GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar"

Transkripsi

1 V GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar Koperasi yang bergerak di bidang sapi perah salah satunya yaitu KUD Puspa Mekar yang terletak di Jalan Kolonel Masturi RT 02/15 No. 20 Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. KUD Puspa Mekar berbadan hukum nomor 8804/BH/PAD/KWK-10/VI/1998. KUD Puspa Mekar didirikan pada tahun 1998, awalnya bergerak pada bidang hortikultura. Namun seiring perkembangan waktu KUD Puspa Mekar dinilai tidak berperan secara signifikan terhadap komoditi hortikultura. Pada tahun 2002, KUD Puspa Mekar beralih dari komoditi hortikultura menjadi sapi perah. Penggantian komoditi menjadi sapi perah dikarenakan di Kecamatan Parongpong selain berpotensi pada pengembangan hortikultura, juga berpotensi pada pengembangan sapi perah. Awal peralihan komoditi menjadi sapi perah KUD Puspa Mekar mampu menghasilkan 12 Ton susu perhari. Seiring berjalannya waktu, jumlah produksi susu semakin menurun dan tahun 2006, penurunan hasil produksi mencapai pada titik terendah yaitu sejumlah 2700 liter susu perhari dan menyebabkan kebangkrutan bagi KUD Puspa Mekar. Mengatasi hal tersebut pada bulan Mei 2006, KUD Puspa Mekar mengajukan surat kepada Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) tentang permohonan bantuan untuk mengelola manajemen persusuan KUD Puspa Mekar dan juga memohon pinjaman dana talangan untuk pembayaran susu kepada anggota. Permohonan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh GKSI karena GKSI merupakan lembaga koperasi sekunder dan tidak menangani masalah teknis. Menanggapi permohonan KUD Puspa Mekar dalam hal penanganan manajemen persusuan, GKSI menunjuk KPSBU. Hal tersebut didasarkan bahwa KPSBU merupakan koperasi persusuan yang sudah cukup baik dalam manajemen persusuan dan mengenai dana talangan. GKSI meminta agar KPSBU memberikan pinjaman dengan jaminan setoran susu dari KUD Puspa Mekar. Atas permohonan KUD Puspa Mekar dan surat penunjukan GKSI Jawa Barat sesuai dengan prinsip kerjasama antar koperasi, maka KPSBU menyanggupi permohonan tersebut untuk membantu manajemen persusuan dan memberi

2 pinjaman kepada KUD Puspa Mekar. Beberapa hal yang menjadi kesepakatan adalah terbentuknya Asosiasi KPSBU KUD Puspa Mekar, dibentuk kepengurusan yang diketuai oleh ketua KPSBU, KPSBU memberikan pinjaman sejumlah dana talangan yang dibutuhkan KUD Puspa Mekar untuk pembayaran susu kepada anggota, di angkat Chief Excecutive Officer (CEO) dan Chief Operational Officer (COO), dan peninjauan ulang jumlah karyawan yang akan dipekerjakan untuk efisiensi biaya. Tujuan pembentukan Asosiasi KPSBU KUD Puspa Mekar adalah: a. Mempertahankan kelangsungan gerakan koperasi susu di Parongpong. b. Menghindari agar peternak tidak bergabung dengan kolektor-kolektor susu yang semakin lama semakin menjamur dan akibatnya sangat merugikan bagi peternak itu sendiri. c. Meningkatkan pelayanan kepada anggota KUD Puspa Mekar. d. Memperbaiki kualitas susu dengan tujuan untuk meningkatkan harga susu di tingkat peternak. KUD Puspa Mekar setelah berasosiasi dengan KPSBU terjadi beberapa perbaikan yaitu pembenahan organisasi, pembenahan manajemen, pembenahan sistem, dan menyatukan visi bagi seluruh unsur yang terkait serta membangun komitmen antara pengurus, anggota, karyawan serta stakeholders lainnya. Pembenahan sistem yang dilakukan yakni terkait dengan sistem keanggotaan Visi dan Misi KUD Puspa Mekar Visi merupakan dasar bagi sebuah organisasi untuk menjelaskan cita-cita atau keinginan yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga atau organisasi. Visi menggambarkan sasaran jangka panjang sebuat organisasi. Misi menggambarkan tujuan untuk menentukan arah dan tujuan organisasi. Visi tidak dapat dilepaskan dari misi organisasi. Visi dan misi saling terkait untuk mencapai tujuan akhir suatu organisasi. Konsep visi dan misi disebut sebagai keyakinan sebuah organisasi yaitu sebuah pernyataan maksud, filosofi organisasi, kepercayaan, dan prinsip-prinsip organisasi. KUD Puspa Mekar memiliki visi untuk menyejahterakan masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya. KUD Puspa Mekar mempunyai visi

3 yaitu: Menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Adapun misi-misi dari KUD Puspa Mekar antara lain : a. Menyejahterakan anggota melalui pelayanan prima dengan manajemen yang berkomitmen. b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis. Perwujudan visi dan misi KUD Puspa Mekar dilakukan dengan membuat rancangan kerja strategis setiap tahunnya yang disampaikan pada saat RAT dan disepakati oleh anggota. Rancangan kerja strategis ini setiap tahunnya memiliki perubahan disesuaikan dengan kondisi terkini KUD Puspa Mekar. Rancangan kerja strategis KUD Puspa Mekar pada tahun 2011 yaitu: a. Melaksanakan pendidikan dasar-dasar koperasi. b. Penyuluhan dan pembinaan terus ditingkatkan. c. Penertiban keanggotaan. d. Penambahan armada susu dan tanki. e. Penyeragaman alat atau ember susu. f. Meningkatkan kualitas susu di atas standar yang berlaku agar harga susu yang diterima anggota meningkat. g. Menata hubungan baik dengan instansi terkait yang sifatnya dapat mendorong kemajuan koperasi. h. Meningkatkan SDM dan profesionalisme karyawan. i. Penambahan anggota. j. Menata kembali KUD Puspa Mekar untuk mandiri di wilayah Kecamatan Parongong. k. Menjaga dan tetap menjalin hubungan baik dengan KPSBU sebagai mitra usaha Wilayah Kerja Wilayah kerja KUD Puspa Mekar meliputi tiga kecamatan dan delapan desa di wilayah Bandung Barat. Kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Ngamprah. Desa tersebut meliputi Desa Cigugur Girang, Desa Cihideung, Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang Rahayu, Desa Kertawangi, Desa Tugu Mukti, Desa Jambudipa, dan

4 Desa Paku Haji. Delapan desa tersebut memiliki potensi yang besar dalam hal usaha ternak sapi perah dan sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu berternak Struktur Organisasi Struktur organisasi memiliki fungsi dalam menggambarkan tanggung jawab dan pembagian kerja dari setiap bagian struktur tersebut. Strukur organisasi KUD Puspa Mekar secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 7. Rapat Anggota Tahunan (RAT) Dewan Pengawas dan Penasehat (DPP) Pengurus Manajer (COO) KaUr. Sanitasi KaUr. PAD KaUr. Quality Control KaUr. Administrasi Anggota Keterangan : : Garis Komando / Pendelegasian : Garis Tanggung Jawab : Koordinasi / Hubungan : Pelayanan Gambar 7. Struktur Organisasi KUD Puspa Mekar Sumber: KUD Puspa Mekar Kecamatan Parongpong (2011) Struktur kepengurusan koperasi dibentuk atas kepentingan dan kesepakanan anggota dengan tujuan menyejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pemegang kekuasaan tertinggi KUD Puspa Mekar adalah Rapat Anggota Tahunan (RAT). Pengurus melaksanakan tugas

5 berdasarkan persetujuan anggota yang ditentukan dalam RAT. Manajemen KUD Puspa Mekar bertanggung jawab langsung kepada pengurus koperasi. Kepala Urusan (KaUr) bertanggung jawab langsung kepada manajer atau Chief Operational Officer (COO). Perkembangan KUD Puspa Mekar sangat bergantung pada tingkat partisipasi anggota dan kualitas sumberdaya manusia dalam mengolola bisnis dan organisasi koperasi Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat Anggota Tahunan (RAT) berperan sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam koperasi. Setiap anggota memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat dan memberikan saran serta kritik terhadap program-program yang sudah dijalankan koperasi dan perencanaan program yang akan dijalankan. RAT diadakan KUD Puspa Mekar secara rutin setiap tahun dan dihadiri oleh pihak KPSBU. Pelaksanaan RAT selain dihadiri oleh pihak KPSBU hadir pula perwakilan dari GKSI, Kecamatan Parongpong, Dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat, dan Dinas Koperasi Kabupaten Bandung Barat. Anggota KUD Puspa Mekar sebagian besar selalu hadir dalam RAT yang diselenggarakan. Pembagian SHU merupakan motivasi utama peternak untuk hadir dalam RAT Keanggotaan Keanggotaan KUD Puspa Mekar terbuka dan tidak ada paksaan. Persyaratan yang ditetapkan KUD Puspa Mekar untuk menjadi anggota sangat mudah, calon anggota hanya menyerahkan fotokopi KTP, membayar simpanan pokok dan langsung menjual susunya kepada KUD Puspa Mekar maka calon anggota tersebut langsung menjadi anggota. Anggota mempunyai peran yang sangat penting untuk kemajuan koperasi. Anggota melakukan pengawasan langsung terhadap koperasi melalui keterlibatan dalan rapat yang dilaksanakan oleh koperasi. Jumlah anggota KUD Puspa Mekar mengalami peningkatan sejak tahun 2009 seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8. Pada tahun jumlah anggota KUD Puspa Mekar selalu mengalami penurunan, hal ini dikarenakan sebelumnya keanggotaan berdasarkan pengumpul susu bukan berdasarkan peternak. Setiap pengumpul susu memiliki 5 30 peternak. Ketika pengumpul

6 tersebut tidak puas dengan pelayanan yang diberikan koperasi dan munculnya perusahaan swasta pemasaran susu maka dengan mudah pengumpul tersebut berpindah keanggotaan. Hal tersebut sangat berdampak buruk bagi KUD Puspa Mekar. Mengatasi hal tersebut, KUD Puspa Mekar merubah sistem keanggotaan menjadi per peternak. Setelah mengalami perubahan sistem keanggotaan, jumlah anggota KUD Puspa Mekar selalu bertambah setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa KUD Puspa Mekar mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dibutuhkan anggota. Masih ada sebagian kecil anggota yang keluar dari koperasi karena tidak setuju dengan sistem yang diterapkan koperasi dalam hal pembayaran susu berdasarkan kualitas susu yang dihasilkan sehingga ketika harga susu turun anggota tersebut keluar dari keanggotaan koperasi Orang Tahun Gambar 8. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Puspa Mekar Tahun Sumber: KUD Puspa Mekar (diolah) Anggota KUD Puspa Mekar tidak semuanya memiliki kelompok ternak. Pada KUD Puspa Mekar hanya terdapat tiga kelompok ternak. Kelompok ternak tersebut adalah Kelompok Ternak Cipeusing Mandiri, Kelompok Ternak Karya Sejahtera, dan Kelompok Ternak Maju Sejahtera. Pembentukan kelompok ternak ini memudahkan KUD Puspa Mekar dalam memberikan penyuluhan dan pembinaan. Anggota dalam koperasi juga berperan sebagai sumber modal koperasi. Anggota KUD Puspa Mekar memiliki kewajiban untuk membayar simpanan

7 Simpanan Anggota (Rp ribu) pokok, simpanan wajib dan simpanan manasuka. Simpanan pokok dibayarkan pada saat anggota pertama mendaftarkan diri menjadi anggota KUD Puspa Mekar. Simpanan pokok ini dibayarkan sebesar Rp ,00. Simpanan wajib dibayarkan oleh anggota setiap 15 hari sebesar Rp 5 per liter susu yang dihasilkan. Simpanan manasuka dibayarkan oleh anggota setiap 15 hari sebesar Rp 5.000,00. Anggota KUD Puspa Mekar selalu membayar simpanan wajib dan manasuka karena langsung dipotong dari jumlah pembayaran yang diterima oleh anggota. Simpanan wajib dan simpanan manasuka tersebut dapat diambil oleh anggota setiap tahunnya sebesar 30 persen dari simpanan yang mereka miliki. Anggota yang akan keluar dari keanggotaan KUD Puspa Mekar simpanan wajib dan simpanan manasuka akan dikembalikan seluruhnya kepada anggota tersebut. Jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan manasuka anggota dapat dilihat pada Gambar 9. Simpanan wajib dari anggota terlihat memiliki perkembangan yang cukup tinggi, hal ini menandakan bahwa jumlah susu yang dimiliki anggota selalu mengalami peningkatan Tahun Simpanan Pokok Simpanan Wajib Simpanan Manasuka Gambar 9. Simpanan Anggota KUD Puspa Mekar Tahun Sumber: KUD Puspa Mekar (diolah) Pengurus dan Pengawas Pengurus dan pengawas dipilih dalam rapat anggota. Pengangkatan pengurus dilakukan secara demokratis melalui pemilihan langsung oleh anggota. Setiap anggota berhak untuk dipilih dan memilih. Pengurus yang terpilih memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menjelaskan kebijakan umum yang telah ditetapkan dalam RAT.

8 2. Mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK) dan disahkan dalam RAT. 3. Menetapkan tentang kebijakan personalia/ kepegawaian. 4. Mewakili untuk dan atas nama KUD dalam menyelenggarakan hubungan dengan pihak ketiga. 5. Mengawasi dan mengendalikan semua program KUD. 6. Melakukan pembinaan kepada karyawan dan anggota. 7. Membina suasana kerja yang harmonis. 8. Bertanggung jawab atas semua kegiatan KUD. 9. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus tiap tahun buku. Kepengurusan KUD Puspa Mekar diketuai oleh Djatnika, SE. Sedangkan jabatan bandahara dan sekretaris tidak ada, hal ini dikarenakan belum terbentuknya kepengurusan tersebut dan dirasakan belum diperlukan. Dewan Pengawas dan Penasehat (DPP) KUD Puspa Mekar diketuai oleh Mamat K Danu Wijaya dengan jumlah anggota yaitu Mahmud Hidayat, ST yang juga berperan sebagai Petugas Penyuluh Lapang (PPL) Peternakan di Kecamatan Parongpong dan Cucu Saefudin. DPP memiliki fungsi sebagai pengawas, pembina dan pelindung terhadap kegiatan KUD seperti memberi nasehat, pandangan, kritik dan saran. DPP juga berperan sebagai penampung aspirasi yang berasal dari atau untuk pengurus, karyawan, anggota, maupun masyarakat. Pengawasan dilakukan oleh DPP, meliputi pengawasan laporan keuangan, surat berharga, persediaan barang, peralatan, perlengkapan, pembukuan serta kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan usaha dan organisasi KUD Manajer dan Karyawan Pengelola KUD Puspa Mekar terdiri dari manajer dan karyawan. Manajer KUD Puspa Mekar ditunjuk langsung oleh KPSBU sebagai perwakilan dari Asosiasi KPSBU - KUD Puspa Mekar. Manajer atau COO (Chief Operational Officer) dipegang oleh Sumira Ferdiansyah. Tugas dan tanggung jawab manajer tersebut antara lain: 1. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran masing-masing unit yang berada di bawah tanggungjawabnya.

9 2. Mengukuti rapat pembahasan rencana kerja dan anggaran koperasi secara keseluruhan dengan pengurus dan membantu menyelesaikan naskah rencana kerja dan anggaran untuk disajikan dalam rapat anggota. 3. Melaksanakan tugas bidang usaha sesuai rencana dan anggaran kerja yang telah disetujui dalam rapat anggota. 4. Memimpin dan mengkoordinasi karyawan dalam melaksanakan tugas unit usaha. 5. Melaksanakan tugas yang telah didelegasikan pengurus. Kepala urusan (KaUr) Sanitasi adalah Ade Daryana, yang bertugas dalam pengontrolan kebersihan alat-alat (inventaris) yang dimiliki koperasi untuk mengambil susu dari anggota seperti milk can, mobil, dan peralatan lainnya. Tugas lainnya yaitu melakukan pengontrolan pada kebersihan peralatan yang digunakan anggota. KaUr PAD (Petugas Administrasi Daerah) adalah Nunang, yang bertugas dalam mengkoordinir penjadwalan dan rute pengambilan susu ke setiap wilayah oleh pada PAD, mengkoordinasikan permintaan kebutuhan di waserda dan makanan ternak dari anggota. Tanggung jawab lainnya yaitu melakukan pengontrolan pada saat pengumpulan susu di Cooling Unit sampai pada pengambilan susu untuk diantar ke IPS. KaUr Quality Control adalah Rahman Mardiana, yang bertugas dan bertanggungjawab atas kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota. Melakukan koordinasi untuk melakukan penyampelan susu yang dihasilkan untuk menentukan harga susu dan melakukan pengecekan berat jenis dan test gun langsung di TPS. KaUr Administrasi adalah Asep Supriatna, yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pencatatan jumlah susu yang dihasilkan dan data keanggotaan. Petugas kesehatan hewan yang dikoordinasikan oleh Jajang Jajuli, petugas ini bertugas melayani anggota dalam bidang kesehatan hewan seperti pelayanan Inseminasi Buatan (IB), potong tanduk, potong kuku, membantu proses melahirkan, pemberian obat cacing dan memberi penyuluhan kepada anggota mengenai kebersihan kandang untuk menghasilkan kualitas susu dan harga yang baik.

10 Karyawan merupakan salah satu aset yang dimiliki koperasi. Karyawan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh intitusi untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai gambaran kerja yang diberikan manajer. Jumlah karyawan setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan untuk mengimbangi jumlah anggota dan susu yang terus bertambah. Beberapa karyawan juga berperan sebagai anggota koperasi Permodalan KUD Puspa Mekar Permodalan merupakan elemen penting untuk menjalankan kegiatan usaha dan organisasi KUD Puspa Mekar. Struktur modal dalam koperasi juga mempengaruhi keberhasilan usaha koperasi. Permodalan koperasi terdiri dari modal dari dalam dan modal dari luar koperasi. Permodalan dari dalam dalam koperasi berasal dari anggota yaitu berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan manasuka dan transaksi anggota. Permodalan dari luar berasal dari pihak lain yakni dari KPSBU, perbankan atau instansi lainnya. Salah satu prinsip yang dianut koperasi yaitu otonomi dan kemandirian (independen). Prinsip ini terkait dengan permodalan koperasi. Jumlah modal dari dalam seharusnya lebih besar dari modal dari luar. Modal dari luar yang lebih besar akan merusak tatanan koperasi, misalnya dalam hal mempertahankan demokratisasi dan otonomi koperasi. KUD Puspa Mekar pernah mengalami kebangkrutan yang salah satu penyebabnya yaitu lebih besarnya modal dari luar daripada modal dari dalam. Hal ini perlu dievaluasi dan diperbaiki agar tidak terjadi kebangkrutan kembali. Struktur modal KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 10. Jumlah modal dari dalam lebih kecil daripada jumlah modal dari luar koperasi seperti yang terlihat pada Gambar 10. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip dan koridor koperasi sehingga perlu diperbaiki. Pada tahun 2006 jumlah permodalan dari luar sangat tinggi, hal ini karena pada tahun 2006 merupakan awal sejak bangkrutnya KUD Puspa Mekar sehingga membutuhkan permodalan dari luar yang lebih besar. Permodalan dalam koperasi yang disebutkan dalam koridor koperasi yaitu koperasi harus mampu membangun modal seimbang antara modal yang bersumber dari anggota dan modal yang berasal dari non anggota. Keterlibatan anggota dalam permodalan harus ditingkatkan sesuai dengan prinsip

11 koperasi yaitu partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Permodalan dari dalam berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan dana cadangan. Permodalan dari luar berasal dari hutang ke anggota, hutang ke KPSBU, hutang jasa SHU, hutang kendaraan, dan simpanan sukarela anggota. Simpanan Anggota (Rp juta) Tahun Modal dari Dalam Modal dari Luar Gambar 10. Jumlah Modal dari Dalam dan Luar KUD Puspa Mekar Tahun Sumber: KUD Puspa Mekar (diolah) 5.6. Unit Usaha Sapi Perah Unit usaha sapi perah merupakan pilar bisnis utama KUD Puspa Mekar. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar merupakan peternak sapi perah. Hal ini dilihat dengan sumbangan SHU terbesar berasal dari unit usaha sapi perah. Keuntungan yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 11. Seperti yang terlihat pada Gambar 11 pendapatan usaha sapi perah dan harga pokok penjualan susu KUD Puspa Mekar selalu mengalami peningkatan sejak tahun Namun, hal ini berbeda dengan pendapatan kotor yang didapatkan KUD Puspa Mekar. Pada tahun 2008 dan 2009 pendapatan kotor usaha susu mengalami penurunan. Pada tahun 2007 jumlah pendapatan kotor yaitu sebesar Rp ,39, pada tahun 2008 pendapatan kotor sebesar Rp ,29 dan pada tahun 2009 pendapatan kotor sebesar Rp ,06. Hal ini dikarenakan adanya penurunan harga susu dari IPS namun tidak diberlakukan penurunan harga kepada anggota sehingga adanya penurunan pendapatan kotor KUD Puspa Mekar. Tidak adanya penurunan harga susu untuk anggota merupakan salah satu kebijakan untuk menyejahterakan anggotanya.

12 Unit usaha sapi perah KUD Puspa Mekar sepenuhnya dibantu dalam hal operasional dan teknologi oleh KPSBU. Jumlah susu yang disetorkan KUD Puspa Mekar belum mampu mencukupi syarat minimal penyetoran susu ke IPS yaitu sebesar 10 ribu liter per hari. Hal ini menyebabkan susu yang dimiliki KUD Puspa Mekar dalam pemasarannya masih dicampurkan dengan susu dari KPSBU. Unit Usaha Susu (Rp Juta) Tahun Pendapatan Usaha Harga Pokok Penjualan Pendapatan Kotor Gambar 11. Pendapatan KUD Puspa Mekar Tahun Sumber: KUD Puspa Mekar (diolah) KUD Puspa Mekar belum memiliki laboratorium untuk menguji kualitas susu yang dihasilkan anggota sebelum disalurkan ke IPS, oleh karena itu pengujian ini dilakukan oleh pihak KPSBU. Produksi susu yang dihasilkan harus melewati uji kualitas di laboratorium KPSBU sehingga dapat menghindari adanya penolakan dan penetapan harga yang rendah terhadap susu yang dikirim ke IPS akibat tercemarnya susu oleh kandungan bakteri dan sebagai gambaran harga susu yang akan diterima KUD Puspa Mekar agar tidak terjadi tindak kecurangan dari pihak IPS. Teknologi yang digunakan KUD Puspa Mekar masih menggunakan alat milik KPSBU sehingga setiap liter susu yang disetorkan dikenai biaya Rp 100,00 untuk cooling unit dan Rp 50,00 untuk biaya transportasi ke IPS. Cooling unit ini digunakan untuk mendinginkan susu sampai pada 5 o C agar dalam perjalanan menuju IPS tidak terjadi kerusakan pada susu yang akan disetorkan. Tahun 2012, KUD Puspa Mekar mendapatkan bantuan dari Dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat berupa satu cooling unit untuk operasional unit usaha sapi perah.

13 Kegiatan yang dilaksanakan dalam unit usaha sapi perah meliputi pelayanan ketersediaan pakan ternak, pelayanan kesehatan dan Inseminasi Buatan (IB) ternak, upaya untuk menjaga kualitas susu yang dihasilkan anggota agar harga yang diterima oleh anggota selalu meningkat, dan pemasaran susu yang dihasilkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Pelayanan pakan ternak dan pemasaran susu dalam hal pelaksanaannya KUD Puspa Mekar dibantu sepenuhnya oleh KPSBU. KPSBU menyediakan pakan ternak dan disalurkan oleh KUD Puspa Mekar kepada anggotanya. Hal ini terjadi karena KUD Puspa Mekar belum mampu untuk membuat sendiri pakan ternak bagi anggotanya. Kegiatan penunjang yang berpengaruh terhadap perkembangan usaha sapi perah yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan ternak. Upaya kebersihan dan kesehatan ternak merupakan tanggung jawab peternak dan KUD Puspa Mekar melalui penyuluhan, pemeriksaan kesehatan hewan dan Inseminasi Buatan (IB) melalui penyediaan mantri ternak. Keberadaan mantri ternak tersebut tidak hanya untuk memeriksa kesehatan ternak, namun juga untuk memberikan penyuluhan kepada peternak mengenai kebersihan kandang untuk mencapai kualitas susu yang baik Pelayanan Anggota Pelayanan kepada anggota merupakan hal yang mutlak ada dalam koperasi. Partisipasi anggota koperasi dapat ditentukan oleh pelayanan yang diberikan oleh koperasi. KUD Puspa Mekar memiliki pelayanan dalam unit usaha sapi perah seperti makanan ternak dan petugas kesehatan hewan. Selain itu, KUD Puspa Mekar memiliki pelayanan waserda untuk kebutuhan budidaya ternak dan rumah tangga anggota dan pelayanan simpan pinjam. Pelayanan kesehatan hewan diberikan koperasi untuk KUD Puspa Mekar dengan dua petugas pelayanan kesehatan hewan. Pelayanan makanan ternak dan waserda untuk anggota KUD Puspa Mekar sepenuhnya diambil dari KPSBU. Hal ini dikarenakan KUD Puspa Mekar belum memiliki modal untuk mendirikan sendiri pelayanan tersebut. Pelayanan simpan pinjam untuk anggota KUD Puspa Mekar selalu mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada Gambar 12. Terlihat pada gambar pelayanan simpan pinjam KUD Puspa Mekar mulai diadakan pada tahun

14 2007. Pelayanan simpan pinjam ini sesuai dengan keinginan anggota KUD Puspa Mekar. Bunga pinjaman yang ditetapkan KUD Puspa Mekar sebesar satu persen yang masuk kedalam kas KUD Puspa Mekar Gambar 12. Keuntungan Simpan Pinjam yang Diterima KUD Puspa Mekar Tahun Sumber: KUD Puspa Mekar (diolah) Keuntungan simpan pinjam diperoleh dari bunga yang ditetapkan KUD Puspa Mekar. Sistem yang diterapkan dalam pembayaran pinjaman yaitu dengan potongan pada setiap pembayaran susu sebanyak lima kali potongan pembayaran susu atau selama dua setengah bulan. Keuntungan simpan pinjam selalu mengalami peningkatan setiap tahunya, hal ini dikarenakan prosedur peminjaman yang tidak sulit serta bunga pinjaman yang relatif rendah Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa Hasil Usaha (SHU) KUD Puspa Mekar merupakan pendapatan koperasi yang akan dibagikan sebagai modal koperasi dalam bentuk dana cadangan maupun dikembalikan kepada anggota. SHU didapatkan dari pendapatan usaha koperasi dikurangi dengan harga pokok penjualan, dan biaya operasional. SHU yang diperoleh KUD Puspa Mekar dialokasikan antara lain untuk cadangan (40 persen), anggota (40 persen), dana pengurus (7 persen), dana kesejahteraan karyawan (7,5 persen), dana pendidikan (3 persen), dan dana pembangunan daerah kerja (2,5 persen). Perkembangan SHU KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar Tahun

15 Terlihat pada Gambar 13 SHU pada tahun 2006 yaitu Rp ,86 hal ini disebabkan KUD Puspa Mekar baru kembali berdiri dari kebangkrutan dan masih tingginya biaya operasional dari KUD Puspa Mekar. Tahun SHU KUD Puspa Mekar mengalami peningkatan seiring dengan jumlah produksi susu dari anggota. Namun, pada tahun 2009 SHU yang dimiliki KUD Puspa Mekar mengalami penurunan sebesar 29,56 persen dari tahun Hal ini dikarenakan adanya penurunan harga susu dari IPS namun tidak diberlakukan penurunan harga kepada anggota. Pada tahun 2010 dan 2011 SHU mengalami peningkatan sebesar 10,80 persen dan 7,01 persen. 150 Sisa Hasil Usaha (SHU) (Rp Juta) Gambar 13. Sisa Hasil Usaha KUD Puspa Mekar Tahun Sumber: KUD Puspa Mekar (diolah) 5.9. Kinerja Keuangan KUD Puspa Mekar Analisis rasio keuangan KUD Puspa Mekar dilakukan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan. Analisis kinerja keuangan ini bertujuan untuk menilai tingkat kemampuan dan pengelolaan modal serta usaha KUD Puspa Mekar. Analisis yang digunakan meliputi analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas/profitabilitas. Analisis rasio keuangan pada koperasi tidak sepenuhnya menentukan keberhasilan koperasi. Hal ini dikarenakan perlu dilihat lebih lanjut mengapa keuntungan yang didapatkan lebih sedikit, jika harga yang diberikan kepada anggota lebih besar maka dapat dinilai sebagai keberhasilan koperasi untuk menyejahterakan anggotanya. Analisis rasio ini menilai masing-masing rasio pada laporan keuangan tiga tahun terakhir yaitu tahun 2009, 2010, dan 2011 yang dibandingkan dengan

16 standar umum yang digunakan. Analisis menggunakan data dari laporan keuangan koperasi pada tiga tahun terkahir karena selama tiga tahun terakhir KUD Puspa Mekar telah mengalami perubahan sistem keanggotaan. Perubahan sistem keanggotaan ini berdampak pada kebijakan yang dibuat oleh KUD Puspa Mekar. Hal lain yang menjadi alasan adalah sejak tahun 2009 SHU yang dihasilkan KUD Puspa Mekar terus mengalami peningkatan. Analisis rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Analisis Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Rasio likuiditas KUD Puspa Mekar antara lain rasio lancar (current ratio) dan rasio cair (quick ratio). Hasil perhitungan analisis likuiditas KUD Puspa Mekar tahun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rasio Likuiditas KUD Puspa Mekar Tahun (Persen) Rasio Tahun Rata-Rata Standar Rasio Lancar 179,51 166,65 167,20 171,12 > 200 (Current Ratio) Rasio Cepat (Quick Ratio) 179,51 166,65 167,20 171,12 >150 Rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar atas kewajiban lancar. Rasio lancar dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan KUD Puspa Mekar dalam memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Nilai rata-rata rasio lancar KUD Puspa Mekar adalah 171,12 persen. Angka ini menunjukkan KUD Puspa Mekar mempunyai Rp 1,71 harta lancar untuk memenuhi setiap Rp 1,00 utang lancar dan masih berada di bawah standar yang baik yaitu Rp 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Puspa Mekar belum mampu menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Secara umum nilai rasio lancar pada KUD Puspa Mekar berfluktuasi. Rasio lancar pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 12,68 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aktiva lancar lebih kecil daripada peningkatan hutang lancar. Rasio cepat atau cair digunakan KUD Puspa Mekar untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan

17 persediaan. KUD Puspa Mekar selama tiga tahun terakhir tidak memiliki persediaan sehingga rasio cepat memiliki nilai yang sama dengan rasio lancar. Nilai rata-rata rasio cepat KUD Puspa Mekar adalah 171,12 persen. Angka ini menunjukkan KUD Puspa Mekar mempunyai Rp 1,71 harta lancar untuk memenuhi setiap Rp 1,00 utang lancar. Angka tersebut berada di atas standar yang baik yaitu Rp 1,50. Hal ini menunjukkan bahwa KUD Puspa Mekar sudah mampu menutupi hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang tidak memperhitungkan persediaan. 2. Analisis Solvabilitas Analisis solvabilitas KUD Puspa Mekar menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Rasio yang digunakan dalam solvabilitas terdiri dari rasio modal sendiri dengan total aktiva (equity to total asset ratio), rasio modal sendiri dengan aktiva tetap (equity to fixed asset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang (fixed asset to long term debt ratio), rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio), dan rasio total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio). Hasil perhitungan analisis solvabilitas KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rasio Solvabilitas KUD Puspa Mekar Tahun (Persen) Tahun Rasio Rata-Rata Standar Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio) Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio) Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang (Fixed Asset To Long Term Debt Ratio) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio) Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri (Debt Equity Ratio) 43,49 44,33 51,95 46,59 >50 422,19 213,63 189,87 275,23 > ,68 255,79 175,39 196,28 >150 56,50 55,66 40,79 50,98 <50 129,89 125,55 145,14 133,53 <67

18 Rasio modal sendiri dengan total aktiva menunjukkan jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktivitas koperasi. Nilai rata-rata rasio ini dari tahun adalah 46,59 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 46,59 persen dari total harta KUD Puspa Mekar dibiayai oleh modal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi modal dari luar koperasi lebih besar daripada modal dari dalam. Rasio modal sendiri dengan total aktiva KUD Puspa Mekar setiap tahunnya mengalami peningkatan. Nilai rasio pada tahun 2011 menunjukkan angka 51,95 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 51,95 persen dari total harta KUD Puspa Mekar dibiayai oleh modal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi modal dari dalam koperasi lebih besar daripada modal dari luar. Rasio modal sendiri terhadap aktiva tetap merupakan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri KUD. Nilai rata-rata rasio ini adalah 275,23 persen lebih tinggi dari standar yaitu 150 persen. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan KUD Puspa Mekar untuk membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri. Modal sendiri yang lebih besar dari aktiva tetapnya lebih baik karena dapat mempertahankan likuiditas KUD Puspa Mekar saat terjadi pembayaran hutang. Sejak tahun rasio modal sendiri terhadap aktiva tetap KUD Puspa Mekar selalu mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan aktiva tetap yang tidak diiringi dengan total modal sendiri. Hal ini menunjukkan semakin menurunnya kemampuan KUD Puspa Mekar untuk membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri. Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang menunjukkan kemampuan KUD Puspa Mekar untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Nilai rata-rata rasio ini adalah 196,28 persen dan sudah berada di atas batas standar yaitu 150 persen. Hal ini menunjukkan KUD Puspa Mekar memiliki kemampuan memperoleh pinjaman jangka panjang baru dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki. Secara umum rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang KUD Puspa Mekar berfluktuatif. Nilai rasio pada tahun 2010 memiliki nilai tertinggi. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 KUD Puspa Mekar tidak memiliki jumlah hutang yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun lainnya, pada tahun 2011 KUD memiliki hutang tambahan. KUD Puspa Mekar

19 melakukan kredit mobil untuk keperluan operasional pengangkutan susu sapi yang dimiliki anggota. Rasio total hutang dengan total aktiva menunjukkan berapa bagian dari dana keseluruhan yang dibiayai dari hutang KUD Puspa Mekar. Nilai rasio ini rata-ratanya adalah 50,98 persen yang artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp 0,51 hutang yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan kurangnya kemampuan KUD Puspa Mekar dalam menjamin hutangnya dengan modal yang dimiliki KUD Puspa Mekar. Rasio total hutang dengan total aktiva selalu mengalami penurunan sejak tahun Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan KUD Puspa Mekar dalam menjamin hutangnya dengan modal yang dimiliki KUD Puspa Mekar karena memiliki nilai yang semakin kecil. Rasio total hutang dengan modal sendiri menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modal sendiri KUD Puspa Mekar. Nilai rasio ini adalah 133,53 persen yang artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp 1,33 hutang yang dimilikinya. 3. Analisis Rentabilitas Rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas KUD Puspa Mekar menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU dalam periode tertentu. Pengukuran rentabilitas pada KUD Puspa Mekar dilakukan dengan menggunakan rasio laba bersih (net profit margin), rasio operasional (operating margin ratio), rasio tingkat pengembalian modal sendiri (return on net worth ratio), dan rasio tingkat pengembalian investasi (return on investment). Hasil perhitungan rasio rentabilitas KUD Puspa Mekar tahun dapat dilihat pada Tabel 5. Rasio laba bersih menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan KUD Puspa Mekar dari setiap Rp 1,00 penjualan. Nilai rata-rata rasio laba bersih sebesar Rp 1,42 persen dan masih di bawah standar yaitu 4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laba bersih yang dihasilkan dari setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 1,42. Hal ini dikarenakan pendapatan yang didapat oleh KUD Puspa Mekar memiliki biaya operasional yang tinggi. Rasio operasional mencerminkan tingkat efisiensi KUD Puspa Mekar dalam menjalankan usahanya. Nilai rata-rata rasio operasional sebesar 1,34 persen masih di bawah standar yaitu 2 persen. Hal ini membuktikan bahwa usaha yang

20 dijalankan KUD Puspa Mekar masih belum efisien dari sisi laba operasi yang dihasilkan karena besarnya HPP dan beban operasi pada KUD Puspa Mekar. Semakin besar nilai rasio ini maka kemampuan koperasi dalam mencapai laba operasi akan semakin besar pula. Tabel 5. Rasio Rentabilitas KUD Puspa Mekar Tahun (Persen) Rasio Tahun Rata-Rata Standar Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) 1,76 1,32 1,19 1,42 >4 Rasio Operasional (Operating Margin Ratio) 1,69 1,23 1,11 1,34 >2 Ratio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return on Net Worth Ratio) 33,86 24,57 23,12 27,18 >15 Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Invesment) 14,73 10,89 9,43 11,68 >8 Rasio tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas modal yang digunakan KUD Puspa Mekar. Nilai rata-rata rasio ini adalah 27,18 persen dan sudah berada di atas standar. Hal ini membuktikan bahwa modal sendiri yang ditanamkan KUD Puspa Mekar sudah menghasilkan SHU yang optimal dari modal sendiri. Rasio Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan KUD Puspa Mekar dalam menghasilkan pendapatan dan mengindikasikan koperasi menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik. Berdasarkan nilai rata-rata ROI sebesar 11,68. Nilai ini sudah berada di atas standar yaitu 4 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan KUD Puspa Mekar dalam memperoleh SHU dari total aktiva yang dimiliki sudah optimal. Secara keseluruhan nilai rasio rentabilitas tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan biaya operasional. 4. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas usaha KUD Puspa Mekar menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam mengelola aset yang dimilikinya. Pengukuran aktivitas usaha pada

21 KUD Puspa Mekar dilakukan dengan menggunakan rasio perputaran total aktiva (total assets turn-over ratio) dan rasio perputaran piutang (account receivable turn-over ratio). Hasil perhitungan rasio ativitas usaha KUD Puspa Mekar tahun dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rasio Aktivitas KUD Puspa Mekar Tahun Rasio Tahun Rata Rata Standar Rasio Perputaran Total 8,38 8,27 7,87 8,47 >5 Aktiva (Total Assets Turn- Over Ratio) Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn- Over Ratio) 22 Hari 26 Hari 27 Hari 25 Hari < 30 Hari Rasio perputaran aktiva menggambarkan tingkat efisiensi dari operasi KUD Puspa Mekar. Nilai rata-rata rasio ini adalah 8,47 kali yang artinya total harta KUD Puspa Mekar telah berputar rata-rata sebanyak 8,47 kali per tahun dan berada di atas nilai standar yaitu 5 kali. Hal ini menunjukkan tingginya kemampuan KUD dalam penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan dan tingkat efisiensi penggunaan harta sudah di atas standar. Rasio perputaran piutang menginformasikan berapa kali piutang diputar dalam satu tahun. Semakin tinggi rasio, semakin singkat waktu antara penjualan dan penagihan kas. Nilai rata-rata rasio ini adalah 25 hari, artinya piutang KUD Puspa Mekar dalam satu tahun diputar selama 25 hari. Nilai ini sudah berada di atas standar yaitu di bawah 30 hari Karakteristik Umum Responden Anggota KUD Puspa Mekar seluruhnya peternak sapi perah. Peternak sapi perah yang menjadi anggota KUD Puspa Mekar memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Memiliki pengetahuan mengenai perbedaan latar belakang anggota dapat membantu pihak KUD Puspa Mekar dalam membuat perencanaan dan strategi untuk meningkatkan kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota sesuai dengan harapan anggota. Karakteristik responden dapat menjadi pengetahuan mengenai latar belakang sosial dan ekonomi yang dapat menggambarkan keanggotaan KUD

22 Puspa Mekar. Karakteristik yang menjadi pembeda antar responden antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, lama menjadi anggota, jumlah ternak yang dimiliki, dan pekerjaan Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data yang terkumpul dari 111 orang responden dapat diketahui bahwa jumlah persentase antara responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang cukup banyak seperti yang terlihat pada Gambar 14. Responden ini tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua, dan Kecamatan Ngamprah. 18% 82% Laki-Laki Perempuan Gambar 14. Sebaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin Responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 18 persen sedangkan laki-laki berjumlah 82 persen. Perbedaan ini menunjukkan bahwa dalam hal beternak dan menjadi anggota KUD Puspa Mekar dilakukan oleh laki-laki. Hal ini disebabkan karena laki-laki merupakan pencari nafkah dan bertanggungjawab sebagai kepala keluarga. Sebagian kecil peternak perempuan menjadi anggota KUD Puspa Mekar secara mandiri Sebaran Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil penelitian dari 111 orang responden dapat diketahui bahwa responden yang menjadi anggota KUD Puspa Mekar memiliki beragam usia seperti yang terlihat pada Gambar 15. Penentuan rentang umur berdasarkan penelitian Ujang (2004) yaitu pada siklus dewasa awal (19 24 tahun), dewasa lanjut (25 35 tahun), separuh baya (36 50 tahun), tua (51 65 tahun), dan lanjut usia (> 65 tahun). Terlihat pada Gambar 15, sebanyak 41 persen responden

23 berada pada usia tahun yaitu pada kategori separuh baya, 25 persen responden berada pada usia tahun yaitu pada kategori dewasa lanjut dan tahun yaitu pada kategori tua, lima persen responden berada pada usia lebih dari 65 tahun yaitu pada kategori lanjut usia, empat persen responden berada pada usia tahun yaitu pada kategori dewasa awal. Secara keseluruhan anggota KUD Puspa Mekar berada pada rentang usia produktif yaitu sebesar 76 persen yang tersebar pada tiga kelompok usia (21 30 tahun, tahun, dan tahun). Peternak yang berada pada usia lanjut (lebih besar dari 60 tahun) terdaftar sebagai anggota, namun dalam pengurusan ternak sapi perah diusahakan oleh keluarga. 25% 5% 4% 41% 25% Tahun Tahun Tahun Tahun > 65 Tahun Gambar 15. Sebaran Responden berdasarkan Usia Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan data yang diperoleh, anggota KUD Puspa Mekar memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Sebaran tingkat pendidikan responden KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 16. 2% 19% 7% 41% 31% Tidak Tamat SD SD SMP SMA Sarjana Gambar 16. Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

24 Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara berpikir cara pandang dan persepsi terhadap suatu masalah. Anggota yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi. Ditinjau dari aspek pendidikan, anggota KUD Puspa Mekar memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah bahkan 31 persen diantaranya tidak tamat SD. Berdasarkan Gambar 16 sebanyak 41 persen merupakan lulusan SD, 19 persen merupakan lulusan SMP, tujuh persen merupakan lulusan SMA, dan hanya dua persen merupakan sarjana Sebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak Berdasarkan hasil penelitian dari 111 orang responden dapat diketahui bahwa responden yang menjadi anggota KUD Puspa Mekar memiliki beragam usia seperti yang terlihat pada Gambar % 15% 5% 32% 16% < 5 Tahun 6-10 Tahun Tahun Tahun > 20 Tahun Gambar 17. Sebaran Responden berdasarkan Pengalaman Beternak Terlihat pada Gambar 17 sebanyak 32 persen responden memiliki pengalaman beternak selama kurang dari lima tahun dan di atas 20 tahun. Terlihat bahwa sebagian besar responden telah berpengalaman dalam menjalankan usaha ternaknya. Pengalaman beternak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola usahanya dan menghadapi permasalahan seperti kemana sebaiknya menyetorkan susunya (Mandaka & Hutagaol 2005) Sebaran Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota KUD Puspa Mekar Berdasarkan hasil penelitian dari 111 orang responden dapat diketahui bahwa responden yang menjadi anggota KUD Puspa Mekar memiliki beragam

25 usia seperti yang terlihat pada Gambar 18. Terlihat pada Gambar 18 sebagian besar anggota baru bergabung di bawah empat tahun yaitu sebesar 71 persen yang tersebar pada empat kelompok lama menjadi anggota (satu tahun, dua tahun, tiga tahun, dan empat tahun). Beberapa peternak yang baru bergabung berdasarkan wawancara kepada peternak maupun pihak perusahaan sebenarnya sebagian ada yang sudah menjadi anggota namun sudah lama berhenti karena KUD Puspa Mekar mengalami kebangkrutan. KUD Puspa Mekar berdiri kembali dan berasosiasi dengan KPSBU, peternak tersebut bergabung kembali menjadi anggota KUD Puspa Mekar. Anggota yang telah bergabung selama enam tahun yaitu sebanyak 25 persen merupakan anggota KUD Puspa Mekar yang setia, ketika KUD Puspa Mekar mengalami kebangkrutan anggota tersebut pindah keanggotaan untuk memasarkan susu hasil ternaknya, namun saat KUD Puspa Mekar berdiri kembali anggota tersebut kembali menjadi KUD Puspa Mekar atas dasar keyakinan bahwa KUD Puspa Mekar dapat berjaya kembali. 25% 19% 1 Tahun 4% 14% 8% 30% 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun Gambar 18. Sebaran Responden berdasarkan Lama Bergabung Menjadi Anggota Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Ternak yang Dimiliki Berdasarkan data yang terkumpul dari 111 responden, dapat dilihat keragaan jumlah ternak yang dimiliki anggota KUD Puspa Mekar, seperti yang terlihat pada Gambar 19. Usaha ternak sapi perah di Indonesia menurut Mandaka dan Hutagaol (2005) memiliki komposisi peternak skala kecil (1 3 ekor sapi perah), peternak skala menengah (4 7 ekor sapi perah) dan peternak skala besar (lebih dari tujuh ekor). Jumlah ternak yang dimiliki anggota KUD Puspa Mekar sebanyak 75 persen berada pada skala kecil. Peternak berskala menengah

26 sebanyak 19 persen dan hanya sebesar enam persen responden yang memiliki berskala besar. Skala usaha memiliki pengaruh terhadap efisiensi usaha ternak. Menurut Mandaka dan Hutagaol (2005), jika skala kepemilikan ternak ditingkatkan menjadi peternak dengan skala besar maka akan dapat meningkatkan efisiensi usaha sebesar 30 persen. Kecilnya skala usaha anggota tersebut disebabkan oleh kepemilikan modal yang terbatas, hal ini akan berakibat pada rendahnya pendapatan yang diterima. 6% 19% 1-3 Ekor 4-7 Ekor 75% > 7 Ekor Gambar 19. Sebaran Responden berdasarkan Jumlah Ternak yang Dimiliki Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan data yang terkumpul, anggota KUD Puspa Mekar memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Sebaran pekerjaan responden KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar % 6% 58% Fokus pada Sapi Perah Berusahatani pada Komoditi Lain Pegawai Swasta Gambar 20. Sebaran Responden berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan Gambar 20 dapat dilihat bahwa sebanyak 58 persen responden hanya mengusahakan sapi perah. Hal ini disebabkan anggota tersebut

27 tidak memiliki lahan pertanian maupun anggota yang tidak memiliki keahlian lain diluar berusaha ternak. Faktor lain yang menyebabkan banyaknya responden hanya mengusahakan sapi perah adalah karena sifat produksi sapi perah tidak bersifat musiman tetapi kontinyu sehingga memberikan jaminan pendapatan yang berkesinambungan bagi peternak. Sebanyak 36 persen responden mengushakan usahatani lain selain mengusahakan sapi perah yang bergerak pada bidang hortikultura. Sebanyak enam persen responden merupakan pegawai, sapi perah yang dimiliki dibudidayakan oleh keluarga.

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR 5.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Puspa Mekar Strategi pembangunan ekonomi nasional difokuskan pada pembangunan kerakyatan, dimana pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota koperasi dilaksanakan pada KUD Puspa Mekar, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN PERAH KUD 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan 7.1.1 Struktur Organisasi KUD Mandiri Cisurupan Dalam menjalankan usahanya manajemen

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI VI ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KINERJA, PARTISIPASI, DAN MANFAAT BAGI ANGGOTA KOPERASI 6.1. Indikator Model Hubungan Antara Kinerja Koperasi, Partisipasi, dan Manfaat bagi Anggota KUD Puspa Mekar merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi 4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi KPSBU KPSBU berdiri sejak tahun 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu: Analisis Kinerja Keuangan pada KUD... ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13 Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk Mahrunnisa Wira Subroto 21209601 3 EB 13 Latar Belakang PENDAHULUAN Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD)

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4 mengenai kinerja keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun 2009-2012, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan finansial yaitu perusahaan, seorang penganalisis laporan keuangan adanya ukuran atau yard stick

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat Hal yang melatarbelakangi pembentukan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) adalah adanya permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Objek penelitian ini adalah KUD Aditama yang ada di kabupaten ponorogo.kud Aditama merupakankud yang bergerak dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan a. Sejarah KPSBU Jawa Barat KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang berdiri sejak 8 Agustus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Tugas Umum Pengawas. Kewajiban Pengawas

Tugas Umum Pengawas. Kewajiban Pengawas Tugas Umum Pengawas 1.Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi (aturan yang ada atau yang dibuat dan RARK) 2.Membuat laporan tertulis ttg hasil kepengawasan Kewajiban Pengawas Melakukan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. 54 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. Sesuai dengan lingkup pembatasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan kuangan yang berupa neraca dan laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekarang ini sering terjadi krisis ekonomi global. Hampir seluruh negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karena

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and beverages) mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci