PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI JOMPO DENGAN YANG TINGGAL DI RUMAH DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013

Transkripsi

1 PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI JOMPO DENGAN YANG TINGGAL DI RUMAH DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013 Siti Fatimah Siregar 1, Abdul Jalil Amri Arma 2, Ria Masiari Lubis 2 1 Alumi Fakultas Kesehata Masyarakat USU 2 Staf Pegajar Fakultas Kesehata Masyarakat USU ABSTRACT Advaces i sciece ad techology have a impact o improvig the quality of life of the elderly ad life expectacy, alog with this, the umber of elderly populatio has also icreased. Efforts to improve the quality of life of the elderly i Idoesia could be through home care ad agig istitutio services. The purpose of this study is determie differeces i the quality of life (physical, psychological, social ad eviromet domai) of the elderly who live i agig istitutio ad stayig at home. Study sample cosisted of 38 elderly who lives i agig istitutio Warga Mas Titia Ridho Ilahi i Batag Agkola Tapauli Selata ad 38 elderly who stay at home i district of Batag Agkola Pitupadag I Tapauli Selata. The statistical test used was the Ma Whitey test. Obtaied o differece i physical quality (p=0,085) ad evirometal quality (0,0157) of elderly people livig at agig istitutio ad stayig at home, there is a statistically sigificat differece i the quality of the psychology (p=0,029) ad quality of social (p=0,032) of elderly people livig at agig istitutio ad stayig at home, overall, there are differeces i their quality betwee the elderly livig at agig istitutio ad stayig at home (p = 0.027). Based o the results of this study are advised to cotiue to improve the services of psychology i the form of icreased productivity, provide iformatio to the elderly ad access to health services, especially i the elderly livig at agig istitutio. Keywords : quality of life, the elderly, agig istitutio

2 PENDAHULUAN Dampak kemajua ilmu pegetahua da tekologi (IPTEK), terutama di bidag kedoktera, seperti peemua atibiotika yag mampu meleyapka berbagai peyakit ifeksi, sehigga berhasil meuruka agka kematia bayi da aak, da memperlambat kematia, perbaika gizi da saitasi meyebabka kualitas lasia da umur harapa hidup meigkat. Akibatya, jumlah peduduk lajut usia semaki bertambah bayak (Nugroho, 2008). Ketika seseorag sudah mecapai usia tua dimaa tubuhya tidak dapat lagi berfugsi dega baik maka lasia membutuhka bayak batua dalam mejalai aktivitas kehidupaya. Kualitas hidup lasia terus meuru seirig dega semaki bertambahya usia. Peurua kapasitas metal, perubaha pera sosial, demetia (kepikua), juga depresi yag serig diderita oleh lasia ikut memperburuk kodisi mereka. Belum lagi berbagai peyakit degeeratif yag meyertai keadaa lasia membuat mereka memerluka perhatia ekstra dari orag disekeliligya. Merawat lasia tidak haya terbatas pada perawata kesehata fisik saja amu juga pada faktor psikologis da sosiologis (Raudhah, 2012). World Health Orgaizatio Quality of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam eam domai yaitu fisik, psikologis, tigkat kebebasa, hubuga sosial, ligkuga da spiritual, agama atau kepercayaa seseorag. Sedagka World Health Orgaizatio Quality of Life (WHOQOL)-BREF membagi kualitas hidup dalam empat domai yaitu fisik, psikologis, hubuga sosial da ligkuga. Pati jompo merupaka suatu istitusi huia bersama dari para lasia yag secara fisik/kesehata masih madiri, aka tetapi (terutama) mempuyai keterbatasa di bidag sosial-ekoomi (Darmodjo, 1999). Meurut Demartoto (2007) yag dikutip oleh Setyoadi dkk (2011) pelayaa lasia meliputi pelayaa yag berbasiska pada keluarga, masyarakat da lembaga. Pelayaa berbasis keluarga da masyarakat cederug sulit dipisahka, sehigga terdapat pegelompoka secara umum terhadap lasia, yaitu lasia dega pelayaa pati da lasia dega pelayaa komuitas (o pati). World Populatio Data Sheet yag dilasir Populatio Referece Bureau (PRB) memperkiraka bahwa peduduk lasia di duia yag berusia 65 tahu ke atas pada tahu 2012 mecapai 8% dari 7 milyar peduduk duia atau berjumlah sekitar 564 juta jiwa. Sebayak 53% dari seluruh peduduk lasia duia itu berada di Asia (BkkbN, 2012). Di Idoesia berdasarka data statistik Survei Peduduk Atar Sesus tahu 2005 jumlah pedduduk sebayak orag dega peduduk lasiaya sebayak orag. Semetara pada tahu 2010 berdasarka data sesus peduduk yag diseleggaraka BPS peduduk diseluruh wilayah Idoesia sebayak orag dega jumlah lasia sebayak orag (BPS, 2010). Di Kabupate Tapauli Selata tercatat jumlah peduduk sebayak orag dega jumlah lasia sebayak orag dimaa laki-

3 laki sebayak orag da perempua sebayak orag (BPS, 2010). Kecamata Batag Agkola salah satu dari 14 kecamata yag ada di Kabupate Tapauli Selata memiliki luas 473,03 km 2 terdapat 6 keluraha terdiri dari Kepala Keluarga dega jumlah peduduk sebayak orag, laki-laki sebayak orag da perempua sebayak orag (Tapauli Selata Dalam Agka, 2012). Di kecamata ii ada lasia yag tiggal bersama keluarga di komuitas (desa/keluraha) da ada juga lasia yag tiggal di pati jompo. Pati Jompo Warga Mas Titia Ridho Ilahi adalah pati jompo yag ada di Kecamata Batag Agkola. Lokasiya mudah dijagkau da tidak sulit terletak di piggir jala litas Sumatera, tepatya di Jl. Madailig Natal Km. 13 Desa Huta Holbug Kecamata Batag Agkola Kabupate Tapauli Selata. Jumlah lasia yag ada di Pati Jompo Warga Mas Titia Ridho Ilahi sebayak 38 orag, terdiri dari 36 orag lasia waita da 2 orag lasia laki-laki. Di Pati Jompo ii pegurus meerima lajut usia dega usia 60 tahu ke atas, dega kodisi fisik yag baik, tidak dalam kodisi sakit berat (misalya peyakit jatug). Pegakua lasia pada saat survei awal meuturka bayak perubaha yag terjadi pada mereka setelah tiggal di pati jompo, seperti status kesehataya secara fisik, iteraksi social da ligkugaya, psikologisya da status keagamaaya. Usia termuda adalah 60 tahu da usia tertua adalah 88 tahu. Rumusa masalah dalam peelitia ii adalah apakah ada perbedaa kualitas hidup lasia yag tiggal di pati jompo dega yag tiggal di rumah di Kabupate Tapauli Selata tahu Peelitia ii bertujua utuk megetahui perbadiga kualitas hidup lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah, Megetahui kualitas kesehata fisik lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah, Megetahui kualitas psikologis lasia yag tiggal dipati jompo da yag tiggal di rumah, Megetahui kualitas sosial lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah, Megetahui kualitas ligkuga lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah. Adapu mafaat peelitia ii adalah diketahuiya domai kualitas hidup lasia yag maa (fisik, psikologi, sosial, da ligkuga) yag redah score ya sehigga masih perlu ditigkatka pelayaaya da sebagai baha masuka bagi pati jompo da pemeritah setempat tetag kualitas hidup lasia jika di lihat dari keempat domai tersebut da sebagai baha iformasi bagi peelitia selajutya tetag kualitas hidup lasia. METODE PENELITIAN Jeis peelitia ii adalah descriptive aalytic comparative dega pedekata desai cross sectioal yag bertujua utuk megidetifikasi perbedaa kualitas fisik, kualitas psikologi, kualitas sosial, da kualitas ligkuga lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah.

4 Populasi dalam peelitia ii yaitu seluruh lasia yag tiggal di pati jompo Warga Mas Titia Ridho Ilahi Kabupate Tapauli Selata sebayak 38 orag da yag tiggal di komuitas yaitu seluruh lasia yag ada di keluraha Pitupadag I Kecamata Batag Agkola sebayak 65 orag. Istrume yag diguaka dalam peelitia ii dibuat dalam betuk kuesioer dega berpedoma kepada tijaua pustaka da keragka kosep. Pada bagia pertama dari istrume peelitia berisi karakteristik lasia yag meliputi umur, jeis kelami, agama, suku bagsa, pedidika terakhir, pekerjaa sebelumya, status perkawia da masalah kesehata yag dialami. Istrume kedua berisi kuesioer kualitas hidup dari World Health Orgaizatio Quality Of Life (WHOQOL) BREF yag terdiri dari 26 pertayaa. Utuk meilai (WHOQOL) BREF, maka ada empat domai yag digabugka yaitu domai fisik, psikologi, hubuga sosial, da ligkuga. Semua pertayaa berdasarka pada skala Likert lima poi (1-5) yag fokus pada itesitas, kapasitas, frekuesi da evaluasi. Skala respo itesitas megacu kepada tigkata dimaa status atau situasi yag dialami idividu. Skala respo kapasitas megacu pada kapasitas perasaa, situasi atau tigkah laku. Skala respo frekuesi megacu pada agka, frekuesi, atau kecepata dari situasi atau tigkah laku. Skala respo evaluasi megacu pada taksira situasi dari situasi, kapasitas atau tigkah laku. Hasil ukur dari tiap variabel kualitas hidup apabila hasil total score dari kuesioer tiggi maka kualitas hidupya tiggi sedagka apabila hasil total score dari kuesioer redah. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapu hasil dari peelitia yag dilakuka adalah sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Karakteristik Respode Berdasarka Umur No Umur Pati Rumah (%) (%) tahu 2 5, , tahu 6 15, , tahu 14 36, , tahu 9 23, , tahu 3 7, , tahu 4 10,53 2 5, tahu ,63 Respode di pati jompo yag palig bayak terdapat pada kelompok umur tahu (36,84%) da respode yag tiggal di rumah palig bayak terdapat pada kelompok umur tahu (34,21%). Tabel 2. Distribusi Karakteristik Respode Berdasarka Jeis Kelami No Jeis Kelami Pati Rumah (%) (%) 1. Perempua 36 94, ,7 2. Laki-laki 2 5,3 2 5,3 Respode laki-laki yag di pati sebayak 2 orag (5,3%) da

5 perempua 36 orag (94,7), sedagka respode yag tiggal di rumah terdapat 2 orag laki-laki (5,3%) da 36 orag (94,7%) perempua. Tabel 3. Distribusi Karakteristik Respode Berdasarka Suku No Suku Pati Rumah (%) (%) 1. Batak 36 94, ,4 2. Jawa ,6 3. Miag 1 2, Melayu 1 2, dll Respode yag tiggal di pati terdapat 36 orag (94,7%) suku Batak, 1 orag (2,6%) suku Miag da 1 orag (2,6%) suku melayu. Respode yag tiggal di rumah terdapat 37 orag (97,4%) suku Batak da 1 orag (2,6%) suku Jawa. Tabel 4. Distribusi Karakteristik Respode Berdasarka Pekerjaa Sebelumya terdapat 12 orag (31,6%) sebagai Petai, 21 orag (55,3%) tidak bekerja, 2 orag (5,3%) sebagai Buruh/Karyawa, 2 orag (5,3%) sebagai PNS da 1 orag (2,6%) Peg.Swasta. Tabel 5. Distribusi Karakteristik Respode Berdasarka Perkawia N o Perkawia Pati Rumah (%) (%) 1. Jada 35 92, ,3 2. Duda 2 5,3 2 5,3 3. Meikah 1 2,6 7 18,4 Respode yag tiggal di pati palig bayak Jada 35 orag (92,1%) da duda 1 orag (5,3%), sedagka respode yag tiggal di rumah jada sebayak 29 orag (76,3%), duda sebayak 2 orag (5,3%) da yag meikah sebayak 7 orag (18,4%). Tabel 6. Distribusi Karakteristik Respode Berdasarka Masalah Kesehata N o Pekerjaa Pati Rumah (%) (%) N o Masalah Kesehata Pati Rumah (%) (%) 1. Petai 30 78, ,6 2. Tidak 5 13, ,3 Bekerja 3. Buruh/kary 3 7,9 2 5,3 awa 4. PNS ,3 5. Peg. Swasta ,6 Respode di pati terdapat 30 orag (78,9%) yag pekerjaa sebelumya Petai, 5 orag (13,2%) tidak bekerja da 3 orag (7,9%) sebagai buruh/karyawa, sedagka respode yag tiggal dirumah 1. Rematik 16 42, ,7 2. Hipertesi 11 28, ,8 3. Gaggua Peglihata 4. Gaggua Pedegara 5. Diabetes Melitus 6 15,8 3 7,9 4 10,5 2 5,3 1 2,6 2 5,3 Respode yag tiggal di pati sebayak 16 orag (42,1%) Rematik, 11 orag (28,9%) yag masalah kesehataya Hipertesi, gaggua peglihata sebayak 6 orag (15,8%),

6 gaggua pedegara sebayak 4 orag (10,5%) da Diabetes Mellitus sebayak 1 orag (2,6%), sedagka respode yag tiggal di rumah terdapat 17 orag (44,7%) Rematik, 14 orag (36,8%) Hipertesi, 3 orag (7,9%) gaggua peglihata, 2 orag (5,3%) gaggua pedegara da 2 orag (5,3%) Diabetes Mellitus. Tabel 7. Hasil Uji Ma Whitey Kualitas Hidup Lasia No Variabel Pati Rumah p 1. Kualitas hidup mea rak mea rak 38 32, ,09 0,027 Dilakuka uji Ma Whitey utuk melihat apakah ada perbedaa kualitas hidup lasia yag tiggal di pati jompo dega yag tiggal di rumah. Hasil uji Ma Whitey meujukka bahwa kualitas hidup lasia di rumah lebih tiggi daripada lasia yag tiggal di pati p = 0,027. Artiya terdapat perbedaa kualitas hidup lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah. Tabel 8. Hasil Uji Ma Whitey Berdasarka Domai Fisik, Domai Psikologis, Domai Sosial da Domai Ligkuga Lasia N o Variabel Pati Rumah p mea rak mea rak 1. Fisik 38 34, ,80 0, Psikologi 38 33, ,95 0, Sosial 38 33, ,82 0, Ligkuga 38 34, ,03 0,157 Berdasarka Kesehata Fisik Dari tabel didapatka kualitas fisik lasia yag tiggal di rumah lebih tiggi daripada lasia yag tiggal di pati. Hasil uji Ma Whitey meujukka p = 0,085. Artiya tidak terdapat perbedaa kualitas fisik yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah. Berdasarka Psikologis Dari tabel didapatka kualitas psikologis lasia yag tiggal di rumah lebih tiggi daripada lasia yag tiggal di pati. Hasil uji Ma Whitey meujukka p = 0,029. Artiya terdapat perbedaa kualitas psikologis lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah. Berdasarka Sosial Dari tabel didapatka kualitas sosial lasia yag tiggal di rumah lebih tiggi daripada lasia yag tiggal di pati. Hasil uji Ma Whitey meujukka p = 0,032. Artiya terdapat perbedaa kualitas sosial lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah. Berdasarka Ligkuga Dari tabel didapatka kualitas ligkuga lasia yag tiggal di rumah lebih tiggi daripada lasia yag tiggal di pati. Hasil uji Ma Whitey meujukka p = 0,157. Artiya tidak terdapat perbedaa kualitas ligkuga lasia yag tiggal di pati jompo da yag tiggal di rumah Perbedaa Kualitas Hidup Lasia yag Tiggal di Pati dega yag Tiggal di Rumah Hasil uji statistik meujukka terdapat perbedaa kualitas hidup lasia yag tiggal di pati jompo dega yag tiggal di rumah. Ke empat domai (fisik, psikologis, sosial da ligkuga) sagat memegaruhi kualitas hidup lasia. Setyoadi (2010) meyataka bahwa tidak terdapat perbedaa tigkat kualitas hidup pada waita lasia di komuitas da pati.

7 Cahyawati (2009) meyataka bahwa rata-rata skor maka hidup lasia yag tiggal bersama keluarga lebih tiggi daripada rata-rata maka hidup lasia yag tiggal di pati wredha, artiya maka hidup lasia yag tiggal bersama keluarga lebih tiggi dari lasia yag tiggal di pati wredha. Perbedaa Kualitas Hidup Lasia yag Tiggal di Pati dega yag Tiggal di Rumah Berdasarka Domai Fisik Setyoadi (2010) dalam peelitiaya meyataka bahwa tidak ada perbedaa tigkat kesehata fisik yag dialami lasia yag tiggal di pati dega yag tiggal di rumah. Jeis pelayaa yag berbeda pada kedua kelompok respode tersebut tidak memberika dampak yag jelas terhadap perbedaa kualitas kesehata fisik lasia yag tiggal di pati da yag tiggal di rumah. Kegiata yag berkaita dega kesehata fisik lasia yag tiggal di rumah seperti posyadu lasia yag diadaka sekali sebula oleh petugas puskesmas da megguaka pelayaa Rumah Sakit jika di perluka, tidak meutup kemugkia bagi lasia yag tiggal di pati jompo karea pemeriksaa kesehata oleh petugas kesehata pada lasia yag tiggal di pati dilakuka secara ruti sekali sebula da sewaktu-waktu jika diperluka. Perbedaa Kualitas Hidup Lasia yag Tiggal di Pati dega yag Tiggal di Rumah Berdasarka Domai Psikologis. Berdasarka hasil dari setiap poi pertayaa pada domai psikologis, terdapat perbedaa atara kualitas hidup psikologis lasia yag tiggal di pati dega yag tiggal di rumah. Psikologis lasia yag tiggal di rumah lebih baik daripada psikologis lasia yag tiggal di pati Lasia yag tiggal di rumah merasa hidupya lebih berarti da merasa ama karea mereka masih bisa berkumpul dega keluargaya da tetap mejadi bagia dari masyarakat. Dalam peelitia ii diperoleh adaya perbedaa kualitas hidup psikologis lasia yag tiggal di pati jompo dega yag tiggal di rumah. Kualitas hidup psikologis lasia yag tiggal di rumah lebih baik daripada kualitas hidup psikologis lasia yag tiggal di pati. Lasia yag tiggal di rumah masih bisa tetap aktif di dalam masyarakat da tetap bisa beriteraksi dega masyarakatmembuat diriya lebih berarti da lebih meikmati hidupya. Perbedaa Kualitas Hidup Lasia yag Tiggal di Pati dega yag Tiggal di Rumah Berdasarka Domai Sosial. Terdapat perbedaa kualitas hidup lasia ditijau dari domai sosial pada lasia yag tiggal di pati jompo dega yag tiggal di rumah. Sesuai peelitia Elviia (2006) yag meyataka bahwa tidak terdapat perbedaa hubuga sosial pada jada atau duda yag tiggal bersama keluarga dega yag tiggal di pati wredha. Persamaa hubuga sosial atara kedua kelompok lasia tersebut dikareaka oleh masig-masig tempat tiggal memberika dukuga yag cukup kuat bagi lasia, baik dari keluarga sediri aupu dari tema sebaya mereka. Lasia yag tiggal di pati lebih serig medapat dukuga dari tema sebaya, selai itu mereka

8 juga medapat kujuga dari keluargaya. Sedagka lasia yag tiggal di rumah memiliki kedekata yag baik dega keluarga dimaa keluarga merupaka sumber dukuga emosioal mereka. Dukuga sosial yag di dapat oleh lasia dari berbagai pihak itu aka berpegaruh terhadap kualitas hidupya. Perbedaa kualitas hidup lasia yag tiggal di Pati dega yag tiggal di Rumah Berdasarka Domai Ligkuga Dalam peelitia ii diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaa kualitas hidup lasia yag tiggal di pati jompo dega yag tiggal di rumah berdasarka domai ligkuga. Lasia yag tiggal di rumah memiliki rata-rata skor domai ligkuga yag lebih tiggi daripada lasia yag tiggal di pati. Hal ii dapat dikaitka dega perbedaa pekerjaa lasia yag tiggal di pati da yag tiggal di rumah yag aka berpegaruh terhadap perekoomia lasia. Lasia yag tiggal di rumah masih bisa bekerja utuk meghidupi kebutuhaya atau bahka haya keseagaya saja. KESIMPULAN DAN SARAN Adapu kesimpula dari peelitia ii adalah sebagai berikut: 1. Kualitas hidup lasia yag tiggal di rumah lebih baik daripada kualitas hidup lasia yag tiggal di pati. 2. Kualitas fisik lasia yag tiggal di pati tidak berbeda dega kualitas fisik lasia yag tiggal di rumah. 3. Kualitas psikologi lasia yag tiggal di rumah lebih baik daripada kualitas psikologi lasia yag tiggal di pati. 4. Kualitas sosial lasia yag tiggal di rumah lebih baik daripada kualitas psikologi lasia yag tiggal di pati. 5. Kualitas ligkuga lasia yag tiggal di pati tidak berbeda dega kualitas ligkuga lasia yag tiggal di rumah. Berdasarka hasil pembahasa da kesimpula yag telah diuraika diatas, peulis megajuka beberapa sara yaitu: 1. Bagi Pati Jompo Warga Mas Titia Ridho Ilahi Meigkatka iformasi da pegetahua lasia megeai proses peuaa yag telah dialamiya da meggalakka perilaku sehat bagi lasia dega memberika peyuluha kesehata. Meigkatka produktifitas lasia di pati seperti memberika keterampila pada lasia, membuat warug yag dikelola oleh lasia dega batua yayasa pati. Dega demikia diharapka kualitas hidup lasia yag lebih baik dapat tercapai. 2. Bagi Lurah Keluraha Pitupadag I Terus meigkatka aspek ligkuga seperti keamaa da keyamaa lasia di tempat tiggalya, membuat kelompokkelompok lasia yag memugkika lasia selalu memperoleh iformasi baik iformasi tetag kesehata, pegajia da kemalaga di keluraha pitupadag I atau bahka juga di daerah lai.

9 Meigkatka akses lasia terhadap pelayaa kesehata dega cara membuat kelompok arisa hasil pae padi di keluraha pitupadag I gua pemeuha kebutuha daa kesehata lasia itu sediri. Dega demikia diharapka kualitas hidup lasia yag lebih baik dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Bada Pusat Statistik, Tapauli selata Dalam Agka 2011, Kabupate Tapauli Selata. BkkbN, Asia Belajar Memberdayaka Lasia, Pers.aspx?SiaraPersID=15, diakses pada taggal 1 Agustus diakses pada taggal 1 September Nugroho, W Keperawata Gerotik, EGC, Jakarta. Raudhah, I Kualitas Hidup Lasia di Graha Reside Seior Karya Kasih Meda Sumatera Utara. Skripsi Fakultas Keperawata USU, Meda. Setyoadi. dkk Perbedaa tigkat kualitas hidup lasia di komuitas da pati, ejoural.umm.ac.id/idex.php/keper awata/article/viewfile/621/641- umm-scetific-joural.pdf, diakses pada taggal 10 September Cahyawati, R. dkk Perbedaa Maka Hidup Lasia Yag Tiggal Di Pati Werdha Dega Yag Tiggal Bersama Keluarga, tories/jadwal-kuliah/askahpublikasi pdf, diakses pada taggal 6 Jui Darmojo, B da Martoo Geriatri (Ilmu Kesehata Usia Lajut), Balai Peerbit FKUI, Jakarta. Elviia Quality of Life pada Lajut Usia studi perbadiga pada jada atau duda lasia atara yag tiggal di rumah bersama keluarga dega yag tiggal di pati werdha, x?tabid=61&src=k&id=124555,