Totok Suwanda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UMY Jalan Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Telp ABSTRACT
|
|
- Susanti Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPTIMALISASI TEKANAN KOMPAKSI, TEMPERATUR DAN WAKTU SINTERING TERHADAP KEKERASAN DAN BERAT JENIS ALUMINIUM PADA PROSES PENCETAKAN DENGAN METALURGI SERBUK Toto Suwanda Jurusan Teni Mesin, Faultas Teni UMY Jalan Lingar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyaarta Telp ABSTRACT Powder metallurgy is one of the manufacturing processes. Upon the process, melting process is not necessary to carry out. The powder is subsequently compacted then sintered. These processes can be conducted either separately or simultaneously. However metallurgy processes have not been commonly developed in Indonesia yet. Therefore it is necessary to carry out preliminary research that serves as a basis for developing of further process. The effect of the independent variables of the process on mechanical and physical properties of the product will be examined. The research was conducted by arranging the independent variables which consist of pressure, temperature and sintering period whereas hardness and density of product are the dependent variables. Aluminum will be water atomized for obtaining the powder. Response surface method is used as the experimental design method. The method can show the effect of the independent variables individually and the interaction among the variables. Data analysis will result mathematic formula showing the functional relation. The research concludes that 170 MPa compaction pressure and C sintering temperature and 40 to 50 minutes range period of sintering produces the maximum Brinell hardness number of 47 BHN. On the other hand, the effect of the independent variables to the density has not been able to be formulated. Keywords : Powder Metallurgy, Response Surface, Compaction Pressure, Sintering Temperature, Sintering Period. PENDAHULUAN Proses metalurgi serbu relatif lebih baru dan memilii beberapa elebihan dibandingan dengan proses pengecoran logam. Namun demiian proses ini tida bisa menggantian sepenuhnya fungsi proses pengecoran. Masing-masing proses memilii elebihan dan eurangan. Kelebihan proses metalurgi serbu di Optimalsasi Teanan Kompasi, Temperatur... (Toto Suwanda) 187
2 antaranya adalah: Efisiensi bahan tinggi, dapat membuat paduan dari bahan yang perbedaan density dan temperatur leburnya cuup tinggi, porositas dan homogenitas produ terontrol, mudah mengatur omposisi paduan. Keuranganeurangan proses metalurgi serbu di antaranya adalah: eterbatasan bentu dan uuran benda yang dapat dibuat. Banya pertanyaan yang dapat diemuaan mengenai proses metalurgi serbu ini. Bagaimana mendapatan serbu untu bahan bau adalah salah satu masalah yang mendasar yang harus dipecahan. Jia serbu bahan sudah diperoleh, bagaimana langah-langah proses dapat dierjaan. Berapa teanan pemadatan harus diberian agar dapat menghasilan green compact yang cuup uat. Berapa temperatur dan watu sintering yang harus diberian agar diperoleh iatan atom yang dianggap cuup uat. Untu bahan yang berbeda tentunya berbeda juga besarnya teanan, temperatur maupun watu sintering yang diperluan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memberian alasan perlunya dilauan penelitian mengenai proses metalurgi serbu. Dari uraian yang telah dipaparan, ada beberapa masalah yang memerluan pemecahan yang dapat dirumusan sebagai beriut: 1. Pengaruh teanan ompasi, temperatur dan watu sintering terhadap eerasan dan berat jenis produ metalurgi serbu belum dietahui dengan pasti.. Pengaruh teanan ompasi, temperatur dan watu sintering terhadap eerasan dan berat jenis produ metalurgi serbu belum dietahui dengan pasti. 3. Teanan ompasi, temperatur dan watu sintering optimum yang menghasilan eerasan dan berat jenis masimum aluminium produ metalurgi serbu belum dietahui dengan pasti. Agar penelitian menjadi terarah dan dapat memberian ejelasan terhadap permasalahan yang dibahas, maa perlu dilauan pembatasan masalah sebagai beriut: Material yang digunaan adalah aluminium. 1. Komposisi imia aluminium tida diperhitungan. Pengaruh pembuatan serbu terhadap aspe-aspe metalurgi diabaian. 3. Penguuran eerasan dengan anga eerasan Brinnel. Penelitian ini dilauan dengan tujuan sebagai beriut. 1. Menentuan model matematis pengaruh teanan ompasi, temperatur dan watu sintering terhadap eerasan aluminium hasil proses metalurgi serbu.. Menentuan model matematis pengaruh teanan ompasi, temperatur dan watu sintering ompasi terhadap eerasan aluminium hasil proses metalurgi serbu. 188 Jurnal Ilmiah Semesta Tenia, Vol. 9, No., 006:
3 3. Menentuan teanan ompasi, temperatur dan watu sintering optimum yang menghasilan eerasan dan berat jenis masimum aluminium produ metalurgi serbu. Penelitian ini bermanfaat sebagai langah awal dari pengembangan proses metalurgi serbu di Indonesia. Dengan demiian aan membantu mengurangi etergantungan industri terhadap impor bahan yang bermutu. Prasetyo (004) melauan penelitian arateristi aluminium hasil proses metalurgi serbu. Bahan dasar serbu yang digunaan dihasilan dengan mengiir batang aluminium. Butiran hasil pengiiran berbentu irreguler. Pemadatan butiran dilauan dengan teanan 0,17 N/mm. Sintering dilauan pada temperatur C, C dan C. Watu sinter 60 menit dan 90 menit. Pada sintering dengan temperatur C dan C gagal arena benda uji terlalu rapuh. Pada temperatur sinter C dan watu sinter 60 menit dihasilan eerasan vicers benda 10,5 (VHN) sedangan dengan watu sinter 80 menit pada temperatur yang sama dihasilan eerasan benda adalah 1,3 (VHN). Pada penelitian tersebut benda uji yang berhasil dibuat hanya dua, sehingga urang mencuupi untu dapat menari esimpulan yang cuup valid. Mamedove (00) menyataan penerapan Rapid-Heating menyebaban terjadinya bypass daerah temperatur rendah yang di tempat itu didominasi oleh sinter transport permuaan yang terendali. Interasi lapisan-lapisan permuaan partiel dengan spesies imiawi reatif dari plasma merupalan fator penting dalam meaisme sinter. Pembuatan Serbu Secara teoritis semua logam dapat dibuat menjadi serbu. Namun demiian tida semua jenis logam coco dibuat dengan proses metalurgi serbu. Beberapa jenis bahan yang sering digunaan pada proses metalurgi serbu adalah: besi, tembaga, aluminium, tin, niel, titanium dan logam-logam yang mudah dipecah. Ada bermacam-macam cara yang digunaan untu pembuatan serbu logam. Atomisasi dilauan untu menghasilan serbu dari bahan-bahan dengan temperatur lebur yang rendah, seperti seng, aluminium, dan timah. Proses ini dilauan dengan melewatan cairan edalam nozel, emudian disemprot dengan udara, uap atau gas. Cara redusi dilauan dengan membuat logam menjadi osidasi, emudian emudian diredusi menjadi serbu. Pencampuran Butiran-butiran serbu yang bervariasi harus terdistribusi merata, sehingga perlu dilauan pencampuran. Di samping untu merataan distribusi butiran, pencampuran ini juga dilauan untu merataan distribusi bahan bahan pada pembuatan paduan. Bahan bahan yang berbeda jenisnya atau berbeda titi leburnya harus tercampur merata. Dengan demiian aan dihasilan benda dengan sifat yang homogen. Optimalsasi Teanan Kompasi, Temperatur... (Toto Suwanda) 189
4 Pemadatan Untu mendapatan benda dengan bentu yang diinginan, perlu dilauan pemadatan serbu dalam cetaan. Pemadatan dilauan dengan memberian teanan pada serbu. Dengan pemadatan aan menaian massa jenis dan iatan antar butir, sehingga cuup uat untu diproses selanjutnya. Serbu yang sudah dipadatan ini disebut green compact. Teanan pemadatan yang diperluan tergantung pada jenis bahan serbu yang berisar antara 70 Mpa (10 si) hingga 800 Mpa (10 si) (Kalpajian,1989). Bahan bahan dengan eerasan rendah, seperti aluminium, uningan, dan perunggu memerluan teanan pemadatan yang rendah. Bahan-bahan dengan eerasan tinggi seperti besi, baja, dan niel paduan memerluan teanan pemadatan yang tinggi. Semain tinggi teanan pemadatan aan menaian berat jenis hingga ondisi optimum. Di atas teanan optimum tersebut, peningatan teanan tida aan memberian pengaruh yang signifian terhadap enaian massa jenis. Sintering Green compact yang dihasilan dari proses pemadatan pada temperatur ruangan belum memilii iatan atom yang memadai. Green compact ini perlu dipanasan terlebih dahulu hingga mencapai temperatur antara 70% hingga 90% dari titi lebur bahan. Proses pemanasan ini disebut proses sintering. Untu bahan aluminium dengan titi lebur 660 o C, temperatur sinternya berisar antara 460 o C hingga 590 o C. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilauan berdasaran rancangan percobaan response surface. Variabel-variabel dalam penelitian ini dielompoan menjadi dua yaitu varibel bebas dan variabel teriat. Variabel bebas adalah variabel-variabel yang nilainya ditentuan sahingga diharapan aan mempengaruhi nilai respon yang aan diuur. Sebagai variabel bebas yang dipilih dalam penelitian ini adalah: besar teanan ompasi (X1) temperatur sintering dengan simbol (X) dan watu sintering (X3). Variabel teriat adalah nilai respon yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini, variabel teriat yang dipilih adalah: eerasan bahan (Y1) dan massa jenis bahan (Y). Pembuatan Serbu Pembuatan sampel untu penelitian dimulai dari pembuatan serbu aluminium dengan cara atomisasi air. Atomisasi air adalah teni yang paling umum untu memprodusi serbu dari logam yang mempunyai titi lebur dibawah C. Proses ini dimulai dengan mencairan aluminium terlebih dahulu. Aluminium yang sudah dicairan emudian dituangan edalam wadah semacam 190 Jurnal Ilmiah Semesta Tenia, Vol. 9, No., 006:
5 ladel yang dilengapi semacam nosel yang digunaan untu mengeluaran cairan aluminium. Ladel ini ditempatan di bagian atas peralatan atomisasi sebagai pengganti furnace.. Proses atomisasi dilauan dengan menyemprotan air yang berteanan tinggi melalui jet sprayer secara langsung pada lelehan logam yang eluar dari nosel ladel, sehingga memasa disintegrasi dari lelehan logam tersebut dan terjadi pemadatan dengan cepat. Serbu logam dihasilan melalui meanisme cratering, splashing, stripping dan bursting. Proses dan meanisme atomisasi dengan teanan air ditunjuan pada Gambar 1. Gambar 1. Proses atomisasi dengan teanan air (German, 1984) Penyiapan Spesimen Uji Spesimen yang aan dibuat adalah silinder pejal dengan diameter 1 mm. Panjang silinder tergantung pada hasil ompasi. Spesimen uji dibuat dengan cetaan seperti pada Gambar. Optimalsasi Teanan Kompasi, Temperatur... (Toto Suwanda) 191
6 Gambar. Cetaan Gambar 3. Spesimen uji Spesimen yang sudah diompasi yang disebut Green compact selanjutnya disinter dalam dapur indusi dengan temperatur sesuai dengan rancangan percobaan (Gambar 3). Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang aan digunaan dalam penelitian ini adalah rancangan metode permuaan respon (respons surface). Prinsip dari rancangan percobaan ini adalah pengubahan variabel-variabel bebas dilauan secara simultan, sehingga pengaruh varibel bebas terhadap respon secara individu maupun 19 Jurnal Ilmiah Semesta Tenia, Vol. 9, No., 006:
7 interasinya segera terlihat. Rancangan percobaan ini terdiri dari dua bagian, yaitu rancangan percobaan orde pertama dan rancangan percobaan orde edua. Rancangan Percobaan Orde Pertama Rancangan percobaan orde pertama menggunaan rancangan fatorial ditambah dengan pengamatan di beberapa level tengah. Rancangan fatorial ini dipilih arena selain dapat menunjuan adanya pengaruh variabel-variabel secara individual juga dapat menunjuan pengaruh interasi antar variabel terhadap respon. Penambabahan pengamatan di beberapa level tengah untu memperoleh tasiran galat percobaan. Rancangan fatorial digunaan untu percobaan yang terdiri dari fator dengan masing-masing variabel diberi ode -1 dan +1. Kode -1 berhubungan dengan level rendah dan ode +1 berhubungan dengan level tinggi. Kode variabel diperoleh dari persamaan: x1 x xt x i (1) x1 x dengan : x i = nilai oding x t = nilai variabel yang sebenarnya x 1 = nilai variabel pada level tinggi x = nilai variabel pada level rendah Nilai sebenarnya untu masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai variabel sebenarnya Level rendah level tengah level tinggi Teanan pemadatan (Mpa) Temperatur sintering ( o C) Watu sintering (menit) Hasil pengodean tersebut digunaan untu menyusun rancangan percobaan orde pertama. Tasiran untu model orde pertama adalah : Z ˆ b b X i () 0 i 1 dengan : Ẑ = tasiran nilai respon b 0 = onstanta b i = oefisien parameter orde pertama X i = variabel bebas i Optimalsasi Teanan Kompasi, Temperatur... (Toto Suwanda) 193
8 Setelah didapatan tasiran untu model orde pertama, emudian dilauan uji lac of fit untu mengetahui apaah ada esesuaian model. Apabila terdapat esenjangan model maa dilauan rancangan percobaan orde edua. Rancangan Percobaan Orde Kedua Rancangan percobaan orde edua disusun untu memperiraan pengaruh vairabel input dan interasi antar variabel terhadap respon. Rancangan ini dipilih berdasaran pertimbangan etelitian relatif dalam menduga parameter model dan banyanya pengamatan yang diperluan. Pada rancangan percobaan orde edua digunaan Central Composite Design (CCD) yang terdiri dari rancangan fatorial ditambah titi-titi pengamatan pada level tengah dan titi asial ( = /4 ), yaitu titi-titi pada sumbu rancangan. Untu percobaan dengan = 3 maa harga = 1,68. Sedang jumlah level tengah adalah 6 (Khuri, 1996). Persamaan model orde edua adalah: Ẑ = 0 + i 1 i X i + i 1 ii X i + i Pendugaan model orde edua dinyataan dalam persamaan beriut: Ẑ = b 0 + i 1 b i X i + i 1 b ii X i + i j j ij X i X j +, (3) b ij X i X j, I < j (4) Untu percobaan dengan =3, pendugaan model orde edua adalah: Ẑ = b 0 + b 1 X 1 + b X + b 3 X 3 + b 11 X 1 + b X + b 33 X 3 + b 1 X 1 X + b 13 X 1 X 3 + b 3 X X 3 (5) Analisa statisti meliputi pengujian dari data yang dihasilan dalam esperimen, dimana hasil yang diperoleh aan membantu dalam menginterpretasian fata-fata yang diperoleh. Teni analisa yang umum dilauan adalah analisa variansi untu mengetahui eberadaan dari sumber-sumber variasi, yaitu model yang terdiri dari suu orde pertama dan suu orde edua serta error yang terdiri dari lac of fit dan pure error. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pembuatan Serbu Pada pembuatan serbu dengan water atomiser menghasilan serbu dengan bentu flae dan irregular. Secara teoritis serbu yang bai adalah berbentu spherical dengan besar butiran urang dari 1 mm. 194 Jurnal Ilmiah Semesta Tenia, Vol. 9, No., 006:
9 Gambar 4. Serbu hasil atomisasi Efisiensi water atomiser pada pembuatan serbu ini sangat rendah, sehingga butiran yang dihasilan dengan uuran urang dari 1 mm sangat sediit. Maa untu pembuatan spesimen uji, dicampur dengan butiran-butiran yang beruuran lebih besar. Rancangan Percobaan Orde Kedua Gambar 5. Foto Water Atomizer Analisa terhadap hasil percobaan orde pertama menunjuan bahwa model matematis yang dibuat tida memadai. Dengan demiian maa digunaan rancangan percobaan orde edua. Berdasaran hasil regresi terhadap data rancangan percobaan orde edua, periraan model persamaan orde edua untu eerasan adalah : Optimalsasi Teanan Kompasi, Temperatur... (Toto Suwanda) 195
10 H = 30,06 +6,39X 1-0,45 X -0,66 X 3 +,30 X 1-3,48 X -0,68 X 3-0,70X 1 X +,1 X 1 X 3 +,55X X 3 (6) dengan H = eerasan Brinnel X 1 = teanan ompasi X = temperature sintering X 3 = watu sintering Hasil analisa varian menunjuan bahwa P-value untu interasi adalah 1,6 dan untu Lac-of Fit adalah 0,076. Pada level pengujian dengan = 0,05, maa P-value untu interasi = 1,6( lebih besar dari ) menunjuan tida adanya interasi variabel yang signifian. Sedangan P-value untu Lac-of Fit =0,76 (lebih ecil dari ) menunjuan tida adanya Lac-of-Fit. Tida ada Lac-of-Fit berarti bahwa model persamaan yang diterapan cuup memadai. Nilai R-squared = 86,7% menunjuan eragaman yang diterangan oleh model. Regresi dan analisa varian terhadap respon berat jenis menghasilan model matematis orde edua sebagai beriut: BJ =,41 + 0,34X 1-0,14X 1-0,06 X -0,06 X 3-0,01X 1 X + 0,X X 3. (7) dengan BJ =berat jenis X 1 = teanan ompasi X = temperature sintering X 3 = watu sintering Berdasaran analisa varians menunjuan adanya Lac-of-Fit pada model tersebut. Model matematis yang dihasilan belum dapat menunjuan hubungan yang jelas pengaruh etiga variabel penelitian secara simultan terhadap respon berat jenis. Pengaruh teanan dan temperatur sintering terhadap eerasan dapat ditampilan dalam grafi ontur pada gambar 6. Dari Gambar 6 terlihat bahwa eerasan masimum H = 45 BHN dapat diperoleh pada teanan ompasi seitar 16 Mpa dan temperatur sintering C. 196 Jurnal Ilmiah Semesta Tenia, Vol. 9, No., 006:
11 Gambar 6. Kontur pengaruh temperatur sintering dan teanan ompasi terhadap eerasan. Sedangan pengaruh teanan dan watu sintering dapat dilihat pada Gambar 6. Pada gambar tersebut terlihat eerasan masimum H = 47 BHN dapat diperoleh pada teanan seitar 170 Mpa dan watu sinter antara 40 hingga 50 menit. Berdasaran edua grafi pada gambar 6 dan gambar 7 maa dapat diperiraan bahwa eerasan masimum aluminium pada penelitian ini dapat diperoleh pada teanan ompasi seitar 170 Mpa, temperatur sintering seitar C dan watu sintering antara 40 menit hingga 50 menit dengan eerasan Brinnel 47. Gambar 7. Kontur pengaruh watu sintering dan teanan ompasi terhadap eerasan. KESIMPULAN Dari analisa dan pembahasan terhadap data hasil penelitian dapat disimpulan bahwa : 1. Variabel teanan ompasi, temperature sintering dan watu sintering berpengaruh secara simultan terhadap eerasan aluminium produ metalurgi Optimalsasi Teanan Kompasi, Temperatur... (Toto Suwanda) 197
12 serbu yang dapat dinyataan dengan model matematis orde edua sebagai beriut : H = 30,06 +6,39X 1-0,45 X -0,66 X 3 +,30 X 1-3,48 X -0,68 X 3-0,70X 1 X +,1 X 1 X 3 +,55X X 3. Pengaruh variabel teanan ompasi, temperatur sintering dan watu sintering terhadap berat jenis aluminium produ metalurgi serbu pada range variabel yang digunaan pada penelitian ini belum dapat dinyataan dengan model matematis yang diharapan. 3. Keerasan aluminium masimum sebesar 47 BHN diperoleh pada teanan ompasi optimum antara16 Mpa hingga170 Mpa, temperatur sinter optimum C dan watu sinter optimum antara 40 hingga 50 menit. 4. Teanan ompasi, temperatur dan watu sintering optimum yang menghasilan berat jenis masimum aluminium produ metalurgi serbu belum dapat ditentuan pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA German, R.M., 1994, Powder Metalurgy Science, second edition, princeton, New Jersey, Kalpajian,S., 1989, Manufacturing Engineering and Technology, Addison- Wesley Publishing Company, New Yor. Khuri, A.A., Cornell, J.A., 1996, Response Surfaces, second edition, Marcel Deer, Inc, New Yor. Mamedove, V.A., Spar Plasma Sintering (Sps) As Advanced Powde r Metallurgy Sintering Method, Powder Metallurgy Progress, Vol (00) No. 1 Prasetyo, M.A., 004, Karateristi Aluminium Hasil Proses Metalurgi Serbu, sripsi, Yogyaarta 198 Jurnal Ilmiah Semesta Tenia, Vol. 9, No., 006:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi
Lebih terperinciPerbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 11 No. 2 (November 2008): 191-198 191 Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting (The Comparison of Hardness
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR
PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciPerhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK
Jurnal APLIKASI Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Perhitungan Kehilangan Pratean Total dengan Memaai Teori Kemunginan M. Sigit Darmawan Dosen Jurusan Diploma Teni Sipil, FTSP - ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT WATER SPRAYER DAN TEKANAN AIR DALAM SPRAYER PUMP TERHADAP HASIL SERBUK ALUMUNIUM PADA PROSES ATOMISASI AIR
PENGARUH SUDUT WATER SPRAYER DAN TEKANAN AIR DALAM SPRAYER PUMP TERHADAP HASIL SERBUK ALUMUNIUM PADA PROSES ATOMISASI AIR Muhammad Budi Nur Rahman & Totok Suwanda Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan
Lebih terperinciANALISIS VARIANSI (ANOVA)
ANALISIS VARIANSI (ANOVA) ANOVA = Analisis Varians (Anava) = Analisis Ragam = Sidi Ragam Diperenalan oleh R.A. Fisher (195) disebut uji F pengembangan dari uji t dua sampel bebas (independent samples t
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciPENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciOPTIMASI FORMULA ADHESIVE PADA POLYVINYL CHLORIDE FILM PRODUKSI DI PT KARYATERANG SEDATI DENGAN METODE RESPON SURFACE
OPTIMASI FORMULA ADHESIVE PADA POLYVINYL CHLORIDE FILM PRODUKSI DI PT KARYATERANG SEDATI DENGAN METODE RESPON SURFACE Shabira Mayestia Alfath, Muhammad Sahid Abar, Adatul Muarromah 3 Mahasiswa S Statistia
Lebih terperinciPENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT
Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium
Lebih terperinciUJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure
8/9/01 UJI TUKEY UJI DUNCAN UJI BARTLETT UJI COCHRAN UJI DUNNET Elty Sarvia, ST., MT. Faultas Teni Jurusan Teni Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Macam Metode Post Hoc Analysis The Fisher
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel
BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel
Lebih terperinciTEORI KINETIKA REAKSI KIMIA
TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciPERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON
PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON M. Sigit Darmawan Dosen Diploma Teni Sipil ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciINTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh
INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinci4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem
Dalam pembahasan terdahulu ita telah mempelajari penerapan onsep dasar probabilitas untu menggambaran sistem dengan jumlah partiel ang cuup besar (N). Pada bab ini, ita aan menggabungan antara statisti
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciPenentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan
Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN PAPAN PARTIKEL DARI TIGA JENIS SERBUK KAYU TERHADAP NILAI KONDUKTIVITAS PANASNYA
PENGRUH KEPDN PPN PRIKEL DRI IG JENIS SERUK KYU ERHDP NILI KONDUKIVIS PNSNY I Gusti Gde adrawada, gung Susilo Jurusan eni Mesin, Faultas enologi Industri Institut Sains & enologi KPRIND Yogyaarta Jl Kalisaha
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciSah Tidaknya Sidik Ragam. Data Bermasalah. Data Bermasalah PERANCANGAN PERCOBAAN (DATA BERMASALAH)
Sah Tidanya Sidi Ragam PERANCANGAN PERCOBAAN (DATA BERMASALAH) Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 Universitas Haluoleo, Kendari dirvamenaboer@yahoo.com http://dirvamenaboer.tripod.com/
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciPEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER
PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER Tantri Windarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Surabaya Jl Raya Kedung Baru 98, Surabaya
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN
PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN *Bagus Sigit Pambudi 1, Rusnaldy 2, Norman Iskandar 2 1
Lebih terperinciMODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM
MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract
Lebih terperinciPROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING
Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja
Lebih terperinciTanggapan Waktu Alih Orde Tinggi
Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciMETODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL. Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
Optimalisasi Produ (Triastuti Wuryandari) METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI PRODUK PADA RANCANGAN FAKTORIAL Triastuti Wuryandari 1, Tati Widiharih 2, Sayeti Dewi Anggraini 3 1,2 Staf Pengajar Program Studi
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)
Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus
Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciStudi Eksperimen Karakteristik Pengeringan Batubara Terhadap Variasi Sudut Blade Pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer
Studi Esperimen Karateristi Pengeringan Batubara Terhadap Variasi Sudut Blade Pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer Ahmad Sefrio dan Prabowo Teni Mesin, Faultas Tenologi Industri, Institut Tenologi Sepuluh
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia
K3 Revisi Antiremed Kelas Kimia Persiapan Penilaian Ahir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARKIM0PAS Version : 06- halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - =0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus
Lebih terperinciTUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I
TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN Nama : Dwi Shinta Marselina A. Pengertian Desain Esperimen BAB I Desain Esperimen Merupaan langah-langah lengap yang perlu di ambil jauh sebelum esperimen dilauan supaya data
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES DENSIFIKASI JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Optimasi Proses Densifiasi Jerami Padi sebagai Bahan Baar Alternatif (Zulifli) OPTIMASI PROSES DENSIFIKASI JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Zulifli Jurusan Teni Kimia, Politeni Negeri Lhoseumawe,
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperinciKurikulum 2013 Kelas 11 Kimia
Kuriulum 03 Kelas Kimia Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARKIM0UAS Version : 06-05 halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - = 0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus dienceran sampai 500 ml
Lebih terperinciKeragaman Struktur Tegakan Hutan Alam Sekunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest
JMHT Vol. XIV, (2): 81-87, Agustus 28 ISSN: 215-157X Keragaman Strutur Tegaan Hutan Alam Seunder The Variability of Stand Structure of Logged-over Natural Forest Abstract Muhdin 1*, Endang Suhendang 1,
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman
JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 271-278 BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman trianisr@yahoo.com.au ABSTRACT.
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK DENGAN PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD
ANALISIS UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK DENGAN PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD Abstra Setyawan Beti Wibowo, Soeadgihardo Siswantoro Program Diploma Teni Mesin, Seolah VoasiUniversitas
Lebih terperinciPendekatan Regresi Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Timur
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (0) -50 (0-9X Print) D- Pendeatan Regresi Nonparametri Spline Untu Pemodelan Laju Pertumbuhan Eonomi (LPE) di Jawa Timur Elfrida Kurnia Litawati dan I Nyoman Budiantara
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD
JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObjePenelitian Obje penelitian merupaan hal yang tida dapat dipisahan dari suatu penelitian. Obje penelitian merupaan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilauan.
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciEstimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter
Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B
Lebih terperinciPERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU
PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah
Lebih terperinciIII DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT
III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR SELEKTIFITAS PENISILIN G TERHADAP FENILASETAT SECARA EKSTRAKSI MEMBRAN CAIR EMULSI DENGAN MENGGUNAKAN CARRIER DIOKTILAMIN
PENENTUAN FAKTOR SELEKTIFITAS PENISILIN G TERHADAP FENILASETAT SECARA EKSTRAKSI MEMBRAN CAIR EMULSI DENGAN MENGGUNAKAN CARRIER DIOKTILAMIN Imam Santoso, Tritiyatma Hadinugraha Ningsih urusan Kimia, Faultas
Lebih terperinciPEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA
PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia
Lebih terperinciPENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang
Lebih terperinciSISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Ruhana Khabibah, Hery Tri Sutanto 2, Yuliani Puji Astuti 3 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu
Lebih terperinciJARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA
JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA Giri Dhaneswara 1) dan Veronica S. Moertini 2) Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Katoli Parahyangan, Bandung Email: 1) rebirth_82@yahoo.com,
Lebih terperincimungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing
. DISTRIUSI INOMIL pabila sebuah oin mata uang yang memilii dua sisi bertulisan ambar () dan nga () dilempar satu ali, maa peluang untu mendapatan sisi ambar adalah,5 atau. pabila oin tersebut dilempar
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining
Lebih terperinciEstimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani
Lebih terperinciPendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas
Lebih terperinciKINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *)
KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR Luqman Buchori, Setia Budi Sasongo *) Abstract Biodiesel were produced by trans-etherification of castor oil with alcohol in the presence of NaOH catalyst.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperinciADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT
Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication
Lebih terperinciStudi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson
1 Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunaan Metode Beda Hingga dan Cran-Nicholson Durmin, Drs. Luman Hanafi, M.Sc Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi
Lebih terperinciPENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR
PENENTUAN ELEVASI PERMUKAAN AIR BERDASARKAN DATA SERIES TINGGI TEKANAN AIR Andi Rusdin* * Series data of sea surface elevation is required to determine the parameters of tidal and wave parameters. The
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana
K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas
Lebih terperinciDalam penelitian ini ditentukan spesifikasi awal. b. Langkah piston (S) = 3,8 cm. c. Jumlah Silinder = 1
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Data Awal Spesifiasi Kompresor Dalam penelitian ini ditentuan spesifiasi awal perhitungan adalah sebagai beriut : a. Diameter silinder (D) = 5,1 cm b. Langah piston (S) = 3,8 cm c.
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Watu Penelitian dilasanaan di laboratorium ultur jaringan Departemen Agronomi dan Hortiultura IPB Darmaga. Penelitian berlangsung dari bulan April sampai dengan September 2009.
Lebih terperinciPenerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik
Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciKENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi
KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA Thiang, Resmana, Wahyudi Jurusan Teni Eletro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalanerto 121-131 Surabaya Email : thiang@petra.ac.id,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinci