BAB III PENYAJIAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PENYAJIAN DATA"

Transkripsi

1 BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini akan dideskripsikan mengenai data setiap variabel yang diukur dalam penelitian ini didasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada responden, yaitu para remaja di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Terdapat variabel yang diukur terdiri dari variabel independen (X) yaitu komunikasi terpersonal, variabel dependen (Y) pergeseran bahasa Jawa Masingmasing variabel tersebut diberi penilaian tertentu sesuai dengan tanggapan dan jawaban yang ada pada kuesioner. A. Karakteristik 1. Gambaran Umum Responden Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah para remaja di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali dengan jumlah sampel sebanyak 98 responden. Pemilihan responden dibedakan atas usia, pendidikan, asal domisili dan jenis kelamin. Penggunaan metode ini bertujuan agar semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili dalam setiap lapisan. Untuk dapat menggambarkan secara tepat sifat populasi yang heterogen, populasi yang telah didapat peneliti di bagi ke dalam beberapa kategori dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Cluster Sampling. 62

2 63 2. Distribusi responden a. Usia Distribusi responden usia memegang peran sangat penting karena usia sebagai batas usia remaja yang digunakan sebagai sampel dalam objek penelitian dari adanya komunikasi interpersonal yang digunakan dalam proses berinteraksi mempengaruhi pergeseran bahasa Jawa di Kecamatan Simo. Tabel 3.1 Distribusi Responden Menurut Usia Usia Frekuensi Prosentase ,2% ,1% ,2% ,4% ,5% ,6% Sumber: Data primer yang diolah 2016 Pada penelitian ini terdapat 6 kategori usia responden. Hasil penghitungan dari Tabel 3.1 menunjukkan bahwa usia 16 tahun dengan prosentase 8,2%, usia 17 tahun prosentase terendah yakni 6,1%, usia 18 tahun jumlah prosentasenya 12,2%, usia 19 tahun dengan prosentase 18,4%, usia 20 tahun sebanyak 26,5% dan usia remaja 21 tahun memegang responden tertinggi dengan jumlah prosentasenya sebanyak 28,6%.

3 64 b. Pendidikan Distribusi responden pedidikan digunakan untuk mengetahui remaja yang menjadi sampel sedang menuntut ilmu di SMA atau sedang duduk di bangku kuliah. Dimana dari segi pendidikan dapat dilihat domisili responden saat ini. Melihat rata-rata remaja di Kecamatan Simo banyak yang meninggalkan daerah asalnya secara sementara untuk menuntut ilmu di Kota atau Negara lain merupakan salah satu faktor terjadinya pergeseran bahasa Jawa. Hal ini terjadi karena para remaja harus berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan barunya dan tidak dapat di hindari harus menyesuaikan diri dengan cara proses komunikasi interpersonal dengan orang lain. Tabel 3.2 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Pendidikan Frekuensi Prosentase SMA 18 18,4% Mahasiswa 80 81,6% Sumber: Data primer yang diolah 2016 Pada karakteristik pendidikan data dari responden menunjukkan remaja dengan pendidikan SMA berjumlah 18,4% dan remaja yang sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswa sebanyak 81,6%. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa dari 80 responden merupakan remaja yang duduk di bangku perguruan tinggi.

4 65 c. Asal Domisili Asal domisili merupakan karakteristik responden yang bertempat tinggal asal pada suatu wilayah tertentu. Pada penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Simo kabupaten Boyolali. Tabel 3.3 Distribusi Responden Kelurahan Kelurahan Frekuensi Prosentase Bendungan 5 5,1% Blagung 13 13,3% Gunung 7 7,1% Kedunglengkong 7 7,1% Pelem 15 15,3% Pentur 8 8,2% Simo 6 6,1% Sumber 9 9,2% Talakbroto 3 3,1% Temon 4 4,1% Teter 8 8,2% Walen 7 7,1% Wates 6 6,1% Sumber: Data primer yang diolah 2016 Berdasarkan data yang terkumpul dari 98 responden, terdapat 13 Kelurahan yang terhimpun dalam satu Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Dari data tersebut responden dengan asal domisili paling sedikit yakni Kelurahan Talakbroto dengan prosentase 3,1% dan responden tertinggi berasal dari Kelurahan Pelem yakni dengan prosentase 15,3%.

5 66 d. Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik responden. Karakteristik menurut jenis kelamin ini untuk mengetahui identitas responden yang diambil di dominasi oleh laki-laki atau perempuan. Tabel 3.4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase Laki-laki 40 40,8% Perempuan 58 59,2% Sumber: Data primer yang diolah 2016 Berdasarkan dari Tabel 3.4 jumlah responden perempuan lebih banyak dibanding dengan responden laki-laki, hal ini dapat dilihat dari data primer yang telah diolah menunjukkan sebanyak 59,2% responden berjenis kelamin perempuan dan 40,8% jenis kelamin lakilaki. Banyak atau sedikitnya responden menurut jenis kelamin ini tidak memiliki pengaruh yang cukup berarti dalam penelitian komunikasi interpersonal yang dilakukan remaja mempengaruhi pergeseran bahasa Jawa. Hal ini terjadi karena karakteristik tersebut bertujuan untuk melihat seberapa besar responden menurut jenis kelamin pada penelitian yang dilakukan.

6 67 B. Variabel Komunikasi Interpersonal (X) Komunikasi Interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya komunikasi interpersonal yang dilakukan para remaja yang berdomisili di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali yang sedang menuntut ilmu di daerah lain. Sehingga mau tidak mau harus melakukan adaptasi guna bersosialisasi dengan lingkungan barunya, dimana hal tersebut membuat para remaja mengenal, memahami dan menggunakan bahasa lain yang berbeda dengan daerah asalnya bahkan juga menggunakan bahasa kekinian yang saat ini sering di gunakan banyak remaja. Guna melihat seberapa besar komunikasi interpersonal yang dilakukan para remaja di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, peneliti menggunakan 5 dimensi orientasi komunikasi interpersonal sebagai berikut: 1. Keterbukaan (openess) 2. Empati (emphaty) 3. Dukungan (supportness) 4. Rasa positif (positiveness) 5. Kesamaan (equality) Dari 5 indikator tersebut, peneliti memecahnya menjadi 13 pernyataan berskala Likert bernilai 1 hingga 5. Skor 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Pernah, skor 2 untuk Tidak Pernah, skor 3 untuk jawaban Kadangkadang, skor 4 untuk pernyataan Sering dan skor 5 untuk jawaban Selalu. Berikut operasionalisasi dari indikator-indikator variabel komunikasi interpersonal tersebut:

7 68 1. Keterbukaan a) Interaksi dengan seseorang yang berbeda bahasa. b) Penggunaan media sebagai alat komunikasi yang efektif. c) Berusaha memahami bahasa kekinian. d) Pengunaan bahasa kekinian. e) Menambah kosa kata bahasa kekinian. 2. Empati a) Dapat berbagi pengalaman di lingkungan baru. b) Dapat merasakan apa yang sedang dirasakan seseorang. 3. Dukungan a) Senang melihat penamaan dengan menggunakan bahasa kekinian. b) Menerima dan memberikan dukungan pada hal baru. 4. Rasa positif (positiveness) a) Berpikiran positif pada pengunaan bahasa Kekinian. b) Mampu membantu mengambil keputusan secara tepat. 5. Kesamaan (equality) a) Mampu berbagi cerita pengalaman pribadi. b) Penggunaan bahasa kekinian.

8 69 1. Keterbukaan Mengukur tingkat indikator keterbukaan, melalui pertanyaan kuesioner nomor A1, A2, A3, A4 dan A5. Pertanyaan kuesioner A1 Apakah anda melakukan interaksi dengan seseorang yang berbeda bahasa dengan anda? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.5 Interaksi Dengan Seseorang yang Berbeda Bahasa. Selalu 5 5,1% Sering 59 60,2% Kadang-kadang 22 22,4% Tidak Penah 6 6,1% Sangat Tidak Penah 6 6,1% Sumber: Kuesioner Nomor A1 Pada Tabel 3.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sering dalam melakukan interaksi dengan seseorang yang berbeda bahasa yaitu sebanyak 59 responden (60,2%). Hal ini dapat di simpulkan bahwa interaksi yang dilakukan remaja di Kecamatan Simo yang sedang menuntut ilmu di daerah lain yakni sering melakukan interaksi dengan seseorang yang berbeda bahasa. Interaksi disini menggunakan proses komunikasi yang didalamnya terdapat komunikasi interpersonal dimana antara komunikan dan komunikator saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sebagai alat untuk penyampain pesan dan mendapatkan umpan balik pada saat itu

9 70 juga. Namun adanya perkembangan teknologi saat ini, Proses penyampaian pesan dapat melalui telephone, media cetak dan media elektronik sebagai alat komunikasi. Pertanyaan kuesioner A2 Apakah anda menggunakan teknologi seperti telephone, media cetak dan media elektronik sebagai alat komunikasi yang efektif? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.6 Penggunaan Media Sebagai Alat Komunikasi Yang Efektif Selalu 0 0% Sering 5 5,1% Kadang-kadang 14 14,3% Tidak Penah 67 68,4% Sangat Tidak Penah 12 12,2% Sumber: Kuesioner Nomor A2 Dari hasil penghitungan dalam Tabel 3.6 menunjukkan bahwa sebanyak 67 responden (68,4%) menyatakan tidak pernah terhadap pertanyaan nomor A2. Prosentase tidak pernah yang besar dalam penggunaan media sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa teknologi seperti handphone, media cetak dan media elektronik bukan merupakan alat komunikasi yang efektif yang digunakan untuk berkomunikasi di kalangan remaja pada Kecamatan Simo. Berdasarkan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadinya pergeseran bahasa Jawa dikalangan remaja pada Kecamatan Simo tidak dipengaruhi oleh kehadiran teknologi dan informasi seperti telephone,

10 71 media cetak dan media elektronik. Hal tersebut terjadi karena sejatinya komunikasi yang efektif digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikasi interpersonal. Pertanyaan kuesioner A3 Ketika teman anda sedang memperbincangkan sesuatu dengan menggunakan bahasa kekinian sehingga membuat anda sulit untuk memahami, apakah anda akan berusaha memahami bahasa kekinian tersebut? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.7 Berusaha Memahami Bahasa Kekinian Selalu 2 2% Sering 80 81,6% Kadang-kadang 10 10,2% Tidak Penah 6 6,1% Sangat Tidak Penah 0 0% Sumber: Kuesioner Nomor A3 Berdasarkan Tabel 3.7, ditunjukkan bahwa sebanyak 80 responden (81,6%) menyatakan sering dalam berusaha memahami perbincangan pada penggunaan bahasa kekinian dan sangat tidak pernah 0 responden (0%). Hal ini mengindikasikan bahwasannya setiap remaja yang sedang melakukan komunikasi dan tidak mengetahui arti dari makna bahasa kekinian tersebut berusaha untuk memahami pengunaan bahasa kekinian yang saat ini sedang marak digunakan di kalangan remaja. Dari cara seseorang remaja yang berusaha memahami bahasa kekinian akan memberikan dampak kepada remaja untuk menggunakan

11 72 bahasa kekinian yang telah di pahaminya, hal ini dapat dilihat pada kuesioner selanjutnya. Pertanyaan kuesioner A4 Ketika anda memiliki teman yang berkomunikasi menggunakan bahasa kekinian, apakah anda akan ikut menggunakan bahasa yang digunakannya? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.8 Penggunaan Bahasa Kekinian Selalu 36 36,7% Sering 39 39,8% Kadang-kadang 19 19,4% Tidak Penah 4 4,1% Sangat Tidak Penah 0 0% Sumber: Kuesioner Nomor A4 Dari hasil penghitungan dalam Tabel 3.8 menunjukkan bahwa sebanyak 39 responden (39,8%) menyatakan sering, 36 responden (36,7%), 19 responden (19,4%) terhadap pertanyaan nomor A2. Prosentase sering dan selalu yang besar dalam penggunaan bahasa kekinian sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa remaja di Kecamatan Simo banyak yang menggunakan bahasa kekinian. Hal ini di pengaruhi oleh lawan bicara yang menggunakan bahasa kekinian sehingga para remaja secara sadar atau tidak, turut serta dalam menggunakan bahasa kekinian. Dalam penggunaan bahasa kekinian itu sendiri tak jarang menimbulkan multitsfsir dimana kata-kata yang digunakan merupakan bahasa yang saat ini sedang populer. Oleh karena itu untuk mengetahui

12 73 seberapa besar para remaja mencari tau dan menggunakan tidaknya bahasa kekinian dapat dilihat pada pertanyaan berikutnya. Pertanyaan kuesioner A5 Apabila anda merasa bingung dan kurang mengerti dengan apa yang dibicarakan seorang teman yang menggunakan istilah bahasa kekinian, apakah anda mencoba untuk mendapatkan penjelasan pada saat itu juga? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.9 Menambah Kosa Kata Bahasa Kekinian Selalu 36 36,7% Sering 45 45,9% Kadang-kadang 13 13,3% Tidak Penah 3 3,1% Sangat Tidak Penah 1 1% Sumber: Kuesioner Nomor A5 Dari hasil penghitungan dalam Tabel 3.9 menunjukkan bahwa sebanyak 45 responden (45,9%) menyatakan sering dan 36 responden menyatakan selalu terhadap pertanyaan nomor A5. Artinya dari hasil prosentase tersebut menunjukkan bahwa setiap remaja memiliki keaktifan dalam menambah kosa kata bahasa kekinian yang dilakukan dalam kehidupan bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Kesimpulan dari hasil data di atas yakni remaja mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi pada bahasa kekinian yang digunakan oleh lawan bicaranya.

13 74 2. Empati Mengukur tingkat indikator Empati, melalui pertanyaan kuesioner nomor A6 dan A7. Pertanyaan kuesioner A6 Di lingkungan pendidikan anda memiliki teman yang berbeda-beda bahasa, apakah anda merupakan seseorang yang dapat berbagi pengalaman tentang bahasa anda kepada teman anda? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.10 Dapat Berbagi Pengalaman di Lingkungan Baru Selalu 23 23,5% Sering 46 46,9% Kadang-kadang 20 20,4% Tidak Penah 7 7,1% Sangat Tidak Penah 2 2% Sumber: Kuesioner Nomor A6 Dari hasil penghitungan dalam Tabel 3.10 menunjukkan bahwa sebanyak 46 responden (46,9%) menyatakan sering dan 23 responden (23,5%) menyatakan selalu terhadap pertanyaan nomor A6. Dapat di interpretasikan bahwa remaja yang asal domisilinya dari Kecamatan Simo mampu berbagi pengalaman khususnya dalam hal penggunaan bahasa Jawa. Melihat cara seorang remaja yang dapat berbagi pengalaman mengenai bahasa daerahnya menandakan bahwa ia memiliki empati terhadap bahasa Jawa dan remaja memiliki tingkat kepedulian terhadap bahasa Jawa.

14 75 Pertanyaan kuesioner A7 Apabila ada teman yang berbagi cerita mengenai kesedihannya dengan menggunakan bahasa kekinian, apakah anda akan larut dalam suasana tersebut? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.11 Dapat Merasakan Apa yang Sedang Dirasakan Seseorang Selalu 19 19,4% Sering 43 43,9% Kadang-kadang 26 26,5% Tidak Penah 9 9,2% Sangat Tidak Penah 1 1% Sumber: Kuesioner Nomor A7 Dari hasil penghitungan dalam Tabel 3.11 menunjukkan bahwa sebanyak 43 responden (43,9%) menyatakan sering dan 26 responden menyatakan kadang-kadang dan 19 (19,4%) responden menyatakan selalu terhadap pertanyaan nomor A7. Dapat di interpretasikan bahwa remaja yang asal domisilinya dari Kecamatan Simo dapat memposisikan diri dalam keadaan sedih dan larut dalam suasana saat seseorang sedang berbagi kesedihan dengan menggunakan bahasa kekinian serta dapat mengesampingkan ego pribadi. Keadaan memposisikan diri masuk dalam kesedihan yang di rasakan seorang teman tersebut berdasarkan empati yang muncul dalam diri responden yang ingin menghibur atau mengurangi rasa kesedihan yang dirasakan oleh temannya.

15 76 3. Dukungan Mengukur tingkat indikator dukungan, melalui pertanyaan kuesioner nomor A8 dan A9. Pertanyaan kuesioner A8 Apakah anda merasa senang apabila melihat bahasa kekinian digunakan dalam penamaan toko, gedung, jalan dan lain-lain. Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.12 Senang Melihat Penamaan dengan Menggunakan Bahasa Kekinian Selalu 15 15,3% Sering 42 42,9% Kadang-kadang 28 28,6% Tidak Penah 13 13,3% Sangat Tidak Penah 0 0% Sumber: Kuesioner Nomor A8 Berdasarkan hasil penghitungan dalam Tabel 3.12 menunjukkan bahwa sebanyak 42 responden (42,9%) menyatakan sering dan 28 responden (28,6%) menyatakan kadang-kadang dan 15 (15,3%) responden menyatakan selalu terhadap pertanyaan nomor A8. Dapat disimpulkan bahwa remaja di Kecamatan Simo senang memberikan penamaan pada sebuah tempat, toko ataupun galeri dengan menggunakan bahasa kekinian. Hal ini di pengaruhi adanya bahasa kekinian yang mengusung tema kebarat-baratan sehingga remaja senang apabila melihat bahasa kekinian yang digunakan dalam penamaan toko, gedung, dan jalan karena dengan merasa senang maka akan mendapatkan pengakuan atau anggapan bahwa bahwa mengikuti trend yang saat ini sedang in.

16 77 Pertanyaan kuesioner A9 Ketika anda bersosialisasi dengan lawan bicara yang berbeda bahasa dengan anda, apakah anda akan ikut menggunakan bahasa yang digunakan lawan bicara?. Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.13 Menerima dan Memberikan Dukungan pada Hal Baru Selalu 19 19,4% Sering 34 34,7% Kadang-kadang 25 25,5% Tidak Penah 20 20,4% Sangat Tidak Penah 0 0% Sumber: Kuesioner Nomor A9 Berdasarkan hasil penghitungan dalam Tabel 3.13 menunjukkan bahwa sebanyak 34 responden (34,7%) menyatakan sering dan 25 responden (25,5%) menyatakan kadang-kadang 20 responden (20,4%) menyatakan tidak pernah, 19 (19,4%) responden menyatakan selalu dan 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak pernah terhadap pertanyaan nomor A9. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat remaja bersosialisasi di lingkungan barunya menggunakan bahasa dari lawan bicaranya, yang bernotabene berbeda bahasa. Dalam hal ini sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian bahwa seseorang remaja melakukan proses akomodasi komunikasi. Namun ada beberapa remaja yang tidak menggunakan bahasa yang digunakan lawan bicaranya. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan kategori kadang-kadang dan tidak pernah jika di jumlah hasilnya 45 responden dengan prosentase (45,9%)

17 78 4. Rasa Positif Mengukur tingkat indikator Rasa Positif melalui pertanyaan kuesioner nomor A10 dan A11. Pertanyaan kuesioner A10 Apakah anda merupakan seseorang yang selalu berpikiran positif pada bahasa kekinian yang saat ini sedang marak digunakan banyak remaja? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.14 Berpikiran positif pada Pengunaan Bahasa Kekinian. Selalu 41 41,8% Sering 40 40,8% Kadang-kadang 14 14,3% Tidak Penah 2 2% Sangat Tidak Penah 1 1% Sumber: Kuesioner Nomor A10 Berdasarkan hasil penghitungan dalam Tabel 3.14 menunjukkan bahwa sebanyak 41 responden (41,8%) menyatakan selalu 40 responden (40,8%) menyatakan sering. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa banyak sekali remaja yang memiliki rasa positif pada bahasa kekinian yang saat ini sedang marak digunakan dikalangan remaja. Berawal dari memiliki rasa positif terhadap bahasa kekinian merupakan langkah awal seorang remaja berasumsi bahwa bahasa kekinian sah-sah saja ketika digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal adanya bahasa kekinian seringkali menimbulkan multitafsir saat digunakan dalam berkomunikasi.

18 79 Pertanyaan kuesioner A11 Apabila ada seorang teman yang sedang dalam keadaan emosi dan membuatnya berbicara kasar, apakah anda akan menenangkannya? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.15 Mampu Membantu Mengambil Keputusan Secara Tepat Selalu 4 4,1% Sering 43 43,9% Kadang-kadang 23 23,5% Tidak Penah 26 26,5% Sangat Tidak Penah 2 2% Sumber: Data Primer Kuesioner Nomor A11 Berdasarkan hasil penghitungan dalam Tabel 3.15 menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (4,1%) menyatakan selalu 43 responden (43,9%) menyatakan sering dan 23 responden (23,5%) menyatakan kadang-kadang, 26 responden (26,5%) menyatakan tidak pernah dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak pernah. Interpretasi dari tabel di atas menunjukkan bahwa ketika seorang remaja di hadapkan dengan adanya komunikasi interpersonal seseorang yang sedang bersih tegang maka akan tetap bersikap positif dan membantu mengambil keputusan secara tepat dengan cara menenangkan dan berpikiran positif tanpa ikut terpancing emosi. Namun disisi lain tak jarang pada saat remaja sedang dalam keadaan yang biasa saja maupun kurang baik sekalipun sering kali melempar kata-kata yang tidak seharusnya dikatakan (mengumpat) dinilai hal biasa saja dan wajar.

19 80 5. Kesamaan Mengukur tingkat indikator kesamaan, melalui pertanyaan kuesioner nomor A12 dan A13. Pertanyaan kuesioner A12 Dalam berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda lingkungan kata-kata dalam bahasa memiliki arti yang berbeda-beda sehingga dapat memunculkan perbedaan pemaknaan kata, apakah anda memiliki kegemaran untuk bercerita mengenai pengalaman pribadi anda kepada teman anda? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.16 Mampu berbagi cerita mengenai Pengalaman Pribadi Selalu 23 23,5% Sering 46 46,9% Kadang-kadang 20 20,4% Tidak Penah 7 7,1% Sangat Tidak Penah 2 2% Sumber: Kuesioner Nomor A12 Dari hasil penghitungan dalam Tabel 3.16 menunjukkan bahwa sebanyak 46 responden (46,9%) menyatakan sering, 23 responden (23.5%) menyatakan selalu, 20 responden (20,4%), 7 responden (7,1%) dan 2 responden (2%) terhadap pertanyaan nomor A12. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat perbedaan makna dalam kata, namun tak mengurungkan kegemaran para remaja dalam berbagi pengalaman pribadi kepada seseorang di lingkungan barunya.

20 81 Pertanyaan kuesioner A13 Saat ini banyak istilah kata-kata kekinian, apakah anda dan teman-teman anda menggunakan bahasa kekinian dalam berkomunikasi? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.17 Penggunaan bahasa kekinian Selalu 12 12,2% Sering 35 35,7% Kadang-kadang 26 26,5% Tidak Penah 24 24,5% Sangat Tidak Penah 1 1% Sumber: Kuesioner Nomor A13 Berdasarkan hasil penghitungan dalam Tabel 3.17 menunjukkan bahwa sebanyak 12 responden (12,2%) menyatakan selalu 35 responden (35,7%) menyatakan sering dan 26 responden (26,5%) menyatakan kadang-kadang, 24 responden (24,5%) menyatakan tidak pernah dan 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak pernah. Interpretasi dari tabel di atas menunjukkan bahwa adanya penggunaan bahasa kekinian pada remaja di Kecamatan Simo berada dalam kategori tinggi, terbukti dengan prosentase sering mendapatkan nilai tertinggi dan nilai tidak pernah serta sangat tidak pernah cukup banyak dan selanjutnya diikuti kategori kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi bahasa kekinian di kalangan remaja mendapatkan perhatian lebih dalam pengunaannya sebagai alat komunikasi.

21 82 Berikutnya untuk mengetahui total nilai variabel komunikasi interpersonal, jawaban-jawaban pertanyaan indikator dari kuesioner diklasifikasikan terlebih dahulu. Adapun skoring untuk klasifikasi jawaban adalah sebagai berikut: - Skor 5 untuk alternatif jawaban teratas (Sangat Tinggi) - Skor 4 untuk alternatif jawaban kedua (Tinggi) - Skor 3 untuk alternatif jawaban ketiga (Sedang) - Skor 2 untuk alternatif jawaban keempat (Rendah) - Skor 1 untuk alternatif jawaban terbawah (Sangat Rendah) Dari 13 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 5 dikali 13 item pertanyaan yaitu 65. Sedangkan skor terendah adalah 1 dikali 13 item pertanyaan yaitu 13. Sementara jumlah kelas yang ditentukan adalah 5. Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut: Interval kelas = Nilai tertinggi Nilai terendah = = 10,4 Jumlah kelas Dari perhitungan di atas, diketahui rentang nilai variabel komunikasi interpersonal adalah 10,4. Maka kategorisasi variabel X adalah sebagai berikut:

22 83 Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Interpersonal (X) No Rentan Nilai 1 54,6-65 Sangat Tinggi 8 8,2% 2 44,2-54,5 Tinggi 60 61,2% 3 33,8-44,1 Sedang 26 26,5% 4 23,4-33,7 Rendah 4 4,1% ,3 Sangat Rendah 0 0% Sumber : Kuesioner Nomor A1-A13 Berdasarkan tabel 3.18 di atas dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi interpersonal termasuk dalam kategori tinggi yaitu mencapai 61,2% atau 60 remaja dari jumlah keseluruahan 98 responden. Adanya proses komunikasi interpersonal yang selalu dilakukan remaja dalam kehidupan sehari-hari saat tinggal di tempat perantauan membuat komunikasi yang dilakukan para remaja dapat berkomunikasi dengan baik di lingkungan barunya. Melihat tingginya proses komunikasi interpersonal pada variabel ini maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal sejatinya merupakan jenis komunikasi yang paling efektif yang digunakan dalam berkomunikasi.. C. Variabel Pergeseran Bahasa Jawa (Y) Variabel Y ini terbagi atas tiga indikator, menggunakan struktur perilaku dalam komunikasi interpersonal yang mempengaruhi pergeseran bahasa Jawa yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu: 1. Perilaku spontan (spontaneous behaviour)

23 84 2. Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) 3. Perilaku sadar (contrived behaviour) Ketiga variabel tersebut diukur dengan penskalaan Likert dengan skala (SS : Sangat Setuju) akan diberi nilai 5; (S: Setuju) akan diberi nilai 4; (BS: Biasa Saja) akan diberi nilai 3; (TS : Tidak Setuju) akan diberi nilai 2; (STS: Sangat tidak Setuju) akan diberi nilai 1. Berikut operasionalisasi dari indikator-indikator variabel pergeseran bahasa Jawa tersebut: 1. Perilaku spontan (spontaneous behaviour) a) Kemampuan menguasai tata bahasa Jawa. b) Penggunaan Bahasa Jawa dengan Bahasa Kekinian. c) Penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah. 2. Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) a) Penerapan ungah-ungguh bahasa Jawa dalam berkomunikasi. b) Penggunaan bahasa Jawa pada remaja sebagai sopan santun. c) Bahasa Jawa sebagai identitas Orang Jawa. 3. Perilaku sadar (contrived behaviour) a) Penggunaan bahasa Jawa dalam bergaul. b) Pengunaan bahasa Jawa dengan teman sebaya. c) Penggunaan bahasa Jawa dengan orang yang lebih tua.

24 85 1. Perilaku spontan (spontaneous behaviour) Mengukur tingkat indikator perilaku spontan (spontaneous behaviour), melalui pertanyaan kuesioner nomor B1, B2 dan B3. Pertanyaan kuesioner B1 Apakah anda menguasai tata bahasa Jawa dengan baik dan benar? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.19 Kemampuan Menguasai Tata Bahasa Jawa. Sangat Setuju 3 3,1% Setuju 21 21,4% Ragu-ragu 54 55,1% Tidak Setuju 16 16,3% Sangat Tidak Setuju 4 4,1% Sumber: Kuesioner Nomor B1 Berdasarkan hasil penghitungan dalam Tabel 3.19 menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (3,1%) menyatakan sangat setuju 21 responden (21,4%) menyatakan setuju dan 54 responden (55,1%) menyatakan ragu-ragu, 16 responden (16,3%) menyatakan tidak setuju dan 4 responden (4,1%) menyatakan sangat tidak setuju. Interpretasi dari tabel di atas menunjukkan bahwa bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dimana Kecamatan Simo juga merupakan salah satu daerah yang menggunakan bahasa daerah tersebut. Namun pada hasil analisis dapat dilihat terdapat keraguan dalam pribadi masing-masing remaja dalam menguasai bahasa Jawa yang digunakan untuk berkomunikasi.

25 86 Pertanyaan kuesioner B2 Menurut anda, apakah bahasa Jawa lebih mudah dipelajari daripada bahasa Kekinian. Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.20 Penggunaan Bahasa Jawa dengan Bahasa Kekinian Sangat Setuju 3 3,1% Setuju 13 13,3% Ragu-ragu 54 55,1% Tidak Setuju 23 23,5% Sangat Tidak Setuju 5 5,1% Sumber: Kuesioner Nomor B2 Pada Tabel 3.20 menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (31,1%) menyatakan sangat setuju 13 responden (13,3%) menyatakan setuju dan 54 responden (55,1%) menyatakan ragu-ragu, 23 responden (23,5%) menyatakan tidak setuju dan 5 responden (5,1%) menyatakan sangat tidak setuju. Hasil tabel di atas memiliki arti bahwa para remaja di Kecamatan Simo ragu-ragu dengan adanya pertanyaan apakah bahasa Jawa lebih mudah dari pada bahasa kekinian, ini menandakan bahwa bahasa Jawa dan bahasa kekinian memiliki fungsi bahasa yang membuat para remaja di Kecamatan Simo bimbang dalam memilih. Namun pernyataan di atas dapat dibandingkan dari sangat setuju dan setuju apabila di jumlah hasilnya 16 responden (16,4%) sedangkan tidak setuju dan sangat setuju memegang nilai yang tinggi apabila di jumlah yakni 28 responden (28,6%) sehingga hasilnya bahasa Jawa memiliki tingkat kesulitan lebih di bandingkan bahasa kekinian.

26 87 Pertanyaan kuesioner B3 Apakah bahasa Jawa termasuk bahasa yang kurang berbobot karena hanya merupakan bahasa daerah?. Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.21 Bahasa Jawa sebagai Bahasa Daerah Sangat Setuju 3 3,1% Setuju 18 18,4% Ragu-ragu 57 58,2% Tidak Setuju 15 15,3% Sangat Tidak Setuju 5 5,1% Sumber: Kuesioner Nomor B3 Pada Tabel 3.21 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (31,1%) menyatakan sangat setuju 18 responden (18,4%) menyatakan setuju dan 57 responden (58,2%) menyatakan ragu-ragu, 15 responden (15,3%) menyatakan tidak setuju dan 5 responden (5,1%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil pengolahan data di atas dapat di interpretasikan bahwa berbobot tidaknya bahasa Jawa sebagai bahasa daerah menjadi ke keraguan pada kalangan remaja. Hal ini terjadi karena para remaja telah mengenal bahasa lain di tempat barunya sehingga mengetahui ragam bahasa yang di gunakan teman-teman sebayanya yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda sehingga remaja di kecamatan Simo yang saat ini merantau demi melanjutkan pendidikan mengalami pergeseran bahasa Jawa. Hal ini tidak dapat di hindari karena remaja mau tidak mau harus berinteraksi dengan teman-teman di lingkungan barunya.

27 88 2. Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) Mengukur tingkat indikator perilaku menurut kebiasaan (script behaviour), melalui pertanyaan kuesioner nomor B4, B5 dan B6. Pertanyaan kuesioner B4 penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari penting untuk menunjukkan identitas sebagai orang Jawa? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.22 Penerapan ungah-ungguh bahasa Jawa dalam berkomunikasi. Sangat Setuju 3 3,1% Setuju 18 18,4% Ragu-ragu 57 58,2% Tidak Setuju 15 15,3% Sangat Tidak Setuju 5 5,1% Sumber: Kuesioner Nomor B4 Pada Tabel 3.22 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (3,1%) menyatakan sangat setuju 18 responden (18,4%) menyatakan setuju dan 57 responden (58,2%) menyatakan ragu-ragu, 15 responden (15,3%) menyatakan tidak setuju dan 5 responden (5,1%) menyatakan sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data remaja di Kecamatan Simo dapat di interpretasikan bahwa remaja berada pada tingkat keraguan dalam menganggap bahwa adanya penerapan ungah-ungguh bahasa Jawa mengganggu kebebasan dalam berkomunikasi. Namun tidak dapat dipungkiri pula tempat domisili mereka saat ini yang membuat para remaja jarang menggunakan unggah-ungguh bahasa Jawa.

28 89 Pertanyaan kuesioner B5 Apakah setiap remaja yang tidak bisa berbahasa Jawa akan dianggap tidak tahu sopan santun? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.23 Penggunaan Bahasa Jawa pada Remaja sebagai Sopan Santun Sangat Setuju 0 0% Setuju 4 4,1% Ragu-ragu 24 24,5% Tidak Setuju 33 33,7% Sangat Tidak Setuju 37 37,8% Sumber: Kuesioner Nomor B5 Pada Tabel 3.23 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 0 responden (0%) menyatakan sangat setuju 4 responden (4,1%) menyatakan setuju dan 24 responden (24,5%) menyatakan ragu-ragu, 33 responden (33,7%) menyatakan tidak setuju dan 37 responden (37,8%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa remaja di Kecamatan Simo tidak setuju dengan adanya anggapan bahwa remaja yang tidak bisa berbahasa Jawa akan dianggap tidak tahu sopan santun karena responden saat ini lebih sering menggunakan bahasa Indonesia, bahasa kekinian, dan bahasa lain. Responden beranggapan bahwa penilaian sopan santun tidak hanya diukur dari seseorang dapat berbahasa Jawa atau tidak. Namun juga dilihat dari norma serta perilaku seseorang dalam bersikap dan memperlakukan seseorang.

29 90 Pertanyaan kuesioner B6 Penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari penting untuk menunjukkan identitas sebagai orang Jawa? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.24 Bahasa Jawa sebagai Identitas Orang Jawa Sangat Setuju 23 23,5% Setuju 52 53,1% Ragu-ragu 16 16,3% Tidak Setuju 6 6,1% Sangat Tidak Setuju 1 1% Sumber: Kuesioner Nomor B6 Pada Tabel 3.24 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 23 responden (23,5%) menyatakan sangat setuju 52 responden (53,1%) menyatakan setuju dan 16 responden (16,3%) menyatakan ragu-ragu, 6 responden (6,1%) menyatakan tidak setuju dan 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa remaja setuju dengan adanya anggapan penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari penting untuk menunjukkan identitas sebagai orang Jawa. Hal ini bertujuan agar bahasa Jawa mendapatkan eksistensi sendiri dari para penggunannya. Langkah kecil yang dapat dilakukan seseorang dalam melestarikan bahasa daerahnya yaitu dengan menggunakan, melestarikan dan bangga dengan bahasa daerahnya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa meskipun para remaja saat ini sering menggunakan bahasa lain namun mereka tetap menjunjung tinggi bahasa daerahnya sebagai identitas budayanya.

30 91 3. Perilaku sadar (contrived behaviour) Mengukur tingkat indikator perilaku sadar (contrived behaviour), melalui pertanyaan kuesioner nomor B7, B8 dan B9. Pertanyaan kuesioner B7 Apakah anda malu ketika menggunakan bahasa Jawa dalam bergaul? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.25 Penggunaan Bahasa Jawa dalam Bergaul Sangat Setuju 2 2% Setuju 11 11,2% Ragu-ragu 30 30,6% Tidak Setuju 33 33,7% Sangat Tidak Setuju 22 22,4% Sumber: Kuesioner Nomor B7 Pada Tabel 3.25 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 2 responden (2,0%) menyatakan sangat setuju 11 responden (11,2%) menyatakan setuju dan 30 responden (30,6%) menyatakan ragu-ragu, 33 responden (33,7%) menyatakan tidak setuju dan 22 responden (22,4%) menyatakan tidak setuju. Dari hasil pengolahan data di atas dapat di interpretasikan bahwa remaja tidak setuju dengan adanya anggapan bahwa remaja malu ketika menggunakan bahasa Jawa dalam bergaul. Hal itu terjadi karena sebagian dari remaja jika bertemu atau berinteraksi dengan sesama orang Jawa tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai alat untuk berkomunikasi.

31 92 Pertanyaan kuesioner B8 Dalam berkomunikasi dengan teman sebaya, apakah anda hanya menggunakan bahasa Jawa dengan seseorang yang memiliki latar belakang fasih dalam berbahasa Jawa? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.26 Pengunaan Bahasa Jawa dengan Teman Sebaya. Sangat Setuju 3 3,1% Setuju 26 26,5% Ragu-ragu 49 50,0% Tidak Setuju 16 16,3% Sangat Tidak Setuju 4 4,1% Sumber: Kuesioner Nomor B8 Pada Tabel 3.26 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (3,1%) menyatakan sangat setuju 26 responden (26,5%) menyatakan setuju dan 49 responden (50%) menyatakan ragu-ragu, 16 responden (16,3%) menyatakan tidak setuju dan 4 responden (4,1%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil pengolahan data di atas menyatakan bahwa remaja di Kecamatan Simo setuju apabila dikatakan hanya menggunakan bahasa Jawa dengan seseorang yang memiliki latar belakang fasih dalam berbahasa Jawa. Hal ini terjadi karena dalam kehidupan sehari hari remaja yang notabene sedang merantau bertemu dengan berbagai karakter orang dengan bahasa yang berbeda-beda sehingga para responden mencari langkah aman untuk menggunakan bahasa nasional sebagai alat untuk berkomunikasi.

32 93 Pertanyaan kuesioner B9 Seorang yang lebih muda harus menggunakan bahasa Jawa Krama ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua? Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.27 Penggunaan Bahasa Jawa dengan Orang Yang Lebih Tua. Sangat Setuju 3 3,1% Setuju 33 33,7% Ragu-ragu 34 34,7% Tidak Setuju 23 23,5% Sangat Tidak Setuju 5 5,1% Sumber: Kuesioner Nomor B9 Pada Tabel 3.27 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (3,1%) menyatakan sangat setuju 33 responden (33,7%) menyatakan setuju dan 34 responden (34,7%) menyatakan ragu-ragu, 23 responden (23,5%) menyatakan tidak setuju dan 5 responden (5,1%) menyatakan tidak setuju. Pengolahan data pada tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa remaja sependapat dengan adanya anggapan bahwa seorang yang lebih muda harus menggunakan bahasa Jawa Krama ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Hal ini karena remaja di besarkan dengan budaya dan bahasa ibu sejak kecil sehingga para remaja yang merantau tersebut masih memengang teguh bahwa ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa Krama. Namun penggunaan bahasa Krama disini hanya digunakan ketika mereka bertemu atau berkomunikasi dengan seseorang yang lebih tua dan memiliki latar belakang dapat menggunakan bahasa Jawa.

33 94 Berikutnya untuk mengetahui total nilai variabel pergeseran bahasa Jawa, maka jawaban-jawaban pertanyaan indikator dari kuesioner diklasifikasikan terlebih dahulu. Adapun skoring untuk klasifikasi jawaban adalah sebagai berikut: - Skor 5 untuk alternatif jawaban teratas (Sangat Tinggi) - Skor 4 untuk alternatif jawaban kedua (Tinggi) - Skor 3 untuk alternatif jawaban ketiga (Sedang) - Skor 2 untuk alternatif jawaban keempat (Rendah) - Skor 1 untuk alternatif jawaban terbawah (Sangat Rendah) Dari 9 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 5 dikali 9 item pertanyaan yaitu 45. Sedangkan skor terendah adalah 1 dikali 9 item pertanyaan yaitu 9. Sementara jumlah kelas yang ditentukan adalah 5. Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut: Interval kelas = Nilai tertinggi Nilai terendah = = 7,2 Jumlah kelas Dari perhitungan di atas, diketahui rentang nilai variabel komunikasi interpersonal adalah 7,2. Maka kategorisasi variabel Y adalah sebagai berikut:

34 95 Tabel 3.28 Distribusi Frekuensi Variabel Pergeseran Bahasa Jawa(Y) Rentan No Nilai 1 37,8-45 Sangat Tinggi 3 3,1% 2 30,6-37,7 Tinggi 13 13,3% 3 23,4-30,5 Sedang 40 40,8% 4 16,2-23,3 Rendah 34 34,7% ,1 Sangat Rendah 8 8,2% Sumber : Kuesioner Nomor B1-B9 Berdasarkan tabel 3.28 di atas dapat disimpulkan bahwa variabel pergeseran bahasa Jawa termasuk dalam kategori sedang yaitu mencapai 40,8% atau 40 remaja dari jumlah keseluruahan 98 responden. Interpretasi dari hasil pengolahan data di atas yakni tidak dapat di pungkiri pergeseran bahasa Jawa pada remaja yang sedang merantau untuk menuntut ilmu di daerah lain terjadi. Namun tidak semua remaja mengalami pergeseran bahasa Jawa tersebut, dapat dilihat pada kategori rendah dan sangat rendah apabila di jumlah memiliki nilai prosentase 42,9% sedangkan kategori sangat tinggi dan tinggi apabila di jumlah memiliki nilai 16,4%. Hal ini terjadi karena perilaku remaja yang bijaksana dalam menggunakan ragam bahasa yang digunakan di lingkungan barunya sehingga pada variabel ini para remaja yang cerdas dalam menyikapi dan menggunakan ragam bahasa lain tidak mengalami pergeseran bahasa Jawa.

BAB III TEMUAN PENELITIAN

BAB III TEMUAN PENELITIAN BAB III TEMUAN PENELITIAN Bab ini merupakan bab yang menjabarkan temuan penelitian yang mencakup : karakteristik responden, peran significant others, konsep diri, kemampuan mereduksi konflik dalam pemutusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada subyek dengan menggunakan teknik cluster sampling. Jumlah kuesioner

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun bab ini berisi identitas

BAB III PENYAJIAN DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun bab ini berisi identitas BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab. III ini, Penulis akan menyajikan data yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun bab ini berisi identitas responden penelitian, mulai dari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI

BAB II DESKRIPSI LOKASI BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Kecamatan Simo 1. Visi, Misi dan Motto Kecamatan Simo a. Visi: Prima dalam pelayanan menuju masyarakat yang mandiri, sejahtera, terintegrasi, lestari dan beretika. b. Misi: 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) No. Responden :... Petunjuk pengisian : a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. b. Pilihlah jawaban yang sesuai atau yang paling mendekati dengan

Lebih terperinci

KUESIONER. Berilah tanda X pada kolom jawaban yang berada di sebelah kanan pernyataan Setiap pernyataan disertai dengan 4 kemungkinan jawaban, yaitu :

KUESIONER. Berilah tanda X pada kolom jawaban yang berada di sebelah kanan pernyataan Setiap pernyataan disertai dengan 4 kemungkinan jawaban, yaitu : KUESIONER Kuesioner ini bertujuan untuk menjaring motif sosial pada tenaga wiraniaga asuransi X. Peneliti memohon bantuan Saudara untuk mengisi kuesioner ini untuk tujuan penelitian. Semua data yang saudara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA 10 12 TAHUN Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A. 1 Perilaku Seks Sebelum Menikah Masalah seksual mungkin sama panjangnya dengan perjalanan hidup manusia, karena kehidupan manusia sendiri tidak

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal dan Pergeseran Bahasa Jawa

Komunikasi Interpersonal dan Pergeseran Bahasa Jawa Komunikasi Interpersonal dan Pergeseran Bahasa Jawa (Studi Korelasi Antara Komunikasi Interpersonal pada Remaja terhadap Pergeseran Bahasa Jawa di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali) Oleh: MARTA RATNA HAPSARI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i i iii iv v i iv vii ix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal seperti sekolah

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka: 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden yang menjadi sampel penelitian ini meliputi: umur responden, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan frekuensi berkunjung

Lebih terperinci

Neng Kokom Komariah, Pengaruh Gaya Hidup Remaja terhadap Meningkatnya Perilaku Melanggar

Neng Kokom Komariah, Pengaruh Gaya Hidup Remaja terhadap Meningkatnya Perilaku Melanggar PENGARUH GAYA HIDUP REMAJA TERHADAP MENINGKATNYA PERILAKU MELANGGAR NORMA DI MASYARAKAT (Studi pada Remaja di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat) Neng Kokom Komariah 1, Dasim Budimansyah 2, Wilodati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 12 Bandung yang beralamatkan di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 195, kelurahan Gegerkalong, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskrip Subyek, Obyek dan Wilayah Penelitian. subyek penelitian ini adalah kalangan remaja yang sekolah di SMAN 13 Surabaya

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskrip Subyek, Obyek dan Wilayah Penelitian. subyek penelitian ini adalah kalangan remaja yang sekolah di SMAN 13 Surabaya BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskrip Subyek, Obyek dan Wilayah Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yang akan menganalisis perbedaan identitas komunikasi remaja pengguna LINE di SMAN 13 Surabaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1.

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1. KUESIONER IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu Nama Responden = Jenis Kelamin* = Laki-laki Perempuan Usia* = < 30 tahun 31 40 tahun

Lebih terperinci

Validitas Item Self-Esteem

Validitas Item Self-Esteem Lampiran I : Hasil Uji Validitas Validitas Item No. Item Nilai Validitas Keterangan 1 0.844 Item diterima 2 0.866 Item diterima 3 0.440 Item diterima 4 0.674 Item diterima 6 0.521 Item diterima 7 0.575

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji validasi dan reliabilitas 1. Hasil Uji Validasi Uji validasi pada penelitian dilakukan dengan uji korelasi yaitu melalui korelasi setiap item pernyataan

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase. 42 BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada sub-bab ini dibahas mengenai gambaran subjek penelitian meliputi jumlah dan presentase berdasarkan jenis kelamin, usia,

Lebih terperinci

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b.

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b. LAMPIRAN 80 Lampiran 2 : Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Tabel 4.13 Penjelasan Item-Item Alat Ukur Personal Style Inventory Tipe Kepribadian No item Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a,

Lebih terperinci

atribut handphone dalam proses pembelian handphone produk china yang tersebut. Kuesioner ini saya tujukan kepada konsumen handphone produk China

atribut handphone dalam proses pembelian handphone produk china yang tersebut. Kuesioner ini saya tujukan kepada konsumen handphone produk China Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN I. PENGANTAR Instrumen ini berisi penelitian yang berusaha menggali pertanyaan mengenai atribut handphone dalam proses pembelian handphone produk china yang diprioritaskan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas. BAB III PENYAJIAN DATA A. Hasil Uji Coba Angket Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out ( uji coba ) kepada 30 responden di SMP Negeri 2 Klaten. Try Out

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentukpenelitian yang ditujukan untuk mendeskriptifkan fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN Keberhasilan suatu penelitian dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah penggunaan medotologi yang tepat. Dalam bagian ini akan dirinci metodologi yang akan digunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR LAMPIRAN I KATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kemandirian dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMA N 2 Salatiga merupakan salah satu SMA Negeri di Salatiga yang terletak di jalan Tegalrejo No.79 Salatiga. SMA N 2 Salatiga didirikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penenilitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif berarti melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif ekspalanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif 2. Variabel Independen: Kepribadian kompetitif B. Definisi Operasional 1. Perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe dan Manfaat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif sebagai metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik 9 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik pada remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki banyak bahasa Ibu yang disebut juga sebagai bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Culture Shock terhadap kemampuan adaptasi mahasantri

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti) KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitis karena analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. ABSTRAK. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. ABSTRAK. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. ABSTRAK. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN. i iii v viii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Identifikasi dan Perumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai objek penelitian oleh peneliti adalah konsumen yang sudah menggunakan sepatu Converse. Peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang Dengan hormat, Di tengah-tengah kesibukan sebagai Guru SMA Kesatrian 1 Semarang, saya memohon Bapak / Ibu / Sdr / i untuk meluangkan sedikit waktu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner

LAMPIRAN 1. Kuesioner LAMPIRAN 1 Kuesioner Kuesioner Penelitian Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi daftar pertanyaan atas penelitian tentang Pengaruh Penempatan Karyawan terhadap Prestasi Kerja pada PT.

Lebih terperinci

Setelah beberapa lama, Kau mengerti bahwa sinar mentari pun akan membakarmu kalau berlebihan,

Setelah beberapa lama, Kau mengerti bahwa sinar mentari pun akan membakarmu kalau berlebihan, SETELAH BEBERAPA LAMA Setelah beberapa lama, Kau akan mengerti perbedaan tipis Antara menggandeng tangan dan membelenggu jiwa, Dan kau akan mengerti bahwa cinta bukan berarti bersandar Dan teman bukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. ALAT PENGUMPUL DATA : 1. Skala Dukungan Sosial

LAMPIRAN A. ALAT PENGUMPUL DATA : 1. Skala Dukungan Sosial LAMPIRAN A ALAT PENGUMPUL DATA : 1. Skala Dukungan Sosial 62 63 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta Sehubungan dengan penyelesaian tugas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perokok aktif kaum laki-laki. Tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perokok aktif kaum laki-laki. Tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah masyarakat yang ada di desa (kelurahan Botu) yakni para perokok aktif dan hanya di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa angkutan umum C10 Trayek Cengkareng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Desember 2016. Subjek dalam penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

TUGAS SKALA PSIKOLOGI DENGAN TEMA KECERDASAN MORAL (PRIBADI-SOSIAL)

TUGAS SKALA PSIKOLOGI DENGAN TEMA KECERDASAN MORAL (PRIBADI-SOSIAL) TUGAS SKALA PSIKOLOGI DENGAN TEMA KECERDASAN MORAL (PRIBADI-SOSIAL) Mata Kuliah Pengembangan Instrumen dan MediaBimbingan dan Konseling Dosen Pengampu Prof.Edi Purwanta, M.Pd & Dr.Ali Muhtadi Oleh: Nur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu remaja mulai dari rentang usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator dengan menggunakan berbagai media dan sarana sehingga dapat diterima oleh sang penerima pesan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian eksplanasi (explanatory research). Tujuan dari pendekatan kuantitatif dengan metode

Lebih terperinci

Sosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak. Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di

Sosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak. Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di 96 D. Pembahasan Sosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di dalamnya, yaitu segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merebaknya isu rendahnya kecerdasan moral pada siswa saat ini sangat marak diperbincangkan, seperti yang sangat sering kita temukan di mana siswa seringkali melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme Lampiran 2 Angket Field Test Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme Lampiran 3 Skoring Aspek Kematangan Emosi Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 44 BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian diperoleh dari pengolahan data secara statistik dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto

Lebih terperinci

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita, Peran Media Sosial terhadap Gaya Hidup Siswa PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita 1, Dasim Budimansyah 2, Siti Nurbayani 3 1 SMA PGRI Bandung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Pembahasan dalam uraian ini adalah tentang gambaran subyek penelitian, dimana subyek penelitian ini menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum partisipan, ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL. sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama bertugas di

LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL. sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama bertugas di LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL Dengan hormat, Saya, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, saat ini sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengetahui pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap pembentukan identitas diri remaja, sehingga pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriftif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan dari penelitian dan penyajian data beserta analisisnya. 1. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2

BAB V PENUTUP. Berdasarkan dari penelitian dan penyajian data beserta analisisnya. 1. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian dan penyajian data beserta analisisnya kesimpulan sebagai berikut: 1. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2 Surabaya. Adapun ruang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir 59 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah para pemilih pemula yang tercatat dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir Tengah

Lebih terperinci

Jalani kehidupan Penuh badai menghadang Akan mudah dijelang Dengan hadirnya seseorang

Jalani kehidupan Penuh badai menghadang Akan mudah dijelang Dengan hadirnya seseorang Jalani kehidupan Penuh badai menghadang Akan mudah dijelang Dengan hadirnya seseorang Akan terasa berat Dengarkan sepi sendiri Beban mudah dibagi Dengan teman kau tak sendiri Teman. cahaya hati Teman.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu untuk memperolehnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit memiliki sifat yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Richah Sofiyanti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas Lampiran 1 Hasil Validitas dan Reliabilitas VALIDITAS KONSEP DIRI NO Item VALIDITAS KETERANGAN 1. 0.410 Diterima 2. 0.416 Diterima 3. 0.680 Diterima 4. 0.421 Diterima 5. 0.174 Ditolak 6. 0.474 Diterima

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP REGULASI DIRI SISWI KELAS VIII MTS RAUDLATUL ULUM PUTRI GONDANGLEGI MALANG

PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP REGULASI DIRI SISWI KELAS VIII MTS RAUDLATUL ULUM PUTRI GONDANGLEGI MALANG PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP REGULASI DIRI SISWI KELAS VIII MTS RAUDLATUL ULUM PUTRI GONDANGLEGI MALANG Sariyati Idni Ridho Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

IDENTITAS PARTISIPAN SURVEI IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) RUMAH SAKIT ANTAM MEDIKA TAHUN 2016

IDENTITAS PARTISIPAN SURVEI IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) RUMAH SAKIT ANTAM MEDIKA TAHUN 2016 IDENTITAS PARTISIPAN SURVEI IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) RUMAH SAKIT ANTAM MEDIKA TAHUN 2016 01. Nomor Partispan : 02. Status Kepegawaian : 1. Karyawan tetap 2. Karyawan kontrak 03. Umur :. Tahun

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia banyak mengalami masalah-masalah kompleks dalam kehidupannya yang sebenarnya berasal dari diri sendiri, sehingga tanpa sadar manusia menciptakan mata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci