BAB 2 SISTEM OPERASI LASER SCANNER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 SISTEM OPERASI LASER SCANNER"

Transkripsi

1 BAB 2 SISTEM OPERASI LASER SCANNER 2.1 Laser Scanner Definisi 3D Laser Scanner 3D Laser Scanner atau lebih dikenal dengan sebutan laser scanner saja merupakan instrumen analisis objek real world yang dapat mengumpulkan data permukaan dan bentuk objek kemudian ditampilkan dalam bentuk 3 dimensi yang penuh warna ( Data yang terkumpul dapat digunakan untuk mengkonstruksi bentuk digital dalam model tiga dimensi yang berguna untuk berbagai macam kebutuhan proyek. Alat ini digunakan secara ekstensif oleh industri hiburan dalam produksi film dan video game. Aplikasi umum lain yang biasa menggunakan teknologi ini adalah industri desain, reverse engineering and prototyping, dan pelestarian bentuk artefak bersejarah. Banyak macam teknologi yang dapat dikategorikan sebagai alat 3D Scanning ini; setiap teknologi mempunyai keterbatasan, kelebihan, dan biaya yang berbeda-beda dan perlu diingat bahwa masih banyak keterbatasan dalam hal merekam objek-objek tertentu. Contohnya teknologi optik menemui banyak kesulitan dengan objek yang berkilauan, menyerap sinar atau transparan dan struktur konstruksi dengan jenis-jenis cat tertentu. Contoh 3D laser scanner dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Laser Scanner HDS (High Density Survey) 3000 Leica Geosystem. 8

2 Namun, pada saat ini telah ditemukan dan dikembangkan metodametoda untuk menscan objek yang berkilauan, seperti melapisi objek-objek tersebut dengan suatu lapisan tipis dari bedak putih, hal ini akan membantu foton-foton untuk merefleksikan kembali sinar yang dipancarkan scanner. Laser scanner dapat mengirimkan lebih dari satu trilyun cahaya foton terhadap suatu objek dan menerima kembali foton-foton dalam persentasi yang sangat kecil melalui optik yang digunakan. Reflektifitas objek berdasarkan warna objek atau albedo terrestrial. Suatu permukaan yang putih akan merefleksikan banyak cahaya dan suatu permukaan yang hitam hanya akan merefleksikan sedikit cahaya. Objek transparan seperti gelas atau kaca hanya akan mematahkan atau membelokkan cahaya dan memberikan informasi 3D yang salah Kemampuan Tujuan dari suatu 3D laser scanner biasanya untuk menciptakan awanawan titik (point clouds) dari permukaan obyek dalam bentuk geometrik. Titiktitik ini kemudian bisa digunakan untuk mengekstrapolasi bentuk dari subyek (suatu proses yang disebut rekonstruksi). Jika informasi warna dikumpulkan pada masing-masing titik maka warna-warna dari suatu permukaan subyek juga dapat ditentukan. 3D laser scanner sangat mirip dengan kamera karena mempunyai suatu medan pandang yang seperti kerucut, dan seperti kamera-kamera, mereka hanya dapat mengumpulkan informasi tentang permukaan-permukaan yang tidak digelapkan. Sementara suatu kamera mengumpulkan informasi warna tentang permukaan-permukaan di dalam medan pandangnya, 3D laser scanner mengumpulkan informasi jarak tentang permukaan-permukaan di dalam medan pandangnya sehingga image yang dihasilkan oleh suatu 3D laser scanner dapat memberikan informasi mengenai jarak antar masing-masing titik di suatu permukaan itu. Untuk kebanyakan situasi, single scan tidak akan menghasilkan suatu model yang lengkap dari subyek. Dengan melakukan scanning berkali-kali, bahkan hingga ratusan kali, dari beraneka arah biasanya diperlukan untuk memperoleh informasi tentang semua samping dari subyek. Scan-scan ini harus 9

3 dibawa ke dalam suatu sistem referensi umum, suatu proses yang biasa disebut registrasi, lalu digabungkan untuk menciptakan suatu model yang lengkap Teknologi Ada dua tipe dari 3D laser scanner yaitu kontak dan non-kontak. Noncontact 3D laser scanner dapat lebih lanjut dibagi menjadi dua kategori utama yaitu scanner aktif dan scanner pasif. Ada bermacam teknologi yang merupakan turunan dari masing-masing kategori ini seperti dapat dilihat pada gambar 3. 3D LASER SCANNER NON-CONTACT CONTACT NON-CONTACT ACTIVE NON-CONTACT PASSIVE Gambar 3. Macam-macam teknologi 3D Laser Scanner Contact Contact 3D laser scanner memeriksa subyek melalui sentuhan secara fisik. Suatu CMM (Coordinate Measuring Machine/mesin ukur koordinat) adalah satu contoh dari suatu 3D scanner yang memerlukan kontak. Itu digunakan kebanyakan di dalam manufaktur dan menghasilkan bentuk model yang sangat presisi. Namun, kerugian dari CMM adalah mutlak memerlukan kontak dengan benda itu yang sedang diteliti. Dengan demikian, tindakan scanning akan dapat merubah atau merusak benda itu. Fakta ini sangat penting ketika object scanning merupakan barang berharga seperti artifak-artifak bersejarah. Kerugian yang lain dari CMM adalah pergerakannya relatif lambat dibandingkan dengan metoda-metoda scanning yang lain. Secara fisik menggerakkan lengan tangan ketika CMM sedang bekerja akan sangat melambatkan kerja alat dan CMM yang paling cepat hanya dapat bekerja pada beberapa ratus Hertz. Kebalikannya, sistim optis seperti suatu laser scanner dapat operasikan dari 10 hingga 500 khz. 10

4 Contoh-contoh lain dari contact 3D laser scanner adalah pengendali sentuhan tangan (hand driven touch) yang digunakan untuk mendigit model tanah liat/lempung dalam industri animasi komputer Non-Contact Active Non-Contact active merupakan scanner aktif yaitu scanner yang dapat memancarkan semacam radiasi atau cahaya dan mendeteksi pantulannya untuk mendapatkan data bentuk dan ukuran suatu obyek atau lingkungan. Tipe-tipe emisi atau pancaran yang mungkin digunakan adalah cahaya, ultrasound atau sinar x. Non-contact active scanner terdiri atas berbagai tipe scanner seperti yang terlihat pada gambar 4. NON-CONTACT ACTIVE TIME-OF- FLIGHT TRIANGULASI CONOSCOPIC HOLOGRAPHY CAHAYA TERSTRUKTUR CAHAYA TERATUR Gambar 4. Diagram macam-macam teknologi non-contact active scanner 11

5 A. Time-of-flight Gambar 5. Time-0f-flight measurement 3D laser scaner time-of-flight adalah salah satu teknologi dalam scanner aktif, teknologi yang digunakan daam scanner ini menggunakan cahaya laser untuk memeriksa subyek. Laser range finder adalah scanner yang menggunakan teknologi ini. Laser scanner range finder menemukan jarak dari suatu permukaan dengan perhitungan waktu perjalanan pulang pergi satu pulsa cahaya. Suatu laser digunakan untuk memancarkan satu pulsa cahaya dan menghitung waktu sebelum cahaya pantul itu dilihat oleh suatu detektor. Karena kelajuan cahaya c telah diketahui, dengan mengukur perjalanan pergi pulang cahaya maka jarak tempuh cahaya dapat ditentukan. Laser range finder hanya mendeteksi jarak dari satu titik dalam arah pandangannya. Dengan demikian, scanner memindai seluruh medan pandang nya dan mendapatkan satu titik dalam satu waktu yang sama, dengan mengubah arah pandangan range finder didapatkan titik-titik pada daerah yang berbeda. Arah pandangan laser range finder dapat diubah baik oleh rotasi maupun range finder sendiri, atau dengan menggunakan suatu sistimrotasi cermin. Metoda yang disebut terakhir biasa digunakan karena cermin-cermin lebih ringan dan dapat diputar lebih cepat dan dengan akurasi yang sangat tinggi. Kekhasan 3D laser scaner Time-of-flight ini dapat mengukur jarak dari 10,000 ~100,000 titik per detik. 12

6 B. Triangulasi Prinsip dari suatu sensor triangulasi laser. Posisi dua objek ditunjukkan pada gambar 6 di bawah. Gambar 6. Prinsip Triangulasi antara 2 objek 3D laser scaner triangulasi adalah salah satu jenis scanner aktif yang menggunakan cahaya lasernya untuk memeriksa lingkungan. Berkenaan dengan time-of-flight 3D laser scaner, triangulasi laser menerangi suatu laser pada subyek dan memanfaatkan kamera untuk mencari lokasi titik laser. Tergantung pada seberapa jauh laser mengenai suatu permukaan, titik laser muncul pada tempat yang berbeda di dalam medan pandang kamera itu. Teknik ini disebut triangulasi karena titik laser, kamera dan pemancar laser membentuk suatu segi tiga. Panjang samping dari segi tiga, jarak antara kamera dan pemancar laser diketahui. Sudut dari pemancar laser adalah juga diketahui. Sudut dari pojok kamera dapat ditentukan dengan memperhatikan lokasi titik laser di dalam medan pandang kamera itu. Tiga potongan dari informasi ini menentukan bentuk dan ukuran dari segi tiga secara keseluruhan dan memberi lokasi titik laser pada segi tiga. Dalam banyak kasus suatu garis laser disapu melintasi objek untuk mempercepat proses akuisisi data. National Research Council Canada merupakan salah satu institut pertama yang mengembangkan triangulasi berdasarkan teknologi laser scanning pada tahun C. Conoscopic Holografi 13

7 Di dalam sistem conoscopic suatu cahaya laser diproyeksikan ke permukaan lalu pantulan yang segera didapat sepanjang lintasan cahaya yang sama disimpan melalui suatu Kristal conoscopic dan diproyeksikan ke suatu CCD. Hasilnya adalah suatu pola difraksi yang dapat dianalisa secara berkala untuk menentukan jarak dari permukaan yang diukur. Keuntungan utama dengan Conoscopic Holography adalah hanya memerlukan satu lintasan cahaya untuk mengukur, hal ini memberi suatu peluang untuk mengukur di kedalaman suatu lubang pengeboran dengan sempurna. D. Cahaya Tersruktur 3D scanner cahaya terstruktur memproyeksikan pola cahaya pada subjek dan dan memperhatikan deformasi pola pada subyek. Pola dapat berupa satu atau dua dimensi. Sebagai contoh satu dimensi adalah garis. Garis di proyeksikan kepada subjek menggunakan proyektor LCD atau laser penyapu. Suatu kamera, posisi sedikit offset dari proyektor pola, melihat bentuk dari baris dan menggunakan suatu teknik serupa dengan triangulasi untuk menghitung jarak dari tiap titik. Pada kasus suatu pola garis tunggal, garis disapu memanjang medan pandang untuk mengumpulkan informasi jarak satu garis pada waktu yang sama. Contoh dari pola dua dimensi adalah grid atau pola garis-garis. Suatu kamera digunakan untuk memperhatikan deformasi pola dan suatu algoritma kompleks digunakan menghitung jarak pada masing-masing titik di dalam pola. Pertimbangkan sebuah array dari garis laser vertikal yang paralel menyapu secara horizontal ke arah target. Pada kasus yang sederhana, seseorang dapat menganalisis sebuah image dan mengasumsikan bahwa urutan garis pantul dari kiri ke kanan merupakan urutan laser pada array, sehingga image yang paling kiri merupakan laser yang pertama dan selanjutnya merupakan laser yang kedua, dan seterusnya. Bagaimanapun pengurutan ini diuraikan sebagai garis sering tersembunyi dan mungkin tampil untuk mengubah urutan, menghasilkan ambiguitas garis laser. Masalah khusus ini telah dipecahkan baru-baru ini melalui sebuah terobosan teknologi yang dinamakan Multistripe Laser Triangulation (MLT). Cahaya terstruktur masih merupakan area penelitian yang masih aktif dan terus berkembang ditandai 14

8 dengan banyak dipublikasikannya jurnal-jurnal penelitian di area penelitian ini setiap tahunnya Keuntungan dari cahaya terstruktur 3D scanner adalah kecepatannya. Dibandingkan menscan hanya satu titik pada satu waktu, scanner dengan cahaya terstruktur menscan banyak titik atau seluruh medan pandang dalam satu waktu. Hal ini mereduksi atau mengeliminasi masalah dari distorsi akibat gerakan. Beberapa system pemindai mampu memindai objek bergerak secara real time. Baru-baru ini Song Zhang dan Peisen Huang dari Stony Brook University mengembangkan suatu pemindai real-time menggunakan proyeksi pinggiran digital (digital fringe projection) dan teknik pergeseran fasa (phaseshifting technique). Sistem ini mampu menangkap, merekonstruksi dan dan melakukan high-density rendering terhadap detail objek terdeformasi yang bergerak secara dinamis (seperti ekspresi wajah) dengan kecepatan 40 frame per detik(zhang, Song., Huang, Peisen., 2006). E. Cahaya Teratur 3D scanner dengan cahaya termodulasi memancarkan sinar secara terus menerus dan mengubah pola pencahayaan pada subyek. Biasanya sumber cahaya merambatkan amplitudonya dalam suatu pola sinusoidal. Sebuah kamera mendeteksi refleksi cahaya dan jumlah pola cahaya yang digeserkan dengan menentukan jarak dari perjalanan cahaya Non-Contact Passive Pemindai pasif tidak memancarkan radiasi sendiri, tetapi bergantung pada deteksi pantulan radiasi dari lingkungan. Kebanyakan pemindai dari tipe ini mendeteksi cahaya kasat mata karena merupakan radiasi pantulan dari lingkungan yang ada. Radiasi jenis lain seperti infra merah juga dapat digunakan. Metoda-metoda pasif dapat menjadi sangat murah, karena dalam banyak kasus mereka tidak memerlukan perangkat keras tertentu. Macammacam teknologi non-contact passive dapat dilihat pada gambar 7 di halaman berikut. 15

9 NON-CONTACT PASSIVE STEREOSKOPIS SILHOUETTE USER ASSISTED Gambar 7. Diagram teknologi non-contact passive A. Stereoskopis Sistem stereoskopik biasanya mempekerjakan dua kamera video, sedikit terpisah, memperhatikan pandangan yang sama. Dengan menganalisa perbedaan tipis antara gambar yang dihasilkan tiap kamera memungkinkan untuk menentukan jarak antara tiap titik pada gambar. Metode ini didasarkan pada penglihatan stereoskopis manusia. B. Silhouette Tipe-tipe dari 3D scanner ini menggunakan garis besar yang diciptakan dari urutan foto-foto di sekitar objek 3D melawan latar belakang yang sangat kontras. Bayangan yang terbentuk menekan dan memotong serta membentuk lubang visual aproksimasi dari objek. Dengan teknik semacam ini beberapa jenis kecekungan dari objek tidak bisa terdeteksi. C. User Assisted 3D scanner jenis ini bekerja berdasarkan prinsip-prinsip fotogrametri. Prinsip kerja yang serupa dengan metode fotografi panorama, kecuali bahwa foto-foto diambil dari satu objek pada ruang 3D untuk mereplikasikan, dibandingkan dengan cara mengambil satu seri foto dari satu titik di dalam ruang tiga dimensi dalam rangka untuk mereplikasikan keseluruhan lingkungan sekitar. 16

10 2.1.4 Rekonstruksi Point clouds yang dihasilkan oleh 3D scanner biasanya tidak digunakan secara langsung. Kebanyakan aplikasi tidak menggunakan point clouds, tetapi sebagai gantinya menggunakan model 3D bersudut banyak. Proses mengubah suatu point cloud ke dalam suatu model 3D yang bersudut banyak disebut rekonstruksi. Dalam proses ini titik adjacent dicari lalu dihubungkan untuk menciptakan suatu permukaan yang continue. Banyak algoritma telah tersedia untuk tujuan ini misalnya photo modeler dan image model. 2.2 Pengenalan alat High Definition Surveying 3000 (HDS 3000) High Definition Surveying 3000 atau lebih dikenal dengan HDS 3000 merupakan salah satu alat baru di bidang survei pengukuran yang berbasis 3D laser mapping yang dikeluarkan oleh Leica Geosystems. Alat ini merupakan pengembangan dari alat survey Electronic Total Station (ETS) yang sering dipakai saat ini. Menurut Lemmens (2004) ada sejumlah alat pemetaanlain yang berbasis pada konsep 3D laser mapping seperti halnya HDS 3000 pada kurun waktu 4 tahun terakhir antara lain: 1. Delta Sphere-3000 dan Delta Sphere-3000IR, produksi dari 3rd Tech. 2. CP 3200, produksi CALLIDUS Precision Systema. 3. I-SITE 4400, produksi I-SITE. 4. iqsun 880, produksi iqsun. 5. HDS 2500, HDS 3000, dan HDS 4500, produksi Leica Geosystems HDS. 6. ALTM 3100 dan ILRIS-3D, produksi Optech. 7.RIEGL LMS-Z210i dan RIEGL LMS-Z420i, produksi RIEGL Measurement Systems. 8. GS101 dan GS200, produksi Trimble. 9. 3D Laser Measurement System: Imager 5003 dan Profiler 6000, produksi Zoller+Frőhlich. 17

11 2.2.1 Spesifikasi HDS 3000 Secara umum spesifikasi dari HDS 3000 adalah sebagai berikut ( : a. ketelitian 1. ketelitian jarak : 4 mm pada jarak 50 m 2. ketelitian posisi : < 6 mm pada jarak 50m 3. ketelitian sudut vertikal : 60 mikroradian 4. ketelitian sudut horisontal : 60 mikroradian b. cakupan 1. jarak efektif : m 2. cakupan sudut horisontal (per Scan) : cakupan sudut vertikal (per Scan) : 270 c. sistem laser 1. jenis laser : kelas 3R (IEC I) 2. warna laser : hijau 3. panjang gelombang : dual frekuensi dengan panjang 523 nanometer d. sistem power 1. Power supply : input 12V 2. konsumsi power : rata-rata < 80 W 3. jenis baterai : sealed lead acid 4. kapasitas baterai : 6 jam pada pengukuran dengan temperatur standard 5. status indikator baterai : 5 buah indikator, indikator status Charging dan indikator tingkat power (High, Medium, Low) e. lingkungan 1. temperatur operasional : 0 40 o C 2. penyimpanan : -25 o 65 o C 3. cahaya : dapat dioperasikan pada siang dan malam hari f. fisik alat 1. dimensi Scanner : panjang 265 mm, lebar 370 mm, tinggi 510 mm 2. bobot scanner : 16 kg (35 lbs) 3. dimensi baterai : panjang 165mm, lebar 236 mm, tinggi 215 mm 4. bobot baterai : 12 kg (26 lbs) g. perangkat lunak : Cyclone TM 18

12 h. Perlengkapan HDS 3000 : 1. tempat scanner ( Scanner case) 2. tribach dan tripod scanner 3. kabel Ethernet untuk menghubungkan scanner dengan laptop 4. perangkat lunak Cyclone target scan dan perlengkapannya 6. 2 buah tempat baterai yang masing - masing terdiri atas : baterai, kabel penghubung baterai dengan scanner, dan charger baterai. 2.3 Prinsip kerja laser scanner Sistem perekaman data HDS 3000 seperti laser scanner lainnya tidak memerlukan reflektor dalam merekam objek yang diinginkan, kelebihan ini lebih dikenal dengan istilah reflectorless atau reflektornya adalah objek itu sendiri. Prinsip dasar dari proses perekaman data HDS 3000 ini menggunakan prinsip perambatan gelombang, yaitu scanner memancarkan gelombang sinar laser ke objek dan kemudian objek tersebut memantulkan kembali gelombang sinar tersebut, seperti dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8. Prinsip Kerja Perekaman Data 19

13 Gelombang sinar laser yang dipantulkan oleh objek di ukur waktu perambatannya hingga diterima kembali oleh alat, kemudian direkam. Waktu yang diperlukan untuk mengiriman gelombang sampai menerima pantulannya kembali disebut waktu pergi pulang gelombang atau disimbolkan dengan t, karena kecepatan rambat cahaya merupakan tetapan yang dikenal dengan simbol c, maka dari 2 tetapan tersebut dapat diketahui jarak antara alat dengan obyek berdasarkan persamaan berikut: R = ( c. Δt )/ 2 Keterangan : R : jarak dari scanner ke titik objek C : kecepatan gelombang sinar laser ΔT: jumlah waktu pergi dan pulang Selain jarak, dari proses perekaman data dapat diketahui pula sudut horizontal dan sudut vertikal. Dari pengukuran sudut dan jarak tersebut dapat diketahui koordinat titik objek. Data hasil pengukuran pada setiap kali berdiri alat HDS 3000 adalah dalam koordinat 3D yang sering disebut dengan ScanWorld Sistem pengukuran Sistem pengukuran laser scanner dari beberapa tempat berdiri alat dapat dilihat pada gambar 9. ScanWorld 3 Scan area ScanWorld 1 Titik referensi ScanWorld 2 Gambar 9. Sistem pengukuran laser scanner 20

14 Sistem pengukuran dengan laser scanner biasanya menggunakan metode multiple scan atau melakukan scanning berkali-kali pada posisi yang berbeda-beda. Banyaknya scanning yang dilakukan tergantung pada kebutuhan ketelitian detail objek yang diinginkan, semakin banyak scanning yang dilakukan pada suatu objek akan semakin banyak detail yang dihasilkan dan semakin teliti model objek yang terbentuk. Setiap kali alat berdiri untuk melakukan scanning dikenal dengan nama ScanWorld(SW) dalam tampilan software Cyclone 5.2. ScanWorld yang tersimpan dalam database software digunakan dalam proses registrasi untuk menghasilkan modelspace yang unify. Untuk lebih lengkap mengenai sistem pengukuran laser scanner dapat dilihat pada bagian prosedur pelaksanaan Prosedur pelaksanaan Objek - Detil - Titik Referensi Survei Pendahuluan Orientasi Scanner Membuat Database Checkl Local Area Networking (cek IP Address) Connecting to Scanner TIDAK YA Acquire Photo Image 21

15 Scanning Registrasi Analisis Hasil Registrasi TIDAK YA Unifikasi Model Space Clear Fence Model Space 3D Pengolahan Data yang dilakukan Region Grow Model 3D Offshore Platform Aplikasi Engineering Konversi ke Format Lain Gambar 10. Diagram Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan lapangan 1. Survei pendahuluan Survei pendahuluan adalah pekerjaan awal sebelum dilakukan pengukuran dengan tujuan untuk mengetahui lokasi obyek yang akan diukur dan kondisi di sekitarnya. Dalam melakukan survei pendahuluan dibuat sket awal yang merupakan gambaran dari lokasi objek dan kondisi daerah di sekitarnya yang merupakan hasil dari pengamatan sementara. Dari hasil 22

16 survey pendahuluan tersebut dapat ditentukan perlengkapan pendukung selain alat ukur utama yang dibawa,yaitu estimasi waktu, jumlah personil, dan akomodasi yang akan diperlukan selama proses pengambilan data di lapangan. 2. Orientasi scanner Pekerjaan pertama kali yang dilakukan sebelum melakukan pengambilan data adalah melakukan orientasi scanner, kegiatan dalam orientasi scanner yaitu menentukan posisi scanner terhadap objek dalam merekam data. Dalam melakukan orientasi scanner harus diperhatikan posisi yang strategis, dimana dari posisi tersebut scanner dapat merekam objek dengan hasil yang maksimal. Selain itu harus diperhatikan pertampalan objek hasil perekaman dari dua posisi scanner yang berdekatan, dimana pertampalan tersebut harus memenuhi syarat agar data hasil perekaman dapat diregistrasi dan diolah lebih lanjut. Dalam orientasi scanner juga dibuat gambar sketsa lapangan yang menggambarkan posisi scanner dalam melakukan perekaman data, agar memudahkan dalam melakukan pengolahan data nantinya. 3. Mendirikan alat dan membuat database Setelah orientasi scanner selesai, maka pengukuran dimulai dengan mendirikan scanner pada posisi yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam mendirikan scanner adalah sebagai berikut : 1. Mendirikan tripod diatas titik yang telah ditentukan. Pastikan tripod berdiri dengan kokoh, 2. Memasang tribach diatas tripod, 3. sentering tribach dengan cara mengatur skrup penyetel A, B, C, sehingga sumbu satu benar-benar vertikal atau tribach benar-benar datar, 4. Memasang scan head HDS 3000 diatas tribach, 5. Membuka penutup pada jendela scan head, 6. Memasang kabel data antara scan head dengan laptop dan kabel power antara scan head dengan baterai, 7. Unlock scan head, yaitu membuka kunci pada scan head sehingga scan head dapat berputar bebas, 8. Booting scan head, yang dilakukan dengan menekan tombol On-Off pada 23

17 baterai dan menghidupkan laptop. Dalam tahap ini scan head membaca program yang ada karena adanya arus listrik yang masuk dan memastikan scan head siap untuk dihubungkan dengan laptop. Proses booting ditandai dengan Apabila proses booting selesai maka akan ditandai dengan menyalanya lampu indikator berwarna hijau pada Scan Head, hal ini berarti scanner telah siap untuk dikoneksikan dengan laptop dan siap melakukan perekaman data. Selama proses booting scanner, maka kegiatan yang dilakukan adalah membuat database. Database digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil perekaman data. Langkah-langkah dalam pembuatan database sebagai berikut :1. membuka jendela Cylone navigator 2. membuat database dengan nama ZAKUM, dengan memilih command Add / Database yang ada pada menu Configure / Database. Gambar 11. Pembuatan database Setelah database dibuat, kemudian dibuat project baru pada database. Project baru dibuat dengan perintah Create / project pada menu utama pada jendela navigator. 4. Koneksi cyclone ke scanner Pada tahap ini yang dilakukan adalah menghubungkan cylone yang ada pada laptop dengan Scan head, sehingga Cyclone dapat mengendalikan scan head dalam melakukan perekaman data. Dalam proses koneksi ini harus dipastikan bahwa scan head telah siap untuk melakukan scanning yang ditandai dengan menyalanya lampu indikator ready pada scan head. Langkahlangkah dalam koneksi cyclone ke scanner adalah sebagai berikut : 24

18 1. membuka jendela navigator 2. dobel klik pada p-659 yang ada pada folder scanners, maka akan muncul jendela scan control. Kemudian memilih database dan project yang telah dibuat. Gambar 12. Pemilihan database dan project untuk scanning 3. melakukan koneksi dengan scan head dengan perintah Connect pada menu Scanner. Jika koneksi berhasil maka pada pojok kiri bawah jendela scan Control akan muncul kalimat Connected and ready, tetapi jika connecting tidak berhasil maka harus dilakukan pengecekan pada Local Area connection, yaitu dengan check ulang TCP/IP addressnya, jika TCP/IP address sudah benar maka koneksi akan dapat dilakukan. TCP/ IP address adalah alamat local area conection dari lisensi scanner HDS 3000 yang digunakan. 5. Acquire photo image Acquire Photo Image merupakan proses perekaman gambar atau image dari objek sebelum dilakukan scanning. Dengan adanya image, maka dapat dilakukan proses scanning dengan ketelitian yang diinginkan dan dapat dipilih obyek-obyek tertentu yang akan di scan, sehingga scanning dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin. HDS 3000 didesain untuk merekam image fotografik yang merupakan mosaik dari beberapa potongan image, dimana tiap potongan image berukuran 200 x200 (cakupan window HDS 3000 adalah untuk bidang horisontal dan untuk vertikal). Langkah langkah dalam Acquire Photo Image adalah : 25

19 1. Menentukan lebar window pada bidang horisontal dan vertikal dari objek yang akan diambil gambarnya. Untuk horisontal dapat ditentukan batas windownya dengan menggunakan tombol Quick scan pada Scan Head. 2. Adjust Exposure, yaitu menentukan besarnya tingkat pencahayaan yang diinginkan. Selain itu juga dilakukan setingan terhadap resolusi dari image yang akan diambil, dimana pada penelitian ini resolusi dipilih high resolution agar memudahkan dalam mengamati obyek yang akan discan. 3. Pengambilan gambar atau image dengan perintah get image pada menu scanner control. Gambar 13. Get Image pada menu Scanner Control 4. image hasil perekaman ditampilkan dengan perintah Show Image pada menu Scanner Control. 6. Scanning Scanning adalah proses perekaman data objek, dimana data hasil perekaman secara otomatis akan disimpan dalam database dan project yang telah tentukan pada saat awal pengukuran. Data objek hasil perekaman disebut dengan data point cloud. Tahap-tahap dalam proses scanning antara lain sebagai berikut : 1. menentukan area yang akan disiam pada image hasil perekaman. Hal ini dilakukan dengan cara menentukan batas area yang akan disiam pada menu Field Of View. 26

20 Gambar 14. Tampilan pada Field Of View pada Scanworld 1 2. mengeset resolusi scanning, yaitu menentukan ketelitian dari point cloud yang diinginkan. Dalam proses ini yang diset adalah range (jarak scanner terhadap objek) dan sample spacing (jarak antar titik yang akan disiam). Semakin kecil sample spacing maka akan semakin teliti data point cloud hasil peyiamannya namun semakin lama waktu yang dibutuhkan, dan memori untuk penympanannya juga semakin besar. Pada penelitian yang dilakukan, range yang digunakan rata-rata 100 m, sedangkan untuk sample spacingnya antara 4-6 mm. Pengesetan resolusi scanning ini dilakukan pada kotak menu resolution. Gambar 15. tampilan pada setingan resolution Scanning 3. Scanning. Setelah daerah yang akan disiam telah dipilih dan diatur resolusi scanningnya, maka selanjutnya dilakukan scanning dengan menggunakan perintah Scan pada jendela Scan Control. Karena tiap area yang discan memiliki range dan sampling spacing yang berbeda, maka dalam penelitian ini digunakan fungsi Scanner Script. Dengan scanner script maka dapat dilakukan scanning beberapa area yang berbeda range 27

21 dan sample spacing sekaligus dalam satu kali proses scanning. Scanner script digunakan dengan perintah edit script pada menu scanner control Pekerjaan kantor 1. Registrasi data Data hasil perekaman objek, kemudian di registrasi. Tujuan dari registrasi adalah untuk menggabungkan data dari beberapa Scanworld (tempat berdiri alat) menjadi satu, sehingga memiliki sistem koordinat yang sama dan tidak terpisah-pisah seperti sebelumnya. Prinsip kerja dari registrasi sebenarnya adalah transformasi koordinat sebangun 3D, dimana dalam transformasi koordinat 3D dibutuhkan minimal 3 titik ikat. Berdasarkan jenis titik ikat yang digunakan, maka ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan registrasi data. metode tersebut yaitu : 1. Metode Target to target 2. Metode point to point 3. Metode kombinasi Pada metode target to target, titik ikat yang digunakan untuk registrasi adalah titik target yang dipasang di sekitar objek dan diidentifikasi pada saat perekaman data. Kelemahan dari metode ini adalah jika ketelitian hasil registrasi masih kurang maka target yang ketelitiannya kurang harus dieleminir. Sehingga jika target yang digunakan pada saat pengambilan data jumlahnya terbatas maka harus dilakukan pengukuran ulang. Berdasarkan proses registrasi yang dilakukan, maka registrasi terbagi atas 2 metode yaitu: a.registrasi secara bertahap. Registrasi scanworld dilakukan dalam beberapa tahap registrasi. Registrasi yang pertama dilakukan adalah dengan registrasi antara 2 scanworld, dimana salah satu scanworld merupakan scanworld yang akan dijadikan sebagai sistem referensi dari semua scanworld yang akan diregistrasi. Hasil dari registrasi pertama kemudian diregistrasi dengan scanworld lain yang memiliki pertampalan dengan salah satu atau kedua scanworld pada registrasi pertama, dimana yang dijadikan sebagai referensi adalah scanworld hasil registrasi pertama. 28

22 b. Registrasi secara keseluruhan. Semua scanworld diregistrasi dalam satu kali registrasi. Meskipun dalam satu kali registrasi, namun prinsip transformasinya hampir sama dengan registrasi secara bertahap. Pada registrasi ini dipilih pasangan-pasangan scanworld yang memiliki pertampalan, dimana tiap pasangan scanworld salah satu scanworld bertampalan dengan scanworld referensi atau bertampalan dengan scanworld lain yang bertampalan dengan scanworld referensi. Setelah titik ikat dari pasangan scanworld ditentukan, kemudian dilakukan registrasi secara bersamaan. Kelebihan dari registrasi ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan registrasi lebih cepat, karena semua scanworld diregistrasi dalam waktu yang bersamaan. A. Metode penentuan titik ikat Metode penentuan titik ikat. Dalam penentuan titik ikat yang digunakan untuk registrasi, maka titik ikat dipilih secara manual pada titik objek hasil pengukuran, dimana titik tersebut harus mudah untuk diidentifikasi, misalnya pojok dinding. Selain itu titik-titik ikat yang dipilih harus berada pada daerah pertampalan. Posisi dari titik-titik ikat di daerah pertampalan diusahakan agar distribusinya merata, tidak hanya ditengah pertampalan saja atau di tepi saja, tetapi harus menyebar baik ditengah maupun ditepi dari daerah pertampalan. Hal ini bertujuan agar hasil registrasi yang didapatkan memiliki ketelitian yang baik, karena jika titik-titik yang dipilih persebarannya kurang (mengumpul di tengah atau hanya ditepi pertampalan), maka hasil registrasi akan memiliki ketelitian yang tidak merata, karena ketelitian yang baik hanya didapatkan di daerah sekitar titik ikat. Sedangkan titik yang jauh dari titik ikat memiliki ketelitian yang rendah. Selain hal tersebut diatas, yang digunakan sebagai dasar agar titik objek yang dipilih dapat digunakan sebagai titik ikat dalam registrasi adalah jarak antar titik yang bersesuaian antara scanworld referensi dengan scanworld yang akan ditransformasikan, dimana besarnya toleransi jarak antar titik yang bersesuaian tersebut ditentukan sebelum dilakukan proses registrasi. 29

23 B. Transformasi koordinat sebangun 3D Pada transformasi koordinat sebangun 3D, digunakan minimal 3 titik ikat yang diketahui koordinatnya. Titik ini digunakan untuk mencari nilai parameter dari transformasi tersebut. Jumlah parameter yang harus dicari dalam transformasi 3D ini ada 7 buah, yaitu skala (λ), rotasi (ω,φ,κ ), dan translasi (Tx, Ty, Tz). Rumus umum transformasi koordinat 3D sebagai berikut : Parameter-parameter transformasi koordinat 3D tersebut dicari dengan menggunakan hitungan kuadrat terkecil metode parameter. C. Hitungan kuadrat terkecil metode parameter Titik ikat yang digunakan untuk registrasi data pada dasarnya digunakan untuk mencari besaran parameter transformasi sebangun 3D. Besaran parameter tersebut dihitung dengan hitungan kuadrat terkecil metode parameter. Dalam hitungan kuadrat terkecil metode parameter, dari hasil suatu pengukuran akan dibentuk persamaan yang menyatakan hubungan antara ukuran dengan parameternya. 2. Unify model space hasil registrasi Prinsip dasar dari proses unify adalah untuk menyeragamkan point cloud model space hasil registrasi, sehingga memudahkan untuk melakukan pengolahan selanjutnya. Proses penyeragaman ini meliputi unit ukuran (unit), dimensi point cloud (point thickness), dan tingkat dari point cloud (Thickness). Selain penyeragaman tersebut, unify juga digunakan untuk mereduksi point cloud dengan cara mengatur spasi antar point cloud yang akan direduksi. 3. Clear Fence Clear fence merupakan fungsi dalam software cyclone untuk menghilangkan objek-objek yang tidak diperlukan yang berada dalam model space yang telah unify. 30

24 4. Region Grow region grow merupakan proses untuk merubah bentuk point cloud menjadi model 3D solid, dibentuk sedikit demi sedikit dengan teliti hingga yang menampilkan model objek yang utuh. 5. Konversi ke format lain Model 3D solid yang telah terbentuk disimpan dengan file ektensi.coe untuk kemudian diimpor dan dibuka dalam software CAD 2D untuk digunakan untuk keperluan lebih lanjut. Pengimporan file ke format CAD 2D dilakukan karena format gambar teknik CAD 2D yang umum digunakan dalam setiap pekerjaan engineering Sistem koordinat. Scanworld menggunakan sistem koordinat yang mengikuti prinsip aturan tangan kanan dengan pusat sumbu koordinat pada pusat scanner. Orientasi sumbu-sumbu koordinat dari HDS 3000 yaitu : sumbu Y+ searah dengan arah Scanner, sumbu X+ tegak lurus sumbu Y ke arah kanan dari arah Scanner, dan sumbu Z+ tegak lurus sumbu X dan sumbu Y ke arah atas (Gambar 10). Dari hasil pengukuran jarak dan sudut, maka koordinat titik objek dapat diketahui; Z = R. sin β X = R. cosβ. sin α Y = R. cosβ. cos α Keterangan: R : jarak dari scanner ke titik objek α : sudut horisontal titik objek β : sudut vertikal objek 31

25 Gambar 16. Prinsip Koordinat Titik Objek dari Data Jarak dan Sudut (kholiq, 2006) 2.4 Perangkat lunak cyclone 5.2 Cyclone 5.2 merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Cyra untuk efisiensi operasional semua sistem scanning HDS dari Leica. Secara singkat perangkat lunak Cyclone 5.2 memiliki 3 fungsi utama yaitu : 1. mengoperasikan Scanner sehingga dapat dilakukan perekaman data objek 2. mengolah data hasil perekaman 3. mengintegrasikan data hasil pengolahan dengan aplikasi lain Saat memulai aplikasi Cyclone maka tampilan yang akan muncul pertama kali adalah jendela navigator Cyclone (Cyclone window navigator).. Jendela navigator merupakan jendela utama dan sebagai pusat untuk mengoperasikan scanner serta untuk mengatur database dalam komputer. Jendela navigator juga digunakan untuk membuat objek seperti : 1. Project 2. Model Space dan Model Space View 3. Scanworld, dan 4. Registrasi 32

26 Di dalam perangkat lunak Cyclone 5.2 ada beberapa istilah yang penting untuk diketahui, antara lain : 1. Scanworld Scanworld merupakan kumpulan titik-titik objek hasil scanning(point Clouds) dalam satu posisi berdiri alat, dimana kumpulan titik-titik objek tersebut memiliki suatu sistem koordinat tertentu. Suatu Scanworld dapat terdiri dari scanworld lain melalui registrasi data. Umumnya satu scanworld terdiri atas ModelSpace, Scan, dan Control Space dan image.. 2. Model Space Model Space berisi informasi data point cloud dari database yang telah diproses, dimodelkan, atau diubah dengan fungsi tertentu. 3. Model Space View Model Space View merupakan bagian dari Model Space yang berisi tampilan data hasil scanning (point Clouds). Sehingga pengolahan data hasil scanning maupun registrasi diolah di bagian ini. 4. Control Space Control Space hampir sama dengan Model Space View yaitu berisi data titik-titik objek hasil scan, bedanya Control Space digunakan sebagai dasar untuk proses registrasi. Perangkat lunak Cyclone dapat dikoneksikan dengan perangkat lunak lain. Beberapa perangkat lunak tersebut antara lain yaitu; Autocad, Microstation, PDS, dan Auto Plant. Keempat perangkat lunak tersebut dapat dikoneksikan langsung dengan Cyclone melalui Plug-In dengan format data COE (Cyclone data Exchange). Selain format COE, ada beberapa format data lain yang dapat diimport ke Cyclone antara lain yaitu; data ASCII (XYZ, PTS, SVY, PTX, TXT), RIEGL 3DD, CGP, BMP, JPEG, dan TIFF. Sedangkan untuk format data yang dapat diexsport dari Cyclone antara lain; COE, data ASCII (XYZ, PTS, SVY, PTX, TXT), BMP, JPEG, dan TIFF (Kholiq, 2006). 33

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi BB 2 DSR TEORI 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi Pemetaan objek tiga dimensi diperlukan untuk perencanaan, konstruksi, rekonstruksi, ataupun manajemen asset. Suatu objek tiga dimensi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI REFERENSI

BAB 2 STUDI REFERENSI BAB 2 STUDI REFERENSI Bab ini berisi rangkuman hasil studi referensi yang telah dilakukan. Referensi- referensi tersebut berisi konsep dasar pengukuran 3dimensi menggunakan terrestrial laser scanner, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan listrik dari pusat tegangan yang memiliki jarak yang jauh. Menara SUTET terbuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi (3D) merupakan suatu objek yang direpresentasikan dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Data objek tiga dimensi secara spasial umumnya diperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI

BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI Pada bab ini akan dijelaskan tentang perbandingan tingkat kualitas data, terutama perbandingan dari segi geometri, selain itu juga akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari digitalisasi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi 3D Scanning yang merupakan proses pemindaian objek nyata ke dalam bentuk digital.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Perkembangan teknologi dalam survey pemetaan pada masa kini berkembang sangat cepat. Dimulai dengan alat - alat yang bersifat manual dan konvensional, sekarang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geodesi secara umum merupakan disiplin ilmu kebumian yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian bumi dan benda-benda langit lainya, termasuk medan gaya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN DISKUSI

BAB 4 ANALISIS DAN DISKUSI 4.1 Analisis Perencanaan BAB 4 ANALISIS DAN DISKUSI Dari segi perencanaan,metode registrasi cloud to cloud adalah metode yang paling praktis. Metode registrasi cloud to cloud ini hanya memperhatikan pertampalan

Lebih terperinci

METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER

METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER Fadhli Umar Lubis Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: fadhli_umar@yahoo.com Abstrak 3D laser scanner yang

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fotogrametri Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh pengukuran-pengukuran yang terpercaya dari benda-benda di atas citra fotografik (Avery, 1990). Fotogrametri

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS 4.2 Analisis Penggunaan TLS Untuk Pemantauan Longsoran

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS 4.2 Analisis Penggunaan TLS Untuk Pemantauan Longsoran BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS Dasar dari prinsip kerja TLS sudah dijelaskan di Bab 3, pada pengambilan data dengan TLS, setiap satu kali pengambilan data pada satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang VICO atau Virginia Indonesia Company, merupakan salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemantauan dan pemeliharaan infrastruktur khususnya bangunan dapat dilakukan dengan bentuk model tiga dimensi (3D) yang diukur dengan Terrestrial Laser Scanner (TLS).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini dan semakin kompleksnya pekerjaan-pekerjaan engineering yang menuntut ketelitian dan kecepatan tinggi

Lebih terperinci

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data BAB 3 Akuisisi dan Pengolahan Data 3.1 Peralatan yang digunakan Pada pengukuran TLS, selain laser scanner itu sendiri, receiver GPS tipe geodetik juga digunakan untuk penentuan posisi titik referensi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem 3D Scanner Pemindaian tiga dimensi (3D) merupakan proses pengambilan data berupa bentuk suatu objek untuk membuat pemodelan 3D dari objek tersebut. Model 3D yang tercipta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Virginia Indonesia Company (VICO) berencana memodifikasi beberapa kilang (plant) yang berlokasi di Pamaguan, Nilam 2, Nilam 4, Nilam 5 dan Badak. VICO perlu membangun

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN 3.1. Perencanaan Pekerjaan Perencanaan pekerjaan pemetaan diperlukan agar pekerjaan pemetaan yang akan dilakukan akan berhasil. Tahap pertama dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangunan sejarah mempunyai nilai penting di suatu negara karena dari bangunan bersejarah tersebut dapat diketahui kisah yang terkait dari bangunan tersbut. Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjadi sebuah model tiga dimensi. Perbedaan utama dengan scanner biasa terletak

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjadi sebuah model tiga dimensi. Perbedaan utama dengan scanner biasa terletak BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Scanner Tiga Dimensi Sistem scanner tiga dimensi adalah sebuah perangkat yang mampu menganalisis sebuah objek (tiga dimensi), dan mengumpulkan data yang dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Listrik merupakan sumber energi yang paling vital di dunia ini. Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dalam memasok energi listrik

Lebih terperinci

Tugas Pengantar Sistem Operasi (PSO) How It Works

Tugas Pengantar Sistem Operasi (PSO) How It Works Tugas Pengantar Sistem Operasi (PSO) How It Works Oleh : Patricia Hanna Giovani Sibarani (5214100177) Barcode Scanner a. Barcode Barcode adalah kode batang, sehinga datng adlaah berupa kumpulan batang

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik 83 BAB VII ANALISIS 7.1 Analisis Komponen Airborne LIDAR Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik dengan memanfaatkan sinar laser yang ditembakkan dari wahana

Lebih terperinci

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR 51 BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR 5.1 Data Airborne LIDAR Data yang dihasilkan dari suatu survey airborne LIDAR dapat dibagi menjadi tiga karena terdapat tiga instrumen yang bekerja secara

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP PENGOLAHAN DATA SIDE SCAN SONAR

BAB 2 KONSEP PENGOLAHAN DATA SIDE SCAN SONAR BAB 2 KONSEP PENGOLAHAN DATA SIDE SCAN SONAR Pengolahan data side scan sonar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap real-time processing dan kemudian dilanjutkan dengan tahap post-processing. Tujuan realtime

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tugu Yogyakarta adalah sebuah monumen yang menjadi simbol Kota Yogyakarta. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pengeran Mangkubumi, Jalan Jendral Sudirman,

Lebih terperinci

BAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA BAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA Bab pembahasan ini berisi tentang proses pengambilan dan pengolahan data. Proses pengambilan dengan TLS dibagi menjadi dua bagian yaitu proses persiapan dan proses pengukuran.

Lebih terperinci

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000 BAB 3 TAHAPAN STUDI Dalam bab ini akan dibahas rangkaian prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yang dimulai dari peralatan yang digunakan, proses kalibrasi kamera, uji coba, dan pengambilan data

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH BAB 3 PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas prosedur yang dilakukan pada percobaan ini. Fokus utama pembahasan pada bab ini adalah teknik kalibrasi kamera, penentuan offset GPS-kamera, akuisisi data di lapangan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian simulasi pemindaian dan reonstuksi, juga rekonstruksi tomogram dari citra sinar-x. Sistem rekonstruksi citra yang telah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROGRAM PENGOLAHAN CITRA BIJI KOPI Citra biji kopi direkam dengan menggunakan kamera CCD dengan resolusi 640 x 480 piksel. Citra biji kopi kemudian disimpan dalam file dengan

Lebih terperinci

BAB 2 PENGGAMBARAN 3 DIMENSI (3D)

BAB 2 PENGGAMBARAN 3 DIMENSI (3D) BAB 2 PENGGAMBARAN 3 DIMENSI (3D) 2.1 Pengaturan Dasar 3D Sebelum melakukan penggambaran 3D dengan AutoCAD, Anda perlu melakukan beberapa pengaturan yang berkaitan dengan proses penggambaran. Pengaturan-pengaturan

Lebih terperinci

Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb

Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb Zulkifli Amin 1,a * dan Topan Prima Jona 2,b 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat Ukur 3D Manual dan 3D Scanner Articulated Measurement Arms.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat Ukur 3D Manual dan 3D Scanner Articulated Measurement Arms. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini terdiri dari hasil pengukuran serta membandingkan antara Alat Ukur 3D Manual dan 3D Scanner Articulated Measurement Arms. 4.1. Membandingkan hasil pengukuran dengan

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa

Lebih terperinci

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02 Drawing, Viewport, dan Transformasi Pertemuan - 02 Ruang Lingkup Definisi Drawing Viewport Transfomasi Definisi Bagian dari grafik komputer meliputi: 1. Citra (Imaging) : mempelajari cara pengambilan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN. Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs Megalitik Lore Sulawesi Tengah dengan Aplikasi 3D Laser Scanning

LAPORAN KEGIATAN. Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs Megalitik Lore Sulawesi Tengah dengan Aplikasi 3D Laser Scanning LAPORAN KEGIATAN Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs Megalitik Lore Sulawesi Tengah dengan Aplikasi 3D Laser Scanning DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROPINSI SULAWESI TENGAH Jl. Setia Budi No 9

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI Pada bab ini membahas tentang Tinjauan Pustaka, Metode Reverse Engineering, Pembuatan Coordinate Measuring Manual Mechine, Metode Kontak dan Metode Non Kontak, Kerangka

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang As built drawing adalah produk dan dokumen pemeliharaan konstruksi pada semua instalasi proyek. Sebuah dokumen As built drawing memuat perubahan yang ada di lapangan

Lebih terperinci

Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi. Isi Paket IN - 145

Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi. Isi Paket IN - 145 510000211G Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi Segera matikan Kamera Jaringan bila terdeteksi adanya asap dan bau yang tidak biasa. Jangan menempatkan Kamera Jaringan di sekitar sumber panas, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Pemindaian Geometrik Model 3D Menggunakan 3 Input

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Pemindaian Geometrik Model 3D Menggunakan 3 Input Pemindaian Geometrik Model 3D Menggunakan 3 Input Mark Budiman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: markbudiman93@gmail.com Abstrak 3D Laser Scanner merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efisiensi biaya pada pemetaan menggunakan metode foto udara sangat dipengaruhi oleh jenis kamera yang digunakan. Untuk luas area yang relatif lebih kecil (±100ha) pemotretan

Lebih terperinci

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Sebelum membahas pemodelan produk berbasis yang disusun berdasarkan algoritma pengurang terlebih dahulu akan dijelaskan hal-hal yang mendasari pembuatan algoritma tersebut,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hardware Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup pengujian terhadap custom RFID reader dan pengujian tag. Pengujian custom RFID

Lebih terperinci

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri untuk mengembangkan pengetahuan mereka

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan proses pengujian, hasil, dan analisis dari hasil pengujian. Ada tiga bagian yang diuji, yaitu perangkat keras, perangkat lunak,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER

BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER 41 BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER 4.1 Laser Laser atau sinar laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang berarti suatu berkas sinar yang diperkuat dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5 LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR Disusun Oleh : JOSSY KOLATA (1007121681) KELOMPOK 5 LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 21 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Arsitektur Sistem Template Formulir Sample Karakter Pengenalan Template Formulir Pendefinisian Database Karakter Formulir yang telah diisi Pengenalan Isi Formulir Hasil

Lebih terperinci

Bab 4 Studi Kasus. 4.1 Tampilan Awal Aplikasi Perangkat Lunak

Bab 4 Studi Kasus. 4.1 Tampilan Awal Aplikasi Perangkat Lunak Bab 4 Studi Kasus Pada bab ini akan dibahas mengenai aplikasi perangkat lunak untuk mengimplementasikan logika-logika dan algoritma pemodelan produk berbasis feature yang telah dibuat pada bab 3 penelitian

Lebih terperinci

Gambar 4.1. Kemampuan sensor LIDAR untuk memisahkan antara permukaan tanah dengan vegetasi di atasanya [Karvak, 2007]

Gambar 4.1. Kemampuan sensor LIDAR untuk memisahkan antara permukaan tanah dengan vegetasi di atasanya [Karvak, 2007] BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Data LIDAR 4.1.1. Analisis Kualitas Data LIDAR Data LIDAR memiliki akurasi yang cukup tinggi (akurasi vertikal = 15-20 cm, akurasi horizontal = 0.3-1 m), dan resolusi yang

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN

BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN Pada pemodelan produk berbasis feature, produk didefinisikan sebagai benda kerja yang memiliki satu atau lebih feature yang terasosiasi pada

Lebih terperinci

ISTILAH DI NEGARA LAIN

ISTILAH DI NEGARA LAIN Geografi PENGERTIAN Ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 APA ITU TOTAL STATION???? Secara sederhana

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan September 2011. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan

Lebih terperinci

Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi. Isi Paket CATATAN: Indonesia

Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi. Isi Paket CATATAN: Indonesia 500024701G Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi Segera matikan Kamera Jaringan bila terdeteksi adanya asap dan bau yang tidak biasa. Jangan menempatkan Kamera Jaringan di permukaan yang tidak stabil.

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan pengambilan data, penentuan titik tengah area yang akan menjadi sampel, pengambilan sampel, penentuan ukuran window subcitra

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam pekejaan monitoring konstruksi, displin ilmu geodesi sangat membantu dalam hal pengukuran dan penyajiaan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk model tiga

Lebih terperinci

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id Pedoman Database Koleksi Museum cagarbudaya.kemdikbud.go.id Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file PENGINDERAAN JAUH copyright@2007 --- anna s file Pengertian Penginderaan Jauh Beberapa ahli berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi, jadi inderaja

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Posisi Titik Perbandingan Posisi Titik dari Elektronik Total Station

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Posisi Titik Perbandingan Posisi Titik dari Elektronik Total Station BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Posisi Titik Kualitas koordinat dari suatu titik dalam suatu sistem koordinat dapat dilihat setelah melakukan trasformasi koordinat ke suatu sistem koordinat yang

Lebih terperinci

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan Menguasai Adobe Photoshop 7.0 Eko Purwanto epurwanto@webmediacenter.com WEBMEDIA Training Center Medan www.webmediacenter.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN DESAIN. Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

Sistem Koordinat 3D. +y +y

Sistem Koordinat 3D. +y +y Pendahuluan Grafika Komputer dalam aplikasinya terbagi menjadi 2 : Grafika 2D Grafika 3D Aplikasi 2D banyak dipakai dalam pembuatan grafik, peta, kreasi 2D yang banyak membantu pemakai dalam membuat visualisasi.

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Digital Scoring System adalah sebuah Software scanner periksa nilai ujian dari lembar jawaban komputer (LJK) dengan teknologi computer graphic dan image recognition yang memberikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti yang telah dijelaskan pada bab 3. Berikut ini adalah kerangka dari percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT BAB 3 KOREKSI KOORDINAT Sebagai langkah awal dalam memproduksi data spasial dalam format digital, petapeta analog (berupa print out atau cetakan) di-scan ke dalam format yang dapat dikenali oleh ArcGIS.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.

Lebih terperinci

Pengenalan Geogebra. Oleh: Hazrul Iswadi. Disampaikan pada seminar internal Departemen MIPA. Tanggal 10 September 2011

Pengenalan Geogebra. Oleh: Hazrul Iswadi. Disampaikan pada seminar internal Departemen MIPA. Tanggal 10 September 2011 Pengenalan Geogebra Oleh: Hazrul Iswadi Disampaikan pada seminar internal Departemen MIPA Tanggal 10 September 2011 Departemen MIPA Universitas Surabaya A. Apa itu GeoGebra? GeoGebra adalah software gratis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Gelombang di Dalam Domain Komputasi Teknis penelitian yang dilakukan dalam menguji disain sensor ini adalah dengan cara menembakkan struktur sensor yang telah

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 14 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu pengukuran iluminasi cahaya pada medium udara, pengoperasian bagan apung, dan pengukuran iluminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, menyebutkan Cagar Budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Jenis Peta menurut Skala. Secara umum, dasar pembuatan peta dapat dinyatakan seperti Gambar 2.1

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Jenis Peta menurut Skala. Secara umum, dasar pembuatan peta dapat dinyatakan seperti Gambar 2.1 BB II DSR TEORI 2.1. Pemetaan Peta adalah penyajian grafis dari seluruh atau sebagian permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi peta tertentu. Peta menyajikan unsurunsur di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI Pada bab ini membahas tentang bagaimana cara mengimplementasikan dan pengambilan data serta melakukan evaluasi terhadap data-data yang sudah didapatkan. Pertama disini digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

BAB IV. Ringkasan Modul:

BAB IV. Ringkasan Modul: BAB IV REKTIFIKASI Ringkasan Modul: Pengertian Rektifikasi Menampilkan Data Raster Proses Rektifikasi Menyiapkan Semua Layer Data Spasial Menyiapkan Layer Image Menambahkan Titik Kontrol Rektifikasi Menggunakan

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

Perancangan Sistem dan Algoritma Identifikasi Obyek 3 Dimensi dengan Pemanfaatan Laser Pointer sebagai Pembangkit Berkas

Perancangan Sistem dan Algoritma Identifikasi Obyek 3 Dimensi dengan Pemanfaatan Laser Pointer sebagai Pembangkit Berkas 30 pril 008, Surabaya, Indonesia Perancangan Sistem dan lgoritma Identifikasi Obyek 3 Dimensi dengan Pemanfaatan Laser Pointer sebagai Pembangkit Berkas Stefanus Ongkodjojo 1), Rudi dipranata ), dan Stanley

Lebih terperinci

TPI 440 SCOPE PLUS. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus

TPI 440 SCOPE PLUS. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus TPI 440 SCOPE PLUS 1. Tujuan Untuk memberi petunjuk cara penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus dengan benar, dan fungsi peralatan terjaga dengan baik 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan data pengukuran terestris menuntut pemenuhan aspek efisien, efektif, presisi dan akurat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lingkup survei

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep yang mendasari ekstraksi unsur jalan pada citra inderaja. Uraian mengenai konsep tersebut dimulai dari ekstraksi jalan, deteksi tepi,

Lebih terperinci

Smart Camera. --- User Manual --- Petunjuk Pemakaian

Smart Camera. --- User Manual --- Petunjuk Pemakaian Smart Camera --- User Manual --- Petunjuk Pemakaian 1 Penampilan Produk 2 Petunjuk Pemakaian 1) Koneksi power a) Sambungkan kabel daya USB ke interface dibelakang kamera. Jika daya telah tersambung maka

Lebih terperinci

3.3.2 Perencanaan Jalur Terbang Perencanaan Pemotretan Condong Perencanaan Penerbangan Tahap Akuisisi Data...

3.3.2 Perencanaan Jalur Terbang Perencanaan Pemotretan Condong Perencanaan Penerbangan Tahap Akuisisi Data... DAFTAR ISI 1. BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Pertanyaan Penelitian... 4 1.4 Tujuan Penelitian... 4 1.5 Manfaat Penelitian... 4 2. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...

Lebih terperinci

JENIS CITRA

JENIS CITRA JENIS CITRA PJ SENSOR Tenaga yang dipantulkan dari obyek di permukaan bumi akan diterima dan direkam oleh SENSOR. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kepekaannya

Lebih terperinci