Arif Junaidi, M. Isa Irawan, Imam Mukhlash. Program Program Pascasarjana Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Arif Junaidi, M. Isa Irawan, Imam Mukhlash. Program Program Pascasarjana Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK"

Transkripsi

1 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 PERANGKINGAN BERDASARKAN JUMLAH DOMINASI PADA METODE ELECTRE II Arf Junad, M. Isa Irawan, Imam Mukhlash. Program Program Pascasarana Jurusan Matematka Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Surabaya Emal: rfa_ohn@yahoo.co.d ABSTRAK Metode ELECTRE II secara luas daku dapat dgunakan untuk menganalss kebakan yang melbatkan krtera kualtatf dan kuanttatf. Prosedur perangkngan pada metode ELECTRE ddahulu dengan terbentuknya suatu graf berarah sebaga representas dar hubungan outrankng. Salah satu kelemahan prosedur perangkngan berdasarkan level adalah ka terdapat sklk pada graf yang terbentuk, proses perangkngan menad rumt. Dalam paper n akan dlakukan perangkngan berdasarkan umlah domnas dengan memanfaatkan matrks transtve closure yang terbentuk dar representas hubungan outrankng dalam bentuk matrks ketetanggaan. Metode entrop dgunakan untuk menentukan koefsen bobot tap krtera. Salah satu aplkasnya, dgunakan untuk menentukan prortas pembangunan kembal embatan yang rusak akbat bencana banr d Kabupaten Trenggalek. Analss senstftas dlakukan dengan mengubah beberapa nla threshold corcondance dan dscordance. Hasl peneltan menunukkan bahwa perangkngan berdasarkan umlah domnas dapat daplkaskan pada permasalahan penentuan prortas pembangunan kembal embatan yang rusak akbat bencana banr walaupun terdapat sklk pada graf yang terbentuk dan perubahan nla threshold corcondance dan dscordance memberkan hasl perangkngan yang berbeda. Kata kunc: Metode ELECTRE II, Metode Entrop, Prortas, Transtve Closure.

2 I. PENDAHULUAN Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 Metode ELECTRE sebaga salah satu metode MADM secara luas daku mempunya performa yang bak untuk menganalss kebakan yang melbatkan krtera kualtatf dan kuanttatf. Metode ELECTRE telah berkembang melalu seumlah vers (I, II, III, IV, S). Semua vers ddasarkan pada konsep dasar yang sama namun secara operasonal berbeda (Huang dan Chen, 25). Metode ELECTRE I ddesan untuk pemlhan sedangkan ELECTRE II dgunakan untuk perangkngan. Kedua vers n menggunakan tpe krtera yang sederhana, dalam art nla thresholdnya sama untuk semua krtera sedangkan vers yang lan menggunakan pseudo crtera yang nla thresholdnya tdak sama untuk semua krtera. Prosedur perangkngan pada metode ELECTRE II ddahulu dengan terbentuknya suatu graf berarah sebaga representas dar hubungan outrankng, kemudan dlakukan perangkngan berdasarkan graf tersebut dengan prosedur tertentu. Salah satu perangkngan yang banyak dgunakan penelt berdasarkan prosedur umum dantaranya terdapat dalam paper Ahn, dkk. (25), serta Anand dan Nagesh (996). Namun prosedur n memlk yatu ka terdapat sklk pada graf yang terbentuk, proses perangkngan menad lebh rumt (Cptomulyono dan Tryant, 28). Dalam paper n akan dlakukan perangkngan dengan memanfaatkan hubungan domnas. Gagasan sederhana dalam perangkngan n yatu: berapa banyak suatu alternatf mendomnas atau ddomnas alternatf yang lan. Untuk mengetahu berapa banyak suatu alternatf mendomnas atau ddomnas alternatf yang lan akan dgunakan matrks transtve closure yang terbentuk dar representas hubungan outrankng dalam bentuk matrk ketetanggaan. Pada metode ELECTRE II, untuk membuat hubungan outrankng dar tap pasang alternatf dperlukan koefsen bobot untuk tap krtera. Namun ketka terdapat beberapa pengambl keputusan, pembobotan krtera mungkn menad lebh sult, karena preferens tap pengambl keputusan terhadap suatu krtera mungkn berbeda-beda. Oleh karena tu, dalam paper n akan dgunakan metode entrop untuk pembobotan krtera. Berdasar uraan d atas, akan dlakukan kaan prosedur perangkngan berdasarkan umlah domnas pada metode ELECTRE II dengan pembobotan krtera menggunakan metode entrop dgunakan untuk menentukan prortas pembangunan kembal embatan yang rusak akbat bencana banr d kabupaten Trenggalek. II. METODOLOGI Langkah-langkah yang dtempuh dalam pengeraan peneltan n adalah:. Stud Lteratur Tahap n merupakan tahapan persapan yang melput pengumpulan nformas dan teor penunang yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dtelt. Sumber nformas dan teor penunang yang akan dgunakan dapat berupa buku teks, artkel dan urnal yang berasal dar 2

3 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 meda elektronk maupun nonelektronk yang berkatan dengan metode entrop, MADM, ELECTRE, ELECTRE II, matrks adecency, transtf klosur, dan algortma Warshall. 2. Stud Lapangan Tahap stud lapangan dlakukan untuk mendapatkan nformas berupa data umlah embatan yang mengalam kerusakan akbat bencana banr serta nformas lan yang berkatan dengan masalah peneltan. Data yang dgunakan dalam peneltan n terdr dar data prmer dan sekunder. Data prmer merupakan data yang dperoleh langsung d lokas peneltan yang berasal dar perseps/pemahaman responden/stakeholder yang memlk kompetens dan terkat dalam perencanaan nfrastruktur embatan d wlayah peneltan melalu wawancara maupun dskus. Metode pemlhan responden dengan teknk purposve random samplng/sample random bertuuan dengan pertmbangan bahwa responden adalah pelaku bak ndvdu atau lembaga yang danggap mengert permasalahan yang terad dan mempunya kemampuan dalam pembuatan kebakan atau member masukan kepada para pengambl kebakan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dperoleh dar Dnas atau Instans terkat berupa dokumen dan lan-lan. 3. Menentukan bobot untuk setap krtera Setelah mendapatkan krtera-krtera yang dgunakan untuk menentukan prortas penanganan kerusakan embatan akbat bencana banr selanutnya akan dhtung bobot setap krtera berdasarkan preferens tngkat kepentngan menggunakan metode entrop. Dalam peneltan n metode penlaan adalah menggunakan angka bulat sampa dengan 5. Tap angka menunukkan tngkat kepentngan/ratng kecocokan tertentu, mula dar angka sangat rendah, 2 rendah, 3 cukup, 4 tngg dan 5 sangat tngg. 4. Mengaplkaskan metode ELECTRE II untuk perangkngan. domnas. 5. Analss Dalam peneltan n akan dlakukan dua prosedur perangkngan yatu berdasarkan umlah Setelah dlakukan perangkngan akan dlakukan analss permasalahan-permasalahan yang muncul kemudan dlakukan pembahasan selanutnya dtentukan prortas pembangunan kembal embatan berdasarkan perangkngan dengan metode ELECTRE II. III. PEMBAHASAN Dasar Teor Metode Entrop Metode pembobotan entrop merupakan metode pengamblan keputusan yang memberkan sekelompok krtera, dan menaksr preferens suatu bobot menurut penlaan phak pengambl keputusan (Cptomulyono dan Tryant, 28). 3

4 berkut: Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 Adapun langkah-langkah pembobotan dengan menggunakan metode entrop adalah sebaga. Semua pengambl keputusan harus memberkan nla yang menunukkan kepentngan suatu krtera tertentu terhadap pengamblan keputusan. Tap pengambl keputusan boleh menla sesua preferensnya masng-masng. 2. Kurangkan tap angka tersebut dengan nla palng deal, hasl pengurangan tersebut dnyatakan dengan k. 3. Bag tap nla (k ) dengan umlah total nla dalam semua krtera a untuk m> (3.) m n dmana k k m = umlah pengambl keputusan n = umlah krtera 4. Menghtung nla entropy untuk tap krtera dengan rumus berkut : E a ln a (3.2) ln m 5. Menghtung dspers tap krtera dengan rumus berkut : D E (3.3) 6. Karena dasumskan total bobot adalah, maka untuk mendapatkan bobot tap krtera, nla dspers harus dnormalsaskan dahulu, sehngga : D W (3.4) D Salah satu kelebhan dar pendekatan entrop adalah kemampuannya dalam mengakomodas nla bobot yang berasal dar beberapa pembuat keputusan. Metode ELECTRE II Metode ELECTRE adalah salah satu metode analss mult-krtera keputusan yang berasal dar Eropa pada pertengahan tahun 96-an. ELECTRE sngkatan: Elmnas Et Cho Tradusant la Realte. Metode n menad lebh dkenal luas ketka paper B. Roy muncul d sebuah urnal rset operas Prancs. Ada dua bagan utama pada aplkas ELECTRE: pertama, membangun satu atau hubungan beberapa outrankng, yang bertuuan untuk membandngkan secara komprehensf setap pasangan tndakan. Kedua, prosedur eksplotas yang mengurakan rekomendas yang dperoleh pada tahap pertama. Sfat rekomendas tergantung pada masalah yang sedang dtangan: pemlhan, perangkngan atau penyortran. Langkah-langkah untuk menerapkan metode ELECTRE II secara sederhana durakan sebaga berkut : Langkah : Mendapatkan nla ternormalsas untuk semua krtera. 4

5 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 Metode ELECTRE II dmula dengan membentuk matrk keputusan untuk setap alternatf d setap krtera. Kemudan dnormalsas kedalam suatu skala yang dapat dperbandngkan r. Secara umum metode ELECTRE II menggunakan persamaan normalsas sebaga berkut : r m 2 dengan, 2,, m dan, 2,, n (3.5) persamaan d atas tdak dapat dgunakan ka terdapat krtera baya pada penlaan alternatf kecual ka krtera baya telah d ubah kedalam bentuk skala preferens/tngkat kepentngan sehngga semua krtera menad krtera keuntungan. Persamaan normalsas yang memperhatkan krtera baya dan krtera keuntungan salah satunya sebaga berkut: r ma ka adalah atrbut keuntungan ( beneft ) (3.6) mn ka adalah atrbut baya ( cost ) Langkah 2 : menentukan matrks keputusan yang ternormalsas terbobot menggunakan rumus: v w r (3.7) dengan w adalah bobot kepentngan dar krtera ke-. Langkah 3 : Mengembangkan matrks concordance dan dscordance. Untuk membuat hubungan outrankng pengambl keputusan terlebh dahulu menghtung ndeks concordance dan dscordance yang kemudan dbandngkan dengan threshold yang dtentukan. Agar lebh mudah untuk membandngkan ndeks tersebut, maka dapat dsakan dalam bentuk matrk concordance dan dscordance. Indeks concordance dhtung menggunakan rumus: c, k W,, k, 2,, n. k (3.8) g A g A dan ndeks dscordance menggunakan rumus: ka g A g A k d, k g ma Ak ma g,,m A g g A A k k g g A A yang lan,, k,2,, n (3.9) k dengan g A adalah evaluas/nla alternatf pada krera. 5

6 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 Langkah 4 : Menetapkan tga penurunan level dar nla threshold corcondance, P*, P o, P - ( P - P o P* ) dan < q o < q*< menyatakan dua penurunan level dar nla threshold dscordance. Setelah menetapkan nla threshold corcondance dan dsconcordance, pengambl keputusan dapat membuat hubungan outrankng. Hubungan outrankng kuat ddefnskan dengan rumus: c * *, k p d, k q dan W W (3.) atau c o, k p d, k q dan W W (3.) Sedang hubungan outrankng lemah ddefnskan sebaga berkut: c *, k p d, k q dan W W (3.2) Langkah 5 : Mengembangkan sebuah graf yang mewakl hubungan domnas d antara alternatf. Dalam graf n, ka alternatf A domnan terhadap alternatf Ak, maka ada busur yang darahkan dar A ke Ak. Dar hubungan outrankng tersebut dapat dbangun dua buah graf yatu graf kuat untuk hubungan outrankng yang kuat dan graf lemah untuk hubungan outrankng yang lemah. Graf kuat selalu merupakan sub-graf dar graf lemah, namun perbedaan knera antara yang kuat dan lemah dlakukan untuk mendapatkan perngkat dar alternatf dengan sebuah prosedur teratf. Langkah 6 : Menentukan perngkat alternatf (Ahn, B.S., dkk. (25), dan Anand, R.P. dan Nagesh K.D. (996)). Transtve Closure Bla X adalah suatu hmpunan berhngga dan R adalah relas pada X. Relas 2 3 R R R R. pada X, dsebut transtve closure R pada X (Her S, 28). Sebaga lustras untuk menentukan Transtve Closure dapat dlhat contoh berkut: Msalkan ada relas R = {(, 3), (, 4), (2, ), (3, 2)} pada hmpunan X = {, 2, 3, 4}. Relas R pada data X yang dnyatakan dalam matrks ketetanggaan dan proses pembentukan Transtve Closure untuk relas R dapat durakan sebaga berkut: R 2 R 3 R 4 R 6

7 R * R Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul R R R Transtve closure merupakan suatu matrks yang bers nformas tentang keberadaan lntasan antar verte dalam sebuah graf berarah. Ada beberapa metode/cara untuk menentukan transtve closure yatu metode grafk, metode matrks sepert contoh d atas dan algortma Warshall (Rosen, 994). Pembahasan Berdasarkan hasl wawancara dan dskus dengan phak-phak pengambl keputusan dalam menentukan prortas pembangunan kembal/rehabltas embatan yang rusak akbat bencana banr d Kabupaten Trenggalek serta pengamblan data dperoleh pembobotan krtera dan nla alternatf pada setap krtera dsakan dalam Tabel 3. dan Tabel 3.2: Tabel. 3. Hasl Pembobotan Krtera oleh Pengambl Keputusan Krtera P P 2 P 3 P 4 P 5 Baya (C ) Partspas Masyarakat (C ) Jens Jembatan (C ) Tngkat Kerusakan (C ) Manfaat Ekonom (C ) Manfaat Sosal (C ) Keterangan P : Pengambl Keputusan ke- Tabel 3.2. Daftar Penlan Alternatf untuk Setap Krtera Nama Jembatan/Alternatf C C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 A A A A A A A A A A A A A A A A A

8 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 Dengan menggunakan langkah-langkah pembobotan pada metode entrop dan data pada Tabel 3.. dperoleh hasl pembobotan setap krtera sebaga berkut: Krtera Dana.584, Partspas Masyarakat.855, Jens Jembatan.997, Ekonom.355 dan Manfaat Sosal.355. Tngkat Kerusakan.855, Manfaat Penentuan nla threshold sebenarnya tergantung pada kebakan pengambl keputusan namun dalam peneltan n akan dtentukan sebaga berkut: nla threshold terendah dar ndeks corcondance dambl dar nla rata-rata corcondance kemudan nla yang ddapat berturut-turut dtambah, sedangkan threshold dscordance terendah dambl dar rata-rata dscordance dkurang, sehngga ddapat nla threshold masng-masng: p - =.5959, p o =.6959, p * =.7959 dan dscordance q o =.628, q * =.728. Dengan menggunakan threshold d atas dan data pada Tabel 3.2 dengan pembobotan yang dperoleh dar perhtungan dengan metode entrop dperoleh matrks hubungan outrankng dsakan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Matrks Hubungan Outrankng A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 A 8 A 9 A A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 A A 2 2 A A A A A A A A A A 2 3 A A A 5 A A 7 Ket: : Tdak ada hubungan : Hubungan Outrankng lemah 2 : Hubungan Outrankng kuat 3 : Hubungan Outrankng kuat Hubungan outrankng yang terad pada metode ELECTRE II bersfat kardnal artnya A lebh dsuka dar pada A 2 namun tdak dketahu berapa besar A lebh dsuka dar pada A 2. Oleh karena tu, performa hubungan outrankng kuat dan outrankng lemah tdak dbedakan atau danggap sama. Selanutnya hubungan outrankng tersebut dapat dnyatakan dalam matrks ketetanggaan dsakan pada Tabel

9 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 Tabel 3.4 Matrks Ketetanggaan A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 A 8 A 9 A A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 A 8 A 9 A A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 Tabel 3.5 merupakan matrks transtve closure yang terbentuk dar matrks ketetanggaan dengan menggunakan algortma Warshall : Tabel 3.5 Matrks Transtve Closure A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 A 8 A 9 A A A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 A 7 JML A 9 A 2 2 A 3 6 A 4 3 A 5 7 A 6 2 A 7 8 A 8 2 A 9 4 A A 4 A 2 A 3 8 A 4 6 A 5 3 A 6 5 A 7 JML Jumlah kolom pada matrks transtve closure d atas menunukkan banyaknya ss/busur yang berasal dar alternatf (ttk) tersebut (outdegree) sedangkan umlah bars menunukkan banyaknya ss yang menuu alternatf tersebut (ndegree) termasuk ka terdapat alternatf yang mempunya ss yang berasal dar drnya sendr (terdapat sklk). Teradnya hubungan outrankng sklk dapat dketahu dar matrks transtve closure yang terbentuk yatu apabla dtemukan pada A dengan =. Dengan menghlangkan hubungan pada A dengan =, umlah kolom dan umlah bars pada matrks transtve closure menunukkan 9

10 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 banyaknya suatu alternatf yang mendahulu/mendomnas atau ddahulu/ddomnas selan alternatf tu sendr. Karena pada matrks transtve closure d atas tdak ada sklk maka dapat langsung dgunakan untuk menentukan umlah domnas antar alternatf. Gagasan sederhana yang akan dadkan dasar pada prosedur perangkngan yatu semakn sedkt suatu alternatf ddahulu/ddomnas alternatf yang lan maka alternatf tersebut menempat perngkat lebh tngg sedangkan semakn banyak suatu alternatf mendahulu/mendomnas alternatf yang lan maka alternatf tersebut menempat perngkat lebh tngg. Perangkngan akhr yatu dengan mencar rata-rata tertngg untuk menempat perngkat pertama dan seterusnya. Tabel 3.6 Perangkngan Berdasarkan Indegree, Outdegree dan Perangkngan Akhr No Alternatf Perangkngan Perangkngan Perangkngan Rata-rata Berdasarkan Indegree Berdasarkan Outdegree Akhr A 2,5 2 2 A A ,5 6 4 A A ,5 5 6 A 6 7 A A 8 9 A A 2,5 4 A 8 7 7,5 2 A 2,5 3 3 A ,5 3 4 A A ,5 6 A 6 6 3,5 5 7 A 7 2 Dar hasl perangkngan tersebut, selanutnya dtentukan prortas yatu rangkng pertama menempat prortas pertama dan seterusnya. Berdasarkan hasl peneltan dengan prosedur perangkngan berdasarkan umlah domnas dan nla threshold concordance masng-masng p - =.5959, p o =.6959, p * =.7959 dan dscordance q o =.628, q * =.728, dperoleh prortas pertama yatu A 6 dan A 8 sedangkan prortas kedua A, ketga A 3, keempat A 7, kelma A 5 dan A 6, keenam A 3, ketuuh A 4, kedelapan A 9, kesemblan A 4, kesepuluh A dan A 5, kesebelas A 2 keduabelas A 7, ketgabelas A 2 dan prortas terakhr yatu A. Dar hasl perangkngan tersebut terdapat dua alternatf yang berada pada prortas pertama, namun ka pengambl keputusan hanya ngn mengambl satu alternatf maka hasl perangkngan n belum bsa dadkan sebaga alternatf prortas yang sesua dengan kebakan pengambl keputusan.

11 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 Analss Senstvtas. Analss senstvtas dlakukan dengan merubah beberapa nla threshold concordance dan dscordance. Selanutnya dan hasl perangkngan dsakan pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Hasl Perangkngan Untuk Beberapa Nla Threshold Concordance dan Dscordance Rangkng NO p -, p, p *.6,.7,.8.6,.7,.8.7,.8,.9.7,.8,.9 q o, q *.6,.7.7,.8.6,.7.7,.8 A A A A A A 6 7 A A A A A A A A A A A 7 3 Dar hasl perangkngan pada Tabel 3., pengambl keputusan dapat memlh hasl perangkngan dengan nla threshold concordance masng-masng p - =.7, p o =.8, p * =.9 dan dscordance q o =.7, q * =.8 ka pada prortas pertama hanya satu alternatf yang hendak dplh. Secara umum, untuk beberapa nla threshold concordance yang dberkan, A 6 dan A 8 menempat prortas pertama dan A selalu menempat prortas terakhr. Sedangkan hasl perangkngan dengan nla threshold concordance masng-masng p - =.6, p o =.7, p * =.8 dan dscordance q o =.6, q * =.7 memberkan umlah perangkngan yang palng banyak. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan. berkut: Berdasarkan hasl peneltan dan analss pembahasan dapat dambl kesmpulan sebaga. Perangkngan berdasarkan umlah domnas dapat daplkaskan pada permasalahan penentuan prortas pembangunan kembal hembatan yang rusak akbat bencana banr walaupun terdapat sklk pada graf yang terbentuk.

12 Semnar Nasonal Matematka dan Penddkan Matematka FKIP Unverstas Neger Jember, 23 Jul 2 2. Berdasarkan analss senstftas, perubahan nla threshold concordance dan dscordance Saran. memberkan hasl perangkngan yang berbeda. Dengan memperhatkan uraan pada pembahasan, kesmpulan dan kesultan-kesultan pada saat peneltan maka dsarankan:. Untuk memperoleh prortas yang lebh akurat dsarankan data-data yang dgunakan dperoleh berdasarkan alat evaluas yang lebh bak dan krtera yang lebh banyak. 2. Melakukan analss senstvtas untuk nla threshold concordance dan dscordance yang lan. 3. Membandngkan atau menggabungkan dengan prosedur perangkngan yang lan. DAFTAR PUSTAKA [] Ahn, B.S., Cho, D.H., Km, S.H. (25), Prortzaton of Assocaton Rules In Data Mnng: Multple Crtera Decson Approach, Epert Systems Wth Applcaton, 29: hal [2] Anand, R.P. dan Nagesh K.D. (996), Rankng of Rver Basn Alternatves Usng ELECTRE, Journal des Scences Hydrologques: hal [3] Chen, C.H. dan Huang, W.C. (25), Usng The ELECTRE II Method to Apply and Analyze The Dfferentaton Theory, Procedng of The Eastern Asa Socety for Transportaton Studes, Vol. 5, hal [4] Cptomulyono, U dan Tryant, V (28), Metode MCDM-ELECTRE III Untuk Analss Penetapan Segmen Pemasaran Usaha Jasa Barang Melalu Telpon Untuk Sebuah Supermarket d Kota Surabaya, Jurnal Eksekutf, Volume 5 Nomor. [5] Haroko, A, Hartant, S, Kusumadew, S, Wardoyo, R (26). Fuzzy Mult-Attrbute Deceson Makng. Graha Ilmu, Yogyakarta. [6] Her, S. (28). Teor Bahasa dan Otomata, Lecture Handout, Unverstas Penddkan Indonesa. Bandung. [7] Rosen, Kenneth H (994), Dscrete Mathematcs and Its Applcatons, Thrd Edton, McGraw-Hll, Inc. 2

Untuk menetapkan prioritas tersebut pengambil keputusan memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan

Untuk menetapkan prioritas tersebut pengambil keputusan memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan IMPLEMENTASI METODE ENTROPI DAN ELECTRE II UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KEMBALI JEMBATAN YANG RUSAK AKIBAT BENCANA BANJIR (STUDI KASUS DI KABUPATEN TRENGGALEK) Arf Junad, Prof. Dr. M. Isa Irawan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Semnar Nasonal Inovas Dan Aplkas Teknolog D Industr 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebruar 2017 PEMILIHAN LAHAN TERBAIK UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Helza

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan.

Model SPK. Model optimasi (2) Model optimasi (1) Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 4/30/2017. Tujuan. 4/0/207 Tujuan Metode-metode Optmas dengan Alternatf Terbatas N O V R I N A Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatf-alternatf dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy

Sifat-sifat Operasi Perkalian Modular pada Graf Fuzzy SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 07 Sfat-sfat Operas Perkalan Modular pada raf Fuzzy T - 3 Tryan, ahyo Baskoro, Nken Larasat 3, Ar Wardayan 4,, 3, 4 Unerstas Jenderal Soedrman transr@yahoo.com.au

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) Larasat Ayudha Jurusan Sstem Informas, Sekolah Tngg Manajemen Informatka dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Implementasi Teori Keputusan Penentuan Penerimaan Beasiswa Bagi Mahasiswa FMIPA Universitas Sulawesi Barat JURNAL SAINTIFIK OL.3 NO., JANUARI 07 Implementas Teor Keputusan Penentuan Penermaan Beasswa Bag Mahasswa FMIPA Unverstas Sulawes Barat Hrman Rachman *, Nzar, Unverstas Sulawes Barat emal: manksman0@gmal.com,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran 2 Capaan Pembelajaran METODE OPTIMASI N. Tr Suswanto Saptad Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatfalternatf dalam jumlah yang relatf

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran Abstrak MENGESTIMASI BEBERAPA DATA HILANG (MISSING DATA) DAN ANALISIS VARIANS UNTUK RANCANGAN BLOK ACAK SEMPURNA Oleh : Enny Supartn Departemen Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci