BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan Kuesioner disebarkan melalui hardcopy, yang disebar secara langsung kepada responden, maupun dalam bentuk softcopy yang disebar melalui dan mailing list serta weblink. Hasil dari penyebaran kuesioner tersebut, melalui terkumpul sebanyak 20 (40%) dari total 50 yang disebar, sedangkan melalui mailing list dan weblink, terkumpul 70 buah, sehingga total pengumpulan kuesioner secara softcopy sebanyak 90 buah. Sedangkan, hasil penyebaran secara langsung, dari total 100 buah kuesioner yang disebar hanya 53 (53%) buah yang kembali. Dari kuesioner untuk konsumen terkumpul sebanyak 143 responden dan yang valid adalah sebanyak 120 (83,92%) responden. Adapun, dari 120 responden tersebut, yang terkumpul melalui , mailing list dan weblink adalah sebanyak 90 (62,94%) responden, dimana sebanyak 75 (52,45%) responden valid, dengan 15 (10,49%) responden yang tidak valid. Selain itu, sisa responden yang terkumpul melalui pengumpulan langsung sebanyak 53 (37,06 %) responden, diantaranya sebanyak 45 (31,47%) responden valid, serta sisanya sebanyak 8 (5,59 %) responden tidak valid. 55

2 Tabel 4. 1 Ringkasan Hasil Survey Kuesioner yang valid % Kuesioner yang tidak % Kuesioner yang terkumpul valid Langsung 45 31,47% 8 5,59% 53 37,06% ,dll 75 52,45% 15 10,49% 90 62,94% Jumlah ,92% 23 16,08% % % Analisis Validitas dan Reliabilitas Analisis validitas dan reliabilitas dimulai dengan memasukkan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar ke dalam program aplikasi SPSS, untuk semua data yang berskala ordinal dan dimasukkan untuk setiap item. Hasil dari proses pengujian item-item dari faktor usabilitas, interaktifitas, trust online, estetika web store serta marketing mix dapat dilihat secara jelas pada Tabel 4.2. Jika angka korelasinya lebih kecil dari 0,3 berarti item tersebut tidak valid dan harus dibuang. Sedangkan jika angka korelasinya lebih besar dari 0,3 berarti item tersebut valid dan tidak perlu dibuang (Masran,1979). Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua item dari setiap faktor adalah valid sehingga tidak perlu ada item yang dibuang. Proses pengujian keenam faktor yang dianalisis, diukur dengan item-item sebagai berikut: 1. Faktor Usabilitas (X1) X11 : Web Store menyediakan sistem pencarian informasi yang cepat dan terintegrasi dari situs tersebut X12 : Dapat melakukan proses pembayaran langsung secara online (melalui fasilitas payment gateway seperti PayPal atau layanan kartu kredit)

3 X13 : Situs perusahan sangat jelas dan mudah dimengerti X14 : Pada saat mengambil keputusan untuk membeli, Anda membutuhkan sedikit waktu untuk mencari informasi produk tersebut X15 : Anda dapat dengan mudah menemukan mesin pencari pada situs tersebut X16 : Kecepatan dan kelancaran akses ke web site toko online X17 : Anda merasa proses pemesanan via internet sulit dimengerti dan digunakan Faktor Interaktifitas (X2) X21 : Anda menyukai bantuan dan keramahan yang Anda dapatkan di toko lokal X22 : Sangat penting bagi Anda diperlakukan dengan baik X23 : Perusahaan tersebut memiliki Pelayanan purna jual yang baik X24 : Perusahaan mempunyai keinginan dan merespon kebutuhan pelanggan X25 : Pertanyaan dari Anda sebagai pelanggan dijawab dengan cepat X26 : Kebebasan dalam memilih produk (tidak adanya paksaan/bujukan dari pihak lain, misalnya: pihak sales toko) 3. Faktor Kepercayaan Online (X3) X31 : Melakukan transaksi melalui internet cukup beresiko X32 : Yakin bahwa data yang berhubungan dengan hal-hal sensitif semacam kartu kredit dan password tidak dapat dicuri oleh yang tidak berhak X33 : Kerahasiaan identitas konsumen di dalam transaksi jual-beli dan pembayaran sangat dijamin X34 : Anda Tidak ingin memberikan no.kartu kredit Anda di komputer manapun X35 : Prosedur pemesanan, pembayaran ataupun pengembalian barang di situs tersebut mudah X36 : Proses pengisian formulir-formulir dibuat untuk tidak menyulitkan konsumen X37 : Pengembalian produk yg tidak sesuai dengan pembelian dapat dilakukan

4 58 X38 : Anda menginginkan prosedur yang nyaman dan mudah dalam proses pengembalian produk 4. Faktor Estetika Web Store (X4) X41 : Penjual internet tidak hanya menjual produk atau jasa, tapi juga menghibur Anda X42 : Penampilan dari Situs penjual internet memiliki daya tarik tersendiri bagi Anda X43 : Tata letak situs saat ini mudah digunakan dan nyaman. X44 : Informasi yang ada pada situs tersebut terfokus 5. Faktor Marketing Mix (X5) X51 : Anda memiliki kecenderungan memilih brand tertentu dalam membeli produk ini X52 : Keunikan produk yang dijual (sulit dicari di tempat lain) X53 : Situs tersebut menyediakan informasi produk yang cukup Jelas serta bervariasi X54 : Anda menerima hadiah spesial dan potongan harga dari berbelanja melalui penjual internet X55 : Tersedianya pilihan pembayaran di tempat (Cash On Delivery) X56 : Tersedianya berbagai variasi metode pembayaran dalam pembelian produk di situs tersebut X57 : Pengiriman produk yang cepat setelah melakukan order secara online X58 : Tanggal pengiriman produk yang aman serta nyaman dan fix X59 : Anda mempercayai kualitas informasi mengenai produk yang disediakan oleh situs tersebut Tabel 4. 2 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Faktor Item Corrected Item- Cronbach's Alpha Valid / Total Correlation if Item Deleted Not Valid X11,546,640 Valid X12,380,676 Valid Usabilitas X13,428,663 Valid X14,333,689 Valid X15,455,656 Valid X16,457,654 Valid

5 59 Interaktifitas Kepercayaan Online Estetika Web Store Marketing Mix / Bauran Pemasaran X17,353,694 Valid X21,507,690 Valid X22,421,708 Valid X23,506,683 Valid X24,553,682 Valid X25,500,686 Valid X26,380,717 Valid X31,354,716 Valid X32,333,719 Valid X33,513,685 Valid X34,415,708 Valid X35,576,673 Valid X36,456,696 Valid X37,370,713 Valid X38,388,709 Valid X41,500,631 Valid X42,487,644 Valid X43,519,617 Valid X44,462,660 Valid X51,334,851 Valid X52,310,852 Valid X53,513,834 Valid X54,510,836 Valid X55,632,821 Valid X56,608,824 Valid X57,761,806 Valid X58,769,804 Valid X59,619,823 Valid Untuk pengujian reliabilitas, jika alpha lebih besar dari 0,7 berarti instrument untuk mengukur variable tersebut reliable. Sebaliknya apabila alpha lebih kecil dari 0,7 berarti instrument untuk mengukur variable tersebut tidak reliable (Guilford &

6 Ruchter,1973). Hasil dari pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Tabel 4. 3 Ringkasan Hasil Pengujian Reliabilitas Faktor N of N of Reliable/Not Alpha cases items Reliable Usabilitas 120 7,701 Reliable Interaktifitas 120 6,732 Reliable Kepercayaan Online 120 8,730 Reliable Estetika Web Store 120 4,702 Reliable Marketing Mix / Bauran Pemasaran 120 9,845 Reliable Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari kelima variable mempunyai alpha yang lebih besar dari 0,7 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variable reliable Analisis Deskriptif Pada penelitian ini juga dikumpulkan data-data karakteristik responden yang dipergunakan untuk mendukung analisis, antara lain : lokasi responden, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, lamanya menggunakan internet, tingkat pengenalan atas beberapa situs e-commerce, intensitas mengunjungi situs tersebut, keterlibatan dalam pembelian via situs e-commerce tersebut, serta pernah atau tidaknya melakukan transaksi via internet.

7 Analisis Deskriptif Variabel a. Lokasi Tabel 4. 4 Distribusi Responden Berdasar Lokasi Frequency Valid Cumulative Jakarta 66 55,0 55,0 55,0 Valid Bandung 54 45,0 45,0 100,0 Total ,0 100,00 61 Gambar 4. 1 Diagram Sebaran Persentasee Respondenn Berdasarkan Lokasi Padaa Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 120 jumlah responden yang diperoleh, sebagian besar bertempat tinggal di Jakarta yaitu sebanyak 66 (55,00 %) responden dan sisanyaa adalah bertempat tinggal di Bandung yaitu sebanyak 54 (45,00 %) responden. Untuk persentase responden berdasar lokasi dalam bentuk grafik dapat dilihat padaa Gambar 4.1 diatas.

8 62 b. Jenis Kelamin Tabel 4. 5 Distribusi Responden Berdasar Jenis Valid Laki-laki 73 Perempuan 47 Total 120 Frequency 60,83 39,17 100,0 Kelamin Valid 60,83 39,17 100,0 Cumulative 60,83 100,0 Gambar 4. 2 Diagram Sebaran Persentase Responden Berdasar Jenis Kelamin Padaa Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 120 jumlah responden yang diperoleh, sebagian besar laki-lakii yaitu sebanyak 73 (60,83 %) responden dan sisanya adalah perempuan yaitu sebanyak 47 (39,17 %) responden. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar jenis kelamin dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.2 diatas.

9 63 c. Usia Tabel 4. 6 Distribusi Responden Berdasar Usia Valid Cumulative Frequency Tahun 23 19,17 19,17 19, Tahun 90 75,00 75,00 94,17 Valid Tahun 7 5,83 5,83 100,00 Total ,0 100,0 Gambar 4. 3 Diagram Sebaran Persentase Responden Berdasar Usia Gambar 4. 4 Diagram Sebaran Jumlah Responden Berdasar Usia

10 64 Padaa Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 120 jumlah responden yang diperoleh,sebagian besar berusia antara tahun yaitu sebanyak 90 (75,00 %) responden, di ikuti oleh 23 (19,17 %) responden lainnya yang berusia antara tahun. dan sisanya adalah berusia tahun yaitu sebanyak 7 (5,83 %) responden. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar usia dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4 diatas. d. Status Tabel 4. 7 Distribusi Responden Berdasar Status Frequency Valid Valid Belum Menikah ,67 91,67 Menikah 10 8,33 8,33 Total Cumulative 91,67 100,00 Gambar 4. 5 Diagram Sebaran Persentasi Responden Berdasar Status

11 65 Padaa Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 120 jumlah responden yang diperoleh,sebagian besar belum menikah yaitu sebanyak 110 (91,67 %) orang dan sisanya adalah menikah yaitu sebanyak 10 (8,33 %) orang. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar status dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.5 diatas. e. Pendidikann Tabel 4. 8 Distribusi Responden Berdasar Pendidikan Terakhir Frequency Valid Cumulative SMA 31 25,83 25,83 25, 83 Sarjana (S1) 75 62,50 62,50 88, 33 Pascaa Valid Sarjana (S ,83 10,83 99, 17 & S3) Lainnya 1,83,83 100, 00 Total ,00 100,00 Gambar 4. 6 Distribusi Sebaran Persentasee Respondenn Berdasar Pendidikann Terakhirr

12 SMA Sarjan na (S1) Pasca Sarjanaa (S2 & S3) Lainnyaa Gambar 4. 7 Distribusi Sebaran Jumlah Responden Berdasar Pendidikan Terakhirr Padaa Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 120 jumlah responden yang diperoleh,sebagian besar berpendidikan Sarjana (S1) yaitu sebanyak 75 (62,50 %) responden, di ikuti oleh respondenn yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 31 (25,83 %) responden serta 13 (10,83 %) responden yang berpendidikan Pasca Sarjana (S2 dan S3) dan sisanya sebanyak 1 (0,83 %) responden berpendidikan lainnya. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar pendidikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan 4.7 diatas.

13 67 f. Pekerjaan Tabel 4. 9 Distribusi Responden Berdasar Pekerjaan Frequency Valid Cumulative Karyawan Swasta 59 49,,17 49,17 49,17 Pegawai Negeri 1,83,83 50,00 Profesional / 6 5,,00 5,00 55,00 Wiraswasta Valid Dosen / Pengajar 2 1,,67 1,67 56,67 Mahasiswa 50 41,,67 41,67 98,33 Lainnya 2 1,,67 1,67 100,00 Total ,,00 100,00 Mahasiswa; 41.67% Lainnya; 1.67% Karyawan Swasta; 49.17% Dosen / Profesional / Pegawai Pengajar; Wiraswasta; Negeri; 1.67% 5.00% 0.83% Gambar 4. 8 Distribusi Sebaran Persentase Responden Berdasarr Pekerjaan

14 Karyawan Swasta Pegawai Negeri Profesional / Wiraswasta Dosen / Pengajar Mahasiswa Lainnya Gambar 4. 9 Distribusi Sebaran Jumlah Responden Berdasar Pekerjaan Untuk jenis pekerjaan para responden, bisa kita lihat pada Tabel 4.9 di atas, dimana sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan pada perusahaan swasta yaitu sebanyak 59 (49,17 %) responden, pada urutan kedua adalah mahasiswa/pelajar sebanyak 50 (41,67 %) responden, urutan ketiga adalah professional/wiraswasta yaitu sebanyak 6 (5,00 %) responden. Sedangkan dosen/pengajar adalah sebanyak 2 (1, 67 %) responden dan pegawai negeri 1 (0,83 %) responden. Selain itu, 2 (1,67 %) responden lainnya memiliki pekerjaan yang lainnya. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar pekerjaan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan 4.9 diatas.

15 g. Penghasilan Tabel Distribusi Responden Berdasar Penghasilan Mereka Valid Cumulative Frequency Valid < 30 Juta 91 75,83 75,83 75, Juta 9 7,50 7,50 83, Juta 6 5,00 5,00 88, Juta 2 1,67 1,67 90, Juta 2 1,67 1,67 91, Juta 2 1,67 1,67 93, Juta 1,83,83 94, 17 > 100 Juta 7 5,83 5,83 100, 00 Total ,00 100, Juta; 5.36% Juta; 8.04% Juta; 1.79% Juta; 1.79% Juta; 1.79% 69 < 30 Juta; 81.25% Gambar Distribusi Sebaran Persentasee Respondenn Berdasar Penghasilan

16 < 30 Juta Juta Juta Juta Juta Juta Juta > 100 Juta Gambar Diagram Sebaran Jumlah Responden Berdasar Penghasilan Bisa kita lihat pada Tabel 4.10 di atas, dimana sebagian besar responden memiliki penghasilan dibawah 30 juta yaitu sebanyak 91 (75,83 %) responden, pada urutan kedua adalah juta sebanyak 9 (7,50 %) responden, urutan ketiga adalah yang berpenghasilan diatas 100 juta yaitu sebanyak 7 (5,83 %) responden, di ikuti oleh responden yang berpenghasilan juta sebanyak 6 (5,00 %) responden. Sedangkan yang berpenghasilan juta, juta dan juta masing-masing adalah sebanyak 2 (1,67 %) responden serta 1 (0,83 %) responden yang berpenghasilan juta. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar penghasilan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan 4.11 diatas.

17 h. Tingkat Pengenalan Internet Tabel Internet Distribusi Responden Berdasar TIngkat Pengenalan Valid Cumulative Frequency Valid < 1 tahun 4 3, 33 3, 33 3, tahun 8 6, 67 6, 67 10, tahun 9 7, 50 7, 50 17, tahun 8 6, 67 6, 67 24,17 > 5 Tahun 91 75, 83 75, ,00 Total , , < 1 tahun; 3.33% 1-2 tahun; 6.67% 2-3 tahun; 7.50% > 5 Tahun; 75.83% 3-4 tahun; 6.67% Gambar Distribusi Sebaran Persentasee Responden Berdasarr Pengenalann Internet

18 < 1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun > 5 Tahun Gambar Distribusi Sebaran Jumlah Responden Berdasar Pengenalan Internet Padaa Tabel 4.11 di atas,dapat kita lihat bahwa dimana sebagian besar responden telah mengenal lebih dari lima tahun yaitu sebanyak 91 (75,83 %) responden, pada urutan kedua adalah 2 3 tahun sebanyak 9 (7,50 %) responden, urutan ketiga adalah 1-2 tahun dan 3 4 tahun yaitu masing-masingg sebanyak 8 (7,50 %) responden, diikuti oleh responden yang baru mengenal internet 1 2 tahun yaitu sebanyak 4 (3,333 %) responden. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar lamanya mengenal internet dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.12 dan 4.13 diatas. i. Tempat Mengakses Internet Tabel Distribusi Responden Berdasar Tempat Mengakses Internet Valid Cumulative Frequency Valid Kantor 46 38,,33 38,33 38,33 Rumah 28 23,,33 23,33 61,67 Warung Internet 38 31,,67 31,67 93,33 Yang Lain 8 6,,67 6,67 100,00 Total ,,00 100,00

19 73 Yang Lain; 6.67% Warung Internet; 31.67% Kantor; 38.33% Gambar Distribusi Sebaran Persentasi Responden Berdasar Tempat Mengakses Internet Kantor 28 Rumah Rumah; 23.33% Gambar Distribusi Sebaran Jumlah Responden Berdasarr Tempat Mengakses Internet 38 Warung Internet 8 Yang Lain Bisa kita lihat pada Tabel 4.12 di atas, dimana sebagian besar responden mengakses internet melalui kantor yaitu sebanyak 46 (38,33 %) responden, pada urutan kedua adalah melalui warung internet sebanyak 38 (31,67 %) responden, urutan ketiga adalah mengakses dari rumah mereka yaitu sebanyak 28 (23,33 %) responden, di ikuti oleh respondenn yang sering mengakses internet dari berbagai tempat seperti Café, Food Court yang menyediakan fasilitas Hotspo sebanyak 8

20 (6,67 %) responden. 74 Untuk persentase dan jumlah responden berdasar tempat mengakses internet dalam bentuk diatas. grafik dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan j. Intensitas Penggunaan Internet a. Intensitas Penggunaan Internet Mingguan Tabel Distribusi Respondenn Berdasar Intensitas Penggunaan Internet Mingguan Valid Cumulative Frequency Valid 7 Hari 37 30,83 30,83 30, Hari 28 23,33 23,33 54, Hari 26 21,67 21,67 75, Hari 26 21,67 21,67 97,50 < 1 Hari 3 2,50 2,50 100,00 Total ,00 100, Hari; 21.67% < 1 Hari; 2.50% 7 Hari; 30.83% 5-6 Hari; 21.67% 3-4 Hari; 23.33% Gambar Distribusi Sebaran Persentasee Respondenn Berdasar Penggunaan Internet Mingguan

21 Hari 3-4 Hari 5-6 Hari 1-2 Hari < 1 Hari Gambar Distribusi Sebaran Jumlah Responden Berdasar Penggunaan Internet Mingguan Padaa table 4.13 diatas dapat kita lihat bahwa sebagian besar responden menggunakan internet hampir setiap hari atau 7 hari, yaitu sebanyak 37 (30, 83% %) responden, diurutan kedua, penggunaan internet 3 4 hari yaitu sebanyak 28 (23,33%) responden. Urutan ke tiga yaitu penggunaan internet 1 2 hari dan 5 6 hari masing-masing yaitu sebanyak 26 (21,67%) responden, dan sisanya menggunakan internet kurang dari satu hari yaitu sebanyak 3 (2,50 %) responden. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar penggunaan internet mingguan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan 4.18 diatas.

22 b. Intensitas Penggunaan Internet Harian Tabel Distribusi Respondenn Berdasar Intensitas Penggunaan Internet Harian Valid Cumulative Frequency Valid 1 Jam 11 9,17 9,17 9, Jam 40 33,33 33,33 42, Jam 20 16,67 16,67 59, Jam 22 18,33 18,33 77,50 > 7 Jam 27 22,50 22,50 100,00 Total ,00 100,00 76 > 7 Jam; 22.50% 1 Jam; 9.17% 2-3 Jam; 33.33% 5-6 Jam; % 3-4 Jam; 16.67% Gambar Distribusi Sebaran Persentasee Respondenn Berdasar Penggunaan Internet Harian

23 Jam 2-3 Jam 3-4 Jam 5-6 Jam > 7 Jam Gambar Distribusi Sebaran Jumlah Responden Berdasar Penggunaan Internet Harian Padaa table diatas dapat kita lihat bahwa sebagian besar responden menggunakan internet selama 2 3 jam dalam sehari, yaitu sebanyak 40 (33,33 %) responden, diurutan kedua, penggunaan internet lebih dari tujuh jam dalam sehari yaitu sebanyak 27 (22,50 %) responden. Urutan ke tiga yaitu penggunaan internet 5 6 jam dalam sehari sebanyak 22 (18,33 %) responden, diikuti oleh penggunaan internet 3 4 jam dalam sehari yaitu sebanyak 20 (16,67 %) respondenn dan sisanya menggunakan internet hanya satu jam sehari yaitu sebanyak 11 (9,17 %) responden.. Untuk persentase dan jumlah responden berdasar penggunaan internet mingguan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4.19 dan 4.20 diatas.

24 Korelasi Tabel Korelasi Spearman melalui pengolahan dengan SPSS X1 X2 X3 X4 X5 Y Spearman's rho X1 Correlation Coefficient **.355 **.310 **.337 ** * Sig. (2-tailed) N X2 Correlation Coefficient.298 ** **.387 **.445 **.027 Sig. (2-tailed) N X3 Correlation Coefficient.355 **.455 ** **.348 **.025 Sig. (2-tailed) N X4 Correlation Coefficient.310 **.387 **.304 ** * Sig. (2-tailed) N X5 Correlation Coefficient.337 **.445 **.348 ** Sig. (2-tailed) N Y Correlation Coefficient * * Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 1. Korelasi antara X1 (Usabilitas) dan Y (Perilaku Konsumen) Korelasi antara variable Usabilitas dengan Perilaku Konsumen berkorelasi negatif dan signifikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai korelasi sebesar -0,183 dengan Sig 0,045 pada tingkat 0,05 (lihat tanda bintang di bawah tabel). Artinya perubahan angka pada Usabilitas dan Perilaku Konsumen terbalik, ketika Usabilitas naik pada saat bersamaan Keputusan pengunjung situs mereka untuk melakukan transaksi ataupun pembelian

25 79 secara online pada situs mereka malah turun. Dengan kata lain, makin tingginya tingkat Usabilitas dari suatu situs E-commerce diikuti oleh menurunnya tingkat keputusan konsumen dalam melakukan pembelian melalui situs tersebut, dan sebaliknya. 2. Korelasi antara X2 dan Y Pada korelasi antara variable Interaktifitas dengan Perilaku Konsumen menunjukkan nilai korelasi 0,027 dengan Sig. 0,767. Berarti kedua variable tersebut tidak berkorelasi dan tidak signifikan, karena nilai korelasinya mendekati Korelasi antara X3 dan Y Pada korelasi antara variable Kepercayaan Online dengan Perilaku Konsumen menunjukkan nilai korelasi 0,025 dengan Sig. 0,786. Berarti kedua variable tersebut tidak berkorelasi dan tidak signifikan, karena nilai korelasinya mendekati Korelasi antara X4 dan Y Selanjutnya antara variable Estetika Web dengan Perilaku Konsumen berkorelasi positif dan signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,187 dengan Sig.0,041 pada tingkat 0,05 (lihat tanda bintang di bawah tabel). Hal ini dapat dinyatakan bahwa ketika perusahaan E-

26 80 commerce memperbaiki dan meningkatkan disain dan presentasi situs mereka, maka pada saat bersamaan keputusan pembeli untuk melakukan pembelian secara online pada perusahaan mereka. 5. Korelasi antara X5 dan Y Terakhir korelasi antara Marketing mix dengan Perilaku Konsumen berkorelasi negatif dan tidak signifikan. Hal itu ditunjukkan nilai korelasi - 0,103 dengan Sig.0,263.

27 4.5. Uji Hipotesis Uji Hipotesis Perilaku Konsumen (Y) Tabel Korelasi Pearson melalui pengolahan dengan SPSS Y X1 X2 X3 X4 X5 Pearson Correlation Y X X X X X Sig. (1-tailed) Y X X X X X N Y X X X X X Y=Perilaku Konsumen; X1=Usabilitas; X2=Interaktifitas; X3=Kepercayaan Online; X4=Estetika Web; X5=Marketing Mix 81 Korelasi antara Perilaku Konsumen dengan Usabilitas berkorelasi negatif - 0,179 signifikan (Sig. 0,025 < 0,05). Hubungan antara tingkat Interaktifitas dengan Perilaku Konsumen 0,010 yang berarti tidak berkorelasi dan tidak signifikan (Sig. 0,456 > 0,05). Kepercayaan Online dengan Perilaku Konsumen 0,038 tidak berkorelasi dan tidak signifikan (Sig. 0,338 > 0,05). Sedangkan Estetika Web dengan Perilaku Konsumen berkorelasi positif 0,179 dan signifikan (Sig. 0,025 < 0,05). Terakhir, Marketing mix dengan Perilaku Konsumen berkorelasi negatif dan tidak

28 signifikan (Sig. 0,139 > 0,05). Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar -0,100. Tabel Model Summary Std. Error of the Estimate Change Statistics R Adjusted R Square F Model R Square R Square Change Change df1 df a a. Predictors: (Constant), Marketing Mix, Estetika Web, Kepercayaan Online, Usabilitas, Interaktifitas 82 Sig. F Change Tabel 4.17 menunjukkan nilai R Square 0,102 berarti variable Perilaku Konsumen dapat dijelaskan oleh Usabilitas,Interaktifitas,Kepercayaan Online,Estetika Web dan Marketing mix sebesar 10,2%.Sisanya (100% - 10,2% = 89,8%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam kasus ini. Semakin rendah nilai standard Error of the Estimate, maka makin tepat model regresi ini digunakan. Bandingkan nilai Std.Dev. Perilaku Konsumen pada table Descriptive Statistics berikut dengan SEE yang nilainya lebih kecil (0,44966 < 0,46433). Tabel Statistik Deskriptif Variabel Bebas dan Terikat Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Perilaku Konsumen Usabilitas Interaktifitas Kepercayaan Online Estetika Web Marketing Mix

29 83 Uji yang pertama yaitu F-Ratio test untuk menguji ke-fit-an regresi secara keseluruhan. Dengan uji ini dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara variabel terikat dengan sedikitnya satu dari variabel bebas. Variabel bebas yang diteliti adalah usabilitas (X1), interaktifitas (X2), Kepercayaan Online (X3), estetika web (X4) dan marketing mix (X5). Sedangkan untuk variabel terikat yang diteliti adalah perilaku konsumen (Y). Hipotesis untuk F-Ratio test ini adalah sebagai berikut: Hipotesis statistika: Atau dapat dituliskan : Ho: Usabilitas, interaktifitas, Kepercayaan Online, estetika web dan marketing mix tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen H1 : Usabilitas, interaktifitas, Kepercayaan Online, estetika web dan marketing mix berpengaruh terhadap perilaku konsumen Tabel ANOVA ANOVA b Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Marketing Mix, Estetika Web, Kepercayaan Online, Usabilitas, Interaktifitas b. Dependent Variable: Y2

30 84 Melalui ANOVAA atau F testt diperoleh 2,577 dengann Sig. 0,0300 yang nilainya < 0,05. Karena probabilitas (0,030) lebih kecil dari tingkat signifikann (0,05), maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwaa variabel bebas yaitu usabilitas, interaktifitas, Kepercayaan Online, estetika web dan marketing mix berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu perilaku konsumen. Artinya model regresi yang dihasilkan dapat dijadikan alat untuk memprediksi Perilaku Konsumen. Jadi secara serempak kelima variabel tersebut berpengaruh terhadap Perilaku Konsumen Uji Hipotesis Usabilitas (X1) Padaa uji hipotesis ini peneliti ingin menguji apakah usabilitass (X1) sebagai variabel terikat mempengaruhi perilaku konsumen sebagai variabel bebas (Y) dengan menggunakan t-test. Hipotesis statistika : Atau dapat dituliskan : Ho : Usabilitas tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen H1 : Usabilitas berpengaruh terhadap perilaku konsumen

31 85 Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.1 for windows dengan tingkat signifikan 10 % yang hasil dari perhitungan t-test ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel ANOVA variabel Usabilitas (X1) Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Usabilitas Standardized Coefficients Beta t Sig..009 Padaa Tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung diperoleh sebesar -2,638 dengan nilaii signifikan sebesar 0,009. Karena nilai signifikan (0,009) lebih kecil dari tingkat signifikan (0,05), maka dapat dinyatakan tolak Ho,dan disimpulkan bahwa usabilitas berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen Uji Hipotesis Interaktifitas (X2) Padaa uji hipotesis ini peneliti ingin menguji apakah iteraktifitas (X2) sebagai variabel terikat mempengaruhi perilaku konsumen sebagai variabel bebas (Y) dengan menggunakan t-test. Hipotesis statistika : Atau dapat dituliskan :

32 86 Ho : Interaktifitas tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen H1 : Interaktifitas berpengaruh terhadap perilaku konsumen Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.1 for windows dengan tingkat signifikan 10 % yang hasil dari perhitungan t-test ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel ANOVA variabel Interaktifitas (X2) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Interaktifitas Padaa Tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung diperoleh sebesar -0,236 dengan nilaii signifikan sebesar 0,814. Karena nilai signifikan (0,814) lebih besar dari tingkat signifikan (0,05), maka dapat dinyatakan terima Ho, dan disimpulkan bahwa interaktifitas tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen Uji Hipotesis Kepercayaan Online (X3) Padaa uji hipotesis ini peneliti ingin menguji apakah Kepercayaan Online (X3) sebagai variabel terikat mempengaruhi perilaku konsumen sebagai variabel bebas (Y) dengan menggunakan t-test. Hipotesis statistika :

33 87 Atau dapat dituliskan : Ho : Kepercayaan Online tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen H1 : Kepercayaan Online berpengaruh terhadap perilaku konsumen Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.1 for windows dengan tingkat signifikan 10 % yang hasil dari perhitungan t-test ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel ANOVA variabel Kepercayaan Online (X3) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Kepercayaan Online Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung diperoleh sebesar 0,769 dengan nilai signifikan sebesar 0,443. Karena nilai signifikan (0,443) lebih besar dari tingkat signifikan (0,05), maka dapat dinyatakan terima Ho, dan disimpulkan bahwa Kepercayaan Online tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen Uji Hipotesis Estetika Web (X4) Pada uji hipotesis ini peneliti ingin menguji apakah Estetika Web (X4) sebagai variabel terikat mempengaruhi perilaku konsumen sebagai variabel bebas (Y) dengan menggunakan t-test. Hipotesis statistika :

34 88 Atau dapat dituliskan : Ho : Estetika web tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen H1 : Estetika web berpengaruh terhadap perilaku konsumen Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.1 for windows dengan tingkat signifikan 10 % yang hasil dari perhitungan t-test ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel ANOVA variabel Estetika Web (X4) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Estetika Web Padaa Tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung diperoleh sebesar 2,506 dengan nilai signifikan sebesar 0,014. Karena nilai signifikan (0,014) lebih kecil dari tingkat signifikan (0,05), maka dapat dinyatakan tolak Ho, dan disimpulkan bahwa estetika web berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen Uji Hipotesis Marketing Mix (X5) Padaa uji hipotesis ini peneliti ingin menguji apakah marketing mix (X5) sebagai variabel terikat mempengaruhi perilaku konsumen sebagai variabel bebas (Y) dengan menggunakan t-test. Adapun yang dimaksud marketing mix disini adalah

35 89 mencakup elemen produk (brand, keanekaragaman produk, fitur serta presentasi produk), harga, pemenuhan / fullfillment, promosi serta komunikasi (kualitas informasi yang diberikan serta syarat kejelasan penjualan dan pengiriman produk). Hipotesis statistika : Atau dapat dituliskan : Ho : marketing mix tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen H1 : marketing mix berpengaruh terhadap perilaku konsumen Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.1 for windows dengan tingkat signifikan 10 % yang hasil dari perhitungan t-test ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel ANOVA variabel Marketing Mix (X5) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Marketing Mix Padaa Tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung diperoleh sebesar -0,395 dengan nilaii signifikan sebesar 0,694. Karena nilai signifikan (0,694) lebih besar dari tingkat signifikan (0,05),maka dapat dinyatakann terima Ho, dan disimpulkan bahwa marketing mix tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen.

36 Koefisien Regresi Setelah dilakukan uji-uji, dengan menggunakan SPSS versi for windows dapat diperoleh koefisien regresi, sehingga dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut : Tabel Koefisien Regresi Model Unstandardizedd Coefficients B Std. Error 1 (Constant) Usabilitas Interaktifitas Kepercayaan Online Estetika Web Marketing Mix Standardized Coefficients t Sig. Beta Tabel Coefficients diatas dimaksudkan untuk merumuskan model regresi sebagai berikut: Dimana : Y X1 X2 X3 X4 X5 = Perilaku Konsumen (Keputusan Pembelian Online) = Usabilitas = Interaktifitas = Kepercayaan Online = Estetika Web = Marketing mix

37 Temuan Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini,akan ditampilkan tabel yang menunjukkan ringkasan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.1 for windows dengan tingkat signifikan 0,05 dari setiap hipotesis. Adapun hasil pengujian akan dibahas pada bagian ini. Tabel Ringkasan Hasil Hipotesis Variabel Y Variabel X Koefisien Regresi Perilaku Konsumen (Y) p-value Keterangan Usabilitas (X1) Tolak Ho Interaktifitas (X2) Terima Ho Kepercayaan Online (X3) Terima Ho Estetika Web (X4) Tolak Ho Marketing Mix (X5) Terima Ho Pada Tabel 4.26 dapat dilihat bahwa interaktifitas, Kepercayaan Online dan marketing mix merupakan variable yang tidak mempengaruhi perilaku konsumen dalam bertransaksi melalui e-commerce, hal ini dapat dilihat dari p-value yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan terima Ho, dan dinyatakan bahwa ketiga varabel tersebut, yaitu interaktifitas, kepercayaan online dan marketing mix tidak mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam Tabel 4.17 pada sub bab uji hipotesis untuk perilaku konsumen (Y) dapat dilihat bahwa nilai R (0,319) lebih kecil daripada nilai kritis (0,5),maka dapat dinyatakan bahwa korelasi / hubungan antara perilaku konsumen (Y) sebagai variabel terikat dengan 5 variabel bebas yaitu usabilitas (X1), interaktifitas (X2), Kepercayaan Online (X3), estetika web (X4) dan marketing mix (X5) adalah tidak berpengaruh

38 92 cukup kuat. Hal ini membuktikan bahwa terdapat varaibel-variabel atau faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen didalam e-commerce yang berada di luar model yang digunakan dalam penelitian ini Faktor Usabilitas Dari Tabel 4.26 diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh variabel, terdapat dua variabel bebas yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen, salah satunya adalah usabilitas. Usabilitas merupakan variable yang paling berpengaruh, karena memiliki p-value yang paling kecil yaitu 0,009. Adapun indikator dari variable ini adalah kenyamanan, kecepatan dan navigasi situs yang mudah serta kemudahan proses pemesanan dan pembayaran produk. Halaman web yang lambat dan tidak berfungsi serta kurangnya interaktifitas membuat hampir semua orang yang ingin berbelanja di situs e-commerce untuk mencari alternatif yang lain, karena menghemat waktu dan kenyamanan berbelanja merupakan motif utama bagi mereka untuk melakukan transaksi e-commerce. Menurut Li dan Colleagues (1999), konsumen yang sering melakukan pembelian secara online merupakan konsumen yang berorientasi pada kenyamanan dan kurang memiliki pengalaman. Sehingga, dengan kurangnya pengalaman mereka dalam berbelanja online, ketika suatu situs e-commerce memberikan kenyamanan dan kemudahan bernavigasi maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi keputusan mereka dalam melakukan pembelian secara online. Kenyamanan disini mengacu pada

39 93 kemudahan dalam melakukan seluruh proses pembelian melalui internet. Sehingga hal tersebut dapat menghilangkan kesan terburu-buru dalam melakukan pembelian produk yang di inginkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengumpulan kuesioner, dari 7 pertanyaan, semua responden setuju bahwa kenyamanan, kemudahan dan kecepatan dalam bernavigasi situs e-commerce sangat penting bagi mereka Faktor Interaktifitas Selain dari faktor usabilitas, faktor interaktifitas juga menyinggung permasalahan kenyamanan berbelanja. Namun, dalam riset yang dilakukan, variabel ini tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian online. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai p-value yang lebih besar dari Berbicara mengenai interaktifitas, hampir setengah dari seluruh responden setuju bahwa mereka sangat memperhatikan hal itu. Namun, hasil dari riset ini memperlihatkan bahwa interaktifitas tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian online. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil riset dan jawaban responden melalui kuesioner menjadi bertentangan, diantaranya adalah : Pertama, berdasarkan kuesioner, 78 (65%) responden melakukan transaksi e- commerce dibawah 30 juta dalam satu tahun,dan hanya 44 (36,7%) responden yang melakukan transaksi e-commerce untuk kategori barang elektronik.

40 94 Berdasarkan hal tersebut, bisa dikatakan bahwa kebanyakan responden melakukan transaksi e-commerce pada kategori produk low-involvement. Kedua, menurut Li dan Colleagues (1999) bahwa konsumen e-commerce merupakan konsumen yang berorientasi pada kenyamanan dan memiliki sedikit pengalaman dalam berbelanja online. Hal tersebut dapat dikaitkan pada pembelian produk low-involvement, namun tidak pada produk highinvolvement. Dapat disimpulkan, bahwa interaktifitas tidak berpengaruh pada perilaku konsumen dalam melakukan pembelian produk low-involvement, sedangkan untuk pembelian produk high-involvement, seperti barang elektronik dan sejenisnya, faktor tersebut masih berpengaruh. Hal ini dapat kita lihat pada hasil pengumpulan kuesioner dimana para responden masih sangat memperhatikan hal tersebut Faktor Kepercayaan Online Faktor kepercayaan konsumen dalam bertransaksi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti : jaminan kualitas dan kondisi barang, bukti transaksi, kejelasan dan ketepatan waktu pengiriman barang, isi dan penampilan dari toko online, kemudahan bertransaksi, adanya support, serta pelayanan yang handal dari toko online. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor kepercayaan online tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pembelian online. Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value > 0,05.

41 95 Faktor kepercayaan online dirasakan sangat diperlukan pada saat kita melakukan transaksi atau pembelian melalui internet. Namun jika kita mengacu pada hasil kuesioner, para responden cenderung melakukan transaksi untuk kategori produk low-involvement, dan seperti yang kita ketahui bahwa hanya 44 (36,7%) responden yang melakukan transaksi online untuk kategori barang elektronik, sedangkan sisanya melakukan transaksi pembelian kategori barang elektronik melalui pasar tradisional. Berbicara mengenai barang elektronik, menurut Kotler (2005), barang elektronik merupakan barang pada kategori tipe pembelian dengan high-involvement, dimana pembelian produk ini memiliki resiko tinggi, harga produk mahal serta terdapat perbedaan yang mencolok antar brand. Hal ini sangat berbeda dengan hasil yang didapat berdasar hasil kuesioner, dimana para responden cenderung membeli produk kategori low-involvement. Berbicara mengenai hasil pengumpulan data kuesioner, dari 120 orang responden, 97 (80,9%) responden setuju bahwa melakukan transaksi melalui internet sangat beresiko, dan 56 (46,7%) responden tidak setuju bahwa data mereka tidak dapat dicuri oleh orang yang tidak berhak. Selain itu, para responden pun sangat memperhatikan kenyamanan saat proses berbelanja online. Kesimpulan yang didapat dari penjelasan diatas adalah bahwa faktor kepercayaan online untuk kategori produk dengan tipe pembelian low-involvement tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Namun, jika melihat hasil

42 pengumpulan kuesioner dari para responden, mereka sangat memperhatikan hal tersebut ketika melakukan transaksi untuk kategori product high-involvement Faktor Estetika Web Estetika web merupakan variabel kedua dibawah usabilitas yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja melalui internet. Hal tersebut dapat kita lihat dengan p-value < 0,05 yaitu sebesar 0,014. Disain dan gaya dari suatu web site merupakan elemen yang sangat penting dalam membentuk dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan transaksi e-commerce. Layaknya seperti pada dunia business atau perdagangan konvensional, penampilan dapat menunjukkan profesionalitas bisnis. Ternyata dalam e-commerce juga demikian. Penampilan sebuah toko online sangat mempengaruhi kepercayaan konsumen, baik dari desain maupun kecepatan akses. Sekitar 92 (76,7%) responden menyatakan perlunya tampilan web yang menarik, meskipun sekitar 20 (16,7%) responden menjawab netral dan sisanya tidak setuju. Selain itu, sekitar 86 (71,7%) responden menyatakan bahwa situs e-commerce perlu untuk dapat menghibur mereka selaku konsumen, dengan 22 (16,7%) responden menjawab netral dan sisanya tidak setuju. Layaknya seperti konsumen tradisional, oleh karena itu elemen tersebut diatas sangat penting bagi pengunjung situs untuk pertama kalinya.namun, tidak seperti konsumen tradisional, konsumen online menghabiskan waktu yang lebih sedikit pada

43 97 toko online yang mereka kunjungi. Dengan waktu yang sedikit tersebut, pengguna internet hanya mengunjungi halaman e-commerce ketika mencari informasi ataupun produk online. Oleh karena itu, desain dan atmosfer dari situs e-commerce yang baik akan menarik perhatian dan menangkap ketertarikan konsumen online dalam waktu yang sangat singkat. Menurut survey yang dilakukan oleh Britton (2007, p.94), faktor utama yang paling mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian online adalah desain dan penampilan Web Site yaitu sebesar 18%, di ikuti oleh bentuk fisik dari produk yang pernah dilihat di toko tradisional yaitu sebanyak 15%. Selain itu, Zhang, von Dran, Small, dan Barcellos (1999, 2000), serta Zhang dan von Dran (2000) melakukan pengujian atas kualitas suatu web site terhadap kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Hasil studi mereka menunjukan bahwa desain suatu web merupakan faktor motivasi yang memberikan kontribusi terhadap kepuasan ataupun ketidak puasan terhadap suatu web site Faktor Marketing Mix Faktor terakhir adalah marketing mix. Berdasarkan Tabel 26, marketing mix tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam melakukan belanja online. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai p-value > 0,05. Adapun faktor-faktor penting dalam marketing mix disini adalah elemen produk (brand, keanekaragaman produk, fitur serta presentasi produk), harga, pemenuhan /

44 98 fullfillment, promosi serta komunikasi (kualitas informasi yang diberikan serta syarat kejelasan penjualan dan pengiriman produk). Sekitar 96 (80%) responden setuju bahwa mereka memiliki kecenderungan terhadap brand tertentu, 17 (14,2%) menyatakan netral dan sisanya tidak setuju. Selain itu, responden juga memperhatikan mengenai informasi dan presentasi produk yang dijual pada situs e-commerce. Lebih dari setengah responden 88 (73,3%) responden menyatakan setuju mengenai hal tersebut. Selain dari brand dan kualitas penyajian informasi produk yang dijual oleh situs e-commerce, para responden juga memperhatikan keunikan dari produk yang dijual. Delapan puluh lima (80,8%) responden menyatakan setuju mengenai hal tersebut, diikuti oleh 29 (24,2%) responden menjawab netral dan sisanya tidak setuju. Berbicara mengenai hasil pengujian yang menyatakan bahwa marketing mix tidak mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian online, paparan diatas bertolak belakang terhadap hasil pengujian variabel marketing mix itu sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya responden yang masih memperhatikan faktor dari marketing mix tersebut. Namun, jika kita mengacu pada profile responden, dimana jumlah transaksi e- commerce lebih dominan pada range dibawah 30 juta, maka hal tersebut patut dipertimbangkan. Hal tersebut dikarenakan mayoritas dari responden lebih sering melakukan transaksi e-commerce untuk tipe produk low-involvement. Sedangkan untuk transaksi tipe produk high-involvement, mereka lebih menyukai melakukan transaksi di pasar tradisional.

45 99 Berdasarkan perbandingan pada tiga buah situs e-commerce dalam kategori produk elektronik, yaitu serta hampir setengah dari keseluruhan responden (48,3 %) mengenal situs sedangkan untuk situs yang lainnya, hanya satu per tiga nya saja (29,2 %). Selain itu, untuk intensitas mengunjungi situssitus tersebut, untuk situs sekitar 24,2 % responden, sekitar 14,2% responden dan sangat sedikit sekali yang mengunjungi situs

46 100 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan, perhitungan dan analisis yang dilakukan pada penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal seperti : 1. Dari ke 5 variabel yang diajukan untuk di analisis sebagai faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan transaksi barang elektronik melalui e-commerce, hanya 2 faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan transaksi e-commerce pada kategori produk barang elektronik. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi tersebut yaitu usabilitas serta estetika web dari situs e-commerce tersebut. 2. Adapun faktor paling utama bagi konsumen untuk cenderung dalam melakukan transaksi e-commerce adalah usabilitas. Setelah melihat hasil penelitian ini diketahui bahwa usabilitas dari suatu situs e-commerce memberikan dampak yang sangat positif untuk mendorong konsumen ataupun

47 101 pengunjung situs e-commerce untuk melakukan transaksi e-commerce. Adapun beberapa hal yang dijadikan acuan dalam variabel Usabilitas ini adalah penyediaan sistem pencarian informasi yang cepat dan terintegrasi, kemudahan proses pembayaran secara online, situs yang mudah dimengerti, informasi produk yang jelas, adanya mesin pencari, kecepatan dan kelancaran akses ke web site toko online serta kemudahan proses pemesanan produk. 3. Sebagian besar dari responden adalah para bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 59 (49,17%) dan mahasiswa sebanyak 50 (41,67%) responden, dengan pendidikan tertinggi rata-rata yaitu sarjana (S1) sebanyak 75 (62,5%) responden. 4. Berdasarkan survei yang dilakukan dalam riset ini telah menunjukkan bahwa hampir dua per tiga dari responden, yaitu 76 (63,3 %) responden dari 120 responden membeli barang elektronik mereka di pasar tradisional. Hal ini menandakan sebagian besar konsumen memilih pasar tradisional ketika membeli high-involvement produk, seperti laptop, telepon genggam dan barang elektronik lainnya. Untuk memperjelas arti dari distribusi ini maka harus mempertimbangkan karakteristik responden dan keakraban mereka dengan toko online. 37 (30,8 %) responden menyatakan bahwa mereka menggunakan Internet rata-rata tujuh hari per minggu dan 81 (67,5%) responden dalam satu tahun terakhir melakukan transaksi e-commerce. Hampir dari satu per tiga responden (28,3%) menyatakan bahwa mereka melakukan transaksi sedikitnya sekali kurang dari enam bulan dan kurang dari

48 102 sepertiga (25,8%) menyatakan bahwa mereka melakukan itu tiap enam bulan sekali. Hal yang menarik adalah bahwa ada suatu kecenderungan mereka melakukan transaksi lebih mengarah pada pembelian produk low-involvement jika dihubungkan dengan produk high-involvement. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah besarnya transaksi yang mereka lakukan. Hampir dua per tiga 78 (65%) responden mengeluarkan kurang dari 5 juta dalam bertransaksi e- commerce. Adapun mengapa mereka tidak melakukan transaksi e-commerce pada produk high-involvement karena laptop ataupun telepon genggam merupakan produk yang menarik dan sedikit kompleks. Ada perbedaan yang cukup terlihat antar barang elektronik yang ada dipasaran berkenaan dengan harga dan merek. Selain itu, fungsi teknis dan spesifikasi tiap produk berperan penting dalam performa dan kemampuan produk tersebut. Sebagai tambahan, disain juga dipertimbangkan sangat signifikan, dikarenakan produk tersebut terlihat dan menjadi gaya hidup bagi para responden. 5. Setelah menggambarkan perilaku konsumen pada pembelian produk highinvolvement, dan dapat disimpulkan bahwa transaksi dan pembelian untuk produk high-involvement lebih banyak dilakukan di pasar tradisional. Adapun alasannya adalah : Pada pasar tradisional : Pelayanan pelanggan dan komunikasi personal akan lebih jelas terlihat tangibility of products is provided,

49 103 instant transactions are possible, sensation of a purchase is much stronger, the habit of making purchases is more rooted. Also important to take into consideration, and to add to this, is the given negative aspects of the online market; perception of impersonality complexity of information search lack of tangibility of products difficulty of evaluating online merchants presence of hesitation