PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT"

Transkripsi

1 PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT ULFAH MUSHLIHA ADHANI PUARADA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Gaya Pengasuhan dan Pola Asuh Akademik Terhadap Prestasi Siswa SMP Pada Daerah Pantai dan Pegunungan di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor Bogor, Juli 2014 Ulfah Mushliha Adhani Puarada NIM I

3 ABSTRAK ULFAH MUSHLIHA ADHANI PUARADA. Pengaruh Gaya Pengasuhan dan Pola Asuh Akademik terhadap Prestasi Siswa SMP pada Daerah Pantai dan Pegunungan di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Dibimbing oleh DWI HASTUTI. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat fakfak adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap tingkatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh gaya pengasuhan dan pola asuh akademik terhadap prestasi siswa SMP di daerah pantai dan pegunungan di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Penelitian melibatkan 40 responden kelas VIII yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pola asuh akademik yang diberikan orangtua baik pada daerah pantai maupun pegunungan berada pada kategori rendah. Untuk penerapan gaya pengasuhan dapat orangtua pada daerah pantai menerapkan gaya pengasuhan penerimaan dengan skor 73 dan pegunungan dengan skor untuk gaya pengasuhan penolakan. Pada daerah pantai dan pegunungan memiliki kekhasan prestasi masing-masing, daerah pantai dengan prestasi akademik yang baik dan daerah pegunungan dengan prestasi non akadermik yang baik. Beberapa faktor mempengaruhi prestasi siswa, baik akademik maupun non-akademik yaitu lama pendidikan orangtua, aktivitas siswa, gaya pengasuhan penolakan dan pola asuh akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan dan pola asuh akademik berpengaruh terhadap prestasi siswa SMP di Kabupaten Fakfak baik secara akademik maupun non-akademik. Kata kunci : daerah pantai, daerah pegunungan, pola asuh akademik, dan prestasi akademik, prestasi non akademik ABSTRACT ULFAH MUSHLIHA ADHANI PUARADA. The Effect Of Parenting Style and Academic Achievement of Adolesencts Performances On Junior High School In Coastal and Mountain Areas at Fakfak Regency, West Papua Province. Under Direction by DWI HASTUTI. One of the problems Fakfak people s facing these days is the low quality of education at all levels. The purpose of the study was to discover the effect of parenting style and parenting academic on junior high school performance in coastal areas and mountains of Fakfak Regency, West Papua Province. Sample was 40 respondent in eigth grade selected by purposive. The results showed quality parent of both areas using academic achievement are low category. For perceived parenting, parent on coastal areas using parenting acceptance style with maximal score 73 and parents on mountain areas, using parenting rejection styles with maximal score Both areas has unique achievement, coastal area with academic achievement and mountain area with non-academic achievement. Some factor effect to academic and non-academic achievement are parents education,adolesentcs activity, parental rejection and academic achievement. Parenting style and parenting academic affect the academic achievement. Keyword : academic achievements, coastal areas, mountain areas, and parenting academic

4 Hak cipta milik IPB, tahun 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

5 PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT ULFAH MUSHLIHA ADHANI PUARADA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

6 Judul : Pengaruh Gaya Pengasuhan dan Pola Asuh Akademik Terhadap Prestasi Siswa SMP pada Daerah Pantai dan Pegunungan di Kabupaten Fakfak Papua Barat Nama : Ulfah Mushliha Adhani Puarada NIM : I Disetujui oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc Pembimbing Diketahui oleh Prof.Dr.Ir.Ujang Sumarwan, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jayapura pada tanggal 1 Juni 1993 dari ayah Dr. H. Wahidin Puarada, M.Si dan ibu Siti Hadra Kadir, SH. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Pendidikan terakhir ditempuh di SMA Lazuardi Global Islamic School (GIS). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD), dengan Mayor Ilmu Keluarga dan Konsumen. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis terlibat dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA-Bogor). Penulis juga aktif dalam mengikuti kepanitiaan yang diselengarakan baik oleh Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM FEMA) maupun Himpunan Ilmu Keluarga dan Konsumen (HIMAIKO), beberapa diantaranya adalah Masa Perkenalan Fakultas dan Masa Perkenalan Departemen, Hari Keluarga, Family and Consumer Day, dan Indonesian Ecology Expo (INDEX). Penulis juga pernah mendapatkan penghargaan Mahasiswa Berprestasi bidang Olahraga FEMA pada tahun 2010.

8 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pola Asuh Akademik Dan Prestasi Siswa SMP Pada Daerah Pantai dan Daerah Pegunungan Di Kabupaten Fakfak Papua Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc selaku pembimbing, Ibu Dr.Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku pembimbing akademik, serta Ibu Alfiasari, SP, M.Si dan Ibu Neti Hernawati, SP selaku penguji yang banyak memberikan masukan terhadap penulisan skripsi ini. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Ayah (Dr.H.Wahidin Puarada,M.Si) dan Ibu (Siti Hadra Kadir,S.H) beserta kakak dan adik yang setia mendukung dan memotivasi penulis (Icha,Aim,Ima,Eva,dan Andy) juga kepada teman-teman seperjuangan IKK 47 (Nenggi,Anggra, Ilma,Andin) dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, teman sebimbingan (Lia, Andin, Herni, Yosita), keluarga besar B24, FRENZ (Luqman,Keke,Fender,Agus, Rizky,Anyun,Salmi), Mutiaraners (Kak Uni, Kak Icha, Kak Upi, Kak Sri, Kak Nur,Titin dan Yeni), Lorong 11 (Aan, Linda, Deti, Novi, Aka, Fitri), keluarga besar FASCO, dan tidak lupa juga kepada responden yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2014 Ulfah Mushliha Adhani Puarada

9 DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 KERANGKA PEMIKIRAN 5 METODE PENELITIAN 6 Desain, Tempat dan Waktu 6 Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 7 Pengolahan dan Analisis Data 7 Definisi Operasional 9 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Keadaan Umum Lokasi Penelitian 9 Karakteristik Keluarga 10 Karakteristik Siswa 12 Gaya Pengasuhan 12 Pola Asuh Akademik 13 Fasilitas Belajar 14 Aktivitas Siswa 15 Prestasi Remaja 16 Hubungan Antar Variabel 18 Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi siswa 19 Pembahasan 20 SIMPULAN DAN SARAN 21 DAFTAR PUSTAKA 22 LAMPIRAN 22

10 DAFTAR TABEL 1. Jenis dan cara pengambilan data 7 2. Sebaran berdasarkan besar keluarga Sebaran berdasarkan pendapatan orangtua Sebaran berdasarkan pendidikan orangtua Sebaran berdasarkan pekerjaan orangtua Sebaran berdasarkan usia siswa Sebaran berdasarkan gaya pengasuhan Sebaran berdasarkan pola asuh akademik Rataan prestasi berdasarkan wilayah Sebaran contoh berdasarkan tingkat prestasi akademik siswa Sebaran contoh berdasarkan prestasi non-akademik siswa Nilai Koefisen Korelasi Hubungan Karakteristik Keluarga, Karakteristik Remaja, Gaya Pengasuhan, Pola Asuh Akademik dengan Prestasi Siswa Hasil analisis regresi terhadap prestasi remaja 21 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka Pemikiran 5 2. Skema Penarikan Contoh 6 3. Sebaran berdasarkan pola asuh akademik Sebaran berdasarkan alat pembelajaran Sebaran berdasarkan media pembelajaran Sebaran kegiatan ekstrakulikuler berdasarkan wilayah Sebaran kegiatan kulikuler berdasarkan wilayah 17 DAFTAR LAMPIRAN 1. Sebaran contoh berdasarkan jawaban gaya pengasuhan Sebaran contoh berdasarkan jawaban pola asuh akademik Sebaran contoh berdasarkan prestasi akademik siswa pada daerah pantai Sebaran contoh berdasarkan prestasi akademik siswa pada daerah pegunungan Sebaran contoh berdasarkan prestasi non-akademik siswa Hasil penelitian terdahulu 31

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia saat ini dihadapi oleh tiga tantangan pendidikan nasional, yaitu tantangan dalam menghadapi bonus demografi, tantangan terhadap respon perubahan atas rencana pemberlakuan masyarakat ASEAN 2015, dan tantangan dalam menghadapi kualitas guru. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat namun masih terdapat ketimpangan kualitas berupa sarana prasarana maupun output pendidikan yang masih terlokalisir di Pulau Jawa (Hidayat 2014). Survei yang dilakukan oleh lembaga edukasi dan perusahaan penerbitan Pearson menempati Korea Selatan sebagai peringkat pertama dengan sistem pendidikan global terbaik, sedangkan Indonesia berada pada posisi terbawah. Kesuksesan pendidikan Korea Selatan mencerminkan budaya bahwa baik guru, orang tua dan murid sama-sama sangat dihormati, serta bersama-sama bertanggung jawab terhadap pendidikan (BBC 2014). Pembangunan pendidikan yang bermutu dan merata di seluruh wilayah Indonesia merupakan cita-cita besar yang belum terwujud. Banyak hal yang menjadi kendala, terlebih wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat. Pendekatan yang dilakukan untuk membangun pendidikan berbeda dengan wilayah lainnya. Masyarakat pegunungan yang sangat tekun dengan aktivitas pertanian memiliki gizi yang terbilang rendah. Masyarakat di daerah pesisir pantai terbilang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan masyarakat pegunungan, tetap memerlukan pendekatan yang berbeda. Yang menjadi kendala dalam pembangunan pendidikan di Papua Barat adalah luasnya wilayah sehingga membuat jarak menjadi berjauhan (Akuntono 2011). Perbedaan identitas dan perbedaan unsur kebudayaan suatu daerah pun akan membentuk orientasi anak sesuai kebudayaan serta menimbulkan keragaman gaya pengasuhan di berbagai etnis Indonesia, termasuk etnis Papua. Beragamnya pengasuhan yang terjadi dapat mempengaruhi kualitas dan perkembangan anak, salah satunya masalah yang terjadi di sekolah meliputi kegagalan dan kesulitan belajar (Hastuti 2009). Ali (2009) dalam Nikmah (2011) menyebutkan bahwa terdapat sejumlah faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak, yaitu pola asuh orang tua dan pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin tinggi pengetahuan orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anaknya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan pengajar untuk mengubah tingkah laku siswa melalui pengajaran dan pelatihan (Irham & Wiyani 2013). Suatu sumberdaya manusia yang unggul tidak tercipta dengan sendirinya, namun dibutuhkan kerjasama antara pendidik dan keluarga untuk menciptakan suatu keberhasilan. Keunggulan sumberdaya manusia dapat dilihat dari pencapaian suatu pembelajaran, yang dilihat melalui nilai rapor dan juga prestasi yang menunjang pada sisi non-akademik. Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi seseorang, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal berkaitan dengan pengasuhan, kondisi tempat belajar, dan kondisi lingkungan belajar. Faktor internal meliputi faktor fisik dan faktor psikologis (Srinovita et al. 2012)

12 2 Dalam prosesnya, setiap keluarga melakukan proses pengasuhan untuk mengoptimalkan baik pertumbuhan dan perkembangan anak dengan dibantu oleh sekolah, komunitas, dan masyarakat. Penyediaan lingkungan yang aman dan sehat terhadap anak mampu mengoptimalkan perkembangan anak (Berns 1997 dalam Latifah et.al 2009). Menurut Myers (1990) dalam Hastuti (2009), dilihat dari lingkungan belajar anak terdapat enam dimensi yang dapat mempengaruhi anak, yaitu lingkungan fisik, aktivitas, sistem nilai, hubungan sosial, masyarakat sekitar anak, dan komunikasi. Perumusan Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan suatu bangsa dimana seseorang mampu mendapatkan pengetahuan serta pengembangan diri (Prihatina 2011). Orangtua menginginkan anaknya untuk menjadi manusia yang pandai, cerdas, dan berakhlak, namun tidak menyadari bahwa caranya mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan serta dibatasi kebebasannya. Pendidikan merupakan hak setiap warga negara namun hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak orang kaya dan pintar. Dengan bermodalkan kemampuan ekonomi yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan berpikir tinggi, menjadi faktor pendukung untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih baik. Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah elit, berkualitas, berstandar nasional, bahkan internasional. Hal ini menciptakan lingkungan belajar-mengajar yang kondusif, ditunjang dengan kualitas anak didik yang punya daya pikir tinggi. Selain itu, tersedianya sarana prasarana yang lengkap membantu untuk mewujudkan pendidikan yang mapan (Panagan 2013). Eksistensi pendidikan di Indonesia menjadi permasalahan yang disebabkan oleh banyaknya anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dan tidak pernah mengikuti kegiatan di sekolah (USAID 2013). Secara umum, terdapat dua faktor yang menyebabkan anak putus sekolah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh pertimbangan subjektif yang tidak dipengaruhi oleh biaya, contohnya faktor budaya yang membatasi kemauan sekolah. Faktor eksternal adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan luar, termasuk besarnya biaya pendidikan, yang berujung pada ketidakmampuan pihak pembiaya (orang tua, wali maupun anak sendiri) dalam membayar, yang mengharuskan anak putus sekolah. Kasus seperti ini terus meningkat, tidak saja menjadi fenomena di Papua tetapi juga di kota lain di Indonesia. Peranan penting untuk mewujudkan pendidikan dipegang oleh ibu yang menerapkan pola asuh bagi siswa sehingga berdampak positif bagi prestasi siswa. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar siswa dengan mendorong serta membimbing siswa dengan baik dapat membuat siswa memperoleh prestasi yang baik. Apabila keluarga tidak mendorong dan membimbing siswa dengan baik maka siswa akan sulit memperoleh prestasi belajar yang baik. Lingkungan, hubungan antar anggota keluarga, cara orang tua mendidik siswa serta keadaan ekonomi keluarga dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa (Indriyani 2008). Bentuk kualitas siswa secara khusus yang merupakan aspek penting sebagai pendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia perlu ditemukan dan diwujudkan (Hartoyo et al. 2009).

13 Berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan, Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada tahun Di dunia internasional, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report Dalam laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Di sisi lain, kasus putus sekolah anak anak usia sekolah di Indonesia juga masih tinggi yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor ekonomi; anak anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga; dan pernikahan di usia dini (USAID 2013). Penelitian The Third International Mathematics and Science Repeat (1999) menunjukkan kemampuan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan alam di urutan ke-32 dan untuk matematika di posisi ke-34 dari 38 negara yang diteliti (Harsono 2003 dalam Hartoyo et al. 2009). Studi tersebut menunjukkan bahwa kualitas anak SMP di Indonesia dalam bidang pendidikan jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Kualitas manusia tersebut menjadi sangat penting sebagai pertanda keberhasilan pembangunan. Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia tahun, dan SMA untuk penduduk usia tahun. Secara nasional persentase pencapaian APM -SD meningkat menjadi 93,99 persen pada tahun Sementara pada jenjang SMP selama periode tahun berkisar 66,98 persen meskipun mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan. Demikian halnya dengan APM-SMA selama periode tahun berkisar persen dan angka ini juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan APM SD dan SMP. Untuk APM-SMP, DKI Jakarta menempati urutan tertinggi dan Papua Barat menempati urutan terbawah dalam APM tahun Dalam hal ini, Angka Partisipasi Kasar (APK) juga digunakan mengingat masih tingginya siswa berusia lebih tua dari kelompok usia yang seharusnya (overage), sehingga APM di tingkat SD, SMP dan SMU lebih rendah dibandingkan dengan APK. Untuk kategori APK SMP, DI Yogyakarta menempati urutan tertinggi baik untuk laki-laki dan perempuan yaitu 91, 88 persen dan 98,71 persen sedangkan Provinsi Papua Barat berada pada urutan ke-32 untuk laki-laki yaitu 64,34 persen dan berada pada urutan terbawah untuk perempuan yaitu 60,43 persen. Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2010, Provinsi Papua Barat berada pada urutan ke-29 dari 33 provinsi di Indonesia dengan 69,15 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Fakfak mengalami kenaikan menjadi 72,64 persen dan menduduki urutan kedua di Provinsi Papua Barat, namun di sisi lain, Kabupaten Fakfak menduduki peringkat ke-4 untuk penduduk miskin yaitu 28,50 persen. Untuk bidang pendidikan, peningkatan cukup tinggi terjadi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 97,72 persen dan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar persen, namun tidak sebanding dengan pelayanan yang 3

14 4 belum merata ke seluruh pelosok Kabupaten Fakfak pada setiap jenjang pendidikan (Retno 2013) Banyak permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kabupaten Fakfak diantaranya adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap tingkatan serta rendahnya kualitas sumberdaya manusia, mahalnya biaya transportasi, jauhnya jarak tempuh serta kurangnya guru yang berkualitas. Kurangnya sekolah disetiap jenjangnya (TK sampai dengan SMA) di Kabupaten Fakfak menyebabkan siswa tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan. Penyebab lainnya adalah pendidikan dasar dan menengah tidak merata, minat guru masih rendah serta sarana dan prasarana yang masih terbatas. Hal tersebut menyebabkan daya saing puteraputeri Papua menjadi rendah ketika memasuki atau melanjutkan sekolah atau perguruan tinggi negeri yang mereka inginkan di luar Papua. Megawangi et al. (2008) menyatakan bahwa metode yang digunakan pada sekolah-sekolah kurang sesuai dengan teori perkembangan anak. Hal tersebut menyebabkan mayoritas siswa Indonesia tidak mampu untuk mengikuti pelajaran pada jenjang selanjutnya, sehingga mengakibatkan generasi-generasi Indonesia yang tidak percaya diri dan menciptakan sumber daya manusia Indonesia berada pada urutan terbawah, tidak mampu bekerja, tidak terampil, serta tidak berkarakter. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pola asuh akademik terhadap prestasi siswa pada daerah pantai dan pegunungan? Bagaimana perbedaan pola asuh akademik siswa pada daerah pantai dan pegunungan? Bagaimana perbedaan prestasi siswa pada derah pesisir pantai dan pegunungan? serta faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa di daerah pesisir pantai dan pegunungan? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya pengasuhan dan pola asuh akademik terhadap prestasi siswa pada daerah pesisir pantai dan pegunungan di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Tujuan Khusus 1. menganalisis kualitas pola asuh akademik siswa SMP pada daerah pantai dan pegunungan ; 2. menganalisis gaya pengasuhan yang digunakan orangtua terhadap siswa SMP pada daerah pantai dan pegunungan ; 3. menganalisis prestasi siswa SMP pada daerah pantai dan pegunungan ; 4. menganalisis faktor yang mempengaruhi prestasi siswa pada daerah pantai dan pegunungan. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak terkait. Bagi institusi IPB, penelitian ini diharapkan dapat menyumbang referensi baru bagi civitas akademika khususnya pada prestasi khususnya dibidang prestasi non-akademik yang masih sangat kurang untuk diteliti. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Fakfak khususnya Dinas Pendidikan dan Olahraga, penelitian ini menjadi acuan untuk mengembangkan kualitas sumberdaya manusia di bidang akademik dan non-akademik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa atau peneliti yang tertarik dengan topik penelitian sejenis.

15 5 KERANGKA PEMIKIRAN Prestasi akademik merupakan pencapaian individu yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan siswa dalam jangka waktu tertentu. Prestasi akademik dapat diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Karakteristik keluarga yang meliputi besar keluarga, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua diduga menentukan bagaimana gaya pengasuhan, pola asuh akademik dan prestasi siswa. Menurut Hurlock (1983) besar keluarga mempengaruhi pengasuhan dan fasilitas belajar yang disediakan orang tua. Semakin besar keluarga maka semakin sedikit fasilitas yang disediakan orangtua. Secara langsung atau tidak langsung kedua hal tersebut akan mempengaruhi prestasi siswa, baik akademik maupun nonakademik. Pendapatan orang tua diduga sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak karena pendapatan orang tua berhubungan dengan pola asuh belajar yang diberikan kepada anaknya Anak yang sukses dalam belajar umumnya adalah anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga, seperti dukungan berprestasi dan displin diri yang diterapkan orang tua terhadap anak. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak mengakibatkan anak mendapatkan nilai yang lebih tinggi dan juga perilaku yang lebih baik di sekolah maupun di rumah (Santrock 2007). Dengan kata lain, pola asuh akademik yang diberikan orangtua diduga berhubungan dengan prestasi akademik anak. Penelitian ini melihat bagaimana hubungan karakteristik keluarga, karakteristik remaja, gaya pengasuhan, pola asuh belajar, dengan prestasi siswa. Kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan karakteristik remaja, karakteristik keluarga, gaya pengasuhan, pola asuh akademik, prestasi siswa yang memiliki perbedaan wilayah dapat dilihat pada Gambar 1. Karakateristik Keluarga - Besar keluarga - Pendapatan orangtua - Pendidikan orangtua - Pekerjaan Orangtua Karakateristik Siswa - Usia Karakateristik Lingkungan - Daerah Pantai - Daerah Pegunungan Pola Asuh Akademik - Dukungan Berprestasi (Fasilitas Belajar) - Displin Diri Gaya Pengasuhan Orangtua (Parental Acceptance Rejection) - Warmth - Inddiferece Neglect - Undifferentiated Rejection - Hostility Aktivitas Siswa Prestasi Siswa - Akademik - Non akademik Gambar 1 Kerangka Pemikiran

16 6 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yang mana pengukuran variabel penelitian dilakukan dalam satu kali pengukuran. Penelitian dilakukan di dua lokasi yang dipilih secara purposive dengan pertimbangan kecamatan Fakfak Tengah mewakili daerah pesisir pantai dan kecamatan Kramomomgga mewakili daerah pegunungan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII (delapan) pada daerah pantai dan pegunungan dengan pertimbangan bahwa siswa-siswi kelas berlomba-lomba untuk mencapai sebuah prestasi dan tidak disibukkan oleh persiapan Ujian Akhir Nasional seperti kelas IX (sembilan), dengan syarat tinggal bersama orang tua kandung. Kecamatan Fakfak Tengah dipilih mewakili daerah pesisir pantai karena jarak tempuh ke daerah perkotaan tidak membutuhkan waktu yang lama. Kecamatan Kramomongga dipilih mewakili daerah pegunungan merupakan satu-satunya wilayah yang berada pada daerah pegunungan. Berdasarkan sebaran sekolah yang berada di kabupaten Fakfak, kecamatan Fakfak Tengah memiliki lima sekolah menengah pertama (SMP) lebih banyak daripada kecamatan Kramomongga yang hanya memiliki satu sekolah sekolah menengah pertama (SMP). Responden dalam penelitian adalah 40 siswa yang terdiri dari 20 siswa-siswi di daerah pesisir pantai dan 20 siswa-siswi di daerah pegunungan. Kabupaten Fakfak Kecamatan Fakfak Tengah Kecamatan Kramomongga MTS Muhamaddiyah SMP Yapis SMP Negeri 2 SMP Negeri 4 SMP Gir-gir SMP Negeri 4 kokas Kelas 8a Kelas 8b Kelas 8c Kelas 8d n = 25 n =27 n = 25 n = 28 Kelas 8 n = 5 n = 5 n = 5 n = 5 Gambar 2 Skema Penarikan Contoh n = 20 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: (1) Karakteristik siswa (usia); (2) Karakteristik keluarga (tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, besar keluarga, pendapatan keluarga) ; (3) Gaya pengasuhan ; (4) Pola asuh akademik; dan (5) aktivitas siswa. Data sekunder meliputi prestasi akademi melalui nilai rapot. Semua data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Jenis dan cara pengumpulan disajikan dalam Tabel 1.

17 7 Tabel 1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis Data Variabel Skala Data Primer Karakteristik keluarga - Besar Keluarga Rasio (BKKBN 2005) - Pendidikan Orang Tua - Pekerjaan Orang Tua - Pendapatan Keluarga Nominal Nominal Kategori Data 1.Keluarga Kecil ( 4 orang) 2.Keluarga Sedang (5-7 orang) 3.Keluarga Besar ( 8 orang) 1.Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD 4. Tamat SMP 5. Tamat SMA 6. Tamat 7. D1/D2/D3 8. D4/S1 9. S2 10. S3 Petani, pedagang, buruh, PNS, Polri, Wiraswasta, Karyawan BUMN,Karyawan swasta dan tidak bekerja Ordinal 1.< ; ; ; Jumlah item Primer Karakteristik Remaja Usia Rasio 1. < 13 tahun tahun tahun 4. > 16tahun Primer Pola asuh akademik 40 item - Dukungan berprestasi Ordinal - Displin diri Ordinal Gaya pengasuhan Ordinal 60 item Sekunder Prestasi akademik Ordinal 1. Rendah (50-64) 2. Sedang (65-80) 3. Tinggi (81-100) Primer Prestasi non-akademik Ordinal 1.Rendah (0-2 perlombaaan) 2. Sedang ( 3-4 perlombaan) 3. Tinggi ( 5 perlombaan) Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning data dan analisis data. Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel dan Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Tingkat pendidikan orang tua digolongkan menjadi 9 bagian, yaitu Tidak Sekolah, Tidak Tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP, Tamat SMA, Tamat D3, S1, S2 dan S3. Jenis pekerjaan orang tua meliputi petani, pedagang, buruh, PNS,

18 polri, wiraswasta, karyawan BUMN, karyawan swasta dan tidak bekerja. Tingkat pendapatan keluarga diukur berdasarkan UMR Papua Barat (2013) yaitu Rp Besar keluarga berdasarkan BKKBN (1998) dilihat dari jumlah anggota keluarga inti seperti ayah, ibu, dan anggota keluarga yang tinggal dirumah dikategorikan menjadi tiga, yaitu keluarga kecil ( 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar ( 8 orang). Kuesioner gaya pengasuhan merupakan alat ukur yang disusun oleh Rohner (1986). Kuesioner terdiri dari 60 pertanyaan dengan nilai cronbach-alpha sebesar 0.865, dengan jawaban hampir/selalu, kadang-kadang, jarang, hampir tidak pernah, dengan 29 pertanyaan reverse. Pola asuh akademik terdiri dari 40 pertanyaan yaitu masing-masing 20 pertanyaan untuk pola asuh disiplin diri dan pola asuh dukungan berprestasi dengan memodifikasi instrumen Mafriana (2003) dan Hastuti (2006), Srinovita (2011), Yusmiah (2008), Nandari (2013) dengan jawaban sering, kadang-kadang, dan tidak pernah dengan nilai cronbach-alpha secara keseluruhan sebesar Setelah diberi skor, masing-masing jawaban dikategorikan menjadi rendah (<60%), sedang (60-80%), dan tinggi (> 80%). Alat stimulasi belajar terdiri dari 10 item pertanyaan mencakup pensil, bulpen/pena, penghapus, penggaris, jangka panjang, busur, tipex, buku tulis, spidol, dan tempat pensil. Media pembelajaran terdiri dari 5 item pertanyaan mencakup laptop/komputer, lembar kerja siswa, buku pelajaran, kamus (Bahasa Inggris/ Bahasa Indonesia), dan buku gambar. Ada atau tidaknya baik alat stimulasi belajar dan media pembelajaran yang dimiliki contoh dinyatakan dengan skor 0 untuk tidak ada dan skor 1 untuk ada dengan nilai cronbach-alpha secara keseluruhan sebesar Setelah diberi skor, masing-masing jawaban dikategorikan menjadi rendah (< 60%), sedang (60%-80%), dan tinggi (> 80%). Prestasi akademik siswa dilihat dari rata-rata nilai rapor mata pelajaran yang sama-sama dimiliki oleh kedua sekolah tersebut pada semester satu tahun ajaran yaitu Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,IPA, IPS, Penjaskes, Kesenian, Muatan Lokal, PPKn, Agama, Keterampilan, Teknik Ilmu Komputer (TIK). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2007, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) merupakan batas minimal ketercapaian standar kompentensi dari aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Prestasi belajar dikategorikan berdasarkan standar KKM yaitu rendah (50-64), sedang (65-80), dan tinggi (81-100). Prestasi non-akademik dilihat dari seberapa aktifnya anak menjuarai atau mengikuti suatu perlombaan di luar sekolah. Prestasi internasional diberi nilai 5, prestasi nasional diberi nilai 4, prestasi lokal diberi nilai 3, prestasi antara RT diberi nilai 1, dan tidak mengikuti kejuaraan diberi angka 0. Kegiatan ekstrakulikuler meliputi jenis kegiatan tambahan yang diikuti siswa diluar jam sekolah, yaitu Pramuka, OSIS maupun les mata pelajaran atau kursus. Untuk mengidentifikasi perbedaan karakteristik keluarga, karakteristik individu, pola asuh akademik pada daerah pantai dan pegunungan menggunakan analisis deskriptif dan uji Kruskal Wallis. Untuk menganalisis hubungan antar variabel yang berskala rasio digunakan uji korelasi Pearson, sedangkan untuk variabel yang berskala nominal digunakan uji ChiSquare. Untuk menganalisis gaya pengasuhan, pola asuh akademik, fasilitas belajar terhadap prestasi siswa (akademik maupun non-akademik) digunakan analisis regresi linear berganda. 8

19 9 Definisi Operasional Pola Asuh Akademik adalah interaksi dan stimulasi yang diberikan orang tua kepada anak untuk mencapai prestasi akademik maupun non-akademik yang terdiri dari dukungan berprestasi dan displin diri Disiplin Diri adalah pola asuh untuk menanamkan sikap disiplin pada anak dalam kehidupan sehari-hari Dukungan Berprestasi adalah pola asuh berupa dukungan untuk berprestasi Gaya Pengasuhan adalah cara orangtua dalam memberikan stimulasi dan displin diri pada remaja. Warmth adalah kualitas afeksi antara orangtua dan anak yang di ekspresikan melalui kehangatan seperti memeluk dan mencium Inddiference Neglect adalah sikap pengabaian yang diterima anak dari orang tua dalam kehidupannya sehari-hari Undiffentiated Rejection adalah sikap penolakan yang diterima anak dari orang tua dalam kehidupannya sehari-hari Hostility adalah sikap yang diterima anak dari orangtuanya dalam kehidupan sehari-hari Prestasi Siswa adalah prestasi yang dicapai siswa pada satu semester baik akademik maupun non-akademik Prestasi Akademik adalah gambaran mengenai penguasaan anak terhadap materi pelajaran di sekolah, diukur melalui rata-rata nilai rapor dari mata pelajaran Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Penjaskes, Kesenian, Muatan Lokal, PPKn, Agama, Keterampilan, Teknik Ilmu Komputer (TIK). Prestasi Non Akademik dilihat dari seberapa aktifnya anak menjuarai suatu perlombaan atau mengikuti suatu perlombaan di luar sekolah dan seberapa seringnya anak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler ataupun kegiatan tambahan di luar sekolah. Aktivitas Siswa adalah jenis kegiatan yang diikuti siswa setiap hari dalam seminggu, baik berupa kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. HASIL PENELITIAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Fakfak memiliki 9 distrik yang terdiri dari 5 kelurahan dan 123 kampung, 67 diantaranya berupa daerah pesisir, 33 berupa daerah lereng/punggung bukit, 20 daerah dataran dan 5 daerah lembah sungai. Penelitian ini menggambarkan Kabupaten Fakfak dengan diwakili daerah pantai dan pegunungan, yaitu kecamatan Fakfak Tengah dan kecamatan Kramamongga. Daerah pesisir pantai adalah daerah yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut. Daerah pegunungan adalah daerah yang memiliki yang memiliki sebagian wilayahnya berada di lereng atau gunung. Kecamatan Fakfak Tengah jika dibandingkan dengan kecamatan Kramamongga memiliki lokasi yang strategis dekat dengan daerah perkotaan, sebagai pusat aktivitas masyarakat Fakfak, yang terletak tidak jauh dari pantai. Hal tersebut menjadikan kecamatan Fakfak Tengah banyak didapati bangunan sekolah dari tingkat SD sampai dengan SMA. Menurut data BPS Kabupaten Fakfak (2013), jumlah sekolah di kecamatan Fakfak Tengah berjumlah 33

20 10 bangunan sekolah dengan 6 bangunan SMP setara,sedangkan di kecamatan Kramamongga terdiri atas 14 bangunan sekolah dimana hanya terdapat satu SMP. Penelitian ini dilakukan pada dua sekolah yang berada di Kabupaten Fakfak yaitu SMP Negeri 2 Fakfak yang terletak di kecamatan Fakfak Tengah dan SMP Negeri 4 Kokas yang terletak di kecamatan Kramomongga. SMP Negeri 2 Fakfak merupakan salah satu sekolah favorit diantara SMP setara di kabupaten Fakfak, yang memiliki jumlah siswa sebanyak 154 siswa/i dan mempunyai kegiatan ekstrakulikuler berupa pramuka, paduan suara dan sepak bola. SMP Negeri 4 Kokas memiliki jumlah murid sebanyak 44 siswa/i, mempunyai 5 kelas dan mempunyai kegiatan ekstrakulikuler berupa pramuka, sepak bola, tenis meja, karate, dan voli. Karakteristik Keluarga Besar Keluarga Data besar keluarga dikelompokan berdasarkan data BKKBN (2005) yaitu keluarga kecil ( 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar ( 8 orang). Data dalam penelitian menunjukkan bahwa separuh keluarga di daerah pesisir pantai termasuk dalam keluarga sedang (5-7 orang) dan pada keluarga di daerah pegungan termasuk dalam keluarga besar ( 7 orang). Hasil uji kruskal-wallis (p>0.01) menyatakan bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara besar keluarga pada kedua wilayah tersebut. Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Besar Keluarga Pesisir Pantai Pegunungan n % n % Keluarga Kecil ( 4 orang) Keluarga Sedang (5-7orang) Keluarga Besar ( 7 orang) Total Mean ± SD 6± ±2.97 p-value Pendapatan Orangtua Pendapatan dihitung berdasarkan UMR Papua Barat yaitu Rp per bulan. Pendapatan orang tua dikelompokkan menjadi < ; sampai dengan ; sampai dengan ; sampai dengan Pendapatan yang dimiliki pada kedua wilayah tersebut berkisar Rp Rp Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan orangtua Pendapatan (Rupiah/Bulan) Pesisir Pantai Pegunungan Ayah Ibu Ayah Ibu n % n % n % n % < Total Mean ± SD 2.200± ± ± ±0.734 p-value

21 11 Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa kedua wilayah tersebut mempunyai pendapatan dibawah Rp , dapat dikatakan bahwa pendapatan orang tua pada kedua wilayah tersebut masih dibawah UMR Papua Barat. Hasil uji kruskal wallis menunjukkan terdapat perbedaan (p< 0,01) pada pendapatan ayah dan ibu pada kedua wilayah, dimana pendapatan ibu secara keseluruhan lebih tinggi daripada pendapatan ayah. Berdasarkan sebaran, pendapatan keluarga pada daerah pada pesisir pantai lebih tinggi daripada pendapatan keluarga pada daerah pegunungan. Pendidikan Orang tua Pendidikan orang tua contoh berkisar antara tidak sekolah sampai dengan tamat perguruan tinggi dengan lama pendidikan dari nol sampai 16 tahun. Tabel 4 menunjukkan bahwa pendidikan orang tua baik pada daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan sangat bervariasi. Sebagian orangtua pada daerah pantai menempuh lama pendidikan diatas 12 tahun, namun bertolak belakang pada orangtua di daerah pegunungan, dimana orang tua menempuh pendidikan selama 9 tahun (SMP) bahkan dibawah 6 tahun (tidak lulus SD). Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan pendidikan pada daerah pegunungan. Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan lama pendidikan orangtua Lama Pendidikan (tahun) Pesisir Pantai Pegunungan Ayah Ibu Ayah Ibu n % n % n % n % Tidak Sekolah < > Total p-value Hasil uji kruskal-wallis (p>0.01) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara keseluruhan pada lama pendidikan orang tua pada kedua wilayah tersebut. Hal ini sejalan dengan Soetjiningsih (1995) dalam Srinovita (2011), bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan anak. Orang tua dengan pendidikan yang baik dapat menerima segala informasi, terutama dalam hal pengasuhan, menjaga kesehatan dan pendidikan anak. Pekerjaan Orang tua Pendidikan yang tinggi dapat memudahkan seseorang dalam mendapatkan pekerjaan yang layak dan memberikan penghasilan yang memadai (Simanjuntak 2010). Petani menjadi salah satu pekerjaan yang umumnya ditekuni masyarakat kabupaten Fakfak. Hal ini bisa juga terlihat pada Tabel 5, dimana pekerjaan tersebut mendominasi pada daerah pegunungan.

22 12 Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua Pesisir Pantai Pegunungan Pekerjaan Ayah Ibu Ayah Ibu n % n % n % n % Petani PNS Tidak Bekerja Lainnya Total Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.01) pada pekerjaan ayah dan ibu baik pada daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan. Berdasarkan Tabel 4, sebaran pekerjaan orang tua menunjukkan bahwa orang tua pada daerah pegunungan umumnya bekerja sebagai petani. Karakteristik Siswa Santrock (2007) menyatakan bahwa usia remaja dimulai sekitar usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun. Rata-rata usia menunjukkan bahwa usia siswa pada daerah pegunungan lebih tinggi daripada daerah pantai. Hasil uji kruskal-wallis (p > 0.01) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara usia siswa pada kedua wilayah tersebut. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan usia siswa Usia siswa (tahun) Pesisir Pantai Pegunungan n % n % < > Total Mean±SD 14.25± ±1.48 p-value 0.000** Gaya Pengasuhan Gaya pengasuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya pengasuhan parental acceptance-rejection (PAR) diacu dalam Rohner (1986) yang terdiri dari gaya pengasuhan acceptance dan gaya pengasuhan rejection. Pengasuhan dengan penerimaan dan penolakan mencerminkan kehangatan (warmth) dan penolakan yang diberikan orang tua terhadap anak. Pengasuhan penolakan dibagi menjadi tiga yaitu, perilaku kekerasan (hostility), perilaku pengabaian (indifference), dan perilaku tidak menerima anak (undifferentiated rejection).

23 13 Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan gaya pengasuhan Gaya pengasuhan Pesisir Pantai Pegunungan p-value (skor per item) Min Max Mean ± SD Min Max Mean ± SD Kehangatan ± ± * Penolakan dengan ± ± * agresif Pengabaian ± ± *** Tidak Sayang ± ± *** Anak yang menerima penolakan cenderung berperilaku kurang empati daripada anak-anak yang mendapatkan penerimaan dari orang tua. Anak-anak yang memiliki perasaan yang hangat dan positif dari orang tua dan memperhitungkan apa yang dirasakan orang tua tentang perilaku mereka. Perilaku hangat orang tua yang diberikan terhadap anak digunakan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga (Riaz 2012). Gaya pengasuhan penerimaan yang ditunjukkan oleh dimensi kehangatan menunjukkan bahwa skor rata-rata dimensi kehangatan pada daerah pantai lebih tinggi daripada skor rata-rata dimesi kehangatan pada daerah pegunungan. Gaya pengasuhan penolakan yang ditunjukkan oleh dimensi cenderung diterapkan oleh orangtua di daerah pegunungan. Pola Asuh Akademik Pola asuh akademik merupakan interaksi orang tua terhadap anak untuk mencapai kompetensi seorang anak baik prestasi didalam atau luar sekolah yang terdiri dari pola asuh disiplin diri dan pola asuh dukungan berprestasi. Pola asuh disiplin diri merupakan pola asuh yang diberikan orang tua untuk menanamkan sikap disiplin pada anak, sedangkan pola asuh dukungan berprestasi merupakan pola asuh yang diberikan orangtua dalam bentuk dukungan untuk berprestasi (Hastuti 2009). Berdasarkan Caldwell dan Bradley (1986) dalam Hastuti (2009), mengatakan bahwa pola asuh dan stimulasi belajar yang diberikan orang tua kepada anak berdampak positif bagi perkembangan kogntif anak. Pola asuh akademik yang diberikan orang tua terdiri dari pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak (biaya sekolah) maupun dalam bentuk perhatian, motivasi, dan dukungan orang tua terhadap prestasi dan kemajuan belajar anak (Hastuti 2008) Pola asuh displin diri merupakan pola asuh yang diterapkan orangtua untuk menanamkan sikap disiplin pada anak dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara memenuhi fasilitas belajar anak yang akan membantu anak mencapai prestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua pada daerah pantai termasuk kedalam kategori rendah, namun orangtua pada daerah pegunungan termasuk kedalam kategori sedang dalam menerapkan pola asuh displin diri. Pola asuh dukungan berprestasi merupakan pola asuh berupa dukungan untuk berprestasi, dengan cara pembagian waktu terhadap pekerjaan dan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua pada daerah pantai termasuk kedalam kategori, namun orangtua pada daerah pegunungan termasuk kedalam kategori sedang dalam menerapkan pola asuh dukungan berprestasi terhadap anak.

24 14 Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pola asuh akademik Pola Asuh Akademik (presentase) Pesisir Pantai Pegunungan n % n % Displin Diri Rendah (0-60) Sedang (61-80) Tinggi (81-100) Total Mean±SD 68.87± ±14.01 p-value 0.088* Dukungan Berprestasi Rendah (0-60) Sedang (61-80) Tinggi (81-100) Total Mean±SD 56.75± ±15.39 p-value 0.000*** Pola Asuh Akademik (Total) Rendah (0-60) Sedang (61-80) Tinggi (81-100) Total p-value 0.002** Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pola asuh akademik baik pada daerah pesisir pantai maupun pegunungan terdapat perbedaaan yang tidak signifikan. Secara keseluruhan, pola asuh akademik yang dimiliki orang tua pada kedua wilayah tersebut masih tergolong rendah, menandakan orang tua masih sangat kurang dalam mendukung anak untuk berprestasi. Menurut Hastuti (2009), pola asuh akademik yang baik dilakukan pada anak usia sekolah berupa dorongan terhadap siswa saat masa pencarian jati diri, membentuk kepercayaan diri siswa terutama ketekunan dan kerajinana serta academic achievement, dan juga mendorong anak untuk menyelesaikan permasalahannya, termasuk dalam hal proses belajar dan hasil pencapaian. Fasilitas Belajar Fasilitas belajar pada penelitian ini adalah ketersediaan alat stimulasi dan media pembelajaran. Hal ini berarti orangtua mampu menyediakan alat stimulasi untuk membantu anak dalam mengingat pelajaran. Pada media pembelajaran, daerah pantai lebih tinggi dalam memberikan media pembelajaran (buku, kamus, laptop, dan lainnya) bagi siswa. Kelengkapan buku pelajaran berada pada kedua wilayah termasuk kategori rendah, hal ini sesuai dengan penelitian Asmin (2001), dimana semakin lengkap sarana dan fasilitas maka semakin baik pula peningkatan prestasi akademik siswa.

25 15 Alat Pembelajaran Pantai % Pegunungan % 47,5 47, , , , ,5 42,5 37,5 37,5 27,5 25 Gambar 4 Sebaran berdasarkan alat pembelajaran Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa kepemilikan pensil dan buku tulis baik di daerah pantai dan pegunungan sudah cukup baik, namun tidak untuk kepemilikan jangka panjang dan busur yang masih terbilang rendah. Media Pembelajaran pantai pegunungan 22,5 25 7,5 22, , , ,5 Laptop/komputer Lembar kerja siswa Buku pelajaran Kamus Buku gambar Gambar 5 Sebaran berdasarkan media pembelajaran Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa pada kepemilikan kamus pada daerah pantai lebih tinggi daripada daerah pegunungan, dimana untuk kepemilikan laptop atau komputer di daerah pegunungan masih sangat rendah.. Menurut Gunarsa & Gunarsa (1995) dalam Asmin (2001) menyatakan bahwa kurangnya fasilitas menyebabkan siswa kurang dapat mengaktualisasikan kemampuan dasar yang menimbulkan kegagalan dalam prestasi akademiknya. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa adalah semua jenis aktitvitas yang dilakukan diluar sekolah, seperti kegiatan ekstrakulikuler (seni, olahraga, ilmiah, olahraga) dan les atau kursus (seni, olahraga, mata pelajaran) yang dilakukan oleh siswa tiap harinya. Dapat dilihat pada Gambar 6 bahwa pada daerah pegunungan, siswa banyak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pada bidang olahraga, seperti sepakbola, lari, dan sebagainya. Pada daerah pesisir pantai, siswa banyak mengikuti kursus mata pelajaran berbeda dengan siswa pada daerah pegunungan.

26 seni olahraga ilmiah organisasi pantai pegunungan Gambar 6 Sebaran kegiatan ekstrakulikuler berdasarkan wilayah Gambar 6 menunjukkan bahwa kegiatan seperti les ataupun kursus, semua siswa-siswi pada daerah pegunungan tidak mengikutinya, namun kurang dari separuh siswa di daerah pantai mengikuti les mata pelajaran, seperti matematika, biologi, kimia, fisika, dan bahasa inggris seni olahraga ilmiah mata pelajaran pantai % pegunungan % Gambar 7 Sebaran kegiatan kulikuler berdasarkan wilayah Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa seluruh siswa-siswi pada daerah pegunungan tidak mengikuti kegiatan di luar sekolah. Pada daerah pantai, siswa yang mengikuti kegiatan di luar sekolah termasuk kedalam kategori sedang, yaitu mengikuti kurang dari 5 aktivitas baik kegiatan ekstrakulikuler maupun les. Prestasi Siswa Prestasi akademik Prestasi akademik menurut Suryabrata (2006) dalam Srinovita (2011) merupakan hasil pencapaian siswa dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar diukur melalui skor prestasi belajar. Variabel prestasi belajar dikelompokan menjadi tiga kategori KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang umum dipakai di sekolah, yaitu rendah (50-64), sedang (65-80), tinggi ). Sebaran ratarata nilai skor prestasi belajar berdasarkan mata pelajaran dengan latar belakang pendidikan prasekolah disajikan pada Tabel 7.

27 17 Tabel 7 Rataan prestasi belajar berdasarkan wilayah Skor prestasi belajar Pesisir Pantai Pegunungan Uji beda P-value mean±sd mean±sd mean±sd Matematika 74.55± ± ± *** Bahasa Indonesia 80.45± ± ± *** Bahasa Inggris 75.6± ± ± *** IPA 76.2± ± ± *** IPS 75.2± ± ± *** Penjaskes/Olahraga 77.75± ± ± *** Kesenian 76.95± ± ± *** Muatan Lokal 75.85± ± ± *** PPKn 78.45± ± ± *** Agama 75.45± ± ± *** Keterampilan 75.7± ± ± *** TIK 76.9± ± ± *** Rata-rata (skor) 76.58± ± ± *** *signifikan pada 0.01 level Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa skor rataan dan secara keseluruhan prestasi belajar paling tinggi dicapai oleh siswa di daerah pantai. Hal ini berkaitan dengan alat stimulasi dan media pembelajaran yang diberikan orang tua kepada anak sehingga anak mampu meningkakan prestasi akademik dengan baik. Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian World Bank (2008) dalam Simanjuntak (2010) yang menyatakan bahwa skor matematika dan bahasa menunjukkan performa yang sama, namun pada penelitian ini skor matematika dan bahasa sangat berbeda nyata. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahirrawati (1987) dan Mas (1990) dalam Muchtar (2000) yang menyatakan bahwa rata-rata skor pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah menggambarkan kognitif siswa. Pencapaian prestasi akademik yang rendah dijumpai di beberapa negara berkembang, hal ini disebabkan oleh kualitas pengajaran yang masih rendah, buku pelajaran yang kurang bermutu, pendidikan formal orangtua yang rendah (Rustiawan dkk 1998 dalam Asmin 2001). Pada prestasi akademik, terlihat bahwa prestasi akademik pada daerah pantai lebih tinggi daripada daerah pegunungan. Hal ini berbeda dengan penelitian Asmin (2001) dimana pada daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan tidak terdapat perbedaan nyata pada prestasi akademiknya. Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan tingkat prestasi akademik Skor Prestasi Belajar Pesisir Pantai Pegunungan n % n % Rendah (50-64) Sedang (65-80) Tinggi (81-100) Total Sesuai dengan Prasetyo (1993) dalam Asmin (2001), masalah yang sering dihadapi siswa adalah sukarnya mengingat pembelajaran, sukar berkonsentrasi, kesulitan dalam membaca dan menulis, dan tidak adanya gairah dalam belajar.

PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT

PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT ULFAH MUSHLIHA ADHANI PUARADA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini berjudul Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Strategi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran di SMA. Disain penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGARUH STIMULASI PSIKOSOSIAL, PERKEMBANGAN KOGNITIF, DAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KABUPATEN BOGOR GIYARTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1. 20 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut seorang pakar ekologi keluarga yaitu Bronfenbrener menyatakan bahwa anak adalah salah sebuah unsur dalam lingkungan. Hal tersebut ditinjau dari sudut pandang dalam perpsektif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

NILAI ANAK, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2-5 TAHUN PADA KELUARGA RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

NILAI ANAK, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2-5 TAHUN PADA KELUARGA RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH NILAI ANAK, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2-5 TAHUN PADA KELUARGA RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH CHANDRIYANI I24051735 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR 63 PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR KARTIKA WANDINI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 29 METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor, terdiri dari tiga

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross-Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cepat, lengkap serta dalam satu waktu dan tidak berkelanjutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan 46 KERANGKA PEMIKIRAN Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau periode tertentu. Lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA Lia Nurjanah DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR i ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN, TEKANAN EKONOMI, STRATEGI KOPING DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DESA CIKAHURIPAN, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI HIDAYAT SYARIFUDDIN DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan restrospective. Cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu, desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n = 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode survei. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

POLA ASUH AKADEMIK, MOTIVASI, REGULASI DIRI, DAN PRESTASI BELAJAR REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KOTA BOGOR PRAMASANDYA RADITIA NANDARI

POLA ASUH AKADEMIK, MOTIVASI, REGULASI DIRI, DAN PRESTASI BELAJAR REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KOTA BOGOR PRAMASANDYA RADITIA NANDARI POLA ASUH AKADEMIK, MOTIVASI, REGULASI DIRI, DAN PRESTASI BELAJAR REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KOTA BOGOR PRAMASANDYA RADITIA NANDARI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yakni data yang dikumpulkan pada suatu waktu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS BERTARAF INTERNASIONAL (Studi Kasus di SMAN 1 Bogor) DESTY PUJIANTI

HUBUNGAN INTERAKSI ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS BERTARAF INTERNASIONAL (Studi Kasus di SMAN 1 Bogor) DESTY PUJIANTI HUBUNGAN INTERAKSI ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS BERTARAF INTERNASIONAL (Studi Kasus di SMAN 1 Bogor) DESTY PUJIANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh 29 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada saat dan waktu tertentu. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di 6 sekolah yang terdiri dari SMA dan SMK negeri dan swasta di Kota Bogor.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan. 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut: METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan metode survei. Penelitian dengan desain cross sectional study adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

PENGASUHAN PENERIMAAN-PENOLAKAN DAN LINGKUNGAN PENGASUHAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA DI AREA SUBURBAN FITRIANI VOLUNTIR

PENGASUHAN PENERIMAAN-PENOLAKAN DAN LINGKUNGAN PENGASUHAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA DI AREA SUBURBAN FITRIANI VOLUNTIR PENGASUHAN PENERIMAAN-PENOLAKAN DAN LINGKUNGAN PENGASUHAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA DI AREA SUBURBAN FITRIANI VOLUNTIR DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 8 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional study. Disain ini dipilih karena ingin mendapatkan data pada saat yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan kognitif merupakan suatu proses psikologis yang terjadi dalam bentuk pengenalan, pengertian, dan pemahaman dengan menggunakan pengamatan, pendengaran, dan pemikiran (Baraja

Lebih terperinci

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini 15 KERANGKA PEMIKIRAN Gaya hidup merupakan aktivitas, minat, dan pendapat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik. Berbagai faktor dapat memengaruhi terbentuknya

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TANGGAPAN PERUSAHAAN PASCATINDAKAN KOMPLAIN MELALUI MEDIA MASSA KOMPAS YUZA ANZOLA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TANGGAPAN PERUSAHAAN PASCATINDAKAN KOMPLAIN MELALUI MEDIA MASSA KOMPAS YUZA ANZOLA ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TANGGAPAN PERUSAHAAN PASCATINDAKAN KOMPLAIN MELALUI MEDIA MASSA KOMPAS YUZA ANZOLA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana utama yang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR ELIS TRISNAWATI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

HASIL. Karakteristik Remaja

HASIL. Karakteristik Remaja HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh 27 METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan SMA, yaitu dari SMA Negeri 10 sebagai SMA negeri dan SMA Kesatuan sebagai SMA swasta yang ada di Kota Bogor, Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 36 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survey. Penelitian dengan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari

I. PENDAHULUAN. Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prestasi sangat penting dimiliki oleh seseorang dan menjadi harapan dari berbagai pihak. Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895) prestasi

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI DAN GAYA HIDUP TERHADAP PREFERENSI DAN PERILAKU PEMBELIAN BUAH-BUAHAN IMPOR ASTARI SUKMANINGTYAS

PENGARUH NILAI DAN GAYA HIDUP TERHADAP PREFERENSI DAN PERILAKU PEMBELIAN BUAH-BUAHAN IMPOR ASTARI SUKMANINGTYAS 1 PENGARUH NILAI DAN GAYA HIDUP TERHADAP PREFERENSI DAN PERILAKU PEMBELIAN BUAH-BUAHAN IMPOR ASTARI SUKMANINGTYAS DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yakni data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui survey lapang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPATUHAN DAN KEMANDIRIAN SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH NURLAILI RAHMAH DINI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPATUHAN DAN KEMANDIRIAN SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH NURLAILI RAHMAH DINI 1 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPATUHAN DAN KEMANDIRIAN SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH NURLAILI RAHMAH DINI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa

Lebih terperinci

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 17 KERANGKA PEMIKIRAN Perguruan tinggi merupakan komunitas yang terdiri dari orang-orang intelektual dalam berbagai aktivitas akademis. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN BIOGAS DI DESA HAURNGOMBONG, KECAMATAN PAMULIHAN, KABUPATEN SUMEDANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN BIOGAS DI DESA HAURNGOMBONG, KECAMATAN PAMULIHAN, KABUPATEN SUMEDANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN BIOGAS DI DESA HAURNGOMBONG, KECAMATAN PAMULIHAN, KABUPATEN SUMEDANG RANI MAULANASARI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A54104039 PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan TUJUAN 3 Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 43 Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar

Lebih terperinci

PERILAKU INVESTASI PADA ANAK DAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN SITI ULFAH HASANAH

PERILAKU INVESTASI PADA ANAK DAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN SITI ULFAH HASANAH PERILAKU INVESTASI PADA ANAK DAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN SITI ULFAH HASANAH DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 2 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data melalui survei lapang dalam satu titik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 39 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dibentuk oleh adanya keragaman suku, budaya, ras, dan agama yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang kaya akan budaya. Menurut Badan Pusat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA RYANI MUTIARA HARDY PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11) METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini desain Cross Sectional Study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan karakteristik mutu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan Cross Sectional dengan metode survei yang menggunakan kuesioner, lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lampung Barat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI DEBBY HERRYANTO C

PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI DEBBY HERRYANTO C PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI DEBBY HERRYANTO C54104067 SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

STUDI DUKUNGAN SOSIAL DAN FOOD COPING STRATEGY SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN KARTIKA HIDAYATI

STUDI DUKUNGAN SOSIAL DAN FOOD COPING STRATEGY SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN KARTIKA HIDAYATI STUDI DUKUNGAN SOSIAL DAN FOOD COPING STRATEGY SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN KARTIKA HIDAYATI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU INDAH HERAWANTY PURWITA DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan hidup manusia di dunia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas pendidikan masyarakat di negara tersebut, karena dengan pendidikan dapat mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai perilaku penggunaan internet ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey. Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) Oleh: Rianti TM Marbun A14204006 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci