BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR."

Transkripsi

1 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad Ruko Golden Palace blok C 20 Surabaya, dengan no SIUP : 1545/13-I/PK/XI/1995. Gambar 1.2. Direktur Manajer Supervisor Marketing Supervisor Operasional Supervisor Produksi Karyawan Karyawan Karyawan 36

2 37 Setiap bagian dari struktur organisasi tesebut mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian masing-masing agar aktivitas kerja perusahaan dapat berjalan dengan baik. Untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab setiap karyawan, maka ditetapkan tata kerja sebagai berikut : 1. Direktur memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer) menyetujui anggaran tahunan perusahaan menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan 2. Manajer Memberi instruksi untuk melaksanakan pekerjaan. Mengawasi pegawai-pegawai dalam melaksanakan tugasnya Melatih pegawai-pegawai untuk melaksanakan tugasnya. Mengembangkan metode-metode baru untuk melaksanakan pekerjaan.

3 38 3. Supervisor Marketing Memastikan tenaga pemasaran melakukan/melaksanakan pemasaran sesuai dengan harapan perusahaan terhadap produktivitas/banyaknya penjualan dan tenaga pemasaran menjalankan aturan-aturan yang berlaku di perusahaan dan juga sebagai sumber informasi terhadap kebijakankebijakan perusahaan. 4. Supervisor Operasional Merencanakan kegiatan (planning) Mengorganisasikan kegiatan (organizing) Menyiapkan orang yang akan melaksanakan kegiatan (staffing) Mengarahkan proses pelaksanaan kegiatan (directing) Mengendalikan perkembangan pelaksanakan kegiatan (controlling) 5. Supervisor Produksi Merencanakan pengadaan dan permintaan kebutuhan produksi rutin ataupun tidak rutin. Mengatur dan mengkoordinasi semua tugas koordinator produksi sehingga produksi bisa terlasana sesuai dengan perencanaan serta mengawasi dan mengatur karyawan-karyawan dalam pelaksanaan tahapan dalam proses produksi.

4 39 6. Karyawan Melaksanakan dan menjalakan semua perintah dan intruksi dari atasan sesuai dengan sasaran dan tujuan perusahaan guna mencapai kebijakankebijakan yang telah dibuat Analisis Data Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Laporan keuangan disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berrdasarkan pengukuran lain sebagaimanadiuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun menggunakan metode tidak langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas mencakup kas, bank, investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang. b. Kebijakan Akuntansi yang Manyangkut Transaksi Tertentu Piutang Usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah netto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagihyang diestimasi berdasarkan review atas

5 40 kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. Persediaan Barang jadi, bahan baku, perlengkapan dicatat atas dasar harga perolehan dengan metode rata-rata tertimbang. Aktiva tetap dan penyusutan Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus. Tarif Penyusutan Aktiva Tetap Sebagaimana terdapat pada Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 11 Nomer 6 ayat (1) yang menyatakan bahwa : Uraian Masa Manfaat Tarif Penyusutan (metode garis lurus) Golongan I 4 tahun 25% Golongan II 8 tahun 12,50% Golongan III 16 tahun 6,25% Golonga IV 20 tahun 5% Pajak Penghasilan Pajak penghasilan pada laporan laba rugi ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan setelah diadakan penyesuaian antara prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan peraturan dan undangundang perpajakan.

6 41 Aktiva Sewa Guna Usaha Aktiva tetap dengan sewa guna usaha pembiayaan disajikan sejumlah nilai tunai dari jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah opsi awal periode sewa. Penjualan Bersih Penjualan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang (ongkos laundry) dikurangi biaya-biaya pembelian serta pajak pertambahan nilai Laporan Keuangan dan Perhitungan Pajak Penghasilan Selanjutnya, berdasarkan kebijakan akuntansi yang telah dijelaskan di atas, pihak manajeman perusahaan menyusun laporan keuangan, baik laporan keuangan interim maupun laporan keuangan akhir tahun yang telah di audit Akuntan Publik. Laporan keuangan ini terdiri dari : a. Neraca Neraca disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai posisi laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. b. Perhitungan Laba Rugi Secara berturut-turut, laporean keuangan CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA, sebagai contoh, disajikan seperti berikut ini :

7 42 Tabel 4.1 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI KOMERSIAL Tanggal 31 Desember 2012 P E N D A P A T A N P E N D A P A T A N T A H U N ,7 4 4, H A R G A P O K O K P E N J U A L A N P E R S E D I A A N A W A L 1 0,0 9 7, P E M B E L I A N 8 3,6 8 5, ,7 8 3, P E R S E D I A A N A K H I R ( 1 6,1 8 7, ) P E M A K A I A N B A H 7 7,5 9 5, B I A Y A O P E R A S I O N A L : G A J I O P E R A T O R 1 8,8 5 0, U P A H T E N A G A K E R J A C U C I 8 0,1 8 7, B I A Y A L I S T R I K 2 3,8 8 2, B I A Y A A I R 5,9 6 4, ,8 8 4, J U M L A H H P P. ( 2 0 6,4 7 9, ) L A B A B R U T O 2 8 0,2 6 4, B I A Y A U S A H A G A J I K A R Y A W A N 8 4,3 0 0, B I A Y A S U B A G E N 8 6,0 4 8, B I A Y A T E L E P O N 4,3 3 8, B I A Y A L I S T R I K 4,2 1 4, B I A Y A A I R 1,0 5 2, B I A Y A K E P E R L U A N K A N T O R 6,1 9 4, B I A Y A S P A R E P A R T K E N D A R A A N 3,1 3 2, B I A Y A B E N S I N, P A R K I R 2 1,8 7 5, B I A Y A S E W A B A N G U N A N 1 2,0 0 0, B I A Y A P B B 2,3 8 5, B I A Y A A D M I N I S T R A S I B A N K 4 1 7, B I A Y A S T P T A H U N , B I A Y A L A I N - L A I N 1 1,3 7 5, B I A Y A P E N Y U S U T A N K E N D A R A A N 8,0 9 3, B I A Y A P E N Y U S U T A N I N V E N T A R I S 1,6 7 6, J U M L A H B I A Y A U S A H A. ( 2 4 7,1 6 5, ) L A B A ( R U G I ) N E T O S E B E L U M P A J A K 3 3,0 9 9, P E N D A P A T A N & B I A Y A L A I N - L A I N P E N D A P A T A N L A I N - L A I N - D E E M E D P P N 6 % 2 9,2 0 4, P E N D A P A T A N J A S A G I R O B E R S I H 7 9, ,2 8 4, ,3 8 3, P A J A K P E N G H A S I L A N ( 7,7 9 5, ) L A B A B E R S I H S E S U D A H P A J A K 5 4,5 8 7,

8 43 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat terlihat bahwa pajak penghasilan badan yang harus dibayar oleh perusahaan pada tahun 2012 berdasarkan laba kena pajak yang direncanakan adalah sebesar Rp ,16 adalah sebesar Rp ,00 Berikut ini adalah laporan Laba Rugi perusahaan dengan perencanaan pajak :

9 44 Tabel 4.2 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI FISKAL Tanggal 31 Desember 2012 U R A I A N L / R K O M E R S I A L P O S I T I F K O R E K S I N E G A T I F L / R F I S K A L U S U L A N P E R E N C A N A A N F I S K A L P E N D A P A T A N : P E N D A P A T A N T A H U N ,7 4 4, ,7 4 4, ,7 4 4, H A R G A P O K O K P E N J U A L A N : P E R S E D I A A N A W A L 1 0,0 9 7, ,0 9 7, ,0 9 7, P E M B E L I A N 8 3,6 8 5, ,6 8 5, ,6 8 5, ,7 8 3, ,7 8 3, ,7 8 3, P E R S E D I A A N A K H I R ( 1 6,1 8 7, ) - - ( 1 6,1 8 7, ) ( 1 6,1 8 7, ) P E M A K A I A N B A H A N 7 7,5 9 5, ,5 9 5, ,5 9 5, B I A Y A O P E R A S I O N A L : G A J I O P E R A T O R 1 8,8 5 0, ,8 5 0, ,8 5 0, U P A H T E N A G A K E R J A C U C 8 0,1 8 7, ,1 8 7, ,1 8 7, B I A Y A L I S T R I K 2 3,8 8 2, ,8 8 2, ,8 8 2, B I A Y A A I R 5,9 6 4, ,9 6 4, ,9 6 4, ,8 8 4, ,8 8 4, ,8 8 4, J U M L A H H P P ( 2 0 6,4 7 9, ) - - ( 2 0 6,4 7 9, ) ( 2 0 6,4 7 9, ) L A B A B R U T O 2 8 0,2 6 4, ,2 6 4, ,2 6 4, B I A Y A U S A H A G A J I K A R Y A W A N 8 4,3 0 0, ,3 0 0, ,3 0 0, B I A Y A S U B A G E N 8 6,0 4 8, ,0 4 8, ,0 4 8, B I A Y A T E L E P O N 4,3 3 8, ,3 3 8, , ,7 2 8, B I A Y A L I S T R I K 4,2 1 4, ,2 1 4, ,2 1 4, B I A Y A A I R 1,0 5 2, ,0 5 2, ,0 5 2, B I A Y A K E P E R L U A N K A N T O 6,1 9 4, ,1 9 4, ,1 9 4, B I A Y A S P A R E P A R T K E N D A 3,1 3 2, ,1 3 2, , ,0 1 0, B I A Y A B E N S I N, P A R K I R 2 1,8 7 5, ,8 7 5, ,8 7 5, B I A Y A S E W A B A N G U N A N 1 2,0 0 0, ,0 0 0, ,0 0 0, B I A Y A P B B 2,3 8 5, ,3 8 5, ,3 8 5, B I A Y A A D M I N I S T R A S I B A N 4 1 7, , , B I A Y A S T P T A H U N , , B I A Y A L A I N - L A I N 1 1,3 7 5, ,3 7 5, ,2 7 5, ,6 5 0, B I A Y A P E N Y U S U T A N K E N D 8,0 9 3, ,0 9 3, ,3 7 7, ,4 7 1, B I A Y A P E N Y U S U T A N I N V E N 1,6 7 6, ,6 7 6, ,6 7 6, J U M L A H B I A Y A U S A H A 2 4 7,1 6 5, , ,1 0 4, ,0 2 4, L A B A ( R U G I ) N E T O S E B E L U 3 3,0 9 9, , ,1 6 0, ,2 3 9, P E N D A P A T A N L A I N - L A I N - 2 9,2 0 4, ,2 0 4, ,2 0 4, P E N D A P A T A N J A S A G I R O B 7 9, , ,3 8 3, , , ,3 6 5, ,4 4 4, P A J A K P E N G H A S I L A N ( 7,7 9 5, ) 7,7 9 5, ( 6,3 0 5, ) L A B A B E R S I H S E S U D A H P A 5 4,5 8 7, ,8 5 7, , ,3 6 5, ,1 3 9,

10 45 Dan setelah perusahaan melakukan perencanaan pajak untuk meminimalkan pembayaran pajak terutang badan berdasarkan tabel 4.2 di atas nampak bahwa laba kena pajak yang dicapai perusahaan selama tahun 2012 adalah sebesar Rp ,16 dan pajak penghasilan terutang yang akan dibayar adalah sebesar Rp ,00 Tabel 4.3 Perhitungan Pajak Penghasilan CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA Tahun 2012 Sebelum Perencanaan Pajak P E R E D A R A N B R U T O T A H U N , 7 4 4, P E N D A P A T A N A T A S L A B A / P K P 6 2, 3 6 5, P P H T E R U T A N G : 5 0 % X 2 5 % x 6 2, 3 6 5, = 7, 7 9 5, P P H P A S A L 2 5 T A H U N ( 3, 4 5 5, ) P P H P A S A L 2 3 T A H U N ( 2 0 2, ) K U R A N G ( L E B I H ) B A Y A R 4, 1 3 7,

11 46 Tabel 4.4 Perhitungan Pajak Penghasilan CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA Tahun 2012 Setelah Perencanaan Pajak P E R E D A R A N B R U T O T A H U N , 7 4 4, P E N D A P A T A N A T A S L A B A / P K P 5 0, 4 4 4, P P H T E R U T A N G : 5 0 % X 2 5 % x 5 0, 4 4 4, = 6, 3 0 5, P P H P A S A L 2 5 T A H U N ( 3, 4 5 5, ) P P H P A S A L 2 3 T A H U N ( 2 0 2, ) K U R A N G ( L E B I H ) B A Y A R 2, 6 4 7, Selisih dan Penghematan Pajak Terutang Tahun 2012 Tabel 4.5 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA Tahun 2012 K e t e r a n g a n S e b e l u m T a x P l a n n i n g S e t e l a h T a x P l a n n i n g P e n g h e m a t a n ( R p ) P e n g h e m a t a n ( % ) L a b a S e b e l u m P a j a k R p 6 2, 3 6 5, R p 5 0, 4 4 4, R p 1 1, 9 2 0, D i b u l a t k a n ( P a s a l 1 7 a y R p 6 2, 3 6 5, R p 5 0, 4 4 4, P P h B a d a n 2 5 % x 5 0 % x R p R p 7, 7 9 5, R p 6, 3 0 5, P a j a k T e r u t a n g R p 7, 7 9 5, R p 6, 3 0 5, R p 1, 4 9 0,

12 47 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa : 1. Laba kena pajak Besarnya laba kena pajak yang direncanakan adalah Rp ,16 sedangakan setelah perencanaan pajak maka pajak penghasilan terutang adalah Rp ,16 terdapat selisih sebesar Rp ,00 2. Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan terutang sebelum perencanaan pajak adalah sebesar Rp ,00 dan setelah perencanaan pajak adalah sebesar Rp ,00 terdapat selisih sebesar Rp ,00 dengan penghematan sebesar 19,11%. Berdasarkan uraian diatas, nampak bahwa manajemen perusahaan tidak melakukan pengontrolan besarnya laba kena pajak setiap bulannya sehingga pada akhir tahun pajak, pajak yang terutang sangat besar. Tetapi pada realisasinya pajak dapat berkurang dari rencana sebelumnya karena manajemen perusahaan mengalokasikan ke biaya-biaya sehingga biaya pengeluaran menjadi besar dan laba pun menjadi kecil. Dari ketentuan tersebut perusahaan dapat memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan dari sisi arus kas perusahaan. Namun demikian perusahaan belum membuat perencanaan pajak secara khusus yang dibuat oleh perusahaan tersebut diatas adalah rencana laba rugi. Untuk meminimumkan pajak penghasilan badan perusahaan, baik Pajak Penghasilan badan terutang tahun 2012 dan angsuran pajak penghasilan badan 2012, sebaiknya perusahaan melakukan langkah sebagai berikut : 1. Mengontrol setiap bulan besarnya laba kena pajak yang dicapai oleh perusahaan.

13 48 2. Tax Saving, Upaya untuk mengefesiensikan beban pajak melalui pemilihan alternative pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. 3. Tax Avoidance, Upaya mengefesiensikan beban Pajak dengan cara menghindar dari pengenaan Pajak dengan mengarahkan pada transaksi yang bukan objek pajak. 4. Penundaan Pembayaran Pajak, Penundaan Pembayaran pajak yang dimaksudkan disini tentunya dilakukan tanpa melanggar ketentuan melanggar perpajakan yang berlaku. 5. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku Pembahasan Dalam melakukan kegiatan operasional, salah satu yang dilakukan oleh perusahaan adalah membuat rencana pajak. Rencana Pajak dibuat untuk mengontrol Kegiatan Perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan dan sebagai dasar penilaian keberhasilan Perusahaan dalam satu periode tertentu. Rencana pajak dibuat untuk jangka pendek yakni satu tahun, dan pada tahun berikutnya rencana akan dibuat sesuai dengan apa yang akan dicapai oleh perusahaan. Namun demikian pada kenyataanya rencana laba yang telah dibuat tidak dapat dieralisasikan karena berbagai faktor seperti rencana penjualan yang tidak tercapai dan realisasi biaya masih diatas dari anggaran yang telah dibuat atau sebaliknya. Tidak tercapainya rencana penjualan disebabkan karena tidak

14 49 produktifnya bagian pemasaran, sedangkan rencana biaya tidak tercapai karena kurangnya pengawasan terhadap pengeluaran biaya perusahaan. Pencapaian tujuan organisasi perusahaan yakni laba yang maksimal dari kegiatan operasional, perusahaan harus membuat suatu rencana pajak yang seefisien mungkin. Rencana pajak ini dimaksudkan untuk melihat prestasi dari bagian keuangan dalam mengontrol dan meminimumkan pajak perusahaan. Prestasi bagian perusahaan dapat dinilai dengan melihat realisasi pembayaran pajak yang telah dicapai dan dibandingkan dengan rencana pembayaran pajak yang telah dicapai dan dibandingkan dengan rencana pembayaran pajak yang telah disepakati oleh manejemen perusahaan. Apabila realisasi pembayaran pajak yang lebih besar dari rencana pembayaran pajak, berarti bahwa bagian keuangan memiliki prestasi yang kurang baik dalam mengelola manajemen pajak perusahaan, berikut rencana dan realisasi Pajak Penghasilan Badan perusahaan.

15 50 Tabel 4.6 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL Tanggal 31 Desember 2012 U R A I A N L / R K O M E R S I A L P O S I T I F K O R E K S I N E G A T I F L / R F I S K A L U S U L A N P E R E N C A N A A N F I S K A L P E N D A P A T A N : P E N D A P A T A N T A H U N ,7 4 4, ,7 4 4, ,7 4 4, H A R G A P O K O K P E N J U A L A N : P E R S E D I A A N A W A L 1 0,0 9 7, ,0 9 7, ,0 9 7, P E M B E L I A N 8 3,6 8 5, ,6 8 5, ,6 8 5, ,7 8 3, ,7 8 3, ,7 8 3, P E R S E D I A A N A K H I R ( 1 6,1 8 7, ) - - ( 1 6,1 8 7, ) ( 1 6,1 8 7, ) P E M A K A I A N B A H A N 7 7,5 9 5, ,5 9 5, ,5 9 5, B I A Y A O P E R A S I O N A L : G A J I O P E R A T O R 1 8,8 5 0, ,8 5 0, ,8 5 0, U P A H T E N A G A K E R J A C U C 8 0,1 8 7, ,1 8 7, ,1 8 7, B I A Y A L I S T R I K 2 3,8 8 2, ,8 8 2, ,8 8 2, B I A Y A A I R 5,9 6 4, ,9 6 4, ,9 6 4, ,8 8 4, ,8 8 4, ,8 8 4, J U M L A H H P P ( 2 0 6,4 7 9, ) - - ( 2 0 6,4 7 9, ) ( 2 0 6,4 7 9, ) L A B A B R U T O 2 8 0,2 6 4, ,2 6 4, ,2 6 4, B I A Y A U S A H A G A J I K A R Y A W A N 8 4,3 0 0, ,3 0 0, ,3 0 0, B I A Y A S U B A G E N 8 6,0 4 8, ,0 4 8, ,0 4 8, B I A Y A T E L E P O N 4,3 3 8, ,3 3 8, , ,7 2 8, B I A Y A L I S T R I K 4,2 1 4, ,2 1 4, ,2 1 4, B I A Y A A I R 1,0 5 2, ,0 5 2, ,0 5 2, B I A Y A K E P E R L U A N K A N T O 6,1 9 4, ,1 9 4, ,1 9 4, B I A Y A S P A R E P A R T K E N D A 3,1 3 2, ,1 3 2, , ,0 1 0, B I A Y A B E N S I N, P A R K I R 2 1,8 7 5, ,8 7 5, ,8 7 5, B I A Y A S E W A B A N G U N A N 1 2,0 0 0, ,0 0 0, ,0 0 0, B I A Y A P B B 2,3 8 5, ,3 8 5, ,3 8 5, B I A Y A A D M I N I S T R A S I B A N 4 1 7, , , B I A Y A S T P T A H U N , , B I A Y A L A I N - L A I N 1 1,3 7 5, ,3 7 5, ,2 7 5, ,6 5 0, B I A Y A P E N Y U S U T A N K E N D 8,0 9 3, ,0 9 3, ,3 7 7, ,4 7 1, B I A Y A P E N Y U S U T A N I N V E N 1,6 7 6, ,6 7 6, ,6 7 6, J U M L A H B I A Y A U S A H A 2 4 7,1 6 5, , ,1 0 4, ,0 2 4, L A B A ( R U G I ) N E T O S E B E L U 3 3,0 9 9, , ,1 6 0, ,2 3 9, P E N D A P A T A N L A I N - L A I N - 2 9,2 0 4, ,2 0 4, ,2 0 4, P E N D A P A T A N J A S A G I R O B 7 9, , ,3 8 3, , , ,3 6 5, ,4 4 4, P A J A K P E N G H A S I L A N ( 7,7 9 5, ) 7,7 9 5, ( 6,3 0 5, ) L A B A B E R S I H S E S U D A H P A 5 4,5 8 7, ,8 5 7, , ,3 6 5, ,1 3 9, Rekonsiliasi timbul karena adanya perbedaan penghasilan dan biaya antara laporan komersial dan laporan fiskal sehingga menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Dalam penyusunan laporan

16 51 keuangan fiskal, wajib pajak harus mengacu pada peraturan perpajakan dimana tidak semua biaya komersial dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sedangakan laporan keuangan komersial mengacu pada PSAK dimana semua biaya komersial dapat mengurangi penghasilan bruto perusahaan. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan dengan meminimalkan beban pajak perusahaan adalah dengan melakukan koreksi positif atas biaya-biaya komersial dan memaksimalkan koreksi fiscal negative. Dari table rekonsiliasi fiscal sebelum dan sesudah perencanaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan dengan melakukan perencanaan pajak atas biaya-biaya komersial maka perusahaan memperoleh penghematan PPh Badan sebesar 19,68% atas laporan laba rugi pada tahun Berikut ini beberapa penjelasan atas usulan perencanaan pajak adalah sebagai berikut : 1. Biaya telepon dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto, tetapi didalam biaya telepon biaya pengisian ulang pulsa handphone yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawan atas pekerjaannya, sehingga dapat dibebankan sebagai biaya 50% berdasarkan keputusan direktur jendral Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tentang perlakuan pajak penghasilan atas biaya pemakaian telepon selular dan sebagainya. Berdasarkan nota-nota serta laporan yang terdapat pada perusahaan, biaya telepon yang menggunakan telepon selular adalah sebesar Rp ,00 sehingga sesuai dengan keputusan direktur jendral Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tentang perlakuan pajak

17 52 penghasilan atas biaya pemakaian telepon selular dan sebagainya maka 50% dari data di atas adalah sebesar Rp ,00 yang harus dibebankan kepada perusahaan. 2. Biaya Penyusutan dan Sparepart kendaraan (Perbaikan) Biaya perbaikan/pemeliharaan/penyusutan kendaraan yang dipakai atasan, tidak dapat dikurangkan seluruhnya sebagai biaya perawatan dan penyusutan kendaraan dalam laporan laba rugi perusahaan. Jumlah biaya yang dapat dibiayakan hanya 50% karena sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 pasal 3 ayat (2), biaya dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya pemeliharaan atau perbaikan dalam tahun pajak yang bersangkutan. Dari data perusahaan, bahwa biaya sparepart kendaraan sebesar Rp ,00 sehingga biaya yang dapat dibebankan kepada perusahaan adalah 50% dari Rp ,00 adalah sebesar Rp , Dalam perusahaan ini, biaya makan dan biaya promosi dimasukkan ke dalam biaya lain-lain (laporan interen) tetapi untuk laporan pajak biaya-biaya tersebut dipisahkan sehingga biaya makan dan biaya promosi menjadi beban yang akan dibayar perusahaan. Untuk biaya makan yang diberikan kepada karyawan, bukan merupakan Objek Pajak PPh Pasal 21 karena makan bersama merupakan pemberian dalam bentuk natura. Dengan demikian dari sisi karyawan pemberian makan ini tidak akan menambah PPh pasal 21 terutang. Di sisi

18 53 perusahaan berdasarkan pasal 9 ayat (1) Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008, penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan tidak dapat dibebankan sebagai biaya kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan. Artinya pemberian makan dan minuman walaupun bentuknya natura, dapat dibiayakan oleh perusahaan. Dalam laporan laba rugi perusahaan mencantumkan besarnya biaya makan dan minum sebesar Rp ,00 (untuk data yang terakhir diambil) dalam satu bulan untuk karyawan 20orang. Sedangakan untuk biaya promosi, tercantum dalam Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) bahwa pada dasarnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Wajib pajak harus dapat membuktikan, bahwa biaya-biaya tersebut telah benar-benar dikeluarkan dan benar ada hubungannya dengan persahaan sehingga bisa menjadi beban yang akan dimasukkan kedalam laporan keuangan. Dari data perusahaan, penulis telah mendapatkan bukti transaksi yang dapat menyatakan bahwa biaya promosi tersebut sebesar Rp ,00.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang dilakukan wajib pajak. Dengan sedemikian rupa sehingga hutang pajak penghasilannya berada

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Express Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk menjalankan pemerintahan. Pemungutan pajak sudah lama ada, dari adanya upeti wajib kepada

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Tahun 2005 1. Penyajian Laporan Keuangan Setelah Pengakuan Pajak Penghasilan. Berikut ini akan disajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Abadi Karya Mulia Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT Abadi Karya Mulia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Dana Pensiun Merpati Nusantara Airlines merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut didirikan

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. KOREKSI FISKAL Oleh Iwan Sidharta, MM. Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, tujuan utama perusahaan adalah member keuntungan maksimum untuk jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah menginvestasikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan. PT LAM didirikan dengan akte notaris Samsul Hadi S.H, nomor 10, tanggal 4 Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 : 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan gedung dan jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK PT TGS merupakan perusahaan dagang dengan skala kecil yang bergerak dalam bidang perdagangan bahan kimia. Dimana PT TGS merupakan Wajib pajak badan

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 58 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Nutricircle World Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan pembukuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Persetujuan Skripsi... ii Lembar Pengesahan Skripsi... iii Kata Pengantar... iv Abstraksi... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda Mahayasa Nusantara Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. Yusonda Mahayasa Nusantara tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman

Lebih terperinci

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH - 11 - LAPORAN AKTIVA BERSIH Per. Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, BAB. V SIMPULAN DAN SARAN V. 1. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan suatu kesimpulan dari Perusahaan PI, sebagai berikut: 1. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa untuk melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Salah satu sumber pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Pajak merupakan sumber pemasukan negara yang terbesar di Indonesia. Bagi pemerintah pajak adalah sumber dana dalam menjalankan pemerintahannya, yaitu untuk mendanai seluruh kegiatan pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Dana Pensiun KWI 1. Deskriptif Kualitatif a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Dana Pensiun KWI disusun dengan menggunakan prinsip dan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

INFORMASI UMUM. Lampiran IIA Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

INFORMASI UMUM. Lampiran IIA Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus - 1 - Sheet: Umum INFORMASI UMUM 1. Nomor Buku Daftar Umum (NBDU) 2. Nama Dana Pensiun 3. Nama Akuntan Publik 4. Kantor Akuntan Publik 5. Opini 6. Kode Laporan - 2 - Sheet: Aktiva Bersih LAPORAN AKTIVA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PASAL 25/29 MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN DALAM RANGKA PERENCANAAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian eksploratif dengan menggunakan metode deskriptif yaitu mengumpulkan data-data

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Maju Jaya Bersama merupakan badan usaha yang bergerak di bidang industri tekstil dan konfeksi yang

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah 29 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah Tax Planning merupakan langkah awal dalam pengelolaan pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan

Lebih terperinci

INFORMASI UMUM. Lampiran IIC Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

INFORMASI UMUM. Lampiran IIC Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus - 1 - Sheet: Umum INFORMASI UMUM 1. Nomor Buku Daftar Umum (NBDU) 2. Nama Dana Pensiun 3. Nama Akuntan Publik 4. Kantor Akuntan Publik 5. Opini 6. Kode Laporan - 2 - Sheet: Aktiva Bersih LAPORAN AKTIVA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan 5.1 Pengertian PPh Badan PPh Badan yaitu pajak atas penghasilan yang diperoleh atau diterima badan usaha

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Badan Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan beban antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Periode 01 Januari 2016 s.d. 30 April 2016 Deskripsi 01/01/2016-30/04/2016 01/01/2016-31/03/2016 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan Bunga/Bagi Hasil 9.362.060.278,00 6.037.200.50

Lebih terperinci

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Neraca ASET INVESTASI (Harga Historis) Surat Berharga Negara 102.978.183.00 84.665.683.00 Tabungan 183.688.885,00 579.633.18 Deposito on Call 11.929.000.00 Deposito Berjangka 204.066.000.00 234.266.000.00

Lebih terperinci