan terganggunya sistem steering akan tetapi sistem steering tetap dapat berjalan dengan baik. Berdasarakan hal itu maka kerusakan tie rod memiliki nilai severity : 3 Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada tie rod antara lain : 1. Kurangnya pelumasan. 2. Kondisi jalan yang tidak rata atau berlubang. 3. Kondisi ruang kerja yang terlalu sempit. 4. Pemasangan atau penyetelan tie rod yang tidak tepat. Kerusakan tie rod dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 1 51

8 Menghitung nilai Ppk : x = 12 q = 1 0,10 = 0,90 η = 10. 0,10 = 1 = n. p. q = 10. 0,10. 0,90 = = 0,948 Z = = = 11,603 Jadi kerusakan tie rod memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 3 x 1 x 1 = 3 Jadi nilai RPN dari kerusakan tie rod adalah 3. 52

9 antara lain : Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada tie rod 1. Lakukan pelumasan pada tie rod ketika proses perawatan berkala. 2. Perbaiki kondisi jalan serta kondisi ruang kerja agar tidak terlalu sempit. 3. Periksa kondisi karet pada tie rod secara berkala dan lakukan penyetelan jika posisi pemasangan tie rod tidak tepat Bearing Motor Traction Rusak Kerusakan pada bearing motor traction dapat menyebabkan gagalnya kerja sistem traction sehingga forklift kehilangan fungsi utamanya. Berdasarakan hal itu maka kerusakan bearing motor traction memiliki nilai severity : 8 Faktor penyebab kerusakan pada bearing motor traction antara lain : 1. Usia pakai bearing telah terlewati. 2. Masuknya debu atau kotoran kedalam bearing yang dapat menyebabkan bearing macet. Kerusakan bearing motor traction tidak dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 5 Menghitung nilai Ppk : x = 12 53

10 q = 1 0,10 = 0,90 η = 10. 0,10 = 1 = n. p. q = 10. 0,10. 0,90 = = 0,948 Z = = = 11,603 Jadi kerusakan bearing motor traction memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 5 = 40 Jadi nilai RPN dari kerusakan bearing motor traction adalah 40. Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada bearing motor traction antara lain : 1. Lakukan pemeriksaan bearing motor traction dengan cara mendengarkan suara putaran motor. 54

11 2. Lakukan penggantian bearing motor traction apabila suara motor traction sudah menunjukan gejala kerusakan pada bearing motor. 3. Bersihkan motor traction dari debu atau kotoran secara berkala Bearing Sensor Rusak Kerusakan pada bearing sensor dapat menyebabkan gagalnya kerja sistem traction sehingga forklift kehilangan salah satu fungsi utamanya.. Berdasarakan hal itu maka kerusakan bearing sensor memiliki nilai severity : 8. lain : Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada bearing sensor antara 1. Usia pakai telah terlewati. 2. Masuknya debu atau kotoran kedalam bearing sensor. Dalam proses perawatan sangat sulit untuk mendeteksi kerusakan bearing sensor sehingga memiliki nilai detection : 10 Menghitung nilai Ppk : x = 10 q = 1 0,083 = 0,917 η = 12. 0,083 = 0,99 = n. p. q 55

12 = 12. 0,083. 0,917 = = 0,955 Z = = = 9,434 Jadi kerusakan bearing sensor memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 10 = 80 Jadi nilai RPN dari kerusakan bearing sensor adalah 80. Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada bearing sensor antara lain : 1. Lakukan pemeriksaan input voltage yang menuju bearing sensor yaitu sebesar 5 volt. 2. Lakukan pemeriksaan output voltage dari bearing sensor yaitu sebesar 0.8 volt 5 volt ketika beroperasi. 3. Lakukan penggantian bearing sensor jika output yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi diatas. 56

13 4. Bersihkan bearing sensor dari debu atau kotoran secara berkala Control Valve Bocor Kebocoran pada control valve dapat mengurangi performa kinerja sistem hidrolik. Berdasarakan hal itu maka kebocoran control valve memiliki nilai severity : 5 lain : Faktor yang dapat menyebabkan kebocoran pada control valve antara 1. Terjadi kerusakan pada O ring control valve akibat usia pakai yang telah terlewati. 2. Terjadi kerusakan pada O ring control valve akibat oli hidrolik yang sudah tidak layak dipakai. Kebocoran control valve dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 2 Menghitung nilai Ppk : x = 16 q = 1 0,133 = 0,867 η = 7,5. 0,133 = 0,99 = n. p. q = 7,5. 0,133. 0,867 57

14 = = 0,929 Z = = = 16,157 Jadi kebocoran control valve memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 5 x 1 x 2 = 10 Jadi nilai RPN dari kebocoran control valve adalah 10. Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kebocoran pada control valve antar lain : 1. Lakukan penggantian oli hidrolik secara berkala. 2. Lakukan pemeriksaan kebocoran pada control valve secara visual dan lakukan penggantian O ring ketika terlihat ada kebocoran sebelum kebocoran tersebut menjadi lebih parah dan mengakibatkan sistem hidrolik tidak dapat bekerja dengan maksimal. 58

15 4.1.8 Baterai Lemah/Rusak Kerusakan pada baterai dapat menyebabkan operasi forklift secara keseluruhan. Berdasarakan hal itu maka kerusakan baterai memiliki nilai severity : 8 Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada baterai antara lain : 1. Kurangnya perhatian terhadap level electrolyte. 2. Temperatur baterai terlalu tinggi akibat digunakan secara terus menerus. 3. Proses pengisian baterai yang tidak tepat seperti menghentikan proses pengisian sebelum baterai dalam kondisi penuh. Proses perawatan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk mendeteksi kerusakan baterai sehingga kerusakan baterai memiliki nilai detection : 3 Menghitung nilai Ppk : x = 36 q = 1 0,30 = 0,70 η = 3,33. 0,30 = 0,99 = n. p. q = 3,33. 0,30. 0,70 59

16 = = 0,832 Z = = = 42,079 Jadi kerusakan baterai memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 3 = 24 Jadi nilai RPN dari kerusakan baterai adalah 40. antara lain : Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada baterai 1. Periksa level electrolyte setiap hari dan tambahkan electrolyte jika permukaan electrolye berada dibawah level yang diharuskan. 2. Tunggu suhu baterai setara dengan suhu ruangan sebelum melakukan pemakaian baterai dan proses pengisian. 3. Lakukan proses pengisian baterai sebelum tenaga baterai benar benar habis dan lakukan pengisian baterai hingga tenaga baterai terisi penuh. 60

17 4.1.9 Micro Proccessor Unit Rusak Kerusakan pada micro processor unit dapat menyebabkan forklift kehilangan seluruh fungsi utamanya. Berdasarakan hal itu maka kerusakan micro processor unit memiliki nilai severity : 8 Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada MPU antara lain : 1. Terjadi hubungan arus pendek pada wiring control unit. 2. Connector yang tidak tersambung dengan baik sehingga menyebabkan suhu berlebih. 3. Kerusakan pada komponen lain yang dapat menimbulkan kerusakan pada MPU. Kerusakan micro processor unit tidak dapat dideteksi dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 10 Menghitung nilai Ppk : x = 24 q = 1 0,20 = 0,80 η = 5. 0,20 = 1 = n. p. q = 5. 0,20. 0,80 = 61

18 = 0,894 Z = = = 25,727 Jadi kerusakan micro processor unit memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 10 = 80 Jadi nilai RPN dari kerusakan micro processor unit adalah 80. antara lain : Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada MPU 1. Periksa wiring control unit dari kemungkinan adanya hubungan arus pendek. 2. Periksa sambungan dari setiap connector yang ada pada MPU. 3. Periksa komponen komponen elektronik yang berhubungan dengan MPU. 62

19 Condensor Rusak Kerusakan pada condensor dapat menyebabkan turunnya performa dari kinerja forklift. Berdasarakan hal itu maka kerusakan condenser memiliki nilai severity : 5 yaitu : Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada condenser antara lain 1. Usia pakai dari condenser telah terlewati. 2. Adanya hubungan arus pendek antara kutub positif baterai dengan kutub negative baterai. 3. Adanya kerusakan komponen elektronik pada control unit. Kerusakan condensorn dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 1 Menghitung nilai Ppk : x = 5 q = 1 0,042 = 0,958 η = 24. 0,042 = 1 = n. p. q = 24. 0,042. 0,958 = 63

20 = 0,978 Z = = = 4,089 Jadi kerusakan condensor memiliki nilai occurrence : 2 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 5 x 2 x 1 = 10 Jadi nilai RPN dari kerusakan condenser adalah 10 Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada condensor antara lain : 1. Ganti condensor secara berkala. 2. Periksa wiring control unit dari kemungkinan adanya hubungan arus pendek. 3. Ganti condensor saat terjadi kerusakan komponen elektronik pada control unit. 64

21 Contactor Aus Keausan pada contactor dapat menyebabkan seluruh sistem operasional forklift sehingga forklift kehilangan seluruh fungsi utama. Berdasarakan hal itu maka kerusakan micro processor unit memiliki nilai severity : 8 yaitu : Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada contactor antara lain 1. Contact tip pada contactor sudah tipis. 2. Permukaan contact tip yang tidak rata sehingga timbul percikan bunga api. 3. Permukaan contact tip meleleh sehingga kedua contact tip selalu menempel. Keausan contactor dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 1 Menghitung nilai Ppk : x = 24 q = 1 0,20 = 0,80 η = 5. 0,20 = 1 = n. p. q 65

22 = 5. 0,20. 0,80 = = 0,894 Z = = = 25,727 Jadi keausan contactor memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 1 = 8 Jadi nilai RPN dari keausan contactor adalah 8. Langkah- langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada contactor antara lain : 1. Ganti contact tip ketika tebal contact tip mulai menipis. 2. Ratakan permukaan contact tip dengan amplas ketika permukaan contact tip tidak rata. 3. Ganti contact tip ketika muncul tanda tanda meleleh pada permukaan contact tip. 66

23 Microswicth Rusak Kerusakan pada microswitch dapat menyebabkan gagalnya kerja beberapa sistem operasional forklift sehingga forklift bisa kehilangan salah satu fungsi utama. Berdasarakan hal itu maka kerusakan bearing motor traction memiliki nilai severity : 8 lain : Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada microswitch antara 1. Adanya kerusakan pada contact tip. 2. Banyak debu yang masuk kedalam microswitch sehingga contact tip tidak dapat terhubung dengan baik. Kerusakan microswitch dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 2 Menghitung nilai Ppk : x = 12 q = 1 0,10 = 0,90 η = 10. 0,10 = 1 = n. p. q = 10. 0,10. 0,90 = 67

24 = 0,948 Z = = = 11,603 Jadi kerusakan microswitch memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 2 = 16 Jadi nilai RPN dari kerusakan microswitch adalah 16. Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada microswitch antara lain : 1. Periksa kondisi contact tip secara berkala. 2. Bersihkan microswitch dari debu dan kotoran secara berkala sehingga kotoran tidak masuk kedalam microswitch Kipas Rusak Kerusakan pada kipas dapat menyebabkan suhu yang berlebih dalam control unit sehingga akan mempercepat kerusakan komponen yang lain. Akan tetapi kerusakan kipas tidak berpengaruh terhadap sistem kerja forklift 68

25 keseluruhan. Berdasarakan hal itu maka kerusakan kipas memiliki nilai severity : 4 Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada kipas antara lain : 1. Tegangan input kipas yang tidak stabil. 2. Banyaknya debu yang masuk kedalam motor penggerak kipas. Kerusakan kipas tidak dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 3 Menghitung nilai Ppk : x = 24 q = 1 0,20 = 0,80 η = 5. 0,20 = 1 = n. p. q = 5. 0,20. 0,80 = = 0,894 Z = = = 25,727 69

26 Jadi kerusakan kipas memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 4 x 1 x 3 = 12 Jadi nilai RPN dari kerusakan kipas adalah 12. antara lain : Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan pada kipas 1. Periksa tegangan yang menuju kipas yaitu 48 Volt. 2. Bersihkan debu dan kotoran yang ada pada kipas secara berkala kanvas Rem Aus Keausan pada kanvas rem dapat menyebabkan berkurangnya kinerja sistem rem, akan tetapi bisa dilakukan penyetelan agar sistem rem dapat berjalan baik. Berdasarakan hal itu maka keausan kanvas rem memiliki nilai severity : 5 Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan atau keausan pada kanvas rem antara lain : 1. Kondisi kanvas yang sudah tipis akibat pemakaian. 2. Kanvas terkena tetesan minyak rem yang mengakibatkan kanvas tidak dapat berfungsi dengan baik. 70

27 Keausan kanvas rem dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 2 Menghitung nilai Ppk : x = 12 q = 1 0,10 = 0,90 η = 10. 0,10 = 1 = n. p. q = 10. 0,10. 0,90 = = 0,948 Z = = = 11,603 Jadi keausan kanvas rem memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 5 x 1 x 2 = 10 71

28 Jadi nilai RPN dari keausan kanvas rem adalah 10. Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan atau keausan pada kanvas rem antara lain : 1. Lakukan penyetelan posisi kanvas ketika tebal kanvas mulai berkurang. 2. Lakukan penggantian kanvas ketika kanvas sudah tipis. 3. Lakukan pemeriksaan secara berkala pada tromol rem untuk melihat adanya kebocoran minyak rem pada silinder rem Master Rem Bocor Kebocoran pada master rem sangat berbahaya karena forklift kehilangan daya pengereman. Berdasarakan hal itu maka kerusakan kipas memiliki nilai severity : 9. Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan atau kebocoran pada master rem antara lain : 1. Usia seal kit pada master rem telah terlewati. 2. Kondisi minyak rem yang tidak bagus sehingga mempercepat kerusakan pada master rem. Kebocoran master rem dapat dideteksi dengan mudah dalam proses perawatan sehingga memiliki nilai detection : 2 72

29 Menghitung nilai Ppk : x = 24 q = 1 0,20 = 0,80 η = 5. 0,20 = 1 = n. p. q = 5. 0,20. 0,80 = = 0,894 Z = = = 25,727 Jadi kebocoran master rem memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 9 x 1 x 2 = 18 Jadi nilai RPN dari kebocoran master rem adalah

30 Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan atau kebocoran pada master rem antara lain : 1. Lakukan penggantian seal kit pada master rem secara berkala. 2. Lakukan pemeriksaan kondisi minyak rem secara berkala. 3. Lakukan penggantian minyak rem jika kondisi minyak rem sudah tidak bagus Charger Rusak Kerusakan pada charger dapat menghentikan semua operasional forklift karena charger merupakan sumber pengisian baterai. Berdasarkan hal itu maka kerusakan charger nilai severity : 8 Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada charger antara lain : 1. Tegangan listrik yang menuju charger tidak stabil dan tidak sesuai dengan tapping charger. 2. Proses penggunaan charger yang tidak sesuai prosedur seperti melepas charger tanpa terlebih dahulu menekan tombol stop pada charger. Proses perawatan sangat sulit untuk mendeteksi kerusakan charger sehingga kerusakan baterai memiliki nilai detection : 10 Menghitung nilai Ppk : x = 36 74

31 q = 1 0,30 = 0,70 η = 3,33. 0,30 = 0,99 = n. p. q = 3,33. 0,30. 0,70 = = 0,832 Z = = = 42,079 Jadi kerusakan charger memiliki nilai occurrence : 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection = 8 x 1 x 10 = 80 Jadi nilai RPN dari kerusakan charger adalah

32 antara lain : Langkah langkah pencegahan dan perbaikan pada kerusakan charger 1. Periksa sumber tegangan listrik yang menuju charger yaitu sebesar volt dan sesuaikan dengan tapping charger. 2. Periksa output dari charger ketika proses pengisian yaitu sebesar Volt dengan arus sebesar Ampere. 3. Lakukan proses pengisian sesuai prosedur seperti menekan tombol stop sebelum melepas charger dari baterai Carbon Brush Motor Steering Aus Keausan carbon brush motor steering dapat menghentikan kerja sistem steering dari forklift. Berdasarakan hal itu maka keausan carbon brush motor steering memiliki nilai severity : 8 Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada carbon brush motor steering antara lain : 1. Usia pakai carbon brush yang telah terlewati. 2. Permukaan armature yang tidak rata sehingga menimbulkan percikan bunga api. 3. Banyak debu dan kotoran yang masuk kedalam motor steering yang menyebabkan carbon brush tidak dapat menempel armature dengan baik. 76

33 Keausan carbon brush motor steering dapat dideteksi dengan mudah pada saat proses perawatan, sehingga keausan carbon brush motor steering memiliki nilai detection : 1 Menghitung nilai Ppk : x = 36 q = 1 0,30 = 0,70 η = 3,33. 0,30 = 0,99 = n. p. q = 3,33. 0,30. 0,70 = = 0,832 Z = = = 42,079 Jadi keausan carbon brush motor steering memiliki nilai occurrence sebesar: 1 Menghitung nilai RPN : RPN = Severity x Occurrence x Detection 77

34 = 8 x 1 x 1 = 8 Jadi nilai RPN dari keausan carbon brush motor steering adalah 8. Langkah langkah pencegahan dan perbaikan kerusakan atau keausan pada carbon brush motor steering antara lain : 1. Lakukan pemeriksaan kondisi carbon brush secara berkala dan lakukan penggantian ketika carbon brush hampir menyentuh batas ketebalan minimal. 2. Lakukan pemeriksaan permukaan armature secara berkala dan lakukan perbaikan ketika permukaan armature tidak rata. 3. Bersihkan debu dan kotoran yang ada pada motor steering secara berkala. 78

35 4.2. Pengolahan Data dalam Tabel FMEA Data yang telah diperoleh dan dihitung nilai severity, occurrence, detection serta RPN tersebut dimasukkan kedalam tabel FMEA beserta penyebab kerusakan dan langkah yang harus dilakukan untuk menangani tersebut. 79

36 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Oli dan filter hidrolik kotor Hose pecah Suhu kerja oli cepat naik 2 Kemampua n filter untuk menyaring berkurang Sistem hidrolik tidak dapat beroperasi 8 Oli dan filter telah melewati masa pakai (1000hours) Terjadi gesekan Hose telah melewati usia pakai 1 1 Pergantian oli dan filter secara berkala Lakukan pengecekan rutin terhadap kondisi hose secara berkala Ganti oli dan filter hidrolik yang kotor Ganti hose yang pecah 80

37 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Cylinder bocor Tie rod rusak Sistem hidrolik tidak dapat beroperasi Terdapat gangguan minor dalam sistem steering 8 Seal pada cylinder rusak 3 Kurangnya pelumasan Karet tie rod sobek atau rusak 1 1 Lakukan pengecekan cylinder secara berkala Lakukan pengecekan rutin dan pelumasan terhadap tie rod secara berkala 4 32 Ganti seal cylinder yang rusak 1 3 Ganti tie rod yang rusak 81

38 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Bearing motor traction rusak Bearing sensor rusak Sistem traction tidak dapat beroperasi Sistem traction tidak dapat beroperasi 8 8 Bearing telah melewati masa pakai Bearing telah melewati masa pakai Output MPU menuju bearing tidak sesuai 1 1 Lakukan pengecekan dan pergantian bearing secara berkala Lakukan pengecekan rutin terhadap kerja sensor bearing secara berkala 5 40 Ganti bearing motor yang rusak Ganti bearing sensor yang rusak 82

39 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Control valve bocor Baterai rusak Performa sistem hidrolik menurun Seluruh sistem kerja tidak dapat beroperasi 5 8 Seal pada control valve rusak Masa usia pakai telah terlewati Sering kekurangan electrolite 2 1 Lakukan pengecekan rutin control valve secara berkala Periksa dan isi electrolyte baterai secara berkala 1 10 Ganti seal yang rusak Ganti baterai secara 3 24 keseluruan atau ganti cell yang rusak 83

40 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Potensi (failure Mode) MPU rusak Condenser rusak Potensi efek (failure Effect) Seluruh sistem operasional tidak dapat beroperasi Performa sistem traction dan hidrolik menurun Severity 8 5 Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Usia pakai MPU telah terlewati Adanya short pada komponen kelistrikan Usia pakai telah terlewati Adanya short pada komponen kelistrikan Occurrence 1 2 Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Lakukan pemeriksaan wiring dan komponen kelistrikan secara berkala Lakukan pengecekan rutin terhadap kondisi condenser secara berkala Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Ganti MPU dan periksa wiring serta komponen kelistrikan yang lain 1 10 Ganti condenser yang rusak Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN 84

41 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Contactor aus Microswitch rusak Semua sistem operasional tidak dapat beroperasi Sistem operasional tidak dapat beroperasi 8 8 Usia pakai telah terlewati 1 Banyak kotoran debu Contact tip rusak 1 Lakukan pengecekan dan pergantian part secara berkala Lakukan perawatan berkala 1 8 Ganti contactor yang rusak 2 16 Bersihkan microswitch dengan cairan pembersih atau ganti dengan part yang baru 85

42 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Kipas rusak Kanvas rem aus Suhu control unit meningkat ketika beroperasi Kinerja pengereman menurun 4 5 Kotoran memperberat kerja motor kipas Masa pakai komponen telah terlewati 1 1 Lakukan perawatan dan pembersihan secara berkala Lakukan perawatan dan pengecekan seraca berkala 3 12 Ganti kipas yang rusak 2 10 Ganti kanvas yang rusak jika sudah tidak bisa disetel 86

43 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Master rem bocor Charger rusak Sistem pengereman tidak dapat berfungsi Sistem pengisian baterai tidak dapat berfungsi 9 Seal master rem rusak 8 Usia pakai komponen sudah lewat Ada short atau cara pemakaian yang tidak benar 1 1 Lakukan pemeriksaan secara berkala 2 18 Ganti seal master rem Pergunakan charger sesuai Ganti komponen dengan petunjuk charger yang rusak pengoperasian dan lakukan pemeriksaan berkala 87

44 FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Process : Forklif Elektrik Responsibility : Number : Product : Nichiyu FB20-75C Prepared by : Heri Suwandono Created : Core team : Key date : September 2015 Modified : Deskrisi Produk Potensi (failure Mode) Potensi efek (failure Effect) Severity Potensi penyebab (Potential Failure Cause) Occurrence Deteksi kontrol pencegahan (CurrentControl Detection) Detection RPN Tindakan yang direkomendasikan (Recommended actions) Tanggung jawab (Responsibility) Target Date Tindakan yang diambil (Action Taken) Severity Occurrence Detection RPN Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Carbon brush motor steering aus Sistem steering tidak dapat berfungsi 8 Masa pakai carbon brush telah terlewati 1 Lakukan perawatan dan pengecekan secara berkala 1 8 Ganti carbon brush yang aus 88

45 4.3 Analisa Data Kerusakan pada Grafik Analisa Grafik Nilai Severity 10 Diagram Severity Oli & filter hidrolik kotor Hose pecah Cylinder bocor Tie rod rusak Bearing motor traction rusak Bearing sensor rusak Control valve Baterai rusak MPU rusak Condensor rusak Contactor aus Microswitch rusak Kipas rusak Kanvas rem aus Master rem bocor Charger rusak Carbon brush motor steering aus Severity Gambar 4.1 Diagram nilai severity Berdasarkan diagram severity diatas, kerusakan yang memiliki nilai severity paling tinggi adalah kerusakan atau kebocoran pada master rem dengan nilai severity sebesar 9. Kebocoran pada master rem dapat mengakibatkan tidak berfungsinya sistem rem sehingga dapat membahayakan keselamatan operator, barang yang diangkut, serta orang dan fasilitas fasilitas yang berada di ruang lingkup kerja forklift tersebut. 89

46 Untuk menghindari kecelakaan kerja akibat kebocoran master rem maka perlu dilakukan tindakan perbaikan serta pencegahan sebagai berikut : 1. Lakukan penggantian seal kit pada master rem secara berkala. 2. Lakukan pemeriksaan kondisi minyak rem secara berkala. 3. Lakukan penggantian minyak rem jika kondisi minyak rem sudah tidak bagus. Sedangkan untuk kerusakan dengan nilai severity terendah adalah kerusakan pada oli dan filter hidrolik dengan nilai sebesar 2. Kerusakan pada oli dan filter hidrolik tidak mempengaruhi performa kerja dari forklift, akan tetapi jika kerusakan tersebut tidak segera diatasi maka dapat mempercepat kerusakan pada komponen hidrolik yang lain seperti pompa hidrolik, control valve dan cylinder. Untuk mencegah kerusakan kerusakan lainnya akibat kerusakan pada oli dan filter hidrolik maka perlu dilakukan beberapa tindakan perbaikan dan pencegahan antara lain : 1. Lakukan penggantian oli dan filter hidrolik secara berkala. 2. Lakukan pemeriksaan kondisi oli secara visual serta memastikan tidak adanya material asing yang masuk kedalam sistem hidrolik. 3. Pergunakan forklift sesuai dengan petunjuk pemakaian yang terdapat didalam workshop manual. 90

47 4.3.2 Analisa Grafik Nilai Occurrence 2.5 Diagram Occurrence Oli & filter hidrolik kotor Hose pecah Cylinder bocor Tie rod rusak Bearing motor traction rusak Bearing sensor rusak Control valve Baterai rusak MPU rusak Condensor rusak Contactor aus Microswitch rusak Kipas rusak Kanvas rem aus Master rem bocor Charger rusak Carbon brush motor steering aus Occurrence Gambar 4.2 Diagram nilai occurrence Berdasarkan diagram occurrence diatas, kerusakan yang memiliki nilai occurrence tertinggi adalah kerusakan pada condensor. Kerusakan pada condensor rata rata terjadi setiap 5 bulan sekali. Kerusakan pada condensor dapat menyebabkan kerusakan pada komponen komponen elektronik yang lain sehingga diperlukan tindakan pencegahan agar kerusakan pada condensor tidak merusak komponen yang lain. Langkah langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kerusakan pada condensor antara lain : 91

48 1. Ganti condensor secara berkala tanpa menunggu adanya kerusakan. 2. Periksa wiring control unit dari kemungkinan adanya short. 3. Ganti condensor saat terjadi kerusakan komponen elektronik pada control unit karena kerusakan pada komponen elektronik sangat berpotensi untuk menimbulkan kerusakan pada condensor Analisa Grafik Nilai Detection 12 Diagram Detection Oli & filter hidrolik kotor Hose pecah Cylinder bocor Tie rod rusak Bearing motor traction rusak Bearing sensor rusak Control valve Baterai rusak MPU rusak Condensor rusak Contactor aus Microswitch rusak Kipas rusak Kanvas rem aus Master rem bocor Charger rusak Carbon brush motor steering aus Detection Gambar 4.3 Diagram nilai detection Berdasarkan diagram nilai detection, kerusakan pada bearing sensor, MPU dan charger memiliki nilai detection paling tinggi dibanding kerusakan yang lain 92

49 karena sangat sulit untuk mendeteksi gejala kerusakan pada bearing sensor, MPU, maupun charger. Sedangkan kerusakan pada oli dan filter hidrolik, hose, tie rod, condensor, contactor serta carbon brush steering motor steering memiliki nilai detection 1 yang merupakan nilai terkecil dibanding nilai detection kerusakan yang lain karena gejala kerusakan pada komponen tersebut dapat dideteksi dengan mudah. Cara mendeteksi kerusakan tersebut bisa dilakukan dengan cara : 1. Memeriksa kondisi oli dengan memperhatikan tingkat kekentalan oli, warna oli serta bau oli. Oli yang dalam keadaan tidak bagus memiliki kekentalan oli yang sangat encer, berwarna kehitaman serta bau terbakar. 2. Memeriksa kondisi filter dari kondisi saringan dan kotoran yang ada pada filter. 3. Memeriksa kondisi hose dengan cara memperhatikan kondisi lapisan luar hose. Kerusakan pada hose akan diawali dengan retakan pada beberapa bagian lapisan luar hose. 4. Memeriksa kondisi tie rod dengan cara memperhatikan karet pelindung pada tie rod. Kerusakan pada tie rod akan diawali dengan sobeknya karet pelindung pada tie rod. 5. Memeriksa kondisi contactor dengan cara memeriksa kondisi permukaan contact tip. Permukaan contact tip yang tidak rata dan mulai menipis merupakan tanda awal kerusakan pada contactor. 6. Memeriksa kondisi carbon brush motor steering dengan cara memperhatikan batas ketebalan dari carbon brush. 93

50 4.3.4 Analisa Grafik Nilai RPN 90 Diagram RPN Oli & filter hidrolik kotor Hose pecah Cylinder bocor Tie rod rusak Bearing motor traction rusak Bearing sensor rusak Control valve Baterai rusak MPU rusak Condensor rusak Contactor aus Microswitch rusak Kipas rusak Kanvas rem aus Master rem bocor Charger rusak Carbon brush motor steering aus RPN Gambar 4.4 Diagram nilai RPN Berdasarkan diagram nilai RPN kerusakan pada MPU, bearing sensor dan charger memiliki nilai RPN tertinggi dibanding kerusakan yang lain yaitu dengan nilai RPN masing masing 80 atau sebesar 18.14% dari total keseluruhan nilai RPN. 94

51 Oleh karena itu kerusakan pada MPU, bearing sensor serta charger harus mendapat prioritas utama dalam proses perawatan karena dapat menyebabkan forklift elektrik berhenti beroperasi Analisa Grafik Urutan Nilai RPN Diagram urutan nilai RPN MPU rusak Charger rusak Bearing sensor rusak Bearing motor traction rusak Cylinder bocor Baterai Rusak Master rem bocor Microswitch ruusak Kipas rusak Kanvas rem aus Condensor Rusak Control valve bocor Hose pecah Carbon brush motor steering aus Contactor aus Tie rod rusak Oli dan filter hidrolik kotor RPN Gambar 4.5 Diagram urutan nilai RPN Diagram urutan nilai RPN menunjukan urutan prioritas dalam proses perawatan forklift elektrik. Kerusakan pada MPU, charger serta bearing sensor mendapat prioritas paling utama dalam proses perawatan, sedangkan kerusakan pada oli dan filter hidrolik mendapat prioritas terakhir. 95

52 Meskipun masing masing kerusakan memiliki prioritas yang berbeda bukan berarti kerusakan yang memiliki prioritas paling rendah harus dikesampingkan. Semua kerusakan harus dicegah dan segera diperbaiki jika kerusakan tersebut terjadi agar forklift dapat bekerja dengan performa yang bagus sehingga tidak mengurangi produktifitas dari forklift tersebut. 96

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapasitas kecil hingga berkapasitas sangat besar dapat menjadi indikator

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapasitas kecil hingga berkapasitas sangat besar dapat menjadi indikator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan banyaknya pembangunan gudang-gudang industri, mulai dari gudang dengan kapasitas kecil hingga berkapasitas sangat besar dapat menjadi indikator perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Forklift Elektrik Nichiyu FB20-75C Forklift elektrik Nichiyu FB20-75C adalah salah satu produk dari Mitsubishi Nichiyu Forklift CO., LTD. Forklift ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN PADA FORKLIFT ELEKTRIK NICHIYU FB20-75C DENGAN METODE FMEA

ANALISA KERUSAKAN PADA FORKLIFT ELEKTRIK NICHIYU FB20-75C DENGAN METODE FMEA 1 JTM Vol. 05, No. 1, Februari 2016 ANALISA KERUSAKAN PADA FORKLIFT ELEKTRIK NICHIYU FB20-75C DENGAN METODE FMEA Heri Suwandono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Email:

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA. Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA. Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1 Data dan Analisa Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA Pada Sepeda Motor Honda Absolute Revo Produksi Tahun 2009 39 BAB III FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS 3.1 Pengertian FMEA Adalah sebuah proses analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Perawatan Berkala 40 Jam Pembersihan Conveyor Belt pengecekan ketajaman pisau. Mesin Tidak Rusak 8 Jam PengecekanTombo l-tombol Emergency Mesin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data dengan menggunakan Metode FMEA dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Mengidentifikasi moda kegagalan potensial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Alur proses adalah alat yang digunakan untuk melakukan perencanaan proses, analisis proses dan mendokumentasikan proses sebagai standar pedoman produksi.

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN)

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN) ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN) ANALYSIS OF TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE IN CARDING

Lebih terperinci

Sistem Alur Listrik Pada Mesin Forklift Listrik Nichiyu FB-70 Berkapasitas 1,5 Ton. Disusun oleh : Riko Ardianto NPM :

Sistem Alur Listrik Pada Mesin Forklift Listrik Nichiyu FB-70 Berkapasitas 1,5 Ton. Disusun oleh : Riko Ardianto NPM : Sistem Alur Listrik Pada Mesin Forklift Listrik Nichiyu FB-70 Berkapasitas 1,5 Ton Disusun oleh : Riko Ardianto NPM : 20407729 Latar Belakang Mesin Forklift Terdapat bermacam macam salah satunya forklift

Lebih terperinci

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan peralatan lengan front shovel perlu diperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN antara lain sebagai berikut : PERAWATAN HARIAN A. SEBELUM PENGOPERASIAN 1. Periksa Level oli hydrolic. 2. Periksa kebocoran. 3. Periksa kekencangan

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Start Pemeriksaan awal per periodik Ada kerusakan Lepas wick assy dari TM Penggantian wick assy baru N Perbaikan Wick Assembly Y Tes Lubricator sesuai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle 44 BAB IV 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Alur Proses Pada Perawatan Handle start Pemeriksaan awal per-periodik Pengecheckan kebocoran Haandle Indeks Kerusakan Perbaikan Handle Test Ulang Kebocoran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang

Lebih terperinci

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25 BUKU PANDUAN Portable MZ 07-5, WZ 10-5 AIR COMPRESSOR PT. SHARPRINDO DINAMIKA PRIMA AIR COMPRESSOR MANUFACTURER Layanan service : (01) 5903411 Website : www. shark.co.id Bersertifikasi ISO 9001 : 008 PERHATIAN...!

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

PEMANAS AIR GAS INSTAN

PEMANAS AIR GAS INSTAN BAHASA INDONESIA PEMANAS AIR GAS INSTAN PETUNJUK PEMASANGAN DAN PENGGUNAAN MODEL: REU-5CFC REU-8CFB REU-10CFB SARAN KHUSUS Gunakan regulator gas serta selang gas yang berkualitas baik. Pemanas air tidak

Lebih terperinci

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd. JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO 311/01

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan untuk mencapai suatu tujuan. Peralatan tersebut dapat berupa mesin yang bekerja sendiri

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Berdasarkan penilaian RPN yang telah didapat, perbaikan yang akan dilakukan berdasarkan penyebab kegagalan yang telah dianalisis berdasarkan FMEA sehingga diketahui permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Pembahasan FTA (Fault Tree Analysis) Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa dinyalakan. Dari beberapa penyebab yaitu: Test cell power lost

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Definisi Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Definisi Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) 2.1.1 Definisi Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Teknik engineering yang digunakan untuk menetapkan, mengidentifikasikan, dan menghilangkan

Lebih terperinci

FORKLIFT. TUGAS diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Material Handling. Oleh Jimi Bagus Harmanto

FORKLIFT. TUGAS diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Material Handling. Oleh Jimi Bagus Harmanto FORKLIFT TUGAS diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Material Handling Oleh Jimi Bagus Harmanto 131910101078 PROGRAM STUDI STRATA I TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2016

Lebih terperinci

PROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD]

PROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD] PROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD] ANDRILA N. AKBAR (2108 100 621) DOSEN PEMBIMBING Ir. Arino Anzip M.Eng.sc JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh: Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu 29 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan 3.1.1. Flow yang Dihasilkan Kurang 3.1.1.1. Gambaran Masalah Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu mengangkat beban pada ketinggian yang

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Tahap analisis masalah akan memberikan data dan opini atas permasalahan yang dibidik dan dicarikan solusinya. Pada tahap ini kita melibatkan beberapa

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH PROSES KERJA SISTEM HYDRAULIC PADA FORKLIFT TIPE DIESEL 115 PS DI PT. TRAKTOR NUSANTARA Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Alur Proses Perawatan 31 1. Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2. Customer memberikan data mobil beserta keluhannya kepada

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN Pada tahapan berikut ini kita dihapkan pada tahapan menganalisa dan memperbaiki kerusakan mesin pendingin yang lazim disebut dengan kulkas atau freezer.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV N o Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV Tipe Lubricant Temperatur Kerja dan Spesifikasi Lubricant Di atas 0 C 0 C sampai - 8 C -8 C sampai 0 C Grease, Automotive, dan artilery NLGI

Lebih terperinci

ARINA ALFI FAUZIA

ARINA ALFI FAUZIA ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) Disusun Oleh: Annisa Alfani Biyanni 30411950 Pembimbing: I. Dr. Ir. Budi Hermana,

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator. 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Persiapan Alat Dan Bahan Persiapan satu Unit kendaraan Pengecekan Pembongkaran Evaporator Kondisi baik tidak Perawatan Korektif ya Perawatan Preventif

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal 34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II MESIN DIESEL DETROIT INLINE Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion

BAB II MESIN DIESEL DETROIT INLINE Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion BAB II MESIN DIESEL DETROIT INLINE 6-71 Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) yang menggunakan diesel sebagai bahan bakar dan dinyalakan oleh kompresi gas pada tekanan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci