Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi. Beberapa tujuan dilakukannya perawatan preventif, yaitu : 1. Menekan biaya perbaikan. 2. Bentuk kegiatan perawatan lebih teratur dengan adanya penjadwalan. 3. Berkurangnnya waktu berhenti produksi dari mesin. 4. Penyediaan suku cadang akan lebih teratur. 5. Tidak banyak menggunakan peralatan/mesin pengganti. 6. Keselamatan kerja lebih terjamin. Bila dalam perawatan preventif ditemukan sebuah kerusakan terhadap komponen mesin, komponen tersebut harus diperbaiki. Komponen mesin harus diganti jika suatu komponen mesin telah mencapai batas maksimum dalam pemakaiannya. Namun perlakuan hal tersebut tidak tertera dalam penjadwalan perawatan preventif, maka tindakan yang dilakukan disebut Perawatan Korektif. Perawatan korektif merupakan sebuah tindakan yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian atau disebut juga sebagai pemeliharaan general overhaul. Dalam pembahasan ini penulis akan mengangkat pembahasan tentang perawatan preventif yang diberlakukan pada PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO. 4.2 PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIF Penjadwalan perawatan preventif merupakan sistem manajemen terintegrasi antara PT Dunia Express Trasindo dengan PT Anugerah Sarana Dinamika. Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan daftar pemeriksaan yang telah disepakati oleh PT Dunia Express Transindo dan PT Anugerah Sarana Dinamika. Daftar pemeriksaan tersebut diberlakukan mulai dari jarak tempuh km sampai dengan km. 9

2 Table 4.1 Daftar Pemeriksaan DAFTAR PEMERIKSAAN PEKERJAAN AKSI MESIN Oli Mesin P X X X Saringan Oli P X X X Saringan Udara B B B X Filter Solar X X X X Air Radiator P P X X KOPLING Kopling dan Mekanismenya P S S S Plate Kopling P P P P Minyak Kopling P P X X TRANSMISI & AXLE BELAKANG Oli Transmisi P P X X Oli Gardan P P X X STEERING Roda Kemudi P P P P Minyak Steering P P X X Steering Knucle & Tie Rod P P P P REM Rem dan Mekanismenya P S S S Minyak Rem P P X X Sambungan Pipa Rem P P P P Pernapasan Air Master P P P P 10

3 SUSPENSI Mur Pengikat Pin Pegas P P P P Pegas dan Baut U P P P P Mur Pengikat Shock Absorber P P P P Bushing Spring P P P P PROPELLER SHAFT Cros Joint L L L L Baut dan Mur P P P P Keterangan : S Stel P Periksa B Bersihkan O Perbaiki K Kencangkan W Overhaoul X Ganti L Pelumasan PEMERIKSAAN 5.000/10.000/20.000/25.000/35.000/ / dan Km 2 PEMERIKSAAN dan Km 3 PEMERIKSAAN Km 4 PEMERIKSAAN Km 4.3 MESIN Oli Mesin Oli mesin merupakan suatu zat kimia yang pada umumnya berupa cairan. Oli mesin mempunyai fungsi dasar sebagai pelumas dan pendingin mesin. Pelumas yang baik harus dapat membantu kinerja mesin lebih ringan, sehingga dapat memberikan performa yang baik terhadap kendaraan. Acuan yang dicapai pada oli mesin setiap jarak tempuh km hanya dilakukan pengecekan/pemeriksaan dan setiap

4 km oli mesin harus selalu diganti dengan oli mesin yang baru agar kinerja kendaraan dapat bekerja secara optimal dan tidak terjadi kerusakan terhadap mesin. Cara untuk mengganti oli mesin ada beberapa langkah yaitu : Menyiapkan wadah oli, lalu membuka baut pada carter yang berada di bagian bawah, seperti gambar 4.1. Gambar 4.1 Carter/Penampung Oli Membuka kepala mobil truk seperti pada gambar 4.2 dan menyiapkan corong sebagai alat pembatu untuk pengisian oli. Gambar 4.2 Membuka Kepala Mobil Membuka penutup pengisian oli yang bertuliskan kata OLI seperti gambar 4.3, kemudian pengisian oli mesin bisa dilakukan. 12

5 Gambar 4.3 Pengisian Oli Mesin Saringan Oli Saringan oli berfungsi untuk menyerap atau menyaring kotoran pada pelumas. Keterlambatan penggantiannya dapat berakibat fatal untuk mesin. Jika saringan pelumas sudah penuh dengan kotoran, maka akan terjadi penyumbatan. Sehingga mesin mengalami kekurangan suplai pelumas dan akan berpengaruh pada komponen mesin dan kinerjanya. Oleh karena itu, penggantian saringan oli sama pentingnya dengan penggantian oli mesin. Penggantian saringan oli dilakukan bersamaan dengan penggantian oli mesin. Dimana acuan pencapaian jarak tempuh km sekali saringan oli harus diganti dengan yang baru Saringan Udara Saringan/filter udara adalah salah satu komponen yang berfungsi untuk melindungi ruang bakar dari kotoran yang tersedot bersama udara. Sederhananya saringan udara berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran debu yang tersedot bersama udara. Pembersihan saringan udara dilakukan pada setiap jarak tempuh 13

6 5.000 km sekali dan saringan udara diganti dengan yang baru setiap km sekali. Membersihkan saringan udara bisa dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan kompresor maupun dengan mencuci saringan udara. Namun bila membersihkan dengan cara mencuci harus lebih hati-hati, karena banyak filter udara berbahan karton jadi mudah rusak apabila di cuci. Berikut gambar 4.4 saringan udara. Gambar 4.4 Saringan Udara Filter Solar Filter solar atau saringan bahan bakar befungsi untuk menjaga kualitas bahan bakar. Dengan adanya filter solar kualitas bahan bakar akan selalu bersih, ini juga berpengaruh pada performa kendaraan diesel. Filter solar pada mobil truk dibagi menjadi 2 bagian yaitu filter solar bawah atau biasa disebut element water sedimenter/element water separator dan filter solar atas. Sebelum filter solar bawah mengalirkan bahan bakar ke filter solar atas, filter solar bawah memisahkan kandungan air dari bahan bakar. Filter solar bawah bisa dilihat pada gambar

7 Gambar 4.5 Filter Solar Bawah Bahan bakar yang telah terpisah dari kandungan air kemudin mengalir ke filter solar atas. Filter solar atas melanjutkan penyaringan terhadap bahan bakar. Dalam proses penyaringan ini filter solar atas memisahkan kotoran yang ada pada bahan bakar. Filter solar atas bisa dilihat pada gambar 4.6 Gambar 4.6 Filter Solar Atas Air Radiator Fungsi radiator adalah untuk meminimumkan suhu panas mesin saat bekerja, agar mesin mobil tidak mudah terbakar atau overheat. Kegagalan pada fungsi radiator secara optimal mengakibatkan mesin jadi terlampau panas hingga mengakibatkan sebagian komponen tidak berhasil melakukan pekerjaan dengan semestinya. Cara yang perlu dilakukan untuk merawat radiator ialah meyakinkan isi air dalam tangki radiator sesuai (cukup). Pemeriksaan dilakukan setiap jarak tempuh km sekali dan setiap jarak tempuh km air radiator harus diganti. 15

8 4.4 KOPLING Kopling dan Mekanismenya Kopling adalah komponen yang penting pada sebuah mobil, dimana kopling berfungsi untuk meneruskan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi. Saat pedal kopling ditekan, hubungan antara mesin dengan sistem penggerak (transmisi) terputus karena roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (clutch plate) tidak saling bersinggungan sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak dapat diteruskan ke komponen penggerak. Lalu, bila pedal kopling dilepas atau tidak diinjak (difungsikan) maka hantaran putaran mesin akan kembali menggerakkan transmisi. Acuan pada pencapain jarak tempuh kelipatan km dilakukan pemeriksaan dan setiap kelipatan km dilakukan penyetelan terhadap push rod. Penyetelan ini bertujuan untuk mengatur injakan pada pedal kopling dimana kedalaman injakan pedal kopling tergantung dengan kampas kopling dan setelannya. Gambar posh rod bisa dilihat pada gambar 4.7 dan Plat Kopling Untuk mengetahui plat kopling masih bagus atau sudah terjadi keausan, bisa diketahui melalui pedal kopling. Penyetelan atau pengaturan pedal kopling bisa dilakukan pada push rod atau batang pendorong. Push rod pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa plat/kampas kopling masih tebal, terlihat pada drat ulir yang keluar hanya sedikit. Jadi saat pengemudi menginjak pedal kopling tidak perlu menginjaknya terlalu dalam, cukup menginjak atau menekan dengan sedikit push rod dengan mudah langsung dapat mendorong release fork yang berfungsi untuk menekan release bearing sehingga release bearing akan menekan pegas diagfragma/pegas coil. 16

9 Gambar 4.7 Push Rod, kampas kopling masih tebal Bila plat kopling sudah tipis dan penyetelan pada push rod seperti gambar 4.7 maka pada saat pengemudi menginjak pedal kopling, penginjakan yang dilakukan harus dalam. Jadi bila plat kopling sudah tipis penyetelan yang dilakukan pada push rod dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Push Rod, kampas kopling sudah tipis Acuan yang dicapai pada plat kopling setiap jarak tempuh km sekali dilakukan pemeriksaan dan setiap jarak tempuh km sekali plat kopling harus diganti dengan yang baru. Pemeriksaan plat kopling juga bisa dilihat pada saat pembongkaran kopling. Plat kopling yang masih bagus bisa dilihat pada gambar 4.9 dimana plat/kampas kopling masih terlihat ada batas maksium dari pemakaian. 17

10 Gambar 4.9 Plat Kopling atau Kampas Kopling Minyak Kopling Minyak kopling sama halnya seperti minyak rem, yang berfungsi untuk melumasi master kopling dan sebagai pemberi tekanan terhadap sistem kerja kopling. Bila minyak kopling habis maka tidak akan dapat memindahkan persenelingnya karena pedal koplingnya menjadi keras atau loss. Perawatan yang diberikan pada minyak kopling sama halnya dengan minyak rem. Acuan pencapain setiap jarak tempuh kelipatan km dilakukan pemeriksaan dan setiap kelipatan km minyak kopling harus diganti. 4.5 TRANSMISI & AXLE BELAKANG Oli Transmisi Perawatan preventif pada oli transmisi berupa pengecekan/pemeriksaan dan penggantian. Acuan pencapaian jarak tempuh km dilakukan pengecekan/pemeriksaan. Sedangkan penggantian oli transmisi dilakukan setiap km sekali. Cara pengecekan/pemeriksaan oli tranmisi dilakukan dengan membuka baut pada gambar 4.10 Bila oli transmisi mengurang berarti terjadi kebocoran. 18

11 Gambar 4.10 Lubang Pengisian Oli Transmisi Cara lain untuk pengecekan/pemeriksaan pada oli transmisi bisa dilakukan dengan cara melihat baut pengisani dan baut pengurasan oli transmisi. Jika pada baut terebut basah atau terdapat rembasan oli maka terjadi kebocoran. Baut pengisian dan pengurasan oli transmisi bisa dilihat pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 Gambar 4.11 Lubang Pengurasan Oli Transmisi 19

12 4.5.2 Oli Gardan Gardan berfungsi unutuk meneruskan gerakan dari poros propeler ke sumbu roda belakang. Oleh karena itu, pemeriksaan oli sangatlah penting bagi keberlangsungan dari mesin itu sendiri. Kurangnya oli atau terjadinya disfungsi sangatlah berpengaruh bagi mesin dan menyebabkan kerugian seperti borosnya bahan bakar dan tenaga yang dihasilkan tidak optimal. Maka diperlukannya perawatan secara berkala, dimana oli gardan harus di periksa setiap jarak tempuh km dan diganti pada jarak tempuh km sekali. Cara pengisi oli gardan dapat dilihat pada gambar 4.12 dengan menggunakan sistem pnuematik pump. Gambar 4.12 Pengisian Oli gardan 4.6 STEERING Roda Kemudi Roda kemudi merupakan sistem kemudi yang berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda gigi kemudi). Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan 20

13 ke steering lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan. Perawatan preventif yang dilakukan pada roda kemudi setiap acuan kilometer merupakan sebuah pemeriksaan. Bila pada roda kemudi terjadi jarak main bebas (free play) yang berlebih maka telah terjadi keausan pada croos joint. Cross joint berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga. Gambar cross joint bisa dilihat pada gambar Gambar 4.13 Cross Joint Minyak Steering Minyak steering berfungsi untuk pelumasan pada bagian gear box yang dibantu oleh pompa steering untuk mengalirkan minyak steering ke katup kontrol power steering. Minyak steering juga berfungsi sebagai pembantu dalam sistem kemudi saat memarkirkan kendaraan, agar dalam pengoprasiannya kemudi menjadi ringan. Perawatan preventif setiap pencapaian jarak tempuh km dilakukan pemeriksaan pada minyak steering. Pemeriksaan ini bisa dilihat pada tempat penampungan minyak steering seperti pada gambar 4.14 dimana terdapat dua garis batas minimun dan maximum. Untuk setiap pencapaian jarak tempuh km sekali minyak steering harus diganti dengan minyak steering yang baru. 21

14 Gambar 4.14 Minyak Power Steering Steering Knuckle & Tie Rod Steering knuckle adalah komponen untuk menahan beban yang diberikan pada roda depan dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball joint atau king pin dari suspension arm. Ball joint berfungsi untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai sumbu putaran roda saat kendaraan membelok. Kemudian tie rod meneruskan putaran kemudi sehingga roda depan bisa belok ke kanan dan ke kiri. Tie rod sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu end tie rod dan long tie rod. Perawatan berkala yang dilakukan hanya berupa pemeriksaan. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cara menggoyangkan batang tie rod. Bila batang tie rod goyang berarti telah terjadi kerusakan. Kontruksi steering knuckle dan tie rod bisa dilihat pada gambar

15 Knuckle Ball Joint End Tie Rod Long Tie Rod End Tie Rod Ball Joint Knuckle Long Tie Rod Gambar 4.15 Steering Knuckle & Tie Rod 4.7 REM Rem dan Mekanismenya Pada perawatan preventif rem untuk mekanismenya yang perlu dilakukan adalah pengecekan/pemeriksaan dan penyetelan. Untuk setiap jarak tempuh km selalu dilakukan pengecekan/pemeriksaan untuk kampas rem. Dan setiap jarak tempuh km dilakukan penyetelan terhadap rem. Proses pemeriksaan dan penyetelan rem bisa dilihat pada gambar 4.16 dimana pengecekan/pemeriksaan bisa dilihat melalui lubang yang berada pada backing plate bagian belakang dan penyetelan rem dilakukan di bagian belakang backing plate dengan menggunakan kunci ring pass. 23

16 Penyetelan Rem Lubang Pengecekan Kampas Gambar 4.16 Backing Plate Minyak Rem Fungsi minyak rem adalah sebagai pelumas pada komponen logam yang bergesekan untuk menghentikan laju kendaraan agar logam tersebut tidak mudah aus dan tahan panas. Perawatan minyak rem setiap km sekali hanya diberlakukan pengecekan atau pemeriksaan dan setiap km sekali minyak rem harus diganti dengan minyak rem yang baru. Bisa dilihat pada gambar 4.17 bila minyak rem masih banyak atau penuh, minyak rem akan menunjukkan pada garis paling atas yang bertuliskan Oil Level seperti pada gambar. Namun jika minyak rem terjadi pengurangan maka minyak rem akan menunjukkan pada garis bawah yang bertuliskan MIN. Tapi bila minyak rem terjadi pengurangan maka terjadi kebocoran pada reservoir. 24

17 Gambar 4.17 Reservoir Sambungan Pipa Rem Pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem menuju silinder master agar dapat menghentikan putaran roda. Namun pada sambungan pipa rem jarang sekali terjadi kerusakan dan kebocoran, karena pipa rem posisinya menempel pada sasis mobil. Dan untuk perawatan terhadap pipa rem itu sendiri cukup dengan membersih permukaan pipa dengan kain, periksa keadaan pipa rem dari kemungkinan kebocoran di setiap sambungan pipa rem. Sambungan pipa rem dapat dilihat pada gambar 4.18 seperti dibawah. Gambar 4.18 Sambungan Pipa Rem 25

18 4.7.4 Pernapasan Air Master Pernapasan air master merupakan salah satu bagian komponen yang terdapat pada air boster. Air boster berfungsi sebagai pembantu kerja pengereman yang dapat melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Perawatan pada pernapasan air master yang harus dilakukan berupa pengecekan atau pemeriksaan untuk memastikan bahwa saluran pernapasan air master tidak tersumbah oleh kotoran. Namun pada saluran pernapasan air master pada gambar 4.19 untuk terjadinya masalah penyumbatan kemungkinannya kecil, karena posisi dari pernapasan air master berada diatas atau menghadap ke bawah. Gambar 4.19 Pernapasan Air Master 4.8 SUSPENSI Mur Pengikat Pin Pegas Pin pegas merupakan sebuah poros yang bertujuan untuk menyambungkan pegas pada sasis mobil. Pin pegas di kunci oleh baut yang dikencangkan oleh mur. Perawatan yang dilakukan pada mur berupa pengecekan/pemeriksaan untuk kekencangan pada mur. Bentuk dan letak pin pegas dapat dilihat pada gambar

19 Pin Pegas Mur Pengikat Pin Pegas Gambar 4.20 Pin Pegas Pegas dan Baut-U Baut-U merupakn baut yang menahan poros roda pada pegas daun. Baut-U mengikat poros roda dan pegas daun dengan cara di mur pada spring seat. Pada perawatan preventif yang dilakukan berupa pemeriksaan/pengecekan saja. Namun agar pegas tahan lama maka diperlukan pembersihan pada setiap lembar pegas daun dari kotoran, kemudian setiap lembar pegas daun diberikan pelumas. Kontruksi dari pegas daun dan baut-u dapat dilihat pada gambar Baut-U Gambar 4.21 Pegas dan Baut-U 27

20 4.8.3 Mur Pengikat Shock Absorber Shock absorber berfungsi untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran yang terjadi pada pegas. Acuan pada setiap pencapaian kilometer perawatan yang yang dilakukan pada shock absorber hanya difokuskan pada mur nya saja. Mur pengikat shock Absorber harus di periksa setiap jarak tempuh km sekali untuk memastikan kekencangan pada mur tersebut. Bila mur pengikat shock absorber tidak kencang, maka akan berpengaruh pada kenyamaan saat berkendara dijalan yang tidak rata. Shock absorber dapat dilihat dibawah pada gambar Mur Pengikat Shock Absorber Gambar 4.22 Shock Absorber 28

21 4.8.4 Bushing Spring Bushing spring merupakan komponen yang berada pada bagian dalam, bushing spring disebut juga dengan sebutan boos. Bushing spring berfungsi sebagai ganjalan poros atau sebagai rumah dari poros, agar poros tidak goyang. Sehingga poros dapat bekerja dengan optimal dengan adanya densitas dari bushing spring tersebut. Perawatan yang dilakukan pada bushing spring untuk setiap jarak tempuh km sekali berupa pemeriksaan grease/pelumas. Bushing spring dapat dilihat pada gambar Pemeriksaan ini sangat penting untuk keseimbangan dari mobil. Bila tidak terdapat pelumas pada boos, maka akan terjadi keausan pada permukaan bushing spring dan permukaan poros. Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan anatara ban sebelah kiri dan ban sebelah kanan. Bila hal ini dibiarkan dalam jangka panjang maka dampak yang paling parah akan berakibat pada pegas daun. Pegas daun akan menjadi keras dan paling fatal akan terjadi kepatahan pada pegas. Gambar 4.23 Bushing Spring Cara untuk mengetahui bushing spring sudah tidak layak pakai dapat dilihat pada celah yang berada pada gambar 4.23, bila pegas menempel pada hanger maka bushing spring telah terjadi kerusakan. 29

22 4.9 PROPELLER SHAFT Cross Joint Cross joint berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga, agar poros gardan tidak akan patah atau rusak. Perawatan preventif cross joint pada propeller shaft yang dilakukan yaitu membersihkan dari kotoran berupa tanah dan untuk setiap jarak tempuh berdasarkan pencapian perkilometer dilakukan pelumasan. Perlakuan ini bertujuan untuk tidak terjadinya keausan saat propeller shaft bekerja dan agar dapat bekerja secara optimal. Gambar untuk cross joint bisa dilihat pada gambar Gambar 4.24 Cross Joint Baut & Mur Perlakukan terhadap baut dan mur pada propeller shaft hanya bersifat pemeriksaan/pengecekan. Permeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kekencangan dari baut dan mur. 30

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Garis Besar Chasis Dan Suspensi Pada sebuah kendaraan terbagi ke dalam beberapa sistem yang merupakan point utama dari adanya sebuah kendaraan, salah satunya sistem chasis meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1, Alur proses perawatan (Sumber: Astrido group. 2016) 25 1 Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2 Customer memberikan data

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Chassis Chassis merupakan komponen utama pada kendaraan yang terbuat dari material kuat seperti besi dan baja, yang di buat dengan struktur dan perhitungan yang presisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN MASALAH Pembahasan Masalah Pada Sistem Kopling Avanza 1300cc

BAB III PEMBAHASAN MASALAH Pembahasan Masalah Pada Sistem Kopling Avanza 1300cc BAB III PEMBAHASAN MASALAH 3.1. Pembahasan Masalah Pada Sistem Kopling Avanza 1300cc Jika kerusakan terjadi yang tidak ditentukan oleh tabel berikut atau tidak dapat ditelusuri kembali ke penyebab tertentu,

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Alur Proses Perawatan 31 1. Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2. Customer memberikan data mobil beserta keluhannya kepada

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

BAB III. 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller

BAB III. 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller BAB III 3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller 3.2 Manajemen Manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengatur sumber daya sumber daya yang dimilikinya agar

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR REKONDISI DAN MODIFIKASI SISTEM PENGGERAK, SISTEM REM DAN SISTEM KEMUDI MOBIL LISTRIK Disusun guna memenuhi sebagian syarat Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

Interval Perawatan. Ganti setiap 2,500 km (1.500 miles) Ganti setiap 5,000 km (3,000 miles) Periksa setiap 5,000 km (3,000 miles)

Interval Perawatan. Ganti setiap 2,500 km (1.500 miles) Ganti setiap 5,000 km (3,000 miles) Periksa setiap 5,000 km (3,000 miles) JADUAL PERAWATAN UNTUK KONDISI KHUSUS TB-SERIES (PANTHER & PICKUP) A: Menempuh jarak pendek berulang kali B: Menempuh jalan yang buruk C: Menempuh jalan berdebu D: Menempuh medan yang dingin/ atau medan

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran

Lebih terperinci

BAB III BALANS RODA/BAN

BAB III BALANS RODA/BAN BAB III BALANS RODA/BAN 3.1 TUJUAN Peserta didik dapat : 1. Dapat mengidentifikasi gangguan pada roda / ban 2. Dapat memahami dan menjelaskan balans static dan balans dinamik 3. Dapat membalans roda pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM KOPLING Kopling merupakan sebuah komponen yang terdapat pada mobil yang digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan mesin dengan gigi transmisi. Didalam kopling terdapat

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS

BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS 3.1 Pengertian Rem dan Fungsi Rem Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 AIR SUSPENSION (SUSPENSI UDARA) Air suspension, atau suspensi bus dengan bantalan udara digunakan sebagai penopang bantingan dan pengganti fungsi per. Awalnya, sistem ini

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Data Awal setelah Overhoul differential Berikut adalah penampakan differential awal sebelum dilakukan pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Lingkup kerja praktek di PT.Kereta Api Indonesia (Persero) perawatan secara berkala lokomotif di dipo Tanah

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gambar 4.1 Seteering gear box

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gambar 4.1 Seteering gear box BAB IV HASIL DAN ANALISA 1.1 Proses analisa dan perbaikan sistem kemudi 1. Melepaskan Steering Gear box, untuk melepaskan steering gear box putar samping steering gear box untuk melepaskan komponen, dari

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan), BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK A. Umum Service berkala adalah perawatan kendaraan yang terdiri dari pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian suku cadang sesuai kebutuhan yang dilakukan setiap 1000 km (1 bulan),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suspensi

BAB II DASAR TEORI Suspensi digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2. 1. Suspensi Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., ,

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., , Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., 08123305762, email: bintorob@yahoo.com Penelaah : Ch. Wawan Darmawan, S.Pd, M.Pd., 081233072105, email: chabdrakusuma@yahoo.com Copyright 2016 Pusat Pengembangan dan

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki BAB IV DATA HASIL 4.1 Data Komponen Awal Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : 4.1.1 Tutup Radiator Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki spesifikasi pembukaan katup dengan

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : UNTUNG HERMAWAN NIM. I8609034 PROGRAM DIPLOMA TIGA

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Start Pemeriksaan awal per periodik Ada kerusakan Lepas wick assy dari TM Penggantian wick assy baru N Perbaikan Wick Assembly Y Tes Lubricator sesuai

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.2 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2010/2011 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2010/2011 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2010/2011 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan Kompetensi Keahlian Kode Soal Waktu Tanggal Bentuk Soal Jumlah Soal Paket Soal : Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI Perawatan rem yang dilakukan Memeriksa Drum Tromol Memeriksa Ketebalan Kanvas Memeriksa Pegas Pengembali Memeriksa Penahan

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 Disusun oleh : N a ma : MUHAMMAD DEDI S.R No. Induk : 9045 Kelas Prog.Keahlian : XII MOB : Teknik Mekanik Otomotif SMK PETRUS KANISIUS

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS A. Tujuan Perawatan Mesin Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE A. Overhaul Sistem Pelumasan Overhaul yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan sampai dengan penganalisaan perlu tidaknya suatu komponen engine dilakukan penggantian.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

Sistem Suspensi pada Truck

Sistem Suspensi pada Truck Sistem Suspensi pada Truck Halaman 1 dari 4 Fungsi utama sistem suspensi pada kendaraan adalah mendukung berat kendaraan untuk diteruskan ke tanah (ground). Fungsi lain adalah melindungi badan kendaraan

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T r a k t o r Q U I C K dilengkapi dengan P A R T L I S T Edisi Januari 2004 2 TRAKTOR QUICK TL800 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T R A K T O R Q U I C K M.U.L.T.I S.P.E.E.D 2 TRAKTOR QUICK M1000 Alfa multi speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

SISTEM POROS PROPELLER

SISTEM POROS PROPELLER SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi

Lebih terperinci