BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha furniture yang memproduksi berbagai produk kursi. Perusahaan ini berkedudukan di Jl. Kepatihan Industri No.10 Gresik. Produk yang dihasilkan adalah Olympic dan Frontline dimana dalam setiap bulannya akan berganti ganti jenis model dan warna. Visi perusahaan adalah untuk menjadi perusahaan furniture yang maju dan berkembang pesat. Manajemen memulai transformasi dari organisasi tingkatan tradisional menuju ke sebuah organisasi yang lebih fleksibel. Membuat mimpi menjadi nyata untuk konsumen melalui merk dan produk yang dijual Lokasi Perusahaan Lokasi perusahaan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha, terutama menjamin efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan keadaan lokasi yang akan ditempati untuk mendirikan perusahaan. 46

2 47 Adapun alasan PT. Masa Manunggal Mandiri dalam memilih lokasi di Jl. Kepatihan Industri No. 10 adalah sebagai berikut : 1. Faktor Tempat Lokasi perusahaan berada tepat tidak jauh dari Jalan Raya, sehingga lokasi ini memiliki tempat yang strategis yang mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap. 2. Faktor Tenaga Kerja Jika ditinjau dari segi lokasi, tenaga kerja mudah didapatkan karena letak perusahaan berada dikawasan industri dan akses jalan selalu dilalui masyarakat sekitar, sehingga mudah diketahui oleh pencari kerja. 3. Faktor Transportasi Kelancaran transportasi mudah dijangkau oleh karyawan Struktur Organisasi Perusahaan Sebagai kelengkapan menjalankan administrasi didalam perusahaan diperlukan adanya suatu organisasi yang baik, hal ini dimaksudkan agar setiap bagian organisasi menjalankan tugasnya tidak mengganggu tugas dari bagian lainnya. Adapun struktur organisasi PT. Masa Manunggal Mandiri adalah sebagai berikut :

3 48 Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. Masa Manunggal Mandiri Komisaris Direktur Utama Ka. Bagian Produksi Ka. Bagian Keuangan Ka. Bagian Pemasaran Pengawasan Produksi Kasir Penjualan Petugas Gudang Pembukuan Distribusi Maintanance Keterangan : Garis Komando Sumber : Data Perusahaan

4 49 Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing masing bagian dijelaskan sebagai berikut: 1. Komisaris a. Mengangkat dan memberhentikan pimpinan sesuai dengan rapat dewan komisaris. b. Memberikan dana investasi kepada perusahaan dan membubarkan perusahaan sesuai dengan kondisi perusahaan. c. Memberikan pertimbangan dan kebijaksanaan khusus kepada pimpinan bilamana diperlukan. 2. Direktur Utama a. Mengangkat dan memberhentikan kepala kepala yang dianggap tidak produktif. b. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelangsungan hidup perusahaan. c. Memberikan masukan dan kebijakan bilamana diperlukan para kepala bagian. 3. Kepala Bagian Produksi a. Membuat rencana kerja dan melakukan proses produksi. b. Memberikan pertimbangan dan saran yang berguna pada masing masing bagian dibawahnya. c. Membuat perencanaan dan realisasi atas biaya produksi untuk diajukan kepada kepala bagian keuangan.

5 50 Kepala bagian produksi membawahi beberapa bagian yang terlibat dalam proses produksi antara lain : 1. Pengawas Produksi - Melakukan pengawasan terhadap jalannya proses produksi yang harus sesuai dengan rencana kerja yang ada. - Melakukan pengawasan terhadap para karyawan yang terlibat dalam proses produksi. - Membuat perhitungan jam kerja lembur karyawan bilamana diperlukan. - Memberikan tindakan dan peringatan kepada karyawan yang mangkir dalam menyelesaikan pekerjaan. 2. Petugas Gudang - Menyediakan perlengkapan dan alat alat kerja yang dibutuhkan keryawan dalam proses produksi. - Menyediakan BBM, pelumas dan spare parts bilamana diperlukan. - Membuat laporan harian pemakaian BBM, pelumas, spare parts dan perlengkapan lainnya yang digunakan selama proses produksi. - Membuat laporan persediaan produk jadi yang ada digudang. 3. Maintanance - Bertanggung jawab terhadap kinerja mesin produksi dan membuat laporan jam kerja mesin.

6 51 - Bertanggung jawab terhadap kerusakan mesin melakukan perbaikan terhadap mesin bila terjadi kerusakan. - Membuat laporan pemakaian spare parts dan melaporkannya pada bagian gudang. 4. Kepala Bagian Keuangan a. Membuat laporan posisi keuangan rutin setiap bulannya dan dilaporkan kepada Direktur Utama. b. Memberikan pertimbangan rencana anggaran biaya yang dibuat oleh masing masing kepala bagian. Kepala bagian keuangan membawahi beberapa bagian antara lain : 1. Kasir - Melakukan semua pembayaran pembayaran tunai kepada supplier. - Melakukan pembayaran pembayaran kepada para karyawan (gaji, premi, bonus, tunjangan dan lain lain ). - Melakukan pembayaran pembayaran rutin perusahaan (pajak, astek, listrik, air, telepon dan lain lain ). 2. Pembukuan - Melakukan pencatatan terhadap transaksi transaksi keuangan. - Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran baik kas maupun bank.

7 52 5. Kepala Bagian Pemasaran a. Memonitoring fluktuasi harga dipasaran. b. Melakukan usaha usaha dan strategi strategi pemasaran dan penjualan yang dapat meningkatkan hasil penjualan. c. Membuat laporan hasil penjualan secara berkala dan melaporkannya kepada pimpinan Tujuan Perusahaan Setiap perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Penentuan tujuan oleh perusahaan merupakan pedoman penentuan arah kegiatan perusahaan yang sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Demikian pula PT. Masa Manunggal Mandiri mempunyai tujuan yaitu : 1. Tujuan Jangka Pendek a. Meningkatkan volume pendapatan b. Memperluas daerah pemasaran 2. Tujuan Jangka Panjang a. Mencapai keuntungan semaksimal mungkin b. Ekspansi perusahaan c. Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

8 Analisis Data Laporan Keuangan Perusahaan Adapun laporan keuangan PT. Masa Manunggal Mandiri untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut :

9 54 TABEL 4.1 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI NERACA PER 31 DESEMBER 2011 AKTIVA PASSIVA AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR KAS Rp HUTANG DAGANG Rp BANK Rp HUTANG PAJAK Rp PIUTANG DAGANG Rp PIUTANG LAIN-LAIN Rp TOTAL HUTANG Rp PERSEDIAAN BARANG Rp TOTAL AKTIVA LANCAR.. Rp AKTIVA TETAP EKUITAS INVENTARIS KANTOR Rp MODAL SAHAM Rp AKM. PENYU. INVENTARIS KANTOR Rp ( ) LABA (RUGI) S/D TAHUN 2010 Rp Rp LABA (RUGI) BERJALAN Rp KENDARAAN Rp AKM. PENYU. KENDARAAN Rp ( ) TOTAL MODAL Rp Rp TOTAL AKTIVA TETAP. Rp TOTAL AKTIVA Rp TOTAL PASSIVA Rp Sumber Data : Data Diolah

10 55 TABEL 4.2 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN LABA / RUGI PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011 PENDAPATAN : PENJUALAN Rp HARGA POKOK PENJUALAN : PERSEDIAAN BARANG AWAL Rp PEMBELIAN Rp Rp PERSEDIAAN BARANG AKHIR 2011 Rp ( ) TOTAL HPP Rp ( ) LABA BRUTO Rp BIAYA OPERASIONAL : BIAYA GAJI KARYAWAN Rp BIAYA KEPERLUAN KANTOR Rp BIAYA LISTRIK Rp BIAYA TELPON Rp BIAYA SPARE PART KENDARAAN Rp BIAYA TRANSPORTASI Rp BIAYA PERJALANAN DINAS Rp BIAYA LAIN - LAIN Rp BIAYA ADMINISTRASI BANK Rp BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR Rp BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN Rp TOTAL BIAYA USAHA Rp ( ) LABA USAHA Rp PENDAPATAN JASA GIRO Rp PAJAK JASA GIRO Rp PENDAPATAN JASA GIRO Rp LABA USAHA SEBELUM PAJAK. Rp PAJAK PENGHASILAN Rp ( ) LABA / ( RUGI ) NETTO SETELAH PAJAK. Rp Sumber Data : Data Diolah

11 56 TABEL 4.3 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN 2011 Jumlah Peredaran Bruto Tahun 2011 Penghasilan Kena Pajak Rp Rp PKP yang memperoleh fasilitas : ( Rp : Rp ) X Rp = Rp PKP yang tidak memperoleh fasilitas : Rp Rp = Rp PPh Terutang : 50% X 25% X Rp = Rp % X Rp = Rp Rp PPh Terutang = Rp PPh 25. = Rp ( ) Kurang Bayar Rp Sumber Data : Data Diolah

12 57 TABEL 4.4 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN PERUBAHAN MODAL PER 31 DESEMBER 2011 MODAL MODAL AWAL Rp LABA USAHA S/D TAHUN 2010 Rp MODAL USAHA Rp LABA / ( RUGI ) TAHUN 2011 Rp TOTAL MODAL AKHIR... Rp Sumber Data : Data Diolah

13 58 TABEL 4.5 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN AKTIVA DAN PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER 2011 NO NAMA BARANG TAHUN HARGA AKM. PENYUSUTAN NILAI BUKU METODE TARIF PENYUSUTAN NILAI BUKU PEROLEHAN PEROLEHAN PENYUSUTAN PENYUSUTAN TAHUN 2011 PER DES 2011 I INVENTARIS KANTOR 1 KOMPUTER SERVER JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp STAVOL MOTOR 500 VA MASUGAWA JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp MS. WINDOWS XP HOME JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp MONITOR LCD SAMSUNG " JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp UPS ICA 682 B 1200 VA JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp POMPA UNTUK SUMUR JULI 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp MEJA KANTOR AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp MESIN PRINTER AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp EXH FAN AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp AC KANTOR AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp KOMPUTER JUL 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp PRINTER LQ-2190 JUL 2010 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp AC KANTOR JAN 2011 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp LEMARI KABINET 2 PINTU NOP 2011 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp CPU NOP 2011 Rp Rp Rp GL I 20% Rp Rp SUB TOTAL Rp Rp Rp Rp Rp II KENDARAAN 1 MOBIL COLD DIESEL 100 PS JUN 2010 Rp Rp Rp GL II 10,00% Rp Rp SUB TOTAL Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp Rp Rp Rp Rp Sumber Data : Data Diolah -

14 Koreksi Fiskal Atas Perbedaan Tetap Terhadap pengakuan dan biaya yang terjadi pada PT. Masa Manunggal Mandiri periode 2011 diatas, akan dilakukan evaluasi dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diketahui pendapatan dan biaya atau beban yang diperkenankan dalam undang undang pajak penghasilan yang berlaku yaitu : a. Biaya Lain lain Biaya Lain - Lain Rp Biaya Perjamuan Tamu ( Koreksi Positif ) Rp ( ) Jumlah Setelah Dikoreksi Rp Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, seperti yang disebutkan dalam Pasal 9 ayat 1 Undang Undang PPh, yang menyebutkan semua jenis biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dibebankan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi atau yang bukan merupakan objek pajak maka harus dikoreksi positif.

15 60 b. Biaya Perjalanan Dinas Biaya Perjalanan Dinas Rp Biaya Rekreasi Dirut dan Keluarga ( Koreksi Positif ) Rp ( ) Jumlah Setelah Dikoreksi Rp Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, seperti yang disebutkan dalam Pasal 9 ayat 1 Undang Undang PPh, yang menyebutkan semua jenis biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dibebankan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi atau yang bukan merupakan objek pajak maka harus dikoreksi positif. c. Pendapatan Jasa Giro Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, Pendapatan jasa giro sebesar Rp ,00 menurut Undang undang perpajakan tidak dapat dikreditkan karena pendapatan tersebut sudah dikenakan PPh bersifat final sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal negatif.

16 Koreksi Fiskal Atas Perbedaan Waktu Dari analisa perbedaan waktu akan dapat diketahui perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya tertentu menurut undang undang pajak penghasilan yang terdapat pada PT. Masa Manunggal Mandiri. Adapun kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut: a. Biaya Penyusutan Kendaraan Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, Seperti yang sudah tercantum dalam Pasal 11 dan 11A mengenai tarif Penyusutan. Dalam biaya penyusutan kendaraan terdapat perbedaan tarif secara komersial pada table 4.5 dikenakan tarif 10% dengan masa manfaat 10 tahun menggunakan metode garis lurus sedangkan secara perpajakan pada table 4.6, kendaraan dikenakan tarif 12,5% ( kelompok 2 ) dengan masa manfaat 8 tahun. Sehingga perlu dilakukan koreksi negatif. Biaya Penyusutan Sebelum Koreksi ( Komersial ) Rp Koreksi Negatif Rp Biaya Penyusutan Setelah Koreksi ( Fiskal ) Rp b. Biaya Penyusutan Inventaris Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, Seperti yang sudah tercantum dalam

17 62 Pasal 11 dan 11A mengenai tarif Penyusutan. Sehingga untuk biaya penyusutan inventaris juga terdapat perbedaan tarif, secara komersial pada table 4.5 dikenakan tarif sebesar 20% dengan masa manfaat 5 tahun, sedangkan secara perpajakan pada table 4.6 inventaris dikenakan tarif 25% ( kelompok I ) dengan masa manfaat 4 tahun. Sehingga perlu dilakukan koreksi negatif. Biaya Penyusutan Sebelum Koreksi ( Komersial ) Rp Koreksi Negatif Rp Biaya Penyusutan Setelah Koreksi ( Fiskal ) Rp Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat Daftar Penyusutan aktiva Tetap pada PT. Masa Manunggal Mandiri Tahun 2011, pada tabel berikut ini:

18 63 TABEL 4.6 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN AKTIVA DAN PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER 2011 NO NAMA BARANG TAHUN HARGA AKM. PENYUSUTAN NILAI BUKU METODE TARIF PENYUSUTAN TAHUN 2011 NILAI BUKU PER DES 2011 PEROLEHANPEROLEHAN PENYUSUTAN PENYUSUTAN KOMERSIAL KOREKSI +(-) FISKAL KOMERSIAL FISKAL I INVENTARIS KANTOR 1 KOMPUTER SERVER JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp STAVOL MOTOR 500 VA MASUGAWA JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (10.500) Rp Rp Rp MS. WINDOWS XP HOME JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (58.750) Rp Rp Rp MONITOR LCD SAMSUNG " JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (65.000) Rp Rp Rp UPS ICA 682 B 1200 VA JUN 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (72.250) Rp Rp Rp POMPA UNTUK SUMUR JULI 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp MEJA KANTOR AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (33.500) Rp Rp Rp MESIN PRINTER AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (37.500) Rp Rp Rp EXH FAN AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp AC KANTOR AGT 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp KOMPUTER JUL 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp PRINTER LQ-2190 JUL 2010 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp AC KANTOR JAN 2011 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (96.900) Rp Rp Rp LEMARI KABINET 2 PINTU NOP 2011 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp (70.000) Rp Rp Rp CPU NOP 2011 Rp Rp Rp GL I 25% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp SUB TOTAL Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp II KENDARAAN 1 MOBIL COLD DIESEL 100 PS JUN 2010 Rp Rp Rp GL II 12,50% Rp Rp ( ) Rp Rp Rp SUB TOTAL TOTAL Sumber Data : Diolah Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp

19 64 Koreksi Fiskal Atas Perhitungan Laba Rugi TABEL 4.7 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN LABA - RUGI '' FISKAL '' PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011 KOMERSIAL KOREKSI FISKAL FISKAL POSITIF NEGATIF PENDAPATAN : PENJUALAN Rp Rp - Rp - Rp HARGA POKOK PENJUALAN Rp ( ) Rp - Rp - Rp ( ) LABA BRUTO.. Rp Rp - Rp - Rp BIAYA OPERASIONAL ; BIAYA GAJI KARYAWAN Rp Rp - Rp - Rp BIAYA KEPERLUAN KANTOR Rp Rp - Rp - Rp BIAYA LISTRIK Rp Rp - Rp - Rp BIAYA TELPON Rp Rp - Rp - Rp BIAYA SPARE PART KENDARAAN Rp Rp - Rp - Rp BIAYA TRANSPORTASI Rp Rp - Rp - Rp BIAYA PERJALANAN DINAS Rp Rp Rp - Rp BIAYA LAIN - LAIN Rp Rp Rp - Rp BIAYA ADMINISTRASI BANK Rp Rp - Rp - Rp BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR Rp Rp - Rp Rp BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN Rp Rp - Rp Rp TOTAL BIAYA USAHA. Rp Rp Rp Rp LABA USAHA Rp Rp ( ) Rp ( ) Rp PENDAPATAN JASA GIRO BERSIH Rp Rp - Rp ( ) Rp - LABA USAHA SEBELUM PAJAK. Rp Rp Rp ( ) Rp PAJAK PENGHASILAN Rp ( ) Rp Rp - Rp - LABA USAHA SETELAH PAJAK. Rp Rp Rp ( ) Rp Sumber Data : Diolah

20 65 TABEL 4.8 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PER - 31 DESEMBER 2011 Jumlah Peredaran Bruto Tahun 2011 Penghasilan Kena Pajak Rp Rp PKP yang memperoleh fasilitas : ( Rp : Rp ) X Rp = Rp PKP yang tidak memperoleh fasilitas : Rp Rp = Rp PPh Terutang : 50% X 25% X Rp = Rp % X Rp = Rp Rp PPh Terutang = Rp PPh 25. = Rp ( ) Kurang Bayar Rp Sumber Data : Diolah Untuk Tahun Pajak 2011 ada beberapa tarif untuk menghitung Pajak Terutang, yaitu : Tarif bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yaitu sebesar 25%. Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp ( lima puluh miliar rupiah ) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen ) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp ( empat miliar delapan ratus juta rupiah ).

21 66 Karena peredaran bruto tahun 2011 sebesar Rp ,00 (lebih dari Rp ,00) sesuai tabel 4.3 Maka perhitungan tarif pajak penghasilan adalah menghitung terlebih dahulu dasar pengenaan sesuai tarif pajak penghasilan Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 sesuai dengan yang sudah dijelaskan dalam Undang - Undang Pajak Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) dan Pasal 31E yaitu dengan perhitungan sebagai berikut : Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto: Rp ,00 dibagi peredaran bruto Rp ,00 dikalikan dengan laba bersih Rp ,00 hasilnya Rp ,00. Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak sisanya yaitu : Laba bersih Rp ,00 dikurangi dengan hasil bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto Rp ,00, maka hasilnya adalah Rp ,00. Untuk menghitung pajak terutang adalah sebagai berikut : Pertama, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 31 E yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto sebesar Rp ,00 dikalikan 50% dikalikan 25% hasilnya Rp ,00.

22 67 Kedua, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 17 yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak sisanya sebesar Rp ,00 dikalikan 25% hasilnya Rp ,00. Jadi total pajak terutang tahun 2011 adalah sebesar Rp ,00. Dan kurang bayar atas pajak penghasilan adalah sebesar Rp ,00 yang diperoleh dari pajak terutang sebesar Rp ,00 dikurangi angsuran PPh pasal 25 tahun 2011 sebesar Rp ,00. Setelah dikoreksi fiskal, perhitungan pajak penghasilan mengalami perubahan pada tabel 4.8 Yaitu pajak terutang dihitung dari laba fiskal sebesar Rp ,00, dengan perhitungan sebagai berikut : Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto: Rp ,00 dibagi peredaran bruto Rp ,00 dikalikan dengan laba bersih Rp ,00 hasilnya Rp ,00 Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak sisanya yaitu : Laba bersih Rp ,00 dikurangi dengan hasil bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto Rp ,00, maka hasilnya adalah Rp ,00. Untuk menghitung pajak terutang adalah sebagai berikut : Pertama, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 31 E yaitu hasil dari prhitungan bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto sebesar Rp ,00 dikalikan 50% dikalikan 25% hasilnya Rp ,00.

23 68 Kedua, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 17 yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak sisanya sebesar Rp ,00 dikalikan 25% hasilnya Rp ,00. Jadi total pajak terutang tahun 2011 adalah sebesar Rp ,00. Dan kurang bayar atas pajak penghasilan adalah sebesar Rp ,00 yang diperoleh dari pajak terutang sebesar Rp ,00 dikurangi angsuran PPh pasal 25 tahun 2011 sebesar Rp ,00. Dari hasil diatas dapat dihitumg Pajak Penghasilan Pasal 25 menurut Undang Undang PPh yang harus dibayar sendiri setiap bulannya untuk tahun Sehingga PPh Pasal 25/29 ( kurang bayar ) terdapat selisih Rp ,00 dikurangi Rp ,00 sama dengan Rp ,00.

24 69 TABEL 4.9 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 PER - 31 DESEMBER 2011 Jumlah Peredaran Bruto Tahun 2011 Penghasilan Kena Pajak Rp Rp PKP yang memperoleh fasilitas : ( Rp : Rp ) X Rp = Rp PKP yang tidak memperoleh fasilitas : Rp Rp = Rp PPh Terutang : 50% X 25% X Rp = Rp % X Rp = Rp PPh Terutang Rp Angsuran PPh 25 Tahun 2012 Rp X 1/12 = Rp Sumber Data : Diolah Pada tabel 4.9 Untuk perhitungan angsuran PPh 25 tahun 2011 terdapat peraturan baru yaitu tarif bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang dalam tahun 2011 sebesar 25%. Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp ,00 ( lima puluh miliar ) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% ( lima puluh persen ) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp ,00 ( empat miliar delapan ratus juta rupiah ). Sehingga perhitungan angsuran PPh pasal 25 PT. Masa Manunggal Mandiri adalah sebagai berikut :

25 70 Karena peredaran bruto tahun 2011 sebesar Rp ,00 (lebih dari Rp ,00) sesuai tabel 4.9 Maka perhitungan tarif pajak penghasilan adalah menghitung terlebih dahulu dasar pengenaan sesuai tarif pajak penghasilan Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 sesuai dengan yang sudah dijelaskan dalam Undang - Undang Pajak Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) dan Pasal 31E yaitu dengan perhitungan sebagai berikut : Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto: Rp ,00 dibagi peredaran bruto Rp ,00 dikalikan dengan laba bersih Rp ,00 hasilnya Rp ,00 Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak sisanya yaitu : Laba bersih Rp ,00 dikurangi dengan hasil bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto Rp ,00, maka hasilnya adalah Rp ,00. Untuk menghitung pajak terutang adalah sebagai berikut : Pertama, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 31 E yaitu hasil dari prhitungan bagian penghasilan kena pajak dari peredaran bruto sebesar Rp ,00 dikalikan 50% dikalikan 25% hasilnya Rp ,00.

26 71 Kedua, dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 17 yaitu hasil dari perhitungan bagian penghasilan kena pajak sisanya sebesar Rp ,00 dikalikan 25% hasilnya Rp ,00. Jadi total pajak terutang tahun 2011 adalah sebesar Rp ,00. Dan kurang bayar atas pajak penghasilan adalah sebesar Rp ,00 yang diperoleh dari pajak terutang sebesar Rp ,00 dikurangi angsuran PPh pasal 25 tahun 2011 sebesar Rp ,00. Dari hasil pajak terutang tersebut dibagi 12 sehingga angsuran PPh pasal 25 yang dibayar perbulan untuk tahun 2012 sebesar Rp ,00. ( Pembulatan)

27 72 TABEL 4.10 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN LABA / RUGI PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011 PENDAPATAN : PENJUALAN Rp HARGA POKOK PENJUALAN : PERSEDIAAN BARANG AWAL Rp PEMBELIAN Rp Rp PERSEDIAAN BARANG AKHIR 2011 Rp ( ) TOTAL HPP... Rp ( ) LABA BRUTO Rp BIAYA OPERASIONAL : BIAYA GAJI KARYAWAN Rp BIAYA KEPERLUAN KANTOR Rp BIAYA LISTRIK Rp BIAYA TELPON Rp BIAYA SPARE PART KENDARAAN Rp BIAYA TRANSPORTASI Rp BIAYA PERJALANAN DINAS Rp BIAYA LAIN - LAIN Rp BIAYA ADMINISTRASI BANK Rp BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR Rp BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN Rp TOTAL BIAYA USAHA Rp ( ) LABA USAHA. Rp PENDAPATAN JASA GIRO Rp LABA USAHA SEBELUM PAJAK.. Rp PAJAK PENGHASILAN Rp ( ) LABA / ( RUGI ) NETTO SETELAH PAJAK Rp Sumber Data : Diolah Laba bersih setelah pajak sebesar Rp ,00 merupakan selisih laba sebelum pajak secara komersial sebesar Rp ,00 ditambah pendapatan jasa giro Rp ,00 dikurangi dengan PPh terutang yang dihitung berdasarkan laba sebelum pajak secara fiskal sebesar Rp ,00.

28 73 TABEL 4.11 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI LAPORAN PERUBAHAN MODAL PER 31 DESEMBER 2011 MODAL MODAL AWAL Rp LABA USAHA S/D TAHUN 2010 Rp MODAL USAHA Rp LABA / ( RUGI ) TAHUN 2011 Rp TOTAL MODAL AKHIR. Rp Sumber Data : Diolah Laporan perubahan modal mengalami perubahan yaitu besarnya modal akhir secara komersial sebesar Rp ,00 menjadi sebesar Rp ,00 setelah dikoreksi fiskal, hal ini terjadi karena pengaruh dari Laporan Laba Rugi yang mengalami perubahan laba tahun 2011 sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,00 setelah dikoreksi fiskal.

29 74 TABEL 4.12 PT. MASA MANUNGGAL MANDIRI NERACA "FISKAL" PER 31 DESEMBER 2011 AKTIVA PASSIVA AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR KAS Rp HUTANG DAGANG Rp BANK Rp HUTANG PAJAK Rp PIUTANG DAGANG Rp PIUTANG LAIN-LAIN Rp TOTAL HUTANG Rp PERSEDIAAN BARANG Rp TOTAL AKTIVA LANCAR.. Rp AKTIVA TETAP EKUITAS INVENTARIS KANTOR Rp MODAL SAHAM Rp AKM. PENYU. INVENTARIS KANTOR Rp ( ) LABA (RUGI) S/D TAHUN 2010 Rp Rp LABA (RUGI) BERJALAN Rp KENDARAAN Rp AKM. PENYU. KENDARAAN Rp ( ) TOTAL MODAL Rp Rp TOTAL AKTIVA TETAP. Rp TOTAL AKTIVA Rp TOTAL PASSIVA Rp Sumber Data : Diolah

30 75 Pengaruh koreksi fiskal di neraca adalah perubahan rekening hutang pajak sebesar Rp ,00 menjadi sebesar Rp ,00 setelah dikoreksi fiskal. 4.3 Interpretasi Analisa Pengaruh Perbedaan Pengakuan Pendapatan dan Biaya Terhadap Laporan Keuangan Perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya antara akuntansi dan perpajakan disebabkan karena adanya perbedaan tetap dan perbedaan waktu seperti yang telah diuraikan diatas. Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi atas penyesuaian penyesuaian sehingga akan dihasilkan laporan keuangan yang bersifat khusus, yaitu laporan keuangan fiskal. Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya antara ketentuan yang terdapat dalam Undang - Undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan akan berpengaruh terhadap laba sebelum pajak yang diperoleh perusahaan, yaitu antara komersial sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 sehingga terdapat selisih laba sebelum pajak sebesar Rp ,00 Disamping itu, Laporan Laba Rugi mengalami perubahan penempatan akun yaitu akun pendapatan jasa giro sebesar Rp ,00 secara komersial penambahan hasilnya diikutkan pada perhitungan pajak terutang, yang seharusnya secara fiskal pendapatan jasa giro

31 76 penambahannya tidak diikutkan pada perhitungan pajak terutang tetapi menjadi penambah laba usaha setelah pajak. Akibat dari perubahan laporan laba rugi, laporan perubahan modal mengalami perubahan besarnya modal akhir yang secara komersial sebesar Rp ,00 Menjadi sebesar Rp ,00 setelah dikoreksi fiskal. Sehingga di neraca akun laba tahun 2011 secara komersial sebesar Rp ,00 menjadi sebesar Rp ,00 Setelah dikoreksi fiskal. Disamping itu, adanya perubahan laba tahun 2011 yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap besarnya perhitungan pajak penghasilan secara komersial kurang bayar tahun 2011 sebesar Rp ,00 menjadi sebesar Rp ,00 sehingga pada neraca secara komersial akun hutang pajak sebesar Rp ,00 menjadi sebesar Rp ,00 Secara fiskal. Kesalahan perhitungan Pajak Terutang dan kesalahan dalam pencatatan di Neraca, dan Laba Rugi, berakibat Laporan Perubahan Modal ( Ekuitas ) tidak dapat dipertanggungjawabkan.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal Dalam Menentukan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT. XYZ PT. XYZ menyajikan informasi yang menyangkut hasil kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa Periode akuntansi yang diterapkan di PT Persada Aman Sentosa adalah tahun takwim, yaitu periode yang dimulai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16). 51 pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya Sentosa, Penyesuaian dengan PSAK No.16 dan Metode penyusutan sesuai dengan PSAK No.16. 2. Metode Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upayaupaya yang dilakukan pihak manajemen untuk

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 58 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Nutricircle World Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan pembukuan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah 34 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Express Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA Penyajian data merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat kerangka penelitian dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda Mahayasa Nusantara Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. Yusonda Mahayasa Nusantara tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Abadi Karya Mulia Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT Abadi Karya Mulia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Multi Indocitra Tbk, tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Objek yang digunakan sebagai penelitian dalam skripsi adalah PT. Dipta

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Objek yang digunakan sebagai penelitian dalam skripsi adalah PT. Dipta BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III. 1. Sejarah Singkat Perusahaan Objek yang digunakan sebagai penelitian dalam skripsi adalah PT. Dipta Adimulia. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, didirikan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa 57 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan CV.Aria Duta Panel adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan untuk kepentingan umum. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal sebagai dasar Penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. DEF. Laporan Keuangan yang dibuat oleh PT. DEF bertujuan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Kencana Megah Logistik PT. Kencana Megah Logistik didirikan oleh Ibu Anggrek Meice pada tahun 2005 dan mulai menjalankan bisnis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal untuk Penentuan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Pada PT. Bijama Makmur Laporan Laba Rugi yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi PPN PT. Biro ASRI PT. Biro ASRI dalam menjalankan operasi perusahaan selain berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA NAMA: DINNI ZEVANI NPM: 22213588 JURUSAN: EKONOMI PEMBIMBING: Dr. SIGIT SUKMONO, SE., MM. LATAR BELAKANG Pajak Sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato. Selain dalam pelaksanaan pembukuan yang sudah menggunakan komputer, dalam pembayaran atas pajak-pajak

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad 373-383

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyusunan Neraca Awal Periode Maret 2013 Selama melakukan penelitian di Depot Aloa penulis telah memperoleh datadata yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir, seperti

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi terhadap laporan laba/ rugi perusahaan, dan melakukan rekonsiliasi perhitungan laba/ rugi, maka dapat

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan 65 BAB IV Analisis Hasil Dan Pembahasan A. Koreksi Fiskal Dalam Penentuan Pajak Penghasilan Badan PT. Anugerah Kemas Indah. Telah diketahui bahwa Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Dana Pensiun Merpati Nusantara Airlines merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut didirikan

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Sedangkan bagi Negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL KASUS 1 PT. RAFI bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang berdomisili di Pekalongan. Data laporan keuangan tahun 29

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-02/PJ/2015 TENTANG PENEGASAN ATAS PELAKSANAAN PASAL 31E AYAT (1) UNDANG- UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

LAPORAN LABA RUGI KONVEKSI CANDRA CONVECTION Per 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ,00 PPh 15%

LAPORAN LABA RUGI KONVEKSI CANDRA CONVECTION Per 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ,00 PPh 15% Lampiran 1 LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 2011 KETERANGAN PENDAPATAN USAHA JUMLAH 976.926.670,00 BEBAN USAHA: Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Pembantu Biaya Gaji Karyawan Biaya Pemasaran Biaya Listrik,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Faktur Pembelian

LAMPIRAN A. Faktur Pembelian LAMPIRAN A. Faktur Pembelian LAMPIRAN B. Laporan Penjualan CV Pillow Tabel 4.7. Laporan penjualan CV Pillow tiap bulan Bulan Penjualan Bruto CV Pillow Jan Des 07 2,497,003,074 Jan-08 201.108.100 Feb-08

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP Diah Soleha, Gen Norman Thomas, SE., Ak., MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya yang boleh dan tidak boleh

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi alat laboratorium, reagen kimia klinik dan seluruh perlengkapan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Laporan Keuangan yang disiapkan oleh PT. Dipta Adimulia adalah pencatatan komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba Perusahaan Dagang Neraca Neraca Perusahaan Dagang Laporan Perubahan Modal Contoh: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS Perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak dalam pengakuan pendapatan dan beban akan mengakibatkan perbedaan laba

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA IV. 1 Penerapan Akuntansi dalam Perhitungan Laba Kena Pajak dan Pajak yang Terutang Laba adalah selisih

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC IV.1 Evaluasi Atas Penghasilan Pada PT AIDC Pasal 4 ayat (1) UU No.17 Tahun 2000 secara rinci memberikan pengertian

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Perusahaan PR X merupakan perusahaan rokok yang mulai dirintis sejak tahun 1989. Sebelumnya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa pelaksanaan Pasal 9 ayat (1) huruf b

Lebih terperinci

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi Kategori Wajib Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013 PJ.091/KUP/S/005/201401 Agenda Studi

Lebih terperinci

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, B A B IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan, sehingga

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING 2 CONTOH AUDIT PLAN PERUSAHAAN DEALER

TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING 2 CONTOH AUDIT PLAN PERUSAHAAN DEALER TUGAS TERSTRUKTUR MATAKULIAH AUDITING 2 CONTOH AUDIT PLAN PERUSAHAAN DEALER Oleh : Nur Azizah Mahdaniar Bayu Krisna Prasetya Adika Reyhan Daffa Rifqi Al Habib Andi Abdul Qodir Mufti Mu izullah Z. Aditya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah 29 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah Tax Planning merupakan langkah awal dalam pengelolaan pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari analisa yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini: 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan a. Orang pribadi yang melakukan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN Aris Munandar, SE., M.Si Tujuan Pembelajaran Jenis biaya yang diperkenankan bagi WP DN dan BUT untuk dibebankan sebagai biaya Jenis yang tidak diperkenankan bagi

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PASAL 25/29 MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN DALAM RANGKA PERENCANAAN PAJAK

Lebih terperinci

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Tahun 2005 1. Penyajian Laporan Keuangan Setelah Pengakuan Pajak Penghasilan. Berikut ini akan disajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 : 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan gedung dan jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan. PT LAM didirikan dengan akte notaris Samsul Hadi S.H, nomor 10, tanggal 4 Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang

Lebih terperinci

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya Kelompok 2 (29C): 1. Agatha Nike Primarini Widhi M 2. Fitria Melynsyah Yusuf 3. Intanika Wahyu Hidayati 4. Lestari Suci Karyani Tugas Sistem Informasi Akuntansi Contoh Coding pada PT. Industri Krupuk Renyah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION ) Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi Setiap perusahaan pasti memiliki harta (aktiva/asset), yang terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak, harta berwujud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.202, 2017 KEUANGAN. PPH. Penghasilan. Diperlakukan. Dianggap. Harta Bersih. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6120) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci