METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data"

Transkripsi

1 IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota koperasi dilaksanakan pada KUD Puspa Mekar, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa KUD Puspa Mekar penah mengalami kebangkrutan dan berusaha untuk terus berkembang dengan berasosiasi dengan KPSBU Jawa Barat. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama enam bulan dari bulan Februari sampai Juli Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Maret Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data langsung yang didapat dari sumber informasi melalui pengamatan langsung, diskusi, wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang disesuaikan untuk menjawab masalah penelitian terhadap pengurus dan anggota KUD Puspa Mekar. Data sekunder merupakan data yang diambil berdasarkan data dari internal laporan tahunan KUD Puspa Mekar, Badan Pusat Statistik, Kementerian Koperasi dan UMKM, artikel, jurnal, internet dan hasil penelitian sebelumnya yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini. Data tersebut digunakan sebagai data pendukung dan pembanding penelitian ini. Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan melalui suatu prosedur secara sistematis. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi di lapangan, melakukan wawancara dengan narasumber (responden) dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Jenis pertanyaan pada kuesioner tersebut merupakan pertanyaan terstruktur tertutup dan pertanyaan tidak berstruktur untuk memperoleh deskripsi yang jelas mengenai gambaran usaha KUD Puspa Mekar. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara setiap hari pada pukul diluar jam kerja peternak pada saat memerah susu dan mencari pakan hijauan.

2 4.3. Metode Penentuan Responden Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peternak yang tergabung dalam keanggotaan KUD Puspa Mekar yang telah menjadi anggota lebih dari satu tahun. Anggota KUD Puspa Mekar berjumlah 355 orang. Penentuan responden dari anggota KUD pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sesuai kebutuhan penelitian berdasarkan penilaian peneliti berdasarkan kemampuan responden dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Metode ini digunakan karena keterbatasan peneliti untuk mengetahui karakteristik anggota misalnya keterbatasan mengetahui jumlah ternak yang dimiliki, lama bergabung, dan sebagainya. Peneliti hanya memiliki informasi mengenai jumlah dan lokasi Tempat Penampungan Susu (TPS) pada setiap daerah. Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan kemudahan pengumpulan data mengingat medan/ lokasi yang ditempuh terpencar dan tersebar di beberapa desa dan rata-rata sulit dijangkau oleh kendaraan bermotor. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti guna mengukur ketepatan dari kuesioner yang digunakan. Menurut Rangkuti (2003), umumnya uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden. Jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini adalah 30 responden. Responden yang telah digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas tidak digunakan kembali untuk analisis selanjutnya. Menurut Siagian dan Sugiarto (2006) syarat minimal sampel data tersebar secara normal didalam statistik adalah 30 responden. Screening dilakukan untuk menentukan anggota yang lebih dari satu tahun menjadi anggota yang menjadi responden. Hal ini dilakukan karena anggota yang telah bergabung lebih dari satu tahun pernah mengikuti RAT dan mendapatkan SHU. Alasan lain menggunakan responden yang telah bergabung lebih dari satu tahun adalah anggota KUD Puspa Mekar selalu mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir. Anggota yang pernah mengikuti RAT dan mendapatkan SHU lebih mengetahui mengenai keragaan koperasi serta visi dan misi koperasi. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 111. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kemampuan

3 yang dimiliki oleh peneliti dan sudah mencukupi syarat minimal. Responden yang diambil dalam penelitian ini diharapkan mampu mewakili jumlah anggota KUD Puspa Mekar. Setiap TPS diambil minimal satu responden untuk lebih mewakili jumlah anggota dan keragaan koperasi Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif melalui tahap pengolahan, deskripsi dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan KUD Puspa Mekar. Analisis kualitatif juga menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan secara mendalam mengenai hubungan koperasi dengan anggota yang didukung dengan alat bantu berupa tabulasi frekuensi sederhana berdasarkan jawaban responden. Pengolahan data secara kuantitatif, tabulasi data, dan analisis rasio keuangan dilakukan dengan alat bantu software komputer Microsoft Excel Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui hubungan variabel kinerja, partisipasi, dan manfaat bagi anggota. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan program LISREL 8.30 untuk analisis jalur. Uji validitas dan uji reabilitas kuesioner, dan analisis korelasi Rank Spearman menggunakan SPSS versi Analisis Deskriptif Nazir (2009) menyatakan bahwa analisis deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, interpretasi, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode deskriptif ini juga menyelidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor, menguji hipotesa dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik anggota yaitu karakteristik demografi. Pengumpulan data digunakan teknik wawancara. Hasil data kuisioner mengenai karakteristik serta kepuasan

4 responden dikelompokkan berdasarkan jawaban yang disajikan dalam bentuk tabulasi deskriptif Skala dan Rentang Skala Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan responden terhadap suatu produk atau jasa (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan yang lain (Durianto et al. 2001). Tahapan penggunaan skala Likert adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mengumpulkan karakterisktik produk yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 2. Terhadap karakteristik tersebut diminta tanggapan dari sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. Pertanyaan diupayakan sedemikian rupa agar tidak mengarahkan responden ke tendensi tertentu. 3. Tanggapan dikumpulkan dan jawabannya dikonversikan ke skala nilai yang terkait dengan bobot tanggapan. Tanggapan yang memberikan indikasi menyenangi atau setuju diberi skor tertinggi. Rentang skala digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap penenilaian konsumen. Adapun rumus rentang skala: Keterangan: RS = m n b m = Skor maksimum n = Skor minimum b = banyaknya kelas yang terbentuk Skala Likert yang digunakan pada penelitian ini merupakan skala seimbang. Menurut Sumarwan et al. (2011) skala seimbang merupakan angka untuk kategori yang menyenangkan dan tidak menyenangkan mempunyai jumlah yang sama. Skala yang akan digunakan menggunakan skala yang seimbang agar dapat menghasilkan data yang objektif. Menurut Elbany (2009) penggunaan empat skala didasarkan pada kebijaksanaan untuk menghindari ekstrim bias yang

5 cenderung memberikan pendapat yang netral (tengah). Adapaun empat skala yang digunakan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, atribut-atribut pada kuesioner tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Melalui pengujian tersebut diharapkan data yang terkumpul benar-benar dapat menggambarkan fenomena yang diukur dan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Umar (2010) mengartikan validitas sebagai suatu pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel atau atribut-atribut yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur. Jika terdapat konsistensi antara variabel satu dengan variabel lainnya, maka kerangka suatu konsep yang telah dibangun dapat dikatakan telah memiliki validitas. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap item atau pertanyaan dengan skor total. Pengujian validitas ini dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17. Perhitungan indeks validitas yang diperoleh kemudian diuji tingkat korelasinya. Bila diperoleh hasil r hitung lebih besar dari r tabel dari product moment pada taraf nyata (α) = 0,05 maka pertanyaan yang telah disusun pada kuisioner memiliki validitas atau terdapat konsistensi antara variabel satu dengan yang lainnya. Berdasarkan uji validitas dari 36 indikator yang diuji, indikator yang valid berjumlah 30 indikator seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun indikator yang valid yaitu visi terhadap pengembangan bisnis koperasi, visi terhadap pengembangan sosial koperasi, efektivitas koperasi melakukan hubungan dengan anggota, struktur organisasi dan keadaan staf, langkah koperasi untuk menekan biaya, pelayan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anggota, kebijakan di dalam organisasi koperasi, hubungan dengan koperasi atau organisasi lain, kebijakan simpan pinjam, kebijakan SHU, hubungan baik antar anggota, hubungan baik dengan pengurus, fasilitas yang tersedia, pembinaan dan pelatihan, peningkatan pendapatan, kepastian perolehan bahan baku, harga pakan yang ditawarkan KUD, harga kebutuhan yang ditawarkan waserda KUD, kemudahan

6 perolehan pinjaman, kinerja koperasi keseluruhan, performa keuangan, perkembangan pasar, teknologi yang digunakan, pemahaman mengenai KUD, keaktifan memberikan saran dan evaluasi, kesediaan menjadi pengurus, keinginan untuk terus bergabung, pembelian pakan, pembelian kebutuhan di waserda, dan melakukan pinjaman. Menurut Umar (2010) reliabilitas merupakan suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama secara berulang dua kali atau lebih. Alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution 2007). Berbagai macam teknik yang dapat digunakan dalam pengukuran reliabilitas adalah Teknik Test-Retest, Teknik Spearman-Brown, Teknik K-R 20, Teknik K-R 21, Teknik Croncbach Alpha, dan Teknik Observasi. Teknik pengukuran reliabilitas pada penelitian ini yaitu dengan teknik Cronbach Alpha, yakni metode perhitungan reliabilitas yang dikembangkan oleh Cronbach. Koefisien Cronbach s Alpha merupakan koefisien reliabilitas yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi internal consistency. Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0 1. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas maka semakin reliabel sebuah kuisioner. Koefisien reliabilitas yang dianggap baik adalah yang memiliki nilai lebih besar dari 0,7. Nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan akan memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Apabila terdapat atribut yang tidak reliabel harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden. Nilai reliabilitas yang diperoleh selanjutnya diuji tingkat korelasinya. Jika diperoleh hasil r hitung lebih besar dari r tabel product moment pada taraf nyata (α) = 0,05 maka variabel atau atribut pertanyaan yang telah disusun pada kuisioner sudah reliabel. Nilai uji reliabilitas yaitu sebesar 0, Analisis Rasio Keuangan Analisis kinerja keuangan merupakan analisis kuantitatif dengan pendekatan akuntansi terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini dilakukan dengan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan KUD. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu laporan keuangan dengan yang lain yang mempunyai hubungan yang relevan

7 dan signifikan (Harahap 2008; Jumingan 2008). Analisis rasio keuangan digunakan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan koperasi sebagai bagian dari kinerja koperasi secara keseluruhan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Menganalisis rasio keuangan membantu seorang manajer untuk mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang (Kasmir & Jakfar 2003). Analisis rasio yang digunakan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas. 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Kasmir & Jakfar 2003). Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap 2008). Menurut Jumingan (2008) current ratio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Rasio lancar lebih aman adalah jika berada di atas 200 persen (Suwandi 1986). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid untuk menutupi utang lancar tanpa memperhitungkan persediaan, karena persediaan memiliki sifat yang kurang likuid karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk dicairkan. Standar yang baik rasio ini adalah 150 persen (Suwandi 1986). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: QR CR = Aktiva Lancar Utang Lancar x 100% = Aktiva Lancar persediaan x 100%

8 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasai (Harahap 2008). Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini: a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas koperasi dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaoprkan dalam neraca. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 persen (Suwandi 1986). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva koperasi. Rasio ini dirumuskan dengan: b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1986). Rumus rasio ini adalah: Total Modal Sendiri ETFAR = Total Aktiva Tetap x 100% c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang (Fixed Asset To Long Term Debt Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen (Suwandi 1986). Semakin tinggi rasio semakin besar jaminan, kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin, dan semakin besar kemampuan koperasi untuk mencari pinjaman. Rumus rasio ini adalah: ETTAR = Total Modal Sendiri Total Aktiva x 100%

9 d. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio) Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibiayai dari hutangnya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 50 persen (Suwandi 1986). Semakin kecil rasio ini maka semakin kecil risiko yang akan ditanggung oleh koperasi. Rumus rasio ini adalah: e. Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri (Debt Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modalnya sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67 persen (Suwandi 1986). Jika nilai rasio ini lebih dari satu berarti kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah. Namun jika rasio lebih kecil dari satu maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin seluruh hutangnya lebih besar. Rasio in dirumuskan: 3. Rasio Rentabilitas DR = DER = Total Hutang Total Aktiva Total Hutang Total Modal Sendiri Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas dipergunakan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola koperasi (Suwandi 1986). Rentabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio, yaitu: a. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Rasio laba bersih menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan koperasi setiap satu rupiah penjualan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal empat persen (Suwandi 1986). Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: NPMR x 100% x 100% = Laba Bersih x 100% b. Rasio Operasional (Operating Margin Ratio) Rasio operasional menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam menjalankan usahanya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal

10 dua persen (Suwandi 1986). Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba operasi. Rasio ini dirumuskan: c. Ratio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return on Net Worth Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas modal yang digunakan koperasi, suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang diinvestasikan. Standar yang baik untuk rasio ini minimal 15 persen. Semakin besar rasio ini maka modal sendiri semakin produktif dalam menyumbangkan laba bersih bagi koperasi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Laba Bersih RONWR = x 100% Total Modal Sendiri d. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment) ROI menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan dan mengindikasikan koperasi menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan koperasi. Analisis ROI merupakan hubungan antara pendapatan dengan investasi pada aktiva yang ditanamkan koperasi. Standar yang baik adalah minimal 4 persen. ROI dapat diukur dengan rumus: 4. Rasio Aktivitas OMR = Laba Operasi x 100% ROI = Laba Bersih Total Aktiva x 100% Rasio aktivitas dapat menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam mengelola aset yang dimilikinya. Rasio aktivitas disebut juga rasio perputaran (turnover ratio) karena rasio ini dapat menjelaskan kecepatan antara perputaran dengan aset. Keseimbangan antara penjualan dan aset menunjukkan manajemen tekah bekerja secara optimal. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio aktivitas usaha sebagai berikut:

11 a. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn-Over Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari operasi koperasi tersebut. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 5 kali (Suwandi 1985). Semakin besar rasio perputaran total aktiva, maka akan semakin besar tingkat efisiensi penggunaan harta dari suatu koperasi. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus: TATR = Penjualan x 100% Total Aktiva b. Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn-Over Ratio) Rasio ini menginformasikan berapa kali piutang diputar dalam satu tahun. Semakin tinggi rasio, semakin singkat waktu antara penjualan dan penagihan kas. Standar rasio piutang ini adalah kurang dari 30 hari (Baga et al. 2011). Rumus rasio perputaran piutang yaitu: Analisis Korelasi Korelasi Rank Spearman dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara karekteristik demografi dengan partisipasi anggota. Karakteristik demografi terdiri dari usia, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, lama menjadi anggota, dan jumlah ternak yang dimiliki. Partisipasi anggota terdiri dari partisipasi anggota di bidang organisasi dan usaha. Penelitian ini tidak mengukur hubungan antara karakteristik demografi dengan partisipasi di bidang modal. Hal ini dilakukan karena seluruh anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif dalam bidang permodalan. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar membayar simpanan pokok dan simpanan wajib tepat waktu. Koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara dua variabel ordinal (Nazir 2009). Penggunaan metode korelasi Rank Spearman adalah untuk membuktikan berhubungan atau tidaknya antara masing-masing variabel. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for windows dengan rumus: n r s == 1 1=i d N(N 2 1)

12 Keterangan: r s = koefisien korelasi Rank Spearman N = jumlah responden di = beda antara dua variabel berpasangan Berdasarkan nilai korelasi tanda positif yang terdapat pada nilai r s menunjukkan hubungan yang searah, jika nilai korelasi bertanda negatif menunjukkan hubungan yang tidak searah. Kriteria pengujian hubungan observasi dilakukan pada taraf nyata ( = 5 persen). Secara deskriptif nilai r s dapat dikategorikan menjadi beberapa katogori. Pilihan kategori dibagi menjadi lima kategori sebagai berikut: 1. Bila, 0< r s <0,2, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat lemah. 2. Bila, 0,2< r s <0,4, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi lemah. 3. Bila, 0,4< r s <0,6, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang. 4. Bila, 0,4< r s <0,8, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi kuat. 5. Bila, 0,8< r s <1, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat kuat Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur adalah model analisis data multivariat dependensi perluasan regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antara dua atau lebih variabel (Ghozali 2005). Analisis jalur digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung (Kusnedi 2008). Model yang diuji menjelaskan hubungan kausal antarvariabel yang dibangun berdasarkan kajian teori tertentu. Analisis jalur berbeda dengan teknik analisis regresi lainnya, analisis jalur memungkinkan pengujian dengan menggunakan variabel mediating/intervening/perantara (Ghozali 2005). Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan empat jalur. Model empat jalur yaitu model yang memiliki empat persamaan struktural. Terdapat empat peubah eksogen dan empat peubah endogen dalam model ini. Peubah eksogen dalam penelitian ini adalah empat faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi, yaitu (1) visi koperasi, (2) kapasitas, (3) jaringan

13 kerja, (4) sumberdaya. Peubah endogen dalam penelitian ini adalah (1) kinerja koperasi (2) partisipasi anggota (3) manfaat sosial dan (4) manfaat ekonomi. Model diagram jalur dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Visi Koperasi Є Kinerja Koperasi Partisipasi Anggota Є Kapasitas Jaringan Kerja Sumberdaya Manfaat Sosial Є Manfaat Ekonomi Є Gambar 6. Model Diagram Jalur (Path) Diagram jalur terdiri atas persamaan struktural dengan empat substruktur. Peubah X 1, X 2, X 3, X 4 disebut sebagai peubah eksogen dan Y 1, Y 2, Y 3, Y 4 sebagai peubah endogen dengan persamaan struktural sebagai berikut: Y 1 = Py 1 x 1 + Py 1 x 2 + Py 1 x 3 + Py 1 x 4 + Py 1 y 2 + Є 1 Y 2 = Py 2 y 3 + Py 2 y 4 + Є 2 Y 3 = Py 3 y 1 + Є 3 Y 4 = Py 4 y 1 + Є 4 Keterangan: X 1 = Visi Koperasi X 2 = Kapasitas X 3 = Jaringan Kerja X 4 = Sumberdaya Y 1 = Kinerja Koperasi Y 2 = Partisipasi Anggota Y 3 = Manfaat Sosial Y 4 = Manfaat Ekonomi

14 Kinerja koperasi menurut Soedjono (2003) dipengaruhi oleh visi, kapasitas, jaringan kerja dan sumberdaya. Partisipasi anggota sangat berpengaruh dan menentukan terhadap keberhasilan koperasi, karena partisipasi anggota merupakan unsur utama dan paling penting dalam mencapai keberhasilan koperasi (Hendar & Kusnadi 2005; Aini & Setiawan 2006). Anggota akan terus mempertahankan keanggotaannya dan terus mengadakan transaksi dengan perusahaan apabila mereka memperoleh manfaat sosial maupun manfaat ekonomi dari kinerja koperasi (Roepke 2000; Hendar & Kusnadi 2005). Manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diterima anggota akan berkorelasi positif terhadap partisipasi anggota (Koswara 2011; Jakiyah 2011; Handayani 2011). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan analisis jalur dapat dilakukan beberapa analisis, yaitu melihat pengaruh terhadap hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota koperasi, sebagai berikut: 1. Melihat pengaruh visi koperasi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya dan partisipasi anggota terhadap kinerja koperasi, melihat pengaruh peubah manfaat sosial dan manfaat ekonomi terhadap partisipasi anggota dan melihat pengaruh kinerja koperasi terhadap manfaat sosial dan ekonomi anggota. Untuk mengetahui kebenaran model regresi tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut: a. Visi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya, dan partisipasi anggota berpengaruh secara langsung terhadap kinerja koperasi. b. Manfaat sosial dan manfaat ekonomi berpengaruh langsung terhadap partisipasi anggota. c. Kinerja koperasi berpengaruh langsung terhadap manfaat sosial dan ekonomi. 2. Melihat besarnya pengaruh peubah visi koperasi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya, dan partisipasi anggota terhadap kinerja koperasi. Melihat besarnya pengaruh manfaat sosial dan ekonomi bagi partisipasi anggota koperasi. Melihat besarnya pengaruh kinerja koperasi terhadap manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota koperasi. Digunakan angka Beta atau Standardized Coefficient untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing peubah X terhadap peubah Y.

15 4.6. Definisi Operasional Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut: 1. Responden adalah anggota KUD Puspa Mekar yang telah menjadi anggota lebih dari satu tahun. 2. Usia adalah umur responden ketika penelitian ini dilakukan yang diukur dalam satuan tahun. 3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden pada saat penelitian dilakukan. 4. Pengalaman beternak adalah pengalaman responden dalam menjalankan usaha ternak pada saat penelitian dilakukan. 5. Lama menjadi anggota adalah lama responden menjadi anggota KUD Puspa mekar pada saat penelitian dilakukan. 6. Jumlah ternak adalah jumlah ternak sapi yang siap diperah yang dimiliki responden pada saat penelitian dilakukan. 7. Pekerjaan adalah pekerjaan responden pada saat penelitian dilakukan. 8. Visi koperasi adalah dasar bagi sebuah koperasi yaitu dalam dimensi sosial dan ekonomi untuk menjelaskan cita-cita atau keinginan yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga atau organisasi. 9. Kapasitas terkait dengan manajemen organisasi KUD Puspa Mekar yaitu dilihat dari tingkat struktur dan staf sudah memenuhi persyaratan, langkahlangkah menurunkan biaya, dan pelayanan yang sesuai kebutuhan. 10. Jaringan kerja terkait mengenai kebijakan yang dibuat dalam anggaran koperasi dan hubungan koperasi dengan organisasi lainnya. 11. Sumberdaya terkait mengenai pengelolaan sumberdaya keuangan untuk anggota seperti kebijakan simpan pinjam dan kebijakan pembagian SHU. 12. Kinerja koperasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajemen dalam melaksanakan suatu program-program koperasi. Kinerja koperasi dinilai dari kinerja secara keseluruan, performa keuangan, perkembangan pasar, dan teknologi yang digunakan KUD Puspa Mekar.

16 13. Partisipasi anggota adalah keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi dan berbagai tanggung jawab atas pencapian tujuan organisasi maupun usaha koperasi. Partisipasi dinilai dari pemahaman mengenai KUD Puspa Mekar, keaktifan memberikan evaluasi dan saran, kesediaan menjadi pengurus, keinginan untuk terus bergabung, melakukan pembelian pakan dan kebutuhan di waserda dari KUD, dan melakukan pinjaman. 14. Manfaat sosial merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia yang dipandang dari sudut sosial. Manfaat ini dinilai dari hubungan antar anggota dan pengurus, fasilitas yang disediakan, dan pembinaan dan pelatihan. 15. Manfaat ekonomi merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia yang dipandang dari sudut ekonomi. Manfaat ini dinilai dari adanya penambahan pendapatan, kemudahan memperoleh pakan dan kebutuhan di waserda, tingkat kepuasan terhadap harga pakan dan kebutuhan di waserda, dan kemudahan memperoleh pinjaman.

METODE PENELITIAN. a) Hasil Kuesioner b) Hasil Wawancara c) Observasi (Pengamatan)

METODE PENELITIAN. a) Hasil Kuesioner b) Hasil Wawancara c) Observasi (Pengamatan) IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Rukun Tani yang berlokasi di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tahap awal yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada usaha budiaya ikan kerapu macan yang dilakukan oleh Bapak X adalah membuat laporan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Koperasi Baytul Ikhtiar (KBI) yang bertempat di Komplek Pertanian Jalan Siaga No. 25 RT 02 RW 10, Kelurahan Loji,

Lebih terperinci

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13 Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk Mahrunnisa Wira Subroto 21209601 3 EB 13 Latar Belakang PENDAHULUAN Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. 54 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. Sesuai dengan lingkup pembatasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan kuangan yang berupa neraca dan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar

GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar V GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar Koperasi yang bergerak di bidang sapi perah salah satunya yaitu KUD Puspa Mekar yang terletak di Jalan Kolonel Masturi RT 02/15 No. 20 Desa Cihideung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitin ini adalah 3 koperasi di Bojonegoro.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah rasio dan kemudian dianalisis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Penelitian studi kasus adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan. Perekonomian yang kompleks dan persaingan antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan finansial yaitu perusahaan, seorang penganalisis laporan keuangan adanya ukuran atau yard stick

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Siklus Hidup Perusahaan Siklus hidup perusahaan adalah suatu grafik yang menggambarkan riwayat perusahaan sejak perusahaan itu berdiri sampai dengan ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan laba/keuntungan dari investasi yang dilakukan. Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci