3. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Danau Sngkarak, Provns Sumatera Barat (Gambar 2). Untuk keperluan peneltan n dtentukan 3 (tga) stasun pengamblan contoh kan (Gambar 2) yatu: stasun I d daerah Muara Pnga terletak d bagan barat daya Danau Sngkarak, stasun II d daerah muara Sunga Pannggahan juga peraran yang berada d sebelah barat daya Danau Sngkarak (d barat laut Stasun I), dan stasun III d daerah muara Sunga Sumpur yatu daerah yang mewakl kan blh yang hdup d bagan utara Danau Sngkarak. Foto konds umum stasun lokas pengamblan contoh kan blh dan tumbuhan ar yang dtemukan dsajkan pada Lampran 2. Gambar 2. Lokas peneltan

2 16 Kegatan peneltan berlangsung dar bulan Maret - Me 2009 yang melput penentuan stasun pengamatan, pengamblan contoh kan, dan karakterstk lngkungan peraran (fska, kma dan bolog) d setap lokas pengamblan contoh, serta analss contoh. Analss terhadap kan contoh dlakukan d Laboratorum Bala Benh Ikan (BBI) Sunga Janah, Kabupaten Solok; Laboratorum Bomakro-2, Departemen Manajemen Sumberdaya Peraran, Fakultas Perkanan dan Ilmu Kelautan, Insttut Pertanan Bogor Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dgunakan untuk peneltan kebasaan makanan kan blh sepert tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Alat dan bahan serta kegunaannya dalam peneltan Jens Kegunaan Alat 1. Jala lempar dan jarng nsang atau Menangkap kan blh jarng langl (gllnet) dengan ukuran mata jarng 0,5 0,75 nch. 2. Penggars (keteltan 0,1 cm) Mengukur panjang total kan dan panjang usus kan 3. Tmbangan dgtal Precsa XT 220 A (keteltan 0,01 gr) Menmbang berat kan, berat lambung kan, berat s lambung. 4. Stoples plastk besar Menympan kan contoh 5. Alat bedah 1 set Membedah kan 6. Botol flm Wadah untuk mengawetkan organ pencernaan 7. Gelas ukur (10 ml) Mengukur volume pengenceran s organ pencernaan 8. Cawan petr dan ppet tetes Wadah pengenceran organsme 9. Mkroskop bnokuler, Sadwck Rafter Countng Cell (SRCC), dan penutup 10. Buku dentfkas kan dan plankton makanan Pencacahan organsme makanan kan Panduan dentfkas kan dan organsme makanan 11. Tssue Pembersh 12. Plankton net No. 25 Mengambl sampel plankton 13. Kamera Dokumentas

3 17 Tabel 3. (lanjutan) Jens Kegunaan Bahan 1. Ikan blh (Mystacoleucus Objek peneltan padangenss) 2. Plankton Objek penunjang peneltan 3. Larutan formaln konsentras 10% dan 4% Mengawetkan kan dan alat pencernaan kan 4. Lugol Mengawetkan plankton 5. Aquades Pengenceran s lambung dan usus, pembersh 3.3. Pengumpulan Data Peneltan n menggunakan data prmer dan data sekunder. Data prmer adalah data kan contoh, hasl pengukuran panjang dan berat kan, hasl dentfkas pakan alam, analsa kebasaan makanan kan, kelmpahan plankton, dan kualtas ar Danau Sngkarak (Tabel 3). Selanjutnya data sekunder terdr atas keadaan umum dan karakterstk Danau Sngkarak, peta lokas, dan pustaka yang djadkan sebaga acuan dalam peneltan n Pengamblan kan contoh d lapangan Stasun pengamblan contoh kan dtentukan berdasarkan hasl surve pendahuluan dengan memperhatkan keberadaan kan blh dan daerah penangkapannya d Danau Sngkarak, perbedaan konds habtat dan karakterstk morfolog peraran, berada d sektar sunga yang menjad nlet danau, aksesbltas, dan konds cuaca ke lokas yang drencanakan sebelumnya. Menurut Purnomo et al. (2003) dan nformas dar masyarakat d sektar Danau Sngkarak, bahwa kan blh banyak d tangkap d sektar muara Sunga Pnga, Pannggahan dan Sumpur. Daerah penangkapan lannya adalah d beberapa lokas peraran ltoral danau dan bagan tengah, namun produks hasl tangkapan relatf rendah. Hal n mengngat bahwa kan blh banyak beruaya dar danau ke ketga sunga tersebut. Pengamblan kan contoh pada masng-masng stasun dlakukan satu kal untuk setap stasun pengamatan (satu kal permnggu selama dua bulan peneltan d

4 18 lapang), yatu pada pag har ( WIB). Penangkapan kan menggunakan alat tangkap berupa jala lempar dan jarng langl. Foto alat tangkap kan blh dapat dlhat pada Lampran 3. Ikan contoh dambl secara acak d setap stasun sektar 10 ekor dar hasl tangkapan kemudan dawetkan dengan menggunakan formaln 10%, sedangkan usus kan contoh menggunakan formaln 4%. Jumlah keseluruhan kan contoh dar tga stasun pengamatan adalah 300 ekor. 105 ekor kan contoh secara proporsonal sektar 30-40% mewakl ukuran yang ada d setap stasun dgunakan dalam analss makanan Pengamatan dan pengukuran parameter kualtas ar Beberapa parameter karakterstk lngkungan peraran yang damat dan atau dukur d setap stasun pengamblan kan contoh dsajkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Parameter karakterstk lngkungan peraran yang damat/ dukur, metode dan alat pengukurannya No Parameter Satuan Metode Alat Fska 1. Suhu ºC Instu Termometer 2. Kecerahan % Instu Sech dsk 3. Kedalaman cm Instu Meteran 4. Substrat - Pengamatan langsung - secara vsual 5 Arus sunga cm/detk Instu Stopwatch dan bola pngpong Kma 1. ph - Instu ph meter 2. Oksgen terlarut (DO) mg/l Ttrmetr dengan metode Wnkler Bolog 1. Plankton nd/m 3 Pengamblan sampel dan pencacahan 2. Jens dan penutupan tumbuhan ar m 2 Pengamatan langsung secara vsual dan pengukuran area penutupan Alat ttras Planktonet, mkroskop, SRCC Meteran

5 19 Pengamatan/ pengukuran kualtas ar dlakukan satu kal d beberapa ttk substasun (kr, kanan, dan tengah muara sunga).pengukuran suhu, kecerahan, ph, dan oksgen terlarut (Dssolved oxygen, DO) dlakukan secara langsung d lapangan (n stu). Jens dan kelmpahan plankton dketahu setelah pencacahan dan dentfkas d laboratorum dengan menggunakan buku Prescott (1961), Belcher dan Swale (1978) dan Nedham and Nedham (1963) Pengamatan plankton Pengamblan contoh plankton d lapangan dlakukan dengan mengambl ar dengan volume lebh kurang 10 lter dsetap stasun pengamatan, kemudan ar dsarng dengan menggunakan plankton net yang mempunya ukuran 50 µm. Mengngat stasun pengamatan mempunya kedalam ar < 10 m, maka penyarngan dlakukan secara horzontal d lapsan permukaan. Plankton konsentrat hasl penyarngan d tempat dalam botol koleks (botol flm), selanjutnya dpreservas menggunakan Lugol dan dbawa ke laboratorum. D laboratorum, plankton damat d bawah mkroskop dengan perbesaran 10x10 dan pencacahannya menggunakan metode sensus. Estmas persentase volume dengan metode sensus dapat dgunakan untuk menduga volume yang sesungguhnya. Hal n dlakukan karena volume sebenarnya tdak dapat dukur langsung. Data estmas volume nantnya akan dgunakan sebaga dasar untuk menghtung ndeks bagan terbesar (Index of Preponderance) suatu jens makanan yang dmanfaatkan oleh kan. Penggunaan metode n adalah pada saat mengamat organsme d bawah mkroskop dalam satu kal sensus. Dengan teknk tersebut, maka total persentase volume masng-masng organsme yang teramat adalah 100% Pengamatan kan contoh d laboratorum Pengukuran panjang total dan berat kan blh Pengukuran panjang total kan dlakukan dar ujung kepala terdepan sampa ujung srp ekor terbelakang dengan menggunakan penggars (keteltan 0,1 cm). Berat kan dtmbang menggunakan tmbangan dgtal dengan tngkat keteltan 0,01 gr.

6 Analss s lambung (lambung palsu) kan blh Ikan blh contoh yang telah dawetkan d dalam larutan formaln 10% dbedah dengan menggunakan guntng bedah, dmula dar anus menuju bagan depan yakn bagan atas perut hngga ke bagan operculum, kemudan menurun ke arah dada hngga ke dasar perut. Otot d buka sehngga organ dalam lannya akan terlhat dan jens kelamn berdasarkan cr seksual prmer dapat dtentukan dengan melhat morfolog gonadnya. Selanjutnya saluran pencernaan yang bermula dar bagan esofagus hngga bagan anus, dpsahkan dar organ lannya. Saluran pencernaan kan dukur panjangnya dengan menggunakan penggars, kemudan dtmbang beratnya. Kemudan dmasukkan ke dalam botol sampel untuk dawetkan dengan menggunakan larutan formaln 4%. Hal n dlakukan untuk menelt jens komposs makanan yang terdapat pada sstem pencernaan. Saluran pencernaan dkerngkan dar larutan pengawet (formaln), s lambung dan usus dkeluarkan dan dpsahkan dar dagng usus melalu pengerkan dan dtmbang berat makanan, kemudan dencerkan dengan aquades sebanyak 1-5 ml. Analss makanan melput jens dan jumlah makanan, dlakukan dengan mengambl 1 ml dar s usus yang telah dencerkan, kemudan dletakkan d atas gelas obyek (SRCC). Selanjutnya damat, dcacah, dan dukur volume jens-jens organsme makanan yang ada. Pengamatan dlakukan d bawah mkroskop dengan perbesaran 10x10, menggunakan metode sensus dengan tga kal pengulangan Analss Data Makanan Indeks kepenuhan lambung (Index of Stomach Content) Konsums pakan kan dapat mendeskrpskan aktvtas makanan kan dengan mengatahu keadaan s lambung. Indeks kepenuhan lambung (ISC) bertujuan untuk mengetahu persentase konsums pakan kan contoh yang devaluas dengan menggunakan rumus menurut Sphatura & Gophen (1982) n Sulstono (1998), yatu: ISC SCW BW % x 100

7 21 ISC = Persentase konsums pakan relatf (%) SCW = Berat s lambung (gr) BW = Berat ndvdu kan (gr) Indeks bagan terbesar (Index of Preponderance) Perhtungan Index of Preponderance (IP) merupakan gabungan dar metode frekuens kejadan dengan metode volumetrk. Penggunaan metode frekuens kejadan mempunya tujuan untuk mengetahu adanya organsme secara fsk dan tdak terpengaruh oleh ukuran atau jumlahnya (tdak mengandung unsur kuanttatf). Sementara tu, metode volumetrk merupakan metode yang bak untuk penlaan kuanttatf (Effende 1979). Dengan demkan, Index of Preponderance (Indeks Bagan Terbesar) bertujuan untuk mengetahu jens-jens makanan apa saja yang dmakan oleh kan serta dapat pula mengetahu makanan utama, pelengkap, dan makanan tambahan atau makanan penggant kan. Indeks n dapat dterapkan pada kan apabla macam makanan tersebut kejadannya hampr konstan dengan volume yang hampr konstan pula. Menurut Natarajan & Jhngran (1961) n Effende (1979), Index of Preponderance dperoleh dengan formula sebaga berkut: V IP n 1 x O V x O x 100 IP = Index of Preponderance V = Persentase volume satu macam makanan O = Persentase frekuens kejadan satu macam makanan Untuk menganalss kebasaan makanan pada kan, maka urutan makanan dbedakan dalam tga kategor berdasarkan persentase Index of Preponderance (IP) yatu: IP > 40% : Makanan utama 4% < IP < 40% : Makanan pelengkap IP < 4% : Makanan tambahan

8 Indeks plhan jens makanan (Index of Electvty) Indeks plhan jens makanan (Index of Electvty) merupakan metode berdasarkan pada faktor ketersedaan sumberdaya makanan. Perhtungan ndeks pemlhan makanan dlakukan dengan membandngkan sumberdaya makanan yang ada pada lambung kan dengan sumberdaya yang ada dalam peraran. Perhtungan ndeks n menggunakan metode yang dkembangkan oleh Ivlev (1961) n Krebs (1989), dengan rumus : r E r n n E = Index of Electvty ; nla E berksar antara -1 hngga +1 n = Persentase organsme ke- yang dmakan = Persentase organsme ke- d dalam peraran Relung makanan a. Luas relung makanan Luas relung makanan bertujuan untuk mengetahu selektvtas kan berdasarkan jens kelamn atau kelompok ukuran suatu speses kan. Perhtungan luas relung makanan dlakukan dengan menggunakan metode Levn s (Krebs 1989), yatu: B j 1 n m 2 P c j1 j B j = Luas relung kelompok ukuran kan ke- terhadap sumberdaya makanan ke-j P j = Propors dar kelompok ukuran kan ke- yang berhubungan dengan sumberdaya makanan ke-j n = Jumlah kelompok ukuran kan ( = 1, 2, 3, n) m = Jumlah sumberdaya makanan kan (j = 1, 2, 3,..m) Selanjutnya dlakukan standarsas nla luas relung makanan, agar nlanya berksar antara 0 1. Standarsas tersebut menggunakan rumus yang dkemukakan Hulbert (1978) n Krebs (1989), yatu:

9 23 B A B 1 n 1 Keterangan : B A = Standarsas luas relung Levn s (0-1) B = Luas relung Levn s n = Jumlah seluruh sumberdaya yang dmanfaatkan b. Tumpang tndh relung makanan Nla tumpang tndh relung makanan menunjukkan adanya kesamaan jens makanan yang dmanfaatkan oleh kan, bak berdasarkan jens kelamn maupun kelompok ukuran kan atau kelompok jens lannya. Perhtungan tumpang tndh relung makanan menggunakan Smplfed Morsta Index (Horn 1666 n Krebs 1989), yatu: C H n m l 2 P P 1 j 1k 1 j k n m 2 n l 2 P P 1 j 1 j 1k 1 k Ch = Indeks Morosta yang dsederhanakan P j, P k = Propors jens organsme makanan ke- yang dgunakan oleh 2 kelompok ukuran kan ke-j dan kelompok ukuran kan ke-k n = Jumlah organsme makanan m,l = Jumlah kelompok ukuran kan Indeks n dgunakan untuk menghtung kesamaan makanan antara kan jantan dan betna serta antar kelompok ukuran kan Kelmpahan plankton Pencacahan organsme plankton dlakukan dengan menggunakan metode sensus. Jumlah ndvdu plankton per lter ar dhtung dengan menggunakan rumus yang dusulkan oleh Effende (1979) sebaga berkut: n x V x A t cg N u x V cg x A a

10 24 N = Jumlah total ftoplankton (nd/m 3 ) n = Jumlah rataan ndvdu yang teramat (nd) u = Ulangan V t = Volume ar tersarng (ml) V cg = Volume ar dbawah coverglass (ml) A a = Luas satu lapang pandang (mm 2 ) A a = Luas coverglass (mm 2 ) Indeks keanekaragaman (H ) Keanekaragaman jens menunjukkan jumlah jens organsme yang terdapat dalam suatu area. Untuk menentukan keanekaragaman plankton yang ada dalam suatu komuntas dgunakan Indeks Shanon-Wener dengan rumus sebaga berkut (Wlhm & Dorrs 1968 n Hawkes 1979) : s H' p 1 Keterangan : H = Indeks dverstas (bts per ndvdu) log 2 p p n N s n = N = Jumlah ndvdu dalam satu speses = Jumlah total ndvdu speses yang dtemukan = Jumlah speses Wlhm dan Dorrs (1968) n Hawkes (1979) menggolongkan tngkat dverstas berdasarkan kepadatan plankton kedalam 3 krtera yatu : H < 3,32 : Dverstas rendah 3,32 H < 9,97 : Dverstas sedang H 9,97 : Dverstas tngg Indeks keseragaman (E) Keseragaman adalah komposs ndvdu tap speses yang terdapat dalam suatu komuntas (Krebs 1989). Ksaran nla ndeks keseragaman antara 0 sampa 1. Hal n dapat dlhat dengan membandngkan ndeks keanekaragaman dengan nla maksmumnya, sepert rumus berkut :

11 25 H' E H maks H maks : Nla ndeks keseragaman maksmum (Log 2 s) s : Jumlah speses E : Indeks keseragaman H : Indeks keanekaragaman Dengan krtera : E ~ 0 : terdapat domnans speses E ~ 1 : jumlah ndvdu tap speses sama Indeks domnans (C) Indeks domnans merupakan seberapa banyak suatu organsme yang mendomnans secara ekstrm organsme lan dalam suatu ekosstem. Untuk menentukan ndeks domnans dapat dgunakan rumus sebaga berkut (Smpson s 1949 n Odum 1993) : C 2 n N Keterangan : C = Nla ndeks domnans n = Jumlah ndvdu dalam satu speses N = Jumlah total ndvdu speses yang dtemukan Hubungan panjang - berat Hubungan panjang - berat menggunakan rumus Hle (1963) n Effende (1979) yatu sebaga berkut: b W al Nla a dan b dduga dar bentuk lnear persamaan d atas yatu : Log W = Log a + b Log L W = Berat tubuh kan (gr) L = Panjang tubuh kan (mm) a dan b = Konstanta

12 26 Dar persamaan tersebut dapat dketahu pola pertumbuhan panjang dan berat kan tersebut. Nla b yang dperoleh dgunakan untuk menentukan pola pertumbuhan yang danalss dengan: (1) b = 3, pertumbuhan sometrk, yatu pola pertumbuhan panjang sama dengan pola pertumbuhan berat atau (2) b 3, pertumbuhan allometrk, pola pertumbuhan panjang tdak sama dengan pola pertumbuhan berat. Jka b > 3 : allometrk postf, artnya pertambahan berat lebh domnan darpada pertambahan panjangnya. Jka b < 3 : allometrk negatf, artnya pertambahan panjang lebh domnan darpada pertambahan berat. Kesmpulan dar nla b yang dperoleh dtentukan dengan menggunakan uj t pada selang kepercayaan 95% (α = 0,05) (Steel & Torre 1989). (a) Hpotess: Ho : b = 3 ( pola pertumbuhan sometrk) H1 : b 3 ( pola pertumbuhan allometrk) (b) t htung = b-3 / Sb Sb : Smpangan baku (c) Wlayah krts : t < -1,96 dan t < 1,96 (d) Keputusan dperoleh dengan membandngkan nla t htung dengan t tabel (1) apabla t htung > t tabel, maka keputusan tolak hpotess nol (Ho) (2) apabla t htung < t tabel, maka keputusan gagal tolak hpotess nol Keeratan hubungan antara panjang dan berat kan dtunjukkan dengan nla korelas (r) yang dperoleh. Apabla nla r mendeteks +1 atau -1, maka hubungan kedua peubah tu kuat dan terdapat korelas yang kuat, akan tetap bla nla r mendekat nol (0), maka hubungan keduanya sangat lemah atau bahkan tdak ada (Walpole 1995) Faktor konds Faktor konds (K) berdasarkan pada panjang dan berat kan contoh. Ikan memlk pertumbuhan yang bersfat sometrk apabla nla b = 3, maka faktor konds menggunakan rumus dengan persamaan (Effende 1979):

13 27 K W 10 5 L 3 K = Faktor konds W = Berat rata-rata kan (gr) L = Panjang total rata-rata kan (mm) Ikan yang mempunya pertumbuhan yang bersfat allometrk apabla b 3, maka persamaan yang dgunakan adalah: W K al b Keterangan : K = Faktor konds W = Berat rata-rata kan (gr) L = Panjang total rata-rata kan (mm) a & b = Konstanta dar regres Pertumbuhan Identfkas kelompok ukuran Kelompok ukuran kan blh ddentfkas atau dpsahkan menggunakan metode Battacharya (Sparre dan Venemma 1999). Metode Battacharya merupakan metode pemsahan kelompok umur secara grafs. Metode n pada dasarnya terdr atas pemsahan sejumlah dstrbus normal, masng-masng mewakl suatu kohort kan, dar dstrbus keseluruhan, dmula dar bagan sebelah kr dar dstrbus total. Begtu dstrbus normal yang pertama telah dtentukan, bagan n dsngkrkan dar dstrbus total dan prosedur yang sama dulang selama hal n mash mungkn dlakukan untuk memsahkan dstrbus-dstrbus normal dar dstrbus total (Sparre dan Venema 1999). Keseluruhan proses dapat dbag ke dalam lma langkah sebaga berkut : Langkah 1 : Menentukan suatu kemrngan yang tdak terkontamnas (bersh dar suatu dstrbus normal pada ss kr dar dstrbus total). Langkah 2 : Menentukan dstrbus normal dar kohort yang pertama dengan menggunakan suatu transformas ke dalam suatu gars lurus.

14 28 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 : Menentukan jumlah kan per grup panjang yang menjad bagan dar kohort pertama dan kemudan kurangkan mereka dar dstrbus total. : Mengulang proses n untuk dstrbus normal berkutnya dar kr, sampa tdak lag dapat dtemukan dstrbus normal yang bersh. : Mengatkan nla rata-rata panjang dar kohort-kohort yang dtentukan dalam langkah 1 sampa langkah 4 terhadap perbedaan umur antara kohort-kohort tersebut Plot Ford-Walford (L, K) dan t 0 Plot Ford-Walford merupakan salah satu metode palng sederhana dalam menduga parameter pertumbuhan L dan K dar persamaan von Bertalanffy dengan nterval waktu pengamblan contoh yang sama (Kng 1995). Berkut n adalah persamaan pertumbuhan von Bertalanffy. L t = L (1-e [-K(t- t0)] ) Keterangan : L t L K t 0 : Panjang kan pada saat umur t (satuan waktu) : Panjang maksmum secara teorts (panjang asmtotk) : Koefsen pertumbuhan (per satuan waktu) : umur teorts pada saat panjang sama dengan nol Penurunan plot Ford-Walford ddasarkan pada persamaan pertumbuhan von Bertalanffy dengan t 0 sama dengan nol, maka persamaannya menjad sebaga berkut. L t = L (1-e [-K(t- t0)] )... (1) L t = L - L e [-Kt] L - Lt = L e [-Kt]... (2) Setelah L t+1 dsubttuskan ke dalam persamaan (1) maka dperoleh perbedaan persamaan baru tersebut dengan persamaan (1) sepert berkut. L t+1 - L t = L (1-e [-K(t+1)] ) - L (1-e [-Kt] ) = - L e [-K(t+1)] + L e [-Kt] = L e [-Kt] (1-e [-K] )... (3)

15 29 Persamaan (2) dsubttuskan ke dalam persamaan (3) sehngga dperoleh persamaan sebaga berkut. L t+1 - L t = (L - Lt) (1-e [-K] ) = L (1-e [-K] ) - L t + L t e [-K] L t+1 = L (1-e [-K] ) + L t e [-K]... (4) Persamaan (4) merupakan bentuk persamaan lnear dan jka L t (sumbu x) dplotkan terhadap L t+1 (sumbu y) maka gars lurus yang terbentuk akan memlk kemrngan (slope) (b) = e [-K] dan ntersep (a) = L (1-e [-K] ). L t dan L t+1 merupakan panjang kan pada saat t dan panjang kan yang dpsahkan oleh nterval waktu yang konstan (Pauly 1984). Umur teorts kan pada saat panjang sama dengan nol dapat dduga secara terpsah menggunakan persamaan emprs Pauly (Pauly 1983 n Lelono 2007) sebaga berkut. Log (-t 0 ) = 0,3922 0,2752 (Log L ) 1,038 (Log K) Seksualtas dan tngkat kematangan gonad (TKG) Untuk menentukan jens kelamn kan dbedah dan damat keadaan gonadnya. Selanjutnya damat pula tanda-tanda luar (tanda seks prmer) yang mungkn dapat dpaka untuk membedakan kan blh jantan dengan kan betna yatu ukuran tubuh, warna, atau tanda lannya. Penentuan TKG mengacu kepada modfkas cara Casse n Effende 1979 n Syandr Dengan cara n tngkat perkembangan ovar dan tests kan blh dgolongkan menjad lma tngkat sepert pada Tabel 5. Tabel 5. Krtera penlaan perkembangan ovar dan tests kan blh TKG Ovar Tests I Ovar kecl memanjang sepert benang, warna jernh dan permukaan lcn II Ukuran ovar lebh besar, warna lebh gelap kekunngan. Telur belum terlhat dengan mata telanjang Tests kecl memanjang, warna jernh Ukuran tests lebh besar, warna puth sepert susu, bentuk lebh jelas dar pada tngkat satu.

16 30 Tabel 5. (lanjutan) TKG Ovar Tests III IV V Ovar berwarna kunng, butr-butr telur mula kelhatan dengan mata telanjang. Ovar makn besar, butr-butr telur berwarna kunng, mudah dpsahkan, mengs 1/2-2/3 rongga perut. Stadum pasca pemjahan, ovar berkerut, dndng tebal, terdapat telur ssa, terutama dekat lubang pelepasan. Permukaan tests bagan ventral tampak berlekuk, warna semakn puth dan ukuran semakn besar. Sepert pada tngkat III, berukuran lebh besar, tests semakn pejal. Tests bagan belakang kemps dan d bagan dekat saluran pelepasan mash bers spermatozoa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d kawasan PT. Kencana Sawt Indonesa (KSI), Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat sebaga lokas pengamatan dan pengamblan data. Pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian 10 3 METODE Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d kawasan hutan mangrove Cbako, Sancang terletak antara poss 7 42' 32.15" - 7 45' 32.15" LS dan 107 42'34.15"- 107 52'18.10" Bujur Tmur, dmana

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d Peraran Karang Lebar, Kepulauan Serbu, Jakarta. Stasun pengamatan tersebar pada tga ttk d peraran karang lebar yang danggap mewakl konds

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 13 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan tempat Peneltan n dlaksanakan pada bulan Aprl sampa Jun 007 d ekosstem mangrove yang terdapat d pulau Lentea Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatob Sulawes

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian . METODE PENELITIAN.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d peraran Pulau Pas, Kabupaten Kepulauan Selayar dar bulan Aprl sampa Me 1. Dar sudut pandang geograf, Kabupaten Kepulauan Selayar

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat IV. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Peneltan n dlaksanakan dar bulan Agustus 2008 sampa Agustus 2009, dawal dengan observas lapangan pada bulan Agustus 2008. Penyusunan rencana peneltan dlakukan dar bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK

KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pntada maxma DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK (Food Habts of Pearl Oyster Pntada maxma n the Gulf of Sekotong, Lombok) ABSTRAK Kasful Anwar, Mozes Toelhere 2, Rdwan Affand

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG - BERAT, KEBIASAAN MAKAN DAN KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystaecoleucus padangensis) DI DANAU TOBA, SUMATERA UTARA

HUBUNGAN PANJANG - BERAT, KEBIASAAN MAKAN DAN KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystaecoleucus padangensis) DI DANAU TOBA, SUMATERA UTARA BAWAL Vol.3 (6) Desember 2011 : 351-356 HUBUNGAN PANJANG - BERAT, KEBIASAAN MAKAN DAN KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystaecoleucus padangenss) DI DANAU TOBA, SUMATERA UTARA Charulwan Umar dan End Setad

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menmbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci