BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. gambarang yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. gambarang yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan"

Transkripsi

1 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian data Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi serta kebijakan perusahaan. Sehingga didapatkan gambarang yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan mengenai pengaruh pajak tangguhan terhadap laba bersih yang dilakukan pada CV. Surya Kencana Steel Gambaran Umum CV. Surya Kencana Steel CV. Surya Kencana Steel berdiri sejak tahun 2008, tetapi belum diakui sebagai CV. Surya Kencana Steel, karena direktur dari CV. Surya kencana Steel masih berkerja sebagai marketing freeland di PT. Seri jaya yang beralamatkan di ngagel jaya selatan pada tahun 2010 resmi berdiri sendiri tetapi masih belum diakui sebagai CV. Surya Surya Kencana. CV. Surya Kencana Steel berdiri pada tanggal 28 Maret 2012 berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomer : PEM ER/WPJ.11/KP.1303/2012 serta akte pendiri nomer 06 yang dibuat dihadapan Notaris ChristianaArviyanti S., S.H berkedudukan di kotamadya surabaya, dan disetujui oleh SK. Menteri Kehakiman dengan surat keputusan Nomer: C-1492.HT Th 2002 Perusahaan tersebut memiliki status usaha 44

2 45 yang bersifat tunggal yang beralamatkan di perumahan royal residence addingtong C wiyung. Selain itu izin operasionalnya telah mendapatkan izin dari pemkot setempat berupa: 1. Surat Pemberian Izin Tempat Usaha Perdagangan (SIUP) NO. 503 / A / / 2012 tanggal 28 Maret Surat Pemberian Tanda Daftar Perusahan (TDP) NO / 503 / D / / Dalam usahanya CV. Surya kencana melakukan usah di bidang jual beli besi beton neser, bahan yang kita beli langsung dari pabrik pabrik yang terkenal dan pelangan yang banyak peminatnya adalah di daerah luar pulau dan sekitar jawa timur saja tapi peminatnya tidak sebanyak yang di luar pulau. Biasanya kita pengiriman lewat expedisi darat dan expedisi laut Visi dan Misi Perusahan CV. Surya Kencana Steel memiliki Visi dan Misi dalam menjalankan usahanya. Berikut adalah visi dan misi dari CV. Surya Kencana Steel : Visi kita selalu menjadi yang terdepan didalam dunia perdagangan khususnya dalam bidang besi beton neser

3 Misi. selalu mengutamakan kepuasan para konsumen dengan melakukan pelayanan yang terbaik Struktur Organisasi CV. Surya Kencana Steel KOMISARIS DIREKTUR Manajer Pemasaran: 1. Penjualan 2. Pembelian Manajer Keuangan : 1. Akuntansi 2. Kasir 3. Pajak Manajer Operasional : 1. Persedian 2. System Pemuatan 3. Pengiriman Keterangan Bagan: 1. Komisaris Menyusun dan menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan serta mengawasi pekerjaan dan pengurus direksi 2. Direktur Menentukan dan menetapkan kebijakkan mengenai teknik perdagangan, merencanakan dan menjalankan serta mengawasi jumlah operasi bisnis serta

4 47 harta perusahaan, Mengawasi dan memberikan pengarahan kepada departemen marketing dari masing masing bagian, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian target dan pengembangan bisnis didalam perusahaan. 3. Manajer Keuangan Mampu membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatankegiatan lainnya untuk periode tertentu, serta mampu untuk mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. mengumpulkan menyimpan dan mengamankan dana yang ada didalam perusahaan. 4. Manajer Pemasaran Merancang dan melakukan kegiatan pemasaran, Merumuskan strategi dan mengkoordinir kegiatan penjualan dan pembelian. 5. Manajer Operasional Mampu membuat suatu persedian barang yang ada digudang dengan abdate dan jelas, mampu mengatur suatu pengiriman barang, dan mampu membuat laporan hasil keluar / masuknya barang sehingga dapat terkontrol barang barang yang ada digudang. Serta mampu mengoperasikan mesin system pengiriman. 6. Akuntansi Bertanggung jawab terhadap masalah keuangan, adapun untuk mengaudit keuangan perusahaan dilakukan oleh tim audit dari dalam maupun dari luar. 7. Kasir Berfungsi sebagai pemegang dana sementara dalam suatu perusahaan.

5 48 8. Perpajakan Pihak yang mengatur kebutuhan dan anggaran dalam melakukan pembayaran pajak kepada pemerintah. 9. Persediaan Bertanggung jawab dalam stock yang ada didalam gudang 10. Pengawasan Mempunyai tugas pokok menjaga, merawat, dan memperbaiki peralatan mesin - mesin dan kendaraan yang ada. Dan mengawasi system pengriman barang 4.2. Analisis Data Analisis data adalah sebagai upaya mengelolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitihan. Dalam menerapkan PSAK No. 46 pada CV. Surya Kencana Steel seharusnya mengakui seluruh konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang yang mempertanggungjawabkan pengakuan konsekuensi pajak dapat dilakukan dengan menghitung dan mengakui adanya pajak tangguhan (deferred tax) atas future tax effects atau berpengaruh pajak dimasa depan dengan menggukana balance sheet liability method atau asset liability method.

6 Analisis Laporan Keuangan Neraca pada CV. Surya Kencana Steel Tabel 4.1 Laporan Neraca CV. Surya Kencana Steel Per 31 desember 2010, 2011, dan 2012 Yang telah di audit Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih th 2010 Rp ,- th 2011 Rp ,- dan th 2012 Rp Persedian Uang muka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva tetap Setelah dikurangi akum. Penyusutan sebesar Rp pada thn 2012 dan Rp pada thn 2009 Pajak Tangguhan Jumlah aktiva Tetap Total Aktiva KEWAJIBAN DAN

7 50 EKUITAS Kewajiban lancar Hutang usaha Hutang bank Hutang pajak Hutang bank jangka panjang jatuh satu thn Jumlah kewajiban lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang bank jangka panjang Jumlah kewajiban tidak lancar Ekuitas Modal Saldo laba Laba tahun berjalan Jumlah Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas Sumber data diolah Berikut penjelasan dari akun laporan keuangan neraca dari tabel 4.1 adalah sebagai berikut : 1. Aktiva tetap Saldo aktiva tetap sebesar Rp ,- tahun 2010, sebesar Rp ,- tahun 2011, dan sebesar Rp ,- tahun Saldo aktiva tetap merupakan penjumlah yang terdiri dari : 1. Tanah dan Bangunan yang berupa rumah tempat tingal yang beralamatkan di Perum Royal Residence Addington CO1/170,

8 51 wiyung surabaya yang sudah selesai pembangunannya sebagai rumah tempat tinggal. 2. Tanah dan Bangunan yang terletak di rumah Prambana Recidence blok BB-05, lidah kulon surabaya. Proses pembanguna telah selesai sekarang menjadi rumah tempat tinggal dan untuk kantor CV. Surya Kencana Steel. 3. Tanah dan bangunan yang terletak di Pergudangan Margomulyo Indah kav.27-8, tanah tersebut sudah di kembangkan dan dipergunakan sebagai gudang CV. Surya Kencana Steel. 4. Kendaraan, CV. Surya Kencana Steel terdapat 4 unit truk yang dipergunakan untuk aktifitas penjualan dan 2 unit mobil Avanza dan mobil CRV 5. Investaris kantor terdiri dari 1buah komputer, 2buah laptop, 4buah meja staff, dan 2buah telp, 1buah kipas angin, 1 buah AC, 1buah PABX 2. Hutang pajak Saldo hutang pajak di necara merupakan penjumlahan dari hutang PPN, hutang PPh, dan hutang PBB. Dibawah ini disajikan rincian perhitungan hutang pajak tersebut.

9 52 Tabel 4.2 Perhitungan Saldo Hutang Pajak CV. Surya Kencana Steel Hutang pajak terdiri dari Per 31/12/2010 Per 31/12/2011 Per 31/12/ Hutang PPN - - PPN keluaran PPN kurang bayar 2. Hutang PPh - - PPh Pasal PPh pasal PPh pasal PPh badan pasal Hutang PBB TOTAL HUTANG PAJAK Sumber data diolah Hutang bank jangka panjang Hutang bank jangka panjang ini merupakan hutang kepada bank BNI atas sewa gedung untuk pemakaian sendiri dan telah dipungut oleh CV. Surya Kencana Steel. Dibawah ini adalah jurnal transaksi untuk mencatat hutang CV. Surya Kencana Steel terhadap uang sewa gedung adalah sebagai berikut : Kas XXX Hutang afiliasi XXX PPN keluaran XXX

10 53 Jurnal transaksi untuk mencacat pembayaran CV. Surya Kencana Steel kepada bank BNI Hutang bank jangka panjang XXX Kas XXX Saldo hutang bank jangka panjang di necara periode tahun 2010 sebesar Rp ,-, tahun 2011 sebesar Rp ,-, dan tahun 2012 sebesar Rp , Analisis Laporan Keuangan Laba Rugi pada CV. Surya Kencana Steel Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi CV. Surya Kencana Steel Per 31 Desember tahun 2010, 2011, dan 2012 Yang telah di audit Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Pendapatan - Penjualan Retur penjualan - Potongan penjualan - Pendapatan jasa giro Pendapatan lain lain Jumlah pendapatan Harga pokok penjualan

11 54 - Persedian awal Pembelian Barang tersedia untuk dijual Persedian akhir ( ) ( ) ( ) Jumlah Harga pokok penjualan Total laba kotor Biaya biaya usaha Biaya penjualan - Biaya iklan - Biaya transportasi luar kota - Biaya expedisi Jumlah biaya penjualan Biaya adm dan umum - Biaya gaji dan honorarium staff - Biaya paket pos dan materai Biaya ATK kantor Biaya BBM kendaran kantor Biaya listrik dan air Biaya telp Biaya pengobatan karyawan - Biaya umum lainnya Biaya penyusutan bangunan - Biaya penyusutan

12 55 peralatan kerja - Biaya penyusatan kendaran - Biaya penyusutan inventaris kantor Biaya administrasi bank Biaya pajak atas bunga bank Biaya appraisal/notaris - Biaya sumbangan - Biaya provisi bank - Biaya pinjaman Jumlah biaya adm dan umum Total biaya biaya usaha ( ) ( ) ( ) Laba sebelum pajak PPh final ( ) ( ) ( ) Biaya pajak tangguhan ( ) ( ) Laba / Rugi Data diolah tahun Dilihat dari data diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2010 hanya beban pajak kini (final) sebesar Rp ,- diakui sebagai manfaat (beban) pajak penghasilan. Beban (manfaat) pajak tangguhan nihil karena saldo awal pajak tangguhan per 1/01/2010 sama dengan saldo akhir pajak tangguhan per 31/12/2010. Pada tahun 2011 manfaat (beban) pajak penghasilan terdiri dari beban pajak kini (final) sebesar Rp ,- yang merupakan PPh badan yang

13 56 terutang dan diperoleh dari tabel 4.3, dan beban pajak tangguhan sebesar Rp ,- yang merupakan selisih saldo awal aktiva pajak tangguhan per 01/01/2011 sebesar Rp ,- dengan saldo akhir aktiva pajak tangguhan per 31/12/2011 sebesar Rp ,-. Sedangkan manfaat (beban) pajak penghasilan tahun 2011 terdiri dari beban pajak kini (final) sebesar Rp ,- yang merupakan biaya PPh pasal 4 (2) dan beban (manfaat) pajak tangguhan sebesar Rp ,- yang merupakan selisih saldo awal aktiva pajak tangguhan per 01/01/2012 sebesar Rp ,- dengan saldo akhir aktiva pajak tangguhan per 31/12/2012 sebesar Rp ,-. Tabel 4.4 Perhitungan Pajak Penghasilan pada CV. Surya Kencana Steel Laba sebelum pajak penghasilan Koreksi fiskal : Beda tetap : - Pendapatan bukan bunga-final - Pendapatan bunga final - Bagian laba perusahaan - Beban yang tidak dapat dikurangkan Beda waktu : - Penyisihan piutang tak tertagih - Penyisihan manfaat karyawan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

14 57 Laba (Rugi) kena pajak ( ) ( ) Laba (rugi)kena pajak pembulatan keatas PPh badan terutang : 25% x Laba kena pajak Kredit pajak : ( ) 0 0 PPh pasal 23 0 ( ) ( ) PPh pasal 25 0 ( ) ( ) PPh pasal 28a (lebih bayar) ( ) ( ) Sumber data diolah Dalam tabel diatas dapat dilihat yang termasuk beda tetap terdiri dari penghasilan yang telah dikenakan pajak final, penghasilan yang dikecualikan dari obyek pajak, dan biaya biaya yang tidak dapat dikurangkan. Sedangkan beda waktu terdiri dari biaya penyisihan piutang tak taertagih, penyisihan piutang tak tertagih tahun 2010 tidak menimbulkan beda waktu karena tida ada pencadangan piutang. Berdasarkan tabel 4.4 pada tahun 2010 CV. Surya Kencana Steel mengalami rugi fiskal sebesar Rp ,- sehingga akan mengakibatkan lebih bayar sebesar Rp ,- dan di tahun 2012 juga akan mengalami rugi fiskal sebesar Rp ,- yang mengakibatkan lebih bayar sebesar Rp , Analisis Pengakuhan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tngguhan beserta Akun akun Lainnya pada Laporan Keuangan CV. Surya Kencana Steel

15 58 Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan tersebut. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan Undang Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun Pajak tangguhan CV. Surya Kencana Steel disajikan dengan jumlah penuh dengan menggunakan metode kewajiban. Aktiva pajak tangguhan merupakan saldo aktiva pajak tangguhan yang berasal dari saldo necara sebelumnya dan akan diperhitungkan pada necara bulan desember. Perhitungan aktiva pajak tangguhan dengan menggukan tarif pajak 28% pada tahun 2010 sedangkan di tahun 2011 dan 2012 menggunakan tarif 25% adalah sebagai berikut :

16 59 Tabel 4.5 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31 desember 2010 CV. Surya Kencana Steel - Cadangan piutang tak tertagih - Imbalan kerja Total aktiva pajak tangguhan Sumber data diolah Per 31 Desember 2010 Rp Rp Saldo aktiva pajak tangguhan sebesar tahun 2010 sama dengan saldo aktiva pajak tangguhan tahun Angka tersebut dapat diperoleh dari 28% dikalikan beban penyisihan piutang tak tertagih tahun 2009 sebesar ,- dan ditambah saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1/1/2009 sebesar ,- Tabel 4.6 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31 desember 2011 CV. Surya Kencana Steel - Cadangan piutang tak tertagih - Imbalan kerja Total aktiva pajak tangguhan Per 31 Desember 2011 Rp Rp Sumber data diolah Saldo sebesar Rp ,- diperoleh dari 25% dikalikan dengan cadangan piutang tak tertagih tahun 2011 sebesar Rp ,- lihat pada tabel 4.3

17 60 tabel 4.7 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31 desember 2012 CV. Surya Kencana Steel - Cadangan piutang tak tertagih - Imbalan kerja - Rugi fiskal Total aktiva pajak tangguhan Per 31 Desember 2012 Rp 0 Rp 0 Rp Rp Sumber data diolah Saldo aktiva pajak tangguhan sebesar Rp ,- diperoleh dari 25% dikalikan rugi fiskal ,- di tahun 2012 yang dapat dilihat pada tabel Analisis Akun Perbedaan Temporer pada CV. Surya Kencana Steel Analisis akun perbedaan temporer pada aset tetap dan penyusutannya yang digunakan oleh CV. Surya Kencana Steel adalah metode perhitungan garis lurus dalam menghitung laporan keuangan komersial maupun menghitung laporan keuangan fiskal. Dalam perhitungan metode garis lurus laporan komersial maupun laporan fiskal CV. Surya Kencana Steel menggunakan estimasi perhitungan 4 tahun. Berikut ini akan disajikan estimasi umur manfaat dan nilai penyusutan aset tetap yang digunakan oleh CV. Surya Kencana Steel dalam menghitung laporan keuangan komersial maupun laporan keuangan fiskal, yaitu : Penyisihan Penyusutan Aset Tetap

18 61 Tabel 4.8 Metode Penyusutan dan Estimasi Umur Manfaat CV. Surya Kencana Steel No Aset Tetap Estimasi Umur Manfaat Metode Penyusutan Komersial Fiskal Komersial Fiskal 1. Mesin 4 4 Garis Lurus Garis Lurus 2. Bangunan 4 4 Garis Lurus Garis Lurus 3. Peralatan 4 4 Garis Lurus Garis Lurus 4. Kendaraan 4 4 Garis Lurus Garis Lurus Sumber data diolah tahun 2014 Namun berdasarkan peraturan menteri keuangan No. 96/MPK 03/2009 ada beberapa taksiran masa umur manfaat aset tetap CV. Surya Kencana Steel yang tidak seharus umur manfaatnya 4 tahun yaitu : 1. Peralatan pemeliharaan gedung Peralatan pemeliharan gedung yang meliputi : Air Conditional, exhaust fan, komputer, lapotop, meja staff, kipas angin dan peralatan logam lainnya. Peralatan pemeliharaan gedung termasuk golongan II dengan masa umur manfaat 8 tahun 2. Mesin pemeliharan gedung Mesin pemeliharaan gedung yang meliputi : mesin pembersih kaca, mesin fax, mesin PABX, mesin penghancur kertas, mesin print, dan mesin pemeliharan lainnya, peralatan pemelihara gedung termasuk golongan II dengan masa umur manfaat 8 tahun 3. Mobil

19 62 Mobil juga termasuk golongan II dengan masa umur manfaat 8 tahun 4. Truk Truk juga termasuk golongan II dengan masa umur manfaat 8 tahun Perbedaan estimasi masa manfaat dari ketiga aset tetap tersebut yang menyebabkan timbul perbedaan temporer. Berikut ini akan disajikan jumlah nilai perolehan dan total akumulasi penyusutan aset tetap CV. Surya Kencana Steel yang menimbulkan perbedaan temporer sebagai berikut : Tabel 4.9 Nilai Perolehan dan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Yang menimbulkan terjadinya beda temporer Nilai Perolehan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Nilai perolehan Akum.peny komersial Akum.peny fiskal Sumber data diolah Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai perolehan aset tetap yang menimbulkan beda temporer pada tahun 2010 sebesar Rp ,-, tahun 2011 sebesar Rp ,-, dan tahun 2012 sebesar Rp ,-. Nilai akumulasi penyusutan komersial pada tahun 2010 sebesar Rp 0,-, tahun 2011 sebesar Rp ,-, dan tahun 2012 sebesar Rp ,-. Sedangkan nilai akumulasi penyusutan fiskal pada tahun 2010 Rp 0,-, tahun 2011 sebesar Rp ,-, dan tahun 2012 sebesar Rp ,-.

20 63 Tabel 4.10 Beban Penyusutan Komersial dan Fiskal Tahun Beban Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Penyusutan Komersial Fiskal Sumber data diolah Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai beban penyusutan komersial tahun 2010 sebesar Rp 0,- diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2009 sebesar Rp, ,- dengan saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2010 sebesar Rp 0,-. Nilai beban penyusutan tahun 2011 sebesar Rp ,- diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2009 sebesar Rp ,- dengan saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2011 sebesar Rp ,-. Nilai beban penyusutan komersial tahun 2012 sebesar Rp ,- diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2009 sebesar Rp ,- dengan saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2012 sebesar Rp ,- Sedangkan nilai beban penyusutan fiskal tahun 2010 sebesar Rp 0,- diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan tahun 2009 sebesar Rp ,- dengan saldo akumulasi penyusutan fiskal tahun 2010 sebesar Rp 0,-, Nilai beban penyusutan fiskal tahun 2011 sebesar Rp ,- diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan tahun 2009 sebesar Rp ,- dengan saldo akumulasi penyusutan fiskal tahun 2011 sebesar Rp ,-.Nilai beban penyusutan fiskal tahun 2012 sebesar Rp ,- diperoleh

21 64 dari selisih saldo akumulasi penyusutan tahun 2009 sebesar Rp ,- dengan saldo akumulasi penyusutan fiskal tahun 2012 sebesar Rp ,-. Tabel 4.11 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Pada akun Aset Tetap dan Penyusutan Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 A.Analisis akun neraca 1. Akuntansi (garis lurus,4 th) a. Harga perolehan b. Harga penyusutan 1) Saldo awal ) Penambahan ) Saldo akhir c. Nilai sisa buku Pajak (garis lurus, 8 th) a. Harga perolehan b. Akum. Penyusutan 1) Saldo awal ) Penambahan ) Saldo akhir c. Nilai sisa buku Selisih / beda temporer Pajak tangguhan B.Analisis akun laba rugi 1. Akuntansi biaya penyusutan 2. Pajak biaya penyusutan Beda waktu (koreksi positif / negatif) 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal b. Penambahan (penurunan) c. Saldo akhir Sumber data diolah

22 65 Dari tabel 4.11 yang disajikan tampak bahwa analisis akun neraca dari tahun nilai buku aset tetap komersial lebih kecil dari nilai buku aset tetap fiskal. Perbedaan ini akan menimbulkan perbedaan temporer dapat dikurangkan sebesar Rp ,- di tahun 2010, sebesar Rp ,- di tahun 2011, sebesar Rp ,- di tahun Oleh karena itu, harus dilakukan pengakuhan aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer dapat dikurangkan dikalikan dengan tarif yang berlaku. Pada analisis laba rugi, baris penambahan (penurunan) pajak tangguhan diperoleh dari beda waktu dikalikan tarif pajak yang berlaku. Untuk saldo awal pajak tangguhan tahun 2011 tidak sama dengan saldo akhir pajak tangguhan tahun 2010, karena dilakukan koreksi akibat perubahan tarif di tahun 2011 dari 28% menjadi 25%. Angka sebesar ,- diperoleh dari 25% dibagi 28% dikali sebesar Rp , Penyisihan Piutang Tak Tertagih Metode pencatatan piutang usaha yang dilakukan CV. Surya Kencana Steel yaitu dengan menggunakan metode pencadangan. Penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan berdasarkan analisis kolektibilitas masing masing piutang pada akhir tahun. CV. Surya Kencana Steel mencatat penyisihan piutang tak tertagih dengan melakukan penjurnalan sebagai berikut : Beban penyisihan piutang tak tertagih XXX Cadangan piutang tak tertagih XXX

23 66 Sedangkan jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tak tertagih adalah: Cadangan piutang tak tertagih XXX Piutang usaha XXX Tabel 4.12 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 A.Analisis akun neraca 1. Akuntansi a. Piutang Usaha b. Penyisihan piutang tak tertagih 1) Saldo awal ) Penambahan (penurunan) 3) Penghapusan piutang 4) Saldo akhir ( ) ( ) ( ) c. Nilai buku sisa Pajak a. Piutang usaha b. Penyisihan piutang tak tertagih c. Piutang usaha neto 3. Selisih / beda temporer 4. Pajak Tangguhan B.Analisi Akun Laba / Rugi 1. Akuntansi biaya penyisihan piutang tak tertagih

24 67 2. Pajak biaya penyisihan (penghapusan)piutang tak tertagih 3. Beda waktu (koreksi 0 ( ) ( ) positif / negatif) 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal b. Penambahan 0 ( ) ( ) (penurunan) c. Saldo akhir Sumber data diolah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di tahun 2010 perusahaan tidak melakukan pecadangan di tahu 2010 dan 2012 karena manajemen keyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang tak tertagih cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha. Beban penyisihan piutang tak tertagih dalam laporan laba rugi digabungkan kedalam akun biaya umum lain lain. Penghapusan piutang tak tertagih sebesar Rp ,- di tahun 2011 dan di tahun 2012 sebesar Rp ,-. Telah memenuhi persyaratan yang ditentukan Peraturan Menteri Keuangn Nomor 57/PMK.03/2010 sehingga merupakan biaya yang dapat dikurangkan (deductible expenses). Dalam laporan keuangan komersial nilai piutang usaha disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasi. Yaitu nilai piutang usaha kotor dikurangi dengan dengan cadangan piutang tak tertagih, sedangkan didalam laporan keuangan fiskal nilai piutang usaha disajikan sebesar piutang usaha kotor, karena tidak ada pencadangan piutang tak tertagih yang boleh diakui. Maka berdasarkan tabel nilai buku piutang usaha komersial lebih kecil dari pada nilai buku piutang uisaha

25 68 fiskal sehingga timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dimasa yang akan datang sebesar Rp ,- ditahun 2010, sebesar Rp ,- ditahun 2011 dan sebesar Rp ,- ditahun Perbedaan temporer tersebut dilaporkan dalam tahun terjadinya dalam bentuk aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. 4.3.Interpretasi / Pembahasan Pengukuran dan Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No Pengukuran pajak tangguhan sesuai PSAK No. 46 Berikut ini disajikan perhitungan pajak tangguhan CV. Surya Kencana Steel untuk tahun 2010, 2011, dan tahun 2012 dengan menggunakan pendekatan necara dan pendekatan laba rugi, berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai akun akun yang menimbulkan perbedaan temporer : 1. Pendekatan Neraca (balence Sheet Liability Method) Langkah langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Hitung perbedaan temporer untuk akun akun yang dikategorikan sebagai unsur beda temporer dengan membandingkan nilai buku menurut akuntansi dan dasar pengenaan pajak. 2. Bila akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok aset, maka :

26 69 a. Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan. b. Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan. Sedangkan jika akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok kewajiban, maka : c. Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan. d. Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan. 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali selisih yang dihasilkan oleh langkah no.1 4. Bandingkan saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan sesuai langkah no.3 dengan saldo awal tahun sebelumnya. Jika saldo aset pajak tangguhan menurun akan menghasilkan beban pajak tangguhan. Sedangkan jika saldo aset pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan. Dan jika saldo kewajiban pajak tangguhan menurun akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan jika saldo kewajiban pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan beban pajak tangguhan.

27 70 Tabel 4.13 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2010 dengan pendekatan Neraca Akun Nilai buku DPP akuntansi AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih th 2010 Rp ,- Perbedaan temporer DTA/DTL ( ) DTA Persedian Uang muka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva tetap ( ) DTA Setelah dikurangi akum. Penyusutan sebesar Rp pada thn 2010 dan Rp pada thn 2009 Pajak Tangguhan Jumlah aktiva Tetap Total Aktiva KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban lancar Hutang usaha Hutang bank Hutang pajak Hutang bank jangka panjang jatuh satu thn Jumlah kewajiban lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang bank jangka panjang Jumlah kewajiban tidak lancar Ekuitas Modal Saldo laba Laba tahun berjalan Jumlah Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas Sumber data diolah

28 71 Angka pada kolom nilai buku akuntansi diambil dari tabel 4. 1 tahun Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akun akun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha dan aset tetap. Nilai kolom DPP untuk akun akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai perbedaan temporer, dan kolom DTA/DTL diperoleh dari pembahasan tabel 4.11dan 4.12 pada kolom tahun Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan pajak tangguhan 2010 berdasarkan pendekatan neraca adalah sebagai berikut : Total perbedaan temporer 2010 Rp ,- Total Rp ,- Tarif 28% Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (28% x Rp ,-) Rp ,- Aset pajak tangguhan 31/12/2010 Rp ,- Aset (kewajiban) pajak tangguhan 1/1/2010 Rp ,- Beban (penghasilan) pajak tangguhan tahun 2010 (Rp ,-) Dari perhitungan diatas diperoleh penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan pada tahun 2010 sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2010 di tabel 4.5 sebesar Rp ,- sehingga Penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan

29 72 hasil perhitungan diatas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca tahun Tabel 4.14 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2011 dengan pendekatan Neraca Akun Nilai buku DPP akuntansi AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih th 2011 Rp ,- Persedian Uang muka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva tetap Setelah dikurangi akum. Penyusutan sebesar Rp pada thn 2012 dan Rp pada thn 2011 Pajak Tangguhan Jumlah aktiva Tetap Total Aktiva KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban lancar Hutang usaha Hutang bank Hutang pajak Hutang bank jangka panjang jatuh satu thn Jumlah kewajiban lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang bank jangka panjang Jumlah kewajiban tidak lancar Ekuitas Modal Saldo laba Laba tahun berjalan Perbedaan temporer DTA/DTL ( ) DTA ( )

30 73 Jumlah Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas Sumber data diolah Angka pada kolom nilai tercatat akuntansi diambil dari tabel 4.1 kolom tahun Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akun akun yang menimbulkan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap dan biaya yang masih harus dibayar. Nilai kolom DPP untuk akun akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, dan kolom DTA/DTL diperoleh dari pembahasan tabel 4.11 dan 4.12 pada kolom tahun Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan pajak tangguhan tahun 2011 berdasarkan pendekatan neraca adalah sebagai berikut : Total perbedaan temporer Rp ,- Kerugian fiskal 2011 Rp ,- Total Rp ,- Tarif 25% Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (25% x ,-) Rp ,- - DTA- rugi fiskal 2010 (25% x ) Rp ,- Aset pajak tangguhan 31/12/2011 Rp ,-

31 74 Aset (kewajiban) pajak tangguhan 1/1/2011 Rp ,- Beban (penghasilan) pajak tangguhan 2011 Rp ,- Nilai kerugian fiskal tahun 2011 diperoleh dari tabel 4.14 pada tahun 2011 diperoleh beban pajak tangguhan sebesar Rp ,-, sedangkan aset pajak tangguhan sebesar Rp ,- sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2011 di tabel 4.6 sebesar Rp ,-. Beban pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun Tabel 4.15 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2012 dengan pendekatan Neraca Akun Nilai buku DPP Perbedaan akuntansi temporer AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha ( ) Setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih th 2012 Rp Persedian Uang muka Jumlah Aktiva Lancar DTA/ DTL Aktiva Tetap Aktiva tetap ( ) DTA Setelah dikurangi akum. Penyusutan sebesar Rp pada thn 2012 dan Rp pada thn 2011 Pajak Tangguhan Jumlah aktiva Tetap

32 75 Total Aktiva KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban lancar Hutang usaha Hutang bank Hutang pajak Hutang bank jangka panjang jatuh satu thn Jumlah kewajiban lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang bank jangka panjang Jumlah kewajiban tidak lancar Ekuitas Modal Saldo laba Laba tahun berjalan Jumlah Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas Sumber data diolah Angka pada kolom nilai akuntansi diambil dari tabel 4.1 kolom tahun Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akun akun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap, dan biaya yang masih harus dibayar. Nilai kolom DDP untuk akun- akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, kolom DTA/DTL diperoleh dari pembahasan tabel 4.11 dan 4.12 pada kolom tahun 2012.

33 76 Perhitungan pajak tangguhan 2012 sebagai berikut berdasarkan pendekatan neraca: Perbedaan temporer Rp ,- Kerugian fiskal 2011 Rp ,- Kerugian fiskal 2012 Rp ,- Total Rp ,- Tarif 25% Pajak tangguhan : -Aset pajak tangguhan (25% x ,-) Rp ,- -DTA rugi fiskal 2012 (25% x ,-) Rp ,- Aset pajak tangguhan 31/12/2012 Rp ,- Aset (kewajiban) pajak tangguhan 1/1/2012 Rp ,- Beban (penghasilan) pajak tangguhan tahun 2012 (Rp ,-) Nilai kerugian fiskal tahun 2011 diperoleh dari tabel 4.17 sedangkan penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan tahun 2012 sebesar Rp ,- dan sebesar Rp ,-. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2012 di tabel 4.7 sebesar Rp ,- sehingga kurang saji (understated) sebesar Rp ,-. Penghasilan pajak tangguhan

34 77 dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Liability Method) Langkah langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Perhatikan rekonsiliasi fiskal yang telah dibuat dan identifikasi akun akun laba rugi yang termasuk beda waktu 2. Identifikasi koreksi fiskal yang dihasilkan dari akun akun di atas dan tentukan apakah koreksi fiskal termasuk koreksi positif atau negatif. Koreksi positif akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan koreksi negatif akan menghasilkan beban pajak tanguhan. 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali koreksi fiskal yang dihasilkan oleh langkah diatas. 4. Tentukan aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan dengan cara merujuk pada saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan tahun sebelumnya.

35 78 Tabel 4.16 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2010 dengan Pendekatan Laba Rugi Tahun 2010 Laba Sebelum Pajak Penghasialn Beda Tetap : - Beban yang tidak dapat dikurangkan Pendapatan sewa final ( ) - Pendapatan bunga final ( ) - Bagian laba perusahaan ( ) Total Beda Tetap ( ) Beda Waktu : - Penyisihan piutang tak tertagih 0 - Beban penyusutan Biaya yang masih harus di bayar 0 Total Beda Waktu Penghasilan neto fiskal Penghasilan kena pajak (PKP) Pembulatan penghasilan kena pajak (PKP) PPh badan terutang (28% x pembulatan) Kredit pajak ( ) Hutang PPh kurang bayar (lebih bayar) ( ) Mutasi DTA/DTL dari Beda Waktu ( ) Mutasi DTA/DTL dari akumulasi rugi pajak 0 Beban (penghasilan) pajak tangguhan ( ) Koreksi perubahan tarif 0 Beban (penghasilan) pajak tangguhan ( ) Sumber data diolah Peredaran bruto CV. Surya Kencana Steel pada tahun 2010 sebesar Rp ,- sehingga dalam menghitung pajak penghasilan yang terutang mengunakan pasal 31 E UU PPh. Wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai denngan ,- mendapat fasilitas berupa

36 79 pengurangan tarif 50% dari tarif pasal 17 yang dikenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan ,-. Perhitungan pajak penghasilan yang terutang : 1. Jumlah penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas : ( : Rp ,-)xRp ,- = Rp ,- 2. Jumlah penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas : Rp ,- - Rp ,- = Pajak penghasilan yang terutang : - (50% x 28%) x Rp ,- Rp % x Rp ,- Rp Jumlah pajak penghasilan yang terutang Rp Kredit pajak CV. Surya Kencana Steel tahun 2010 sebesar Rp ,- dapat dilihat pada tabel 4.4. sehingga terdapat lebih bayar sebesar Rp ,-. Nilai item item beda waktu diperoleh dari tabel 4.11 dan 4.12 pada kolom Nilai mutasi DTA/DTL dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu sebesar Rp ,- dikalikan tarif pajak 28% sehingga diperoleh sebesar Rp ,- yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi positif. Maka pada tahun 2010 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar Rp ,-

37 80 Jurnal untuk mencatat penghasilan pajak tangguhan akibat koreksi fiskal positif dari beda waktu adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan Rp ,- Penghasilan pajak tangguhan Rp ,- Sedangkan jurnal untuk mengakui pajak penghasilan terutang pada tahun 2010 yaitu : Beban pajak kini Rp ,- Hutang pajak penghasilan Rp ,- Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung dalam satu jurnal adalah : Aset pajak tangguhan Rp ,- Beban pajak penghasilan Rp ,- Hutang pajak penghasilan Rp ,- Tabel Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2011 dengan Pendekatan laba Rugi Tahun 2011 Laba Sebelum Pajak Penghasialn Beda Tetap : - Beban yang tidak dapat dikurangkan Pendapatan sewa final ( ) - Pendapatan bunga final ( ) - Bagian laba perusahaan ( ) Total Beda Tetap ( ) Beda Waktu : - Penyisihan piutang tak tertagih

38 81 - Beban penyusutan Biaya yang masih harus di bayar Total Beda Waktu Penghasilan neto fiskal Penghasilan kena pajak (PKP) Pembulatan penghasilan kena pajak (PKP) PPh badan terutang (28% x pembulatan) Kredit pajak PPh pasal 23 ( ) - PPh pasal 25 ( ) Hutang PPh kurang bayar (lebih bayar) ( ) Mutasi DTA/DTL dari Beda Waktu Mutasi DTA/DTL dari akumulasi rugi pajak ( ) Beban (penghasilan) pajak tangguhan Koreksi perubahan tarif Beban (penghasilan) pajak tangguhan Sumber data diolah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 CV. Surya Kencana Steel mengalami rugi fiskal sebesar Rp ,- sehingga PPh badan yang terutang nihil dan terdapat lebih bayar sebesar Rp ,- nilai item item beda waktu diperoleh dari tabel 4.11 dan 4.12 pada kolom Nilai mutasi DTA/DTL dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu Rp ,- dikalikan tarif pajak 28% sehingga diperoleh Rp ,- yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi negatif. Sedangkan nila DTA/DTL dari akumulasi rugi pajak Rp ,- diperoleh dari rugi fiskal tahun 2011 dikalikan tarif pajak 28% yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan. Maka di tahun 2011 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar Rp ,-. Karena tarif pajak tahun 2011 berbeda dengan tahun 2010 yaitu

39 82 28% menjadi 25% maka koreksi perubahan tarif sebesar Rp ,- yang diperoleh dari 3/28 dari saldo aset pajak tangguhan 1/1/2011 Rp ,- dikurangi penghasilan pajak tangguhan Rp ,-. Sehingga diperoleh beban pajak tangguhan sebesar Rp ,- ditahun Jurnal untuk mencatat aset pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal dengan tarif 28% adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan Rp ,- Penghasilan pajak tangguhan Rp ,- Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibatnya koreksi negatif dari beda waktu dengan tarif 28% adalah sebagai berikut : Beban pajak tangguhan Rp ,- Aset pajak tangguhan Rp ,- Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat penurunan tarif pajak dari koreksi perubahan tarif 28% ke 25% adalah sebagai berikut : Beban pajak tangguhan Rp ,- Aset pajak tangguhan Rp ,- Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi satu jurnal adalah :

40 83 Beban pajak tangguhan Rp ,- Aset pajak tangguhan Rp ,- Jurnal untuk mencatat pajak penghasilan lebih bayar pasal 28A adalah sebagai berikut : Piutang PPh pasal 28A Rp ,- Pajak dibayar dimuka Rp ,- Tabel 4.18 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2012 dengan Pendekatan laba Rugi Tahun 2012 Laba Sebelum Pajak Penghasialn Beda Tetap : - Beban yang tidak dapat dikurangkan Pendapatan sewa final ( ) - Pendapatan bunga final ( ) - Bagian laba perusahaan ( ) Total Beda Tetap ( ) Beda Waktu : - Penyisihan piutang tak tertagih Beban penyusutan Biaya yang masih harus di bayar Total Beda Waktu Penghasilan neto fiskal Penghasilan kena pajak (PKP) Pembulatan penghasilan kena pajak (PKP) PPh badan terutang (28% x pembulatan) Kredit pajak PPh pasal 23 ( ) - PPh pasal 25 ( ) Hutang PPh kurang bayar (lebih bayar) ( ) Mutasi DTA/DTL dari Beda Waktu Mutasi DTA/DTL dari akumulasi rugi pajak ( )

41 84 Beban (penghasilan) pajak tangguhan ( ) Koreksi perubahan tarif Beban (penghasilan) pajak tangguhan ( ) Sumber data diolah Pada tahun 2012 mengalami rugi fiskal sebesar Rp ,- sehingga PPh badan yang terutang nihil dan terdapat lebih bayar sebesar Rp ,-. nilai item item beda waktu diperoleh dari tabel 4.11 dan 4,12. pada kolom tahun Nilai mutai DTA/DTL dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu Rp ,- dikalikan dengan tarif 25% sehingga diperoleh Rp ,- yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi negatif. Sedangkan nilai DTA/DTL dari akumulasi rugi pajak sebesar Rp ,- diperoleh dari rugi fiskal tahun 2012 dikalikan tarif 25% yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan. Sehingga pada tahun 2012 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar Rp ,- Jurnal untuk mencatat aset pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan Rp ,- Penghasilan pajak tangguhan Rp ,- Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat koreksi negatif dari beda waktu sebagai berikut :

42 85 Beban pajak tangguhan Rp ,- Aset pajak tangguhan Rp ,- Sehingga kedua jurnal diatas jika digabung menjadi satu maka jurnal tersebut adalah : Aset pajak tangguhan Rp ,- Penghasilan pajak tangguhan Rp ,- Jurnal untuk mencatat pajak penghasilan lebih bayar pasal 28A adalah sebagai berikut : Piutang PPh pasal 28A Rp ,- Pajak dibayar dimuka Rp , Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No. 46 Penyajian di neraca Tabel 4.19 Penyajian Pajak Tangguhan di neraca Per 31 Desember 2010 (Sesuai PSAK No. 46) Aset tidak lancar - Aset pajak tangguhan Liabilitas lancar - Hutang pajak penghasilan Sumber data diolah

43 86 Tabel 4.20 Penyajian Pajak Tangguhan di neraca Per 31 Desember 2011 (Sesuai PSAK No. 46) Aset lancar - Piutang PPh pasal 28A Aset tidak lancar - Aset pajak tangguhan Sumber data diolah Tabel 4.21 Penyajian Pajak Tangguhan di neraca Per 31 Desember 2012 (Sesuai PSAK No. 46) Aset lancar - Piutang PPh pasal 28A Aset tidak lancar - Aset pajak tangguhan Sumber data diolah Penyajian di Laba Rugi Tabel 4.22 Penyajian pajak tangguhan di laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010 (Sesuai PSAK No. 46) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (manfaat) pajak - Beban pajak kini tidak final Beban pajak kini final Beban (penghasilan) pajak tangguhan ( ) Jumlah ( ) Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak Sumber data diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa komponen beban (manfaat) pajak pada laporan laba rugi tahun 2010 terdiri dari beban pajak kini tidak final senilai

44 87 Rp ,- diperoleh dari tabel beban pajak kini fnal senilai Rp ,- diperoleh dari tabel 4.3. dan penghasilan pajak tangguhan sebesar Rp ,-diperoleh dari tabel laba bersih setelah pajak tahun 2010 sebesar Rp ,- Tabel 4.23 Penyajian pajak tangguhan di laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2011 (Sesuai PSAK No. 46) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (manfaat) pajak - Beban pajak kini tidak final 0 - Beban pajak kini final Beban (penghasilan) pajak tangguhan Jumlah ( ) Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak Sumber data diolah Untuk tahun 2011 komponen beban (manfaat) pajak terdiri dari beban pajak kini tidak final nihil karena terjadi rugi fiskal, beban pajak kini final senilai Rp ,- diperoleh dari tabel 4.3. dan beban pajak tangguhan senilai Rp ,- diperoleh dari tabel Laba bersih setelah pajak tahun 2011 sebesar Rp ,-

45 88 Tabel 4.24 Penyajian pajak tangguhan di laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2012 (Sesuai PSAK No. 46) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (manfaat) pajak - Beban pajak kini tidak final 0 - Beban pajak kini final Beban (penghasilan) pajak tangguhan ( ) Jumlah ( ) Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak Sumber data diolah Untuk tahun 2012 komponen beban (manfaat) pajak terdiri dari beban pajak kini tidak final nihil karena terjadi rugi fiskal, beban pajak kini final senilai Rp ,- diperoleh dari tabel 4.3, dan beban pajak tangguhan senilai Rp ,- diperoleh dari tabel Laba bersih setelah pajak tahun 2012 sebesar Rp ,-

46 89 Tabel 4.25 Hasil Akhir Laporan CV. Surya Kencana Steel Keterangan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Neraca jumlah Pada tahun aset pajak 2011 terdapat tangguhan selisih di Laba rugi terdapat beban (penghasilan) pajak tangguhan karenakan ada perubahan tarif dari 28% ke 25% Penyajian pajak tangguhan di neraca terdapat aset pajak tangguhan Penyajian pajak tangguhan di necara terdapat hutang pajak penghasilan Penyajian pajak tagguhan di neraca terdapat piutang Laba Bersih setelah Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggumpulkan sejumlah data untuk mendapatkan gambaran fakta fakta yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggumpulkan sejumlah data untuk mendapatkan gambaran fakta fakta yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, karena dalam penelitihan ini menggunakan data yang berupa angka dari laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa Periode akuntansi yang diterapkan di PT Persada Aman Sentosa adalah tahun takwim, yaitu periode yang dimulai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. XYZ pertama kali didirikan pada tahun 2007 dan bergerak di bidang Manufaktur. PT. XYZ ini berlokasi di Jakarta. 2. Visi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Tahun 2005 1. Penyajian Laporan Keuangan Setelah Pengakuan Pajak Penghasilan. Berikut ini akan disajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si. IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si. Soal 1 Tn. Arjuna pada tanggal 20 Desember 2009 menyewa kendaraan truk dengan biaya sewa sebesar Rp5 juta. Tn.

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba Perusahaan Dagang Neraca Neraca Perusahaan Dagang Laporan Perubahan Modal Contoh: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad 373-383

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Penghasilan yang diterima atau diperoleh

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 13 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1. 2. 3. 4. Pajak dalam LK Pajak dan Akuntansi Akt.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal untuk Penentuan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Pada PT. Bijama Makmur Laporan Laba Rugi yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Perusahaan PR X merupakan perusahaan rokok yang mulai dirintis sejak tahun 1989. Sebelumnya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

MODUL V REKONSILIASI FISKAL MODUL V REKONSILIASI FISKAL A. Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.) yang menjelaskan secara umum sebagai berikut : 1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal. 2.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 PADA LAPORAN KEUANGAN PT. ALYA CITRA SEMPURNA PALEMBANG.

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 PADA LAPORAN KEUANGAN PT. ALYA CITRA SEMPURNA PALEMBANG. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 PADA LAPORAN KEUANGAN PT. ALYA CITRA SEMPURNA PALEMBANG. Ana Melinda Siregar (ana.melinda19@yahoo.com) Rika Lidyah (rika.lidyah@facebook.com) Jurusan Akuntansi S1 STIE MDP

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Express Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Multi Indocitra Tbk, tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING 2 CONTOH AUDIT PLAN PERUSAHAAN DEALER

TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING 2 CONTOH AUDIT PLAN PERUSAHAAN DEALER TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING 2 CONTOH AUDIT PLAN PERUSAHAAN DEALER Oleh : Nur Azizah Mahdaniar Bayu Krisna Prasetya Adika Reyhan Daffa Rifqi Al Habib Andi Abdul Qodir Mufti Mu izullah Z. Aditya

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA Penyajian data merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat kerangka penelitian dan

Lebih terperinci

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014 PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014 Dipotong Pajak oleh pihak lain saat menerima penghasilan SPT Pajak Penghasilan Beban yang dapat dikurangkan Penghasilan kena pajak X tarif pajak Pajak terutang

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan 65 BAB IV Analisis Hasil Dan Pembahasan A. Koreksi Fiskal Dalam Penentuan Pajak Penghasilan Badan PT. Anugerah Kemas Indah. Telah diketahui bahwa Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT TGS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris dengan No Akte 145 tanggal 23 April 1996. Akta pendirian tersebut

Lebih terperinci

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b. 77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. KOREKSI FISKAL Oleh Iwan Sidharta, MM. Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut

Lebih terperinci

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO Nama : Sri Mulyani NPM : 26210667 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI Pendahuluan Latar

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang

Lebih terperinci

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan Mentoring Perpajakan 1 Soal 1 Pajak atas Asset PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: No. Deskripsi Bulan Perolehan Biaya Perolehan Nilai Sisa Masa Manfaat Kelompok Fiskal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS Perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak dalam pengakuan pendapatan dan beban akan mengakibatkan perbedaan laba

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk ( Perusahaan ) didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak. BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Kencana Megah Logistik PT. Kencana Megah Logistik didirikan oleh Ibu Anggrek Meice pada tahun 2005 dan mulai menjalankan bisnis

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat

Lebih terperinci

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi 1 SISTEMATIKA 1. 2. 3. Konsep Rekonsiliasi Rincian Item Rekonsiliasi Kasus dan Ilustrasi 3 Bagan Pajak Perusahaan Dipotong PPh 23 atas penghasilan jasa Penghitungan Pajak Perusahaan Penghasilan XXX Beban

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Halaman : 32 20. Modal Saham (lanjutan) Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 6 Desember 1995 yang diaktekan dengan akte notaris Miryam Magdalena Indrani Wiardi SH tanggal 6 Desember

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS. Monika Innercentia Ken Sukatno. Erly Suandy. Intisari

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS. Monika Innercentia Ken Sukatno. Erly Suandy. Intisari PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS Monika Innercentia Ken Sukatno Erly Suandy Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari 43-44, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan Dalam implementasi tax planning pada PT. Makro Rekat Sekawan strategi yang digunakan untuk penghematan pajak

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008 LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008 DAFTAR ISI Keterangan Halaman Neraca -------------------------------------------------- 1 Laporan Laba Rugi --------------------------------------------------

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL KASUS 1 PT. RAFI bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang berdomisili di Pekalongan. Data laporan keuangan tahun 29

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal sebagai dasar Penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. DEF. Laporan Keuangan yang dibuat oleh PT. DEF bertujuan sebagai

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak. 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis 1.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan

Lebih terperinci