BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN REPRESENTASI SOSIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN REPRESENTASI SOSIAL"

Transkripsi

1 66 BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN REPRESENTASI SOSIAL Bab ini akan membahas tentang hubungan antara karakteristik responden dengan representasi sosial melalui hasil uji statistika. Berikut adalah hasil dari uji statistika pada penelitian ini: Tabel 16. Nilai Probabilitas antara Karakteristik Responden dengan Sikap, Keyakinan dan Informasi tentang TPI. Karakteristik Sikap Keyakinan Informasi Alat Tangkap 1 0,000* 0,000* 0,002* Status 1 0,003* 0,042* 0,059 Tingkat Pendapatan 2 0,607 (0,084) Tingkat Pengalaman 2 0,278 (0,176) Tingkat Usia 2 0,912 (-0,018) Tingkat Pendidikan 2 0,299 (-0,169) 0,930 (0,014) 0,600 (-0,086) 0,062 (-0,298) 0,367 (0,146) Keterangan: Tanda (*) menunjukkan nilai probabailitas signifikan. Nilai yang berada dalam tanda kurung menunjukkan nilai koefisien korelasi. 1. Diuji menggunakan uji Chi-Square. 2. Diuji menggunakan uji korelasi Spearman. 0,049* (0,314) 0,502 (0,109) 0,746 (0,053) 0,445 (0,124) Tabel 16 menunjukkan bahwa terdapat variabel yang memiliki keterkaitan maupun tidak memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek representasi sosial. Penjelasan lebih lanjut mengenai tabel tersebut akan diberikan pada subbab-subbab selanjutnya. Elemen representasi sosial berupa opini akan diukur secara kualitatif untuk melihat bagaimana kaitannya dengan karakteristik responden. 7.1 Hubungan antara Alat Tangkap dengan Representasi Sosial Nilai probabilitas yang muncul pada uji Chi-Square antara alat tangkap dengan sikap responden adalah 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Nilai probabilitas tersebut membuktikan bahwa terdapat perbedaan sikap yang muncul pada responden dengan alat tangkap yang berbeda. Tabel 17 berikut menunjukkan

2 67 bahwa nelayan dengan alat tangkap berupa pancing, gardan dan payang cenderung memiliki sikap yang netral kepada TPI. Nelayan dengan alat tangkap jaring rampus dan jaring apollo cenderung memiliki sikap yang positif kepada TPI. Jika dilihat secara umum sikap nelayan terhadap TPI adalah netral, yaitu 23 responden atau 57,5 persen. Perbedaan sikap yang muncul pada nelayan yang menggunakan alat tangkap berbeda cukup beralasan, karena alat tangkap menentukan pemanfaatan terhadap TPI oleh responden. Tabel 17. Sikap Responden terhadap TPI Berdasarkan Alat Tangkap yang Digunakan. Alat Tangkap Sikap terhadap TPI Negatif Netral Positif n % n % n % n % Jaring Rampus ,0 5 12, ,5 Gardan 1 2,5 3 7,5 0 0,0 4 10,0 Pancing 3 7, ,5 0 0, ,0 Jaring Apollo 1 2,5 0 0,0 3 7,5 4 10,0 Payang 0 0,0 1 2,5 0 0,0 1 2,5 9 22, ,5 8 20, ,0 Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat dua sub komunitas pada nelayan Desa Surya Bahari, yaitu nelayan pancing dan nelayan non-pancing. Nelayan pancing hanya memanfaatkan tengkulak untuk menyalurkan hasil tangkapannya, sedangkan nelayan non-pancing memiliki pola pendistribusian hasil tangkap yang lebih fleksibel. Nelayan non-pancing bahkan banyak yang memanfaatkan TPI dan tengkulak secara bersamaan. Perbedaan tersebut tentu akan mempengaruhi sikap para responden. Hal ini dibuktikan dengan sikap positif yang ditunjukkan responden pengguna alat tangkap berupa jaring rampus dan apollo, mereka adalah reponden yang dalam kesehariannya telah memanfaatkan TPI, sedangkan responden yang menggunakan alat tangkap pancing memiliki kecenderungan untuk bersikap netral terhadap TPI. Hasil uji Chi-Square antara variabel alat tangkap dan variabel aspek keyakinan responden menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,000, sehingga terdapat perbedaan keyakinan antara responden dengan alat tangkap yang berbeda.

3 68 Tabel 18. Keyakinan Responden terhadap TPI Berdasarkan Alat Tangkap yang Digunakan. Keyakinan terhadap TPI Alat Tangkap Negatif Netral Positif N % n % n % n % Jaring Rampus 6 15,0 0 0,0 5 12, ,5 Gardan 1 2,5 3 7,5 0 0,0 4 10,0 Pancing 3 7, ,5 0 0, ,0 Jaring Apollo 0 0,0 1 2,5 3 7,5 4 10,0 Payang 0 0,0 1 2,5 0 0,0 1 2, , ,0 8 20, ,0 Tabel tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa nelayan cenderung memiliki keyakinan yang netral terhadap TPI, yaitu mencapai 22 responden atau 55,0 persen. Keyakinan positif dimiliki oleh nelayan dengan alat tangkap berupa jaring rampus (12,5 persen) dan apollo (7,5 persen). Namun pada nelayan jaring rampus terlihat keyakinan yang berbeda satu sama lain, 5 orang responden dari nelayan jaring rampus memiliki keyakinan yang positif, sedangkan 6 orang lainnya memiliki keyakinan yang negatif terhadap TPI. Hasil uji Chi-Square antara alat tangkap dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki responden menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,002, maka terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pada responden dengan alat tangkap yang berbeda. Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden dipengaruhi oleh banyaknya informasi tentang TPI yang mereka miliki. Secara umum responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang TPI, sehingga dapat dikatakan, informasi tentang TPI Cituis yang dimiliki responden pada umumnya telah cukup. Tabel 19. Tingkat Pengetahuan Responden tentang TPI Berdasarkan Alat Tangkap yang Digunakan. Tingkat Pengetahuan tentang TPI Alat Tangkap Rendah Sedang Tinggi n % n % n % n % Jaring Rampus 0 0,0 2 5,0 9 22, ,5 Gardan 0 0,0 4 10,0 0 0,0 4 10,0 Pancing 4 10, ,0 0 0, ,0 Jaring Apollo 0 0,0 1 2,5 3 7,5 4 10,0 Payang 1 2,5 0 0,0 0 0,0 1 2,5 5 12, , , ,0

4 69 Tabel 19 tersebut menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah nelayan dengan alat tangkap jaring rampus (22,5 persen) dan jaring apollo (7,5 persen). Nelayan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang berasal dari nelayan pancing (10,0 persen) dan payang (2,5 persen). Nelayan jaring rampus dan jaring apollo yang menjadi responden adalah nelayan yang telah memanfaatkan TPI, sehingga mereka memang sudah sering berinteraksi dengan pihak TPI. Hal tersebut menjadi salah satu faktor baiknya pengetahuan yang mereka miliki. Banyaknya interaksi dengan pihak TPI telah memberikan banyak informasi mengenai TPI itu sendiri. Responden yang merupakan nelayan pancing selalu memanfaatkan tengkulak untuk menjual hasil tangkapannya, mereka hampir tidak pernah bersinggungan dengan kegiatan di TPI. Hal tersebut membuat informasi tentang TPI yang mereka terima bisa jadi tidak valid karena tidak berasal langsung dari pihak TPI. Pada sisi lain, responden yang menggunakan alat tangkap payang selalu memanfaatkan TPI, namun tingkat pengetahuannya ternyata masuk ke dalam kategori kurang. Hal ini dapat dikarenakan nelayan yang menjadi responden memang tidak aktif dalam mencari informasi mengenai TPI. Selain itu jumlah responden yang berasal dari nelayan payang dirasa memang belum mencukupi untuk mengkaji lebih lanjut kecenderungan tingkat pengetahuan yang dimiliki nelayan tersebut. Responden yang merupakan nelayan pancing sebagian besar memiliki opini yang netral, dalam artian mereka mengakui bahwa keberadaan TPI memberikan manfaat kepada nelayan di Desa Surya Bahari secara umum, namun secara pribadi mereka sendiri tidak merasa membutuhkan TPI. Hubungan yang terjadi antara nelayan pancing dengan tengkulak dirasa telah menjadi zona nyaman yang dimiliki oleh nelayan pancing. Banyak dari mereka tidak merasa keberatan atas konsekuensi atas ikatan yang mereka jalin dengan tengkulak. 7.2 Hubungan antara Status Responden dengan Representasi Sosial Hasil uji Chi-Square antara status responden dan sikapnya terhadap TPI menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,003. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan sikap yang muncul pada responden dengan status yang berbeda. Responden yang berstatus sebagai ABK cenderung memiliki sikap yang netral,

5 70 begitu pun dengan responden yang berstatus sebagai nakhoda, sedangkan responden yang berstatus sebagai juragan memiliki kecenderungan untuk bersikap positif terhadap TPI. Nelayan yang berstatus sebagai ABK dan nakhoda pada tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan kemana hasil tangkapan mereka akan disalurkan, kewenangan tersebut dimiliki oleh nelayan juragan. TPI sebagai salah satu pilihan untuk menyalurkan hasil tangkap tentu saja akan mendapatkan perhatian lebih dari nelayan juragan, mereka harus mengetahui berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki TPI karena hal tersebut akan mempengaruhi keputusan mereka untuk menetapkan pola distribusi yang akan mereka gunakan. Tabel 20. Sikap Responden terhadap TPI Berdasarkan Status. Sikap terhadap TPI Status Responden Negatif Netral Positif n % n % n % n % ABK 5 12, ,5 0 0, ,0 Nakhoda 1 2,5 1 2,5 0 0,0 2 5,0 Juragan 3 7,5 1 2,5 8 20, ,0 9 22, ,5 8 20, ,0 Sikap positif pada nelayan juragan dapat muncul karena mereka sering berinteraksi dengan TPI dalam rangka pemenuhan tanggung jawabnya sebagai pembuat keputusan. Sikap netral dan negatif muncul pada nelayan ABK dan nakhoda, karena mereka lebih pasif dalam hal penyaluran hasil tangkap, sehingga jarang berinteraksi dengan pihak TPI. Tabel 21. Keyakinan terhadap TPI Berdasarkan Status. Keyakinan terhadap TPI Status Responden Negatif Netral Positif n % n % N % n % ABK 7 17, ,5 0 0, ,0 Nakhoda 1 2,5 1 2,5 0 0,0 2 5,0 Juragan 2 5,0 2 5,0 8 20, , , ,0 8 20, ,0 Nilai probabilitas yang muncul pada uji Chi-Square antara variabel status responden dan aspek keyakinan terhadap TPI adalah sebesar 0,042, sehingga keyakinan terhadap TPI berbeda pada tiap status responden. Pada tabel tabulasi silang antara status responden dengan keyakinan terhadap TPI, terlihat bahwa responden yang memiliki keyakinan positif adalah responden yang memiliki

6 71 status sebagai juragan. Hal ini dapat menjelaskan tentang adanya perbedaan keyakinan yang mencolok pada kelompok responden yang berasal dari nelayan jaring rampus. Nelayan jaring rampus yang memiliki sikap negatif adalah mereka yang memiliki status sebagai ABK, sedangkan nelayan jaring rampus yang memiliki keyakinan positif terhadap TPI adalah nelayan yang berstatus sebagai juragan. Nelayan juragan memiliki keyakinan yang lebih positif dibandingkan nelayan ABK dan nakhoda karena secara ekonomi nelayan juragan lebih diuntungkan dengan adanya TPI. Di sisi lain, nelayan ABK dan nakhoda tidak begitu dapat merasakan manfaat TPI karena penghasilan mereka tergantung kepada juragannya. Hasil uji Chi-Square antara status responden dengan tingkat pengetahuannya menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,059 (lihat tabel 16), nilai tersebut lebih besar dibandingkan nilai probabilitas default yang berlaku pada program SPSS yang digunakan untuk menguji. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara status responden dengan tingkat pengetahuan tentang TPI yang dimiliki. Hal ini dapat dikarenakan meskipun responden berstatus sebagai juragan, namun ketika responden tersebut menggunakan alat tangkap pancing, ternyata tingkat pengetahuannya tentang TPI dikategorikan rendah. Tingkat pengetahuan tentang TPI yang dapat dikategorikan tinggi dimiki oleh responden yang berstatus sebagai juragan dan menggunakan alat tangkap nonpancing. Opini terhadap TPI yang muncul dari responden yang merupakan nelayan non-pancing ternyata cukup beragam. Opini yang bersifat negatif dan netral lebih banyak diberikan oleh responden yang berstatus sebagai ABK dan nakhoda, sedangkan opini positif cenderung berasal dari responden yang berstatus sebagai juragan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan TPI lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh responden yang berstatus sebagai juragan. Sebagai pemilik modal, nelayan juragan memang mendapatkan pemasukan yang lebih daripada nelayan yang berstatus sebagai nakhoda atau ABK. Keberadaan TPI yang dapat membantu penjualan hasil tangkap tentu saja sangat bermanfaat bagi nelayan juragan sebagai pemilik modal, yang sangat membutuhkan masukan yang lancar sehingga dapat dipergunakan untuk kegiatan melaut berikutnya.

7 Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Representasi Sosial Hasil uji korelasi Spearman antara variabel tingkat pendapatan dan tingkat pengetahuan tentang TPI menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,049, dengan demikian maka terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0,314, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi adalah responden yang telah memanfaatkan TPI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang telah memanfaatkan TPI cenderung memiliki pendapatan yang lebih baik dibandingkan yang belum. Tabel 22. Tingkat Pengetahuan Responden tentang TPI Berdasarkan Tingkat Pendapatan. Tingkat Pengetahuan tentang TPI Tingkat Pendapatan Rendah Sedang Tinggi n % n % n % n % Rendah 3 7, ,5 5 12, ,5 Sedang 2 5,0 1 2,5 7 17, ,0 Tinggi 0 0,0 1 2,5 0 0,0 1 2,5 5 12, , , ,0 Tingkat pendapatan juga berpengaruh atas opini yang dimiliki responden. Mayoritas responden dengan tingkat pendapatan rendah memberikan opini yang netral, sedangkan responden yang memiliki tingkat pendapatan lebih tinggi biasanya memiliki opini yang lebih beragam, ada opini yang positif maupun negatif. Opini positif datang dari responden yang telah memanfaatkan TPI, sedangkan opini yang negatif datang dari reponden yang belum memanfaatkan TPI. 7.4 Hubungan antara Tingkat Pengalaman dengan Representasi Sosial Tingkat pengalaman mengacu kepada berapa lama responden bekerja sebagai nelayan. Berdasarkan hasil uji statistika terlihat bahwa tingkat pengalaman tidak memiliki hubungan yang nyata dengan beberapa aspek representasi sosial, yaitu: sikap, keyakinan dan informasi. Hasil uji korelasi Spearman antara variabel tingkat pengalaman dengan tingkat pengetahuan responden menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,502, dengan demikian dapat

8 73 diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengalaman dengan tingkat pengetahuan responden tentang TPI. Opini yang muncul dari responden juga tidak dapat dikategorikan berdasarkan tingkat pengalamannya. Responden yang memiliki tingkat pengalaman tinggi belum tentu memiliki opini yang positif tentang TPI, begitu juga sebaliknya. 7.5 Hubungan antara Tingkat Usia dengan Representasi Sosial Tingkat usia responden ternyata tidak memiliki hubungan yang nyata dengan aspek representasi sosial. Sikap dan keyakinan yang positif terhadap TPI Cituis dapat muncul pada responden dengan usia kurang dari 31 tahun maupun lebih dari itu, tergantung kepada karakteristik responden yang lebih memiliki keterkaitan dengan representasi sosial, yaitu alat tangkap yang digunakan, status dan tingkat pendapatannya. Nilai probabilitas yang muncul dari uji korelasi antara variabel tingkat usia dengan tingkat pengetahuan adalah sebesar 0,746, dengan demikian tidak terdapat hubungan antara tingkat usia responden dengan tingkat pengetahuannya tentang TPI. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa tingkat usia responden tidak berhubungan dengan salah satu aspek representasi sosial, yaitu informasi. Opini responden sangat beragam di berbagai tingkatan umur. Hal ini menujukkan bahwa opini responden tidak dapat diprediksi dari tingkatan usianya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat variabel lain yang memiliki keterkaitan dengan representasi sosial responden. 7.6 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Representasi Sosial Nilai probabilitas antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden adalah sebesar 0,445. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan tentang TPI yang dimiliki, sehingga tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap aspek informasi pada representasi sosial. Hasil uji antara variabel tingkat pendidikan dengan aspek-aspek representasi sosial lainnya, menunjukkan hal serupa, yaitu tidak ada hubungan yang nyata.

9 74 Opini responden tidak dapat dikategorikan ke dalam tingkatan pendidikan yang dicapainya. Selain itu, mayoritas pendidikan responden yang hanya sampai pada tingkat Sekolah Dasar membuat tingkat pendidikannya cenderung homogen. 7.7 Ikhtisar Jenis alat tangkap adalah karakteristik yang sangat berkaitan dengan representasi sosial tentang TPI yang dimiliki responden. Terdapat perbedaan representasi sosial tentang TPI pada responden yang berbeda alat tangkap. Status responden juga cukup berkaitan dengan representasi sosialnya. Karakteristik responden selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan representasi sosial tentang TPI adalah tingkat pendapatan. Elemen representasi sosial yang dianggap memiliki hubungan positif dengan tingkat pendapatan responden adalah elemen informasi. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pendapatan responden maka semakin baik elemen informasi pada representasi sosialnya. Representasi sosial pada responden yang berstatus sebagai juragan menunjukkan bahwa kedudukan juragan yang lebih tinggi secara ekonomi memberikan akses yang lebih besar kepada pengetahuan tentang TPI, sehingga mereka lebih paham mengenai keuntungan yang dapat mereka terima dengan memanfaatkan TPI. Karakteristik responden berupa tingkat pengalaman, usia dan pendidikan nampaknya tidak begitu berkaitan dengan representasi sosial tentang TPI. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman dan usia dengan representasi sosial tentang TPI yang dimiliki responden.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 5 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Representasi Sosial Representasi sosial merupakan suatu teori yang dirintis oleh pemikiran seorang peneliti Psikologi Sosial, Serge Moscovici, sehingga

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS 86 BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai hubungan perilaku konsumsi dengan sikap terhadap singkong, jagung, dan ubi.

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN 40 6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN Tujuan akhir dari usaha penangkapan payang di Desa Bandengan adalah meningkatkan kesejahteraaan nelayan bersama keluarga. Karena itu sasaran dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik

Lebih terperinci

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan 13 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang dilakukan di PPN Palabuhanratu. Sebagai kasus dalam penelitian ini adalah kondisi perikanan yang berbasis di pelabuhan ini dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Abstract... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman Abstract... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Abstract... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

5.3.4 Persepsi Responden terhadap Pengembangan Karir di PTBA Analisis Hubungan Sistem Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karir

5.3.4 Persepsi Responden terhadap Pengembangan Karir di PTBA Analisis Hubungan Sistem Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karir DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT NELAYAN DENGAN STRATEGI SOSIAL DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN 7.1. Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Strategi Sosial 7.1.1. Hubungan Usia dengan Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Kranji merupakan desa yang ada di wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Secara georgafis Desa Kranji terletak di utara pesisir Pulau Jawa, yang

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam

Lebih terperinci

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG 66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran

Lebih terperinci

BAB VIII HUBUNGAN PERUBAHAN PEREKONOMIAN NELAYAN DENGAN POLA ADAPTASI NELAYAN

BAB VIII HUBUNGAN PERUBAHAN PEREKONOMIAN NELAYAN DENGAN POLA ADAPTASI NELAYAN 102 BAB VIII HUBUNGAN PERUBAHAN PEREKONOMIAN NELAYAN DENGAN POLA ADAPTASI NELAYAN Terdapat empat variabel perubahan ekonomi responden nelayan non pariwisata dengan nelayan pariwisata dianalisis hubungannya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan pernah terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang termasuk didalamnya adalah Sumber Daya Manusia. Karena Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Dalam penelitian ini, responden yang digunakan adalah mahasiswa atau mahasiswi di Universitas X Jakarta yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Kriteria

Lebih terperinci

REPRESENTASI SOSIAL TENTANG TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PADA NELAYAN

REPRESENTASI SOSIAL TENTANG TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PADA NELAYAN REPRESENTASI SOSIAL TENTANG TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PADA NELAYAN (Kasus TPI Cituis, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten) Oleh: Wina Ekawati I34070049 Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Desember 2011 dan Bulan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN A. Hasil Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS atau uji analsis regresi berganda, pada pengujian ini digunakan dua pengujian yaitu uji asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brondong dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong di Jalan Raya Brondong

BAB III METODE PENELITIAN. Brondong dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong di Jalan Raya Brondong BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong di Jalan Raya Brondong No. 17

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR LAMPIRAN...xiv

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR LAMPIRAN...xiv DAFTAR ISI DAFTAR ISI....viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR LAMPIRAN....xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.... 1 1.2. Rumusan Masalah.... 8 1.3. Tujuan Penelitian....10 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Manusia pada hakikatnya adalah sebagai mahluk individu sekaligus mahluk sosial. Manusia sebagai mahluk sosial dimana manusia itu sendiri memerlukan interaksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah.. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan kerja pada buruh pabrik kerupuk Palembang X di Bandung. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sendang Biru merupakan salah satu kawasan pesisir yang menjadi prioritas dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa Tmur. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. a. Di mulai dengan perumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. a. Di mulai dengan perumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Di mulai dengan perumusan masalah b. Menentukan variabel penelitian c. Melakukan studi kepustakaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. pendidikan formal yang ada di Bandung menghadapi persaingan yang semakin

ABSTRAK. pendidikan formal yang ada di Bandung menghadapi persaingan yang semakin ABSTRAK Pada zaman globalisasi, sekolah-sekolah swasta penyelenggara pendidikan formal yang ada di Bandung menghadapi persaingan yang semakin tinggi, dimana semakin banyak orang tua yang memikirkan masa

Lebih terperinci

BAB 8 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN PERILAKU PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. Perilaku Pengunjun g

BAB 8 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN PERILAKU PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. Perilaku Pengunjun g BAB 8 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN PERILAKU PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Hasil pengujian korelasi antara karakteristik dengan perilaku Agrowisata Kebun Raya Bogor dapat disajikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. survei. Penelitian ini bertujuan untuk membuat uraian, gambaran secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. survei. Penelitian ini bertujuan untuk membuat uraian, gambaran secara 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan teknik survei. Penelitian ini bertujuan untuk membuat uraian, gambaran

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Karangantu merupakan suatu pelabuhan yang terletak di Kota Serang dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar

Lebih terperinci

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram. 155 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang akan diuraikan pada bab IV ini terdiri dari empat bagian yaitu: deskripsi data, pengujian persyaratan analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Menurut Kerlinger & Lee (2000: 599), survei digunakan pada populasi besar maupun

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA 6.1 Konflik Peran Konflik peran ganda merupakan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dalam menjalankan kewajiban atau tuntutan peran yang berbeda secara bersamaan. Konflik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 78 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang terdapat di Kota Bandar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Analisisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga Responden Dari hasil penyebaran kuisioner didapat data

Lebih terperinci

Tabel 15. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Pendapatan Tahun 2011

Tabel 15. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Pendapatan Tahun 2011 59 BAB VII HUBUNGAN PENGARUH TINGKAT PENGUASAAN LAHAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI 7.1 Hubungan Pengaruh Luas Lahan Terhadap Tingkat Pendapatan Pertanian Penguasaan lahan merupakan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Adapun deskripsi karakteristik responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin dan usia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi kerja dan kinerja supervisor pada perusahaan jasa konstruksi X Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Ambarawa terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah sekitar 30 km ke arah selatan Ungaran (Ibukota Kab. Semarang). Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu.

III. METODE PENELITIAN. mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu. 36 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud mengadakan

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN KERJ A ANTAR LAPISAN MASYARAKAT NELAYAN DALAM ASPEK PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN

POLA HUBUNGAN KERJ A ANTAR LAPISAN MASYARAKAT NELAYAN DALAM ASPEK PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN fi!-"la POLA HUBUNGAN KERJ A ANTAR LAPISAN MASYARAKAT NELAYAN DALAM ASPEK PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN ( Studi Kasus pada Dua Kelurahan di Kecamatan Bitung Tengah, Kota Madya Bitung, Propinsi Sulawesi Utara)

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN KERJ A ANTAR LAPISAN MASYARAKAT NELAYAN DALAM ASPEK PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN

POLA HUBUNGAN KERJ A ANTAR LAPISAN MASYARAKAT NELAYAN DALAM ASPEK PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN fi!-"la POLA HUBUNGAN KERJ A ANTAR LAPISAN MASYARAKAT NELAYAN DALAM ASPEK PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN ( Studi Kasus pada Dua Kelurahan di Kecamatan Bitung Tengah, Kota Madya Bitung, Propinsi Sulawesi Utara)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 61 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1.Jenis atau Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menjelaskan sebab - akibat dari suatu variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri atas

III. METODE PENELITIAN. mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri atas III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan rancangan penelitian kausal karena bertujuan untuk mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan metode survai,

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI PENGOPERASIAN KOMPUTER TERHADAP KETELITIAN Disusun Oleh : Egrie Prihatningtias H.Y.

PENGARUH POSISI PENGOPERASIAN KOMPUTER TERHADAP KETELITIAN  Disusun Oleh : Egrie Prihatningtias H.Y. PENGARUH POSISI PENGOPERASIAN KOMPUTER TERHADAP KETELITIAN http://www.gunadarma.ac.id/ Disusun Oleh : Nama : Egrie Prihatningtias H.Y. NPM : 3433 Latar Belakang Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Identifikasi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakteristik Nelayan Tangkap Kelurahan Untung Jawa. Pulau Untung Jawa yang berbasis sumberdaya perikanan menyebabkan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakteristik Nelayan Tangkap Kelurahan Untung Jawa. Pulau Untung Jawa yang berbasis sumberdaya perikanan menyebabkan VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Nelayan Tangkap Kelurahan Untung Jawa Pulau Untung Jawa yang berbasis sumberdaya perikanan menyebabkan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Sekitar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data Uji kualitas dan instrumen data digunakan untuk mengetahui bagaimana data yang dipakai, apakah telah memenuhi kriteria validitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT.

Lebih terperinci

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Roisul Ma arif, Zulkarnain, Sulistiono P4W LPPM IPB

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET 6.1. Persepsi Responden Terhadap Merek Pada penelitian ini responden diminta untuk mengisi kuesioner terkait dengan penilaian mereka terhadap desain

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI 7.1 Keragaan Kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan Keragaan adalah penampilan dari kelompok tani yang termasuk suatu lembaga,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pangandaran, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, UPTD Kabupaten Pangandaran, KUD

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Dukungan peer group dan Motivasi Berprestasi pada siswa-siswi SMA X, Bandung. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene BAB III METODE PENELITIAN 31 Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum perikanan tangkap di Indonesia masih didominasi oleh usaha perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya 15% usaha perikanan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiyono (2002, p11) jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang memiliki hubungan kausal, mendefinisikan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di pasar yang ada di Kabupaten Tangerang, yaitu Pasar komplek garuda, yang beralamat di Jalan Raya kampung

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) memaparkan bahwa keterampilan berkomunikasi penting agar dapat berkomunikasi dengan efektif

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 54 BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden Penelitian ini memiliki responden sebanyak 30 orang, jumlah ini didapatkan dari banyaknya aparatur Desa Bantarjati, dari mulai anggota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara maritim, karena memiliki lautan lebih luas dari daratannya, sehingga biasa juga disebut dengan Benua Maritim

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL ANALISA. Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis

BAB IV PEMBAHASAN HASIL ANALISA. Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis BAB IV PEMBAHASAN HASIL ANALISA Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis besar tentang gambaran atau deskripsi lokasi penelitian, identitas responden, pembuktian tingkat validitas dan

Lebih terperinci

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian METODE Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA. Kabupaten Tuban yang dikenal sebagai Kota Wali juga Kota. pantai utara Jawa Timur dengan titik koordinat 111º30-112º35 BT dan

BAB IV PENYAJIAN DATA. Kabupaten Tuban yang dikenal sebagai Kota Wali juga Kota. pantai utara Jawa Timur dengan titik koordinat 111º30-112º35 BT dan BAB IV PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Tuban Kabupaten Tuban yang dikenal sebagai Kota Wali juga Kota Tuak adalah salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bekasi yang beralamat di Jalan Belanak II, Perumnas II, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON 28 5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON Perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon memiliki prasarana perikanan seperti pangkalan pendaratan ikan (PPI). Pangkalan pendaratan ikan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2012, adapun tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kecamatan Juntinyuat

Lebih terperinci

BAB VI PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA

BAB VI PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA BAB VI PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA 6.1 Pengembangan Kegiatan Usahatani Anggota Pengembangan usatani dapat terlihat melalui penerapan diversifikasi usahatani yang dilakukan, peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA 4.1. Analisis Deskriptif Gambaran sekilas statistik deskriptif perolehan data Iventori dan sub Iventori Kecerdasan Emosi belajar serta prestasi belajar Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam upaya menggambarkan bagaimana kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian mengenai analisis pengaruh atribut produk terhadap

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian mengenai analisis pengaruh atribut produk terhadap BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian smartphone blackberry, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Persamaan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja pada karyawan bagian divisi produksi PT X di kota Cikampek. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara

BAB IV PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara BAB IV PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel tingkat pengetahuan mengenai interior Jawa terhadap variabel citra corporate identity Mirota Batik, dimana

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan tempat pada penelitian ini dilakukan secara purposive didasarkan pada cakupan wilayah siaran (coverage area) RRI Bogor Pro 1 FM 93,75 MHz yakni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dalam upaya mengetahui hubungan antara minat membaca siswa SMA Negeri 1 Sumber dan kemampuan memahami isi sebuah teks bahasa Jerman

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 25 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 yang bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta Utara. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Keseluruhan dari paparan penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara media luar ruang D&I skin centre terhadap Brand Awareness, diantaranya dapat dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan alur sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

7 KAPASITAS FASILITAS

7 KAPASITAS FASILITAS 71 7 KAPASITAS FASILITAS 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di PPI Cituis sejak tahun 2000 hingga sekarang dikelola oleh KUD Mina Samudera. Proses lelang, pengelolaan, fasilitas,

Lebih terperinci

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi 61 Bab V Evaluasi Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah-langkah evaluasi kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Evaluasi kerangka kerja bertujuan mendapatkan informasi yang luas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Pelaksanaan dan Hasil Survei Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuisioner sebagai sumber data. Kuisioner dikirim ke masing masing responden disertai surat permohonan

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekaran kuantitatif memiliki peranan penting dalam membantu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekaran kuantitatif memiliki peranan penting dalam membantu 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Pendekaran kuantitatif memiliki peranan penting dalam membantu pengambilan keputusan. Ada beberapa tahapan dalam pendekaran kuantitatif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif dilaksanakan

Lebih terperinci

KORELASI OLEH: JONATHAN SARWONO

KORELASI OLEH: JONATHAN SARWONO KORELASI OLEH: JONATHAN SARWONO 4.1 Mengenal Korelasi 56 4.2 Kegunaan Korelasi 4.3 Konsep Linieritas dan Korelasi 57 4.4 Asumsi Asumsi Dalam Korelasi 4.5 Karakteristik Korelasi 58 4.6 Pengertian Koefesien

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Setiap melakukan penelitian ilmiah perlu ditetapkan metode. Suatu metode penelitian akan memberikan arah dan cara untuk memecahkan suatu permasalahan penelitian

Lebih terperinci