#/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES
|
|
- Erlin Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 #/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN PEkiBAMGUWAN DESA (Studi Kasus di Kecamatan Beji, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat) FAKULTAS PASCA SARJANA INSTITUT PERTAMIAN BOGOR
2 RINGKASAN IBERAPGJAB. Peranan Elit Informal Desa Dalam Proses Pembuat- an Keputusan Pembangunan Desa, Studi Kasus Di Kecamatan Beji, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat (dibawah bimbingan SEDIO- NO M.P. TJONDRONECaRO sebagai ketua, dan SAJOGYO sebagai anggota). Penelitian tesis ini bertujuan : (1). Mengindentifikasi dan merumuskan sejauh mana dan dalam ha1 apa saja peranan elit informal desa dalam proses pembuatan keputusan pembangunan de- sa; (2). Nengungkapkan dan merumuskan faktor-faktor yang seca- ra langsung atau tidak dapat mempengaruhi peranan tersebut; ( 3). blerumuskan hubungan saling mempengaruhi antara elit infor- mal dengan elit formal desa. Penelitian di lapangan dilakukan mulai bulan Maret sampai Juni 1987 yang berlokasi di Desa Beji, Kukusan dan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif atau pen- jelajahan yang bersifat suatu studi kasus tentang peranan elit informal desa. Penelitian ini tidak menguji hipotesa, tetapi diarahkan untuk menghasilkan suatu deskripsi atau gambaran ma- syarakat yang bersifat mikro. Pengumpulan data dilakukan dengan (a) wawancara mendalam (inde~th interview) ; (b) pengamatan terlibat (participant obser- yation) dan (c) studi dokumentasi data sekunder. Analisa data secara deskriptif diinterpretasikan lusuran hubungan yang didapatkan dari kategori jaw den dan data sekunder.
3 1. Sumber dan Saluran Pengaruh. Kemampuan peranan elit informal desa dalam kehidupan bersama masyarakatnya dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun dan menguasai sumber pengaruh serta efektivitas sa- luran?engaruh yang digunakan. Sumber pengaruh elit in- formal dibentuk dari (a) kepribadian elit informal yang memiliki nilai-nilai yang dihormati oleh masyarakatanya; (b) kemampuan menguasai satu atau beberapa sumber pengaruh; (c) menunjukkan penampilan nyata yang melebihi kemampuan masyarakatnya. Dalam penguasaan sumber pengaruh nampak bahwa disamping adanya tuntutan penguasaan nilai-nilai yang dihormati masyarakatnya, yang sehubungan dengan latar belakang sejarah sosial budaya, elit informal juga harus mampu menunjukkan kelebihan penampilan sehari-hari dibandingkan masyarakatnya. Nilai-nilai yang dihormati dan dipandang tinggi oleh masyarakat desa penelitian adalah : ketaqwaan, kepandaian, kekeluaragaan, keberanian, kerja keras, kejujuran, cinta tradi- si dan menghormati orang tua. Nilai tersebut disam2ing ber- hubungan dengan latar belakang sejarah sosial budaya juga mencerminkan struktur sosial masyarakatnya. Misalnya nilai- nilai ketaqwaan, kekeluargaan, menghormati orang tua dan cin- ta tradisi adalah pencerminan masyarakat desa Setawi dengan tradisi agama Islam yang kuat dan semangat kekeluargaan yang hangat. Hal ini tersirat dari pesan : "ta'at ame orang tue, jadi orang soleh dan ta'at pade agame Islam". Nilai kebera- nian pencerminan kultur desa para "jawara" di masa lalu.'
4 Bagi masyarakat Betawi keberanian dan bela diri adalah su- atu keharusan, terutama kaum laki-laki. Nilai-nilai kerja keras dan kejujuran adalah pencerminan kehidupan masyarakat yang berusaha di sektor pertanian dan perkebunan, sedangkan nilai kepandaian adalah tmtutan perkembangan dan perubahan masyarakat ke arah kemajuan sekarang ini. Penguasaan sumber pengaruh, yaitu menghimpun dan mengu- asai sumber yang dapat mendatangkan pengaruh bagi yang me- miliki, mencakup penguasaan hukurn Islam, penguasaan ilmu pengetahuan, penguasaan bela diri dan kebatinan, pensuasaan asset kekayaan. Dalan penguasaan sumber pengaruh ini mung- kin saja seorang elit informal dapat menghimpun lebih dari satu sumber pengaruh. Semakin banyak sumber pengaruh yang dikuasai akan semakin kuat 2ula pengaruhnya dalam masyarakatnya. Selain memiliki nilai-nilai dan menguasai sumber Genyaruh elit informal juga harus mampu menunjukkan penampilan yang melebihi kemanpuan nasyarakatnya. Penampilan tersebut berupa kemampuan memecahkan masalah agama dan kemasyarakat- an, menyatur dan mengkoordinir kerj a, mempengaruhi dan me- ngarahkan massa, menghimpun dana pernbangunan, keberhasilan dalam organisasi sosial politik dan kemampuan berhubungan dengan pihak atas desa. Sumber pengaruh yang banyak digunakan adalah lembaga pendidikan umum dan agama, organisasi sosial, pusat-pusat pengajian dan najelis Ta'lim, perguruan dan perkumpulan be- la diri, lembaga adat dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
5 2. Tipe Elit Informal Sumber dan Saluran Pengaruh Berdasarkan penguasaan sumber pengaruh ditemukan se- jumlah peringkat elit informal di desa penelitian : (1) elit informal agama, ciri kepribadian mempunyai nilai ketaqwaan, kemampuan adalah menguasai sumber hukum Islam, sedangkan penampilannya adalah kemampuan mengatasi dan memecahkan masa- lah agama dan kemasyarakatan. Saluran pengaruh.yang digu- nakan adalah lembaga pendidikan agama, pusat pengajian dan majelis ta'lim, (2) elit informal cendekiawan, nilainya ada- lah. kepandaian/ilmu pengetahuan, penguasaan sumber pengaruh- nya adalah terhadap ilmu pengetahuan, penampilannya adalah kemampuan mengatur dan mengkoordinir kegiatan. Saluran pe- ngaruhnya adalah organisasl sosial dan politik serta lembaga pendidikan, (3) elit infomid j awara, nilainya keberanian, sumber pengaruh yang dikuasai adalah bela diri dan kebatinan, penampilan kemampuan adalah mempengaruhi dan mengarahkan ma- syarakat. Salu~an pengaruh adalah ~erguruan/perkumpulan bela diri dan lembag* adat desa, (4) elit informal pemuda, nilai- nya adalah kepandaianherja keras, penguasaan sumber adalah kepandaian dan ketrampilan, penampilannya adalah kemampuan melaksanakan kegiatan masyarakat. Saluran pengaruhnya adalah organisasi pemuda, lembaga kepemudaan desa, (5) elit informal ekonomi, nilainya adalah kerja keras, sumber penguasaannya adalah asset ekonomi dan penampilannya adalah kemampuan meng- himpun dana pembangunan. Salu.ran pengaruh adalah lemhaga de- sa dan tempat usaha, (6) elit informal wanita, nilainya ada- lah ketaqwaan dan keterampilan, penguasaan sumber pengaruhnya
6 adalah hukum agaa Isla, penqpilannya adalah kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi masyarakat, khususnya golongan wanita. Saluran pengaruhnya adalah pengajian dan majelis tam lim. 3. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Peranan (a) Hubungan sosial dengan kepala desa dan tingkat atas desa. Semakin baik hubungan tersebut akan semakin efektip pula peranan elit informal dalam pembuatan keyutusan pemba- ngunan desa. Hubungan sosial tersebut dilatarbelakangi oleh: adanya hubungan keluarga, hubungan usaha/dagang, hubungan so- sial dan pendidikan, sesama warga asli desa, sealiran dalam agama, hubungan dalam organisasi politik dan sebagai kawan dekat. Deqikian juga hubungan ke atas desa (kecamatan, wali- kota dan kabupaten), mempunyai latar belakang hubungan yang mendahuluinya. Untuk ke tingkat atas desa hubungan didasarkan pada hubungan dalam organisasi sosial politik dan usaha/da- gang. (b) Kenampuan sosial ekonomi elit informal. Kemmpuan ini dilihat dari tingkat pendidikan dan pekerjaan serta ke- mampuan ekonomi. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan ada- nya pekerjaan tetap serta pendapatan yang cukup, akan semakin efektif peranan elit informal dalam pembuatan keputusan pem- bangunan desa. Cc) Cara penyampaian informasi kepada sasaran. Agar in- formasi diterima dan dimengerti pendekatan dan bahasa yang digunakan haruslah dapat diinengerti oleh masyarakat.
7
8
9
10
PEMETAAN TUGAS PERKEMBANGAN, RUMUSAN KOMPETENSI, MATERI PERKEMBANGAN DAN INDIKATOR BIMBINGAN DAN KONSELING
KLS SMT TUGAS PENGEMBANGAN RUMUSAN KOMPETENSI BIDANG BIMBINGAN MATERI PERKEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN VII I Mengembangkan pengetahuan Mampu belajar secara optimal Bimbingan Belajar Belajar efektif untuk
Lebih terperinciLatar Belakang nasalah
Latar Belakang nasalah Pembangunan desa pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan di dalam masyarakat pedesaan yang diarahkan pada terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat pedesaan
Lebih terperinciPERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
PERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Kumelembuai, Kec. Motoling Kabupaten Nlinahasa, ~roiinsi Sulawesi Utara) Oleh B. F. J. SONDAKH FAKULTAS PASCA SARJANA
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,
PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan
Lebih terperinci2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinci3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Dari uraian-uraian dan analisis data di atas, pe nelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang Pancasila yang diberikan mela
Lebih terperinciIV. METODE PENELlTlAN
IV. METODE PENELlTlAN 4.1. Metode Penelitian ini memakai metode survey untuk menguji hipotesis yang diajukan. 4.2. Sumber Data Populasi penelitian ini adalah lembaga keuangan farma1 yaitu Bank Rakyat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar. Salah satu penyebab tidak adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciPENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup
PENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup Kab. Bogor. Propinsi Jawa Barat ) O l e h SITTI BULKIS FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciKECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1
KECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1 -.,,- e i Oleh T E G U H JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
Lebih terperinciTINJAUAN KEMANDIRIAN PADA DUA KELOMPOKTANI BERBEDA KELAS KEMAMPUAN
TINJAUAN KEMANDIRIAN PADA DUA KELOMPOKTANI BERBEDA KELAS KEMAMPUAN ( Studi Kasus pada Dua Kelompoktani di Desa Muarajaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawe Barat ) Oleh MARLINA SUSY RANGKUTI:
Lebih terperinciTINJAUAN KEMANDIRIAN PADA DUA KELOMPOKTANI BERBEDA KELAS KEMAMPUAN
TINJAUAN KEMANDIRIAN PADA DUA KELOMPOKTANI BERBEDA KELAS KEMAMPUAN ( Studi Kasus pada Dua Kelompoktani di Desa Muarajaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawe Barat ) Oleh MARLINA SUSY RANGKUTI:
Lebih terperinciWANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS
WANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS ( Studi Kasus Wan~ta Pengusaha Konfeksi dl Desa Pasir Kecarnatan 1V Angkat Candung, Kabupaten Agam
Lebih terperinciPERANAN TOKOH MASYARAKAT DALAM
-41 PERANAN TOKOH MASYARAKAT DALAM KEBERHASiLAN PELAKSANAAN TRANSMlGRASl Suatu Kasus Di Proyek Transmigrasi Koya Timur, lrian Jaya oleh AWOESYIRWAM MOEIMS FAKULTAS PASCA SARJWNA INSTITUT PERTANIAN BQGOR
Lebih terperinciKAPASITAS SUMBER DAYA PERANGKAT DESA DI DESA PABIAN KABUPATEN SUMENEP ABSTRAK. Kata kunci: kapasitas, perangkat desa, pemerintahan desa
KAPASITAS SUMBER DAYA PERANGKAT DESA DI DESA PABIAN KABUPATEN SUMENEP Rillia Aisyah Haris rilliaharis@gmail.com Dosen Fisip Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Lebih terperinciB A B I V H A S I L P E N E L I T I A N D A N P E M B A H A S A N
B A B I V H A S I L P E N E L I T I A N D A N P E M B A H A S A N 4. 1 D e s k r i p s i H a s i l P e n e l i t i a n P r e T e s t d a n P o s t T e s t D a r i h a s i l p e n g u j i a n d i p e r
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciThe Socialization Process of Tengger Society in Entas-Entas and Kasadha Tradition. (Case Study Ngadisari Village, District Sukapura, Probolinggo)
PROSES SOSIALISASI MASYARAKAT TENGGER DALAM TRADISI ENTAS-ENTAS DAN KASADHA (Studi Kasus di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo) The Socialization Process of Tengger Society in Entas-Entas
Lebih terperinci?/I PARTlSlPASl TOKOH MASYARAKAT DESA PADA
$ph Ppd?/I PARTlSlPASl TOKOH MASYARAKAT DESA PADA KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA l KKNI UNIVERSITAS JAMB1 Oleh SYAFRIL HAD1 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1991 RINGKASAN SYAFRIL HADI. "Partisipasi
Lebih terperinciTERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH
VII. KONTRIBUSI SEKTOR SUSU DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH Perekonomian suatu wilayah dapat bertumbuh karena dua hal: pertama, bersumber dari faktor-faktor dalam wilayah yang meliputi
Lebih terperinciDAMPAK UNIT PELAKSANA PROYEK TERHADAP PENDAPATAN PETANI =PAS DI KABUPATEN JENEPONTO PROPINSI SULAWESI SELATAN. Oleh ROHANA BELLA
DAMPAK UNIT PELAKSANA PROYEK TERHADAP PENDAPATAN PETANI =PAS DI KABUPATEN JENEPONTO PROPINSI SULAWESI SELATAN Oleh ROHANA BELLA FAKULTAS PASCA SARJANA KPK IPB - UNHAS 1987 RINGKASAN ROHANA BELLA. Oampak
Lebih terperinciDAMPAK UNIT PELAKSANA PROYEK TERHADAP PENDAPATAN PETANI =PAS DI KABUPATEN JENEPONTO PROPINSI SULAWESI SELATAN. Oleh ROHANA BELLA
DAMPAK UNIT PELAKSANA PROYEK TERHADAP PENDAPATAN PETANI =PAS DI KABUPATEN JENEPONTO PROPINSI SULAWESI SELATAN Oleh ROHANA BELLA FAKULTAS PASCA SARJANA KPK IPB - UNHAS 1987 RINGKASAN ROHANA BELLA. Oampak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
Lebih terperinciSlKAP MASYARAKAT DALAM PEMBAYARAW IURAN PEMBANGUNAH DAERAH DAN FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHIRIYA
SlKAP MASYARAKAT DALAM PEMBAYARAW IURAN PEMBANGUNAH DAERAH DAN FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHIRIYA Oleh : MUCHTAR ISA FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOQOR 1986 RINGKASAN MUCHTAR ISA. Sikap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu telah ada orang-orang yang memberikan perhatian kepada nasib wanita, yang dianggap diperlakukan tidak adil dalam masyarakat maupun dalam keluarga dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil
Lebih terperinciMEMULAI KARIR BERBASIS KEJUJURAN DARI PENDIDIKAN DI ITB
SAMBUTAN REKTOR ITB pada PERESMIAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU ITB TAHUN AKADEMIK 2009/2010 MEMULAI KARIR BERBASIS KEJUJURAN DARI PENDIDIKAN DI ITB Sasana Budaya Ganesa, Kampus ITB, 12 Agustus 2009 Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciorang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama
BAB I PERMASALAHAN A. Rumusan Masalah serta Pemikiran yang Melatarbelakanginya Manusia adalah mahluk pribadi sekaligus juga mahluk sosial. la lahir, dibesarkan dan mati di dalam ling kungan sosialnya.
Lebih terperinciPEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma
Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Semester : 1 dan 2 Ruang lingkup mata pelajaran PPKn di SMP/MTs meliputi: PEMETAAN SK 1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan,
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DESA PANCASILA DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperincihasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa naan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia adalah masalah kependudukan, Indonesia memiliki penduduk yang begitu besar dari tahun ke tahun, begitu
Lebih terperinciNaskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN
Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN DI BERBAGAI BIDANG UNTUK PENINGKATAN TARAF HIDUP BANGSA Ujang Sumarwan NIP : 727412097
Lebih terperinciPERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG
PERATURAN DESA NANGGUNG KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG Lembaran Desa Nanggung Nomor 10 Tahun 2001 PERATURAN DESA
Lebih terperincicasila secara benar; metode yang digunakan hanya meng
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesirapulan Penelitian ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa ada empat karakteristik proses belajar meng ajar penataran P4,.yaitu: kognitif, deduktif, quasi dialog, dan
Lebih terperinciBAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 6.1. Modal Internal Pemimpin lokal dalam penelitian ini adalah individu yang mempunyai tujuan atau maksud yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di
Lebih terperinciPENYAKUP ANTHRAKS DH KABUPATEN KOLAKA DAN KENDARi9 SULAWESI TENGGARA
PENYAKUP ANTHRAKS DH KABUPATEN KOLAKA DAN KENDARi9 SULAWESI TENGGARA oleh WfDODI) IIATMOI(OHAD1 SUHIYAKTQ 6. 15. 0448 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN lnstitut PERTANlAN BOGOR 1983 RINGKASAN W IDODO YATMOKOHADI
Lebih terperinciB A B V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian-uraian mengenai landasan teori pada. bab II, kondtsi sesungguhnya yang terjadi pada perusahaan,
B A B V KESIMPULAN DAN SARAN 1* Kesimpulan Dari uraian-uraian mengenai landasan teori pada bab II, kondtsi sesungguhnya yang terjadi pada perusahaan, dan pembahasan yang ada pada bab' IV, menunjukkan bahwa
Lebih terperinciPEMASARAN CENGKEH RAKY AT Dl KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMl JAWA BARAT. Oleh SRI HARTINI
PEMASARAN CENGKEH RAKY AT Dl KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMl JAWA BARAT Oleh SRI HARTINI JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1986 RINGKASAN
Lebih terperinciDIFERENSIASI SOSIAL (Kemajemukan)
DIFERENSIASI SOSIAL (Kemajemukan) Perbedaan-perbedaan yg dimiliki warga masyarakat kedudukan Diferensiasi sosial Diperankan melalui profesi masing-masing Perbedaan yang dimiliki warga masyarakat a.l. seperti
Lebih terperinciOPERAS I PENGABDIAN PENGEMBANGANPERKEBUN'AN TEH RAKYAT
f j I I ', I, I " i. "i ~ - I j '-,;., PARTISIFASI PETANI TEH RAKYAT TERH~OAe:p.EIVIBINAAN." J,/ _f _ i-oj, OPERAS I PENGABDIAN PENGEMBANGANPERKEBUN'AN TEH RAKYAT ~ < "f, - - -, (Studi Kasus Perkebuuau
Lebih terperinciBAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku
BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni
Lebih terperinciDAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK
DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran kaum perempuan Indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam menegakkan NKRI dipelopori
Lebih terperinciKISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)
KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) Kompetensi Utama Standar. Kompetensi Guru Standar Isi Kognitif Bloom Indikator Esensial Kompetensi Inti Komp. Guru Mapel Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Deklarasi Dakar berkenaan dengan pendidikan untuk semua (Education for All), semakin menguatkan dan memacu negara-negara berkembang untuk berbuat dan berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil dan spiritual serta beradab merupakan adicita Bangsa Indonesia yang mulai
Lebih terperincioleh : KARTIKA DARA MADEWA JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
& LAPORAN PRAKTEK LAPANG PEMBINAAN KELOMPOK PENDENGAR SIARAN PEDESAAN OLEH JURU PENERANG KECAMATAN (Studi Kasus di Kelompok Pendengar Bahagia, Bunga Mawar dan Sari Jaya, Kabupaten Bogor) oleh : KARTIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Indonesia merupakan Negara yang cukup kaya akan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai rakyat yang cinta akan tanah air, masyarakat harus mempunyai jiwa sosialisasi dan kegotongroyongan yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan selalu berpasangan, pria dengan wanita. Dengan tujuan bahwa dengan berpasangan, mereka dapat belajar berbagi mengenai kehidupan secara bersama.
Lebih terperinciANALISA h411aya DAM PHNBIAPATAW BJSAHATANI
ANALISA h411aya DAM PHNBIAPATAW BJSAHATANI PAD! DAN PAlPaWlJA (Studi Kasus Desa Buniwangi Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi) JURUSAN ILMU-ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTlTUT PERTANlAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.
Lebih terperinciSISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN
SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN STUD1 KASUS Dl DESA DURIAN DAUN, KEGAMATAN SUNGAI LIMAU, KABUVATEM PADANG PARIAMAN, PROPlNSl SUMATERA BARAT Oleh D U M A S A R I JURUSAN ILMU
Lebih terperinciSISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN
SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN STUD1 KASUS Dl DESA DURIAN DAUN, KEGAMATAN SUNGAI LIMAU, KABUVATEM PADANG PARIAMAN, PROPlNSl SUMATERA BARAT Oleh D U M A S A R I JURUSAN ILMU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan membantu kita untuk mengerti
Lebih terperinciPembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang
Lebih terperinciPERSEPSI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KELUARGA KECIL (KASUS PADA ETNIS BATAK TOBA DI DAERAH ASAL DAN PERANTAUAN)
PERSEPSI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KELUARGA KECIL (KASUS PADA ETNIS BATAK TOBA DI DAERAH ASAL DAN PERANTAUAN) Oleh : DAYANA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998 RINGKASAN Dayana,
Lebih terperinciNOMOR: SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG B A D A N P E R M U S Y A W A R A T A N D E S A
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR: 3 2006 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG B A D A N P E R M U S Y A W A R A T A N D E S A Mengingat : D EN GA N R AHMAT TUH AN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia yang sering dipandang sebagai subyek maupun obyek pembangunan. Titik tolak dari falsafah pembangunan
Lebih terperinciMereka sama-sama memandang bahwa semakin tinggi latar belakang
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Sebagai kesimpulan dari penelitian tentang spektrum petugas bimbingan di SMA ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan pandangan di antara para pakar
Lebih terperinciTrilogi Pembangunan yang lebih menekankan dan memberi bo- bot utama pada pemerataan pembangunan dan percbagian
Trilogi Pembangunan yang lebih menekankan dan memberi bo- bot utama pada pemerataan pembangunan dan percbagian pen- dapatan denqan tetap memperhatikan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu keturunan ditarik dari ayahnya. Dilihat dari marga yang dipakai oleh orang batak yang diambil dari
Lebih terperinciPERENCANAAN KELUARGA SEJAHTERA MELALUI PROGRAM KB. Oleh : Drs. Andang Muryanta (Koordinator Penyuluh KB Kec. Kokap)
PERENCANAAN KELUARGA SEJAHTERA MELALUI PROGRAM KB Oleh : Drs. Andang Muryanta (Koordinator Penyuluh KB Kec. Kokap) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isi Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Lebih terperinci. Faridad (1981) mengemuka-
PENDAHU LUAN Latar Belakang Pentbangunan yang dilaksanaltan di Indonesia pada saat ini didasarkan pada Rencana Pert~bangunan Lima Tahun Keem- pat (REPELITA IV). Rencana Pembangunan Lima Tahun terse- but
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dalam menjalankan tata hukum di Indonesia. Oleh sebab itu, untuk
Lebih terperinciPOLA UMUR KAWlN PERTAMA WANITA PEDESAAN
POLA UMUR KAWlN PERTAMA WANITA PEDESAAN ( Stodi Kasus di desa Kedung Bunder, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon ) oleh MOHAMMAD GUNTUR JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANlAN FAKULTAS PERTANlAN
Lebih terperincikondisi yang mutlak diperlukan sebagai partner dalam mempelajari dan memajukan ilmu, suatu conditio sine qua non
Budaya ilmiah BUDAYA ILMIAH (BUDAYA AKADEMIK) budaya atau perilaku para ilmiah atau masyarakat akademik yang sesuai dengan kaidah keilmuan kondisi yang mutlak diperlukan sebagai partner dalam mempelajari
Lebih terperinci7" gk ii;l. DlWAMlKA DAM PARTISIPAS1 Al\bGGOTA KOPERASl SUPRABA. Dl KABUPATEN BAIIIVUMAS. Oleh BUSRO SET10 HARTANTO
7" ) 5 "$ y gk ii;l n DlWAMlKA DAM PARTISIPAS1 Al\bGGOTA KOPERASl SUPRABA Dl KABUPATEN BAIIIVUMAS Oleh BUSRO SET10 HARTANTO FAKULTAS PASCASARJANW INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1990 RINGKASAN BUSRO SET10 HARTANTO.
Lebih terperinciAdministrasi bagi Pembangunan: Pembangunan di Berbagai Bidang
Administrasi bagi Pembangunan: Pembangunan di Berbagai Bidang Pembangunan nasional bersifat multifaset dan multidimensional Pembangunan setidaknya terdiri dari beberapa bidang, yaitu politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kecantikan sangat berkembang, baik kecantikan rambut maupun kecantikan kulit. Setiap orang khususnya kaum wanita ingin menjaga penampilan pada setiap kesempatan,
Lebih terperincidalam berbagai bentuk maupun wadah pengembangan dosen yaitu; pengiriman dosen untuk studi lanjut ke pasca sarjana, penataran dan latihan untuk dosen,
BABV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Kesimpulan berikut ini didasarkan atas hasil penelitian dan analisisnya, serta kajian sumber-sumber kepustakaan yang relevan dan temuan penelitian beserta
Lebih terperinci- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN
Lebih terperinciKETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 08/MWA-IPB/2002 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PENGANGKATAN PIMPINAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 08/MWA-IPB/2002 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PENGANGKATAN PIMPINAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang : a.
Lebih terperinciMUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6
MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART
Lebih terperinciOleh DWI NARTATY. JURUSAN ILMU - ILMU SOSlAL EKONOMl PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BEBERAPA CIRI KETUA KELOMPOK YANG BEWPENGARUM TERNADAP PRBDUKTIVITAS KELOMPBK TAM! KOLEKTIF Studi Kasus di PG garangs~wung PTP XIV Kabupaten Girebon, Jawa Barat Oleh DWI NARTATY JURUSAN ILMU - ILMU SOSlAL
Lebih terperinciOleh DWI NARTATY. JURUSAN ILMU - ILMU SOSlAL EKONOMl PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BEBERAPA CIRI KETUA KELOMPOK YANG BEWPENGARUM TERNADAP PRBDUKTIVITAS KELOMPBK TAM! KOLEKTIF Studi Kasus di PG garangs~wung PTP XIV Kabupaten Girebon, Jawa Barat Oleh DWI NARTATY JURUSAN ILMU - ILMU SOSlAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang dalam kepemimpinan yang efektif memerlukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan seseorang dalam kepemimpinan yang efektif memerlukan proses pengembangan yang berencana, teratur, terus menerus, berlanjut dan berkesinambungan,
Lebih terperinciSISTEM KELEMBAGAAN HUBUIUGAN KERJA PERTANIAN PAD1 SAWAH DAN PERKEMBANGANNYA DIPEDESAAN KABUPATEN LUMAJANG PROPlNSl JAWA TlMUR
SISTEM KELEMBAGAAN HUBUIUGAN KERJA PERTANIAN PAD1 SAWAH DAN PERKEMBANGANNYA DIPEDESAAN KABUPATEN LUMAJANG PROPlNSl JAWA TlMUR (Kasus Satu Desa ) Oleh MARYUNAIII NRP: 82087 FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji sastra maka kita akan dapat menggali berbagai kebudayaan yang ada. Di Indonesia
Lebih terperinciLogika Predikat 1. Kita akan memulai bagian ini dengan dua argumen.
Logika Predikat 1 III. Logika Predikat Kita akan memulai bagian ini dengan dua argumen. Premis Konklusi Premis Konklusi A: Semua orang menyukai Ali. B: Budi menyukai Ali. C: Cecep menyukai Ali. D: Seseorang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma
Lebih terperinciKonsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA
Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat By : Amaliatulwalidain, MA NEGARA KOTA Apakah negara-negara kota itu? Terlebih dahulu perlu dijelaskan bahwa persepsi kita mengenai negara saat ini jelas berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBADAN PERMUSYAWARATAN DESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Nek Sawak terdapat satu sekolah dasar bernama SD N 11 Nek Sawak, meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang ingin melanjutkan ke
Lebih terperinciPene1.it.ian ini bersifat studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam melalui
RINGKASAN LILIS NURLINA (95.104/SPD). Analisis Kultural dan Struk- tural Program Penanggulangan Kemiskinan, Kasus Program IDT di Desa Barusari, Kabupaten Garut, Jawa Barat (di bawah bimbingan Prof. Dr.
Lebih terperinciSTUD1 TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) IBU HAMIL
STUD1 TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) IBU HAMIL ( Di Data Cibuluh dan Gimandaia. Kecarnstan Kedunghalrng, Kebupaten Bogor, Propinsi Jawa Baret ) Oleh SUSI PURWATl JURUSAN
Lebih terperinciSTUD1 TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) IBU HAMIL
STUD1 TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) IBU HAMIL ( Di Data Cibuluh dan Gimandaia. Kecarnstan Kedunghalrng, Kebupaten Bogor, Propinsi Jawa Baret ) Oleh SUSI PURWATl JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan
Lebih terperinciDAMPAK PENGEMBANGAN PARIWLSATA TERHADAP PELUANG USAHA1 KERJA LUAR PERTANIAN
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWLSATA TERHADAP PELUANG USAHA1 KERJA LUAR PERTANIAN SUATU PENGAMATAN Dl KELURAHAN TIKUNNA MALENONG, KECAMATAN SANGGALANGI, KABUPATEN TANA TORAJA, PROPlNSl SULAWESI SELATAN Oleh
Lebih terperincibangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum
BAR V RANGKUMAN., KESIMPULAN, DAN SARAN A. RANGKUMAN Perkembangan kurikulum tidak dapat lepas dari perkem bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan
Lebih terperinci