P U T U S A N. Nomor 124/Pdt.G/2014/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 124/Pdt.G/2014/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara Cerai Talak antara : Pembanding, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, alamat di Kota Makassar, semula disebut Termohon selanjutnya disebut Pembanding; melawan Terbanding, umur 58 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, alamat di Kota Makassar, semula disebut Pemohon selanjutnya disebut Terbanding ; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari semua surat yang berhubungan dengan perkara ini. DUDUK PERKARA Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor 922/Pdt.G/2014/PA.Mks, tanggal 24 September 2014 Masehi, yang bertepatan dengan tanggal 29 Dzulqaidah 1435 Hijriah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : - Mengabulkan permohonan pemohon; - Mengizinkan pemohon Drs. Mardi Syahir, M.Pd bin Drs. M. Junus untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap termohon Dra. Henny Halim binti Halim didepan persidangan Pengadilan Agama Makassar; - Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, dan Kantor Urusan Agama Hal. 1 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

2 Kecamatan Bissapu, Kabupaten Bantaeng, paling lambat 30 hari setelah pemohon mengucapkan ikrar talak; - Menghukum pemohon untuk memberikan termohon berupa: 1. Mut ah sejumlah Rp ,00 ( lima belas juta rupiah ); 2. Nafkah iddah selama 3 ( tiga bulan berturut-turut sejumlah Rp ,00 ( sembilan juta rupiah ); - Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp ,00 ( dua ratus enam ribu rupiah ); Bahwa, terhadap putusan tersebut, Termohon/Pembanding tidak puas dan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar melalui Pengadilan Agama Makassar sesuai akta permohonan banding nomor 922/Pdt.G/2014/PA.Mks, tanggal 24 September 2014, dan permohonan banding tersebut telah disampaikan kepada Pemohon/Terbanding pada tanggal 25 September 2014; Bahwa, Termohon/Pembanding telah melengkapi permohonan bandingnya dengan memori banding yang diserahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Makassar pada tanggal 6 Oktober dan telah disampaikan kepada Pemohon/Terbanding pada tanggal 13 Oktober dan Terbanding menyerahkan kontra memori Banding pada tanggal 16 Oktober 2014; Bahwa, sebelum berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar kepada Termohon/Pembanding telah diberi kesempatan oleh Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk membaca dan memeriksa berkas sesuai surat pemberitahuan untuk memeriksa berkas Nomor 922/Pdt.G/2014/PA.Mks tanggal 6 Oktober dan Pembanding tidak melakukan pemeriksaan berkas sesuai surat keterangan Panitera Pengadilan Agama Pengadilan Agama Makassar Nomor : 922/Pdt.G/2014/PA.Mks. tanggal 21 Oktober dan kepada Pemohon/Terbanding telah diberi kesempatan oleh Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk membaca dan memeriksa berkas sesuai surat pemberitahuan untuk memeriksa berkas Nomor 922/Pdt.G/2014/PA.Mks. tanggal 30 September dan Pemohon/Terbanding telah melakukan pemeriksaan berkas sesuai dengan Hal. 2 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

3 berita acara pemeriksaan berkas Nomor 922/Pdt.G/2014/PA.Mks tanggal 01 Oktober 2014; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh Termohon/Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara-cara yang ditentukan dalam Undang-undang, maka permohonan banding tersebut dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding mempelajari dan meneliti dengan seksama berkas perkara yang terdiri dari berita acara sidang pengadilan tingkat pertama, surat - surat bukti dan surat - surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, serta keterangan saksi - saksi yang diajukan oleh pihak - pihak yang berperkara, juga salinan resmi putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor 922/Pdt.G/2014/PA.Mks, tanggal 24 September 2014 Masehi, yang bertepatan dengan tanggal 29 Dzulqaidah 1435 Hijriah, Majelis Hakim tingkat banding memberikan pertimbangan - pertimbangan sebagai berikut : Menimbang, bahwa berkenaan dengan apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim tingkat pertama khusus mengenai perceraian (Cerai Talak oleh Pemohon dan Termohon) adalah sudah benar dan tepat karena didasarkan pada fakta peristiwa dan fakta hukum yang diperoleh selama proses persidangan yang bersumber dari bukti-bukti, serta telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama tersebut diambil alih oleh Majelis Hakim tingkat banding untuk dijadikan sebagai pertimbangannya sendiri dalam memutus perkara dengan tambahan pertimbangan sebagai berikut : Menimbang bahwa keberatan Termohon/Pembanding dalam memori bandingnya sebagai mana yang diuraikan dalam memori banding halaman 3 yang merujuk pada putusan halaman 4 No. urut 2 s/d halaman 6 No. urut 6 menjelaskan bahwa Termohon/Pembanding selama bersama Hal. 3 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

4 Pemohon/Terbanding terutama pada saat Terbanding kuliah di Yogyakarta telah dikhianati oleh Pemohon/Terbanding dimana Termohon/Pembanding mempunyai teman dekat yang bernama Yati, malah perempuan yang bernama yati tersebut mengatakan bahwa dia akan dinikahi oleh Pemohon/Terbanding dengan alasan perkawinan Termohon/Pembanding dengan Pemohon/Terbanding bukan kemauan Pemohon/Terbanding tapi kemauan orang tua, begitu pula telah terjadi pertengkaran di Bandara Sukarno Hatta Jakarta pada saat mengantar anak Termohon/Pembanding dan Pemohon/Terbanding berangkat ke Amerika Serikat untuk pertukaran pelajar akhirnya Termohon/Pembanding pulang ke Makassar sendiri. Dari sejak itu Termohon/Pembanding dan Pemohon/Terbanding tidak hidup satu rumah lagi dengan Termohon/Pembanding ; Menimbang bahwa dari penjelasan Termohon/Pembanding tersebut jelas tergambar bahwa Termohon/Pembanding mendapat kesulitan dan penderitaan dari tingkah laku Pemohon/Terbanding sehingga keadaan rumah tangga Termohon/Pembanding dan Pemohon/Terbanding yang sudah rapuh dan tidak ada lagi keharmonisan diantara keduanya, bahkan telah berpisah tempat tinggal sejak tahun 2008, disamping itu Pemohon/Terbanding telah menunjukkan sikap dan tekadnya untuk bercerai dengan Termohon/Pembanding, berarti tidak mau lagi mempertahankan rumah tangga nya ; Menimbang bahwa hal ini bisa dimengerti bahwa bila salah satu pihak sudah tidak mau membina rumah tangganya dengan yang lainnya, maka salah satu sendi dari rumah tangga tersebut menjadi siksaan, maka kalaupun dipaksakan hidup berumah tangga maka rumah tangga tersebut menjadi penderitaan bagi keduanya bukan kebahagiaan yang akan didapat tetapi justru kesengsaraan yang berkepanjangan yang akan didapat, dengan demikian permohonan Pemohon/Terbanding telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana di maksud dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah tahun 1975 dan Pasal 116 Huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; Hal. 4 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

5 Menimbang bahwa Majelis Hakim telah berusaha menggali persoalan yang terjadi pada Termohon/Pembanding dan Pemohon/Terbanding dari sejak awal perkawinan sampai pada titik puncak pertengkaran antara Termohon/Pembanding dengan Pemohon/Terbanding, maka ditemukan fakta antara Termohon/Pembanding dengan Pemohon/Terbanding telah terjadi pertengkaran yang berujung berurusan dengan Pengadilan Agama, ini menandakan bahwa pondasi perkawinan Termohon/Pembanding dengan Pemohon/Terbanding tidak dibangun dengan kokoh dan kuat dan tidak ada keinginan secara bersama untuk membina rumah tangga secara sakinah, mawadah dan rahmah; Menimbang bahwa bahwa nafkah Iddah dan Mut ah adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang suami yang menceraikan istri nya sebagaimana ketentuan Pasal 149 huruf (a) dan Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam, malah hakim bisa menentukan nafkah Iddah dan mut ah diminta atau tidak diminta oleh istri yang diceraikan oleh suami sebagai mana ketentuan Pasal 41 huruf (C) Undang-undang No 1 tahun 1974, namun perlu dipertimbangkan kemampuan suami dan kewajaran yang biasa suami memberikan nafkah kepada istri nya di saat rukun serta kesanggupan pihak suami untuk memberikan nafkah Iddah dan Mut ah tersebut. Oleh karena itu Majelis Hakim Tingkat Banding perlu memperbaiki putusan Pengadilan tingkat pertama tentang pembebanan nafkah Iddah dan mut ah ; Menimbang bahwa perlu difahami bahwa mut ah adalah ungkapan rasa empati oleh mantan suami yang diwujudkan berupa pemberian selain nafkah wajib kepada istri yang diceraikannya sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqaroh ayat 241 yang berbunyi sebagai berikut : ÄÙÛØÅ G^&Uã 2Qä^1 Xp=RUãäæ Pä&i #^fëjfep Hal. 5 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

6 Artinya : Kepada wanita-wanita yang diceraikan oleh suaminya hendaklah diberikan oleh suaminya mut ah menurut yang ma ruf sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa ; Menimbang bahwa memperhatikan penghasilan Pemohon/Terbanding sebagai dosen pada suatu perguruan Tinggi ternama di Makassar yang tentu penghasilannya cukup untuk memberikan nafkah yang layak kepada Termohon/Pembanding maka Majelis Hakim Tingkat banding tidak sependapat dengan jumlah yang ditetapkan Majelis Hakim Tingkat pertama tentang pembebanan Mut ah sejumlah ,00 (lima belas juta rupiah) akan tetapi Mejelis Hakim Tingkat banding memandang layak Pemohon/Terbanding dihukum untuk membayar Mut ah kepada Termohon/Pembanding sejumlah Rp ,00 (dua puluh lima juta rupiah); Menimbang bahwa begitu juga nafkah iddah yang dibebankan kepada Pemohon/Terbanding sejumlah Rp ,00 (sembilan juta rupiah) selama masa iddah adalah tidak wajar sesuai dengan besarnya penghasilan Pemohon/Terbanding maka Majelis Hakim Tingkat banding tidak sependapat dengan jumlah yang ditetapkan Majelis Hakim Tingkat pertama tentang pembebanan nafkah iddah sejumlah ,00 (sembilan juta rupiah) akan tetapi Mejelis Hakim Tingkat banding memandang layak Pemohon/Terbanding dihukum untuk membayar nafkah iddah selama masa iddah kepada Termohon/Pembanding sejumlah Rp ,00 (lima belas juta rupiah); Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut di atas maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan Majelis Hakim tingkat pertama tersebut patut dibatalkan dan dengan mengadili sendiri dengan mengabulkan permohonan Pemohon/Terbanding dan menghukum Pemohon/Terbanding untuk membayar mut ah dan nafkah iddah kepada Termohon/Pembanding; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk sengketa di bidang perkawinan, maka sesuai dengan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Hal. 6 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

7 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon/Terbanding dan biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Termohon/Pembanding ; Mengingat segala ketentuan perundang-undangan dan peraturanperaturan yang bersangkutan dengan perkara ini; MENGADILI Menyatakan, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Termohon/Pembanding dapat diterima; Membatalkan putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor 922/Pdt.G/2014/PA.Mks, tanggal 24 September 2014 Masehi, yang bertepatan dengan tanggal 29 Dzulqaidah 1435 Hijriah, dan dengan mengadili sendiri yang amarnya sebagai berikut : a. Mengabulkan permohonan pemohon/terbanding. b. Mengizinkan pemohon/terbanding Drs. Mardi Syahir, M.Pd bin Drs. M. Junus untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap termohon/pembanding Dra. Henny Halim binti Halim didepan persidangan Pengadilan Agama Makassar. c. Menghukum pemohon/terbanding untuk membayar kepada Termohon/Pembanding berupa: 1) Mut ah sejumlah Rp ,00 (dua puluh lima juta rupiah ) ; 2) Nafkah iddah sejumlah Rp ,00 (lima belas juta rupiah) selama masa iddah ; d. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tamalanrea, Kantor Urusan Agama Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Bissapu, Kabupaten Bantaeng, paling lambat 30 hari setelah pemohon mengucapkan ikrar talak; e. Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini pada tingkat Hal. 7 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

8 pertama kepada pemohon/terbanding sejumlah Rp ,00 ( dua ratus enam ribu rupiah ); f. Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini pada tingkat banding kepada Termohon/Pembanding sejumlah Rp ,00 (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Senin tanggal 15 Desember 2014 Masehi, bertepatan dengan tanggal 22 Safar 1436 Hijriah, yang dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh, Drs. H. M. Nadir Makka, S.H., M.HI. sebagai Ketua Majelis, Dra. Hj. Ummi Salam, S.H.M.H. dan Drs. Tata Sutayuga, S.H., sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 3 Nopember 2014, dengan dibantu oleh Drs. M. Akmal sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama Makassar, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara. Hakim Anggota Ketua Majelis Ttd. Dra. Hj. Ummi Salam, S.H., M.H. Ttd. Drs. H. M. Nadir Makka, S.H., M.HI. Ttd. Drs. Tata Sutayuga, S.H. Panitera Pengganti Ttd. Drs. M. Akmal Hal. 8 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks

9 Perincian Biaya : Redaksi : Rp ,- Meterai : Rp ,- Biaya Proses Penyelesaian Perkara : Rp ,- J u m l a h : Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah) Untuk Salinan, Panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar, Drs.H. Ach.Jufri,S.H.M.H., Hal. 9 dari 9 Hal. Put. No. 124 /Pdt.G/2014/PTA.Mks