PEN YEDERHANAA N DENGAN ALJABAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEN YEDERHANAA N DENGAN ALJABAR"

Transkripsi

1 PEN YEDERHANAA N DENGAN ALJABAR

2 TUJUAN I. Gunakanlah teorema konsensus untuk menghapuskan term pada kalimat switching dan menambahkan term ke kalimat tersebut. 2. Sederhanakanlahkalimat switchingdengan menggunakan hukum dan teorema aljabar Boolean. 3. Dengan sebuah persamaan, buktikan secara aljabar bahwa persamaan tersebut valid dan tunjukkan bahwa persamaan tersebut tidak valid. PETUNJUKBELAJAR "I. Pelajarilah Bagian 4.1, Teorema Konsensus. Teorema konsensusomerupakan metode penting untuk menyederhanakan fungsi switching. (a) Dalam masing-masing kalimat berikut ini, carilah term konsensus dan hilangkan term tersebut : abc'd + a'be + be'de (a'+b + c)(a + d)(b + c + d) ab'c + a'bd + bcd' + a'bc (b) Hilangkan dua term dari kalimat berikut ini dengan mengplikasikan teorema konsensus: A'B'C + BC'D' + A'CD + AB'D' + BCD + AC'D' (Petunjuk : Pertama kali, bandingkanterm pertama dengan masing-msaing term yang ada untuk melihatjika ada konsensus, maka bandingkan term kedua dengan masing-masing term yang lainnya, dst.) 96

3 (c) Pelajarilah contoh yang diberikan dalam Persamaan (4-3) dan (4-4) dengan hati-hati. Sekarang marilah kita mulai dengan bentuk kalimat empat-tenn (Persamaan 4-3): A'C'D + A'BD + ABC + ACD' Dapatkah kalimat tersebut dikurangi menjadi tiga term dengan mengaplikasikan teorema konsensus tersebut? Sebelum kita dapat mengurangi kalimat di atas, kita harus menambahkan tenn yang lain. Tenn manakah yang dapat ditambahkandengan mengaplikasikanteorema konsensus? Tambahkan tenn ini dan kemudian kurangilah kalimat tersebut menjadi tiga tenn. Setelahpenguranganinidapatkahtenn yang ditambahkantersebut dihilangkan? Bila tidak, mengapa? (d) Hilangkanlah dua tenn dari kalimat berikut ini dengan mengaplikasikan teorema konsensus dual : (a' + c' + d)(a' + b + c)(a + b + d)(a' + b + d)(b + c' + d) Gunakanlah tanda kurung untuk menunjukkan bagaimana anda membuat tenn konsensus. (Petunjuk : Pertama kali, carilah konsensus dari dua tenn pertama dan hilangkanlah.) (e) Derivasikan Teorema (3-12) dengan menggunakan teorema konsensus. (f) Kerjakan Latihan Program 4.1. Kemudian kerjakanlah Soal 4.4. dan Pelajarilah Bagian 4.2 Penyederhanaan secara Aljabar dari Kalimat Switchmg. (a) Teorema manakah yang digunakan untuk : Mengkombinasikan tenn? Menghapus tenn? 97

4 Menghapus literal? Menambahkan term yang berlebihan? Memfaktorkan atau mengkalikan? (b) Perhatikan bahwa dalam contoh Persamaan (4-8), term yang berlebihan WZ' ditambahkan dan kemudian dihapuskan setelah digunakan untuk menghapuskanterm lain.mengapabisa menghapuskanwz' dalam contoh ini? Jika sebuah term telah ditambahkan dengan teol-emakonsensus, ia mungkin tidak selalu memungkinkan untuk menghapus term selanjutnya dengan teorema konsensus. Mengapa? (c) Anda memerlukan latihan yang memadai untuk mengembangkan ketrampilandalam menyederhanakankalimat switching.kerjakan sampai Latihan Terprogram 4.2 dan 4.3. (d) (e) Kerjakanlah Soal 4.7, 4.12, dan p73 Ketika menyederhanakan suatu kalimat dengan menggunakan aljabar Boolean, dua pertanyaan yang seringkali diajukan adalah : (I) Oi mana saya harus memulai? (2) Bagaimana saya tahu bahwa saya telah selesai? Oalam menjawabpertanyaanno (I), biasanyayang terbaik adalah mencoba teknik sederhana seperti mengkombinasikanterm atau menghapus term dan literal sebelum mencoba hal yang lebih rumit seperti menggunakan teorema konsensus atau menambahkan term yang berlebih. Pertanyaan no. (2) biasanya sulit untuk dijawab karena memungkinkan untuk menyederhanakanbeberapa kalimat tanpa terlebih dahulu menambahkan term berlebih. Biasanya kita akan menyebutkan berapa term untuk mendapatkanpemecahan minimum yang telah diminimalkan. Oalam Unit 6 dan 7, anda akan mempelajariteknikyang sistematikyang akan menjamin pencarian solusi minimum. 98

5 3. Pelajarilah Bagian 4.3, Pembuktian Validitas suatu Persamaan (a) Ketika berusaha membuktikanbahwa suatu persamaan itu valid, bolehkah untuk menambahkan beberapa kalimat pada kedua sisi? (b) Kerjakan Soal (c) Tunjukkan bahwa (4-14) dan (4-15) adalah benar dengan mempertimbangkan x= 0 dan x=1. (d) Dengan a'(b + d') = a'(b + e'), "bukti" berikut ini menunjukkan bahwa d =e; a'(b + d') = a'(b + e') a + b'd = a + b'e b'd = b'e d=e Sebutkan dua hal yang salah dengan "pembuktian" tersebut. Berilah serangkaian nilai-nilai untuk a, b, c, dan e dan tunjukkan bahwa hasilnya tidak benar. 4. Bacalah kembali tujuan dari Unit ini. Ketika anda rilerasa puas bahwa anda telah memenuhi tujuan tersebut, tempuhlah uji persiapan. PENYEDERHANAAN SECARAALJABAR 4.1 TEOREMAKONSENSU$ Teorema konsensus sangat bermanfaat dalam menyederhanakan kalimat Boolean. Dengan kalimat berbentuk XY + X'Z + YZ bentuk YZ adalah redundan dan dapat dihilangkan untuk membentuk kalimat yang ekuivalen XY + X'Z. Term yang dihilangkan ditunjuk sebagai "term konsensus." Dengan sepasang teorema di mana sebuah variabel muncul dalam satu term dan komplemen variabel tersebut muncul dalam term lain, maka term konsensus dibentuk dengan mengkalikan dua term asli bersama, meninggalkan variabel yang dipilih dan komplemennya. Misalnya, konsensus ab dan a'c adalah be; konsensus abd dan b'de adalah (ad)(de')= ade'. Konsensus term ab'd dan a'bd' adalah O. 99

6 Teorema konsensus dapat dinyatakan sebagai berikut : XY + X'Z + YZ = XY + X'Z (4-1) Bukti : XY + X'Z + YZ = XY + X'Z + (X + X')YZ = (XY + XYZ) + ( X'Z + X'YZ) =XY(l + Z) + x'z(l + Y) = XY + X'Z Teorema konsensus dapat digunakan untuk menghilangkan term redundan dari kalimat Boolean. Misalnya, dalam kalimat berikut ini, b'c adalah konsensus dari a'b' dan ab, sedangkan ab adalah konsensus ac dan be', sehingga kedua term konsensus dapat dihilangkan : ~ J, a'b + ac + oc' + b'c + ab = a'b' + ac + be' ~ l' Tanda kurung di atas menunjukkan bagaimana term konsensus dibentuk. Bentuk dual dari teorema konsensus adalah (X + Y)(X' + Z)(Y + Z)= (X + Y)(X' + Z) (4-2) Perhatikan lagi bahwa kunci untuk mengenali term konsensus pertama kali harus mencari sepasang term, salah satunya berisi satu variabel dan yang lainnya berisi komplemen. Dalam kasus ini, konsensus dibentuk dengan menambahkan pasangan term ini bersama meninggalkan variabel terpilih dan komplemennya. Dalam kalimat berikut, (a + b + d') merupakan bentuk konsensus dan dapat dihilangkan dengan menggunakan teorema konsensus dua : I~ I (a + b + c')(a + b + d')(b + c + d')=(a + b + c')(b + c + d') Hasil akhir yang diperoleh dengan aplit<.asiteorema konsensus mungkin tergantung padw susunan di mana term tersebut dihapuskan. 100

7 CONTOH : A'C'D + A'BD + BCD + ABC + ACD' (4-3) Pertama kali lita menghapuskan BCD seperti terlihat di atas. (Mengapa BCD tersebut dapat dihapus?) Sekarang BCD telah dihapus, sehingga tidak ada lagi, dan BCD tersebut tidak dapat digunakan untuk menghapus term lain. Periksalah semua pasangan term yang menunjukkan bahwa tidak ada term tambahan yang dapat dihapus dengan teorema konsensus. Sekarang kita mulai lagi : A'C'D + A'BD + BCD + ABC + ACD' (4-4) Sekarang kita tidak menghilangkan BCD, namun kita menghilangkan dua term lain dengan teorem akonsensus. Setelah melakukan hal ini, observasilah bahwa BCD tidak dapat dihilangkanlagi. Perhatikanbahwa kalimat yang dikurangi menjadi empat termjika BCD dihilangkan pertama kali, namun ia dapat dikurangi menjadi tiga term jika BCD tidak dihilangkan. Kadang-kadang tidak memungkinkan secara langsung mengurangi suatu kalimat menjadi jumlah term minimum dengan secara sederhana menghapuskan term begitu saja. Mungkin pertama kali perlu menambahkan sebuah term dengan menggunakan teorema konsensus dan kemudian menggunakan term tambahan untuk menghapus term l;ain. Misalnya, perhatikan kalimat berikut : F = ABCD + B'CDE + A'B' + BCE' Jika kita membandingkan setiap pasang term untuk melihat apakah sebuah term konsensus dapat dibuat, kita mencari term konsensus ACDE saja (dari ABCD dan B'CDE) dan A'CE'(dari A'B' dan BCE'). Karena tidak ada term konsensus semacam ini yang muncul dalam kalimat asli, kita tidak dapat secara langsung term dengan menggunakan teorema konsensus. Namun demikian, jika pertama kali kita menambahkan term konsensus ACDE ke F, maka kita dapatkan: ~ I I I F =ABCD+ B'CDE + A'B' + BCE' + ACDE T I I 101

8 Kemudian kita dapat menghapuskan ABCD dan B'CDE dengan menggunakan teorema konsensus, dan F berkurang menjadi : F = A'B' + BCE' + ACDE Term ACDE tidak menjadi redundan lagi dan tidak dapat dihapus dari kalimat terakhir PENYEDERHANAAN SECARAALJABARDARIKALiMATSWITCH- ING Pada bagian ini kita akan menerapkan teorema aljabar Boolean untuk menyederhanakkan kalimat switching. Penyederhanaan ini penting karena penyederhanaan kalimat mengurangi biaya pernyataan kalimat dengan menggunakan gerbang. Selanjutnya kita akan mempelajari metode grafik untuk menyederhanakan fungsi s\'.itching, namun kita akan mempelajari metode aljabar terlebih dahulu. Lagi pula untuk mengkalikan dan memfaktorkan, tiga cara pokok menyederhanakan fungsi switching adalah mengkombinasikan term, dan menghapus literal. I. Mengkombinasukan term. Gunakan teorema XY + XY'=X untuk mengkombinasikan dua term. CONTOH: abe'd' + abed' =abd' [X= abd', Y=e] (4-5) Ketika mengkombinasikan term dengan menggunakan teorem seperti di atas, dua term yang hams dikombinasikan hams berisi variabel yang tepat sarna, dan tepat salah satu variabel hams muncul dikomplementasikan dalam satu term dan bukan dalam term lain. Karena X + X =X, maka term yang ada dapat diduplikasikan dan dikombinasikan dengan dua term yang lain atau lebih. CONTOH: ab'e + abe + a'be = ab'e + abe + a'be = ae + be 102

9 Teorema tersebut masih dapat digunakan, tentu saja bila X dan Y diganti dengan kalimatyang lebih rumit.. CONTOH: (a + bc)(d + e') + a'(b'+ c')(d + e') =d + e' [X = d + e', Y= a + bc, Y'= a'(b'+c')] 2. Menghapuskan term. Gunakan teorema X + XY =X untuk mengeliminasi term redundan bila memungkinkan; kemudian eobalah mengaplikasikan teorema konsensus (XY =X'Z + YZ =XY + X'Z) untuk menghapuskan setiap term konsensus. CONTOH : a'b + a'be = a'b [X = a'b] a'be'+ bed + a'bd =.a'bc'+bcd [X=c, Y=bd, Z=a'b] (4-6) 3. Menghapus literal. Gunakan teorema X + X'Y =X + Y untuk mengurangi literal redundan. Pemfaktoran sederhana mungkindiperlukan sebelum teorema tersebut diaplikasikan. CONTOH : A'B + A'B'C'D'+ ABCD' =A'(B + B'C'D')+ ABCD' = A'(B + C'D') + ABCD' =B(A'+ ACD') + A'C'D' =B(A'+ CD') + A'C'D' =A'B + BCD' + A'e'D' (4-7) Kalimat yang diperoleh setelah mengaplikasikan 1,2, dan 3 di atas t!dak memerlukan jumlah term minimum atau jumlah literal minimum. Jika tidak, dan tidak ada penyederhanaan lebih lanjut yang dapat dibuat dengan menggunakan I,2, dan 3, membebaskan pengantar term redundan mungkin diperlukan sebelum penyederhanaan lebih lanjut dapat dibuat. 103

10 4. Menambahkan term redundan. Term redundan dapat diperkenalkan dengan berbagai cara seperti menambahkan xx', mengkalikan dengan (x + x'), menambahkan yz ke xy + x'z, atau menambahkan xy ke x. Bila memungkinkan, term yang ditambahkan tersebut. harus dipilih sehingga mereka akan mengkombinasikan atau menghapus term lain. CONTOH : xw + XY + X'Z' + WY'Z' (tambahkan WZ' dengan teorema konsensus) =WX + XY + X'Z' + WY'Z' + WZ' (hilangkan WY'Z') = WX + XY + X'Z' + WZ' (hilangkan WZ') =WX + XY + X'Z' (4-8) Contoh komprehensif berikut ini menggambarkan penggunaan keempat metode : A'B'C'D'+ A'BC'D'+ A'BD + ABC'!} + ABCD + ACD'+ B'CD' " v / <D A'C'D' =A'C'D'-+- BD(A'+ AC) + ACD'+ =A'C'D'+ A'BD + BCD + ACD' + B'CD' ~ + konsensusacd' ~ =A'C'D' + -A'BD +"B I)..+ ~ + B'CD' + ABC " v / konsensus BCD = A'O'D' + A'BD + B'CD'+ ABC (4-9) Teorema apa yang digunakan dalam langkah 1,2.3. dan 4? 104

11 Jika kalirnat yang disederhanakan harus ditinggalkan dalarn bentuk hasilpenjumlahan daripada dalam bentuk jumlah-hasil, maka dual dari teorema yang digunakan di atas harus diaplikasikan. CONTOH : (A' + B' + C')(A'+ B' + C)(B' + C)(A + C)(7\ -1>B I C) ~"'V. <D (A'+ = (A'+ B')~(A + C)=(A'+B')(A + C) <ID (4-10) Teorema apa yang digunakan dalarn langkah 1,2, dan 3? Secara umurn, tidak ada cara yang mudah untuk menentukan kapan kalin:tat Boolean mempunyaijurnlah term minimum atau jumlah literal minimum. Metode yang sistematik untuk rnenemukan kalimat dengan jumlah-hasil minimum dan hasil-jumlah minimum akan dibahas dalarn Unit 6 dan MEMBUKTlKANVALID/TASUATUPERSAMAAN Seringkali kita perlu rnenentukan apakah sebuah persamaan valid untuk semua kombinasi nilai variabel. Beberapa metode dapat digunakan untuk menentukan apakah sebuah persamaan itu valid : I. Susunlah tabel kebenaran dan evaluasilah kedua sisi persamaan untuk semua kombinasi nilai variabel. (Metode ini agak membosankan jika jumlah variabelnya besar, dan tentunya tidak menyenangkan) 2. Hitunglah satu sisi persamaan dengan mengaplikasikan berbagai teorema sampai identik dengan sisi yang lain. 3. Kurangilah kedua sisi persamaan secara independen pada kalimat yang sarna. 4. Dibolehkan untuk melakukan operasi yang sarna pada kedua sisi persamaan yang asalkan operasi tersebut dapat dibalik. Misalnya, bisa saja mengkomplementasikan kedua sisi persamaan, namun tidak boleh mengkalikan kedua sisi persamaan dengan kalimat yang sarna. (perkalian 105

12 tidak dapat dibalik karena bagian tidak ditentukan untuk aljabar Boolean.) Demikian pula, tidak diperbolehkan untuk menambahkan term yang sarna pada kedua sisi persamaan karena pengurangan tidak ditentukan pada aljabar Boolean. Untuk membuktikanbahwa sebuah persamaantidak valid, sudah cukup dengan menunjukkan satu kombinasi nilai variabel di mana dua sisi persamaan mempunyai nilai yang berbeda. Ketika menggunakan metode 2 atau 3 di atas untuk membuktikan bahwa sebuah persamaan itu valis, strategi yang berguna adalah : I. Pertama kurangilah kedua sisi dengan jumlah-hasil (atau hasil-jumlah). 2. Bandingkan kedua sisi persamaan untuk melihat bagaimana perbedaan. mereka. 3. Kemudian cobalah untuk menambahkan term pada satu sisi persamaan yang ada pada sisi lain. 4. Akhimya, cobalah untuk mengurangi term dari satu sisi yang tidak ada pada sisi lain. Metode apapun yang digunakan, seringkali membandingkan kedua sisi persamaan dan membiarkan perbedaan diantara keduanya akan memberikan petunjuk langkah apa yang hams ditempuh selanjutnya. CONTOH 1 Tunjukkan bahwa, A'BD'+ BCD + ABC'+ AB'D =BC'D'+ AD + A'BC Dimulai dengan sisi sebelah kiri, pertama kali. kita menambahkan term kon~ensus, kemudian mengkombinasikan term dan akhimya menghapus term dengan teorema konsensus. A'BD'+ BCD + ABC'+ AB'D = A'BD + BCD + ABC' + AB'D + BC'D' + (tambahkankonsensusdari A'BD' dan ABC'~ (tambahkankonsensusdari A'BD' dan BCD) (tambahkan konsensus dari BCD dan A:BC' A'BC + J ABD 106

13 =AD + A'BD'+ BCD + ABC'+ BC'D'+ A'BC = BC'D'+ AD + A'BC (4-11) Lb ~menghilangbn menghilangkankonsensusad ~sensusdan dari A'Bq DC'D' clanad) menghilangkankonsensusdari BC'D' dan A'BC) CONTOH 2 Tunjukkan bahwa persamaan berikut ini valid : A'BC'D + (A'+ BC)(a + C'D') + BC'D + A'BC' =ABCD + A'C'D'+ ABD + ABCD'+ BC'D Pertama kali kita akan mengurangi sisi sebelah kiri : A'BC'D + (A'+ BC)(A + C'D')+BC'D+ A'BC' (menghilangkan A'BC'D dengan menggunakan (2-13» =(A'+ BC)(a + C'D')( BC'D + A'BC' (mengkalikan dengan menggunakan (3-12» =ABC + A'C'D'+ BC'D + A'BC' =ABC + A'C'D'+ BC'D (menghilangkan A'BC' dengan konsensus) Sekarang kita akan mengurangi sisi sebelah kanan : =ABCD + A'C'D'+ ABD + ABCD'+ BC'D (Kombinasikan ABCD dan ABCD') = ABC + A'C'D'+ ABD + BC'D =ABC + A'C'D'+ BC'D (hilangkan ABD dengan konsensus) Karena kedua sisi persam~ asal secara bebas dikurangi dengan kalimat yang sarna, rnaka persarnaan tersebut valid. 107

14 - Seperti yang telah kita teliti sebelumnya, beberapa teorema aljabar Boolean tidak berlaku untuk aljabar biasa. Demikian pula beberapa teorema aljabar biasa tidak berlaku untuk aljabar Boolean. Misalnya, perhatikan hukum penghapusan untuk aljabarbiasa :. Jika x + y = x + z, maka y = Z (4-12) Hukum penghapusan tidak berlaku untuk aljabar Boolean. Kita akan menunjukkan hal ini dengan menyusun contoh pembanding di mana x + y = x + z namun y y z. Buatlahx = I, Y= 0, z = 1. Kemudian I + 0 = I + I tapi 0 * I Dalam aljabar biasa, hukum penghapusan untuk perkalian adalah jika xy = xz, makay=z (4-13) Hukum ini valid asalkan x * o. Dalam aljabar Boolean, hukum penghapusan untuk perkalian juga tidak valid. ketika x =O. (Buatlah x =0, y =0, z = I; maka 0.0=0.1, tapi 0 * I). Karena x = 0 sampai pada setengah dalam switching aljabar, maka hukum penghapusan untuk perkalian tidak dapat digunakan. Meskipun Pernyataan (4-12) dan (4-13) biasanya salah untuk aljabar Boolean, kebalikannya Jika y = z, maka x + y = x + z Jika y = z, maka xy = xz (4-14) (4-15) adalah benar. Jadi, kita lihat bahwa meskipun penambahan term yang sarna pada kedua sisi persamaan Boolean membawa pada persamaan yang valid, operasi kebalikan penghapusan atau pengurangan term dati kedua sisi biasanya tidak membawa pada persamaan yang valid. Demikian pula, perkalian kedua sisi persamaan Boolean dengan term yang sarna membawa pada persamaan yang valid, namun tidak secara berkebalikan. Ketika kita berusaha untuk membuktikan bahwa suat\l persamaan itu valid, maka tidak diperbolehkan untuk menambahkan kalimat yang sarna pada kedua sisi persamaan atau mengkalikan kedua sisi dengan kalimat yang sarna, karena operasi ini tidak dapat dibolak-balik. 108

15 LATiHANTERPROGRAM4.1 Tutuplah jawaban pada latihan ini dengan selembar kertas dan geserlah ke bawah ketika anda memeriksa jawaban anda. Kalimat berikut ini hams disederhanakan dengan menggunakan teorema konsensus : AC'+ AB'D + A'B'C + A'CD'+ B'C'D' Pertama kali, carilah semua term konsensus dengan memeriksa semua pasangan term. Jawaban : term konsensus ditunjukkan sebagai berikut : r--a'b'd'~ AC'+ AB'D + A'B'C + A'CD'+ B'C'D' \~ ~I AB'C' Dapatkah kalimat asli disederhanakan dengan aplikasi teorema konsensus langsung? Jawab: Tidak, karena tidak satupun term konsensus muncul dalam kalimat asli. Sekarang tambahkan term konsensus B'CD ke kalimat asli. bantingkan term yang ditambahkan dengan masing-masing term asli untuk melihat apakah ada konsensus. Hilangkan sebanyak mungkin term asli. 109

16 Jawab : (AB'D) / A., AC'+ AB'D + A'B'C + A'CD'+ B'C'D'+ B'CD v (A'B'C') Sekarang kita telah menghapus dua term, dapatkah B'CD juga dihilangkan? Bagaimanakan kalimat akhir setelah dikurangi? Jawab: Tidak, karena term yang digunakan untuk membentuk B'CD telah hilang. Jawaban akhir adalah : AC' + A'CD'+ B'C'D'+ B'CD LATiHANTERPROGRAM4.2. Tutuplah jawaban latihan ini dengan selembar kertas dan geserlah ke bawah ketika anda mengeeek jawaban anda. Soal : Kalimat berikut ini harus disederhanakan ab'cd'e + acd + acfgh'+ abcd'e + acde' + e'h' Nyatakan sebuah teorema yang dapat digunakan untuk mengkombinasikan sepasang term dan aplikasikanlah u~tuk mengkombinasikan dua term dalam kalimat di atas. Jawab: Aplikasikan XY + XY' = X pada term abcd'e dan abed'e, yang mengurangi kalimat menjadi acd'e + acd + acfgh'+ acde' + e'h' 110

17 Sekarang sebutkan sebuah teorema (selain teorema konsensus) yang dapat digunakan untuk menghilangkan term dan aplikasikanlah untuk menghilangkan sebuah term pada kaliamt di atas. Jawab : Aplikasikan X + Xy = X untuk menghapus acde'. (Term mana yang berkoresponden dengan X 1) Jawabannya adalah : aed'e + aed + aefgh'+ e'h' Sekarang sebutkan sebuah teorema yang dapat digunakan untuk menghapuskan literal, dan aplikasikanlah untuk menghapus sebuah literal dari salah satu term dalam kalimat di atas. (Petunjuk : Mungkin perlu memfaktorkan beberapa variabel biasa dari sepasang term sebelum teorema tersebut dapat diaplikasikan.) Jawab : Gunakan X + X'y =X + Y untuk menghapus sebuah literal dari acd'e. Untuk melakukanhal ini, pertamakali faktorkanlahac dari dua term pertama: acd'e + acd =ac(d + d'e). Setelah menghapus d', kalimat hasilnya adalah ace + aed + aefgh'+ e'h' ( I) Dapatkah setiap term dihapuskan dari kalimat ini dengan aplikasi teorema konsensus secara langsung 1 (2) Jika tidak, tambahkan term redundan dengan menggunakan teorema konsensus, dan gunakan redundan ini untuk menghapus salah satu dari term lain. (3) Akhirnya. kurangilah kaliamt anda menjadi tiga term. Jawab : (a) Tidak (b) Tambahkan konsensus ace dan e'h' ace + aed + aef'gh'+ e'h'+ aeh' 111

18 --- Sekarang hilangkanlah acf gh' (dengan X + XY =X) ace + acd + e'h'+ ach' (c) Sekarang hilangkan ach' dengan teorema konsensus. Jawaban akhimya adalah :. ace + acd + e'h' LATiHANTERPROGRAM4.3 Tetap tutuplah jawaban pada latihan ini dengan selembar kertas dan geserlah ke bawah ketika anda mengecekjawaban anda.. Z = (A + C' + P' + G)(a + C'+ P + G)(A + B + C' + D' +G) (A + C + E =G)(A'+ B + G)(B + C'+ P + G) Kalimat di atas hams disederhanakan menjadi bentuk : (X + X + X)(X + X + X)(X + X + X) di mana setiap X mewakili sebuah literal. Sebutkan sebuah teorema yang dapat digunakan untuk mengkombinasikan dua term Z pertama dan aplikasikanlah. (Petunjuk : Dua jumlah term hanya berbeda satu variabel.) Jawab: (X + Y)(X + Y') =X Z= (A+C' +GXA+B +C'+D'+GXA+C +E+GXA'+B +G) (B+C'+P+G) Sekarang sebutkan sebuah teorema (selain teorema konsensus) yang dapat digunakan untuk menghapuskan jumlah term dan aplikasikanlah ke kalimat di atas. 112

19 Jawab: X(X + Y) =x Z = (A+ C' + G)(A + C + E + G)(A' + B + G)(B + C'+ F + G) Selanjutnya, hilangkan satu literal dari term kedua, biarkan kalimat tersebut tetap tidak berubah. (petunjuk : Hal ini tidak dapat dilakukan dengan aplikasi satu teorema secara langsung; secara per bagian perlu dikalikan dua jumlah term pertama sebelum menghapus literal tersebut.) Jawab : (A + C'+ G)(A + C+ E + G) = A + G + C'(C + E)= A + G + C'E Oleh karena itu, Z = (A + C'+ G)(A + E + G)(A'+ B + G)(B + C'+ F + G) (a) Dapatkah setiap term dihapuskan dari kalimat ini dengan aplikasi teorema konsensus secara langsung?. (b) Jika tidak, tambahkan jumlah term redundan dengan menggunakan teorema konsensus, dan gunakan term redundan ini untuk menghapus salah satu term lain. (c) Akhimya, kurangilah kalimat anda menjadihasil term jumlah tiga. Jawab : (a) Tidak (b) Tambahkan B + C'+ G (konsensus dari A + C'+ G dan A' + B + G) Gunakan B + C'+ F + G. X(X + Y) = X, di mana X = B + C' + G, untuk menghilangkan (c) Sekarang hilangkanlah B + C'+ G dengan konsensus. Jawaban akhimya adalah : Z = (A + C'+ G)(A + E + G)(A' + B + G) 113

20 ~ SOAL 4.4 Sederhanakanlah masing-masing kalimat berikut ini dengan menggunakan teorema konsensus saja (atau dual-nya) : (a) (b) (c) BC'D'+ ABC' + AC'D + AB'D + A'BD' (kurangilah menjadi tiga term). W'Y'+ WYZ + XY'Z + WX'Y (kumngilah menjadi tiga term) (B + C + D)(A + B + C)(A' + C + D)(B' + C'+D') 4.5 Ulangilah Soal 4.4 untuk : (a) W'XY + WXY + WY'Z + WY'Z' (B) A'BC' + BC'D' + A'CD + B'CD = A'BD (c) (A + B + C)(B + C'+ D)(A + B + D)(A' + B' + D') 4.6 Sederhanakanlah kalimat berikut ini dengan menggunakan teorema konsensus saja atau dual-nya : (a) (b) WX'Y'+ W'YZ'+ W'XZ'+ WY'Z' A'B'C + ABD + A'CDE + BCDE + A'BDE (c) (A + B + C )(A + C'+ D')(B'+C'+ D')(C + D) (d) (W + X')(Y + Z')(W + Y)(X + Y)(W + Z)(X + Z) 4.7 Sederhanakanlah masing-masing kalimat berikut ini : (a) xy + x'yz'+ yz (b) (xy'+z)(x + y')z (c) xy'+ z + (x'+y)z' (d) a'd(b'+ c) + a'd'(b + c')... (b'+c)(b + c') (e) w'x'+ x'y'+ yz + w'z' (t) A'BCD + A'BC'D + B'EF + CDE'G + A'DEF + A'B'EF (kurangilah menjadi jumjah tiga term) (g).(a'+ d'+ b'c)(b + d + ac')]'+b'c'd~+ a'c'd (kurangilah menjadi tiga term) 114

21 Sederhanakanlahmasing-masingkalimatberikutini: (a) (b) a'(b'+ c) + a + be' ab + a'be'+ be (c) z(x'+ y)(x'y + z) (d) (e) w'x'(y'+ z) + wx'(y + z) + (y'+ z)(y + z') ab + a'c'+ b'd'+ c'd'(kurangilah menjadi jumlah tiga term) (f) w'x'y'+ w'xz'+ [(x+ y + w'z)(x'+z'+wy'»' (kurangilahmenjadijumlah tiga term) (g) ABC' + ABC'D' + ABD'E + A'EFG + CD'EG + CD'EG' (kurangilah menjadi tiga term) 4.9 Sederhanakanlah masing-masing kalimat berikut ini : (a) (b) (c) F =AB + AC + BC + B'C' AB + ABC + BCD' + AB'D + A'CD'+ A'BCD (kurangilah menjadi tiga term) F= AB'+A'BC +AB'C' + A'BD'+ A'B'D'+BCD (kurangilahmenjadi tiga term) 4.10 Sederhanakanlah menjadi jumjah tiga term : (a) A'C'D'+ AC: + BCD + A'CD'+ A'BC + AB'C' (b) A'B'C'+ ABD + A'C + A'CD'+ AC'D + AB'C' 4.11 Faktorkanla)t untuk mendapatkan hasil dari empat term dan kemudian kurangilat1 menjadi tiga term dengan mengaplikasikan teorema konsensus : X'Y'Z' + XYZ 4.12 Faktorkanlah Z =ABC + DE + ACF + AD' + AB'E' dan sederhanakanlah menjadi bentuk (X + X)(X + X)(X + X + X + X)(di mana masing-masing X mewakili sebuah literal). Sekarang buatlah Z sebagai jumlah hasil minimum dalam bentuk : xx+xx+xx+xx 115

22 4.13 Ulangilah Soal 4.12 untuk F =A'B + AC + BC'D'+ BEF + BDF Kurangilah menjadi jumlah hasil minimum: F =WXY' + (W'Y' == X) + ( Y ~ WZ) Sederhanakanlah: F =a'b ~ be ~ ab ~ b'e' Sederhanakanlah : F =ab ~ be ~ a'b' ~ be' Buktikan secara aljabar bahwa persamaan berikut ini valid : (a) (A'+ B' + D')(A + B + D')(B + C + D)(A + C')(A + C'+ D) = A'C'D + ACD' + BC'D' (b) (A'+ B)(A + C + D)(A' + B + C)(B' + C'+ D')(B' + C'+ D) =ABC'+ A'C'D + A'B'C 4.18 Manakah dari persamaan berikut ini yang selalu valid (berilah bukti seeara aljabar) : (a) (b) (e) a'b + b'e + e'a =ab'+ be' + ea' (a + b)(b + e)(e + a) =(a'+ b')(b'+ e')(e'+ a') abe+ ab'e' + b'ed + be'd + ad =abe + ab'e'+ b'ed + be'd 4.19 Ulangilah soal 4.18 untuk : (a) (b) (e) xy'+ x'z + yz'= x'y + xz' + y'z (x + y)(y + z)(x + z) =(x'+ y')(y'+ z')(x'+ z') abe'+ ab'e + b'e'd + bed =ab'e + abe'+ ad+ bed+ b'e'd 116

23 4.20 Buktikan secara alajab?r : (a) (A E9 B)( + C) + (A == B)(B'+ C')= A'+ ( B E9 C). (b) ABC + A'B'C'+ ABD + B'C'D =(B + C')(A + B')(A'+ C + D) (C) XZ +-Y'Z'+ WYZ + WX'Y = (X + W + Y')(X + Y + Z')(X'+ Z + Y') 4.21 Buktikan secara aljabar : (a) (X'+ Y')(X == Z) + (X + Y)(X E9Z) =(X E9Y) + Z' (b) (X' + X + Y')(W + X'+ Y)(W + Y'+ Z) = X'Y'+ WX + XYZ + W'YZ (c) ABC + A'C'D'+ A'BD'+ ACD =(A'+C)(A + D')(B + C'+ D) 4.22 Manakah dari pemyataan berikut ini yang selalu benar? Buktikan jawaban anda. (a) (b) Jika x(y + a') =x(y + b'), kemudiana =b. Jika a =b kemudian x(y + a') = x(y + b') Manakah dari pemyataan berikut ini yang selalu benar? Buktikan jawaban anda. (a) Jika A + B =C, maka AD'+ BD' =CD. (b) Jika A'B + AC = A'D, maka B + C =D. (c) Jika A + B =C, maka A + B + D =C + D. (d) Jika A + B + C= C + D, maka A + B = D. 117

24

Ungkapan Boolean dan Aljabar Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Ungkapan Boolean dan Aljabar Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Ungkapan Boolean dan Aljabar Boolean Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Ungkapan Boolean Ungkapan Boolean terdiri dari Contoh Literal variabel dan komplemennya Operasi Logika F = A.B'.C + A'.B.C'

Lebih terperinci

K-Map. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

K-Map. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom K-Map Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom September 205 Peta Karnaugh (K-Map) () Sistem dan Logika Digital/205

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya.

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya. Tugas! (Materi Aljabar Boolean). Gambarkan jaringan switching yang dinyatakan dengan polinominal Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya, kapan jaringan tsb on atau off.

Lebih terperinci

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN ALJABAR BOOLEAN DEFINISI ALJABAR BOOLEAN Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

MSH1B3 LOGIKA MATEMATIKA Aljabar Boolean (Lanjutan)

MSH1B3 LOGIKA MATEMATIKA Aljabar Boolean (Lanjutan) MSH1B3 LOGIKA MATEMATIKA Aljabar Boolean (Lanjutan) Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si TELKOM UNIVERSITY JALAN TELEKOMUNIKASI 1, BANDUNG, INDONESIA Latihan 1 Simplify the following Boolean functions using Boolean

Lebih terperinci

ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013

ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013 Penyusun :. Imam Purwanto, S.Kom, MMSI 2. Ega Hegarini, S.Kom., MM 3. Rifki Amalia, S.Kom., MMSI 4. Arie Kusumawati, S.Kom ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

1. Memahami operasi dan hukum dasar aljabar Boolean. 2. Menghubungkan operasi dan hukum ini ke jaringan yang terdiri dari simbol

1. Memahami operasi dan hukum dasar aljabar Boolean. 2. Menghubungkan operasi dan hukum ini ke jaringan yang terdiri dari simbol ALJABAR BOOLEAN TUJUAN Daftar mengenai 17 hukum dan teorema aljabar Boolean diberikan pada halaman 40 unit ini. Ketika anda menyelesaikan unit ini, anda akan mengenal dengan baik dan dapat menggunakan

Lebih terperinci

1. AB = 16 cm, CE = 8 cm, BD = 5 cm, CD = 3 cm. Tentukan panjang EF! 20 PEMBAHASAN : BCD : Lihat ABE : Lihat AFE : Lihat

1. AB = 16 cm, CE = 8 cm, BD = 5 cm, CD = 3 cm. Tentukan panjang EF! 20 PEMBAHASAN : BCD : Lihat ABE : Lihat AFE : Lihat 1. AB = 1, CE = 8, BD =, CD =. Tentukan panjang EF! 0 BCD : ABE : BC BC BC CD BC 4 BD 9 1 AB 1 BE 144 AE 4 8 AE 0 AE AE EF EF 0 AFE : AE AF 0 0 EF EF 400 400 800 . Keliling ABC = 4, Luas ABC = 4. Tentukan

Lebih terperinci

BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS)

BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS) TEKNIK DIGITAL-PETA KARNAUGH/HAL. 1 BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS) PETA KARNAUGH Selain dengan teorema boole, salah satu cara untuk memanipulasi dan menyederhanakan fungsi boole adalah dengan teknik

Lebih terperinci

.. 2. Buktikan setiap teorema dengan menggunakan tabel kebenaran atau berikan pembuktian aljabar jika sesuai.

.. 2. Buktikan setiap teorema dengan menggunakan tabel kebenaran atau berikan pembuktian aljabar jika sesuai. ALJABAR (LANJUTAN) BOOLEAN TUJUAN Ketika anda menyelesaikan unit ini, anda akan mengetahui dan mcngingat serta mampu menggunakan masing-masing ke-enam belas hukum clan teorema aljabar Boolean yang pertama

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit Aljabar Boolean Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1 Aljabar Boolean Rinaldi Munir/IF25 Mat. Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC

MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC Pengantar : :. MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC Rangkaian digital adalah mrp komponen perangkat keras (hardware) yang memanipulasi informasi biner. Rangkaian diimplementasikan dengan menggunakan transistor-transistor

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit Aljabar Boolean Bahan Kuliah Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

Bentuk Standar Ungkapan Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Bentuk Standar Ungkapan Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Bentuk Standar Ungkapan Boolean Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Bentuk Standar Ungkapan Boolean Sum-of-Product (SOP) Diturunkan dari tabel kebenaran untuk fungsi dengan mempertimbangkan baris

Lebih terperinci

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Penyederhanaan Fungsi Boolean Penyederhanaan Fungsi Boolean Contoh. f(x, y) = x y + xy + y disederhanakan menjadi f(x, y) = x + y Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:. Secara aljabar 2. Menggunakan Peta Karnaugh

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN TRAINING OF TRAINER OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SRANDAKAN BANTUL. Oleh :

MATERI PELATIHAN TRAINING OF TRAINER OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SRANDAKAN BANTUL. Oleh : MATERI PELATIHAN TRAINING OF TRAINER OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SRANDAKAN BANTUL Oleh : Musthofa, M.Sc Nikenasih Binatari, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN

Lebih terperinci

Memiliki kelemahan terlalu panjang jalannya padahal berujung pada S a, produksi D A juga menyebabkan kerumitan.

Memiliki kelemahan terlalu panjang jalannya padahal berujung pada S a, produksi D A juga menyebabkan kerumitan. PENYEDERHANAAN TATA BAHASA BEBAS KONTEKS Tujuan : Melakukan pembatasan sehingga tidak menghasilkan pohon penurunan yang memiliki kerumitan yang tidak perlu atau aturan produksi yang tidak berarti. Contoh

Lebih terperinci

Sistem dan Logika Digital

Sistem dan Logika Digital Sistem dan Logika Digital Aljabar Boolean Tim SLD KK Telematika FIF Telkom University 1 Aljabar Boolean-Definisi Sistem aljabar dengan dua operasi penjumlahan (+) dan perkalian (.) yang didefinisikan sehingga

Lebih terperinci

Matematika informatika 1 ALJABAR BOOLEAN

Matematika informatika 1 ALJABAR BOOLEAN Matematika informatika 1 ALJABAR BOOLEAN ALJABAR BOOLEAN Matematika yang digunakan untuk menganalisis dan menyederhanakan Gerbang Logika pada Rangkaian-rangkaian Digital Elektronika. Boolean pada dasarnya

Lebih terperinci

Pertemuan ke-5 ALJABAR BOOLEAN III

Pertemuan ke-5 ALJABAR BOOLEAN III Pertemuan ke-5 ALJABAR BOOLEAN III Kompetensi Umum Setelah mengikuti perkuliah ini, diharapkan Anda dapat memahami bentuk kanonik dan menuliskan suatu ekspresi aljabar dalam bentuk kanonik. Kompetensi

Lebih terperinci

Logika Matematika Aljabar Boolean

Logika Matematika Aljabar Boolean Pertemuan ke-5 Logika Matematika Aljabar Boolean Oleh : Mellia Liyanthy 1 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2007/2008 Bentuk Kanonik dan Bentuk baku atau standar Fungsi boolean yang

Lebih terperinci

Aljabar Boolean dan Peta Karnough

Aljabar Boolean dan Peta Karnough Aljabar Boolean dan Peta Karnough a. Logic Function minimization Pada rangkaian yang cukup rumit, kombinasi variable di logic function yang diperoleh dari hasil table kebenaran biasanya pun cukup banyak.

Lebih terperinci

18/09/2017. Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika

18/09/2017. Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika 8/09/207 Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika 8/09/207 Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menyederhanakan persamaan logika menggunakan Karnaugh Map (K-Map). Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Logika Matematika. Bab 1: Aljabar Boolean. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan

Logika Matematika. Bab 1: Aljabar Boolean. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan Logika Matematika Bab 1: Aljabar Boolean Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan 1 Nilai fungsi Fungsi Boolean dinyatakan nilainya pada setiap variabel yaitu

Lebih terperinci

Simulasi Komputer Untuk Menentukan Kombinasi Perlakuan Dengan Disain Faktorial Setengah Replikasi

Simulasi Komputer Untuk Menentukan Kombinasi Perlakuan Dengan Disain Faktorial Setengah Replikasi Simulasi Komputer Untuk Menentukan Kombinasi Perlakuan Dengan Disain Faktorial Setengah Replikasi M. Haviz Irfani STMIK MDP Palembang haviz@stmikmdp.net Abstrak: Eksperimen faktorial adalah eksperimen

Lebih terperinci

ALJABAR BOOLEAN. Misalkan terdapat. Definisi:

ALJABAR BOOLEAN. Misalkan terdapat. Definisi: ALJABAR BOOLEAN Definisi: Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada opeartor +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda dari B. Tupel

Lebih terperinci

0.(0.1)=(0.0).1 0.0=0.1 0=0

0.(0.1)=(0.0).1 0.0=0.1 0=0 Latihan : 1. Diketahui himpunan B dengan tiga buah nilai (0,1,2) dan dua buah operator, + dan. kaidah operasi dengan operator + dan didefinisikan pada tabel di bawah ini : + 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 2 0 1

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit Aljabar Boolean IF22 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF22 Matematika Diskrit Pengantar Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN DENGAN KARNAUGH MAP

PENYEDERHANAAN DENGAN KARNAUGH MAP PENYEDERHANAAN DENGAN KARNAUGH MAP Karnaugh Map adalah pengganti persamaan aljabar boole. Maksud penulisan variable pada peta (map) ini, agar dalam peta hanya ada satu variable yang berubah dari bentuk

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2010/2011

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2010/2011 Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2010/2011 1. Diketahui A = 7x + 5 dan B = 2x 3. Nilai A B adalah A. -9x +2 B. -9x +8 C. -5x + 2 D. -5x +8 BAB II BENTUK ALJABAR A B = -7x

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Aljabar Boolean. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Aljabar Boolean Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom September 2015 Representasi Fungsi Boolean Sistem dan Logika

Lebih terperinci

Meminimalkan menggunakan K-Map. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Meminimalkan menggunakan K-Map. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Meminimalkan menggunakan K-Map Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Meminimkan ungkapan SOP # A B C F 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 1 0 1 3 0 1 1 0 4 1 0 0 0 5 1 0 1 1 6 1 1 0 0 7 1 1 1 1 Terkait dengan

Lebih terperinci

PETA KARNAUGH 3.1 Peta Karnaugh Untuk Dua Peubah

PETA KARNAUGH 3.1 Peta Karnaugh Untuk Dua Peubah 3 PETA KARNAUGH Telah ditunjukkan di bab sebelumnya bahwa penyederhanaan fungsi Boole secara aljabar cukup membosankan dan hasilnya dapat berbeda dari satu orang ke orang lain, tergantung dari kelincahan

Lebih terperinci

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika Tutur Widodo Pembahasan OSP Matematika SMA 011 Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 011 Jenjang SMA Bidang Matematika Bagian A : Soal Isian Singkat 1. Diberikan segitiga sama kaki ABC dengan AB = AC.

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 014 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL BAGIAN PERTAMA Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika Tk Provinsi 013

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Adri Priadana

Aljabar Boolean. Adri Priadana Aljabar Boolean Adri Priadana Pengantar Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun 854. Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang serupa (kemiripan hukum-hukum

Lebih terperinci

BAB 4. Aljabar Boolean

BAB 4. Aljabar Boolean BAB 4 Aljabar Boolean 1. PENDAHULUAN Aljabar Boolean merupakan lanjutan dari matakuliah logika matematika. Definisi aljabar boolean adalah suatu jenis manipulasi nilai-nilai logika secara aljabar. Contoh

Lebih terperinci

Penyederhanaan Tata Bahasa Bebas Konteks. Kuliah Online : TBA [2012/2013]

Penyederhanaan Tata Bahasa Bebas Konteks. Kuliah Online : TBA [2012/2013] Penyederhanaan Tata Bahasa Bebas Konteks Kuliah Online : TBA [2012/2013] Tujuan Penyederhanaan untuk melakukan pembatasan sehingga tidak menghasilkan pohon penurunan yang memiliki kerumitan yang tidak

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM DIGITAL

MAKALAH SISTEM DIGITAL MAKALAH SISTEM DIGITAL Konsep Dasar Teorema Boole & De Morgan Disusun Oleh : Anin Rodahad (12131307) Abdurrahman Ar-Rohim (12131299) Bayu Ari Utomo () TEKNIK INFORMATIKA STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA

Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA 1) Sebuah barisan baru diperoleh dari barisan bilangan bulat positif 1, 2, 3, 4, dengan menghilangkan bilangan kuadrat yang ada di dalam barisan tersebut.

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PERSEPSI APOTEKER TERHADAP KONSELING PASIEN DAN PELAKSANAANNYA DI APOTEK KABUPATEN SUKOHARJO

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PERSEPSI APOTEKER TERHADAP KONSELING PASIEN DAN PELAKSANAANNYA DI APOTEK KABUPATEN SUKOHARJO 62 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PERSEPSI APOTEKER TERHADAP KONSELING PASIEN DAN PELAKSANAANNYA DI APOTEK KABUPATEN SUKOHARJO Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :...

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Rudi Susanto

Aljabar Boolean. Rudi Susanto Aljabar Boolean Rudi Susanto Tujuan Pembelajaran Bisa menghasilkan suatu realisasi rangkaian elektronika digital dari suatu persamaan logika matematika Persamaan logika matematika tersebut dimodifikasi

Lebih terperinci

TEOREMA VIETA DAN JUMLAH NEWTON. 1. Pengenalan

TEOREMA VIETA DAN JUMLAH NEWTON. 1. Pengenalan TEOREMA VIETA DAN JUMLAH NEWTON TUTUR WIDODO. Pengenalan Sebelum berbicara banyak tentang Teorema Vieta dan Identitas Newton, terlebih dahulu saya beri penjelasan singkat mengenai polinomial. Di sekolah

Lebih terperinci

(D.3) DESAIN RESOLASI V DENGAN REPLIKASI FRAKSIONAL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WET SPOT PADA PRODUK KARET MENTAH

(D.3) DESAIN RESOLASI V DENGAN REPLIKASI FRAKSIONAL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WET SPOT PADA PRODUK KARET MENTAH (D.3) DESAIN RESOLASI V DENGAN REPLIKASI FRAKSIONAL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WET SPOT PADA PRODUK KARET MENTAH Oleh : Enny Supartini Dra. MS. e-mail : arthinii@yahoo.com ABSTRAK Untuk

Lebih terperinci

Review Sistem Digital : Aljabar Boole

Review Sistem Digital : Aljabar Boole JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNY Sem 5 9/ Review Sistem Digital : Aljabar Boole S dan D3 Mata Kuliah : Elektronika Industri 2 x 5 Lembar Kerja Dalam Aljabar Boole, Misalkan terdapat

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 008 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Bagian Pertama Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika

Lebih terperinci

HAPUS SALAH SATU BILANGAN DAN BERIKAN ALASAN, KENAPA BILANGAN ITU ANDA HAPUS.

HAPUS SALAH SATU BILANGAN DAN BERIKAN ALASAN, KENAPA BILANGAN ITU ANDA HAPUS. 15, 20, 23, 25 HAPUS SALAH SATU BILANGAN DAN BERIKAN ALASAN, KENAPA BILANGAN ITU ANDA HAPUS. Dst. KESIMPULAN : (hubungkan dengan SIKAP yang harus Anda miliki untuk memilih dan memberikan alasan) PROBLEM

Lebih terperinci

09/01/2018. Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan konsep diagram Venn, teorema Boolean dan membangun fungsi Boolean.

09/01/2018. Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan konsep diagram Venn, teorema Boolean dan membangun fungsi Boolean. Prio Handoko, S. Kom., M.T.I. Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan konsep diagram Venn, teorema Boolean dan membangun fungsi Boolean. George Boole (ahli matematika asal Inggris) Aljabar yang

Lebih terperinci

Gerbang dan Rangkaian Logika

Gerbang dan Rangkaian Logika Gerbang dan Rangkaian Logika Teknik Digital (TKE 071207) Iwan Setiawan stwn at unsoed.ac.id Pemutakhiran terakhir: 24/04/11 20:51 rangkaian digital beroperasi dalam mode biner. (masukan tegangan bernilai

Lebih terperinci

4.1 Menguraikan Rangkaian-Rangkaian Logika Secara Aljabar. Gambar 4.1 Rangkaian logika dengan ekspresi Booleannya

4.1 Menguraikan Rangkaian-Rangkaian Logika Secara Aljabar. Gambar 4.1 Rangkaian logika dengan ekspresi Booleannya BAB IV ALJABAR BOOLEAN 4.1 Menguraikan Rangkaian-Rangkaian Logika Secara Aljabar Setiap rangkaian logika, bagaimanapun kompleksnya, dapat diuraikan secara lengkap dengan menggunakan operasi-operasi Boolean

Lebih terperinci

Gambar 28 : contoh ekspresi beberapa logika dasar Tabel 3 : tabel kebenaran rangkaian gambar 28 A B C B.C Y = (A+B.C )

Gambar 28 : contoh ekspresi beberapa logika dasar Tabel 3 : tabel kebenaran rangkaian gambar 28 A B C B.C Y = (A+B.C ) 5. RANGKAIAN KOMBINASIONAL Pada dasarnya rangkaian logika (digital) yang dibentuk dari beberapa gabungan komponen elektronik yang terdiri dari bermacam-macam Gate dan rangkaian-rangkaian lainnya, sehingga

Lebih terperinci

PELUANG. Jika seluruhnya ada banyak kegiatan, dan masing-masing berturut-turut dapat dilakukan dalam

PELUANG. Jika seluruhnya ada banyak kegiatan, dan masing-masing berturut-turut dapat dilakukan dalam PELUANG Prinsip Perkalian Bila suatu kegiatan dapat dilakukan dalam n 1 cara yang berbeda, dan kegiatan yang lain dapat dilakukan dalam n 2 cara yang berbeda, maka seluruh peristiwa tersebut dapat dikerjakan

Lebih terperinci

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam 2.1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya dan operasi operasi yang

Lebih terperinci

Tata Bahasa Bebas Konteks

Tata Bahasa Bebas Konteks Tata Bahasa Beas Konteks By mei Dalam tataahasa eas konteks Ruas kiri dari aturan produksi terdiri dari ATU simol non terminal Ruas kanan dapat erupa string yang dientuk dari simol terminal dan non terminal

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI FRAKSI PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k MELALUI METODE BISSELL. Kata Kunci : Faktorial Fraksional dua level, Metode Bissell

PERBANDINGAN NILAI FRAKSI PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k MELALUI METODE BISSELL. Kata Kunci : Faktorial Fraksional dua level, Metode Bissell September 03 PERBANDINGAN NILAI FRAKSI PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL k MELALUI METODE BISSELL IRAWATY, ANISA DAN HERDIANI, E.T. 3 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

D. 18 anak Kunci : C Penyelesaian : Gambarkan dalam bentuk diagram Venn seperti gambar di bawah ini :

D. 18 anak Kunci : C Penyelesaian : Gambarkan dalam bentuk diagram Venn seperti gambar di bawah ini : 1. Dalam suatu kelas terdapat 25 anak gemar melukis, 21 anak gemar menyanyi, serta 14 anak gemar melukis dan menyanyi, maka jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah... A. 60 anak C. 32 anak B. 46 anak

Lebih terperinci

Matematika Logika Aljabar Boolean

Matematika Logika Aljabar Boolean Pertemuan ke-3 Matematika Logika Aljabar Boolean Oleh : Mellia Liyanthy TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2011/2012 Definisi Aljabar Boolean merupakan aljabar yang terdiri atas : suatu

Lebih terperinci

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1 Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Kuantitas Skalar dan Vektor Kuantitas Fisis dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Kuantitas skalar:

Lebih terperinci

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar MATEMATIKA DISKRIT

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar MATEMATIKA DISKRIT BAB 6 ALJABAR BOOLE 1. Definisi Dasar Himpunan dan proposisi mempunyai sifat yang serupa yaitu memenuhi hukum identitas. Hukum ini digunakan untuk mendefinisikan struktur matematika abstrak yang disebut

Lebih terperinci

MAKALAH. Pembuktian Teorema Pythagoras

MAKALAH. Pembuktian Teorema Pythagoras MAKALAH Pembuktian Teorema Pythagoras Disusun Oleh: Kelompok 12 1. Muhammad Naufal Faris 12030174229 2. Weni Handayani 14030174003 3. Wahyu Okta Handayani 14030174024 4. Faza Rahmalita Maharani 14030174026

Lebih terperinci

2. Suku-suku sejenis Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai variabel dan bilangan pangkat dari variabel tersebut sama.

2. Suku-suku sejenis Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai variabel dan bilangan pangkat dari variabel tersebut sama. A. OPERASI BENTUK ALJABAR 1. Pengertian suku, koefisien, variabel, dan konstanta bentuk aljabar Bentuk 8x + 17 merupakan bentuk aljabar dengan x sebagai variabel, 8 sebagai koefisien, dan 17 adalah konstant

Lebih terperinci

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Relasi, Fungsi, dan Transformasi Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian

Lebih terperinci

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 08 -- Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 23/24 STMIK Dumai -- Materi 8 -- Digital Principles and Applications, Leach-Malvino, McGraw-Hill Adhi Yuniarto L.Y. Boolean Algebra. Fasilkom

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 196 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 LEMBAR SOAL

LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 196 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 LEMBAR SOAL LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI JAKARTA TAHUN PELAJARAN 00/0 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : MATEMATIKA Hari / Tanggal : 0 November 00 W a k t u : 07.00 0.00 WIB (0 menit) K e l a s : IX

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012 Tutur Widodo Pembahasan OSK Matematika SMA 01 Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 01 Oleh Tutur Widodo 1. Banyaknya bilangan bulat n yang memenuhi (n 1(n 3(n 5(n 013 = n(n + (n

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n ) Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 01 Oleh Tutur Widodo 1. Banyaknya bilangan bulat n yang memenuhi adalah... (n 1)(n 3)(n 5)(n 013) = n(n + )(n + )(n + 01) Jawaban : 0 ( tidak

Lebih terperinci

= 100 km/jam [1] 0,1 jam. Jawab: Berdasarkan kesebangunan ABE dengan ACD didapat hubungan CD EB = AB AC [1.5] AC = 4 AB

= 100 km/jam [1] 0,1 jam. Jawab: Berdasarkan kesebangunan ABE dengan ACD didapat hubungan CD EB = AB AC [1.5] AC = 4 AB SOAL URAIAN 1. Karena macet, pada 10 km pertama dari jarak 0 km yang harus dilaluinya, Amir terpaksa mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan km/jam. Berapakah kecepatan rata-rata Amir 10 km berikutnya

Lebih terperinci

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN A III GERANG LOGIKA DAN ALJAAR OOLEAN 3. Pendahuluan Komputer, kalkulator, dan peralatan digital lainnya kadang-kadang dianggap oleh orang awam sebagai sesuatu yang ajaib. Sebenarnya peralatan elektronika

Lebih terperinci

ILLJ F. f : 1 I TUJUAN PETUNJUKBELAJAR. I 0 i 0

ILLJ F. f : 1 I TUJUAN PETUNJUKBELAJAR. I 0 i 0 PETA KARNAUGH TUJUAN. Dengan suatu fungsi (yang ditentukan dengan lengkap atau tidak lengkap) dari tiga sampai enam variabel, letakkan pada peta Karnaugh. Fungsi tersebut mungkin diberikan dalam bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p DENGAN METODE LENTH. Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP. Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p DENGAN METODE LENTH. Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP. Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 497-505 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p DENGAN METODE LENTH

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI 2009

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI 2009 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI 2009 Statistika dibagi atas dua fase: 1. Statistika deskriptif Fase pertama dikerjakan unntuk fase kedua 2. Statistika induktif Dilakukan untuk menyimpulkan karakteristik

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL X TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami tentang tata bahasa bebas konteks dan membangun pohon penurunan tata bahasa bebas konteks Materi : Pohon Derivatif Tata Bahasa Bebas Konteks

Lebih terperinci

DASAR ALJABAR BOOLEAN

DASAR ALJABAR BOOLEAN DASAR ALJABAR BOOLEAN Dalam mengembangkan sistem Aljabar Boolean Perlu memulainya dengan asumsi asumsi yakni Postulat Boolean dan Teorema Aljabar Boolean. Postulat Boolean :.. = 2.. = di turunkan dari

Lebih terperinci

SUATU KAJIAN TENTANG PENDAPAT PELANGGAN PLN TERHADAP LISTRIK PRABAYAR DENGAN METODE ANALISIS VARIANSI

SUATU KAJIAN TENTANG PENDAPAT PELANGGAN PLN TERHADAP LISTRIK PRABAYAR DENGAN METODE ANALISIS VARIANSI Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 35 46. SUATU KAJIAN TENTANG PENDAPAT PELANGGAN PLN TERHADAP LISTRIK PRABAYAR DENGAN METODE ANALISIS VARIANSI Muhammad Syukran, Pasukat Sembiring, Asima Manurung

Lebih terperinci

Gerbang dan Rangkaian Logika Teknik Digital (TKE071207) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Gerbang dan Rangkaian Logika Teknik Digital (TKE071207) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Gerbang dan Rangkaian Logika Teknik Digital (TKE071207) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2012/2013 Brown, Vranesic (2005) Tocci, Widmer, Moss (2007)

Lebih terperinci

D/SA/N JAR/NGAN KOMB/NAS/ONAL

D/SA/N JAR/NGAN KOMB/NAS/ONAL D/SA/N JAR/NGAN KOMB/NAS/ONAL TUJUAN 1. Mendisain jaringan NAND atau NOR output ganda. 2. Menguji disain anda dengan menggunakan simulator logika atau dengan membangunnya dalam leboratorium. PETUNJUKBELAJAR

Lebih terperinci

Tujuan Penyederhanaan

Tujuan Penyederhanaan VII.1 MODUL MATA KULIAH TEORI BAHASA DAN OTOMATA BAB VII PENYEDERHANAAN TATA BAHASA BEBAS KONTEKS Tujuan Penyederhanaan IF Penyederhanaan tata bahasa bebas konteks bertujuan untuk melakukan pembatasan

Lebih terperinci

KARNAUGH MAP (K-MAP) (I)

KARNAUGH MAP (K-MAP) (I) KARNAUGH MAP (K-MAP) (I) Pokok ahasan : K-map 2 variabel K-map 3 variabel K-map 4 variabel Tujuan Instruksional Khusus :. Mahasiswa dapat menerangkan dan memahami cara membuat k-map 2, 3, dan 4 bariabel

Lebih terperinci

KARNAUGH MAP (K-MAP) (I)

KARNAUGH MAP (K-MAP) (I) KARNAUGH MAP (K-MAP) (I) Pokok ahasan : K-map K-map K-map 2 3 4 variabel variabel variabel Tujuan Instruksional Khusus :. Mahasiswa dapat menerangkan dan memahami cara membuat k-map 2, 3, dan 4 bariabel

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean 1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-huruf

Lebih terperinci

Outline. Operasi Logikal. Variabel Biner. Bagian 1: Logika Biner Gerbang Logika Dasar Aljabar Boolean, Manipulasi Aljabar

Outline. Operasi Logikal. Variabel Biner. Bagian 1: Logika Biner Gerbang Logika Dasar Aljabar Boolean, Manipulasi Aljabar Pengantar Sistem Digital Odd semester 2012/2013 RANGKAIAN LOGIKA KOMBINASI BAGIAN 1 : RANGKAIAN GERBANG DAN PERSAMAAN BOOLEAN 2 Outline Bagian 1: Logika Biner Gerbang Logika Dasar Aljabar Boolean, Manipulasi

Lebih terperinci

( A + B) C. Persamaan tersebut adalah persamaan rangkaian digital dengan 3 masukan sehingga mempunyai 8 kemungkinan keadaan masukan.

( A + B) C. Persamaan tersebut adalah persamaan rangkaian digital dengan 3 masukan sehingga mempunyai 8 kemungkinan keadaan masukan. ( A + B) C. Persamaan tersebut adalah persamaan rangkaian digital dengan 3 masukan sehingga mempunyai 8 kemungkinan keadaan masukan. Pada aljabar Boolean terdapat hukum-hukum aljabar Boolean yang memungkinkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa No Parameter Satuan Baku mutu Metode analisis G43 67 44 53 51 G44 67 43 39 39 G45 68 37 45 52 G46 71 41 41 53 G47 61 33 45 52 G48 66 39 41 53 G49 67 44 40 42 G50 75

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 015 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 016 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL BAGIAN PERTAMA Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika Tk Provinsi 015

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 2012 Tingkat SMP

Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 2012 Tingkat SMP Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 01 Tingkat SMP Oleh Tutur Widodo I. Soal Pilihan Ganda (Cara Penilaian : Benar = 1 poin, Kosong = 0, Salah = 0.5 poin) 1. Terdapat berapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Nida Uddini Amatulloh,2014

DAFTAR ISI Nida Uddini Amatulloh,2014 DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

GERBANG dan ALJABAR BOOLE

GERBANG dan ALJABAR BOOLE GERBNG dan LJBR BOOLE Konsep dasar aljabar Boole (Boolean lgebra) telah diletakkan oleh seorang matematisi Inggeris George Boole, pada tahun 1854. Konsep dasar itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan. i Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan. Modul ajar ini dimaksudkan untuk membantu penyelenggaraan kuliah jarak

Lebih terperinci

ALJABAR BOOLEAN R I R I I R A W A T I, M. K O M L O G I K A M A T E M A T I K A 3 S K S

ALJABAR BOOLEAN R I R I I R A W A T I, M. K O M L O G I K A M A T E M A T I K A 3 S K S ALJABAR BOOLEAN R I R I I R A W A T I, M. K O M L O G I K A M A T E M A T I K A 3 S K S AGENDA SISTEM BILANGAN DESIMAL, BINER, OCTAL, HEXADESIMAL DEFINISI ALJABAR BOOLEAN TABEL KEBENARAN ALJABAR BOOLEAN

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 1. KUBUS BANGUN RUANG SISI DATAR Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Unsur-unsur Kubus 1. Sisi

Lebih terperinci

Faktorisasi Suku Aljabar

Faktorisasi Suku Aljabar Bab 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian koe sien, variabel, konstanta, suku satu, suku dua, dan suku banyak; Menyelesaikan masalah operasi tambah,

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean 1 UNTUK DOWNLOAD LEBIH BANYAK EBOOKS TENTANG KOMPUTER KUNJUNGI http://wirednotes.blogspot.com Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner: - B : himpunan

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL BAGIAN PERTAMA Disusun oleh : BAGIAN PERTAMA 1. ABC adalah segitiga sama

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2008

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2008 SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 008 Bidang Matematika Waktu : 3,5 Jam DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) A. Faktor Prima Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan faktor prima sebuah bilangan adalah pembagi habis dari sebuah bilangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bagian ini merupakan pembahasan mengenai pengujian sistem dimana hasil pengujian yang akan dilakukan oleh sistem nantinya akan dibandingkan dengan perhitungan secara

Lebih terperinci

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar Aljabar Boole Meliputi : 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar Boole 3. Teorema Dasar Aljabar Boole 4. Orde dalam sebuah Aljabar Boole Definisi Aljabar Boole Misalkan B adalah himpunan

Lebih terperinci

didapat !!! BAGIAN Disusun oleh :

didapat !!! BAGIAN Disusun oleh : SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2012 TIM OLIMPIADE MATEMATIKAA INDONESIA 2013 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL BAGIAN PERTAMA Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika Tk Provinsi 2012

Lebih terperinci