III. BAHAN DAN METODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. BAHAN DAN METODE"

Transkripsi

1 13 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan tempat Peneltan n dlaksanakan pada bulan Aprl sampa Jun 007 d ekosstem mangrove yang terdapat d pulau Lentea Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatob Sulawes Tenggara (Gambar ) dan analsa sampel dlakukan d Laboratorum Dasar Kma Analtk Unverstas Haluoleo Kendar, serta Laboratorun Bolog Laut Jurusan Ilmu Kelautan dan Perkanan Unverstas Hasanuddn Makassar. 3.. Mater peneltan Mater peneltan yang dgunakan dalam peneltan n terdr dar pohon mangrove, contoh ar dan sedmen d lokas peneltan, serta bahan pengawet ktofauna (formaln) dan ktofauna hasl tangkapan. Peralatan, bahan, alat dan metode analss yang dgunakan dalam peneltan n secara rnc dsajkan pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter bofsk peraran dan sedmen serta bahan/alat analss NO Kualtas Ar Satuan Bahan/Alat analss Bahan Parametr Fsk Suhu (n stu) Kekeruhan Parameter Kma ph (nstu) Salntas (n stu) DO NO 3 -N (Spektofotometrk) PO 4 (Sepektofotomtrk) C NTU mg/l mg/l mg/l Termometer Turbdmeter ph meter Refraktometer Alat Ttras Spektrofotometer Spektrofotometer Ar contoh Ar contoh Ar contoh Ar contoh Ar contoh Asam dsulfonm, NO 3, H 4 OH Asam dsulfonm, PO 4, NH 4 OH Kualtas Sedmen Fraks Substrat ph EH Bolog mv ph meter Redoks potensometer Substrat Sampel sedmen Sampel sedmen Iktofauna Plankton Makrozoobentos Mangrove cm, nd sel/l nd/m Ind/ha, % gllnet Plankton net Ppa paralon Meteran, Counter Ind ktofauna Ar contoh Ind makrozoobentos Area mangrove

2 Lokas Peneltan Gambar. Lokas peneltan d kepulauan Wakatob Provns Sulawes Tenggara 14

3 Prosedur peneltan Penentuan stasun peneltan Lokas peneltan dbag atas tga stasun pengamatan. Penentuan ttk stasun dlakukan pada setap kerapatan mangrove bak secara vertkal maupun secara horzontal, dan berdasarkan keberadaan ekosstem mangrove d Pulau Lentea (Gambar 3). Stasun 1 dtempatkan d sebelah barat Pulau Lentea, dengan konds topograf pantanya agak curam, kedudukan ekosstem mangrove dengan ekosstem lamun dan terumbu karang yang cukup berdekatan. Pada stasun n pula dtentukan sub stasun, dmana sub stasun 1A terletak d bagan utara selat yang berhadapan langsung dengan peraran desa Langge sub stasun 1B terletak d bagan tengah selat, sub stasun 1C terletak d teluk dan sub stasun 1D d sebelah selatan selat berhadapan dengan peraran Pulau Batambaw. Stasun dtempatkan d sebelah utara Pulau Lentea yang berbatasan dengan Pulau Darawa dmana topograf pantanya agak curam, ekosstem mangrove dan ekosstem lamun berdekatan namun agak jauh dar ekosstem terumbu karang. Sub stasun A terletak d sebelah kanan selat, sub stasun B terletak d bagan tengah selat dan sub stasun C terletak d bagan kr selat Stasun 3 terletak d sebelah tmur Pulau Lentea, agak menjorok ke dalam sehngga agak terlndung dar gelombang laut Banda oleh karena tu mash terdapat ekosstem mangrove. Keadaan topograf pantanya lebh landa, jarak antara ekosstem mangrove, ekosstem lamun, dan ekosstem terumbu karang agak berjauhan.

4 Gambar 3. Lokas pengamblan sampel pada masng-masng stasun St 1B St 1A 16

5 Pengamblan sampel dan data A. Pengamblan sampel untuk analss vegetas mangrove Sampel vegetas mangrove yang dgunakan adalah pada tngkat pohon (tree), dengan krtera dameter > 4 cm (Bengen, 004). Pengamblan sampel untuk analss vegetas mangrove dlakukan dengan menggunakan metoda plot transek gars dar arah peraran ke arah darat d daerah ntertdal (Bengen, 004). Panjang transek gars batas tumbuh mangrove ke arah darat bergantung kepada ketebalan mangrove pada tap-tap stasun pengamatan. Pada setap transek gars dar arah peraran ke arah darat dletakkan petak-petak contoh (plot) berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10m x 10 m (Gambar 4). Darat L A U T Plot 1 Plot Plot 3 Plot 1 Plot Plot 300 m Transek 1 Transek 300 m Plot 1 Plot Plot 3 Transek 3 Plot/petak contoh Gambar 4. Transek gars dengan petak contoh (plot) dar pnggr peraran ke arah darat untuk pengamatan vegetas mangrove.

6 18 Jumlah petak contoh untuk tap-tap transek gars adalah 3 petak contoh. Pada setap petak contoh yang telah dtentukan, dlakukan pengukuran jumlah ndvdu setap jens dan lngkar dameter batang pohon. Pengukuran lngkar dameter batang dlakukan setngg dada (DBH = Dameter Breast Hgh) atau sektar 1.3 m d atas pertemuan akar. B. Pengamblan sampel ar dan sedmen Pengamblan sampel ar dlakukan pada masng-masng substasun pengamatan. Sampel ar yang dukur d lapangan melput suhu, kekeruhan, oksgen terlarut (DO), ph dan salntas. Sedangkan untuk sampel yang tdak dapat dukur langsung d lapangan ( ntrat dan fosfat) dlakukan pengamblan sampel ar kemudan dmasukkan dalam 'cool box' untuk mengurang aktvtas mkroorgansme dalam sampel selanjutnya danalss d laboratorum. Sampel sedmen dambl dengan menggunakan ppa paralon, yang dambl pada substasun yang sama dengan pengamblan contoh ar, sedmen dambl kurang lebh 500 gram selanjutnya dmasukkan ke dalam plastk dan dsmpan dalam cool box, selanjutnya danalss d laboratorum. Sampel ar dan sedmen danalss d laboratorum Dasar Kma Analtk Unverstas Haluoleo Kendar. C. Pengamblan sampel plankton dan makrozoobentos Pengamblan sampel plankton dar kolom ar dambl dengan bantuan ember (5 lter) sebanyak 0 kal ulangan sehngga total ar yang dsarng nantnya sebanyak 100 lter. Sampel plankton dsarng dengan menggunakan planktonnet (jarng plankton) yang berbentuk kerucut dengan dameter 30 cm dan mata jarng 35 µm untuk ftoplankton dan zooplankton. Hasl sarngan plankton dtuangkan ke dalam botol contoh dan dawetkan dengan larutan lugol. Plankton yang telah dawetkan kemudan ddentfkas hngga ke takson yang memungknkan yatu genus dengan menggunakan buku pedoman Yamaj (198), Tomas (1997) d Laboratorun Bolog Laut Jurusan Ilmu Kelautan dan Perkanan Unverstas Hasanuddn Makasar. Hewan makrozoobentos yang berada d atas dan d dalam lumpur sedmen dambl dkumpulkan pada setap sub stasun yang sama dengan ttk pengamblan sampel kualtas ar, dengan menggunakan alat Ppa paralon yang berdameter lngkaran

7 cm dengan tngg ppa 5 cm dalam petak contoh 1m x 1m sebanyak 3 kal, selanjutnya untuk memsahkan makrozoobentos dar lumpur dan benda-benda lan dgunakan sarngan dengan ukuran mata jarng 0.5 mm Setelah bentos terpsah dar substrat dasar, kemudan dkumpulkan dan dkemas dalam botol serta dawetkan dengan larutan formlan 37% untuk selanjutnya ddentfkas hngga takson yang memungknkan d Laboratorun Bolog Laut Jurusan Ilmu Kelautan dan Perkanan Unverstas Hasanuddn Makasar. D. Pengamblan sampel ktofauna Pengamblan sampel ktofauna pada setap stasun dlakukan dengan menggunakan alat tangkap gllnet dengan ukuran panjang 0 meter, lebar 1,5 meter dengan 3 ukuran mata jarng yatu,54 cm, 3.9 cm dan 6.35 cm. Pengamblan contoh pada setap substasun dlakukan pada saat pasang hngga surut dengan tga kal ulangan. Dar semua jens ktofauna yang tertangkap dlakukan dentfkas jens, dan dukur panjang totalnya, dawetkan dengan larutan formaln (4%) untuk dentfkas lebh lanjut. Informas komuntas ktofauna yang perlu dketahu adalah : Jens ktofauna yang dperoleh untuk mengetahu komposs jens. Data panjang total ktofauna. Kelas ukuran ktofauna 3.4. Analss data Analss vegetas mangrove Analss data vegetas mangrove menggunakan metode yang dberkan oleh Bengen (004), yatu melput: Kerapatan Jens (K ), Kerapatan Relatf (KR ), Frekuens Jens (F), Frekuens Relatf (FR ), Basal Area (BA), Penutupan Jens atau Domnas (D ), Domnas Relatf (DR ) dan Nla Pentng (NP) : 1. Kerapatan Jens (K ) adalah jumlah ndvdu jens dalam suatu unt area K = n /A...(1) dmana K adalah kerapatan jens, n adalah jumlah total ndvdu dar jens dan A adalah luas total area pengamblan contoh (luas total petak contoh/plot).

8 0. Kerapatan Relatf (KR ) adalah perbandngan antara jumlah ndvdu jens (n ) dan jumlah total tegakan seluruh jens (Σn) : KR = (n / Σn) x () 3. Frekuens Jens (F) adalah peluang dtemukannya jens dalam petak contoh/plot yang damat : F = p / Σp...(3) d mana F adalah frekuens jens, p adalah jumlah petak contoh/plot d mana dtemukan jens, dan p adalah jumlah total petak contoh/plot yang damat. 4. Frekuens Relatf (FR ) adalah perbandngan antara frekuens jens (F ) dan jumlah frekuens untuk seluruh jens (ΣF) : FR = (F / ΣF) x (4) 5. Basal Area (BA) BA = (π DBH ) / 4...(5) d mana BA adalah basal area, π (3,1416) adalah suatu konstanta dan DBH adalah dameter batang pohon dar jens. 6. Penutupan Jens atau Domnas Jens (D ) adalah luas penutupan jens dalam suatu unt area : D = Σ BA/A (6) d mana BA adalah Basal Area dan A adalah luas total area pengamblan contoh (luas total petak contoh/plot) 7. Penutupan Relatf Jens atau Domnas Relatf (DR ) adalah perbandngan antara luas area penutupan jens dan luas total area penutupan untuk seluruh jens, atau perbandngan antara domnas ndvdu jens I (D ) dan jumlah total domnas seluruh ndvdu (ΣD) : DR = (D / ΣD ) x (7)

9 1 8. Nla Pentng (NP) adalah jumlah nla Kerapatan Relatf (KR ), Frekuens Relatf (FR) dan Domnas Relatf (DR ) : NP = KR + FR + DR... (8) Analss kelmpahan plankton dan makrozoobentos A. Analss kelmpahan plankton Pemerksaan dan pengukuran plankton (ftoplankton dan zooplankton) dlakukan d laboratorum dengan alat sepert pada Tabel. Tabel. Parameter, metode dan alat yang dgunakan dalam analss plankton. NO Parameter yang dukur Metode analss Alat 1.. Ftoplankton Zooplankton Pencacah Pencacah Mkroskop, Sedgwck -Rafter Countng Cell Kelmpahan ftoplankton dan zooplankton dnyatakan dalam sel per lter. Rumus perhtungan kelmpahan ftoplankton adalah sebaga berkut : n x ( Vt / Vs) x( Vol1/ Vols) N = Vol N n = Kelmpahan plankton (sel/l) = Jumlah sel yang tercacah (sel) Vt = Volume total Sedgwck-Rafter (1000 mm 3 ) Vs = Volume Sedgwck-Rafter yang damat (150 ml) Vol 1 = Volume ar contoh hasl pengendapan (100 ml) Vol = Volume ar contoh yang dendapkan (100 ml) Vols = Volume penampang Sedgwck-Rafter (1 ml) B. Analss kelmpahan makrozoobentos Komposs speses hewan makrobentos menggambarkan kekayaan speses hewan makro bentos yang terdapat d lngkungan peraran. Sedangkan kepadatan speses hewan makrobentos ddefnskan sebaga jumlah ndvdu satu speses per stasun, basanya dalam satuan meter kuadrat (Odum, 1971).

10 Secara matemats dapat djabarkan sebaga berkut : K = x n A dengan : K = Kelmpahan hewan makrobentos ( nd/ m ) n = Jumlah hewan makrobentos (ndvdu) A = Luas ppa paralon (cm ) = Konvers dar cm ke m Analss komuntas ktofauna A. Kelmpahan ktofauna Kelmpahan ktofauna dnyatakan dalam ndvdu per meter kuadrat. perhtugan kelmpahan ktofauna adalah sebaga berkut : N = A n N = Kelmpahan ktofauna (nd/m ) n = Jumlah ktofauna jens- yang tertangkap (ndvdu) A = Luas alat tangkap gllnet (m ) Rumus B. Keanekaragaman jens ktofauna Keanekaragaman jens ktofauna dhtung dengan menggunakan Indeks Shannon- Wener (Odum, 1993) : n n n H ' = ( log ) N N = 1 H = Indeks Keanekaragaman Shanon-Wener n = Jumlah jens ktofauna ke- N = Jumlah semua jens ktofauna

11 3 Krtera penlaan berdasarkan keanekaragaman jens adalah : 1. jka H < 1, Keanekaragaman rendah, penyebaran rendah, jumlah ktofauna tap jens sedang dan kestablan komuntas rendah.. Jka 1 < H < 3, Keanekaragaman sedang, penyebaran sedang, jumlah ktofauna tap jens sedang dan kestablan komuntas sedang. 3. Jka H > 3, keanekaragaman tngg, penyebaran tngg, jumlah ktofauna tap jens tngg dan kestablan komuntas tngg. C. Keseragaman jens ktofauna Keseragaman jens Iktofauna (E) dhtung dengan menggunakan Indeks Shannon-Wener (Odum, 1993) : E = H /H maks E = Indeks keseragaman H max = log S S = Jumlah jens ktofauna Nla keseragaman jens berksar antara 0 dan 1. Semakn kecl nla tersebut (mendekat nol) maka semakn kecl keseragaman yang ada. Hal n menunjukkan bahwa penyebaran ndvdu tap jens tdak sama dan ada kecendrungan populas tersebut ddomnas oleh suatu jens. Jka nla keseragaman tngg (mendekat 1), maka dkatakan bahwa populas menyebar merata dan tdak ada jens yang domnan. D. Domnans jens ktofauna Domnans jens dhtung dengan menggunakan Indeks Domnans Smpson (Odum, 1993) : P D = = 1 n ( n 1) N ( N 1) D = Indeks domnans jens n = Jumlah ktofauna jens ke- N = Jumlah total ktofauna

12 Analss karakterstk habtat mangrove berdasarkan varabel bofsk peraran dan sedmen Untuk menentukan karakterstk varas bofsk peraran dan sedmen antar stasun pengamatan dgunakan Analss Komponen Utama (Prncpal Component Analyss atau PCA) (Bengen, 000). Analss Komponen Utama merupakan metoda statstk deskrptf yang dapat dgunakan untuk menamplkan data dalam bentuk grafk dan nformas maksmum yang terdapat dalam suatu matrks data. Matrks data yang dmaksud terdr dar stasun peneltan sebaga ndvdu statstk (bars) dan varabel lngkungan (Bofsk perarandan sedmen) yang berbentuk kuanttatf (kolom). Bengen (000) lebh lanjut menyatakan bahwa analss n memungknkan adanya suatu reduks terhadap dmens dar ruang-ruang agar dapat lebh mudah dbaca dengan kehlangan nformas sesedkt mungkn. Metode n bertujuan mendetermnas sumbusumbu optmum tempat dproyekskannya ndvdu-ndvdu dan / atau varabel-varabel. Data varabel bofsk peraran dan sedmen yang dperoleh tdak memlk pengukuran yang sama, maka sebelum dlakukan Analss Komponen Utama, data tersebut perlu dnormalsaskan terlebh dahulu melalu pemusatan dan pereduksan Nla sesudah pemusatan dperoleh dar selsh antara nla varabel dengan nla rata-rata, yakn : C = Nla pemusatan N = Nla asl varabel _ x = Nla rata-rata varabel C = N _ x Sementara pereduksan merupakan hasl bag antara varabel yang telah dpusatkan dengan nla smpangan baku varabel, yang drumuskan sebaga berkut: R = Nla pereduksan C = Nla pemusatan C R= S S = Nla smpangan baku varabel

13 5 Untuk menentukan hubungan antara dua varabel dgunakan pendekatan matrks korelas yang dhtung dar ndeks sntetk (Ludwg dan Reynolds, 1988), yatu: R s x s = A s x n A t n x s R s x s = Matrks korelas r j A s x n = Matrks ndeks sntets r j A t n x s = Matrks transpose (pertukaran bars dan kolom) dar matrks A Korelas lnear antara dua varabel yang dhtung dar ndeks sntetknya merupakan peragam dar dua varabel yang telah dnormalkan. Tahapan n sebenarnya merupakan suatu usaha untuk mentransformaskan p varabel kuanttatf awal (nsal), yang kurang lebh salng berkorelas, ke dalam p varabel kuanttatf baru yang dsebut komponen utama. Dengan demkan hasl dar analss n tdak berasal dar varable-varabel awal (nsal) tetap dar ndeks sntetk yang dperoleh dar kombnas lner varabel-varabel asal. D antara semua ndeks sntetk yang mungkn, analss n mencar terlebh dahulu ndeks yang menunjukkan ragam ndvdu yang maksmum. Indeks n dsebut komponen utama pertama atau sumbu ke-1 (F1), yatu suatu propors tertentu dar ragam total stasun yang djelaskan oleh komponen utama n. Selanjutnya dcar komponen utama kedua (F) yang memlk korelas nhl dengan F1 dan memlk ragam ndvdu terbesar. Komponen utama kedua memberkan nformas terbesar sebaga pelengkap komponen utama pertama. Proses n berlanjut terus sehngga dperoleh komponen utama ke-p, d mana bagan nformas yang dapat djelaskan semakn kecl. Pada prnspnya Analss Komponen Utama menggunakan pengukuran jarak Eucldean (jumlah kuadrat perbedaan antara ndvdu untuk varabel yang berkoresponden) pada data. Jarak Eucldean drumuskan sebaga berkut: d (, ) = p j= 1 ( X j X ' j ), = dua bars j = ndeks kolom (bervaras dar 1 hngga p)

14 6 Semakn kecl jarak Eucldean antara dua stasun, maka semakn mrp karakterstk bofsk peraran dan sedmen antar kedua stasun tersebut dan sebalknya semakn besar jarak Eucldean antara dua stasun, maka semakn berbeda karakterstk Bofsk peraran dan sedmen kedua stasun tersebut Analss sebaran ktofauna berdasarkan stasun peneltan Untuk mengetahu sebaran ktofauna berdasarkan stasun peneltan dgunakan Analss Faktoral Koresponden (Correspondence Analyss atau CA) (Bengen, 000). Analss Faktoral Koresponden merupakan salah satu bentuk analss sdk peubah ganda atau analss statstk multdemens. Analss n ddasarkan atas matrks data I bars (kelmapahan ktofauna) dan J kolom (stasun) dmana dtentukan pada bars ke- dan kolom ke-j kelmpahan ktofauna dar stasun pengamatan. Analss Faktoral Koresponden merupakan suatu analss komponen utama ganda dengan suatu pengukuran jarak kh-kuadrat. Analss n tdak menghaslkan dua grafk yang ndependen tap hanya satu grafk unk dmana bars dan kolom dpresentaskan pada grafk yang sama. Hal n dmungknkan karena terdapat hubungan sederhana antara koordnat faktorl dar karakter bars dan karakter kolom. Selanjutnya untuk pengukuran kemrpan antara dua bars atau dua kolom dlakukan melalu pengukuran jarak kh-kuadrat dengan menggunakan persamaan : p d (, ' ) = ( X / X X / X ) / X j= 1 X = Jumlah dar bars untuk keseluruhan kolom j Xj = Jumlah dar kolom j untuk keseluruhan bars j ' j ' j Pemsahan kelompok kelas ukuran ktofauna berdasarkan kelompok panjang Analss pemsahan kelompok kelas ukuran ktofauna berdasarkan ukuran panjang yang dgunakan dalam peneltan n menggunakan metode Bhatacharya. Metode Bhatacharya merupakan salah satu grafs untuk untuk memsahkan data sebaran frekuens panjang kedalam beberapa dstrbus normal.

15 7 Berdasarkan Sparre dan Venema (199), penentuan dstrbus normal n d mula dar ss kr dstrbus total kemudan bergerak ke kanan selama mash ada dstrbus normal yang dapat dpsahkan dar dstrbus total. Seluruh proses pemsahan dstrbus normal adalah: 1. Menentukan kemrngan (slope) sebuah dstrbus normal yang tdak terkontamnas, yang terletak pada ss kr dstrbus normal.. Menentukan dstrbus normal kelompok dan mentransformaskan ke dalam satu gars lurus. 3. Menentukan jumlah ktofauna (N) yang terdapat dalam kelas panjang yang termasuk kedalam kelompok pertama dan memsahkannya dar dstrbus total. 4. Mengulang proses datas untuk mencar dstrbus normal frekuens panjang selanjutnya, sampa tdak ada lag dstrbus normal yang dtemukan. 5. Nla rata rata (modus) dar tap tap kelompok yang telah dtentukan melalu tahap 1 sampa 4 dapat dgunakan untuk mencar perbedaan umur tap-tap kelompok. Dstrbus normal mempunya persamaan sebaga berkut: ( n)( dl) ( x x) Fc( x) = exp ( s)( π ) Fc = Frekuens teorts N = Jumlah pengamatan dl = Interval kelas x = Tengah kelas x = Nla tengah panjang π = 3,14159 s = Smpangan baku n 1 dengan : s= { x x } n 1 = 1 [ s ]... (1) dmana: N = Jumlah ktofauna x = Panjang ktofauna ke- Untuk melnerkan persamaan (1), dlakukan dengan langkah:

16 8 1. Mengkonverskan suatu persamaan dstrbus normal kedalam suatu parabola. Langkah n dlakukan dengan menark logartma kedua ss persamaan (1): ( n)( dl) ( x x) ln fc ( x) = ln... () ( s)( π s Dengan menganggap ln fc (x) merupakan suatu peubah tdak bebas y dan x sebaga peubah bebas, maka dperoleh hubungan fungsonal antara y dan x, sehngga persamaan () dapat dtunjuk secara grafs oleh suatu parabola yang rumusnya sebaga berkut: dengan: y = ln Fc(x) y + = a+ b( x) c( x)... (3) ( n)( dl) a= ln ( x) ( s)( π ) x b= dan s 1 c= s. Mengkonvers parabola pada langkah 1 d atas kedalam suatu persamaan lnear ( x), y = ln ( Fc( x+ dl) ln Fc... (4) dapat dtulskan: [ x ( dl / ) ], y = ln Fc +... (5) dmana y adalah selsh antara jumlah logartma kelas panjang tertentu dan jumlah logartma kelas panjang sebelumnya. (delta) menunjukkan sutu perbedaan kecl antara nla nla dua fungs. Kemudan y dplotkan terhadap suatu peubah baru z, dmana: z = x + dl/... (6) Persamaan () kemudan dmasukkan kedalam persamaan (4), menjad: ( dl)( x) ( dl)( x+ dl / ) y' =... (7) s s atau:

17 9 y = a + b (z)... (8) ( dl)( x) dl dmana: a= dan b= s s kemudan menghtung ragam dan panjang rata ratanya (modus) dengan menggunakan persamaan berkut n: s = dl b dan dl x= s (Bhattacharya, 1967 dalam Sparre dan Venema, 199). Pemsahan dstrbus normal dengan metode Bhattacharya n dlakukan dengan menggunakan bantuan paket program FSAT (Gayanlo dan Pauly, 1997) Analss keterkatan antara ekosstem mangrove dengan komuntas ktofauna Untuk mengetahu sebaran Iktofauna berdasarkan stasun peneltan dgunakan Analss Faktoral Koresponden (Correspondence Analyss atau CA) (Bengen, 000). Evaluas keterkatan Ekosstem mangrove dengan komuntas khtofauna dlakukan dengan menggunakan Analss Faktoral Koresponden (Correspondence Analyss atau CA) (Bengen, 000). Tujuan analss n adalah untuk merealsaskan satu atau beberapa grafk dar suatu tabel/matrks data, dengan mereduks dmens ruang representas data tanpa banyak kehlangan banyak nformas pada waktu reduks dlakukan (Bengen, 000) Analss Faktoral Koresponden merupakan salah satu bentuk analss sdk peubah ganda atau analss statstk multdemens. Analss n ddasarkan atas matrks data I bars ( Faml Iktofauna, kerapatan mangrove) dan J kolom (stasun) dmana dtentukan pada bars ke- dan kolom ke-j kelmpahan ktofauna dar stasun pengamatan. Analss Faktoral Koresponden merupakan suatu analss komponen utama ganda dengan suatu pengukuran jarak kh-kuadrat. Analss n tdak menghaslkan dua grafk yang ndependen tap hanya satu grafk unk dmana bars dan kolom dpresentaskan pada grafk yang sama. Hal n dmungknkan karena terdapat hubungan sederhana antara koordnat faktorl dar karakter bars dan karakter kolom. Selanjutnya untuk pengukuran kemrpan antara dua bars atau dua kolom dlakukan melalu pengukuran jarak kh-kuadrat dengan menggunakan persamaan :

18 30 j p j j j X X X X X d / ) / / ( '), ( 1 ' ' = = X = Jumlah dar bars untuk keseluruhan kolom j X j = Jumlah dar kolom j untuk keseluruhan bars

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian 10 3 METODE Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d kawasan hutan mangrove Cbako, Sancang terletak antara poss 7 42' 32.15" - 7 45' 32.15" LS dan 107 42'34.15"- 107 52'18.10" Bujur Tmur, dmana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian . METODE PENELITIAN.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d peraran Pulau Pas, Kabupaten Kepulauan Selayar dar bulan Aprl sampa Me 1. Dar sudut pandang geograf, Kabupaten Kepulauan Selayar

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d Peraran Karang Lebar, Kepulauan Serbu, Jakarta. Stasun pengamatan tersebar pada tga ttk d peraran karang lebar yang danggap mewakl konds

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d kawasan PT. Kencana Sawt Indonesa (KSI), Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat sebaga lokas pengamatan dan pengamblan data. Pengolahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Danau Sngkarak, Provns Sumatera Barat (Gambar 2). Untuk keperluan peneltan n dtentukan 3 (tga) stasun pengamblan contoh kan (Gambar

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat IV. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Peneltan n dlaksanakan dar bulan Agustus 2008 sampa Agustus 2009, dawal dengan observas lapangan pada bulan Agustus 2008. Penyusunan rencana peneltan dlakukan dar bulan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi 15 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d hutan rakyat kayu bawang yang terdapat d tga Desa, yatu Desa Pasar Pedat d Kabupaten Bengkulu Tengah, Desa Sawang Lebar dan Desa Dusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Sperisa Distantina PENANGANAN BAHAN PAAT S1 TEKNIK KIMIA FT UNS Spersa stantna. SCREENING: MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL Mater: Cara-cara menentukan ukuran partkel. Analss data ukuran partkel menggunakan screen shaker. Evaluas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FREKUENSI

DISTRIBUSI FREKUENSI BAB DISTRIBUSI FREKUENSI Kompetens Mampu membuat penyajan data dalam dstrbus frekuens Indkator 1. Menjelaskan dstrbus frekuens. Membuat dstrbus frekuens 3. Menjelaskan macam-macam dstrbus frekuens 4. Membuat

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci