BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi berdasarkan Permen KUKM No. 4/Per/M.KUKM/VII/2012 terhadap komponen-komponen dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha, catatan atas laporan keuangan, laporan perubahan ekuitas (modal), dan laporan arus kas. Seperti yang telah penulis jelaskan dalam bab sebelumnya mengenai kondisi laporan keuangan KOPKAR ADIS secara umum, berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut mengenai masing-masing komponen yang disajikan dalam laporan keuangan KOPKAR ADIS. Adapun pembahasan ini akan penulis tinjau berdasarkan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pada akun-akun yang ada. Namun pada komponen pengakuan dan pengukuran penulis membatasi ulasannya berdasarkan akun-akun tertentu saja yang memiliki nilai material seperti yang telah dijelaskan pada Bab 1 bagian Ruang Lingkup Masalah. 4.1 Pengaruh Pencabutan PSAK 27 Berdasarkan informasi yang didapatkan dari wawancara pertama yang dijelaskan pada Bab 3, bahwa Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011 ini ternyata tidak terbukti menggunakan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 27. Adapun penjelasan bahwa pada Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011 tidak terbukti menggunakan PSAK 27 adalah terlihat dari Laporan 50

2 Keuangan koperasi yang hanya menyajikan Neraca dan Laporan Hasil Usaha saja. Sementara dalam PSAK 27 halaman 13 paragraf 74 menyatakan bahwa Laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Selain itu, ketidak sesuaian ini dapat dilihat dari lampiran yang akan disajikan pada bagian akhir penulisan skripsi ini. Pengakuan: Pada KOPKAR ADIS pengakuan bahwa Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas terdapat pada kelompok Neraca. Hal ini telah sesuai dengan pernyataan PSAK 27 paragraf 75 yang menyatakan Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Pengukuran: Pencatatan nilai nominal dari akun-akun yang tersedia pada Laporan Keuangan KOPKAR ADIS telah dicatat sebesar harga perolehan saat transaksi itu terjadi. Penyajian dan Pengungkapan: Pada laporan Neraca dan laporan Perhitungan Hasil Usaha tahun 2010 dan 2011, hanya ada beberapa kelompok akun saja yang tidak Disajikan sesuai dengan ketentuan PSAK 27. Beeberapa akun tersebut adalah: Akun pendapatan dan beban yang Disajikan koperasi dalam Laporan Keuangan pun masih belum sesuai dengan PSAK 27. Hal ini dikarenakan pada Laporan Hasil Usaha koperasi tahun 2010 dan 2011 tidak ada pemisahan antara pendapatan dan beban yang didapatkan dari anggota dan non-anggota. Pengelompokan pendapatan yang dicatat oleh KOPKAR ADIS adalah Pendapatan Operasional dan Non Operasional. Sedangkan dalam PSAK 27 paragraf 68 menyatakan bahwa Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan nonanggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. 51

3 Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Kemudian ditinjau dari sisi beban KOPKAR ADIS, pencatatan tergabung menjadi satu kelompok yaitu Biaya Administrasi dan Umum. Sementara pada PSAK 27 paragraf 72 dipaparkan bahwa Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus Disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa dalam Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011 tidak menggunakan PSAK 27 revisi Karena itulah, tidak ada pengaruh atas pencabutan PSAK 27 ini terhadap keadaan Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan Penerapan Standar Akuntansi Koperasi Terbaru Berdasarkan informasi yang diperoleh dan telah Disajikan pada Bab 3, Laporan Keuangan tahun 2012 oleh KOPKAR ADIS dinyatakan telah mengikuti standar akuntansi yang berlaku saat ini. Namun pada kenyataannya berdasarkan penelitian dan hasil interview berikutnya terhadap pihak KOPKAR ADIS ternyata Laporan Keuangan 2012 masih menggunakan sistem pelaporan yang lama seperti yang telah dilakukan koperasi ini pada Laporan Keuangan tahun 2010 dan Untuk Laporan Keuangan tahun 2012 ini akan penulis jelaskan lebih lanjut yang didasarkan dengan Standar Akuntansi Industri Koperasi dan SAK ETAP sebagai acuan lainnya apa bila dalam standar akuntansi industri koperasi ini sendiri belum memaparkan secara jelas mengenai kegiatan akuntansi yang ada pada koperasi, khususnya dalam pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapannya. 52

4 4.2.1 Neraca Pada Neraca yang disajikan oleh KOPKAR ADIS terdapat beberapa akun yang material untuk ditinjau pengakuan dan pengukurannya, serta penyajian dan pengukurannya untuk beberapa akun material ini dan untuk akun-akun lainnya. Akun-akun tersebut terdapat dalam kelompok : 1) Aset Aset pada KOPKAR ADIS masih menggunakan istilah aktiva. Dalam neraca yang Disajikan, aset pada KOPKAR ADIS dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: Aktiva Lancar, Investasi Jangka Panjang, dan Aktiva Tetap. Penggunaan istilah ini terus dicatat dengan serupa pada periode Desember 2010, 2011, dan Pengakuan : Akun-akun yang dinilai material berdasarkan neraca bagian aset yang Disajikan oleh KOPKAR ADIS periode 2010, 2011, dan 2011 adalah akun Kas, Bank, Deposito, dan Piutang. Berdasarkan SAK ETAP pada Bab 4 halaman 19 bahwa akun Kas dan Setara Kas dan piutang merupakan kelompok dari aset. Pengakuan Aset ini sendiri diungkapkan pada SAK ETAP halaman 12 paragraf 2.34 yang menyatakan Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluarannya telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pengakuan kas dan setara kas (bank) pada KOPKAR ADIS telah sesuai. Hal ini ditinjau atas pengakuan SAK ETAP yang menyatakan bahwa aset mendatangkan manfaat ekonomi pada masa depan telah dipenuhi oleh koperasi ini. Pihak koperasi menyatakan bahwa akun-akun seperti kas, 53

5 bank, deposito, dan piutang ini diakui dan dicatat setiap harinya saat transaksi itu terjadi. Namun, pengakuan ini hanya sebatas pencatatan saja tanpa ada penjurnalan. Jadi sebagai sample dari kegiatan pokok koperasi atas transaksi yang berhubungan dengan kas adalah saat koperasi menerima uang simpanan dari para anggotanya, baik simpanan sukarela maupun simpanan pokok.penjurnalan. Hal ini seharusnya dapat dicatat pada jurnal seperti berikut ini: Dr. Kas xxx Cr. Simpanan Pokok xx Pengukuran : Pengukuran pada akun-akun yang ada di kelompok aset ini pun sama, yaitu pada akun Kas, Bank, Deposito, dan Piutang. SAK ETAP halaman 11 paragraf 2.31 menyatakan Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar: (a) Biaya Historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. (b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Dalam pengukuran pada akun-akun ini, KOPKAR ADIS telah menentukan jumlah kas, bank, deposito dan piutangnya berdasarkan nilai perolehan saat terjadinya transaksi. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan pengukuran berdasarkan Biaya Historis pada SAK ETAP. Pada akun Kas pengukuran dicatat sebesar harga perolehan sebesar Rp 280,903,600. Pada akun Bank pecatatan dilakukan dengan lebih rinci berdasarkan lembaga bank tertentu dengan jumlah seluruh nominal pada akun bank sebesar Rp 54

6 2,449,555,610. Dan untuk akun Deposito jumlah keseluruhannya adalah sebesar Rp 2,091,049,980. Khusus pada akun Piutang, koperasi telah menyiapkan alokasi untuk kemungkinan adanya Piutang Tak Tertagih yang dicatat sebagai Piutang Tidak Lancar. Pengukuran pada akun ini ditetapkan berdasarkan hasil perundingan RAT yang dilakukan oleh KOPKAR ADIS. Adapun penjabaran piutang tak lancar pada koperasi ini adalah sebagai berikut: Untuk periode terakhir yaitu pada tahun 2012, jumlah piutang tak lancar KOPKAR ADIS adalah sebesar Rp 9,956,685 dari total seluruh piutang sebesar Rp 18,465,645,795. Sehingga persentase piutang tak lancar ini adalah sebesar 0.054% dari total seluruh piutang yang ada. Sehingga jumlah piutang tak lancar pada tahun 2012 ini pun masih bisa ditutupi oleh cadangan yang ada sebesar Rp 3,861,747,692 sehingga jumlah cadangan yang tersedia saat ini setelah dikurangi nominal dari akun piutang tak lancar adalah sebesar Rp 3,851,791,007. Dalam pemenuhan piutang tak lancar ini, KOPKAR ADIS melimpahkannya dalam cadangan yang telah ditetapkan ditahun berjalan. Selanjutnya, keputusan mengenai alokasi cadangan terhadap piutang tak lancar akan dibahas pada RAT tahun berikutnya. Kejadian dalam hal Piutang Tidak Lancar ini akan disampaikan pada Catatan atas Laporan Keuangan, karena hal ini merupakan kejadian yang terjadi setelah tanggal pelaporan neraca. Penyajian dan Pengungkapan: Pada bagian pertama yaitu Aktiva Lancar terdapat beberapa akun yang disajikan didalamnya, diantaranya adalah akun kas, bank, deposito, persediaan, dan piutang. Dalam Aktiva lancar ini pun ditemukan akun tagihan yaitu pada neraca tahun Kemudian akun-akun yang disajikan pada bagian Investasi Jangka Panjang adalah simpanan non anggota dan kepersertaan 55

7 anggota koperasi. Komponen terakhir yaitu Aktiva tetap terdiri dari dua akun yang disajikan, yaitu akun nilai perolehan dan akumulasi penyusutan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penyajian aset dalam neraca KOPKAR ADIS masih belum tepat dan belum sesuai dengan peraturan perkoperasian yang berlaku saat ini. Istilah Aktiva seharusnya sudah digantikan dengan Aset. Selain itu, pengelompokan Aset pada neraca ini seharusnya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar. Pengelompokan akun-akun yang terdapat pada aset lancar sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dan akun-akun tersebut pun bersifat liquid dengan masa manfaat kurang dari satu tahun. Sedangkan pada golongan Aset Tidak Lancar seharusnya terdiri dari 2 (dua) kelompok akun yang sebelumnya disajikan terpisah oleh KOPKAR ADIS, yaitu Investasi Jangka Panjang dan Aset Tetap beserta akunakun lainnya yang termasuk pada golongan aset tidak lancar yang ada pada koperasi ini seperti akumulasi aset tetap, properti investasi, akumulasi properti investasi, dan aset tidak lancar lainnya. Untuk pengelompokan pada Aset Tetap, koperasi menyajikannya dengan total dalam akun harga perolehan. Harga perolehan ini didapatkan dari penjumlahan akun-akun yang terdiri dari tanah, bangunan, inventaris dan peralatan kantor, mesin dan kendaraan. Untuk gambaran lebih spesifik mengenai Aset pada neraca koperasi ini, penulis akan melampirkannya dalam lampiran khusus. 2) Kewajiban Pengakuan: Pada bagian kewajiban koperasi ini terdapat beberapa akun yang memiliki nilai material yaitu pada akun Hutang Simpanan Sukarela dan Hutang Bank. Dalam SAK ETAP halaman 12 paragraf 2.35 Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi 56

8 akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam hal ini, KOPKAR ADIS telah mengakui kewajibannya dengan tepat, karena koperasi mencatat akun-akun kewajibannya diposisi neraca sesuai dengan nilai nominal dari transaksi yang terjadi. Pada akun Hutang Simpanan Sukarela pencatatan diakui tiap kali transaksi terjadi, karena pengambilan uang kas pada simpanan sukarela ini dapat dilakukan kapan saja oleh para anggota yang ingn mengambilnya. Pengukuran: Pada akun Hutang Simpanan Sukarela dan Hutang Bank, pengukuran yang dilakukan oleh koperasi untuk menetapkan nilai nominalnya adalah, pada akun Hutang Simpanan Sukarela diukur berdasarkan jumlah kas yang masuk dan disetorkan oleh para anggota tiap kali ada transaksi. Pada proses pencairan simpanan ini, anggota mendapatkan imbalan 1% sebebesar nilai nominal dari saldo terendah yang pernah mereka setorkan. Sedangkan pada Hutang Bank jumlah yang dicatat sudah termasuk dengan bunga pinjaman yang diberikan oleh bank tiap tahunnya yaitu sebesar 9% pertahun. Dalam hal ini, pencatatan yang dilakukan oleh pihak koperasi diukur berdasarkan nilai historis sebesar harga perolehan saat transaksi dilakukan. Penyajian dan Pengungkapan: Kewajiban yang memiliki nama lain dari liabilitas ini oleh KOPKAR ADIS disajikan menjadi satu kelompok dengan ekuitas (modal), dan pengelompokan ini masih menggunakan istilah terdahulu yaitu pasiva. Pada neraca yang disajikan, kewajiban koperasi ini hanya dikelompokan berdasarkan kewajiban lancar saja. Sementara seperti yang telah penulis paparkan pada bab 2, kewajiban menurut peraturan koperasi saat ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Berikut ini adalah akun-akun yang disajikan pada neraca KOPKAR bagian kewajiban tahun

9 Tabel 4-Neraca Awal KOPKAR ADIS Berdasarkan tabel diatas akun-akun yang seharusnya masuk dalam kelompok kewajiban jangka pendek adalah Hutang Dagang, Hutang Simpanan Sukarela, Hutang Jasa Anggota, SHU Pengurus dan Pegawai, Dana Pendidikan, Dana Sosial, Titipan Anggota BTN, Titipan Asuransi, Titipan Biaya RAT. Karena pada akun-akun tersebut koperasi hanya memiliki jangka waktu 1 tahun saja dalam pemenuhan kewajibannya, baik pada anggota maupun pada non-anggota. Sedangkan sisanya dapat dikelompokan pada Kewajiban Jangka Panjang, karena akun-akun tersebut memiliki keterlibatan terhadap lembaga keuangan (bank) yang bersifat untuk memenuhi kebutuhan investasi, yang mana koperasi memiliki waktu lebih dari 1 tahun untuk memenuhi kewajibannya itu. 3) Ekuitas Penyajian dan Pengungkapan: Berdasarkan analisis neraca tahun 2011 dan 2012 yang dilakukan pada akun-akun yang tergolong dalam ekuitas penyajiannya 58

10 sudah sesuai dengan standar peraturan koperasi yang berlaku saat ini. Akun-akun yang disajikan diantaranya adalah Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Cadangan dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Sementara untuk laporan ekuitas dalam neraca tahun 2010 ditemukan adanya kesalahan pencatatan, yaitu akun Dana Sosial, Dana Pendidikan dan Dana Pengembangan pada kelompok ekuitas. Selain itu, sebaiknya dilakukan pengkodean untuk tiap akun yang terdapat pada tiap-tiap komponen yang ada pada neraca KOPKAR ADIS. Berikut ini adalah ilustrasi dalam pengkodean akun sesuai dengan kelompoknya masing-masing: ASET Aset Lancar Kas Bank Piutang,dsb Aset Tidak Lancar Investasi Jangka Panjang Properti Investasi Aset Tetap: Tanah Bangunan Inventaris dan Peralatan Kantor Akum. Penyusutan Aset Tidak Lancar Lainnya Tabel 5 Pengelompokan nomor akun dineraca LIABILITAS Kewajiban Jangka Pendek Simpanan Anggota SHU bag. Anggota Utang Usaha,dsb Kewajiban Jangka Panjang Utang Bank/ LK lain Kewajiban Imbalan Pasca Kerja,dsb EKUITAS Simpanan Pokok Simpanan Wajib Cadangan, dsb Perhitungan Hasil Usaha Seperti yang telah dijelaskan pada bab 2 PHU (Perhitungan Hasil Usaha) ini merupakan laporan keuangan yang menggambarkan kinerja koperasi, baik itu dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU) untuk para anggota maupun rugi atau laba yang diperuntukan untuk nonanggota. Adapun PHU yang Disajikan oleh KOPKAR ADIS ini terbagi menjadi 3 (tiga) komponen yaitu Pendapatan Operasional, Pendapatan Non Operasional, dan Biaya Administrasi dan Umum. Hal ini masih perlu dikoreksi lebih lanjut terkait 59

11 dengan kesesuaian penyajiannya terhadap PERMEN No. 04/ Per/ M.KUKM/VII/2012, terutama dalam hal penggunaan istilah dalam pengelompokan komponen yang ada pada PHU. Menurut peraturan ini, komponen PHU terdiri dari Pelayanan Anggota, Pendapatan dari Non Anggota, Sisa Hasil Usaha Kotor, Beban Operasional, Pendapatan dan atau Beban Lainnya, Beban Pajak, dan Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak. 1) Pelayanan Anggota Pada komponen Pendapatan Operasional yang disajikan oleh koperasi, seharusnya diganti dengan komponen Pelayanan Anggota. Dalam komponen ini terdiri dari dua kelompok akun yaitu Pelayanan Bruto Anggota yang dihasilkan dari transaksi ekonomi kepada para anggota koperasi berupa pendapatan dan akun Beban Pokok Pelayanan yang dihasilkan dari nilai beli yang dikeluarkan ditambah biaya perolehan hingga barang/jasa siap dijual dengan anggota dalam satu periode akuntansi. Dari kedua akun ini akan dihasilkan Pelayanan Neto Anggota yang didapatkan dari selisih antara Pelayanan Bruto Anggota dengan Beban Pokok Pelayanan. Namun berdasarkan pengamatan terhadap akun-akun yang disajikan koperasi pada komponen ini adalah akun Penjualan. HPP, dan Pendapatan dari Unit Simpan Pinjam (USP), yang mana seharusnya akun-akun ini merupakan akun yang sebenarnya disajikan pada komponen Pendapatan Non Anggota. Kemudian koperasi juga mencatat hasil pengurangan antara Penjualan dan HPP dijumlahkan dengan Pendapatan USP menjadi Jumlah Pendapatan Operasional yang dicatat pada kelompok akun ini. 60

12 2) Pendapatan dari Non Anggota Komponen kedua yang disajikan oleh KOPKAR ADIS adalah Biaya Administrasi dan Umum seharusnya disajikan sebagai komponen Pendapatan dari Non Anggota yang terdiri dari akun-akun kegiatan transaksi koperasi diluar anggotanya, seperti transaksi penjualan atau pemberian barang atau jasa kepada para khalayak umum yang bukan anggota dari koperasi. Tidak hanya itu, koperasi pun juga mencantumkan nama akun yang kurang tepat pada SHU Bruto atau SHU Kotor yang dituliskan dengan akun Jumlah Pendapatan Bruto hasil dari penjumlahan antara total Pendapatan Operasional dengan Total Pendapatan Non Operasional. SHU Kotor ini merupakan komponen ketiga dari laporan PHU yang disajikan oleh koperasi yang nantinya akan mempengaruhi hasil SHU Neto koperasi. 3) Beban Operasional Komponen keempat yang disajikan dalam PHU koperasi adalah Biaya Administrasi dan Umum yang seharusnya dituliskan sebagai komponen akun Beban Operasional. Pada kelompok ini akun-akun yang disajikan oleh koperasi berisi rincian dari Akun Beban Usaha, Beban Perkoperasian dan Beban Operasional Lainnya yang tidak dapat digolongkan dalam akun Beban Usaha dan Beban Perkoperasian kemudian disajikan menjadi satu kelompok akun saja yang dituliskan oleh koperasi sebagai komponen akun Biaya Administrasi dan Umum. Adapun rincian akun yang disajikan oleh KOPKAR ADIS yang dikelompokannya sebagai komponen Biaya Administrasi dan Umum diantaranya adalah biaya gaji karyawan, biaya alat tulis kantor, biaya telepon, biaya jasa simpanan sukarela, biaya jasa dari lembaga keuangan/ bank (dirincikan berdasarkan 61

13 nama bank), biaya transportasi, biaya THR, biaya operasional, biaya pengobatan pegawai, biaya kebersihan, biaya seragam, biaya penyusutan, biaya RAT, biaya kartu, biaya pajak pasal 25 dan 21, dan biaya lainnya. Berdasarkan rincian tersebut penyajian komponen biaya yang dilakukan oleh koperasi masih kurang tepat. Seharusnya pada akun biaya gaji karyawan, biaya alat tulis kantor, biaya transportasi, biaya penyusutan, biaya telepon, listrik dan air disajikan pada kelompok Beban Usaha pada komponen Beban Operasional. Selanjutnya rincian dari akun-akun yang terdiri dari biaya jasa simpanan sukarela, biaya RAT dan biaya kartu seharusnya dikelompokan dalam Biaya Perkoperasian dimana seperti yang telah dijelaskan pada bab 2 bahwa biaya perkoperasian ini adalah biaya-biaya yang timbul bukan karena akibat kegiatan langsung operasional koperasi, melainkan akibat adanya kegiatan pengembangan organisasi koperasi. Terakhir yaitu rincian dari akun-akun biaya jasa lembaga keuangan/ bank, biaya THR, biaya kebersihan, biaya seragam dan biaya kartu merupaka kelompok dari Biaya Operasional Lain. Sedangkan sisa dari biaya-biaya lainnya akan dikelompokan kedalam kelompok Biaya Lain-lain. 4) Pendapatan dan/ atau Beban Lainnya Dari keempat komponen diatas akan dihasilkan total SHU operasional yang didapatkan dari selisih antara SHU Bruto dengan Jumlah Beban Operasional koperasi. Setelah itu barulah disajikan komponen Pendapatan dan Beban lain-lain (jika ada) yang akan mengurangi total SHU Operasional dan hasil dari pengurangan ini ditulis dengan SHU Sebelum Bunga dan Pajak. 62

14 Adapun rincian dari akun yang seharusnya termasuk dalam komponen Pendapatan dan Beban Lainnya pada koperasi ini adalah akun biaya pengobatan pegawai, biaya iuran jamsostek dan biaya kebersihan. Alasan akun-akun ini dikelompokan kedalam komponen Pendapatan dan Beban Lainnya adalah karena akun-akun ini merupakan transaksi yang terjadi akibat kegiatan usaha yang dilakukan dan bukan merupakan aktivitas utama dalam kegiatan koperasi. Jika koperasi memiliki akun biaya bunga, maka akun ini pun harus Disajikan dalam komponen ini yang biasa dilakukan dengan menjumlahkan akun-akun yang telah disajikan sebelumnya. 5) Beban Pajak dan Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Langkah selanjutnya adalah mengurangi SHU Sebelum Pajak dengan Beban Pajak Penghasilan yang hasilnya akan dicatat sebagai SHU Neto Setelah Pajak. Adapun rincian akun pajak yang seharusnya dikelompokan dalam komponen ini adalah Biaya Pajak Pasal 25 dan 21. Berdasarkan laporan PHU yang Disajikan oleh KOPKAR ADIS, SHU Neto dihasilkan dari hasil selisih antara SHU Bruto dengan Jumlah Beban Operasional koperasi. Sehingga tidak ada komponen Pendapatan dan Beban Lain-lain serta Beban Bunga dan Pajak Penghasilan yang disajikan oleh koperasi ini untuk mencapai hasil SHU yang benar-benar bersih Laporan Perubahan Ekuitas (Modal) Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, KOPKAR ADIS belum menyajikan Laporan Perubahan Ekuitas (Modal) dalam satu lampiran khusus seperti 63

15 yang telah diterapkan pada Neraca, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, dan Catatan atas Laporan Keuangan. KOPKAR ADIS hanya melakukan perhitungan ekuitas dalam Neraca saja, hal itu pun tidak menggunakan istilah Ekuitas. Ekuitas ini sendiri seharusnya disajikan dalam laporan keuangan koperasi dengan komponen Akun Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Cadangan, Hibah (jika ada), dan SHU. Padahal tahap ini merupakan tahap sebelum koperasi membuat laporan Neraca yang seharusnya didapatkan dari laporan perubahan modal yang telah disajikan tersendiri sebelum neraca disusun. Untuk itu penulis akan menyajikan Laporan Ekuitas yang akan dilampirkan pada bagian lampiran untuk periode tahun 2012 saja, yang mana pada tahun ini lah telah diterapkan peraturan akuntansi untuk industri koperasi yang terbaru Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas KOPKAR ADIS tidak dibuat atau disajikan pada Laporan Keuangan ditiap periode akuntansi. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh, arus kas yang dapat dibuat dan disajikan pada koperasi ini menggunakan metode tidak langsung. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan informasi mengenai keterangan arus kas yang masuk dan keluar yang dilakukan koperasi, sehingga tidak bisa diterapkan dengan menggunakan metode langsung. Selain itu SAK ETAP halaman 30 paragraf 7.7 menyatakan Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di 64

16 masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Dalam hal ini, arus kas tahun 2012 yang akan disajikan pada lampiran dinilai dari selisih hasil perbandingan antar Neraca pada tahun 2011 dengan tahun Pada lampiran arus kas ini terdapat asumsi pada akun yang terdapat dalam aktivitas operasional koperasi, hal ini dilakukan karena berdasarkan informasi yang diperoleh dari koperasi tidak dapat menjelaskan posisi keuangan yang sesungguhnya. Dimana pencatatan yang dilakukan koperasi tidak terus diperbaharui setelah terjadinya keputusan dalam RAT pasca tanggal pelaporan akhir periode. Adapun asumsi yang dilakukan adalah dengan memasukan akun Pengeluaran atas Cadangan kedalam aktivitas operasional yang didasarkan dengan standar yang ditetapkan oleh KOPKAR ADIS ini sendiri yang menyatakan apabila terjadi pengeluaran uang setelah tanggal laporan keuangan maka akan diambil dari cadangan, dan biasanya ini terjadi terkait dengan transaksi yang terjadi pada aset. Asumsi ini dilakukan dengan melihat bahwa pada akun cadangan merupakan akun yang setara dengan laba ditahan (R/E), sehingga apa bila terjadi kegiatan transaksi yang berkaitan dengan aset yang mana pengeluaran atau pemasukannya bersumber dari cadangan maka ini tergolong dalam kegiatan arus kas pada aktivitas koperasi. Pedoman standar untuk mendukung asumsi ini adalah dengan melihat perlakuan dividen yang diperoleh dari R/E pada SAK ETAP halaman 31 paragraf 7.12 yaitu Dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi karena dividen dibayarkan dari arus kas operasi. Jadi akun Pengeluaran atas Cadangan dalam arus 65

17 kas KOPKAR ADIS diasumsikan memiliki posisi yang disetarakan dengan dividen yang diperoleh dari R/E Catatan atas Laporan Keuangan Pada laporan keuangan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS sebenarnya telah mencakup komponen Catatan atas Laporan Keuangan, hanya saja penjelasan mengenai informasi yang disajikan pada komponen ini masih kurang tepat dan belum sesuai dengan aturan perkoperasian yang berlaku saat ini. Adapun kondisi Catatan atas Laporan Keuangan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS berisikan penjelasan-penjelasan mengenai komponen laporan keuangan dari Neraca dan Laporan Perhitungan Hasil Usaha. Rincian dari tiap komponen itu pun hanya menjelaskan saldo yang didapatkan dari tiap akun berasal dari saldo akhir per 31 Desember ditiap tahun yang bersangkutan. Berikut ini adalah sebagian pencatatan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS dalam komponen Catatan atas Laporan Keuangan: A. POS-POS NERACA I. AKTIVA LANCAR Kas Rp xxx Jumlah tersebut merupakan saldo kas per 31 Desember 201X Bank. Rp xxx Jumlah tersebut merupakan saldo Bank per 31 Desember 201X a. Bank BTN Rp xxx Bank. Rp xxx Jumlah tersebut merupakan saldo Bank per 31 Desember 201X 66

18 b. Bank BPR Rp xxx (pencatatan seperti ini dilakukan untuk akun tiap bank) Piutang Usaha Anggota Waserda. Rp xxx Jumlah tersebut merupakan saldo piutang per 31 Desember 201X. Berikut Perinciannya: a. Saldo piutang anggota Rp xxx Piutang Usaha Anggota USP... Rp xxx Jumlah tersebut merupakan saldo piutang usaha per 31 Desember 201X (pencatatan seperti ini dilakukan untuk tiap akun piutang) Untuk komponen-komponen pada neraca lainnya seperti Investasi Jangka Panjang, Aktiva Tetap dan Kewajiban Lancar Disajikan serupa seperti pencatatan diatas untuk tiap akunnya. B. PENJELASAN PERHITUNGAN HASIL USAHA I. PENDAPATAN Penjualan Unit waserda Rp xxx Jumlah tersebut merupakan hasil penjualan barang selama 12 bulan Harga Pokok Penjualan Rp xxx Jumlah tersebut merupakan harga pokok penjualan selama 12 bulan (pencatatan seperti ini dilakukan untuk tiap akun yang Disajikan pada kelompok pendapatan) II. PENDAPATAN NON OPERASIONAL Rp xxx Jumlah tersebut merupakan pendapatan non operasional dengan rincian sebagai berikut: Fee Pedagang Jasa Kolektif Rp xxx Rp xxx 67

19 Jasa Perumahan Rp xxx (dan akun-akun lainnya yang tergolong pada kelompok pendapatan non operasional yang dijulahkan dan hasilnya disajikan pada komponen ini) Untuk komponen-komponen pada laporan PHU lainnya Hasil Usaha Bruto, Biaya Operasional, dan Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak disajikan serupa seperti pencatatan diatas untuk tiap akunnya. Hasil analisis mengenai Catatan atas Laporan Keuangan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS tersebut adalah masih belum sesuai dengan ketentuan yang ada pada PERMEN No. 04/Per/ M. KUKM/VII/2012. Dimana pada peraturan ini Catatan atas Laporan Keuangan adalah harus berisi pengungkapan secara jelas mengenai perlakuan, pengakuan, penilaian mengenai kebijakan akuntansi pada aset, piutang, dan persediaan. Serta Catatan atas Laporan Keuangan harus memaparkan mengenai kegiatan pelayanan utama koperasi pada anggotanya aktivitas koperasi untuk mempromosikan ekonomi dan memberdayakan anggotanya, informasi kegiatan bisnis koperasi, informasi mengenai penyelenggaraan dan keputusan dari RAT, dan hal lainnya yang bersifat material yang harus disajikan secara rinci. Selain itu, menurut SAK ETAP halaman 34 paragraf 8.2, catatan atas laporan keuangan harus: a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 8.5 (mengenai dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta kebijakan akuntansi lainnya yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan keuangan) dan 8.6 (informasi tentang pertimbangan entitas yang terkait dengan estimasi yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam laporan keuangan). 68

20 b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan c) Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan. Berdasarkan kedua aturan tersebut, pembahasan mengenai Catatan atas Laporan Keuangan yang seharusnya disaijikan oleh KOPKAR ADIS akan dibahas pada bab ini dan tidak menggunakan lampiran seperti pada poin-poin sebelumnya. Berikut ini adalah pembahasan dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang seharusnya dicatat dan Disajikan oleh KOPKAR ADIS menurut buku Perkoperasian & Pedoman Umum Akuntansi Koperasi pada Bab X: 1) Piutang Berdasarkan informasi yang didapatkan dari keputusan RAT KOPKAR ADIS, nominal pada akun piutang tak lancar ternyata dihapuskan karena masih bisa ditutupi oleh nominal dari akun cadangan. Namun, setelah adanya keputusan ini pun nyatanya pihak koperasi tidak melakukan pencatatan lebih lanjut mengenai piutang tidak lancar ini. Adapun pencatatan yang seharusnya dicatat oleh koperasi terkait keputusan mengenai penghapusan piutang tidak lancar ini adalah sebagai berikut: Dr. Beban Piutang Tak Tertagih xxx Cr. Piutang Tidak Lancar xxx Pencatatan atas piutang tak tertagih ini seharusnya dilakukan setelah koperasi benar-benar merealisasikan penghapusan piutang yang telah diputuskan dalam RAT. Pencatatan dimaksudkan agar koperasi benar-benar mengetahui secara riil jumlah arus kas yang masuk dan keluar sehingga dapat mempermudah koperasi dalam menyusun laporan arus kasnya kelak. 69

21 2) Aset Tetap Berdasarkan hasil wawancara lanjutan, KOPKAR ADIS mengakui bahwa aset tetap dicatat sebesar harga perolehan, ini berarti koperasi menerapkan sistem pencatatan biaya historis pada aset tetapnya. Untuk penyusutan aset tetap ini koperasi menggunakan metode garis lurus. Hal ini telah sesuai dengan penrnyataan SAK ETAP paragraf Suatu entitas harus memilih metode penyusutan yang mencerminkan ekspektasi dalam pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. Beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih, antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit produksi (sum of the unit of production method). 3) Persediaan Dalam pemaparannya, pihak KOPKAR ADIS menyatakan bahwa persediaan dinilai dengan menggunakan metode FIFO (First In First Out). Hal ini telah sesuai dengan pernyataan dalam SAK ETAP halaman 56 paragraf Entitas harus menentukan biaya persediaan, selain yang terkait dengan paragraf 11.14, dengan menggunakan rumus biaya masuk-pertama keluar-pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang. Rumus biaya yang sama harus digunakan untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian yang serupa. Untuk persediaan dengan sifat atau pemakaian yang berbeda, penggunaan rumus biaya yang berbeda dapat dibenarkan. Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP) tidak diperkenankan oleh SAK ETAP." Selain ditinjau dari ketiga akun diatas, Catatan atas Laporan Keuangan koperasi pun seharusnya membuat pencatatan atas informasi-informasi yang terkait 70

22 dengan kegiatan usahanya. Pada KOPKAR ADIS, informasi-informasi ini dapat ditinjau dari: 1. Pelayanan Anggota. KOPKAR ADIS melayani kegiatan simpan pinjam yang dilakukan oleh seluruh anggotanya. Simpanan yang berlaku di koperasi ini terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu simpanan pokok, simpanan, wajib, dan simpanan sukarela. Untuk Simpanan Pokok yang dibayarkan anggota sekali saja saat anggota tersebut bergabung menjadi anggota koperasi dengan jumlah nominal yang telah ditetapkan. Simpanan wajib dibayarkan setiap 3 bulan sekali oleh anggota dengan jumlah nominal yang telah ditetapkan. Dan simpanan sukarela dapat disetorkan oleh anggota kapan saja dengan ketentuan pembayaran minimal Rp , dengan bunga sebesar 1% dari setoran minimal yang akan didapatkan oleh para anggota tiap kali transaksi penarikan dihitung. Selain itu, koperasi juga melayani anggota yang ingin membayarkan cicilan motor, listrik, air, dan rumah. Hal ini dilaksanakan koperasi dengan tujuan untuk membantu memudahkan para anggotanya. 2. Informasi mengenai bisnis koperasi dengan non-anggota yang ditargetkan dan apakah pencapaiannya sudah terlaksana dan tercapai dengan baik. Dalam hal ini KOPKAR ADIS dapat menjelaskannya lebih rinci dari masing-masing pihak yang menjadi relasi bisnisnya seperti lembaga bank mana saja yang menjalin kerjasama dengan koperasi dan dalam bentuk apakah kerja sama itu dilakukan, kemudian dari sisi supplier KOPKAR ADIS dseharusnya dapat memaparkan siapa saja supplier tetap yang menjalin kerjasama dengan koperasi serta kesepakatan apa sajakah yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Serta penjelasan mengenai bisnis oleh pihak-pihak non-anggota lainnya yang memanng menjalin kerjasama dengan koperasi. 71

23 3. Koperasi dapat menginformasikan apa saja kegiatan promosi yang telah dilakukan dan pengembangan dan pelatihan apa saja yang dilakukan oleh koperasi dalam kurun waktu 1 tahun. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu pengurus KOPKAR ADIS kegiatan promosi yang biasa dilakukan oleh koperasi ini biasanya dalam bentuk pembuatan spanduk yang dibuat jika koperasi hendak melakukan acara-acara tertentu terkait dengan kegiatan promosi perkoperasiannya. 4. Koperasi menyampaikan hasil keputusan dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi khususnya pada bagian laporan keuangan yang disajikan. Sehingga KOPKAR ADIS akan memiliki data historical yang akan menjadi acuan atau perbandingan mengenai perlakuan akuntansi pada transaksi dan kegiatan yang dilakukan koperasi sebelum dan sesudah RAT, serta untuk mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan diperiode berikutnya. 5. Koperasi Karyawan ADIS seharusnya mejelaskan secara lebih terperinci mengenai pembagian SHU dan penggunaan cadangan yang didasarkan oleh standar atau peraturan yang berlaku dalam koperasi itu sendiri, sehingga nominal yang terdapat pada tiap-tiap akun dalam laporan keuangan dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana mestinya. 72

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok Tangga Keterangan l f 21 Debet Kredit April 2 Kas 1.. Simpanan Pokok 1.. Re Saldo April 6 Peralatan Kantor 22.. Kas 7.. Utang Usaha 15.. April 7 Perlengkapan Kantor 2.. Kas 2.. Mei 2 Kas 5.. Simpanan Wajib

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi BAB IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap Koperasi Karyawan Balido PT. (Persero) Angkasa Pura II Palembang adalah berdasarkan akunakun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3. 1 Objek Penelitian 3.1.1 Profil Perusahaan PT. Adis Dimension Footwear atau yang biasa disebut dengan ADIS awalnya bernama Astra Dooyang International yang berdiri pada tahun

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki tahapan-tahapan yang antara lain sebagai berikut : 1. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan. kriteria sebagai berikut :

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki tahapan-tahapan yang antara lain sebagai berikut : 1. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan. kriteria sebagai berikut : BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Fase Peralihan SAK ETAP Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP adalah standar akuntansi yang ditujukan bagi badan usaha kecil dan menengah (UMKM).

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 755, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Akuntansi. Sistem. Koperasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati Koperasi Kredit Sehati berdiri pada tanggal 22 Agustus 1987, yang berawal dari pertemuan antara

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

2012, No.755 LAMPIRAN

2012, No.755 LAMPIRAN 5 2012, No.755 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Per/M.KUKM/VII/2012 PEDOMAN UMUM AKUNTANSI KOPERASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Kedudukan dan Fungsi Akuntansi Koperasi Akuntansi Koperasi adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi, dan analisa dalam Koperasi Akuntansi bukan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

1 L a p o r a n T a h u n a n

1 L a p o r a n T a h u n a n Laporan Aset Neto ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 35,950,725,000 29,484,215,000 Deposito On Call 9,600,000,000 20,000,000,000 Deposito Berjangka 70,000,000,000 123,000,000,000 Saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi adalah : Badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

) ( ASET INVESTASI

) ( ASET INVESTASI Laporan Aset Neto ( Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 228,807,677,154 35,950,725,000 Deposito On Call 2,500,000,000 9,600,000,000 Deposito

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

KOPERASI PEGAWAI P3G TEKNOLOGI

KOPERASI PEGAWAI P3G TEKNOLOGI KOPERASI PEGAWAI P3G TEKNOLOGI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah) 1 INFORMASI UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Koperasi Koperasi Pegawai Pusat Penataran

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 serta tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 PT HARTADINATA ABADI, Tbk DAFTAR

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH - 11 - LAPORAN AKTIVA BERSIH Per. Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX

Lebih terperinci

Akuntansi Neraca. Entries)

Akuntansi Neraca. Entries) Akuntansi Neraca Akuntansi Neraca Jurnal-jurnal terkait dengan neraca yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: Akhir tahun anggaran : Jurnal Awal Neraca (Khusus tahun pertama penyelenggaraan akuntansi

Lebih terperinci

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam BAB AKUNTANSI KOPERASI Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya karena koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang bukan kumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Tidak AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,3,23 126.580.527.261 136.152.760.743 Deposito berjangka 2a,4 2.904.735.723 1.467.734.629 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI) 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI) Era bisnis Indonesia saat ini didominasi oleh kekuatan kapitalisme menjadikan

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 Perbedaan PSAK 1 Tahun 2013 & 2009 Perihal PSAK 1 (2013) PSAK 1 (2009) Judul laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada laporan akuntansi DPLK AIAF, periode akuntasi (tahun buku) adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. A. Jurnal Pencatatan Akuntansi Dana Pensiun Pencatatan Transaksi

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA

LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA NERACA KOPERASI BAKTI PRAJA PERKIRAAN 2000 1999 1998 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas 587.358.001,77 810.992.465,77 241.817.307,68 Piutang 2.637.350.089,00 2.467.715.865,61

Lebih terperinci

1 L a p o r a n T a h u n a n

1 L a p o r a n T a h u n a n Laporan Aset Neto ( Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara - Konvensional 317,710,940,000 228,807,677,154 - Syariah 20,027,140,856 Deposito

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Laporan Keuangan Posting Salah satu aktivitas di dalam siklus akuntansi yang cukup menyita waktu dan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA DAN TRANSFER

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA DAN TRANSFER LAMPIRAN XII PERATURAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA DAN TRANSFER A. BEBAN 1. Definisi Beban adalah penurunan manfaat ekonomi

Lebih terperinci

Total Aset Lancar 8,333,498,048,887 8,277,738,483,953

Total Aset Lancar 8,333,498,048,887 8,277,738,483,953 LAPORAN POSISI KEUANGAN AN Per dan 31 Desember 2014 (AUDIT) 31 DESEMBER 2014 (AUDITED) ASET Aset Lancar Kas dan setara Kas 1,469,439,207,532 1,444,063,104,101 Piutang Dana Operasional 16,604,959,299 90,454,119,012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci