3. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d Peraran Karang Lebar, Kepulauan Serbu, Jakarta. Stasun pengamatan tersebar pada tga ttk d peraran karang lebar yang danggap mewakl konds penutupan lamun berdasarkan KepMenLH No. 200 tahun Peneltan dbag ke dalam tga tahap yakn, tahap pertama dawal peneltan pendahuluan untuk menentukan metode pengumpulan dan analss data serta penentuan ttk samplng yang dlaksanakan pada bulan Februar Tahap kedua adalah pengumpulan data dan nformas berupa stud lapang, stud lteratur, dan laboratorum, pada bulan Maret hngga Aprl Tahap terakhr adalah pengolahan data sesua analss data yang telah dtentukan. Analss laboratorum dlakukan d dua tempat terpsah, melput Laboratorum BoMkro untuk analss kebasaan makan, sedangkan analss berat kerng lamun dlakukan d Laboratorum Produktvtas Lngkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya Peraran, Fakultas Perkanan dan Ilmu Kelautan, Insttut Pertanan Bogor. Peta Lokas Peneltan Gambar 2. Lokas peneltan

2 Dsan Samplng Samplng bertujuan untuk mengumpulkan data yang dperlukan dalam peneltan, melput data kan (jens, jumlah, ukuran, dan kebasaan makan kan), data lamun (jens lamun, presentas penutupan, kerapatan, dan bomassa lamun), serta parameter lngkungan (kecerahan, kedalaman, suhu, substrat, dan ph). Pengamblan data masng-masng parameter dlakukan pada tga ttk hamparan lamun dengan konds persen penutupan lamun yang berbeda. Selan tu, ttk samplng juga dtentukan berdasarkan keterwaklan karakterstk lamun d daerah Karang Lebar. Penentuan lokas pengamatan dengan penutupan yang berbeda mengacu pada Kepmen LH No. 200 tahun 2004 tentang status konds ekosstem lamun. Penentuan krtera tertera dalam Tabel 1 Tabel 1. Status padang lamun Konds Penutupan (%) Kaya/Sehat 60 Kurang Kaya/Kurang Sehat 30-59,9 Mskn 29,9 Sumber: Keputusan Menter Negara Lngkungan Hdup No.200 tahun 2004 Samplng kan dan parameter lngkungan dlaksanakan dalam nterval 2 mnggu selama 2 bulan. Pengamatan selama 2 bulan dlakukan agar ddapatkan repets sklus pergantan bulan. Repets pergantan sklus bulan n ddasar adanya pengaruh fase bulan dalam aktvtas reproduks kan-kan Sgandae (Munra 2010) yang merupakan salah satu penghun lamun. Samplng kan dlakukan dengan cara penangkapan langsung, sementara pengamblan data lamun dlakukan sebanyak satu kal dengan menggunakan transek gars dan transek kuadrat sepert yang dsebutkan dalam Englsh et al. (1994) Metode Pengamblan Data Pengumpulan data dalam peneltan dperoleh dengan tga metode yang berbeda. Metode yang dgunakan adalah sebaga berkut : Metode observas langsung Metode n merupakan metode yang umum dgunakan dalam peneltan. Pengumpulan data dlakukan dengan cara mengamat dan mengukur langsung objek

3 13 yang akan damat. Data yang dambl menggunakan metode observas n melput : a. Konds fska kma peraran Data fska dan kma peraran dambl untuk menggambarkan konds lngkungan tempat pengamatan dlakukan. Parameter yang damat beserta metode dan satuan ukurannya dtuangkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Parameter fska dan kma peraran. No Parameter Satuan Alat/Metode*) Pengukuran FISIKA 1 Suhu ºC Termometer raksa/pemuaan In stu 2 Kedalaman M Tongkat berskala/vsual In stu 3 Kecerahan M Secch dsk/vsual In stu 4 Tpe Substrat - Vsual In stu 5 Salntas Ppm Refraktometer In stu KIMIA 1 ph ph unversal In stu b. Lamun Data lamun yang dambl dengan metode observas langsung adalah penutupan, jens lamun, dan jumlah tegakan per speses. Selan tu, dlakukan juga pengumpulan sample lamun per speses untuk analss laboratorum. Langkahlangkah pengamatan lamun adalah sebaga berkut : (1) Pada setap stasun pengamatan dletakkan tga buah transek gars dengan poss sejajar satu sama lan (Gambar 3). Poss padang lamun yang telah dtentukan d awal dcatat dalam GPS (Geographc Postonng System) sebaga pedoman dalam samplng selanjutnya. Gambar 3. Teknk penempatan transek gars dan transek kuadrat

4 14 (2) Pada tap transek gars dtempatkan sebuah transek kuadrat dengan ukuran 50 x 50 cm yang dsekat menjad 25 bagan dengan ukuran masng petak 10x10 cm (Gambar 4). Jarak antar transek kuadarat dseragamkan dan dsesuakan dengan luas padang lamun yang damat. 10 cm 50 cm Gambar 4. Petak pengamblan contoh lamun (3) Dalam tap transek kuadrat yang telah dtempatkan, dlhat jens dan kerapatan lamun. Kerapatan dketahu dengan menghtung jumlah tegakan lamun per speses yang sama. Selan kerapatan, dhtung pula persen penutupan lamun pada tap transek kuadrat. Penghtungan persen penutupan lamun dapat dpermudah dengan bantuan kamera bawah ar. (4) Identfkas jens lamun berpedoman pada CRC Reef Research Centre (2004) serta McKenze and Yoshda (2009). Sedangkan penentuan persen penutupan lamun mengacu pada kelas domnans yang dkembangkan Sato dan Atobe (1970) n Englsh et al. (1994). Kelas domnans tersaj dalam Tabel 3 Kelas 5 Tabel 3. Kelas domnans penutupan Jumlah substrat yang tertutup % penutupan substrat Ttk Tengah % (M) 1/2 hngga semua /4 hngga 1/ ,5 3 1/8 hngga 1/4 12, ,75 2 1/16 hngga 1/8 6,25-12,5 9,38 1 < 1/16 < 6,25 3,13 0 Absent 0 0 Sumber: Sato dan Atobe (1970) n Englsh et al. (1994) (5) Pengamblan contoh lamun untuk perhtungan bomassa dlakukan pada petak yang telah dtentukan (Gambar 4). Cara yang dpaparkan dalam Englsh et al.

5 15 (1994) n dtujukan untuk memnmalsr kerusakan lamun akbat pencabutan tanaman. Lamun yang telah dambl kemudan dkerngkan dar ar dan pasr agar berat basah dapat dketahu. Setelah dtmbang berat basah, lamun dsmpan untuk penmbangan berat kerng dalam skala laboratorum. Data lamun yang telah ddapatkan kemudan dolah menggunakan data analss yang dtentukan. c. Ikan Observas langsung terhadap kan sebaga makrofauna yang hdup d lamun dlakukan melalu cara penangkapan menggunakan jarng nsang dengan ukuran mata jarng 2 cm dan 0.5 cm, lengkap dengan pemberat dan pelampung. Sedangkan jarng kantung yang dgunakan adalah jarng halus untuk menangkap larva atau juvenle. Pengamatan dlakukan dua kal sehar (sang dan malam, mengkut pola pasang surut ar). Hal n dlakukan karena adanya pola dan perbedaan komposs kan dalam lamun pada sang dan malam har. Penangkapan dlakukan dengan langkah-langkah berkut : (1) Padang lamun yang telah dplh sebaga area pengamatan dlngkar menggunakan jarng nsang. Pelngkupan dlakukan menggunakan bantuan kapal dan nelayan agar proses pelngkupan lebh cepat dan kan tdak keluar dar area yang akan dlngkup. (2) Area lamun yang telah dlngkar kemudan dtepuk bagan dalamnya. Hal n dlakukan agar kan yang terlngkar ketakutan dan menabrak jarng. Khusus kan berukuran kecl (juvenle), penangkapan dlakukan dengan menggunakan jarng halus. Ikan yang telah ddapat kemudan dsortr berdasarkan jens dan ukurannya untuk ddentfkas serta dukur panjang dan bobot. Panjang kan dukur menggunakan papan berskala, dengan keteltan 0,1 cm. Jens pengukuran yang dlakukan adalah panjang total, mula dar ujung mulut hngga ke ujung ekor. Sementara bobot kan dukur menggunakan tmbangan dgtal dengan keteltan 0,01 gram. Penentuan kategor stada kan ddasarkan pada panjang maksmum dan panjang kan pertama kal matang gonad yang ddapatkan dar Sampel kan yang dambl untuk analss laboratorum dmasukkan ke dalam kantong plastk benng yang telah ds formaln 10% hngga memenuh permukaan sampel kan. Data hasl dcatatkan untuk dolah dengan data analss.

6 Analss laboratorum a. Bomassa lamun Bomassa adalah bahan organk yang dhaslkan melalu proses fotosntess atau jumlah keseluruhan benda hdup dalam suatu wlayah. Satuan bomassa dnyatakan dalam gram berat kerng/m 2 dan gram berat basah/m 2. Menurut Fortes (1990) n Kopalt (2010), bomassa lamun merupakan fungs dar ukuran tumbuhan dan kerapatan. Contoh lamun yang telah dambl d lapangan dbershkan dar pasr dan batuan kemudan dtrskan menggunakan kertas. Setap lamun dpsahkan bagan akar, batang, dan daun. Bagan yang telah dpsahkan kemudan dbungkus dengan kertas alumunum fol dan dmasukan ke dalam oven dengan suhu 105º C selama 6-9 jam. Setelah pemanasan selesa, dlakukan penmbangan berat kerng lamun. b. Identfkas kan Identfkas kan merupakan awal dar proses pemberan nama lmah suatu jens kan. Identfkas awal dlakukan dengan melhat kesamaan morfolog berdasarkan lustras dalam Allen (1999). Ikan sampel yang telah dawetkan ddentfkas d laboratorum dengan melhat karakterstk morfometrk (ukuran fsk tubuh) dan merstk (bagan tubuh yang dapat dhtung). Ikan sampel dukur panjang total kan. Sementara untuk melhat karakterstk merstk yang merupakan cr yang unk dan mudah dpaka, dgunakan buku panduan FAO (1999). c. Kebasaan makanan Menurut Effend (2002), kebasaan makanan adalah kualtas dan kuanttas makanan yang dmakan oleh kan. Analss kebasaan makanan dtujukan untuk mengetahu kebasaan makanan kan, sehngga dapat dpredks hubungan ekolog antar organsme dalam suatu peraran. Hubungan yang dlhat bsa berupa bentuk pemangsaan ataupun persangan dalam ranta makanan. Pengamatan kebasaan dlakukan dengan mengambl contoh kan pada lokas pengamatan. Ikan sampel kemudan dbedah dan dlhat s perut (usus) dengan bantuan mkroskop. Pengamatan kebasaan makanan kan dalam mkroskop merupakan hasl dar pengenceran s perut kan. Hasl yang ddapat dar analss n berupa jens dan presentase kelmpahan dalam perut.

7 Analss Data Lamun a. Kerapatan Jens (D) dhtung dengan rumus (Brower et al. 1998): D RD N A Keterangan: D = Jumlah ndvdu - (tegakan) per satuan luas N = Jumlah ndvdu - (tegakan) dalam transek kuadrat A = Luas total amatan b. Kerapatan relatf (RD) merupakan perbandngan jumlah speses dengan jumlah total ndvdu seluruh speses, drumuskan sebaga berkut : p N 1 Keterangan: RD N n p n j 1 j = Kerapatan relatf = Jumlah ndvdu (tegakan) dalam transek kuadrat = Jumlah total ndvdu seluruh speses c. Frekuens jens (F) merupakan peluang suatu jens speses dtemukan dalam ttk contoh yang damat, drumuskan sebaga berkut : Keterangan: F P = Frekuens Jens ke- = Jumlah petak contoh dmana speses- dtemukan = Jumlah total petak contoh yang akan damat d. Frekuens relatf (RF) adalah perbandngan antara frekuens speses- dan jumlah frekuens untuk seluruh speses, drumuskan sebaga berkut : Keterangan: Rf F p F 1 = Frekuens Relatf = Frekuens jens ke- = Jumlah total petak contoh yang akan damat

8 18 e. Penutupan (C ) adalah luas area yang tertutup oleh speses-, drumuskan sebaga berkut : C a A (kategor Sato and Atobe 1970 n Englsh et al ) Keterangan: C = Luas area yang tertutup speses ke- A = Luas total penutupan speses ke- A = Luas total pengamblan contoh f = Frekuens (jumlah kotak dengan kelas domnans yang sama) M = Ttk tengah % speses ke- f. Penutupan relatf (RC ) adalah perbandngan antara penutupan ndvdu speses ke- dengan jumlah total penutupan seluruh jens. RC p C 1 C Keterangan: RC j C p C j 1 = Penutupan relatf = Luas area yang tertutup jens ke- = Penutupan seluruh speses g. Indeks nla pentng lamun (INP) dgunakan untuk menghtung dan menduga secara keseluruhan dar peranan satu speses d dalam suatu komuntas. Indeks nla pentng (INP) berksar antara 0-3. INP memberkan gambaran mengena pengaruh atau peranan suatu jens tumbuhan terhadap suatu daerah. Semakn tngg nla INP suatu speses relatf terhadap speses lannya, maka semakn tngg peranan speses tersebut pada komuntasnya. Rumus yang dgunakan dalam menghtung INP adalah (Brower et al. 1998): INP RF RD RC Keterangan: INP RF RD RC = Indeks Nla Pentng = Frekuens relatf = Kerapatan relatf = Penutupan relatf

9 19 h. Bomassa Lamun (gram/m 2 ) dhtung berdasarkan berat basah dan berat kerng. Sebelum dlakukan penmbangan, lamun yang telah ddaratkan, dsortr dahulu berdasarkan jens, kemudan dtmbang. Sampel lamun kemudan dbawa ke laboratorum untuk mengukur berat kerng. Bomassa dhtung berdasarkan rumus sebaga berkut : Keterangan: B = bomassa rumput laut speses ke- (gram/m 2 ) W = jumlah total berat speses ke- (gram) A = total area stud (m 2 ) Ikan a. Indeks keanekaragaman Shannon-Wener Indeks keragaman dgunakan untuk mengukur kelmpahan komuntas berdasarkan jumlah jens speses dan jumlah ndvdu dar setap speses pada suatu lokas. Semakn banyak jumlah jens speses, maka semakn beragam komuntasnya. Rumus ndeks keanekaragaman Shannon (Krebs 1989) : Keterangan: H = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wener N = Jumlah total ndvdu seluruh jens n = Jumlah ndvdu jens ke- b. Indeks keseragaman Shannon-Wener Indeks keseragaman dgunakan untuk mengetahu seberapa besar kesamaan penyebaran jumlah ndvdu setap jens dengan cara membandngkan ndeks keanekaragaman dengan nla maksmumnya. Semakn seragam penyebaran ndvdu antarspeses maka kesembangan ekosstem akan semakn menngkat. Indeks keseragaman dtentukan berdasarkan rumus berkut (Krebs 1989): H' E, H' max H ' max ln S Keterangan: E = Indeks Keseragaman Shannon H = Indeks keanekaragaman H max = Indeks keanekaragaman maksmum

10 20 S = Jumlah speses c. Indeks domnans Smpson Indeks n dgunakan untuk mengetahu jens yang palng banyak dtemukan. Domnans dapat dketahu dengan rumus domnans Smpson: D Keterangan: D = Indeks domnans Smpson n = Jumlah ndvdu jens ke- N = Jumlah total ndvdu seluruh jens Asosas kan dengan lamun a. Korelas Pearson s 1 n N Korelas adalah stlah statstk yang menyatakan derajat hubungan lner searah antara dua varabel atau lebh. Salah satu teknk korelas yang umum dgunakan adalah korelas product moment pearson. Varabel yang dgunakan adalah varabel berskala nterval. Analsa n dgunakan untuk menyatakan ada atau tdaknya hubungan antara varabel X dan Y serta mengetahu besarnya sumbangan varabel satu terhadap yang lannya yang dnyatakan dalam persen. Varabel X menyatakan konds habtat sementara varabel Y menyatakan konds kan. Konds melput bomassa dan kerapatan lamun dduga mempengaruh bomassa, kelmpahan ndvdu, dan kelmpahan speses kan dalam lamun. Kepadatan lamun merupakan faktor penentu kuanttas kan yang ada d dalamnya. Bomassa lamun danalogkan sebaga fungs dar kepadatan dan penutupan lamun yang akan mempengaruh jumlah serta bomassa kan yang berasosas. Hubungan antara varabel X dan Y dnla dar koefsen korelas (r). Nla korelas terletak antara -1 hngga 1. Semakn mendekat angka -1 maka hubungan antara konds lamun dan konds kan berkorelas sangat erat negatf. Sedangkan semakn mendekat angka 1, konds lamun berkorelas sangat erat postf. Sfat dstrbus data dlhat dar nla P-Value. Nla P-Value > 0,05 berart bahwa data yang ddapatkan berdstrbus normal. b. Indeks Konstans dan Indeks Fdeltas 2 Data hasl samplng dalam setap stasun pengamatan dkonvers menjad data bnar. Hasl data bnar dgunakan untuk menganalsa tngkat kekonstanan speses

11 21 kan pada habtat tertentu. Berdasarkan ndeks konstans dengan rumus (Boech 1977 n Aktan 1990): Keterangan : C j = Indeks konstans a j = Jumlah kehadran speses kan ke- pada habtat ke-j n = Jumlah elemen pada kelompok speses kan ke- n j = Jumlah elemen pada anggota kelompok ke-j ksaran ndeks konstans adalah 0-1, dengan ketentuan: C j = 0, berart tdak ada satupun speses kan ke- terdapat pada habtat ke-j C j = 1, berart speses kan ke- terdapat pada habtat ke-j Dar ndeks konstans dapat dlhat tngkat kekhasan/kebenaran speses ke- pada habtat ke- j berdasarkan ndeks fdeltas (Murphy and Edwards 1982 n Aktan 1990) berdasarkan persamaan: Keterangan : F j = Indeks fdeltas kelompok speses kan ke- pada habtat ke-j C j = Indeks konstans kelompok speses kan ke- pada habtat ke-j Ksaran ndeks fdeltas adalah sebaga berkut: F j 2 menunjukan preferens yang kuat antara kelompok kan ke- pada habtat ke-j F j 1 menunjukan tngkat ketdaksukaan kelompok kan ke- pada habtat ke- j F j = 0 menunjukan ketdaksukaan / cenderung menghndar kelompok kan ke- pada habtat ke- j. c. Analss Bplot Bplot merupakan suatu alat analss statstka yang menyedakan poss relatf objek pengamatan dengan peubah secara smultan dalam dua dmens. Informas yang bsa dperoleh dar bplot adalah : hubungan antara peubah bebas, kesamaan relatf dar ttk-ttk data ndvdu pengamatan, dan poss relatf antara ndvdu pengamatan dengan peubah. Interpretas dar bplot adalah : 1. Panjang vektor peubah sebandng dengan keragaman peubah tersebut. Semakn panjang vektor suatu peubah maka keragaman peubah tersebut semakn tngg. 2. Nla cosnus sudut antara dua vektor peubah menggambarkan korelas dua peubah. Semakn sempt sudut yang dbuat antara dua peubah maka semakn

12 22 postf tngg korelasnya. Jka sudut yang dbuat tegak lurus maka korelas keduanya rendah. Sedangkan jka sudut tumpul maka korelas bersfat negatf. 3. Poss objek yang searah dengan suatu vektor peubah dnterpretaskan sebaga besarnya nla peubah untuk objek yang searah. Semakn dekat letak objek dengan arah yang dtunjuk oleh suatu peubah maka semakn tngg peubah tersebut untuk objek tu. Sedangkan jka arahnya berlawanan maka nlanya rendah. 4. Kedekatan letak/poss dua buah objek dnterpretaskan sebaga kemrpan sfat dua objek. Semakn dekat letak dua buah objek maka sfat yang dtunjukan oleh nla-nla peubahnya semakn mrp. d. Analss Ragam Klasfkas Dua Arah (Two Way Anova) Analss ragam klasfkas dua arah merupakan sebuah pengujan statstka dengan dua faktor yang dperhtungkan secara smultan, dmana jumlah perlakuan pada setap faktor adalah dua atau lebh. Rancangan n serng dkenal sebaga rancangan acak kelompok, rancangan acak lengkap faktoral, dan bujur sangkar latn. Komponen yang danalss dalam Anova adalah kelmpahan kan pada tap waktu pengamblan data (sang dan malam) serta kelmpahan pada tap stasun pengamatan yang berbeda konds penutupannya. Analss n dgunakan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh perbedaan waktu penangkapan dan konds penutupan lamun terhadap jumlah speses kan yang ada d dalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian . METODE PENELITIAN.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d peraran Pulau Pas, Kabupaten Kepulauan Selayar dar bulan Aprl sampa Me 1. Dar sudut pandang geograf, Kabupaten Kepulauan Selayar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d kawasan PT. Kencana Sawt Indonesa (KSI), Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat sebaga lokas pengamatan dan pengamblan data. Pengolahan

Lebih terperinci

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian 10 3 METODE Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d kawasan hutan mangrove Cbako, Sancang terletak antara poss 7 42' 32.15" - 7 45' 32.15" LS dan 107 42'34.15"- 107 52'18.10" Bujur Tmur, dmana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat IV. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Peneltan n dlaksanakan dar bulan Agustus 2008 sampa Agustus 2009, dawal dengan observas lapangan pada bulan Agustus 2008. Penyusunan rencana peneltan dlakukan dar bulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi 15 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d hutan rakyat kayu bawang yang terdapat d tga Desa, yatu Desa Pasar Pedat d Kabupaten Bengkulu Tengah, Desa Sawang Lebar dan Desa Dusun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 13 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan tempat Peneltan n dlaksanakan pada bulan Aprl sampa Jun 007 d ekosstem mangrove yang terdapat d pulau Lentea Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatob Sulawes

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Danau Sngkarak, Provns Sumatera Barat (Gambar 2). Untuk keperluan peneltan n dtentukan 3 (tga) stasun pengamblan contoh kan (Gambar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menmbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci