P U T U S A N. Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara Cerai Talak antara : Pembanding, umur., agama., pekerjaan., bertempat tinggal Kota Makassar, dalam hal ini memberi kuasa kepada Hj. Sheha A. Habib, SH dan Rekan, beralamat di Gedung Graha Mobil Kom, Jl. Raden Saleh No. 53 Jakarta Pusat 10330, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 Desember 2014, selanjutnya disebut Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/ ; m e l a w a n Terbanding, umur., agama., pekerjaan., alamat Kota Makassar, dalam hal ini memberi kuasa kepada Husnah Husain, SH., dan Rekan, beralamat di Bumi Tamalanrea Permai, Jalan Kejayaan Utara IV Blok L No. 209, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 November 2014 selanjutnya disebut Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi. Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari semua surat yang berhubungan dengan perkara ini. DUDUK PERKARA Hal 1 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

2 Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor 1952/Pdt.G/2014/PA.Mks, tanggal 28 Juli 2015 M. yang bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 1436 H., yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Dalam Konvensi 1. Mengabulkan permohonan Pemohon sebagian. 2. Memberi izin kepada Pemohon (.) untuk mengikrarkan talak satu raj'i terhadap Termohon (.) di depan sidang Pengadilan Agama Makassar. 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Panakukang, Kota Makassar dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu. 4. Menolak untuk yang selebihnya. Dalam Rekonvensi Dalam Eksepsi - Menerima eksepsi Tergugat. Dalam Pokok Perkara 1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian. 2. Menghukum Tergugat untuk memberikan kepada Penggugat nafkah iddah selama 3 (tiga) bulan sejumlah Rp ,00 (lima puluh juta rupiah). 3. Menghukum pula Tergugat untuk memberikan kepada Penggugat mut ah berupa uang sejumlah Rp ,00 (seratus lima puluh juta rupiah). 4. Menyatakan tidak dapat diterima untuk yang selebihnya. Dalam Konvensi Dan Rekonvensi - Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp ,00 (tiga ratus dua puluh satu ribu rupiah). Hal 2 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

3 Membaca Akta Permohonan Banding Nomor 1925/Pdt.G/2014/PA Mks. Yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Makassar, tanggal 28 Juli 2015, yang menyatakan bahwa Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/ Pembanding telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Makassar tersebut dan permohonan banding dimaksud telah diberitahukan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding pada tanggal 10 Agustus Bahwa termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding telah mengajukan memori banding tanggal 19 Agustus 2015 dan tambahan memori banding tanggal 21 Agustus 2015, yang diterima oleh Panitera Pengadilan Agama Makassar pada tanggal 19 dan 25 Agustus 2015, serta telah diberitahukan dan diserahkan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding pada tanggal 3 September 2015, kemudian terhadap memori banding tersebut Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding telah mengajukan kontra memori banding, tanggal 14 September 2015, yang diterima oleh Panitera Pengadilan Agama Makassar pada tanggal 21 September 2015, serta telah diberitahukan dan diserahkan pula kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/ Pembanding pada tanggal 9 Oktober Bahwa terhadap kedua pihak telah diberitahukan untuk memeriksa berkas (inzage), sesuai relaas pemberitahuan tanggal 13 Agustus 2015 kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding dan relaas pemberitahuan tanggal 12 Agustus 2015 kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding, dan berdasarkan Surat Keterangan Panitera Nomor 1925/Pdt.G/2015/PA Mks., tanggal 27 Agustus 2015 dan tanggal 28 Agustus 2015, Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding atau kuasanya maupun Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding atau kuasanya tidak datang memeriksa berkas perkara banding tersebut. PERTIMBANGAN HUKUM Hal 3 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

4 Menimbang bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding, ternyata masih dalam tenggat waktu dan dengan cara-cara sebagaimana menurut peraturan perundang undangan yang berlaku, hal mana sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang- Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima untuk diperiksa pada tingkat banding; Menimbang bahwa majelis tingkat banding setelah meneliti, membaca, mempelajari dan memperhatikan dengan seksama berkas berkara dari Pengadilan Agama Makassar, Nomor 1925/Pdt.G/2014/PA.Mks. tanggal 28 Juli 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Syawal 1436 Hijriah, yang terdiri dari salinan Putusan, Berita Acara Sidang, alat bukti surat serta keterangan saksisaksi, Memori Banding dan Kontra Memori Banding akan memberikan pertimbangan sebagai berikut: DALAM KONVENSI Menimbang, bahwa sebelum memeriksa pokok perkara, terlebih dahulu mencermati hukum Formil atau hukum Acara dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh majelis hakim tingkat pertama, bahwa berdasarkan Berita Acara Sidang pertama tanggal 9 Desember 2014 sampai dengan sidang yang kesepuluh pada tanggal 7 April 2015, majelis hakim tingkat pertama ternyata tidak pernah ada usaha mendamaikan para pihak yang berperkara sesuai dengan ketentuan Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 yang menyatakan Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, hakim berusaha mendamaikan kedua fihak. Maksud ketentuan Pasal ini adalah majelis hakim yang harus pertama kali berusaha mendamaikan para pihak kemudian setelah tahapan ini selesai barulah tahapan proses Mediasi dilaksanakan oleh Mediator yang dipilih oleh para pihak Hal 4 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

5 atau yang ditunjuk oleh majelis hakim atas kesepakatan para pihak. Hal tersebut sesuai maksud ketentuan Pasal 8 ayat (1), dan Pasal 11 ayat (5) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan; Menimbang bahwa berdasarkan Berita Acara Sidang pertama tanggal 9 Desember 2014, Berita Acara Sidang kedua tanggal 23 Desember 2014 dan Berita Acara Sidang ketiga tanggal 6 Januari 2015, majelis hakim tingkat pertama ternyata juga tidak pernah ada perintah untuk menghadirkan Pemohon dan Termohon secara Materil atau Pribadi dalam proses mendamaikan kedua belah pihak yang harus dilakukan terlebih dahulu oleh majelis hakim tingkat pertama. Hal mana telah tidak memenuhi dan bertentangan dengan ketentuan Pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, karena menurut ketentuan tersebut, kehadiran para pihak secara Materil dalam sidang perdamaian perkara perceraian adalah bersifat Imperatif, sebagaimana Kaidah Hukum yang tercantum dalam Putusan Mahkamah Agung RI, Nomor 196/K/AG/2001, tanggal 14 April 2004 yang menyatakan Bahwa meskipun para pihak sudah menguasakan pada Pengacara, namun dalam perkara perceraian kehadiran para pihak secara Materil harus dipandang suatu hal yang Mutlak diperlukan, dan ternyata dalam sidang pertama, kedua dan ketiga untuk Perdamaian majelis hakim tingkat pertama tidaklah dipenuhi atau diabaikan tahapan pemeriksaan tersebut; Menimbang, bahwa penunjukan Mediator yang dilakukan oleh majelis hakim tingkat pertama kepada saudara. ternyata tidak disertai dengan surat Penetapan Penunjukan Mediator oleh Ketua majelis kemudian dalam laporan mediator kepada majelis hakim tingkat pertama, hanya melaporkan bahwa mediasi yang dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2015 tidak menghasilkan kesepakatan sehingga dengan demikian mediasi tersebut tidak berhasil. Apabila mencermati laporan mediator tersebut ditemukan fakta yaitu: mediasi dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2015, laporan mediasi dibuat pada tanggal 6 Januari 2015 Hal 5 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

6 dan laporan mediasi tersebut juga disampaikan pada sidang perkara ini tanggal 6 Januari 2015, berdasarkan fakta tersebut menurut majelis hakim tingkat banding mediasi yang dilakukan oleh. tidaklah bersunggu-sungguh dan tidak optimal selain itu majelis hakim tingkat pertama juga tidak memberikan waktu yang cukup kepada para pihak berpikir secara jernih, karena mediasinya hanya dilaksanakan 1 (satu) hari saja (vide Pasal 13 ayat (3) PERMA Nomomor 1 Tahun 2008). Sebab bersamaan pada hari itu juga dilanjutkan proses tahapan persidangan pembacaan surat permohonan Pemohon dan oleh karenanya ketentuan yang diatur dalam Pasal 1 butir 9, dan Pasal 2 ayat (2) PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan tidak terpenuhi, sejalan dengan pendapat pakar Hukum Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Tahun 2009, halaman 68 yang selanjutnya diambil alih sebagai pendapat dan pertimbangan sendiri oleh majelis hakim tingkat banding, bahwa setiap pemeriksaan perkara perceraian atas alasan perselisihan dan pertengkaran yang belum memenuhi usaha perdamaian secara optimal, pemeriksaan dan putusannya dapat dinyatakan Batal Demi Hukum atau dapat dibatalkan karena dianggap belum memenuhi tertib beracara; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan Cerai Talak Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Terbanding harus dinyatakan tidak dapat diterima; DALAM REKONVENSI Menimbang, bahwa oleh karena putusan majelis tingkat pertama ternyata tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan maka Eksepsi Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding, majelis hakim tingkat banding menyatakan Eksepsi tersebut tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Rekonvensi yang telah diputus oleh majelis hakim tingkat pertama sangat erat hubungannya dengan permohonan cerai talak (dalam konvensi) dan majelis hakim tingkat banding berpendapat Hal 6 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

7 bahwa permohonan cerai talak tersebut harus dinyatakan tidak diterima, maka gugatan Rekonvensi dalam pokok perkara harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa oleh karena itu pula maka seluruh pemeriksaan dan penilaian majelis hakim tingkat pertama terhadap permohonan cerai talak itu sendiri dalam Konvensi maupun dalam gugatan Rekonvensi, alat bukti para pihak dalam pemeriksaan tingkat pertama serta keberatan-keberatan yang diajukan oleh Termohon Konvensi /Penggugat Rekonvensi/Pembanding maunpun kontra memori banding Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding dalam pemeriksaan tingkat banding tidak perlu lagi dipertimbangkan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka Putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor 1925/Pdt.G/2014/PA Mks., tanggal 28 Juli 2015 Masehi bertepatan tanggal 12 Syawal 1456 Hijriah tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan, selanjutnya majelis hakim tingkat banding memberikan putusan dengan mengadili sendiri sebagaimana dalam amar putusan yang tersebut di bawah ini. DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding sedangkan biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/ Pembanding Meningingat segala ketentuan hukum dan peraturan perundang undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I Hal 7 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

8 - Menyatakan permohonan banding yang diajukan oleh Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding dapat diterima; - Membatalkan putusan Pengadilan Agama Makassar, Nomor 1925/Pdt.G/ 2014 PA.Mks., tanggal 28 Juli 2015 M. bertepatan dengan tanggal 12 Syawal 1436 H. DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI DALAM KONVENSI - Menyatakan permohonan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/ Terbanding tidak dapat diterima ( Niet Onvankelijke Verklaard ); DALAM REKONVENSI - Menyatakan gugatan Penggugat Rekonvensi/Pembanding tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard); DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI - Membebankan biaya perkara kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding sebesar Rp ,00,- ( Tiga ratus dua puluh satu ribu rupiah) pada tingkat pertama dan kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding sebesar Rp ,00,- (seratus lima puluh ribu rupiah) pada tingkat banding. Demikian diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Jum at tanggal 25 November 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 13 Safar 1437 Hijriah, yang dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh, H. Ahmad Tahang, S.H. sebagai Ketua Majelis, Drs. Masrur, S.H., M.H. dan DR. Mame Sadafal, M.H., sebagai Hakim Anggota dengan dibantu oleh Dra. Hj. Tawadjdjah Arfah, S.H. sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama Makassar, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara. Hakim Anggota Ketua Majelis Hal 8 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.

9 ttd Drs. Masrur, S.H., M.H. ttd H. Ahmad Tahang, S.H. Hakim Anggota ttd DR. Mame Sadafal, M.H. Panitera Pengganti ttd Dra. Hj. Tawadjdjah Arfah, S.H. Perincian Biaya : Redaksi : Rp ,- Meterai : Rp ,- Biaya Proses Penyelesaian Perkara : Rp ,- J u m l a h : Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah) Untuk Salinan Wakil Panitera Pengadilan Tinggi Agama M a k a s s a r, Drs. Abd. Razak Hal 9 dari 9 hal.put.no.92/pdt.g/2015/pta Mks.