ANALISIS PENAWARAN AYAM PEDAGING DI TINGKAT PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENAWARAN AYAM PEDAGING DI TINGKAT PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG"

Transkripsi

1 ANALISIS PENAWARAN AYAM PEDAGING DI TINGKAT PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG [The Supply Aalysis of Broiler Farmer i Sub District of Suruh-Semarag Regecy] G. Hartoo Fakultas Pertaia Uiversitas Kriste Satya Wacaa, Salatiga Received Jauary 01, 2008; Accepted February 18, 2008 ABSTRAK Pembagua usaha peteraka ayam pedagig (broiler) utuk meigkatka produksi dagig sagat dirasaka mafaatya, terutama utuk mesubstitusi terak sapi da kerbau impor, yag populasiya meuru serta utuk meyediaka dagig bagi masyarakat dega harga murah, sehigga kosumsi protei hewai dapat meigkat. Tujua peelitia ii utuk megetahui pegaruh harga ayam pedagig, harga DOC, harga paka ayam, harga obat-obata da upah teaga kerja terhadap peawara ayam pedagig. Metode peelitia yag diguaka adalah metode deskriptif, semetara data dikumpulka dega metode survai. Sebayak 60 respode dipilih sebagai sampel peelitia yag ditetuka secara purposif di atara 200 peterak ayam pedagig di Kecamata Suruh, Kabupate Semarag. Hasil peelitia ii meujukka bahwa secara keseluruha berbagai variabel idepede yag meliputi harga ayam pedagig, harga DOC, harga paka ayam, harga obat-obata da upah teaga kerja berpegaruh terhadap peawara ayam pedagig, yag diaalisis dega model fugsi peawara tras log, da secara idividual masig-masig variabel idepede tersebut mempuyai koefisie regresi 0,3688; 1,7079; -2,9779; 5,2588 da 3,6565 Kata Kuci: Fugsi Peawara Tras Log, Harga Iput, Ayam Pedagig. ABSTRACT Developig of broiler farmig to icrease meat productio is assumed to be useful, especially to supply the substitutio of beef ad buffalo meat import, i which cattle ad buffalo populatio have decreased. I additio broiler ca supply meat for society which is low i price so that their aimal protei cosumptio ca icrease. The aim of this study was to evaluate the ifluece of DOC price, chicke feed, drug ad broiler prices ad laborwage o broiler price to broiler supply. The descriptive method was used i this research, while the data were collected usig survey method. The 60 respodets were selected by purposively amog the 200 of broiler s farmer at Suruh Sub District, Semarag Regecy. The results of this study idicated that o all the various variables icludig DOC price, chicke feed price, drug price, labor wage ad broiler price iflueced broiler supply which was aalyzed by usig Tras log supply fuctio model, ad each havig regressio coefficiets of ; ; ; ad Keywords: Tras Log Supply Fuctio, Iput Price, Broiler PENDAHULUAN Peteraka uggas di Idoesia mempuyai potesi da perlu dikembagka. Dari aspek ketersediaa laha, pegembaga peteraka di Idoesia berpotesi sagat besar. Ketersediaa laha yag luas di Idoesia belum bayak dimafaatka The Supply Aalysis of Broiler Farmer [G. Hartoo] oleh masyarakat utuk peteraka, sehigga sampai saat ii produksi hasil peteraka dalam egeri belum dapat mecukupi kebutuha kosumsi masyarakat, terutama utuk dagig sapi da dagig kerbau. Sebelum krisis ekoomi tahu 1998 melada Idoesia, total kosumsi dagig masyarakat Idoesia sebayak 1,2 juta to per tahu, 34,92 % di ataraya 41

2 atau sebayak 419 ribu to merupaka dagig sapi da kerbau. Pada saat itu produksi dagig sapi da kerbau Idoesia haya mecapai 389 ribu to sehigga Idoesia masih harus megimpor sebayak 30 ribu to.impor ii sempat terheti karea selama krisis ekoomi, ilai kurs valuta asig sagat tiggi da kareaya harga barag impor mejadi sagat mahal. Utuk mecukupi kebutuha kosumsi terpaksa sapi da kerbau dipotog melebihi kapasitas/ jumlah aakaya, sehigga populasiya meuru tajam. Pada tahu 2003 jumlah terak besar sapi da kerbau tiggal 12,8 juta ekor, yag terdiri dari 10,4 juta ekor sapi da 2,4 juta ekor kerbau. Peurua populasi terak sapi da kerbau ii meujukka petigya upaya-upaya pemuliha utuk meigkatka kembali populasi terak besar tersebut da seharusya diupayaka tapa meigkatka impor dagig dari luar egeri karea kurs dolar tiggi. Hal ii mejadi tataga da sekaligus peluag bagi peterak uggas utuk meyediaka ayam pedagig (broiler) sebagai dagig substitusi. Peluag ii merupaka suatu keharusa bila igi peteraka sapi da kerbau di Idoesia diselamatka dari kehacuraya. Sebearya utuk medapatka protei yag berkualitas, orag dapat megkosumsi sumber protei abati, di sampig sumber protei hewai, terutama dari jeis kacag-kacaga, seperti kacag kedelai, kacag hijau, da kacag taah. Aka tetapi umumya protei yag berasal dari sumber protei abati haya megadug beberapa jeis asam amio tertetu yag tidak legkap. Sumber protei hewai biasaya lebih legkap kaduga asam amioya. Sayagya sumber protei hewai hargaya cukup mahal, sehigga tidak terjagkau oleh sebagia besar masyarakat Idoesia. Harga sumber protei hewai yag mahal ii sebagia peyebabya adalah biaya produksi da pemasara terak yag memag besar. Sebagai cotoh, biaya produksi ayam pedagig hidup yag dipelihara di Kecamata Suruh sebesar Rp 5.889,91/ kg. Pada saat yag sama harga ecera karkas ayam pedagig di pasar Salatiga sekitar Rp ,00/kg. Harga karkas ayam pedagig ii aka berfluktuasi megikuti besarya permitaa da peawara yag terjadi di pasar. Harga dagig ayam cederug tiggi pada saat bayak orag megadaka hajata utuk meikahka da atau meyuatka aggota keluargaya da juga masa-masa hari raya keagamaa seperti Idul Fitri, Natal, Paskah da Imlek (Hartoo, 2005 a. ) Harga komoditas sumber protei hewai yag cederug tiggi da berfluktuasi meyebabka redahya kosumsi protei asal terak masyarakat Idoesia. Agar kosumsi protei ii dapat meigkat perlu dikembgka usaha peteraka, yag salah satuya adalah peteraka ayam pedagig. Utuk dapat medorog para peterak megembagka usaha ayam pedagigya perlu diketahui variabel-variabel maakah yag perlu mereka pertimbagka dalam ragka meyediaka dagig ayamya utuk mecukupi permitaa pasar. Da hal tersebut mejadi pokok permasalaha dalam peelitia ii. Peelitia ii bertujua utuk megaalisis fugsi peawara ayam pedagig yaitu igi megetahui faktor-faktor yag berpegaruh pada peawara ayam pedagig da megetahui besarya pegaruh masigmasig faktor yag bersagkuta terhadap peawara ayam pedagig. MATERI DAN METODE Peelitia ii dilakuka di Kecamata Suruh, yag merupaka salah satu setra peteraka ayam pedagig di wilayah Kabupate Semarag. Metode peelitia yag diguaka adalah metode deskriptif, berarti dalam peelitia ii aka dilakuka berbagai kegiata yag meliputi pegumpula data, aalisis data da iterpretasi hasil aalisisya (Sigarimbu da Efedi, 1991) Data yag dikumpulka dalam peelitia ii meliputi data primer da data sekuder. Pegumpula data primer dilakuka dega metode survai, megguaka daftar pertayaa yag telah dipersiapka terlebih dahulu. Di sisi lai, data sekuder dikumpulka dega mecatat data-data yag berhubuga dega peelitia ii pada istasi terkait. Data primer atara lai meliputi harga jual da berat ayag pedagig yag dijual, harga da jumlah paka yag diguaka, harga da jumlah obat-obata, upah da jumlah tegaga kerja yag dipekerjaka, serta luas kadag. Sedagka data sekuder atara lai meliputi jumlah da distribusi peduduk (meurut umur, jeis kelami, tigkat pedidika da mata pecaharia), poultry shop yag beroperasi diwilayah peelitia, 42 J.Ido.Trop.Aim.Agric. 33 [1] March 2008

3 serta jumlah da distribusi peterak ayam pedagig meurut desa. Jumlah sampel sebayak 60 respode, diambil dari 200 peterak ayam pedagig yag ada. Peetua respode dilakuka secara purposif, yaitu respode yag mewakili peterak madiri sebayak 13 orag, respode yag mewakili peterak yag bermitra tidak peuh sebayak 30 orag da respode yag mewakili peterak yag bermitra peuh sebayak 17 orag. Jumlah respode ii sesuai proporsi populasiya yaitu sebesar 30 %. Dega demikia metode yag dipakai dalam meetuka sampel adalah metode Purposive Samplig Aalisis data dilakuka dega megguaka aalisis regresi bergada da model yag diguaka adalah model fugsi traslog. Aalisis regresi bergada ii adalah suatu aalisis yag cocok dipakai utuk megetahui pegaruh suatu variabel terhadap variabel lai da serig dipakai dalam berbagai peelitia (Gujarati, 1984). Fugsi peawara yag dipakai dalam peelitia ii adalah fugsi peawara perusahaa yag dituruka dari fugsi produksi, yag secara sigkat dapat dijelaska sebagai berikut: Seorag pegusaha yag megguaka dua faktor produksi yaitu modal (K) da teaga kerja (L), da meghasilka produksi sebesar (Q) maka fugsi produksiya dapat dirumuska seperti persamaa 1 Q ( K, L)... 1 Dalam model fugsi Cobb Douglas fugsi produksi tersebut dirumuska seperti persamaa 2 Q AK L... 2 Bila harga produk P da harga modal da upah teaga kerja masig-masig P k da P l maka keutuga yag diperoleh pegusaha dapat dirumuska seperti persamaa 3 = PQ P K K P L L... 3 Bila persamaa 2 disubstitusika dalam persamaa 3 aka diperoleh persamaa 4 Peyelesaia optimal persamaa 4 meghasilka L da K seperti persamaa 5 da persamaa 6. L P Q... 5 P L Q P L K P atau K L PK P K... 6 Bila K da L dalam persamaa 5 da 6 disubstitusika ke dalam persamaa 4, maka diperoleh persamaa 7. PL P A P K L L PL PK PK L Pl L...7 Peyelesaia optimal persamaa 7 meghasilka L seperti persamaa 8. P L 1 1 P z P L K L Dega ilai z...8 P Az PK Bila ilai L dalam persamaa 8 da K dalam persamaa 6 disubstitusika lagi kedalam Q dalam persamaa 2, diperoleh persamaa 9 Q = A P AK L P L PK z PL pk P Az P K P L Q dalam persamaa 9 adalah hasil produksi yag dijual kepasar sehigga merupaka peawara. Dalam persamaa 9 yag komplek ii, da merupaka kostata, sehigga Q (peawara) merupaka fugsi dari harga produk (P), harga iput (P k da P l ) da tekologi (A). Sehigga secara umum, peawara suatu produk merupaka fugsi dari tekologi, harga-harga iput yag dipakai da harga produkya yag secara sederhaa dirumuska sebagai persamaa 10 Q = {A; P l ; P} K L P K z PL P Az The Supply Aalysis of Broiler Farmer [G. Hartoo] 43

4 Dalam usaha ayam pedagig, iput variabelya berupa teaga kerja, bibit ayam /DOC, paka ayam, berbagai macam obat-obata, listrik da sekam padi (Hartoo, 2003). Utuk iput variabel, proporsi biaya iput terbesar adalah biaya paka sedag pemakaia sekam da listrik relatif redah (Hartoo, ). Oleh karea itu harga sekam da tarif listrik tidak diperhitugka sebagai variabel, yag diperhitugka sebagai variabel harga iput haya empat macam yaitu: harga DOC (P 1 ), harga paka ayam (P 2 ), harga obat-obata (P 3 ) da upah teaga kerja (P 4 ). Tekologi yag diterapka oleh peterak relatif sama, sehigga tigkat tekologi tidak dijadika variabel. Utuk megestimasi fugsi peawara dapat diguaka berbagai macam model fugsi seperti fugsi liier, fugsi kuadratik, fugsi Cobb Douglas, da fugsi tras log, yag masig-masig mempuyai kekuraga da kelebihaya. Model fugsi yag diguaka dalam peelitia ii adalah model fugsi tras log. Model ii mempuyai kelebiha bahwa faktor peetu elastisitas sebuah variabel lebih dari satu macam. Utuk merumuska model dalam peelitia ii harga iput diotasika sebagai (P 1 ) utuk i = 1, 2, 3 da 4, harga ayam diotasika sebagai Z j utuk j = 1 da peawaraya diotasika sebagai Q. Dega demikia fugsi peawaraya dalam model tras log dapat dirumuska sebagai persamaa 11 l Q 0 l l P l Z...12 Pi i m ih h h1 k 1 m l Z l P...13 zj m i1 i P i 2 i1 h1 m j jk k k 1 i1 1 l P l P ik i k i1 ik k1 m m l P l Z k ih l Z 1 Z Z k 1 j1 kj k j k i ik ik h k i Dalam hal ii ih = hi da j = k utuk semua ilai: i,h,j,k (Sayuti, 2001). Besarya pegaruh harga iput variabel ( xi ) da harga ayam ( zj ) masigmasig terhadap peawara ayam broiler dapat dirumuska seperti persamaa 12 da 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Data peelitia ii meujukka bahwa semua peterak respode sudah perah megeyam pedidika formal. Tigkat pedidika yag diselesaika respode teredah tamat sekolah dasar (SD) yaitu sebayak 7 orag da yag tertiggi berpedidika Sarjaa yaitu sebayak 12 orag. Bila dikaitka dega besarya peawara ayam pedagig, maka respode yag berpedidika SD da SLTP kebayaka peawara ayam pedagigya 2500 kg. Respode yag berpedidika SLTA relatif lebih merata, tetapi yag terbayak peawara ayam pedagigyaya juga 2500 kg. Respode yag perah megeyam pedidika di pergurua tiggi peawaraya juga merata, tetapi yag terbayak berkisar atara kg. Data selegkapya dapat diikuti dalam Tabel 1. Di Kecamata Suruh, ada tiga macam betuk kemitraa peteraka ayam pedagig yaitu: peterak madiri, peterak bermitra tidak peuh da peterak bermitra peuh. Yag dimaksud dega peterak madiri adalah peterak yag seluruh modal kerjaya ditaggug sediri. Skala usaha peterak ii biasaya kecil yaitu kurag dari 2000 ekor ayam pedagig. Dari 60 respode, terdapat 13 respode yag merupaka peterak madiri da 6 respode diataraya mempuyai peawara ayam pedagig 2500 kg Respode peterak yag bermitra tidak peuh sebayak 30 orag. Sebagia modal peterak ii dibatu oleh poultry shop. Modal yag harus disediaka sediri miimal 30 % dari jumlah pegeluara yag aka dibeli di poultry shop tersebut, sedag pegeluara utuk teaga kerja da kadag semuaya ditaggug sediri. Skala usaha peterak ii umumya lebih besar dari pada skala usaha peterak madiri yaitu atara 2000 higga 4000 ekor ayam pedagig. Dari 30 respode peterak yag bermitra tidak peuh terdapat 17 respode yag peawaraya 2500 kg. Respode peterak yag bermitra peuh berjumlah 17 orag. Peterak yag megikuti model ii skala usahaya relatif besar, miimal jumlah DOC yag dipelihara sebayak 4000 ekor. Semua modal yag diperluka dicukupi dari perusahaa DOC, kecuali kadag da pegeluara 44 J.Ido.Trop.Aim.Agric. 33 [1] March 2008

5 Tabel 1. Distribusi Respode meurut Jumlah Peawara Ayam Pedagig da Pedidika Peawara ayam pedagig (kg) SD SLTP SLTA PT Total > > > > Total Sumber: Aalisa Data Primer Tabel 2. Distribusi Respode meurut Jumlah Peawara Ayam Pedagig da Model Kemitraa Peawara ayam pedagig (kg) Kemitraa peuh Kemitraa tidak peuh Madiri Total > > > > Total Sumber: Aalisa Data Primer utuk teaga kerja. Data selegkapya dapat diikuti dalam Tabel 2. Peterak respode umumya sudah berpegalama berterak ayam pedagig. Pegalama usahaya, walaupu beberapa di ataraya sudah melakukaya. Peterak respode yag berpegalama lebih dari 3 tahu, jumlah peawaraya relatif merata dari yag berjumlah Tabel 3. Distribusi Respode meurut Jumlah Peawara Ayam Pedagig da Pegalama Berterak Peawara ayam pedagig Jumlah respode berdasarka pegalama berterak Total (kg) 3 th >3 6,0 th >6 9,0 th >9 th > > > > Total Sumber: Aalisa Data Primer mereka berkisar atara 3 higga 20 tahu, tetapi yag terbayak berkisar atara 3 higa 6 tahu. Bila dikaitka dega jumlah peawara ayam pedagigya, peterak yag berpegalama 3 tahu umumya peawara ayam pedagigya relatif redah. Jumlah peterak respode ii sebayak 16 orag, 10 orag diataraya jumlah peawara ayam pedagigya 2500 kg. Hal ii meujukka bahwa mereka masih ragu-ragu utuk memperbesar sedikit sampai yag berjumlah bayak. Data distribusi respode meurut jumlah peawara ayam pedagig da pegalama berterak dapat diikuti dalam Tabel 3 Sebagaimaa diuraika dalam keragka aalisis, variabel yag diaalisis dalam peelitia ii ada 6, yaitu: Peawara ayam pedagig (Q), Harga DOC (P 1 ), Harga Paka (P 2 ), Harga Obat (P 3 ), Upah (P 4 ), da Harga ayam pedagig (Z 1 ). Sebagai variabel The Supply Aalysis of Broiler Farmer [G. Hartoo] 45

6 Tabel 4. Rataa Variabel Peelitia No Variabel Satua Nilai Rataa 1 Peawara ( Q) Kg 4.652,14 2 Harga DOC (P 1 ) Rp/ Ekor 2.208,33 3 Harga Paka (P 2 ) Rp/Kg 2.284,67 4 Harga Obat (P 3 ) Rp/ml 6.452,99 5 Upah Teaga Kerja (P 4 ) Rp/HOK ,05 6 Harga ayam (Z 1 ) Rp/kg 6.197,00 Sumber: data primer depedeya peawara ayam pedagig da 5 sisaya sebagai variabel idepede. Nilai rataa keeam variabel tersebut dapat diikuti dalam Tabel 4 Utuk meghitug ilai elastisitas dari 5 variabel idepede, diguaka fugsi tras log. Fugsi ii aka memperbayak jumlah variabel regresi, yaitu dari 6 variabel peelitia mejadi 21 variabel regresi. Hasil diperoleh. Berdasarka hasil perhituga, teryata kelima variabel idepede peelitia berpegaruh yata terhadap peawara ayam pedagig. Rataa elastisitas seluruh respode yag terbesar adalah rataa elastisitas peawara ayam pedagig atas upah ( p4 ), yaki sebesar 5,2588 da yag terkecil adalah rataa elastisitas peawara ayam pedagig atas harga DOC Tabel 5. Hasil Koefisie Regresi, t hitug da t tabel No Variabel regresi Koefisie regresi t hitug t tabel (= 0,05) 1 Kostata ( 0 ) -2,093* 2,042 2 L (P 1 ) ( 1 ) 0,087 0,365 3 L (P 2 ) ( 2 ) 0,517 5,993* 4 L (P 3 ) ( 3 ) 0,253 2,704* 5 L (P 4 ) ( 4 ) 0,220 2,394* 6 L (P 1 ) l (P 1 ) ( 11 ) -,045 -,175 7 L (P 1 ) l (P 2 ) ( 12 ) -,085-1,091 8 L (P 1 ) l (P 3 ) ( 13 ) -,420-5,268* 9 L (P 1 ) l (P 4 ) ( 14 ),436 5,387* 10 L (P 2 ) l (P 2 ) ( 22 ),154 2,152* 11 L (P 2 ) l (P 3 ) ( 23 ),003, L (P 2 ) l (P 4 ) ( 24 ),136 1, L (P 3 ) l(p 3 ) ( 22 ) ( 33 ) -,034 -, L (P 3 ) l(p 4 ) ( 22 ) ( 34 ),125 1, L (P 4 ) l(p 4 ) ( 22 ) ( 44 ) -,053 -, L (P ) l ( Z ) 1 1 ( 11 ) 0,089 1, L (P 2 ) l ( Z 1) ( 21 ) 0,041 0, L (P 3 ) l Z ) ) 0,021 0,263 ( 1 ( L (P 4 ) l ( Z 1) ( 41 ) 0,193 2,372* 20 L ( Z 1) ( 1 ) 0,268 3,386* 21 L ( Z 1) l ( Z 1) ( 11 ) 0,184 2,023* Sumber : Aalisis data primer Keteraga : R= 0,930 ; R = 0,865; F= 9,582 perhituga regresi meujukka bahwa 9 variabel idepede regresi di ataraya berpegaruh yata terhadap variabel depedeya. Hal ii dapat dilihat dalam Tabel 5 Dega megguaka rumus dalam persamaa 12 da persamaa 13, da berdasarka ilai koefisie regresi dalam Tabel 5 serta data-data peelitia, elastisitas variabel idepede peelitia dapat ( p1 ) yaki sebesar 0,3688. Data selegkapya dapat dilihat dalam baris terakhir dari Tabel 6 atau Tabel 7 da Tabel 8. Pegelompoka respode meurut pedidika meujukka adaya perbedaa besarya rerata elastisitas peawara. Dalam Tabel 6 terlihat bahwa rataa elastisitas peawara ayam pedagig atas harga DOC ( p1 ) da rataa elastisitas peawara 46 J.Ido.Trop.Aim.Agric. 33 [1] March 2008

7 Tabel 6: Rataa Elastisitas Peawara Ayam Pedagig meurut Pedidika Respode No Pedidika P1 P2 P3 P4 Z1 1 PT 0,4843 1,7074-3,0121 5,2972 3, SLTA 0,3368 1,7076-2,9634 5,2458 3, SLTP 0,3445 1,7101-2,9747 5,2454 3, SD 0,3281 1,7074-2,9831 5,2626 3, Rerata elastisitas 0,3688 1,7079-2,9779 5,2588 3,6565 Sumber : Aalisis data primer Keteraga: P1 = elastisitas peawara ayam pedagig atas harga doc P2 = elastisitas peawara ayam pedagig atas harga paka P3 = elastisitas peawara ayam pedagig atas harga obat-obata P4 = elastisitas peawara ayam pedagig atas upah teaga kerja Z1 = elastisitas peawara ayam pedagig atas harga ayam ayam pedagig atas harga ayam ( z1 ) meujukka adaya peigkata dega meigkatya pedidika, dega peigkata yag relatif kecil. Pada tigkat pedididka sekolah dasar (SD), rataa h p1 da rataa h z1 redah masig-masig sebesar 0,3281 da 3,5936, sedag pada tigkat pedidika pergurua tiggi (PT) masig-masig sebesar 0,4843 da 3,7190. Pegelompoka respode meurut model kemitraa, juga meujukka adaya perbedaa rataa p1 da rataa z1, sebagai maa terjadi pada pegelompoka respode meurut tigkat pedidika. Semaki madiri peterak dalam permodala, semaki redah elastisitasya. Peterak yag modalya madiri sepeuhya, rataa p1 da z1 masig-masig sebesar 0,2873 da 3,6178 da peterak yag modalya ditaggug oleh perusahaa rataa p1 da rataa z1 masig-masig sebesar 0,4836 da 3,3715. Data selegkapya dapat diikuti dalam Tabel 7 Pegelompoka respode meurut pegalama memelihara terak meujukka adaya perbedaa rataa p1. Semaki lama pegalama memelihara ayam pedagig, semaki tiggi elastisitasya. Dalam Tabel 8 terlihat bahwa respode yag pegalamaya 3 tahu ilai rataa 1 sebesar 0,2546 da respode yag pegalamaya diatas 9 tahu rataa 1 ya sebesar 0,5455 Pegaruh Harga DOC da Harga Paka terhadap Peawara Ayam Pedagig Harga DOC da harga paka berpegaruh yata terhadap peawara ayam pedagig. Nilai rataa elastisitas peawara atas harga DOC da rataa elastisitas peawara atas harga paka masigmasig sebesar 0,3688 da 1,7079. Hal ii meujukka bahwa perubaha harga DOC sebesar 1 % aka diikuti oleh perubaha peawara sebesar 0,3688 % da perubaha harga paka sebesar 1 % aka diikuti oleh perubaha peawara sebesar 1,7079 %. Agka elastisitas peawara yag positif Tabel 7: Rataa Elastisitas Peawara Ayam Pedagig meurut Model Kemitraa No Kemitraa P1 P2 P3 P4 Z1 1 KP 0,4836 1,7197-2,9958 5,2825 3, KTP 0,3392 1,7069-2,9627 5,2402 3, madiri 0,2873 1,7067-2,9898 5,2709 3, Rataa 0,3688 1,7079-2,9779 5,2588 3,6565 elastisitas Sumber : Aalisis data primer Keteraga: otasi dalam baris pertama sama dega otasi baris pertama Tabel 6 The Supply Aalysis of Broiler Farmer [G. Hartoo] 47

8 No Tabel 8. Rataa Elastisitas Peawara Ayam Pedagig meurut Pegalama Berterak Pegalama (th) P1 P2 P3 P4 Z ,2546 1,7080-2,9543 5,2366 3, ,1-6,0 0,3701 1,7073-2,9838 5,2631 3, ,1-9,0 0,4826 1,7110-2,9803 5,2663 3, ,0 0,5455 1,7076-3,0077 5,2881 3, Rerata 0,3688 1,7079-2,9779 5,2588 3,6565 elastisitas Sumber : Aalisis data primer Keteraga: otasi dalam baris pertama sama dega otasi baris pertama Tabel 6 meujukka bahwa arah perubaha peawara ayam pedagig sama dega arah perubaha harga DOC da arah perubaha harga paka. Peigkata atau peurua harga kedua macam iput ii aka diikuti oleh peigkata atau peurua peawara ayam pedagig. Dari segi teori peawara, peigkata harga kedua macam iput tersebut seharusya meyebabka peurua peawara ayam pedagig. Peigkata harga iput aka meyebabka biaya produksi meigkat, biaya produksi yag meigkat ii aka meyebabka peurua tigkat produksi yag dihasilka peterak, dega demikia peawara ayam pedagigya juga aka meuru (Tomek & Robiso, 1972). Harga DOC da harga paka ditetuka oleh perusahaa. Peterak tidak mempuyai kekuata tawar meawar, da mereka haya sebagai peerima harga yag ditetapka oleh perusahaa tersebut. Pada saat-saat tertetu, sebagaimaa telah diuraika, harga karkas ayam pedagig di pasara meigkat, terutama pada saat hari raya keagamaa seperti Idulfitri, Natal, Paskah, Imlek, da juga bula Puasa, karea pada saat itu bayak sekali permitaa dagig oleh kosume. Utuk memeuhi permitaa kosume yag bayak ii peterak bayak yag meigkatka produksiya atau bahka mucul peterak-peterak baru, yag tetuya mereka membutuhka DOC da paka ayam dalam jumlah yag besar. Kesempata ii dipakai oleh perusahaa peghasil iput tersebut utuk medapatka utug yag lebih besar dega meigkatka harga jual DOC da harga paka. Peterak tetap aka membeli kedua iput tersebut bahka dega jumlah yag lebih bayak, sepajag mereka memperkiraka masih dapat memperoleh keutuga. Hal iilah yag meyebabka terjadiya arah perubaha harga DOC da harga paka sama dega arah perubaha peawara ayam pedagig. Pegaruh Harga Obat-obata terhadap Peawara Ayam Pedagig Harga obat-obata berpegaruh yata terhadap peawara ayam pedagig. Rataa elastisitas peawara ayam pedagig atas harga obat-obata sebesar -2,9779 meujukka bahwa perubaha harga obat-obata sebesar 1 % aka meyebabka perubaha peawara sebesar -2,9779 %. Nilai yag egatif meyataka bahwa arah perubaha peawara ayam pedagig berlawaa dega arah perubaha harga obat-obata. Peigkata harga obat-obata aka meyebabka peurua peawara ayam pedagig da sebalikya peurua harga obatobata aka meyebabka peigkata peawara ayam pedagig. Arah yag berkebalika atara perubaha peawara ayam pedagig dega perubaha harga obat-obata ii sesuai dega hukum peawara (Dahl da Hammod, 1977). Obat-obata ii merupaka iput yag sagat petig dalam peteraka ayam pedagig. Sebagaimaa telah diugkapka, ayam pedagig sagat reta terhadap berbagai peyakit ayam da bila seekor ayam sampai terserag peyakit, kemugkia besar ayam yag bersagkuta aka mati. Utuk memperkecil resiko tersebut pemberia obat ii harus tepat waktu da tepat dosis. Di Kecamata Suruh ada pembimbig tekis yag disediaka perusahaa DOC yag serig berkujug ke daerah peteraka, maka peterak sudah paham cara da dosis pemberia obat yag tepat, oleh karea itu peigkata harga obat-obata ii tidak direspo dega meuruka dosis pemberia obat pada ayam, tetapi peterak meuruka jumlah DOC yag dibeli utuk dipelihara, sehigga peawara ayam pedagig meuru. 48 J.Ido.Trop.Aim.Agric. 33 [1] March 2008

9 Pegaruh Upah terhadap Peawara Ayam Pedagig Upah berpegaruh yata terhadap jumlah peawara ayam pedagig. Rataa elastisitas peawara ayam pedagig atas upah sebesar 5,2588 meujukka bahwa perubaha upah sebesar 1 % aka diikuti oleh perubaha peawara ayam pedagig sebesar 5,2588 %. Arah yag positif meujukka bahwa arah perubaha peawara ayam pedagig sama dega arah perubaha upah. Bila upah meigkat aka diikuti oleh peigkata peawara ayam pedagig da sebalikya peurua upah aka diikuti oleh peurua peawara ayam pedagig. Seperti halya pegaruh harga DOC da harga paka terhadap peawara ayam pedagig, pegaruh yag yata da positif dari upah terhadap peawara ii meyimpag dari teori peawara. Ketika upah meigkat, maka biaya produksi aka meigkat dalam hal ii seharusya peterak meuruka pegguaa teaga kerja yag aka berdampak pada peurua produksiya, agar mereka tidak mederita kerugia, sehigga peawaraya-pu meuru. Peyebab peyimpaga ii dapat dijelaska sebagai berikut. Ketika perusahaa paka da perusahaa DOC memperkiraka bahwa pada masa pejuala ayam potog oleh peterak, harga karkas ayam aka meigkat, mereka meigkatka harga kedua macam iput tersebut. Peterak yag sudah memutuska utuk meerima harga paka da DOC dega harga yag lebih mahal ii bertekad utuk meigkatka produksi karea bayak permitaa terhadap karkas ayam dari kosume. Peterak mejajika memberi bous pada para pekerja bila mereka mampu mecapai target produksi yag telah ditetapka sebelumya. Jaji pemberia bous ii aka meragsag para pekerja utuk bekerja lebih giat utuk meghasilka produksi da hal ii aka berdampak pada peawara ayam pedagigya. Pegaruh Harga Jual terhadap Peawara Ayam Pedagig Harga jual ayam pedagig berpegaruh yata terhadap peawara ayam pedagig. Elastisitas peawara ayam pedagig atas harga jual sebesar 3,6565 meujukka bahwa perubaha harga ayam pedagig 1 % aka diikuti oleh perubaha jumlah ayam pedagig yag ditawarka peterak sebesar 3,6565 %. Nilai yag positif meujukka arah perubaha peawara ayam pedagig sama dega arah perubaha harga. Ketika harga meigkat maka jumlah ayam pedagig yag ditawarka juga meigkat da sebalikya ketika harga ayam pedagig meuru maka jumlah ayam pedagig yag ditawarka juga meuru. Pegaruh yag yata da elastisitas peawara ayam pedagig atas perubaha harga ayam yag berilai positif ii sesuai dega teori peawara (Khols da Uhl, 1990). Ketika harga ayam meigkat, maka pedapata kotor/ ilai jual ayam meigkat, keutuga peterak meigkat da peterak aka meigkatka peawaraya. Masalahya dalam hal ii adalah apakah peterak sempat memperbesar peawara ketika dia medapatka harga jual ayamya yag lebih tiggi. Permasalaha ii dapat dijelaska sebagai berikut. Dalam sistim kotrak pada umumya perjajia kerjasama dibicaraka terlebih dahulu sebelum proses produksi dilakuka (McCoel, 1966). Hal ii juga terjadi pada peteraka ayam pedagig di Kecamata Suruh. Para peterak yag relatif besar skala usahaya, yag umumya merupaka peterak yag bermitra peuh, ketika mereka membeli DOC, sebearya mereka juga meyetujui kotrak harga, baik harga paka maupu harga jual ayam pedagig pada saat pae atiya. Bila harga jual ayam pedagig pada saat pae atiya melebihi harga jual yag ditetapka dalam kotrak, kelebiha harga tersebut mejadi bagia peterak. Perjajia semacam ii juga terjadi pada peterak yag bermitra tidak peuh. Berarti peterak ii sebearya sudah medapat kesempata utuk megatur tigkat peawara ayam pedagigya sejak awal proses produksi. Utuk peterak yag madiri memag tidak ada perjajia kotrak, amu mereka masih bisa memilih pembeli yag bersedia membeli produkya dega harga yag relatif tiggi walaupu waktuya relatif terbatas. KESIMPULAN Berdasarka hasil peelitia da pembahasa yag telah diuraika dalam peelitia ii ada beberapa hal yag dapat disimpulka 1.Harga DOC, harga paka, harga obat-obata, upah da harga jual ayam secara bersama-sama berpegaruh yata terhadap peawara ayam The Supply Aalysis of Broiler Farmer [G. Hartoo] 49

10 pedagig. Variasi kelima variabel idepede tersebut haya mampu mejelaska 86,5 % dari variasi yag terjadi pada peawara ayam pedagig 2.Harga DOC, harga paka, upah da harga jual ayam berpegaruh yata terhadap peawara ayam pedagig da elastisitasya berilai positif. 3.Harga obat-obata berpegaruh yata terhadap peawara ayam pedagig da elastisitasya berilai egatif. UCAPAN TERIMAKASIH Peulis megucapka terimakasih kepada Sigid Yuwoo yag telah meyiapka data utuk diaalisis, sehigga tulisa ii dapat terwujud DAFTAR PUSTAKA Dahl, D. C. & J. W. Hammod Market Ad Price Aalysis The Agricultural Idustries. McGraw-Hill; U.S.A. Gujarati, D Ekoometrika. UI Press; Jakarta. Hartoo, G Aalisis Biaya Produksi Ayam Pedagig di Kecamata Suruh Kabupate Semarag Jawa Tegah. Procedig Work Shop da Semiar Hasil-Hasil Peelitia, Pusat Peelitia Propisi Jawa Tegah. Semarag. Tidak dipublikasika. Hartoo, G a. Estimasi Fugsi Keutuga utuk Usaha Ayam Potog di Kecamata Suruh Kabupate Semarag. Ido. Trop. Aim. agric. 34 (4) : ; Semarag. Hartoo, G b. Aalisis Permitaa Paka Ayam Potog Megguaka Fugsi Traslog. Agric. Vol 18, No 1, hal 41-56; Salatiga. Kohls, R.L. ad J. N. Uhl Marketig of Agricultural Products. Macmilla Publishig Co. Ic; New York McCoell Usaha Tai Kotrak Da Idustri Ayam Potog. Dalam Kristato, K. Dkk.(Ed) Ekoomi Pemasara Dalam : Pertaia. Hal PT Gramedia; Jakarta. Sayuti, R Aalisis Agribisis Ayam Buras Melalui Pedekata Fugsi Keutuga Multi Output Kasus Jawa Timur. J. Agro Ekoomika. 19 (2) : Sigarimbu, M. da E. Sofia Metode Peelitia Survai. LP3ES; Jakarta. Tomek, W. G. ad K. L. Robiso Agricultural Product Prices. Corell Uiversity Press; Ithaca ad Lodo. 50 J.Ido.Trop.Aim.Agric. 33 [1] March 2008

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

Pendahuluan. Abstrak. *) Staf Peneliti Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Badan Lit bang Pertanian.

Pendahuluan. Abstrak. *) Staf Peneliti Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Badan Lit bang Pertanian. ELASTISITAS PERMINTAAN MASUKAN DAN PENAWARAN HASIL TANAMAN PADI DI JAWA (Perbadiga Pemakaia Fugsi Keutuga Traslog da Cobb Douglas) Muchjidi Rachmat*) Abstrak Tulisa ii mecoba membadigka Pemakaia Fugsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI

REGRESI DAN KORELASI REGRESI DAN KORELASI Pedahulua Dalam kehidupa sehari-hari serig ditemuka masalah/kejadia yagg salig berkaita satu sama lai. Kita memerluka aalisis hubuga atara kejadia tersebut Dalam bab ii kita aka membahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Unand

Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Unand TEKIK SAMPLIG PCA SEDERHAA Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusa Matematika FMIPA Uad Defiisi : Jika suatu cotoh berukura diambil dari suatu populasi berukura sedemikia rupa sehigga setiap kemugkia cotoh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI, KAUSALITAS DAN KORELASI DALAM EKONOMETRIKA Regresi adalah salah satu metode aalisis statistik yag diguaka utuk melihat pegaruh atara dua atau lebih variabel Kausalitas

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecaha Masalah Dalam ragka peigkata keakurata rekomedasi yag aka diberika kepada ivestor, maka dicoba diguaka Movig Average Mometum Oscillator (MAMO). MAMO ii

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Interpolasi

Bab 3 Metode Interpolasi Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Kegiata peelitia ii dilaksaaka pada bula Mei 2011 bertempat di Dusu Nusa Bakti, Kecamata Serawai da Dusu Natai Buga, Kecamata Melawi yag merupaka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia tetag Potesi Ekowisata Huta Magrove ii dilakuka di Desa Merak Belatug, Kecamata Kaliada, Kabupate Lampug Selata. Peelitia ii dilaksaaka atara

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia eksperime. Karea adaya pemberia perlakua pada sampel (siswa yag memiliki self efficacy redah da sagat redah) yaitu berupa layaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Defiisi Persamaa diferesial adalah persamaa yag melibatka variabelvariabel tak bebas da derivatif-derivatifya terhadap variabel-variabel bebas. Berikut ii adalah

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN PEDUGA RASIO UTUK RATA-RATA POPULASI MEGGUAKA KUARTIL VARIABEL BATU PADA PEGAMBILA SAMPEL ACAK SEDERHAA DA PEGATURA PERIGKAT MEDIA ur Khasaah, Etik Zukhroah, da Dewi Reto Sari S. Prodi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA Apa yag disebut Regresi? Korelasi? Aalisa regresi da korelasi sederhaa membahas tetag keterkaita atara sebuah variabel (variabel terikat/depede) dega (sebuah) variabel lai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di Kabupate Bogor dega respode para peterak ayam broiler yag mejali kerjasama sebagai mitra dega perusahaa kemitraa Dramaga Uggas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. a. Penelitian ini menggunakan 68 ekor kambing peranakan etawa ( PE) (31. ukur, tongkat ukur dan timbangan.

III. MATERI DAN METODE. a. Penelitian ini menggunakan 68 ekor kambing peranakan etawa ( PE) (31. ukur, tongkat ukur dan timbangan. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia ii telah dilaksaaka pada Bula Oktober sampai November 013 di peteraka yag ada di Kota Pekabaru. 3.. Materi Peelitia a. Peelitia ii megguaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi da objek peelitia Lokasi peelitia dalam skripsi ii adalah area Kecamata Pademaga, alasa dalam pemiliha lokasi ii karea peulis bertempat tiggal di lokasi tersebut sehigga

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

L A T I H A N S O A L A N R E G 1 Muhamad Ferdiansyah, S. Stat.

L A T I H A N S O A L A N R E G 1 Muhamad Ferdiansyah, S. Stat. L A T I H A N S O A L A N R E G Muhamad Ferdiasyah, S. Stat. *Saya saraka utuk mecoba sediri baru lihat jawabaya **Jawaba saya BELUM TENTU BENAR karea saya mausia biasa. Silaka dikosultasika jika ada jawaba

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Peelitia Pada bab ii aka dijelaska megeai sub bab dari metodologi peelitia yag aka diguaka, data yag diperluka, metode pegumpula data, alat da aalisis data, keragka

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

Penyelesaian: Variables Entered/Removed a. a. Dependent Variable: Tulang b. All requested variables entered.

Penyelesaian: Variables Entered/Removed a. a. Dependent Variable: Tulang b. All requested variables entered. 2. Pelajari data dibawah ii, tetuka depede da idepede variabel serta : a) Hitug Sum of Square for Regressio (X) b) Hitug Sum of Square for Residual c) Hitug Meas Sum of Square for Regressio (X) d) Hitug

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia sikap kosume terhadap kopi ista Kopiko Brow Coffee ii dilakuka di Wilaah Depok. Pemiliha dilakuka secara segaja (Purposive) dega pertimbaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) IV. METODE PENELITIAN 4. 1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di wilayah Kampus Istitut Pertaia Bogor (IPB) Dramaga. Peelitia ii merupaka survei terhadap kosume miuma supleme bereergi merek

Lebih terperinci

1200 (0,535) (0,465) (1200 1).0,05 + (0,535) (0,465)

1200 (0,535) (0,465) (1200 1).0,05 + (0,535) (0,465) = DATA DAN METODE PENELITIAN Data Peelitia Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data primer hasil yag diperoleh melalui peyebara kuisioer da metode wawacara sebagai data pelegkap. Pegumpula data dilaksaaka

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan 4.. Jeis da Sumber Data IV. METODOLOGI PENELITIAN Peelitia ii megguaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik da dari berbagai sumber lai yag diaggap releva dega peelitia. Utuk keperlua aalisis,

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB V METODOLOGI PEELITIA 5.1 Racaga Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia kualitatif dega metode wawacara medalam (i depth iterview) utuk memperoleh gambara ketidaklegkapa pegisia berkas rekam medis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desai Peelitia Desai peelitia adalah suatu cetak biru (blue prit) dalam hal bagaimaa data dikumpulka, diukur, da diaalisis (Umar, 008:4). Pada peelitia kali ii aka megguaka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan. 9 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di MTs Muhammadiyah Natar Lampug Selata. Populasiya adalah seluruh siswa kelas VIII semester geap MTs Muhammadiyah Natar Tahu Pelajara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat 38 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia 3.1.1 Lokasi Peelitia BAB III METODE PENELITIAN Lokasi peelitia ii dilakuka di Puskesmas Limba B terutama masyarakat yag berada di keluraha limba B Kecamata Kota Selata

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Terak yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda berjumlah 25 ekor terdiri dari 5 jata da 20 betia dega umur berkisar atara 10 15

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

psikologis membentuk citra/ pandangan seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kemudahan akses

psikologis membentuk citra/ pandangan seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi kemudahan akses 28 KERANGKA PEMIKIRAN Kepuasa merupaka peilaia seseorag terhadap produk atau jasa yag telah dikosumsiya. Seorag pelagga aka merasa puas apabila mafaat produk yag didapatya melebihi harapa mereka yag timbul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah metode korelasioal, yaitu Peelitia korelasi bertujua utuk meemuka ada atau tidakya hubuga atara dua variabel atau

Lebih terperinci

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran Bab 8 TEORI PENAKSIRAN Kompetesi Mampu mejelaska da megaalisis teori peaksira Idikator 1. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira titik 2. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah peelitia korelasi, yaitu suatu metode yag secara sistematis meggambarka tetag hubuga pola asuh orag tua dega kosep

Lebih terperinci

JENIS PENDUGAAN STATISTIK

JENIS PENDUGAAN STATISTIK ENDUGAAN STATISTIK ENDAHULUAN Kosep pedugaa statistik diperluka utuk membuat dugaa dari gambara populasi. ada pedugaa statistik dibutuhka pegambila sampel utuk diaalisis (statistik sampel) yag ati diguaka

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Peelitia 4.1.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka pada bula September sampai Desember 2009, bertempat di Laboratorium Terpadu IPB yag beralamat di Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desai Peelitia Peelitia ii megguaka desai Eksperimet dega pedekata pre test post test with cotrol group. Peelitia ii berupaya utuk megugkapka hubuga sebab-akibat dega cara

Lebih terperinci

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph M.H. Fariduddi Ath-thar, Vitas Atmadi Prakoso, Otog Zeal Arifi, da Rudhy Gustiao Balai Riset Perikaa Budidaya Air Tawar, Jl. Sempur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.

Lebih terperinci

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD) Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN A. Lokasi da Waktu Kajia Kajia telah dilakuka di PD. Augerah Hero, suatu idustri kecil sepatu yag beralamat di Kampug Sawah Ilir RT.02 RW.03 Mekarjaya, Kecamata Ciomas, Kabupate

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia megeai Kepuasa Kosume Miuma Isotoik Fatigo Hydro, dilakuka di wilayah Kota Bogor yaitu di Gedug Olahraga Cimahpar Futsal Bogor da di kampus

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Samplig Samplig adalah proses pegambila atau memilih buah eleme dari populasi yag berukura N (Lohr, 1999). Dalam melakuka samplig, terdapat teori dasar yag disebut teori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag berasal dari Tabel Iput-Output Provisi Jambi tahu 2007 klasifikasi 70 sektor yag kemudia diagregasika

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar III. METODOLOGI PENELITIAN 3.. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii telah dilakuka di Desa Koto Perambaha Kecamata Kampar Timur Kabupate Kampar. Waktu pelaksaaa peelitia ii sekitar 3 bula yaki Bula Oktober-Desember

Lebih terperinci