Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang"

Transkripsi

1 Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada ruang pasar. Beberapa konsep teoritis tersebut digunakan untuk mempertegas penjelasan pada bagian analisis atau sintesis sehingga pada bagian ini tiga konsep yang dianggap relevan untuk dibahas antara lain Strategi (strategy), Relasi (relations), dan Kebutuhan (needs). Ketiga konsep ini selain sebagai penerang juga merupakan dasar argumen untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dalam kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua. Dengan demikian ketiga konsep tersebut akan dibahas sebagai berikut. Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang Mama-mama asli Papua merupakan sebuah kelompok masyarakat yang mempunyai kegiatan baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam kegiatan ini tentu memerlukan cara atau strategi agar setiap kegiatan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan sukses. Strategi yang dimiliki pedagang mama-mama asli Papua terlahir dari sebuah tantangan dan kondisi yang kurang berpihak pada kegiatan mereka. Tantangan dan kondisi tersebut menciptakan perilaku dalam kehidupan mereka untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan yang semakin hari semakin berkembang dengan berbagai permasalahan yang kompleks. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner (Rangkuti, 1998) 5

2 BERJUANG DI ANTARA PELUANG Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong menyatakan strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Adaptasi membutuhkan sebuah kekuatan pribadi baik secara modal maupun strategi, secara kelompok maupun individu, untuk mampu menemukan solusi (jalan keluar) dari persoalan tersebut. Solusi yang menjadi strategi secara sadar atau tidak telah menciptakan perilaku pedagang mama-mama asli Papua baik secara individu maupun kelompok. Kreativitas yang muncul dari sebuah rangsangan situasi telah membentuk persaingan dalam memanfaatkan peluang dan kesempatan yang terjadi. Kondisi persaingan harus dijawab dan diatasi dengan kerja keras disertai strategi yang sesuai dan tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Grant (1999), menyatakan bahwa strategi merupakan bentuk dari tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi menjadi bagian dari upaya pedagang mama-mama asli Papua untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Strategi itu terlahir bukan melalui sebuah planning, namun keadaan dan situasilah yang memaksa mereka harus bisa melakukan sesuatu. Dari sini muncul kebiasaan-kebiasaan yang mendatangkan keuntungan, sehingga pada akhirnya menjadi sebuah perilaku yang terarah untuk mencapai tujuan. Adapun strategi itu sendiri tidak terlepas dari berbagai bagian yang saling terkait satu dengan lainnya dan mempunyai kekuatan secara kelompok atau organisasi. Secara umum strategi menurut Bryson (2001), didefinisikan sebagai pola, tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan alokasi sumber daya dari organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi melakukannya. Berbagai strategi yang digunakan pedagang mama-mama asli Papua dalam proses mencapai tujuan merupakan sebuah pola yang disesuaikan dengan orientasi individu maupun kelompok dalam bentuk organisasi baik secara formal maupun informal. Semua tujuan yang diharapkan tentu bernilai positif atau bermanfaat sehingga memotivasi setiap tindakan yang lebih efektif dan efisien dalam rangka mencapai target. Begitu pun pada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh 6

3 Kajian Pustaka pedagang mama asli Papua di pasar, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok juga merupakan strategi untuk mencapai tujuan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Hamel dan Prahalad (1995), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Tindakan dalam berbagai sudut pandang yang berbeda dilandasi dengan sebuah harapan yang mengarah pada perubahan yang diinginkan. Tindakan yang berupa perilaku dalam hal melakukan kegiatan ekonomi bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Strategi pintu utama merupakan sebuah strategi oleh pedagang mamamama asli Papua dalam melakukan kegiatan ekonominya yang bertujuan untuk mempertahankan pendapatan dan kehidupan keluarga. Kutanegara (2006) dalam penelitiannya tentang bakul gendong di Jatinom menunjukkan bahwa pilihan perempuan untuk terlibat di sektor perdagangan merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan ketika mereka harus mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya. Penelitan El Kari Panannangan (2011), mengkaji tentang strategi yang diterapkan oleh para pedagang pasar terapung Muara Kuin. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa strategi mempertahankan kelangsungan hidup (rumah tangga) menggunakan segenap kemampuan setiap anggota keluarga, modal, dan aset untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Strategi yang digunakan oleh rumah tangga pedagang pasar terapung Muara Kuin antara lain adalah strategi Konsolidasi. Hal yang sama juga terlihat pada penelitian Cramb et al. (2009), yang menunjukkan bahwa strategi nafkah rumah tangga petani menjadi sangat bergantung pada pasar komoditas yang diusahakan. Pemenuhan kebutuhan rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan sebagai anggota dan pengelola rumah tangga. Mereka mempunyai peran dan fungsi yang berbeda namun dengan tujuan yang sama. Dalam hal mencari nafkah rumah tangga, seorang perempuan juga mempunyai peranan yang sesuai dengan peluang dan kesempatan yang dimiliki, dan dengan 7

4 BERJUANG DI ANTARA PELUANG Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong peran tersebut akan memberi konstribusi pada pendapatan keluarga. Konstribusi yang diperoleh melalui berbagai kegiatan, baik pada pertanian maupun kegiatan jual beli di pasar. Tani maupun jual beli menjadi sebuah peranan yang dilakukan oleh seorang wanita sebagai anggota keluarga untuk meningkatkan pendapatan keluarga. White (Sajogyo 1994), mengemukakan bahwa peranan wanita tani dapat didukung oleh pendekatan curahan waktu atau tenaga yang imbalannya akan memiliki nilai ekonomi (menghasilkan pendapatan) maupun nilai sosial (mengurus dan mengatur rumah tangga dan solidaritas mencari nafkah dalam menghasilkan pendapatan rumah tangga). Dengan demikian pekerjaan wanita merupakan pekerjaan produktif karena selain mencari nafkah, mengurus rumah tangga, juga menjaga kelangsungan hidup rumah tangga. Wanita sebagai bagian dari keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup rumah tangga, baik dari segi ekonomi maupun nilai-nilai sosial yang berlaku. Posisi produktif yang dimiliki oleh seorang wanita dalam rumah tangga mempunyai peran ganda, antara lain mengurus dan mengatur rumah tangga, mencari nafkah, mendidik anak-anak, juga harus mampu memanage waktu (waktu untuk bekerja dan untuk keluarga). Fungsi dan peran tersebut merupakan sebuah strategi untuk mengatasi kehidupan rumah tangga agar tujuan yang diinginkan untuk mencapai perubahan kehidupan keluarga dapat terwujud. Demikian pula yang terjadi pada pedagang mama-mama asli Papua. Berbagai cara yang dilakukan untuk mengatasi persoalan keluarga merupakan langkah dan pertimbangan rasional. Salah satu strategi yang bertahun-tahun mereka gunakan untuk mempertahankan kegiatan jual beli di Pasar Remu adalah strategi pintu utama. Strategi ini cukup rasional, bahkan mampu menghasilkan nilai tambah (penghasilan) dalam kehidupan keluarga mereka. Menurut Popkin (Rustinsyah, 2009), strategi rasional adalah cara untuk memaksimalkan usahanya demi mendapatkan keuntungan. Perilaku merupakan sebuah usaha yang didasari oleh keinginan maupun tujuan untuk mencapai sebuah kepentingan yang berkaitan 8

5 Kajian Pustaka dengan kebutuhan. Perilaku menjadi sebuah strategi yang mengarah pada proses kegiatan yang bersifat positif dan bermanfaat untuk individu maupun kelompok, berdasarkan pertimbangan rasional. Perilaku sebagai pertimbangan rasional yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi akan memperhitungkan kegiatan yang dilakukan pada posisi maksimal untuk mendapat keuntungan. Maksimal dalam keuntungan menjadi pertimbangan utama dalam sebuah kegiatan ekonomi. Untuk mendapatkan selisih antara usaha dan keuntungan memerlukan sebuah strategi yang berkaitan dengan unsur modal, keterampilan, peluang, kondisi, kerjasama, dan kerja keras. Dengan berbagai unsur tersebut akan memungkinkan terjadinya peluang dalam kegiatan atau usaha yang dilakukan. Dengan kekuatan strategi yang bersifat rasional akan mempercepat apa yang menjadi tujuan dalam proses kegiatan yang dilakukan yang dijalani baik secara individu maupun secara bersamasama. Membangun Hubungan di antara Pedagang melalui Relasi Sosial Dalam berbagai kehidupan yang dilalui oleh setiap manusia tidak terlepas dari keterlibatan pihak lain. Keterlibatan dalam kehidupan sosial baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan bagian terpenting dari suatu kehidupan sosial. Keterlibatan dalam kehidupan bermasyarakat dilalui dalam berbagai situasi dan motivasi. Situasi dan motivasi akan mempertemukan berbagai keperluan dan kepentingan di antara individu maupun antara individu dengan kelompok. Situasi kerjasama yang semakin kuat dan kokoh akan terjalin sebuah pemahaman yang bermanfaat bagi kehidupan individu itu sendiri. Relasi dalam kerjasama tentu didorong oleh berbagai motivasi-motivasi dalam konteks yang berbeda. Relasi pada ruang pasar akan memberi peluang yang mengarah pada kerjasama yang saling memberi manfaat. Menurut Abdullah (2006), di dalam ruang itulah berbagai etnis dapat belajar berkomunikasi dengan cara yang dapat diterima secara umum, mereka saling belajar untuk menerima perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh kelompok lainnya. Nagara (2008), mengatakan 9

6 BERJUANG DI ANTARA PELUANG Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong bahwa efektivitas komunikasi antar etnis merupakan salah satu upaya yang dapat menunjang hubungan harmonis dalam masyarakat multikultur. Sementara Suharto (2008), menyatakan bahwa masyarakat yang memiliki modal sosial tinggi cenderung bekerja secara gotong royong, merasa aman, dan mampu mengatasi perbedaan-perbedaan untuk mencapai tujuan bersama. Relasi antar pedagang dalam ruang pasar mempunyai tujuan masing-masing yang menjadi motif terciptanya sebuah interaksi. Motif yang mendorong terciptanya sebuah interaksi terutama di antara para pedagang baik secara individu maupun kelompok merupakan sebuah modal sosial yang mendukung proses kerjasama, baik antara pedagang dan pedagang maupun pedagang dengan konsumen (pembeli). Modal sosial yang terjadi pada kehidupan pasar bertujuan untuk memberikan manfaat sekaligus memperkuat arah pada pengembangan kegiatan jual beli yang dilakukan. Kerjasama dalam suatu ruang kegiatan tentu didukung dengan nilai dan norma serta dituntut sebuah kepercayaan dan kejujuran demi menjaga nilai maupun norma yang terjadi dalam bentuk relasi kerjasama. Sebagaimana Laksono (2009) katakan, bahwa modal sosial di lingkungan pasar tradisional dengan mengembangkan pola usaha yang memelihara nilai dan norma kejujuran, saling mempercayai, kerjasama pedagang dengan konsumen, maupun di antara sesama pedagang. Fukuyama (1995) mengemukakan, modal sosial adalah asosiasi dari individu-individu yang menyadari dan menerima nilai-nilai bersama bila dikembangkan akan memiliki nilai ekonomis yang besar dan terukur. Interaksi dalam bentuk kerjasama yang terjadi di antara para pedagang berada dalam berbagai latar belakang berbeda. Perbedaan etnis, pola mata pencarian, dan pengalaman menjadikan interaksi akan semakin baik namun juga berpeluang terjadi gesekan. Interaksi yang baik akan memposisikan masing-masing individu untuk saling membutuhkan serta membuka ruang kerja sama, sedangkan interaksi yang berpeluang terjadinya gesekan masing-masing individu menonjolkan dan mempertahankan perbedaan dalam berinteraksi, sehingga pada posisi ini tidak terjadi ruang kerjasama. Suharto (2008) mengartikan modal sosial sebagai sumber yang timbul dari adanya interaksi antara 10

7 Kajian Pustaka orang-orang dalam suatu komunitas. Namun demikian pengukuran kuat atau lemahnya modal sosial bukan pada interaksinya tetapi pada hasil interaksinya, yaitu ikatan-ikatan emosional yang menyatukan orang untuk mencapai tujuan bersama yang saling menguntungkan. Coleman (2008) menyatakan bahwa modal sosial diperlukan untuk mengantisipasi pandangan bahwa manusia harus bersaing bebas, yang pada kasus-kasus tertentu ternyata mendatangkan kesengsaraan pada manusia. Modal sosial bersifat produktif yang me-mungkinkan pencapaian tujuan dengan kebersamaan. Sementara Putnam (1993), mengatakan bahwa modal sosial terdiri dari jejaring sosial (social network), dan norma-norma yang berasosiasi dengan jejaring tersebut yang memiliki dampak terhadap produktivitas dari masyarakat. Interaksi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat pada berbagai ruang dan kegiatan bertujuan untuk memberikan konstribusi pada setiap individu dan kelompok yang membangun sebuah kerjasama. Konstribusi yang diharapkan dari sebuah kegiatan akan bertujuan memberikan manfaat pada perubahan kehidupan secara ekonomi pada suatu masyarakat maupun individu, sehingga modal sosial mempunyai posisi yang sangat kuat pada sebuah interaksi yang terjadi. Menurut Muriel Aza (2001), modal sosial adalah produk dari interaksi sosial dengan potensi untuk berkontribusi terhadap sosial, kemasyarakatan atau kesejahteraan ekonomi dari suatu masyarakat. Hubungan sosial berawal dari relasi yang dibangun di antara individu dan kelompok yang dimulai dengan berbagai kesempatan dan kegiatan. Kesempatan melalui kegiatan akan mempertemukan berbagai individu dan kelompok dan berpeluang terjadinya sebuah kerjasama dengan melibatkan berbagai modal yang dimiliki. Modal tersebut berasal dari usaha yang diperoleh dengan mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang ada, baik secara individu maupun kelompok. Perpaduan antara kekuatan individu maupun kelompok yang berupa pengalaman dan potensi yang dimiliki akan menghasilkan kekuatan modal bersama. Sebagaimana Hasbullah (2006) yang mengkaitkan antara modal sosial, modal manusia, modal alam, dan modal ekonomi. Menurutnya kaitan antara keempat modal tersebut akan menghasilkan 11

8 BERJUANG DI ANTARA PELUANG Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong community capital. Bordieu dan Wackman (Field, 2005) menjelaskan tentang modal sosial yaitu sebagai berikut: Modal Sosial adalah jumlah sumber-sumber daya, aktual atau virtual (tersirat) yang berkembang pada seorang individu atau sekelompok karena kemampuan untuk memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubunganhubungan yang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan pengenalan timbal balik. Individu dan masyarakat menjadi bagian terpenting suatu tatanan kehidupan sosial. Tatanan sosial dihidupkan oleh individu maupun masyarakat dengan berbagai kegiatan dan tujuan dari setiap individu dan masyarakat dalam kehidupan sosial. Masyarakat dan individu menjalin sebuah relasi atau interaksi yang mengarah kepada kerjasama dan kepentingan bersama dan tidak terlepas dari ide dasar yang dibangun lewat modal sosial. Ide dasar berawal dari kelompok yang kecil, anggota keluarga, maupun teman. Sebagaimana Woolcock et.al (2000), menjelaskan bahwa ide mendasar dari modal sosial adalah keluarga, teman dan asosiasi yang memiliki aset penting, sesuatu yang dapat digunakan dalam krisis, dinikmati sebagai milik sendiri, dan digunakan untuk mendapatkan keuntungan material. Menurut Franke (2007), konsep dari modal sosial cenderung diasosiasikan pada partisipasi sosial masyarakat dengan jaringan-jaringan kerja-sama dan solidaritas. Kebersamaan dalam kehidupan sosial ekonomi akan diikuti dengan keterlibatan bersama baik secara kelompok maupun individu dengan berbagai kegiatan yang mengarah kepada tujuan menciptakan relasi-relasi sosial yang bernilai positif untuk memperkuat modal. Kekuatan sebuah modal sosial akan melibatkan berbagai sumber daya yang dimiliki baik pada diri sendiri maupun orang lain. Lewat interaksi yang berbentuk kerjasama akan saling memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Gaag (2005) menjelaskan bahwa, hubungan-hubungan sosial ini dapat menjadi simpanan yang berharga (a store of value) karena melalui hubungan sosial ini memungkinkan seseorang memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh orang lain. Lin (2001), menyimpulkan bahwa premis di balik modal sosial adalah sederhana, 12

9 Kajian Pustaka yaitu investasi dalam hubungan sosial dengan mengharapkan keuntungan dalam suatu pasar. Kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan berbagai modal sosial, baik secara fisik maupun non fisik bertujuan untuk mempertahankan dan menghidupkan interaksi sosial di antara individu maupun kelompok pada posisi yang saling menguntungkan. Keakraban pada ruang kegiatan pasar yang terjadi di antara para pedagang merupakan salah satu proses pemanfaatan modal sosial yang ada. Para pedagang menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pribadi atau memberikan peluang bagi pedagang lain memanfaatkan modal tersebut. Pemanfaatan modal di antara para pedagang lebih pada memperkuat sebuah kegiatan ekonomi yang dilakukan. Penggunaan modal yang dimiliki baik dari orang lain maupun sumber daya sendiri, tujuan utamanya adalah memposisikan dan mempertahankan serta mengharapkan peluang keuntungan dari apa yang dilakukan. Kebutuhan sebagai Motivasi Beraktivitas Dalam setiap kehidupan yang dilalui oleh manusia mempunyai harapan dan tujuan. Untuk mencapai harapan dan tujuan, tentu diikuti dengan suatu usaha lewat berbagai kegiatan dan kesempatan. Usaha dan kesempatan menjadi sebuah peluang yang dimanfaatkan oleh setiap manusia baik secara individu maupun kelompok. Untuk memanfaatkan kesempatan yang ada, harus dilakukan dengan suatu usaha yang baik dan terarah. Sementara usaha atau aktivitas yang dilakukan tentu didorong oleh suatu tujuan yang harus dicapai dengan kemampuan dan kesiapan yang juga dalam porsi yang sama. Peluang dan kemampuan maksimal yang dilakukan secara terarah dan baik akan mendorong perubahan pada setiap tujuan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan keluarga. Perubahan yang menjadi harapan dalam kehidupan manusia mempunyai porsi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dan kesempatan yang dimanfaatkan, sehingga faktor utama yang menggerakkan seseorang untuk sampai pada tujuan dengan suatu usaha adalah tuntutan kebutuhan. 13

10 BERJUANG DI ANTARA PELUANG Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong Tuntutan menimbulkan kekuatan untuk melakukan usaha atau kegiatan demi mempertahankan kehidupan. Secara umum Yuwono (2013) menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia itu sebenarnya terbatas jenisnya. Kebutuhan dapat dikelompokkan dalam dua jenis. Pertama, kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan yang langsung diperlukan untuk mempertahankan hidup dan martabat kemanusiaan (pangan, layanan kesehatan, layanan keamanan, sandang, papan, dan pendidikan). Kedua, kebutuhan bantu, yaitu kebutuhan yang tidak langsung diperlukan untuk membantu terpenuhinya kebutuhan pokok. Secara umum kebutuhan bantu ini disebut bekerja. Orang bekerja apa pun jenis pekerjaannya adalah untuk memperoleh sarana (penghasilan) memenuhi kebutuhan pangan, layanan kesehatan, layanan keamanan, sandang, papan, dan pendidikan. Tetapi orang bisa saja bertani, berolahraga, berlatih beladiri, menenun, bergotong royong membangun rumah, atau belajar mandiri untuk memperoleh pengetahuan. Inipun dapat dikategorikan sebagai bekerja. Mama-mama asli Papua dengan kegiatan jual belinya merupakan sebuah usaha atau kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kebutuhan hidup yang lebih baik. Untuk mencapai kebutuhan hidup secara maksimal didukung dengan sebuah semangat usaha yang maksimal pula. Kegiatan jual beli yang dilakukan secara tidak langsung merupakan tujuan dan tuntutan dari kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga yang diharapkan pun perlu ada kekuatan bersama di antara anggota keluarga yang menjadi bagian dari suatu kehidupan dalam tatanan masyarakat. Kebutuhan yang mendorong seseorang melakukan suatu pekerjaan tidak terlepas dari tuntutan pemenuhan kebutuhan secara material maupun spiritual. Campbell, (1979) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan material diperlukan manajemen yang baik. Di dalam pendekatan manajemen keluarga, diperlukan kerjasama antara suami, istri, anak, dan anggota lainnya. Tujuan hidup akan tercapai apabila semua subsistem secara fungsional melaksanakan apa yang menjadi tanggungjawabnya. Keberfungsian subsistem sangat didorong oleh apa yang menjadi tujuan hidup. Di sisi lain, pencapaian tujuan hidup dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki. Tujuan hidup yang ingin 14

11 Kajian Pustaka dicapai adalah pendidikan anak yang baik, memiliki status sosial, mempunyai keluarga sakinah, memiliki tabungan, memiliki rumah, dan lain-lain. Gerungan (2002) mengatakan, keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan seorang anak, dimana keluarga adalah kelompok sosial pertama dalam kehidupan individu sebagai tempat seseorang untuk belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Kebutuhan menjadi bagian terpenting dari kehidupan manusia yang mendorong seseorang melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang diinginkan. Dalam proses mencapai kebutuhan tersebut dilakukan melalui kegiatan yang berbeda dan pemenuhannya pun secara bertahap melalui peluang yang diterima. Peluang dan kesempatan tidak terlepas dari interaksi yang terjadi dalam kehidupan sosial, baik individu maupun kelompok. Keluarga menjadi bagian dari kehidupan sosial mempunyai fungsi berbeda yang berkaitan dengan kebutuhan. Deacon & Firebouugh (1988), menjelaskan, paling tidak terdapat dua fungsi keluarga yaitu fungsi instrumental dan fungsi ekspresif. Fungsi instrumental berkaitan dengan fungsi memperoleh sumberdaya eksternal seperti pendapatan dan akses ekonomi lainnya serta dukungan dari luar. Keberfungsian instrumental berkaitan dengan keberfungsian ekspresif yaitu pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, kesehatan, interaksi dalam keluarga, juga pengasuhan anak. Berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu maupun kelompok, memaksa dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Aktivitas yang dilakukan dalam berbagai ruang dan peluang melibatkan berbagai sumber daya yang dimiliki, baik pada diri individu maupun dalam lingkungan sosial yang tersedia. Untuk mencapai dan memantapkan tujuan ke arah perubahan maka diperlukan kolaborasi di antara berbagai sumber yang tersedia secara efektif dan efisien. Untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kolaborasi, setiap individu dan masyarakat dituntut kemampuan berupa keterampilan, relasi, dan kerja keras. Mereka harus mampu memanfaatkan peluang secara kreatif dan 15

12 BERJUANG DI ANTARA PELUANG Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong berdaya saing untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu dalam kehidupan manusia. Untuk mengantisipasi tuntutan kebutuhan dan persaingan pada kehidupan sosial diperlukan sebuah keinginan yang tinggi. Robbin (2002) mengemukakan bahwa, motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu sebagai upaya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Sementara Handoko (2001) mengatakan bahwa, motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Berbagai kemampuan dan peluang yang dimiliki untuk mencapai keinginan perlu memanfaatkan kekuatan-kekuatan individu maupun kelompok, baik secara formal maupun informal. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mekanisme Survival Sekecil apapun perubahan kondisi ekonomi makro, baik disebabkan oleh kebijakan pemerintah maupun mekanisme pasar, sangat berpengaruh terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan masyarakat merupakan suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dengan menggunakan defenisi ini,

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelembagaan Pertanian (Djogo et al, 2003) kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang mampu diserap dari berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital)

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital) PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Modal Sosial (Social Capital) Apa yang dimaksud dengan Modal Sosial dan apa relevansinya dengan Pembangunan? Modal yang dibutuhkan dalam proses pembangunan: Modal Sumber

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tinggi tingkatan usaha pedagang barang bekas maka memiliki relasi kerja yang semakin

BAB V PENUTUP. tinggi tingkatan usaha pedagang barang bekas maka memiliki relasi kerja yang semakin BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Relasi kerja antar pedagang barang bekas dibedakan berdasar pada tingkatan usahanya, yaitu pedagang keliling, pemilik lapak kecil, dan pemilik lapak besar. Semakin tinggi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga 7 Definisi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Strategi Adaptasi Strategi adaptasi dimaksud oleh Edi Suharto dalam Edi (2009:29), sebagai Coping strategies. Secara umum strategi bertahan hidup (coping strategies) dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis data pada bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan modal sosial antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Slamet Widodo (2012) yang melihat tentang penguatan modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan membantu kita untuk mengerti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Pemberdayaan mempunyai dua dimensi. Pertama, suatu proses mengalihkan kemampuan, kekuatan dan kekuasaan kepada masyarakat agar menjadi lebih berdaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjaun Pustaka Mempelajari peranan wanita pada dasarnya adalah menganalisis tentang dua peranan dari wanita itu. Pertama,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian BAB V KESIMPULAN Bagian kesimpulan ini menyampaikan empat hal. Pertama, mekanisme ekstraksi surplus yang terjadi dalam relasi sosial produksi pertanian padi dan posisi perempuan buruh tani di dalamnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam perekonomian Indonesia karena beberapa alasan antara lain: (1) sumberdaya perikanan, sumberdaya perairan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bank Plecit Bank plecit merupakan koperasi simpan pinjam yang memberikan tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini ditujukan

Lebih terperinci

Mengatasi Disinsentif Kebijakan Pemerintah Daerah

Mengatasi Disinsentif Kebijakan Pemerintah Daerah Bab Enam Mengatasi Disinsentif Kebijakan Pemerintah Daerah Pengantar Kegiatan pasar menjadi bagian penting dari kehidupan ekonomi masyarakat. Pasar menjadi pusat kegiatan jual beli antara konsumen dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah tangga merupakan bagian terkecil dari komponen perekonomian suatu bangsa yang ikut mempengaruhi sendi-sendi kehidupan. Oleh karena itu, rumah tangga memegang

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan dan Rekomendasi Bab Tujuh Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua di Pasar Remu merupakan suatu peluang sekaligus menjadi tantangan. Menjadi peluang karena kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kapital Sosial Pierre Bourdieu Bourdieu mendefenisikan kapital sosial adalah kumpulan sejumlah sumberdaya, baik aktual maupun potensial yang terhubung dengan kepemilikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri namun di dalam proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat, interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi budaya patriarki yang masih mengakar kuat di Indonesia hingga saat ini, mengakibatkan posisi perempuan semakin terpuruk, terutama pada kelompok miskin. Perempuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini telah mencapai tujuan, yakni menghasilkan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA I. UMUM Hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial (social capital) yang mampu membuat individu individu yang ada didalam komunitas tersebut berbagi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional

TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional 5 TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional Para sosiolog ternama seperti William F. Ogburn dan Talcott Parsons mengembangkan pendekatan struktural-fungsional dalam kehidupan keluarga

Lebih terperinci

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan pada dua bab sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa komunitas karakter sosial dan juga karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai seorang individu dan mahluk sosial. Sebagai seorang individu manusia mempunyai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kementerian Pertanian, 2014). Sektor pertanian sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Kementerian Pertanian, 2014). Sektor pertanian sangat penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebanyak 32,61% tenaga kerja di Indonesia bekerja dalam sektor pertanian sehingga sektor ini dianggap mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar (Kementerian

Lebih terperinci

Pertemuan ke

Pertemuan ke Pertemuan ke 5-6 suranto@uny.ac.id 1 Internal public relations (Hubungan publik internal) adalah aktivitas kehumasan yang dimaksudkan untuk membina hubungan baik dengan publik internal. Secara umum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara kita (Indonesia) tentang pendidikan juga diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu mengarahkan sumberdaya yang dimiliki ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu sumberdaya organisasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator dari pemberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan kebebasan untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau memperbaiki kehidupannya.

Lebih terperinci

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Hutan memiliki kedekatan hubungan dengan masyarakat disekitarnya terkait dengan faktor ekonomi, budaya dan lingkungan. Hutan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Berpikir 43 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Untuk menjelaskan kerangka penelitian ini, dimulai dari alasan penelitian ini dilakukan, kemudian mencoba mencari jawaban secara deduktif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Sosial Demografi Demografi merupakan ilmu yang memepelajari struktur dan proses di suatu wilayah. Demografi menurut PhilipM.

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB III VISI, MISI DAN NILAI BAB III VISI, MISI DAN NILAI VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SIAK Dalam suatu institusi pemerintahan modern, perumusan visi dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting mengingat semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Buku bagi sebagian masyarakat merupakan kebutuhan sesaat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Buku bagi sebagian masyarakat merupakan kebutuhan sesaat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Buku bagi sebagian masyarakat merupakan kebutuhan sesaat yang sebatas hanya ingin dimiliki, tanpa adanya keinginan memanfaatkan makna yang terdapat pada isinya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etos Kerja Etos Kerja merupakan perilaku sikap khas suatu komunitas atau organisasi mencakup sisi spiritual, motivasi, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah Kabupaten Lingga mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masalah utama yang sedang dihadapi secara nasional adalah sedikitnya peluang kerja, padahal peluang kerja yang besar dalam aneka jenis pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini yang merupakan bagian penutup dari laporan penelitian memuat kesimpulan berupa hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan demi keberhasilan proses

Lebih terperinci

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya. Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan

Lebih terperinci

Partisipasi Publik dan Harmoni Sosial

Partisipasi Publik dan Harmoni Sosial Bab VIII Penutup Ruang publik di wilayah perkotaan merupakan magnet yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha sektor informal. PKL merupakan aktivitas ekonomi sektor informal yang cukup

Lebih terperinci

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA Kasus Kelompok Tani Karya Agung Desa Giriwinangun, Kecamatan Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi NOVRI HASAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan single parent adalah perempuan yang telah bercerai dengan pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, membimbing, dan merawat

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tersebut. Menurut Sukirno (2004) pertumbuhan ekonomi diartikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tersebut. Menurut Sukirno (2004) pertumbuhan ekonomi diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah Negara, pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah capaian yang menjadi prioritas utama. Negara akan melakukan berbagai macam cara dan strategi ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bahwasannya desa secara formal diakui dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lipat pada tahun Upaya pencapaian terget membutuhkan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. lipat pada tahun Upaya pencapaian terget membutuhkan dukungan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prediksi peningkatan populasi di Asia pada tahun 2025 sekitar 4,2 milyar. Menurut International Policy Research Institute, prediksi tersebut berdampak pada peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan, karyawan adalah asset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian nasional yang dibangun dan bertumpu pada perindustrian manufaktur, yang sebagian besar menggunakan bahan baku impor ketika terjadi krisis nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori. Konsep Buruh Buruh menurut Undang-Undang (No 3 tahun 2003 Bab Pasal ) adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Tata cara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh suatu negara. Berdasarkan data BPS tahun 2010, persentase kemiskinan saat ini mencapai 13,3 persen. Kemiskinan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang mempengaruhi semua tingkatan kehidupan. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan keluarga adalah laki-laki atau suami, hal ini disebabkan oleh suami merupakan kepala rumah tangga, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada

BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Rerangka Berpikir Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa pembangunan sekarang ini sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus tujuan pembangunan. Produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility (selanjutnya disingkat CSR) sesungguhnya bukanlah topik baru dalam dunia bisnis, termasuk didalamnya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan

Lebih terperinci