BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR
|
|
- Suparman Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR Dalam pengelolaan sebuah koperasi pegawai seperti KOWAR, sangat dibutuhkan pelaku-pelaku yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab yang besar dalam mengelola koperasi tersebut. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu: anggota, pengurus, dan karyawan. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur koperasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Pada awal berdirinya, yaitu pada periode kepengurusan , KOWAR dikelola oleh tim pengurus yang terdiri dari lima orang laki-laki, dan pada pelaksanaannya, koperasi tersebut tidak berjalan dengan baik dan tidak berkembang. Berdasarkan keterangan dari salah seorang pengurus, yaitu Ibu Ysn, pada periode ini, administrasi atau pembukuan tidak berjalan dengan tertib, sehingga banyak data-data yang hilang. Hal itu menyebabkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan pada para anggota dan pengurus hanya berkisar Rp ,00 per akhir tahun. Para pengurus juga tidak pernah melaporkan hasil kerjanya, sehingga para anggota KOWAR tidak mengetahui alur perputaran uang dan modal yang ada. Pada periode ini pun, KOWAR mengalami kerugian akibat kurang bertanggung jawabnya para pengurus pada tugas yang telah diberikan. Sedangkan pada periode selanjutnya, yaitu tahun , tim pengurus telah berganti menjadi delapan orang perempuan. Berdasarkan keterangan dari salah seorang pengurus, yaitu Ibu Ysn, pada periode ini KOWAR mengalami perbaikan dan kemajuan yang sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Kesejahteraan anggota meningkat yang ditandai dengan meningkatnya SHU yang dibagikan setiap akhir tahun, tertib administrasi, diakuinya KOWAR di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI), yaitu sebuah lembaga yang mewadahi seluruh koperasi di Indonesia, dan yang paling utama, aset utama berupa modal yang dimiliki sejumlah Rp ,00 dan belum termasuk aset diam berupa gedung atau bangunan, dan yang lainnya. Simpan pinjam anggota juga berjalan dengan baik karena semua anggota yang meminjam dapat mengembalikan pinjamannya sesuai waktu yang telah ditentukan. Apabila mereka
2 tidak dapat mengembalikan, maka uang jasa yang mereka dapatkan setiap bulannya akan dipotong sebesar jumlah pinjaman. Persyaratan umum untuk keberhasilan dan perkembangan koperasi menurut Hanel (1989) adalah koperasi harus: 1. Berusaha secara efisien atau produktif, artinya koperasi itu harus memberikan manfaat dari anggota bersama itu kepada anggota dan menghasilkan potensi peningkatan pelayanan yang cukup bagi anggota artinya koperasi itu harus berusaha secara efisien, sebagai perusahaan atau badan usaha yang sanggup bersaing dengan berbagai pasar. 2. Efisiensi atau efektif bagi para anggotanya, artinya bahwa setiap anggota akan menilai bahwa manfaat yang diperoleh karena partisipasi dalam usaha bersama atau bekerjasama itu merupakan kontribusi yang lebih efektif dalam mencapai kepentingan dan tujuan-tujuannya sendiri daripada hasil yang diperoleh dari pihak lain. 3. Dalam jangka panjang, memberikan kepada setiap anggota suatu saldo positif antara kemanfaatan (insentif) yang diperoleh dari koperasi dan sumbangan kepada koperasinya. Yang jika dibandingkan dengan kemanfaatan dan sumbangan para anggota lainnya, mencerminkan rasa keadilan diantara sesama anggota kelompok. 4. Menghindari terjadinya situasi dimana kemanfaatan dari usaha bersama menjadi milik umum, dengan kata lain mencegah timbulnya dampak dari penumpang gelap yang terjadi karena kedudukan sebagai orang luar semakin menarik untuk usaha koperasi mengarah ke usaha, bukan ke anggota yang tidak diharapkan koperasi. Berdasarkan persyaratan diatas, maka keberhasilan KOWAR diukur dari segi proses dan segi hasil. Segi proses dilihat dari terlibatnya anggota perempuan dan laki-laki dalam: penyelenggaraan RAT; Rapat Anggota, Rencana Kegiatan (RK) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPB); realisasi anggaran pendapatan koperasi; realisasi anggaran belanja koperasi; realisasi surplus hasil usaha koperasi; pemeriksaan intern dan ekstern. Segi hasil diukur dari meningkatnya kesejahteraan anggota yang dilihat dari: peningkatan SHU; peningkatan simpanan anggota; kebutuhan ekonomi anggota terpenuhi.
3 Sesuai dengan laporan pengurus KOWAR dalam Laporan Keuangan KOWAR tahun buku 2008, yang menyebutkan bahwa KOWAR telah mencapai keberhasilan pada periode kepengurusan , dan mendapat nilai baik atau sehat sejak tahun 2003 sampai sekarang dari Departemen Koperasi dan Perdagangan (Depkopinda) Kota Bekasi. Keberhasilan ini dilihat dari, antara lain: pengurus dan pengawas (BP) telah melaksanakan berbagai kegiatan, yaitu: melaksanakan RAT setiap tahun dengan agenda membahas Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas (BP), menyelenggarakan beberapa kali Rapat Pengurus, mengikuti pelatihan-pelatihan maupun menghadiri rapat yang diadakan oleh PKPRI, perbaikan sistem penjualan LKS dan buku paket, meningkatkan jumlah pinjaman anggota, melengkapi inventaris koperasi, merencanakan dan menyelenggarakan RAT tahun 2008, dan pembagian SHU Dalam laporan tersebut juga dituliskan beberapa kekurangan dan kelemahan KOWAR yang masih harus ditingkatkan, diantaranya adalah: peningkatan dan pengembangan profesionalitas SDM pengelola koperasi baik di bidang usaha, penataan usaha, pengelolaan keuangan dan manajemen. Selain itu, laporan pengawas dalam Laporan Keuangan KOWAR tahun buku 2008 menyebutkan beberapa perkembangan KOWAR dalam berbagai bidang, yaitu: 1. Bidang Kelembagaan: 1. Secara organisasi/kelembagaan, tugas pokok dan fungsi pengurus berjalan dengan baik sesuai dengan tugas yang mereka miliki. 2. Implementasi AD/ART berjalan dengan baik. 3. Program Kerja tahun 2008 secara umum berjalan sesuai rencana walaupun ada sebagian kecil yang belum terlaksana dan mencapai target. 4. Rapat-rapat rutin antara pengurus dengan pengawas berjalan secara rutin bahkan pengawas telah berperan aktif dalam hal menyusun Rencana Kerja dan Anggaran. 5. Proses pemindahan toko dari belakang sekolah ke tempat yang strategis agar dapat melayani kebutuhan siswa maupun guru terlayani dengan baik dan terjangkau, belum terlaksana karena pihak sekolah belum mengizinkan.
4 2. Bidang Permodalan: 1. Pengelolaan permodalan internal dilaksanakan dengan maksimal terutama dalam pelayanan pemberian bantuan simpan pinjam, jumlah anggota yang meminjam maupun besaran pinjaman meningkat. 2. Administrasi dan penatausahaan permodalan dilaksanakan dengan baik. 3. Bidang Usaha: Pelaksanaan kegiatan usaha berdasarkan hasil evaluasi ada yang mencapai target, melebihi target, dan yang belum mencapai target karena adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah Kota Bekasi: 1. Unit usaha yang mencapai target/melebihi target: Penjualan PSAS, simpan pinjam, toko, kantin. 2. Unit usaha yang tidak mencapai target: Penjualan LKS dan penjualan buku paket. 3. Unit usaha yang belum berjalan/sedang dirintis: Unit Usaha Kredit Barang, Unit Usaha Bimbingan Belajar, dan Unit Usaha Jasa Rental Komputer. 4. Bidang Keuangan: Pengelolaan dan penatausahaan keuangan telah dilaksanakan dengan baik sesuai kemampuan pengurus sehingga dalam penyusunan laporan keuangan tidak mengalami kesulitan kalaupun ada beberapa kesalahan penyebabnya bukan karena unsur kesengajaan tetapi karena keterbatasan kemampuan manusia (human error). 5. Bidang Lain-lain: 1. Pelaksanaan RA/RAT selalu dilaksanakan secara rutin, walaupun belum tepat waktu sesuai saran dari PKPRI Kota Bekasi tetapi tidak melampaui batas toleransi yang disarankan dan pengawas selalu ikut serta dalam proses penyusunan Laporan Pertanggungjawaban dan penyusunan Rencana Kerja/Anggaran. 2. Hubungan dan kerjasama pengawas, pengurus, dan anggota berjalan harmonis sehingga pelaksanaan program tidak mengalami hambatan. 3. Peningkatan kesejahteraan anggota secara bertahap terus meningkat terbukti dengan meningkatnya pemberian THR Anggota dan SHU.
5 Selain memberikan laporan pengawasan, pengawas juga memberikan catatan atas Laporan Pertanggungjawaban Pengurus, yaitu: 1. Bidang Kelembagaan: 1. Perlunya status koperasi yang berbadan hukum sehingga pengurus perlu menyiapkan syarat-syarat untuk mengurusnya karena sertifikat koperasi yang lama hingga kini belum ditemukan atau kemungkinan hilang. 2. Rencana pendirian Bimbingan Belajar yang dikelola koperasi untuk menambah hasil usaha, baru sebatas wacana dan mudah-mudahan tahun berikutnya akan dapat terlaksana. 2. Bidang Usaha 1. Usulan kerjasama usaha dengan PKPRI Kota Bekasi belum dapat terlaksana karena masih banyaknya anggota yang mempunyai pinjaman sehingga pengurus perlu memikirkan strategi agar nantinya bisa berjalan dengan lancar. 2. Rencana koperasi untuk menambah usaha pengadaan barang-barang kepada anggota belum terlaksana karena masih terbentur permodalan. Anggota KOWAR perempuan dan laki-laki menilai bahwa tingkat keberhasilan KOWAR tinggi. Tingkat keberhasilan KOWAR ini dinilai oleh responden dengan menggunakan kuesioner. Hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 16 berikut: Tabel 17. Jumlah dan Persentase Tingkat Keberhasilan KOWAR menurut Responden, Tahun 2009 Tingkat Keberhasilan Perempuan (n) (%) Laki-laki (n) (%) Jumlah (n) (%) KOWAR Tinggi 17 (100) 13 (100) 17 (100) Rendah 0 (0) 0 (0) 0 (0) Jumlah 17 (100) 13 (100) 30 (100) Hubungan antara tingkat kesetaraan gender dengan tingkat keberhasilan KOWAR adalah seluruh responden dengan tingkat kesetaraan gender yang tinggi relatif mengatakan bahwa tingkat keberhasilan KOWAR tinggi.
6 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Hubungan Tingkat Kesetaraan Gender Responden dengan Tingkat Keberhasilan KOWAR, Tahun 2009 Tingkat Kesetaraan Tingkat Keberhasilan KOWAR Jumlah (n) Gender Tinggi (n) (%) Rendah (n) (%) (%) Setara 30 (100) 0 (0) 30 (100) Tidak Setara 0 (0) 0 (0) 0 (0) Total 30 (100) 0 (0) 30 (100) Keterangan: p-value: 0,011 Taraf Nyata: 0,05 Hal ini juga diperkuat dengan hasil uji Rank-Spearman yaitu nilai p-value yang dihasilkan dari uji Chi-Square (0,011) kurang dari taraf nyata (0,05), kesimpulannya tolak hipotesis nol. Jadi, antara tingkat keberhasilan KOWAR dengan tingkat kesetaraan gender ada saling ketergantungan. Secara khusus, tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR yang dilihat dari penempatan posisi antara perempuan dan laki-laki dalam KOWAR, akses, dan kontrol antara perempuan dan laki-laki untuk memperoleh sumberdaya dan manfaat dalam KOWAR mempengaruhi tingkat keberhasilan KOWAR. Tingkat kesetaraan gender yang setara ini ditunjukkan dengan kontrol yang tinggi dari perempuan dan laki-laki terutama perempuan yang lebih berperan dalam pengambilan keputusan. Perempuan yang lebih memegang kontrol dalam memutuskan siapa anggota yang berhak menerima pinjaman sesuai dengan kemampuan pengembalian dari peminjam tersebut, selain itu perempuan juga lebih berperan dalam pengambilan keputusan ketika Rapat Pengurus. Kontrol yang tinggi dari perempuan ini membuat KOWAR dapat terkelola dengan baik, terutama dalam hal keuangan. Uang yang dimiliki KOWAR dapat dinikmati oleh seluruh anggota perempuan dan laki-laki dalam bentuk SHU, perjalanan wisata, dan juga besarnya pinjaman yang meningkat dari tahun ke tahun. Perjalanan ke Bali pada tahun 2005 diikuti oleh sekitar 90 persen anggota KOWAR. Perjalanan ke Bali ini merupakan bonus dari penjualan LKS, sesuai dengan AD/ART bahwa dana kompensasi LKS sebesar 70 persen adalah untuk rekreasi anggota yang lokasinya disesuaikan dengan hasil kesepakatan dalam rapat. Selain untuk uang akomodasi seluruh anggota, kompensasi dana LKS ini juga masih dapat menyisihkan uang saku anggota sebesar Rp ,- per orang.
7 Sedangkan uang bonus dari buku paket siswa menghasilkan pakaian seragam untuk guru-guru dan karyawan SMPN 7 Bekasi. Mangkunegara dalam Rusidi (1992) mengatakan bahwa dalam manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia koperasi, masalah upah/gaji merupakan faktor pertama dan utama. Hal ini karena tingkat upah/gaji dapat dijadikan sebagai gambaran bagi status sosial karyawan dan perlengkapan organisasi koperasi. Di samping itu pula tingkat upah/gaji karyawan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan standar biaya hidup mereka. Upah/gaji merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang besarnya sesuai dengan perjanjian kerja atau ketentuan yang berlaku di organisasi koperasi yang bersangkutan. Di koperasi, kebijakan upah/gaji karyawan ditentukan oleh pengurus koperasi dan disyahkan dalam Rapat Anggota. Apabila koperasi mampu menyediakan produk/jasa yang memenuhi kebutuhan anggota, maka anggota koperasi akan tertarik melibatkan secara aktif kegiatan usaha dengan kegiatan usaha koperasi tersebut. Dengan demikian meningkatnya keterkaitan usaha anggota, selanjutnya akan meningkatkan volume usaha koperasi dan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan anggota perlu dilakukan bahkan dibuat ke dalam suatu program kesejahteraan anggota. Program kesejahteraan anggota dalam Hanel (2007) merupakan suatu program pelayanan yang diberikan pengurus kepada anggota, baik dalam bentuk materi (benefit) maupun nonmateri (services) dengan tujuan agar karyawan bekerja produktif dan semangan kerjanya tinggi. Ada dua bentuk program kesejahteraan anggota koperasi, yaitu: Pertama, bentuk materi (benefit) mencakup pesangon atau pemberian dana pensiun, asuransi jiwa, tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, Sisa Hasil Usaha (SHU), tunjangan transportasi, tunjangan kematian, beasiswa. Kedua, bentuk non materi (services) mencakup pelayanan rekreasi, pemberian sarana olah raga dan kesejahteraan jasmani, toko koperasi, kantin, rumah sakit milik koperasi (balai pengobatan karyawan koperasi) perumahan. Program kesejahteraan anggota koperasi perlu memperhatikan antara lain: menentukan prioritas bentuk kesejahteraan yang sesuai dengan kondisi koperasi, kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan harus terarah untuk
8 menanamkan rasa memiliki (self of belongingness) karyawan terhadap koperasinya. Membangun koperasi yang berhasil diperlukan upaya merubah sikap mental di kalangan anggota, pengelola dan pengurus koperasi. Pertama, mendirikan koperasi adalah mendirikan sebuah badan usaha milik bersama dan bukan organisasi sosial. Artinya, harus ada kesediaan mengambil tanggung jawab terhadap kebutuhan badan usaha itu. Kongkritnya, agar koperasi dapat menjalankan kgiatan usaha secara sehat dan berkesinambungan. Kedua, merubah sikap mental meminta menjadi memberi. Misalnya, tiap anggota harus bersedia menanamkan uangnya buat modal usaha koperasi. Ketiga, merubah cara berpikir jangka pendek menjadi jangka panjang. Setiap anggota koperasi mesti menyadari koperasi yang mereka dirikan memerlukan waktu agar berfungsi secara efektif. Keempat, membiasakan berpikir kritis. Sehingga para anggota dapat memberikan usulan, saran dan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan penungkatan pengelolaan kegiatan koperasi. Kelima, merubah pola berpikir tidak rasional. Maksudnya, buat mengembangkan koperasi perlu perencanaan matang, sistem kerja yang tepat guna, dan dukungan serta kerjasama semua anggota. Tidak cukup hanya semangat atau optimisme. Keenam, mengikis cara berpikir yang tak bertanggung jawab. Misalnya, diam-diam menjual barang produksi koperasi ke pembeli yang mengiming-imingi harga lebih tinggi. Begitu juga tidak memenuhi kewajiban mereka kepada koperasi, akan memacetkan kegiatan usaha koperasi. Ketujuh, mengembangkan cara berpikir demokratis. Maksudnya, dapat menghargai hak asasi dan kedudukan setiap orang adalah sama. Umumnya budaya organisasi koperasi (cooperative corporate culture) mencakup keswadayaan, tanggung jawab bersama, demokrasi, kesetaraan, keadilan, dan kesetiakawanan. Selain itu, para anggota koperasi mempercayai sejumlah nilai etis seperti kejujuran, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap sesama. Prinsip-prinsip koperasi harus menjadi budaya perusahaan koperasi. Pertama, keterbukaan dan sukarela. Kedua, demokrasi. Ketiga, transparansi partisipasi ekonomi. Keempat, kemandirian dan kebebasan. Kelima, pengembangan sumberdaya manusia. Keenam, kerja sama (networking). Ketujuh,
9 kepedulian terhadap komunitas, karena ada sebagian pengurus dan pengelola koperasi mudah melencengkan prinsip koperasi dengan berbagai argumentasi. Tegasnya, prinsip-prinsip koperasi yang mestinya menjadi landasan budaya perusahaan koperasi tidak berjalan secara baik. Suatu koperasi yang berhasil dipengaruhi oleh sumber daya manusia koperasi (anggota dan pengurus), manajemen sumber daya manusia itu sendiri, budaya organisasi koperasi, dan tingkat kesetaraan gender dalam koperasi. tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR yang setara akan mempengaruhi tingkat keberhasilan KOWAR. Semakin setara tingkat kesetaraan gender dalam KOWAR, maka KOWAR akan semakin berhasil. Keberhasilan ini merupakan keterlibatan atau partisipasi aktif dari anggota KOWAR perempuan dan laki-laki.
BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR
BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,
Lebih terperinciBAB IV ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK ANGGOTA KOWAR SMP NEGERI 7 BEKASI
BAB IV ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK ANGGOTA KOWAR SMP NEGERI 7 BEKASI Bab ini akan menjelaskan mengenai analisis organisasi KOWAR yang dilihat dari sejarah dan perkembangan KOWAR, jumlah perempuan dan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB V ANALISIS RELASI GENDER DALAM KOWAR
BAB V ANALISIS RELASI GENDER DALAM KOWAR Relasi gender dalam KOWAR dianalisis berdasarkan tingkat kesejahteraan gender anggota dalam penempatan posisi antara perempuan dan laki-laki dalam organisasi KOWAR,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bekasi yang beralamat di Jalan Belanak II, Perumnas II, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciEkonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI
7 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 10/Per/M.KUKM/XII/2011 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI 9.1 Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi dalam Pemenuhan Kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis Gender Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi pada penelitian ini
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua
BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau
Lebih terperinciKOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI
---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ------ ---- ---- ---- ---PERUBAHAN ANGGARAN DASAR---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -- KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK MANDIRI----
Lebih terperinciPENGANTAR PERKOPERASIAN
PENGANTAR PERKOPERASIAN BAB VIII : JATIDIRI KOPERASI OLEH ; LILIS SOLEHATI Y Di atas sendi [cita-cita tolong menolong] dapat didirikan tonggak demokrasi. Tidak lagi orang seorang atau satu golongan kecil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik
BAB V PEMBAHASAN MASALAH 5.1 Kompensasi Kompensasi yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari jenis kompensasi yang diberikan perusahaan dan pemberian kompensasi kepada karyawan. Jenis-jenis kompensasi
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Koperasi Pegawai RI RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang diperkuat dengan SK Direktur No: 1177/D/PERS/1976 tanggal
Lebih terperinciAD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING
AD/ART KOPERASI SEKOLAH RANCANGAN ANGGARAN DASAR KOPERASI GANESHA SMA NEGERI 1 BUKITKEMUNING BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 Nama dan Tempat kedudukan 1. Koperasi ini adalah Koperasi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciKOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).
KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA
ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI
ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a.
Lebih terperinciWALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak hidup
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2 Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia adalah perempuan, dan tidak kurang dari 6 juta mereka adalah kepala rumah
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5863 KEUANGAN. Perumahan Rakyat. Tabungan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 55) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA,
- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pekerjaan yang dijabarkan ke dalam Job Description. SDM dalam jangka waktu 3 tahun kedepan yang meliputi:
BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada PT Mulyareksa Jayasakti Semarang, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap variabel
Lebih terperinciKata Pengantar. Semoga Allah swt. meridoi usaha kita semua, amin.
Kata Pengantar Alhamdulillah RAT 2006 KBMT KOPISA dapat dilaksanakan pada awal waktu, yaitu pada tanggal 28 Januari tahun 2007, bertempat di Jl Permai 12 (di samping kantor KBMT KOPISA). Secara umum KBMT
Lebih terperinciPENGANTAR PERKOPERASIAN
PENGANTAR PERKOPERASIAN BAB V : NILAI-NILAI DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI OLEH ; LILIS SOLEHATI Y PENTINGNYA IDEOLOGI Ideologi adalah keyakinan atas kebenaran dan kemanfaatan sesuatu, jika sesuatu
Lebih terperinciSURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2016 No.03,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. KEKAYAAN DESA. KEUANGAN DESA. Badan Usaha, Milik, Desa. ( Penjelasan ada dalam Tambahan
Lebih terperinciContoh laporan keuangan koperasi
Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi
Lebih terperinciBUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGELOLAAN DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 78
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 78 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia, koperasi menjadi salah satu tulang punggung dan wadah perekonomian bagi rakyat. Asas kekeluargaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah
Lebih terperinciKELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG
KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG Deskripsi dan Perkembangan Kegiatan KUSP Gotong Royong RW IV Kwaluhan, Kelurahan Kertosari didirikan pada tahun 1993. Pada awalnya, KUSP (KUSP) Gotong Royong
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada
Lebih terperinciKoperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012
L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Koperasi 4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Guru dan Pegawai SMA Negeri 46 Jakarta didirikan berdasarkan akte pendirian yang disyahkan oleh Kantor Wilayah Departemen
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.55, 2016 KEUANGAN. Perumahan Rakyat. Tabungan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5863). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA
BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang Mengingat a. bahwa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum Koperasi Karyawan Perguruan Tinggi Swasta ABC
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum Koperasi Karyawan Perguruan Tinggi Swasta ABC Koperasi Karyawan Perguruan Tinggi Swasta ABC adalah badan usaha yang berbentuk koperasi pegawai yang beranggotakan
Lebih terperinciNOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 Menimbang TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a.
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PENDIRIAN, PENGURUSAN, DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciAKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.
AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:. Pada hari ini Tanggal ( ) Pukul ( )Waktu Indonesia Bagian. Berhadapan dengan saya,, Sarjana Hukum, Notaris, dengan dihadiri oleh saksi yang saya kenal dan akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi perekonomian rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan demokrasi, kebersamaan,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciLampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50
1 Lampiran V Peraturan Deputi Bid Nomor : 02 /Pe Tanggal : 28 Ap Tentang : Pedoman No Indikator Kepatuhan Skor Bobot Total Skor I. PRINSIP KOPERASI 20.00 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka Kepatuhan Koperasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang berbunyi bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
Lebih terperinciCV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN BAB I PENGUPAHAN Pasal 1 SISTEM PENGUPAHAN 1. Hak untuk menerima gaji timbul pada saat adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan nasional pada saat ini dititikberatkan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong pembangunan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang ekonomi yang beranggotakan orang-orang bergabung secara sukarela dan atas persamaan hak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu atau seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
Lebih terperinciKOPERASI. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah berdiri pada tahun 1995 di
Lebih terperinciBUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SOUVENIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMBAGIAN SHU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENYEJAHTERAKAN ANGGOTA KOPERASI BINTANG SAMUDRA
PEMBAGIAN SHU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENYEJAHTERAKAN ANGGOTA KOPERASI BINTANG SAMUDRA Oleh: RIANTO RITONGA Salah satu hal penting dalam upaya menyejahterakan anggota Koperasi Bintang Samudra, selain memberikan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan, dimana
57 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Kompensasi Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan, dimana dapat berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai badan usaha adalah sebuah perusahaan yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi sebagai badan usaha adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya mendapatkan laba. Sehingga dapat mempertahankan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi
Lebih terperincib. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciNOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciANALISIS RELASI GENDER DAN KEBERHASILAN ORGANISASI KOPERASI WARGA (KOWAR) SMP NEGERI 7 BEKASI
ANALISIS RELASI GENDER DAN KEBERHASILAN ORGANISASI KOPERASI WARGA (KOWAR) SMP NEGERI 7 BEKASI DWIMORA EFRINI I34052103 SKRIPSI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang Gambar 1.1 Logo UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang Sumber: www.pnpmkabbandung.wordpress.com
Lebih terperinciBUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGELOLAAN DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciOLEH ASISTEN DEPUTI TATALAKSANA KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Bogor, 28 Januari 2016
OLEH ASISTEN DEPUTI TATALAKSANA KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Bogor, 28 Januari 2016 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi adalah badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada hakekatnya kemajuan suatu bangsa akan tercapai apabila bangsa tersebut memecahkan segala permasalahan yang dihadapinya dengan baik dan benar. Hal
Lebih terperinci