ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI"

Transkripsi

1 VI ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI 6.1. Indikator Model Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat bagi Anggota KUD Puspa Mekar merupakan salah satu koperasi yang bergerak di bidang usaha sapi perah yang berada di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar merupakan Peternak Sapi Perah yang berada di wilayah kerja KUD Puspa Mekar yaitu di Kecamatan Parongpong, Cisarua dan Ngamprah. Peternak yang menjadi anggota KUD Puspa Mekar sebagian besar merupakan peternak berskala kecil Visi Koperasi Visi KUD Puspa Mekar yaitu menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Adapun misi-misi dari KUD Puspa Mekar yaitu menyejahterakan anggota melalui pelayanan prima dengan manajemen yang berkomitmen dan meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM, dan kemitraan strategis. Koperasi bersama-sama dengan anggota membentuk visi dan misi organisasi yang mencerminkan visi personal yang diyakini oleh anggota dan manajemen koperasi terkait dengan masa depan yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi mengenai pengendalian oleh anggota secara demokratis. Anggota secara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan-kebijakan dan pengambil keputusan. Kesamaan visi dapat menciptakan kesamaan kepentingan antar anggota dan dapat memotivasi anggota untuk terlibat aktif dalam seluruh kegiatan koperasi. KUD Puspa Mekar memiliki komitmen tidak hanya dalam hal pengembangan bisnis, tetapi juga dalam hal pengembangan sosial yang pada akhirnya untuk mencapai tujuan koperasi. KUD Puspa Mekar memiliki rancangan kerja secara tertulis yang berorientasi bisnis dan sosial seperti pelayanan pada anggota. Tujuan-tujuan ekonomi dan sosial selalu disampaikan pada waktu RAT. Tujuan-tujuan ini tidak cukup hanya disampaikan pada saat RAT, dibutuhkan pertemuan-pertemuan rutin untuk menjaga komunikasi antara pengurus dan anggota mengenai kebijakan dalam koperasi. Tujuan-tujuan tersebut dapat

2 dijadikan patokan untuk perkembangan KUD Puspa Mekar kearah yang lebih baik. Rancangan kerja tersebut selalu dievaluasi dan diperbaiki setiap tahunnya. Komitmen koperasi dalam hal pembangunan adalah dengan menyisihkan sebesar tiga persen untuk pengembangan wilayah kerja. Hal yang telah dilakukan KUD Puspa Mekar yaitu dengan membantu pemerintah desa setempat dalam rangka perbaikan infrastruktur desa seperti perbaikan jalan. KUD Puspa Mekar membantu anggota untuk mendapatkan bantuan-bantuan dari pemerintah, seperti milk can, karpet sapi, cooling unit, dan unit biogas. Bentuk pelayanan sosial yang telah dilakukan oleh KUD Puspa Mekar ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesejahteraan anggota dan dapat menjadi pemicu bagi non anggota untuk bergabung pada KUD Puspa Mekar Kapasitas Manajemen merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam suatu organisasi begitu pula pada koperasi. Manajemen bertugas untuk mengkoordinasikan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien. Manajemen koperasi harus disesuaikan dengan tujuan, prinsip koperasi, dan asas manajemen usaha. Manajemen koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan, namun lebih memfokuskan diri pada pelayanan yang maksimal bagi anggotanya. Pengendalian koperasi dilakukan oleh anggota. Hal ini merupakan salah satu perwujudan prinsip koperasi, yaitu pengendalian secara demokratis oleh anggota. KUD Puspa Mekar sudah mempunyai struktur organisasi dengan pembagian kerja di dalamnya. Hanya saja ada beberapa tugas yang dilakukan secara rangkap kepala urusan berperan pula sebagai PAD untuk mengambil susu milik anggota. Bahkan sekretaris dan bendahara koperasi menjabat pula sebagai kepala urusan dan PAD. Kapasitas manajemen juga terkait dengan sistem perekrutan karyawan. KUD Puspa Mekar belum memiliki sistem perekrutan karyawan yang baku, karyawan yang bekerja mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari karyawan yang sebelumnya telah menjadi karyawan KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar belum memiliki program untuk memotivasi karyawan seperti reward and punishment. Karyawan KUD Puspa Mekar masih ada diantaranya yang berpendidikan rendah. Hal ini menjadi kelemahan bagi KUD

3 Puspa Mekar. Selama bergabung dengan KPSBU, KUD Puspa Mekar belum pernah mengalami perubahan kepengurusan. Hal ini menjadi kelemahan karena tidak adanya pergantian kepengurusan maka tidak ada ide-ide baru yang lebih kreatif untuk kemajuan koperasi. Koperasi sebagai suatu organisasi yang memiliki tujuan menyejahterakan anggota perlu melakukan langkah-langkah menurunkan biaya operasional. Dalam koperasi terdapat identitas yang menyatakan bahwa anggota berperan sebagai pemilik dan pelanggan, hal ini dapat dijadikan keunggulan koperasi melalui integrasi vertikal. David (2009) menyatakan bahwa integrasi vertikal merupakan kombinasi dari proses produksi, distribusi, dan ekonomi yang secara teknologi berada dalam batas-batas perusahaan tunggal. Melalui integrasi vertikal ini diharapkan dapat memperkecil risiko dan meningkatkan efisiensi kegiatan usaha koperasi seperti yang terlihat pada Gambar 21. Makanan Ternak Waserda (Alat Alat Peternakan) Gabungan kelompok ternak (Gapoktan), Penyuluhan dan Pembinaan Pengolahan Pemasaran Sub Sistem Agribisnis Hulu Sub Sistem Usaha ternak (On Farm) Sub Sistem Agribisnis Hilir Kelembagaan dan Kegiatan Penunjang Unit Pelayanan Simpan Pinjam KUD Puspa Mekar Gambar 21. Peran KUD Puspa Mekar dalam Sistem Agribisnis Sapi Perah Anggota KUD Puspa Mekar Integrasi vertikal pada subsistem hulu terlihat karena KUD Puspa Mekar memiliki unit pelayanan penyediaan makanan ternak dan kebutuhan beternak dan

4 rumah tangga di waserda. Melalui integrasi ini dapat membantu anggota dalam mendapatkan makanan ternak dan kebutuhan di waserda seperti alat-alat peternakan. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi petani karena dapat meminimumkan risiko kekurangan sumberdaya serta biaya yang dikeluarkan lebih rendah karena setiap pembelian makanan ternak dan kebutuhan di waserda selalu diantarkan ke setiap rumah anggota. Penyediaan makanan ternak dan kebutuhan di waserda masih disuplai dari KPSBU, belum diusahakan secara mandiri oleh KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar dalam subsitem hulu belum mampu menyediakan lapangan hijauan untuk anggota sebagai kebutuhan pakan hijauan ternak. Hal ini sangat disayangkan karena banyak anggota KUD Puspa Mekar dengan skala usaha kecil tidak memiliki lahan hijauan sehingga ketika musim kemarau anggota mengalami kesulitan untuk mencari pakan hijauan bagi ternaknya. Hal lain yang dibutuhkan oleh anggota adalah fasilitas peminjaman atau penyewaan mobil terbuka untuk mengangkut pakan hijauan dari lahan hijauan ke kandang anggota karena banyak dari anggota yang tidak memiliki kendaraan dan harus menyewa mobil dengan harga yang mahal. Subsistem usaha ternak KUD Puspa Mekar juga berperan sebagai gabungan kelompok ternak (gapoktan) dari seluruh kelompok ternak (poktan) anggota. Gapoktan yang dimiliki KUD Puspa Mekar belum berjalan secara optimal. Hal ini dilihat dari kurangnya pertemuan atau rapat untuk membahas kemajuan kelompok. Pembentukan gapoktan ini digunakan untuk mengajukan bantuan-bantuan dari program pemerintah misalnya untuk pengajuan pemberian bantuan cooling unit. KUD Puspa Mekar membantu anggota dengan melaksanakan pembinaan dan penyuluhan mengenai budidaya sapi perah, namun belum dilakukan secara rutin. Pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan KUD Puspa Mekar bekerjasama dengan pihak lain seperti Dinas Peternakan, Dinas Koperasi dan UMKM maupun dengan perguruan tinggi, seperti IPB dan Universitas Padjajaran. Subsistem agribisnis hilir dapat terlihat dari pemasaran hasil produksi pertanian anggota. KUD Puspa Mekar menampung seluruh susu hasil usaha ternak sapi perah yang dimiliki oleh anggota untuk selanjutnya dipasarkan kepada

5 Industri Pengolahan Susu (IPS). Pemasaran susu KUD Puspa Mekar dibantu oleh KPSBU karena kapasitas yang belum mencukupi persyaratan minimal untuk menyetorkan susu ke IPS dan kurangnya modal untuk dapat menyetorkan susu secara mandiri ke IPS. Kurangnya permodalan mengakibatkan KUD Puspa Mekar belum memiliki laboratorium untuk pengujian kualitas susu dan truk untuk mengangkut susu ke IPS. KUD Puspa Mekar juga membantu anggota koperasi dalam penyediaan permodalan melalui unit usaha simpan pinjam. Hal ini sangat membantu usaha ternak yang dijalankan oleh anggota dari seluruh subsistem. Seluruh pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar melalui integrasi vertikal mampu meberikan manfaat ekonomi dan manfaat sosial kepada anggota Jaringan Kerja Konsep jaringan kerja koperasi digunakan karena didasarkan bahwa koperasi merupakan bagian dari suatu lingkungan yang sangat dipengaruhi dan dapat mempengaruhi suatu lingkungan yang lebih besar dalam arti politik, sosial dan teknologi (Soedjono 2003). Koperasi sebagai sebuah organisasi dituntut untuk memiliki daya saing usaha yang lebih baik melalui pembaharuan pada sistem perencanaan dan manajemennya. Salah satu cara untuk mengantisipasi persaingan bebas yaitu melalui jaringan kerja koperasi. Melalui kerjasama diharapkan koperasi-koperasi dapat saling berbagi risiko, mengurangi biaya, meningkatkan laba, dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan kegiatan koperasi seperti pemasaran, kekurangan teknologi, dan permodalan. Jaringan kerja KUD Puspa Mekar lebih melihat pada kebijakan-kebijakan yang diterapkan dan hubungan antara KUD dengan organisasi atau instansi terkait. KUD Puspa Mekar menjalin kerjasama baik dengan KPSBU dan membentuk sebuah asosiasi. Hal ini menguntungkan bagi KUD Puspa Mekar karena mendapat bantuan dari segi manajemen, tekonologi, dan permodalan. Hubungan KUD Puspa Mekar dan pemerintah desa, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat berjalan sangat baik. Dinas Peternakan mengutus satu orang Petugas Penyuluh Lapang (PPL) Kecamatan Parongpong untuk menjadi pengawas koperasi. Hal ini sangat membantu KUD Puspa Mekar dalam hal penyuluhan dan pembinaan kepada anggota karena dapat

6 ditangani langsung oleh PPL. Dinas peternakan selalu memberikan informasi mengenai dana-dana bantuan bagi pembangunan koperasi maupun kelompok ternak yang tergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar juga sering mendapatkan penyuluhan dari kerjasama dengan instansi pendidikan Sumberdaya Sumberdaya keuangan merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kinerja koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi tidak mampu menjalankan tugas dengan baik tanpa sumberdaya keuangan yang mencukupi. Agar mampu memberikan pelayanan yang baik bagi anggotanya KUD Puspa Mekar dan anggota membuat kebijakan mengenai pembagian SHU dan simpan pinjam yang disesuaikan dengan kemampuan permodalan koperasi dan sisa hasil usaha yang didapatkan dari unit usaha yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar. SHU yang diperoleh KUD Puspa Mekar dialokasikan, antara lain untuk cadangan (40 persen), anggota (40 persen), dana pengurus (tujuh persen), dana kesejahteraan karyawan (7,5 persen), dana pendidikan (tiga persen), dan dana pembangunan daerah kerja (2,5 persen). Seluruh anggota sudah menyetujui pembagian alokasi SHU tersebut. Dilihat dari pengalokasian SHU bahwa KUD Puspa Mekar tidak hanya fokus pada kesejahteraan anggota nya saja, namun juga kesejahteraan karyawan, pendidikan, dan pembagunan daerah kerja seperti perbaikan jalan. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu pendidikan, pelatihan, dan penerangan dan kepedulian terhadap masyarakat SHU yang diberikan kepada anggota sesuai dengan jumlah susu yang diisetorkan atau partisipasi usaha anggota dalam satu tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Penetapan kebijakan anggaran seperti tingkat bunga dan jumlah setoran pembayaran, didiskusikan kepada anggota pada saat akan dibentuk pelayanan simpan pinjam. Pengurus tidak memiliki wewenang untuk menetapkan keputusan sesuai keinginan anggota. Keputusan mengenai tingkat bunga selalu disetujui anggota karena bunga yang diterapkan sangat ringan yaitu sebesar satu persen dari pinjaman.

7 Hal yang menjadi masalah bagi peternak adalah jumlah setoran pembayaraan yang diinginkan. Anggota yang merupakan peternak skala kecil merasa keberatan dengan potongan simpan pinjam dengan jumlah setoran sebanyak lima kali. Contohnya peternak dengan penghasilan kotor Rp ,00 memiliki pinjaman sebesar Rp ,00 dan akan dipotong sebesar Rp ,00 selama lima kali pembayaran susu. Potongan yang lainnya yaitu potongan makanan ternak sebesar Rp ,00 dan potongan kebutuhan di waserda, simpanan wajib, dan simpanan sukarela sebesar Rp ,00. Peternak tersebut hanya mendapatkan penghasilan bersih Rp ,00 setiap 15 hari. Pendapatan sebesar tersebut dirasakan sangat kecil dan belum mampu memenuhi seluruh biaya budidaya sapi perah selama 15 hari Kinerja Koperasi Kinerja koperasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai. Kinerja KUD Puspa Mekar dinilai dari kinerja koperasi keseluruhan, performa keuangan koperasi, pengembangan pasar koperasi dan teknologi yang digunakan koperasi. Kinerja koperasi dapat dilihat pada Gambar a b c d Keterangan: a. Kinerja koperasi secara keseluruhan memuaskan. b. Koperasi telah menunjukkan performa keuangan yang baik. c. Koperasi menunjukkan perkembangan pasar d. Teknologi yang digunakan koperasi semakin baik. Gambar 22. Sebaran Responden Menurut Kinerja Koperasi Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju

8 Anggota KUD Puspa Mekar menilai kinerja koperasi secara keseluruhan sudah memuaskan, beberapa anggota yang kurang puas mengenai kinerja koperasi terkait dengan harga susu yang tidak meningkat dan kinerja KUD Puspa Mekar yang masih ketergantungan dengan KPSBU dalam hal pelaksanaan operasionalnya. Anggota menganggap bahwa sebenarnya KUD Puspa Mekar dapat menjadi koperasi mandiri tanpa bantuan dari KPSBU. Performa keuangan sudah dinilai baik oleh anggota, hal ini dilihat dari pembagian SHU yang tepat waktu, pembayaran susu yang selalu tepat waktu, dan struk pembayaran yang selalu dibagikan kepada anggota. Performa keuangan koperasi dilihat dari analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas. Dilihat dari rasio likuiditas nilai rasio cepat sudah berada di atas standar, namun nilai rasio lancar masih berada di bawah standar. Analisis rasio solvabilitas menunjukkan nilai rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap dan rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang sudah menunjukkan nilai yang baik. Rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio total hutang dengan total aktiva, dan rasio total hutang dengan total modal sendiri masih berada di bawah standar. Analisis rasio rentabilitas menunjukkan bahwa rasio tingkat pengembalian modal sendiri dan rasio tingkat pengembalian investasi sudah menunjukkan angka yang baik. Berbeda dengan rasio laba bersih dan rasio operasional masih berada di bawah standar. Analisis rasio aktivitas KUD Puspa Mekar sudah menunjukkan performa yang baik. Koperasi juga menunjukkan perkembangan pasar dan tekologi yang semakin baik. Jumlah susu yang disetorkan koperasi ke IPS selalu meningkat. Teknologi yang digunakan oleh KUD Puspa Mekar semakin meningkat, anggota KUD Puspa Mekar mulai menggunakan milk can untuk menyetorkan susu kepada koperasi karena susu akan lebih higienis dan tahan lama. KUD Puspa Mekar memiliki cooling unit baru yang berasal dari bantuan pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Hal ini membantu KUD Puspa Mekar karena tidak perlu menyewa cooling unit milik KPSBU dengan biaya Rp 100,00 per liter susu. Untuk dapat lebih memastikan kondisi puas atau tidak puas anggota, maka dilakukan perhitungan terhadap posisi kepuasan anggota KUD Puspa Mekar dalam skala tingkat kepuasan. Perhitungannya sebagai berikut:

9 1. Penentuan skala tingkat kepuasan Skala kepuasan = (4 skala dalam kuisioner -1) = 0,75 4 Sehingga skalanya adalah sebagai berikut: 1,0 1,75 = Sangat Tidak Puas 1,75 2,5 = Tidak Puas 2,5 3,25 = Puas 3,25 4,0 = Sangat Puas 2. Perhitungan nilai kepuasan responden Nilai kepuasan = ((1 x 31) + (2 x 58) + (3 x 134) + (4 x 221)) 444 = ( ) 444 = 3,23 Nilai kepuasan responden sebesar 3,23 berada pada skala puas. Hal ini dapat diartikan bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan KUD Puspa Mekar untuk anggota secara keseluruhan sudah merasa puas Parisipasi Anggota Tingkat partisipasi anggota KUD Puspa Mekar dilihat dari partisipasi permodalan, organisasi dan usaha. Partisipasi anggota dalam bidang permodalan terkait dengan simpanan pokok, wajib dan sukarela anggota. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar membayar simpanan pokok, wajib dan sukarela tepat waktu. Pembayaran simpanan ini dipotong dari pembayaran susu yang diterima oleh anggota sehingga selalu tepat waktu dan seluruh anggota berpartisipasi dalam hal permodalan. Partisipasi dalam bidang organisasi terlihat dari kehadiran dalam RAT, pengetahuan mengenai koperasi, keaktifan memberikan evaluasi dan saran, kesediaan menjadi pengurus koperasi, dan akan terus bergabung menjadi anggota koperasi. Anggota KUD Puspa Mekar selalu hadir dalam RAT. Anggota termotivasi untuk selalu hadir karena dalam RAT akan dibagikan SHU. Anggota KUD Puspa Mekar bersemangat untuk hadir dalam RAT karena dalam hanya dalam RAT anggota mampu mengutarakan hal-hal yang menjadi keluhan dan yang diinginkan oleh anggota, selain itu pada saat RAT akan

10 dibagikan SHU milik anggota dan bagi yang tidak hadir maka SHU tidak dapat dititipkan kepada anggota yang lain. Partisipasi dibidang organisasi lainnya dapat dilihat pada Gambar 23. Partisipasi dalam bidang usaha terlihat dari menyetorkan susu kepada KUD Puspa Mekar, membeli pakan, membeli kebutuhan di waserda dan melakukan pinjaman. Anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif dalam menyetorkan susu kepada KUD Puspa Mekar. Namun, masih ada beberapa anggota yang menyetorkan susunya kepada lebih dari satu koperasi. Hal ini dilakukan untuk memperkecil risiko penurunan harga. Partisipasi usaha lainnya dapat dilihat pada Gambar Kurang Setuju Tidak Setuju a b c d e f g Keterangan: a. Saya memahami menganai KUD Puspa Mekar b. Saya aktif dalam memberikan evaluasi dan saran kepada koperasi c. Saya bersedia menjadi pengurus koperasi d. Saya akan terus bergabung menjadi anggota KUD. e. Saya selalu membeli pakan dari KUD. f. Saya selalu membeli kebutuhan di waserda KUD. g. Saya selalu melakukan pinjaman. Gambar 23. Sebaran Responden Menurut Partisipasi Anggota 79 Partisipasi dalam bidang organisasi terkait dengan pemahaman KUD Puspa Mekar sebanyak 20 orang tidak paham dan 34 orang kurang paham mengenai visi, sejarah maupun kepengurusan koperasi. Hal ini perlu diperbaiki agar anggota mengetahui mengenai jati diri KUD Puspa Mekar. Anggota KUD Sangat Setuju Setuju

11 Puspa Mekar sebagian besar mau memberikan evaluasi dan saran kepada koperasi. Saran-saran disampaikan pada saat RAT, langsung kepada pengurus maupun karyawan KUD Puspa Mekar. Anggota KUD Puspa Mekar sebagian besar bersedia menjadi pengurus koperasi, sebanyak 18 orang tidak bersedia menjadi pengurus dikarenakan faktor pendidikan dan umur. Sebanyak 72 orang menyatakan akan terus bergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar dan sebanyak 15 orang menyatakan akan keluar dari keanggotaan jika terjadi penurunan harga susu. Sebanyak 68 anggota KUD Puspa Mekar selalu membeli pakan dari KUD Puspa Mekar. Anggota tersebut telah percaya terhadap kualitas pakan yang dijual oleh KUD Puspa Mekar. Masih ada anggota yang tidak membeli atau mencampur pakan dari KUD Puspa Mekar dengan pakan dari pasar, hal ini dilakukan karena tingginya harga pakan yang disediakan oleh KUD Puspa Mekar walaupun dengan kualitas yang lebih baik. Sebanyak 34 orang anggota tidak membeli kebutuhan di waserda dari KUD Puspa Mekar. Hal ini dikarenakan harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dari harga dipasar, selain itu jika anggota mengambil kebutuhan di waserda dari KUD Puspa Mekar mereka akan mendapat pembayaran yang lebih kecil karena sudah dipotong dari kebutuhan di waserda yang diambil tanpa ada cicilan. Anggota KUD Puspa Mekar melakukan pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha ternak maupun kebutuhan keluarga. Untuk dapat lebih memastikan partisipasi anggota, maka dilakukan perhitungan terhadap posisi partisipasi anggota KUD Puspa Mekar dalam skala tingkat kepuasan. Perhitungannya sebagai berikut: 1. Penentuan skala tingkat kepuasan Skala kepuasan = (4 skala dalam kuisioner -1) = 0,75 4 Sehingga skalanya adalah sebagai berikut: 1,0 1,75 = Sangat tidak berpartisipasi 1,75 2,5 = Tidak berpartisipasi 2,5 3,25 = Berpatisipasi aktif 3,25 4,0 = Sangat berpartisipasi aktif 2. Perhitungan nilai kepuasan responden Nilai kepuasan = ((1 x 139 ) + (2 x 156 ) + (3 x 165 ) + (4 x 317 )) 777

12 = ( ) 777 = 2,85 Nilai kepuasan responden sebesar 2,85 berada pada skala berpartisipasi aktif. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam hal permodalan, organisasi, dan usaha anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif. Analisis mengenai hubungan antara karakteristik umum responden dengan partisipasi anggota menggunakan korelasi Rank Spearman. Karakteristik demografi terdiri dari usia, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, lama menjadi anggota, dan jumlah ternak yang dimiliki. Partisipasi anggota terdiri dari partisipasi anggota di bidang organisasi dan usaha. Penelitian ini tidak mengukur hubungan antara karakteristik demografi dengan partisipasi dibidang modal. Hal ini dilakukan karena seluruh anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif dalam bidang permodalan. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar membayar simpanan pokok dan simpanan wajib tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik demografi anggota tidak mempengaruhi dan berhubungan dengan partisipasi anggota di bidang permodalan Hubungan Usia terhadap Partisipasi Umur merupakan salah satu faktor yang berkorelasi atau hubungan yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi anggota (Tenang 1993; Azhar 2007). Adanya hubungan antara umur dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS for windows pada Tabel 7. Berdasarkan output, korelasi antara umur dengan partisipasi bidang organsiasi dan usaha memiliki nilai yang negatif. Nilai korelasi umur dengan partisipasi di bidang organisasi yaitu sebesar -0,030, angka tersebut menunjukkan korelasi tidak searah yang sangat lemah. Nilai korelasi umur dengan partisipasi dibidang usaha yaitu sebesar -0,63, angka tersebut menunjukkan korelasi tidak searah yang sangat lemah. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tua umur anggota maka partisipasinya akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena semakin tua umur seseorang maka kemampuan untuk berpartisipasi semakin rendah misalnya partisipasi dalam menghadiri rapat anggota.

13 Tabel 7. Korelasi Antara Umur terhadap Tingkat Partisipasi Umur Jenis Partisipasi Organisasi Usaha Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Hubungan antara umur anggota dengan tingkat partisipasi memiliki hubungan yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya batasan umur anggota koperasi KUD Puspa Mekar terhadap kegiatan-kegiatan koperasi. Semua anggota baik yang muda maupun yang tua memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Partisipasi Tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berpikir, bersikap, dan memandang suatu masalah yang pada akhirnya berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS for windows pada Tabel 8. Tabel 8. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Partisipasi Tingkat Pendidikan Jenis Partisipasi Organisasi Usaha Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Berdasarkan output, antara tingkat pendidikan dengan partisipasi di bidang organisasi berkorelasi positif (0,038) sangat lemah. Hal ini menunjukkan adanya hubungan searah antara tingkat pendidikan dengan partisipasi di bidang organisasi. Semakin tinggi pendidikan anggota maka anggota tersebut memiliki partisipasi yang semakin tinggi terhadap partisipasi di bidang organisasi. Hal ini ditunjukkan anggota yang berpendidikan tinggi memiliki pemahaman mengenai KUD Puspa Mekar yang lebih baik, keaktifan dalam memberikan saran dan evaluasi, keinginan untuk menjadi pengurus, dan akan terus bergabung menjadi anggota. Namun angka tersebut masih menunjukkan tidak signifikan hal ini

14 dikarenakan kurangnya pengetahuan anggota mengenai struktur kepengurusan koperasi. Korelasi antara tingkat pendidikan terhadap partisipasi di bidang usaha berkorelasi negatif (-0,005) nilai ini sangat lemah dan mendekati 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi di bidang usaha. Tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan terhadap partisipasi, ini menunjukkan bahwa tidak adanya batasan tingkat pendidikan anggota anggota KUD Puspa Mekar dalam berpartisipasi. Semua anggota memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Hanya kemauan dan kesadaran dari anggota yang membedakan tingkat partisipasinya Hubungan Pengalaman Beternak terhadap Partisipasi Pengalaman beternak merupakan faktor yang memiliki hubungan dengan partisipasi. Adanya hubungan antara pengalaman beternak dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS for windows pada Tabel 9. Tabel 9. Korelasi Antara Pengalaman Beternak terhadap Tingkat Partisipasi Pengalaman Beternak Jenis Partisipasi Organisasi Usaha Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Berdasarkan hasil korelasi, pengalaman beternak memiliki hubungan yang positif (0,054) dan tidak signifikan (0,286) terhadap partisipasi dibidang organisasi. Hal ini menunjukkan semakin lama pengalaman beternak maka semakin tinggi partisipasi di bidang organisasi karena memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal berkoperasi dan beternak. Hubungan antara pengalaman beternak dengan tingkat partisipasi memiliki hubungan yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya batasan pengalaman beternak anggota koperasi KUD Puspa Mekar terhadap kegiatan-kegiatan koperasi. Semua anggota baik yang muda maupun yang tua memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.

15 Hasil korelasi antara pengalaman beternak dengan partisipasi di bidang usaha memiliki korelasi negatif (-0,123) dan tidak signifikan (0,099). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman beternak anggota maka partisipasi di bidang usaha semakin kecil. Hal ini dibuktikan bahwa semakin lama pengalaman, anggota semakin jarang melakukan pembelian terhadap makanan ternak, kebutuhan di waserda, dan melakukan simpan pinjam. Anggota sudah berpengalaman untuk menjalankan usaha ternaknya sehingga terbiasa menggunakan makanan ternak dari luar koperasi. Namun, dalam hal pemasaran susu seluruh anggota berpartisipasi aktif dengan menyetorkan seluruh susu yang dihasilkan oleh ternaknya Hubungan Lama Menjadi Anggota terhadap Partisipasi Lama keanggotaan didasarkan pada lamanya anggota bergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar setelah berasosiasi dengan KPSBU. Adanya hubungan antara lama menjadi anggota dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS for windows pada Tabel 10. Tabel 10. Korelasi Antara Lama Menjadi Anggota terhadap Tingkat Partisipasi Lama Menjadi Anggota Jenis Partisipasi Organisasi Usaha Correlation Coefficient ** Sig. (1-tailed) N Berdasarkan output, lama keanggotaan berpengaruh postif terhadap partisipasi organisasi (0,065) dan tidak signifikan (0,250). Hal ini menandakan bahwa antara lama keanggotaan memiliki hubungan yang positif terhadap partisipasi dibidang organisasi. Hubungan tidak nyata menunjukkan bahwa berapapun lamanya menjadi anggota tetapi memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di bidang organisasi. Berdasarkan output, lama keanggotaan berpengaruh negatif lemah (-0,303) dan signifikan (0,001) terhadap partisipasi dibidang usaha. Hal ini berbeda dengan penelitian Tenang (2007) yang menyatakan lama keanggotaan berpengaruh positif tehadap partisipasi. Hasil korelasi menunjukkan bahwa semakin lama

16 keanggotaan, maka partisipasi dibidang usaha semakin kurang. Hal ini dibuktikan bahwa semakin lama keanggotaan, anggota semakin jarang melakukan pembelian terhadap makanan ternak, kebutuhan di waserda, dan melakukan simpan pinjam. Namun, dalam hal pemasaran susu seluruh anggota berpartisipasi aktif dengan menyetorkan seluruh susu yang dihasilkan oleh ternaknya. Hubungan yang negatif ini juga menandakan bahwa anggota yang sudah lama bergabung membutuhkan program dengan inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga dapat terus berpartisipasi dibidang usaha. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan membuat unit usaha pengolahan susu untuk meningkatkan kreativitas dan pendapatan peternak Hubungan Jumlah Ternak terhadap Partisipasi Jumlah ternak merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi anggota. Adanya hubungan antara jumlah ternak dengan partisipasi anggota diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada output SPSS for windows pada Tabel 11. Tabel 11. Korelasi Antara Jumlah Ternak terhadap Tingkat Partisipasi Jumlah Ternak Jenis Partisipasi Organisasi Usaha Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Berdasarkan hasil korelasi, jumlah ternak memiliki korelasi negatif tehadap partisipasi di bidang organisasi (-0,124) dan tidak signifikan (0,097) dan partisipasi di bidang usaha (-0,145) dan tidak signifikan (0,064). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang tidak searah antara jumlah ternak dengan tingkat partisipasi. Semakin banyak jumlah ternak yang dimiliki oleh anggota maka semakin rendah partisipasi anggota. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Kurnia (2006) dan Azhar (2007), namun sesuai dengan hasil penelitian Tenang (1983). Anggota dengan skala usaha yang lebih besar terlihat semakin individualis karena memiliki kesejahteraan yang lebih tinggi. Hal ini menurunkan tingkat partisipasi baik partisipasi organisasi maupun partisipasi usaha.

17 Manfaat Sosial Manfaat sosial merupakan manfaat yang diperoleh anggota secara sosial misalnya hubungan baik antar anggota, hubungan baik dengan pengurus, pelayanan dan fasilitas yang tersedia dan pembinaan dan pelatihan. Manfaat sosial memberikan gambaran adanya sikap kebersamaan dan hubungan harmonis antara setiap manusia. Penilaian anggota terhadap manfaat sosial yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar Keterangan: a. Hubungan Anda sebagai anggota dengan anggota koperasi yang lainnya dinilai sudah baik. b. Hubungan Anda sebagai anggota dengan pengurus koperasi sudah baik. c. Pelayanan dan fasilitas yang disediakan koperasi sudah baik. d. Pembinaan dan pelatihan yang diberikan oleh koperasi sudah sesuai kebutuhan anggota Gambar 24. Sebaran Responden Menurut Manfaat Sosial Bagi Anggota. Berdasarkan Gambar 24, terlihat bahwa sebagian besar responden sebanyak 40 orang berada pada skala sangat setuju untuk atribut hubungan antar anggota koperasi. Keeratan hubungan antar anggota juga dapat terlihat dari kerjasama yang dilakukan antar anggota. Anggota KUD Puspa Mekar tidak semuanya memiliki kelompok ternak. Pada KUD Puspa Mekar hanya terdapat tiga kelompok ternak. Kelompok ternak tersebut adalah Kelompok Ternak (Poktan) Cipeusing Mandiri, Poktan Karya Sejahtera, dan Poktan Maju Sejahtera a b c d Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

18 Anggota KUD Puspa Mekar yang memiliki Poktan memiliki hubungan dan kerjasama yang lebih erat dibandingkan anggota yang tidak memiliki kelompok ternak. Hubungan antar anggota yang memiliki kelompok lebih erat, hal ini dikarenakan adanya pertemuan-pertemuan setiap bulannya membahas mengenai permasalahan yang terjadi pada usaha ternak masing-masing anggota kelompoknya. Hubungan anggota dengan pengurus koperasi terlihat baik hal ini seperti yang tertera pada Gambar 24 sebanyak 48 orang menyatakan sangat setuju terhadap hubungan dengan pengurus yang baik. Pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar dinilai sudah cukup baik, terlihat dari Gambar 24 sebanyak 40 orang menyatakan sangat setuju terhadap pelayanan dan fasilitas yang diberikan KUD Puspa Mekar. Beberapa yang menjadi kekurangan fasilitas dari KUD Puspa Mekar berdasarkan kondisi di lapangan yaitu lahan hijauan untuk anggota, kartu keanggotaan, program kredit sapi, penambahan petugas kesehatan hewan, asuransi hewan ternak dan kantor yang lebih baik dan milik sendiri. Pembinaan dan pelatihan yang diberikan KUD Puspa Mekar masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 24 sebanyak 43 orang menyatakan tidak setuju terhadap pelayanan dan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Anggota koperasi merasakan masih rendahnya penyuluhan dan pembinaan yang diberikan koperasi kepada anggota. Penyuluhan dan pembinaan yang diberikan kepada anggota masih kurang. Penyuluhan hanya diberikan pada saat terjadi masalah misalnya menurunnya kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota. Pendidikan dasar koperasi juga belum direncanakan secara rutin oleh KUD Puspa Mekar. Pendidikan dasar koperasi belum secara rutin dilaksanakan oleh KUD Puspa Mekar Manfaat Ekonomi Manfaat ekonomi memberikan gambaran terhadap reaksi anggota terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar adalah kegiatan pemasaran susu, penjualan kebutuhan di waserda, makanan ternak dan simpan pinjam. Tanggapan anggota terhadap manfaat ekonomi yang dirasakan anggota dapat dilihat pada Gambar 25.

19 a b c d e Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Keterangan: a. Saya merasakan adanya penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KUD b. Saya merasakan kemudahan memperoleh pakan dan kebutuhan di waserda yang disediakan KUD c. Tingkat kepuasan Anda terhadap harga pakan yang ditawarkan oleh KUD d. Tingkat kepuasan Anda terhadap harga kebutuhan yang ditawarkan oleh waserda KUD e. Saya merasakan kemudahan memperoleh pinjaman Gambar 25. Sebaran Responden Menurut Manfaat Ekonomi Bagi Anggota. Terlihat dari Gambar 25 sebagian besar anggota merasakan manfaat ekonomi yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar. Anggota KUD Puspa Mekar sebanyak 31 orang sangat merasakan peningkatan pendapatan dan sebanyak 39 orang setuju meraskan peningkatan pendapatan. Anggota tersebut merasakan peningkatan pendapatan jika dibandingkan dengan koperasi atau perusahaan penumpul susu lainnya yang memberikan harga lebih rendah dibandingkan harga yang diberikan KUD Puspa Mekar. Sebanyak 30 orang dan 11 orang kurang setuju merasakan peningkatan pendapatan. Hal ini dikarenakan biaya usaha ternak sapi perah yang terus meningkat tanpa diiringi dengan peningkatan harga susu. Anggota KUD Puspa Mekar merasakan kemudahan dalam memeperoleh pakan dan kebutuhan di waserda. Anggota KUD Puspa Mekar yang ingin memesan pakan dan kebutuhan di waserda hanya dengan memesan pakan atau kebutuhan di waserda kepada PAD dan akan diantarkan setiap tanggal 5 dan tanggal 20 setelah pembayaran susu. Harga pakan yang diberikan KUD Puspa

20 Mekar memang lebih mahal daripada harga pakan di pasar, namun dengan kualitas yang lebih tinggi. Sebanyak 26 orang anggota merasakan bahwa harga pakan sangat mahal, hal ini dikarenakan kurangnya pengertian dari koperasi bahwa harga pakan juga diiringi dengan kualitas pakan yang lebih baik. Harga kebutuhan di waserda yang ditawarkan oleh koperasi dapat bersaing dengan harga yang ada di pasar. Manfaat ekonomi lainnya yang diterima oleh anggota KUD Puspa Mekar yaitu kemudahan dalam memperoleh pinjaman. Sebanyak 72 orang merasakan kemudahan dalam memperoleh pinjaman. Pinjaman dapat diperoleh anggota dengan memberitahukan kepada PAD dengan memberikan struk pembayaran sebelumnya dan pinjaman akan diberikan setiap tanggal lima dan tanggal 20 setelah pembayaran susu. Terkait dengan pinjaman, anggota tidak hanya meraskan kemudahan saja tetapi juga anggota merasakan keringanan bungan pinjaman yang hanya sebesar satu persen Hubungan antara Kinerja, Partisipasi Anggota dan Manfaat Koperasi Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk mengetahui hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. Analisis jalur merupakan bagian analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antarvariabel dimana variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui satu atau lebih perantara. Analisis jalur dapat digunakan untuk menguji hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu. Model yang diuji adalah model yang menjelaskan hubungan kausal antarvariabel yang dibangun berdasarkan kajian teori tertentu Spesifikasi Model Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel eksogen yaitu variabel visi koperasi, kapasitas, jaringan dan sumberdaya. Variabel lainnya adalah variabel endogen yang juga berperan sebagai variabel antara yaitu variabel kinerja koperasi, partisipasi anggota, manfaat sosial dan manfaat ekonomi.

21 Identifikasi Model Langkah berikutnya setelah model disusun adalah melakukan identifikasi model untuk menentukan apakah model tersebut dapat diduga. Berdasarkan tahap ini, suatu model dapat diduga apabila derajat bebas model lebih dari satu atau sama dengan nol. Dalam penelitian ini, nilai hasil uji degree of freedom model sebesar 167,92. Derajat bebas yang bernilai positif menunjukkan model tergolong dalam kategori fit. Hal ini berarti model yang dibangun telah sesuai karena degree of freedom model memiliki jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui (Wijayanto 2008) Uji Kecocokan Model yang telah diestimasi harus diuji kecocokan atau tingkat kebaikan sebelum model tersebut benar-benar diterima sebagai gambaran yang sebenarnya antara kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. Terdapat beberapa ukuran kecocokan yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa model secara keseluruhan sudah baik. Model analisis jalur pada penelitian ini menunjukkan kebaikan model (goodness of fit) yang cukup baik untuk menjelaskan data. Model mampu mengestimasi matriks kovariansi atau matriks korelasi populasi yang tidak berbeda dengan matriks kovariansi atau matiks korelasi sampel. Nilai hasil uji degree of freedom model telah sesuai dengan model fit dimana derajat bebas bernilai positif sebesar 167,92. Kebaikan model pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 12. Diperoleh dari hasil uji nilai P-value model sebesar 0,18, sehingga model dapat menjelaskan data secara komprehensif karena nilai yang dihasilkan lebih besar dari nilai minimum yang disarankan yaitu sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data empiris telah identik dengan model atau teori. P adalah probabilitas untuk memperoleh penyimpangan (deviasi) besar yang ditunjukkan oleh nilai chi-square. Nilai chi-square pada penelitian ini sebesar 12,53. Nilai chisquare berkaitan dengan persyaratan signifikan, dimana nilai chi-square semakin kecil maka nilainya akan semakin baik.

22 Tabel 12. Goodness of Fit Model Goodness-of-Fit Cutt-off-Value Hasil Keterangan Chi-square Kecil 12,53 Good Fit Probability(P- Significance value) 0,05 0,18 Good Fit Chi-square/df 3 1,39 Good Fit RMR(Root Mean Square 0,05 atau Residual) 0,1 0,04 Good Fit RMSEA(Root Mean square Error of Approximation) 0,08 0,06 Good Fit GFI(Goodness of Fit) 0,90 0,99 Good Fit AGFI(Adjusted Goodness of Fit Index) 0,90 0,95 Good Fit CFI (Comparative Fit Index) 0,90 1,00 Good Fit Nilai RMR (Root Mean Square Residual) menunjukkan angka sebesar 0,04. Nilai yang dihasilkan sesuai dengan nilai yang disarankan yaitu sebesar 0,05 atau 0,1. Nilai RMSEA (Root Mean square Error of Approximation) model bernilai 0,06. Nilai RMSEA adalah nilai yang digunakan untuk mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model. Nilai RMSEA ini sesuai dengan nilai yang disarankan fit yaitu 0,08 yang menunjukkan nilai RMSEA masuk kedalam kriteria good fit. Nilai GFI (Goodness of Fit) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data dengan syarat berkisar antara 0 sampai 1. Nilai GFI model telah sesuai dengan kriteria good fit dengan nilai sebesar 0,99 karena nilai GFI 0,90 menunjukkan model fit. Nilai AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) pada model telah sesuai dengan persyaratan kriteria yaitu 0,90. Nilai AGFI yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,95 yang telah sesuai dengan standar minimun dengan kriteria good fit. Nilai CFI (Comparative Fit Index) model sebesar 1. Nilai ini telah memenuhi persyaratan dengan batas minimal 0, Hubungan antar Variabel Hubungan antara variabel dapat dilakukan dengan melihat uji-t. Jika nilai T hitung > T tabel dengan T tabel =1,96, maka suatu variabel berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel lainnya. Diagram model analisis jalur berdasarkan uji-t dapat dilihat pada Gambar 26.

23 X Y Y X X X4 Y3 Y Chi-Square=12.53, df=9, P-value= , RMSEA=0.061 Gambar 26. Model Diagram Jalur Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat Bagi Anggota KUD Puspa Mekar Berdasarkan Nilai T hitung Hubungan antara variabel yang diinterpretasikan untuk menggambarkan keeratan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya ditunjukkan oleh nilai muatan faktor pada hasil estimasi model. Tingkat keeratan hubungan antar variabel yang terdapat dalam model dapat dilihat pada hasil analisis jalur dalam hasil estimasi berupa loading factor pada Gambar 27. Semakin besar nilai muatan fakor maka semakin kuat hubungan antar kedua variabel. Variabel yang memiliki nilai muatan positif berpengaruh positif terhadap variabel lainnya. Variabel yang memiliki nilai muatan negatif berpengaruh negatif terhadap variabel lainnya. Variabel yang memiliki nilai muatan positif adalah visi, jaringan kerja, sumberdaya, dan partisipasi anggota terhadap kinerja koperasi. Kinerja koperasi terhadap manfaat sosial dan ekonomi berpengaruh positif. Manfaat sosial memiliki pengaruh yang positif terhadap partisipasi anggota. Variabel yang memiliki nilai muatan negatif adalah kapasitas manajemen terhadap kinerja koperasi dan manfaat ekonomi terhadap partisipasi anggota.

24 X Y Y X X X4 Y Y Chi-Square=12.53, df=9, P-value= , RMSEA=0.061 Gambar 27. Model Diagram Jalur Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat Bagi Anggota KUD Puspa Mekar Berdasarkan Nilai Loading Factor Terlihat dalam Gambar 27 variabel yang memiliki pengaruh nyata terhadap kinerja koperasi (Y 1 ), partisipasi anggota (Y 2 ), manfaat sosial (Y 3 ), dan manfaat ekonomi (Y 4 ) yang diterima anggota. Hasil estimasi model analisis jalur dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Estimasi Model Jalur Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat Bagi Anggota KUD Puspa Mekar Pengaruh Koefisien Variabel Terhadap Jalur T hitung T tabel Keterangan X 1 Visi Koperasi 0,42 3,26 1,96 Signifikan X 2 Kapasitas -0,05-0,53 1,96 Tidak Signifikan X3 Jaringan Kerja Y 1 Kinerja 0,01 0,13 1,96 Tidak Signifikan Koperasi X 4 Sumberdaya 0,23 2,38 1,96 Signifikan Y 2 Partisipasi Anggota 0,05 0,33 1,96 Tidak Signifikan Y 3 Manfaat Sosial Y 2 Partisipasi 0,95 1,66 1,64 Signifikan Y 4 Manfaat Ekonomi Anggota -0,13-0,42 1,96 Tidak Signifikan Y 1 Kinerja Koperasi Y 3 Manfaat Sosial 0,71 3,52 1,96 Signifikan Y 1 Kinerja Y 4 Manfaat 0,84 3,86 1,96 Signifikan Koperasi Ekonomi

25 6.3. Implikasi Manajerial Hasil analisis jalur yang telah dilakukan memaparkan hubungan-hubungan antar variabel yang membangun model merupakan informasi penting bagi KUD Puspa Mekar. Hal ini dikarenakan hubungan-hubungan tersebut memperlihatkan seberapa besar pengaruh suatu variabel dalam model. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi implikasi berupa saran-saran alternatif strategi yang dapat meningkatkan kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. Berdasarkan keragaan koperasi masih terlihat bahwa permodalan koperasi lebih besar berasal dari luar daripada dari dalam koperasi. Hal ini disebabkan karena kelemahan KUD dalam menghimpun modal sendiri yang berasal dari anggota serta dan adanya kesempatan untuk menggunakan modal dari luar misalnya dari KPSBU dan kredit kendaraan. Jumlah modal dari luar harus dikurangi karena akan meningkatkan beban yang dimiliki oleh koperasi. KUD Puspa Mekar harus mampu memanfaatkan peluang yang dimiliki yaitu dengan jumlah anggota yang dimiliki untuk meningkatkan permodalan dari dalam. Berdasarkan hasil penelitian dilapang secara umum sebagian besar anggota KUD Puspa Mekar memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebesar 72 persen anggota KUD Puspa Mekar memiliki pendidikan pada taraf pendidikan di bawah SMP. Hal ini menjadi kelemahan bagi KUD Puspa Mekar karena anggota memiliki keterbatasan dalam cara berpikir, cara pandang, dan presepsi terhadap masalah yang berpengaruh dengan peran dan partisipasi aktif. Hal ini dapat di atasi dengan pendidikan dan penyuluhan secara berkala agar anggota yang berpendidikan rendah memiliki cara berpikir dan cara pandang yang sama untuk membangun koperasi. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota, pengurus, manajer dan karyawan agar dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berdampak pada kemajuan koperasi. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga dapat membantu anggota dalam melihat hubungan antara kepentingan pribadi angota, kepentingan kelompok dan dapat menciptakan rasa kepemilikan dan pengendalian pada koperasi. Anggota berhak mendapatkan pendidikan yang diberikan oleh koperasi,

26 bukan dari pihak luar, karena dalam hal ini koperasi merupakan lembaga pendidikan formal dan nonformal bagi para anggotanya. Pendidikan dan pelatihan juga berlaku bagi karyawan KUD Puspa mekar. KUD Puspa Mekar memiliki jadwal untuk pelatihan bagi karyawan yaitu setiap dua minggu, pelatihan ini terkait dengan prinsip-prinsip koperasi. Pelatihan karyawan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan rapat evaluasi manajemen. Koperasi sudah memiliki perencanaan dalam hal pelatihan dan pendidikan namun belum dapat berjalan dengan baik. Pendidikan dasar-dasar koperasi sangat penting untuk menanamkan nilainilai dasar koperasi yang bertujuan membangun kesadaran anggota agar mau membangun koperasi. Nasution (2008) menyatakan bahwa pendekatan pendidikan membutuhkan waktu lama, tetapi koperasi yang sukses adalah koperasi yang mengutamakan faktor pendidikan. Anggota yang sudah terdidik dengan ideologi koperasi akan memiliki kesediaan yang tinggi untuk berpartisipasi. Metode pendidikan yang tepat dan peningkatan kompetensi anggota akan meningkatkan motivasi anggota untuk membangun jati diri dan otonomi koperasi. Baga et al. (2011) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan budaya. Pendidikan yang diberikan koperasi kepada anggota diharapkan akan meningkatkan motivasi anggota untuk melakukan diskusi dan terlibat dalam pengambilan keputusan, mengalokasikan sumberdaya, dan menyelesaikan masalah dengan menentukan langkah-langkah nyata untuk kemajuan koperasi secara bersama-sama dan demokratis. Anggota KUD Puspa Mekar sebanyak 75 persen merupakan peternak berskala kecil. Hal ini menunjukkan bahwa anggota KUD Puspa Mekar belum sejahtera karena sedikitnya jumlah ternak yang dimiliki. Hal ini menjadi tugas besar bagi KUD Puspa Mekar untuk berupaya membuat program-program untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan peningkatan harga yang diterima anggota dan pemberian kredit sapi. Pemberian kredit sapi bagi anggota diperlukan untuk meningkatkan skala usaha anggota sehingga akan meningkatkan kesejahteraan anggota. KUD Puspa Mekar dapat melakukan program ini dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah. Upaya peningkatan kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota dapat melalui kebersihan

27 kandang, semakin bersih dan higienis susu yang dihasilkan oleh anggota maka semakin tinggi harga yang akan diterima anggota. Koperasi harus mampu memotivasi anggota untuk dapat terus meningkatkan kebersihan dan kualitas susu seperti pengontrolan secara berkala ke kandang masing-masing anggota dan pemberian award bagi anggota yang memiliki kandang paling bersih. Penyuluhan dan pembinaan juga dapat dilakukan agar kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota meningkat sehingga harga yang diterima oleh anggota akan meningkat sehingga anggota merasakan manfaat ekonomi yang besar setelah bergabung menjadi anggota KUD Puspa Mekar. Peningkatan kesejahteraan anggota juga dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh anggota. Peningkatan nilai tambah ini dapat dilakukan dengan membuat produk turunan dari susu seperti yoghurt, dodol susu, karamel, dan kerupuk susu. KUD Puspa Mekar diharapkan mampu memberikan fasilitas dan pelayanan kepada anggota, misalnya dengan mengadakan pelatihan pembuatan produk turunan susu. Fasilitas yang diberikan koperasi tidak hanya sampai pelatihan pembuatan produk turunan susu, tetapi juga dalam hal pemasaran. KUD Puspa Mekar dapat memfasilitasi dengan membantu pemasaran seperti membuka toko khusus produk yang dihasilkan oleh anggota koperasi. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan anggota dan usaha KUD Puspa Mekar. Kinerja koperasi berdasarkan teori yang ada dipengaruhi oleh visi koperasi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya dan partisipasi. Variabel visi koperasi mempengaruhi kinerja koperasi secara positif (0,42) dan berpengaruh signifikan (3,26). Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa visi koperasi berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Visi koperasi sebagai dasar untuk mencapai cita-cita berpengaruh terhadap kinerja koperasi. Visi dan misi koperasi harus dipahami oleh seluruh pihak untuk mencapai tujuan bersama KUD Puspa Mekar. Visi dan misi akan membuat program yang dilakukan oleh koperasi semakin terarah sehingga kinerja koperasi menjadi semakin baik. Pemahaman visi dan misi oleh seluruh pihak tidak hanya disampaikan pada saat RAT. Dibutuhkan pertemuan-pertemuan rutin untuk menjaga komunikasi antara pengurus dan anggota mengenai kebijakan dalam koperasi.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KINERJA PARTISIPASI DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI (STUDI KASUS: KUD PUSPA MEKAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT)

ANALISIS HUBUNGAN KINERJA PARTISIPASI DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI (STUDI KASUS: KUD PUSPA MEKAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT) Analisis Hubungan Kinerja Partisipasi ANALISIS HUBUNGAN KINERJA PARTISIPASI DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI (STUDI KASUS: KUD PUSPA MEKAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT) Emil Fatmala 1) dan Yanti N Muflikh

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota koperasi dilaksanakan pada KUD Puspa Mekar, Kecamatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar

GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar V GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar Koperasi yang bergerak di bidang sapi perah salah satunya yaitu KUD Puspa Mekar yang terletak di Jalan Kolonel Masturi RT 02/15 No. 20 Desa Cihideung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi 4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi KPSBU KPSBU berdiri sejak tahun 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia

Lebih terperinci

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN PERAH KUD 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan 7.1.1 Struktur Organisasi KUD Mandiri Cisurupan Dalam menjalankan usahanya manajemen

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR 7.1. Hasil Analisis SEM (Structural Equation Modelling) Model pada penelitian ini terdiri dari enam variabel laten, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data ini dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain data Survey Demografi dan

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR 5.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Puspa Mekar Strategi pembangunan ekonomi nasional difokuskan pada pembangunan kerakyatan, dimana pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan beberapa studi literatur pada bab sebelumnya, bahwa setiap organisasi dalam mempertahankan posisi bersaingnya memerlukan faktor pembeda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Peternakan didefinisikan sebagai usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam berupa ternak, dengan cara produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat Hal yang melatarbelakangi pembentukan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) adalah adanya permasalahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jabar 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan KPSBU Jabar Sekitar tahun 1800an sapi perah diperkenalkan oleh bangsa Belanda

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR

BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR Dalam pengelolaan sebuah koperasi pegawai seperti KOWAR, sangat dibutuhkan pelaku-pelaku yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab yang besar dalam mengelola koperasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif Responden Dari 105 kuesioner yang dikembalikan oleh responden, dapat diketahui bahwa karyawan terbagi dalam beberapa unit kerja di KPSBU Jabar, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS (Path Analysis) : merupakan suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

SISTEM. Oleh: Syahyuti Sunarsih Ahmad Makky. Ar-Rozi Sri Suharyono Sugiarto

SISTEM. Oleh: Syahyuti Sunarsih Ahmad Makky. Ar-Rozi Sri Suharyono Sugiarto LAPORAN AKHIR TA. 2013 PERAN PENYULUH SWADAYA DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN Oleh: Kurnia Suci Indraningsih Syahyuti Sunarsih Ahmad Makky Ar-Rozi Sri Suharyono Sugiarto PUSAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (KOPTI) DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (KOPTI) DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Jurnal AgribiSains ISSN 2550-1151 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 1 ANALISIS KINERJA KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (KOPTI) DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Lebih terperinci

With AMOS Application

With AMOS Application ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Parameter Model Struktural Kinerja Penyuluh Pertanian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil model hipotetik persamaan struktural dapat dilihat pada Gambar 5. Umur (X₁.₁) 1,00 v Pelatihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota sangat berkaitan dengan kaidah-kaidah koperasi. Hal-hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan a. Sejarah KPSBU Jawa Barat KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang berdiri sejak 8 Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman pada bulan Januari 2016, dengan subjek penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA GABUNGAN KELOMPOK TANI AGROPURNA MITRA MANDIRI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA GABUNGAN KELOMPOK TANI AGROPURNA MITRA MANDIRI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA GABUNGAN KELOMPOK TANI AGROPURNA MITRA MANDIRI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI DENI KOSWARA H34077009 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang peremajaan es krim Wall s Magnum, merubah konsep menjadi blow me away dengan pengalaman yang kompleks dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini BMT Marhamah dan subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di BMT Marhamah. B. Jenis Data Jenis data yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN Putiri Bhuana Katili 1),Mutia Adha 2) Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA Eka cipta Wijaya Oey Manajemen / Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1. Hasil Observasi Lapangan Kuesioner diberikan pada karyawan yang bekerja pada rumah sakit, yang dalam kasus ini adalah suster. Dengan jumlah soal untuk karyawan sebanyak 41

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) Nur Amalia Ma rufah 1, Panji Deoranto 2, Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi 2* 1 Alumni,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh kualitas layanan, komitmen, dan kepercayaan terhadap loyalitas. Sebagai variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER 1: ( Diisi oleh karyawan)

LAMPIRAN KUESIONER 1: ( Diisi oleh karyawan) LAMPIRAN KUESIONER : ( Diisi oleh karyawan) BAGIAN A Kami mohon kesediaan bapak/ibu/sdr/i untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini, dengan cara mengisi tempat yang telah disediakan atau memberi tanda

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan indikator terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian, sebab variabel penelitian merupakan objek penelitian atau menjadi titik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali terletak di jalan Niti Mandala Renon Denpasar dengan perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) SKRIPSI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi 4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara IV PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE 7.1. Hubungan Bauran Promosi Terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran HONEY Madoe Bauran komunikasi pemasaran meliputi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian.

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. BAB II LAPORAN PENELITIAN Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Ruang Lingkup Koperasi Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang memiliki kesamaan kebutuhan hidup.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3 pada setiap indikator.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3 pada setiap indikator. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 20 Mei 2013. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 358 dan kuesioner yang disebarkan kembali

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA Oleh : Ardhika Suryana P NRP : 907 20 34 Magister Manajemen Teknologi Manajemen Industri Latar Belakang 300000

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian telah dilaksanakan banyak program pembiayaan pertanian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y yang bersifat kausal.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di 63 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil analisis kesesuaian, pengaruh proses pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende dapat dibahas

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Structural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang merupakan bentuk integrasi dari instansi kantor wilayah departemen Koperasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci