Sub-sub Bab Turunan Fungsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sub-sub Bab Turunan Fungsi"

Transkripsi

1 Sub-sub Bab Turunan Fungsi 1. Perilaku Laju Perubahan - Laju Perubahan Rata-rata. - Garis Singgung pada Sebuah Kurva. - Laju Perubahan Sesaat 2. Turunan Fungsi (Derivatif). - Turunan Fungsi Suku Banyak. - Turunan Hasil Kali atau Hasil Bagi Fungsi-fungsi. - Turunan Pangkat Rasional suatu Fungsi. - Turunan Fungsi Balikan. - Turunan Berordo Tinggi. - Turunan Fungsi Implisit. - Turunan Fungsi Majemuk (Komposit)/Kaidah Rantai. 3. Diferensial. ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ 0

2 ILUSTRASI TERAPAN MASALAH TURUNAN FUNGSI Pada tanaman gandum yang tingginya 60 cm diberikan hormon pertumbuhan. Selama minggu pertama percobaan ini, tanaman tersebut tumbuh dengan laju rata-rata 0.10 cm per hari; pada minggu kedua percobaan ini laju rata-rata pertumbuhannya menjadi 0.04 m per hari; dan pada minggu ketiga percobaan tersebut, laju rata-rata pertumbuhannya menjadi 20 cm per hari. Tentukanlah tinggi tanaman gandum pada akhir minggu ketiga! Berapakah laju rata-rata pertumbuhannya selama periode waktu tiga minggu itu? Andaikan protein diuraikan menjadi asam-asam amino menurut rumus di bawah ini: M = 24/(t + 1) sedangkan M merupakan massa protein dalam satuan gram dan t adalah waktu dalam satuan jam. Tentukanlah laju rata-rata reaksi penguraian tersebut dari t = 0 sampai dengan t = 2. Parasit ádalah hewan atau organisma yang hidup pada atau di dalam organisma lainnya yang disebut inang. Parasit itu ada yang bermanfaat dan ada pula yang berbahaya bagi inangnya. Binatang memamah biak seperti domba sangat tergantung pada sejenis parasit untuk melakukan pencernaan makanannya. Parasit sering juga digunakan sebagai pemberantas hama secara biologis. Salah satu jenis parasit terakhir ini dapat menghancurkan telur labah-labah. Jika banyaknya labah-labah pada suatu daerah ialah H dan banyaknya relatif parasit itu ialah P, maka anggaplah hubungan antara H dengan P merupakan fungsi berbentuk : H(P) = M(5 P 3 ), Sedangkan M ialah maksimum banyaknya populasi inang. Akan tetapi, parasit itu hanya dapat berkembang biak pada suhu yang berkisar di antara 21 o C sampai dengan 30 o C. Oleh karena itu banyaknya relatif parasit merupakan fungsi dari suhu t dan anggaplah : P(t) = (t 21)(30 t)/15 Dengan demikian banyaknya populasi labah-labah H dipengaruhi oleh suhu, meskipun populasi labahlabah tidak peka terhadap suhu. Keadaan demikian itu dapat dirumuskan sebagai fungsi majemuk : H(t) = (H. P)(t) = H(P(t)), untuk 21 t 30. Tentukanlah laju perubahan populasi labah-labah ini pada suhu 25 o C. Apakah populasi labah-labah ini akan bertambah atau berkurang? Apakah anda mengetahui bagaimana memecahkan persoalan-persoalan di atas? Ungkapan-ungkapan seperti tingkat atau laju pertumbuhan dan yang sejenisnya dalam masalah-masalah pertanian, ekonomi dan bisnis, kehidupan, perilaku ataupun laju reaksi, kecepatan dan percepatan obyek yang bergerak, atau kepekatan massa dalam masalah-masalah pengetahuan alam dan keteknikan sesungguhnya merupakan istilah untuk menyatakan laju perubahan sesaat dari suatu fenomena yang kontinyu. Kajian perilaku laju tersebut dapat dilakukan melalui model matematikanya yang berbentuk fungsi kontinyu. Pada hakikatnya istilah-istilah 1

3 semacam ini mempunyai satu konsep dasar matematika yang dikenal sebagai turunan fungsi, yang merupakan tahapan awal studi tentang kalkulus diferensial. Jadi kasus-kasus di atas dapat anda selesaikan melalui turunan fungsi. Pertanyaannya sekarang, apakah yang dimaksud dengan turunan fungsi? Apa konsepnya? Mengapa anda dapat menerapkan turunan pada kasus-kasus di atas? Lalu bagaimana menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut jika menggunakan turunan fungsi? Mempelajari turunan fungsi sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Apalagi jika anda mengetahui trik-trik khusus pada turunan suatu fungsi ini, maka mungkin anda akan lebih menyukai dan tertantang ketika menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan turunan fungsi. Faktor terpenting adalah ketelitian dalam membaca soal atau masalah serta khususnya dalam hal ini, menghafalkan formula-formula atau rumus-rumus yang ada, untuk kemudian menggunakannya dengan tepat. Hal ini disebabkan pada turunan fungsi, formula atau rumus yang digunakan cukup banyak, sehingga anda harus memiliki cara yang kreatif untuk dapat mengingat formula-formula tersebut dengan lebih cepat. Dalam bab ini diungkapkan pengertian turunan dan sifat-sifat serta penerapannya dalam menentukan laju perubahan per satuan waktu dari peubah-peubah kontinyu yang saling terpaut, rumus-rumus dasar pendiferensialan, penggunaan berbagai jenis derivatif, turunan berordo tinggi serta pendiferensialan implisit. MATERI BAHASAN Perkembangan kalkulus diferensial dalam abad ketujuh belas untuk sebagian besar dipengaruhi oleh dua masalah, yaitu : Menemukan tanjakan (kemiringan) garis singgung di sebuah titik pada suatu kurva yang diketahui. Menentukan kecepatan sesaat sebuah partikel yang bergerak sepanjang garis lurus dengan laju yang berubah. Perilaku Laju Perubahan - Laju Perubahan Rata-rata. Laju perubahan rata-rata fungsi y = f (x) dalam selang tertutup [x 1,x 2 ] ialah : y f (x 2 ) f (x 1 ) = x x 2 x 1 - Garis Singgung pada Sebuah Kurva. Andaikan y = f(x) sebuah fungsi dan P; (c, f(c)) suatu titik pada grafik f (x). Tanjakan (kemiringan) garis singgung grafik f di P; (c, f(c)) adalah : y f(c + x) f (c) lim = lim, asalkan limitnya ada. x 0 x x 0 x Persamaan garis singgung ini ialah : y f(c) = {f (c)}. (x c). - Laju Perubahan Sesaat. Misalkan fungsi y = f (x) didefinisikan di sekitar x = c. Yang dimaksud dengan laju perubahan sesaat pada x = c ialah : y f(c + x) f (c) lim = lim, asalkan limitnya ada. x 0 x x 0 x Limit pada definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk yang lain. Misalkan x = c + x, yang berarti pula 2

4 bahwa x = x c. Dengan demikian jika x 0, maka x c. Oleh karena itu : y f (x) f (c) lim = lim x 0 x x 0 x c Turunan Fungsi (Derivatif). Misalkan fungsi y = f(x), turunan fungsi f adalah fungsi f yang nilainya di titik c dalam daerah asal f adalah : y f(c + x) f (c) f (c) = lim = lim, asalkan limitnya ada. x 0 x x 0 x Jika limit ini ada, maka f dinamakan terdiferensialkan (terturunkan) di c. Daerah asal f adalah himpunan bagian daerah asal f. Menentukan sebuah fungsi dinamakan pendiferensialan (penurunan). Lambang lain untuk f adalah D x f (baca turunan f menurut x ); dalam hal ini x adalah peubah bebas f. Jika diandaikan y = f (x), lambang lain untuk turunan f adalah dy/dx dan D x y (baca turunan y menurut x ). Jadi turunan fungsi f(x) pada titik x = c ialah : f (c) = lim x 0 f(c + x) f (c) x Turunan sebuah fungsi adalah suatu limit. Juga, bahwa jika limit tersebut ada, maka fungsi yang bersangkutan kontinyu. Dengan demikian fungsi, limit dan kekontinyuan hubungannya erat sekali dengan konsep derivatif. - Turunan Fungsi Suku Banyak. Teorema 1. Jika k konstanta dan f (x) = k maka D x f = 0 atau D x k = 0. Teorema 2. Andaikan f fungsi identitas yang didefinisikan sebagai f (x) = x. Maka D x x = 1. Teorema 3. Andaikan f fungsi yang didefinisikan sebagai f (x) = x n, dengan n bilangan bulat positif, maka D x x n = nx n-1. Teorema 4. Andaikan f fungsi yang dapat diturunkan dan k sebuah konstanta, maka D x [k. f (x)] = k. D x f (x). Teorema 5. Derivatif jumlah aljabar dua fungsi yang dapat diturunkan sama dengan jumlah aljabar derivatif fungsi-fungsi. Dengan rumus : D x (f ± g) = D x f ± D x g. Teorema 6. Teorema akibat. Derivatif jumlah fungsi-fungsi yang terhingga banyaknya dan yang dapat diturunkan sama dengan jumlah turunannya. 3

5 - Turunan Hasil Kali atau Hasil Bagi Fungsi-fungsi. Teorema 1. Turunan produk dua fungsi yang dapat diturunkan sama dengan fungsi pertama dikalikan turunan fungsi kedua ditambah dengan fungsi kedua dikalikan dengan turunan fungsi yang pertama. Dengan rumus : D x (u. v) = u. D x v + v. D x u. Teorema 2. Jika v dapat diturunkan, maka D x (1/ v) = - (D x v) / v 2. Teorema 3. Derivatif hasil bagi dua fungsi yang dapat diturunkan sama dengan penyebut kali turunan pembilang dikurangi dengan pembilang kali turunan penyebut dibagi seluruhnya oleh kuadrat penyebut : v. D x u u. D x v D x (u / v) = asal v (x) 0 v 2 - Turunan Pangkat Rasional suatu Fungsi. Teorema 1. Andaikan n bilangan rasional. Maka D x x n = nx n 1, dengan x bilangan real yang membuat x n 1 real. Misalnya : 3x - ¼ D x x 3/4 = (¾)x ¾ -1 = ; 4 dan D x x -7 = 7(x -7-1 ) = 7x -8. Teorema 2. Apabila n bilangan rasional dan u fungsi dari x yang dapat diturunkan maka Dxu n = nu n 1. D x u, Untuk nilai x yang membuat [u (x)] n 1 real. Misalnya u(x) = 2x 3 7x + 9 dan n = 1/5, maka D x (2x 3 7x + 9) 1/5 = 1/5(2x 3 7x + 9) 1/5 1. D x (2x 3 7x + 9) = 1/5(2x 3 7x + 9) -4/5 (6x 2 7). - Turunan Fungsi Balikan. Andaikan y = f (x) dan x = f -1 (y) balikannya yang dapat didiferensialkan. Maka turunan-turunannya adalah saling kebalikan. Yaitu dx/dy = 1/(dy/dx). Sebagai contoh, jika y = f (x) = x 3 dan x = f -1 (y) = y 1/3 maka dy/dx = 3x 2 dan dx/dy = 1/3 y 2/3 = 1/3(x 3 ) -2/3 = 1/(3x 2 ). Teorema. Andaikan y = f (x) mendefinisikan sebuah fungsi f yang dapat didiferensialkan pada sebuah selang I. Andaikan x 1 I dengan f (x 1 ) 0. Andaikan f 1 balikan f yang kontinyu pada selang terbuka f yang memuat titik y 1 = f (x 1 ). Maka x = f -1 (y) dapat diturunkan di y 1 dan nilai dx/dy di y 1 adalah : 1 dx/dy =. dy - Turunan Berordo Tinggi. Derivatif sebuah fungsi yang juga merupakan fungsi dapat diturunkan lagi. Andaikan f fungsi dari f turunan f. Turunan pertama f adalah turunan kedua f jika ada dan dilambangkan dengan f (baca : f dua aksen ). Begitu pula turunan ketiga f adalah turunan pertama f dan ditulis sebagai f (baca : f tiga aksen ). Misalnya : Andaikan f fungsi yang didefinisikan sebagai f (x) = 2x 3 + x 5 ; maka turunan pertama f adalah f dengan f (x) = 6x 2 + 1, sedangkan turunan kedua f adalah f dengan f (x) = 12x dan turunan ketiga f adalah f dengan f (x) = 12. dx 4

6 Apabila n bilangan positif bulat lebih dari 2, maka turunan ke n fungsi f adalah turunan pertama dari turunan ke (n 1) fungsi f. Lambang-lambang untuk turunan ke-n fungsi f adalah : d n f f(n), D n x f, dan, dx n Adakalanya berguna untuk melambangkan f sebagai f (0). - Turunan Fungsi Implisit. Sebuah persamaan seperti x 2 + y 2 = 1, juga menentukan sebuah fungsi dari x jika di batasi pada ketentuan 2 bahwa pada tiap bilangan x 1 dalam selang tertutup [-1, 1] ada bilangan y 1 = 1 x 1. Dikatakan bahwa persamaan x 2 + y 2 = 1 mendefinisikan secara implisit sebuah fungsi dari x atau mendefinisikan suatu fungsi implisit dari x. Sebagai cara untuk menentukan turunan sebuah fungsi implisit yang dapat didiferensialkan akan diterangkan dalam contoh soal pemecahan masalah. Dalam melakukan hal ini tidak perlu dinyatakan peubah tak bebas dengan peubah bebas yang terdapat dalam persamaan dengan dua peubah yang diketahui. Cara demikian dinamakan pendifrensialan implisit. - Turunan Fungsi Majemuk (Komposit)/Kaidah Rantai. Teorema Kaidah Rantai. Andaikan y = f (u) dan u = g(x) dengan f dan g fungsi-fungsi. Jika g dapat diturunkan di x dan f dapat diturunkan di u = g(x) maka fungsi komposit y = f (g(x)) dapat diturunkan di x dan berlakulah : dy dy du =. atau dx du dx D x f (g(x)) = f (u). g (x) atau f (x) = (f. g) (x) = f (g(x)). g (x), yang ekivalen. Diferensial. Andaikan f sebuah fungsi yang dapat didiferensialkan pada nilai x 1 peubah bebas x dan andaikan y = f (x). Maka : 1. Diferensial dx dari peubah bebas x adalah perubahan sembarang x; jadi dx = x. 2. Diferensial dy dari peubah tak bebas y [atau d f(x), yaitu diferensial fungsi] di x 1 adalah : dy = f (x 1 )dx. Rumus-rumus untuk diferensial-diferensial dapat dijabarkan dari rumus-rumus bersangkutan untuk turunanturunan dengan jalan mengalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan diferensial peubah bebas. Sebagai contoh, andaikan u dan v fungsi-fungsi dari x yang dapat diturunkan maka : d(uv) dv du = u + v. dx dx dx Jika ruas kiri dan ruas kanan persamaan tersebut dikalikan dengan diferensial dx, dan bentuk-bentuk d(uv)/dx, du/dx, dan dv/dx dianggap sebagai hasil bagi diferensial, maka diperoleh : d(uv) = u dv + v du. Jadi diferensial hasil kali dua fungsi yang dapat diturunkan sama dengan fungsi pertama dikalikan dengan diferensial fungsi kedua ditambah dengan fungsi kedua dikalikan dengan diferensial fungsi pertama. Di bawah ini terdapat daftar yang jalur pertamanya memuat rumus-rumus untuk turunan-turunan yang ditulis dengan notasi Leibniz, sedangkan jalur kedua memuat rumus-rumus yang sesuai dengan bentuk diferensial. 5

7 1. dc 1. dc = 0 = 0 dx 2. d(cu) du 2. d(cu) = c du = c dx dx 3. d(u + v) du dv 3. d(u + v) = du + dv = = dx dx dx 4. d(uv) dv du 4. d(uv) = u dv + v du = u + v dx dx dx 5. d(u/v) v(du/dx) - u(dv/dx) 5. u v du - u dv = d( ) = dx v 2 v v 2 6. d(u n ) du 6. d(u n ) = nu n-1 du = nu n-1 dx dx Teorema Akibat. Andaikan y = f (x). Maka dy = f (x)dx walaupun x bukan peubah bebas atau walaupun x fungsi peubah lain. CONTOH SOAL PEMECAHAN MASALAH 1. Andaikan sebuah mobil memerlukan waktu 3 jam untuk perjalanan dari Bandung ke Jakarta. Berdasarkan anggapan jarak Bandung-Jakarta adalah 180 km, dikatakan bahwa kecepatan (laju) rata-rata mobil itu selama periode waktu 3 jam tersebut ialah : S perubahan jarak 180 = = = 60 km/jam. t perubahan waktu 3 2. Dalam sistem biologi, laju perubahan suatu faktor kadang-kadang diketahui, meskipun bentuk fungsi dari faktor tersebut tidak diketahui. Pada keadaan seperti ini nilai fungsi itu dapat diaproksimasi dengan menggunakan laju perubahan; misalnya volume air yang diserap tanaman. Volume air sebenarnya yang diserap atau dikeluarkan daun atau tangkainya sangat sukar diukur secara langsung. Akan tetapi, perubahan air yang ada (laju aliran) dapat diukur dalam selang waktu yang singkat dengan menggunakan suatu alat tertentu. Andaikanlah laju aliran rata-rata dalam anak selang dari selang waktu [0, 1.5] diberikan pada tabel berikut : Anak Selang [0, 0.25] [0.25, 0.50] [0.50, 1.00] [1.00, 1.50] Laju aliran rata-rata Misalkan V(t) menyatakan volume H 2 O pada saat t, dan anggaplah V(0) = 14. Laju aliran rata-rata volume H 2 O, V(t), selama selang waktu [a,b] adalah : 6

8 V t V(b) V(a) = ; Oleh karena itu b a V(b) = V(a) + (b a). ( V/ t). Formula ini dapat digunakan untuk menghitung volume H 2 O pada t = 1.5 melalui proses beruntun seperti tercantum pada tabel berikut : Langkah Selang [a,b] V(b) = V(a) + (b a) ( V/ t) 1. [0, 0.25] V(0.25) = (0.25 0) (0.80) = [0.25, 0.50] V(0.50) = ( )(1.20) = [0.50, 1.00] V(1.00) = ( )(-1) = [1.00, 1.50] V(1.50) = ( )(0.20) = Seandainya laju aliran tersebut dianggap konstan pada setiap anak selang selama pengukuran berlangsung, maka volume H 2 O terhadap waktu merupakan garis lurus pada setiap anak selang. 3. Suatu tumor, t hari setelah ditemukan, diduga mempunyai massa total : M(t) = (7)(10-4 )t 2 gram Berapakah laju pertumbuhan tumor itu pada hari yang kelima? Jawab : Laju pertumbuhan tumor (LPT) pada hari yang kelima ialah : LPT = lim t 5 M(t) M(5) (7)(10-4 )t 2 (7)(10-4 )(5 2 ) = lim t 5 t 5 t 5 LPT = lim t 5 (7)(10-4 )(t ) t 5 = lim (7)(10-4 ) (t + 5) = gram/hari. t 5 4. Misalkan suatu benda bergerak sepanjang suatu rel dan jarak yang ditempuh benda itu setelah t satuan waktu sejak berangkat dari titik acuan dilambangkan oleh fungsi S(t). Dalam hal ini, kecepatan benda pada saat t 0 didefinisikan sebagai laju perubahan sesaat dari fungsi S(t) pada t = t 0. Oleh karena itu kecepatan pada saat t ialah : S(t + t) S(t) V(t) = lim t 0 t Kecepatan ini dapat bernilai positif atau negatif, tergantung pada orientasi terhadap titik acuan. Laju (speed) benda ini adalah nilai mutlak dari kecepatan : Laju = V(t) 7

9 Percepatan benda ini didefinisikan sebagai laju perubahan sesaat dari kecepatan dan dilambangkan sebagai a(t), V(t + t) V(t) a(t) = lim, t 0 t Pada hakekatnya bentuk limit pada Laju Perubahan Sesaat : y f(c + x) f(c) lim = lim, t 0 x 0 x x Merupakan konsep matematika. Untuk sembarang fungsi f dan titik x 0 kita dapat menghitung limit tersebut jika nilainya ada. Untuk memberikan nama matematika bagi limit tersebut di atas, yang tidak terpaut pada bentuk modelnya atau masalahnya, diperkenalkanlah pengertian turunan. 5. Tentukanlah persamaan garis singgung terhadap kurva fungsi f(x) = x 3 1 pada titik (1,0)! Jawab : f(x) f(1) (x 3 1) 0 f (1) = lim = lim, x 1 x 1 x 1 x 1 = lim (x 2 + x + 1) = 3 x 1 Jadi persamaan garis singgung terhadap kurva y = f(x) pada titik (1,0) ialah : y 0 = 3(x 1) atau y = 3x Andaikan f sebuah fungsi yang didefinisikan sebagai f(x) = 13x 6. Tentukan f (4), yaitu nilai f di titik x = 4. Jawab : Menurut Ketentuan f(4 + x) f(4) [13(4 + x) 6] [13(4) 6] 13( x) f (4) = lim = lim = lim x 0 x x 0 x x 0 x Oleh karena pembilang dan penyebut pecahan 13( x)/ x memiliki limit nol apabila x 0, kita tak dapat menentukan limit tersebut dengan cara substitusi. Akan tetapi : 13( x)/ x = 13. untuk semua x 0. Sehingga kita peroleh : 13( x) lim = lim 13 = 13 x 0 x 0 x Jadi nilai derivatif f di x = 4 adalah Hitunglah turunan fungsi f(x) = 5x 6 2x 3 + x 2 1! Jawab : D x f = D x (5x 6 ) D x (2x 3 ) + D x (x 2 ) D x (1) = 30x 5 6x 2 + 2x. 8

10 8. Hitunglah turunan fungsi y = f(x) = (1 2x 3 ) 17. Jawab : Misalkanlah u = 1 2x 3, maka : D x y = D x u 17 = 17u 16.D x u = 17(1 2x 3 ) 16. D x (1 2x 3 ) = 17(1 2x 3 ) 16. (-6x 2 ) = -102x 2 (1 2x 3 ) Hitunglah turunan fungsi y = f(x) = (1 x 3 ) 6 /(x 2 + 1)! Jawab : Dengan menggunakan teorema turunan hasil bagi dua fungsi diperoleh : (x 2 + 1) D x (1 x 3 ) 6 (1 x 3 ) 6 D x (x 2 + 1) (x 2 + 1) 6(1 x 3 ) 5 D x (1 x 3 ) (1 x 3 ) 6 (2x) D x y = = x x (x 2 + 1) (1 x 3 ) 5. (-3x 2 ) 2x(1 x 3 ) 6 2x(1 x 3 ) 5 {- 9(x 2 + 1)x (1 x 3 )} D x y = = x x x(1 x 3 ) 5 (- 9x 3 9 x 1 + x 3 ) - 2x(1 x 3 ) 5 (8x x + 1) Dxy = = x x Jika f (x) = 2x dan g(x) = 1/x, tentukanlah turunan fungsi majemuk h(x) = (f. g)(x) dan F(x) = (g. f)(x). Jawab : Ada tiga cara untuk menyelesaikannya, yaitu : Cara 1 : Dari f (x) = 2x 2 + 1, diperoleh f (x) = 4x dan f (g(x)) = f (1/x) = 4/x. Karena g(x) = 1/x, maka g (x) = -1/x 2 dan g (f (x)) = g (2x 2 + 1) = -1/(2x 2 + 1) 2. Oleh karena itu dengan menggunakan kaidah rantai diperoleh : dan h (x) = (f. g) (x) = f (g(x)) g (x) = 4/x. [-1/x 2 ]. -4/x 3 ; F (x) = (g. f) (x) = g (f (x))f (x) = -1/(2x 2 + 1) 2. 4x = -4x/(2x 2 + 1) 2. Cara 2 : Misalkan y = f (u) = 2u dan u = g(x) = 1/x. Oleh karena itu dy/dx = 4u = 4/x dan du/dx = -1/x 2. Dengan demikian : h (x) = dy/dx = du/dy. du/dx = 4/x. [-1/x 2 ] = -4/x 3. Misalkan pula y = g(u) = 1/u dan u = f (x) = 2x

11 Maka diperoleh dy/du = -1/u 2 = -1/(2x 2 + 1) 2 dan du/dx = 4x. Dengan demikian : F (x) = dy/dx = dy/du. du/dx = -1/(2x 2 + 1) 2. 4x = -4x/(2x 2 + 1) 2. Cara 3 : Susunlah dahulu bentuk fungsi majemuknya : dan Jadi dan h(x) = (f. g)(x) = f (g(x)) = f(1/x) = 2/x F(x) = (g. f)(x) = g(f(x)) = g(2x 2 +1) = 1/(2x 2 + 1) h (x) = d/dx [2/x 2 + 1] = -4/x 3 F (x) = d/dx[1/2x 2 + 1] = -1/(2x 2 +1) 2 [d/dx(2x 2 + 1)] = -4x/(2x 2 + 1) Jika fungsi f(x) = x 2, untuk x > 0, maka turunan fungsi kebalikannya pada titik x = 4, yaitu f -1 (4) dapat ditentukan dengan cara seperti berikut : (1) Karena titik x = 4 pada fungsi f -1 berpadanan dengan titik x =2 pada fungsi f, maka kita hitung dahulu f (2). Dalam hal ini f (x) = 2x, sehingga f (2) = 4. (2) Dengan rumus di atas diperoleh f -1 (4) = 1/f (2) = ¼. 12. Andaikan x 2 + 5y 2 = 1 menentukan secara implisit sebuah fungsi dari x yang dapat didiferensialkan. Tentukanlah D x y. Jawab : Turunkan tiap suku persamaan yang diketahui terhadap x. Maka : D x (x 2 ) + 5D x (y 2 ) = D x (1). Oleh karena diandaikan bahwa y adalah fungsi dari x maka dalam suku kedua ruas kiri yaitu 5D x (y 2 ), turunkan y terhadap x dengan menggunakan aturan rantai. Artinya y 2 kita turunkan terlebih dahulu menurut y kemudian kita kalikan hasilnya dengan turunan y menurut x. Maka dari D x (x 2 ) + 5D x (y 2 ) = D x (1) diperoleh : -2x -x 2x + 5(2y)D x y = 0 sehingga D x y = =, y 0. 10y 5y 13. Andaikan x 3 + x 2 y - 10y 4 menentukan secara implisit sebuah fungsi dari x yang dapat diturunkan. Tentukan D x y. Jawab : Turunkan persamaan yang diketahui suku demi suku. Maka diperoleh : D x (x 3 ) + D x (x 2 y) D x (10y 4 ) = D x (0). Sehingga 3x 2 + [x 2. D x y + y. D x (x 2 )] - 10(4y 3. D x y) = 0 atau 3x 2 + x 2. D x y + 2xy y 3. D x y = 0 Akhirnya 3x 2 + 2xy 10

12 14. Jika f(x) = 3x 4 + 2x 3 5x 2 + 4x + 3, maka : D x (f(x)) = f (1) (x) = 12x 3 + 6x 2 10x + 4, D x 2 (f(x)) = f (2) (x) = 36x x 10, D x 3 (f(x)) = f (3) (x) = 72x + 12, D x 4 (f(x)) = f (4) (x) = 72, dan D x n (f(x)) = 0 untuk n 5. D x y =, 40 y 3 - x y 3 x Kecepatan suatu partikel yang bergerak sepanjang suatu lintasan didefinisikan sebagai V(t) = D t f(t), sedangkan f(t) menyatakan jarak yang ditempuh partikel itu dari suatu titik tertentu pada saat t. Percepatan partikel itu didefinisikan sebagai laju perubahan dari kecepatan, yaitu a(t) = Dt(V(t)). Akibatnya percepatan merupakan turunan kedua dari fungsi f : a(t) = D 2 t(f(t)). 16. Parasit ádalah hewan atau organisma yang hidup pada atau di dalam organisma lainnya yang disebut inang. Parasit itu ada yang bermanfaat dan ada pula yang berbahaya bagi inangnya. Binatang memamah biak seperti domba sangat tergantung pada sejenis parasit untuk melakukan pencernaan makanannya. Parasit sering juga digunakan sebagai pemberantas hama secara biologis. Salah satu jenis parasit terakhir ini dapat menghancurkan telur labah-labah. Jika banyaknya labah-labah pada suatu daerah ialah H dan banyaknya relatif parasit itu ialah P, maka anggaplah hubungan antara H dengan P merupakan fungsi berbentuk H(P) = M(5 P 3 ), Sedangkan M ialah maksimum banyaknya populasi inang. Akan tetapi, parasit itu hanya dapat berkembang biak pada suhu yang berkisar di antara 21 o C sampai dengan 30 o C. Oleh karena itu banyaknya relatif parasit merupakan fungsi dari suhu t dan anggaplah : P(t) = (t 21)(30 t)/15 Dengan demikian banyaknya populasi labah-labah H dipengaruhi oleh suhu, meskipun populasi labah-labah tidak peka terhadap suhu. Keadaan demikian itu dapat dirumuskan sebagai fungsi majemuk : H(t) = (H. P)(t) = H(P(t)), untuk 21 t 30. Tentukanlah laju perubahan populasi labah-labah ini pada suhu 25 o C. Apakah populasi labah-labah ini akan bertambah atau berkurang? 11

13 Jawab : Perhatikan bahwa : dp -3M(t 21)(30 t) 2 = -3MP 2 = dt t = 25 t = t = 25 3M 16 = - (400) = - M dan dp -2t = =. dt t = t = oleh karena itu : dh dh dp h (25) = =. dt t = 25 dp t = 25 dt t = 25-16M 1-16 = = M. Jadi laju perubahan populasi labah-labah itu pada suhu 25 o C ialah : h (25) = -16 M/45 Karena h (25) < 0, maka populasi labah-labah itu akan berkurang. PROYEK TERAPAN MASALAH (Project Base Learning) Praktikum Latihan Pemecahan Masalah. 1. Misalkanlah kadar polusi pada suatu danau setelah t tahun dapat dirumuskan oleh : K(t) = ((8t + 1) 1/4 ) 3. a. Tentukanlah laju perubahan sesaat kadar polusi itu! b. Tentukanlah laju perubahan rata-rata kadar polusi itu dalam selang [1,2] c. Dengan laju berapa kadar polusi itu berubah pada tahun ke Hubungan antara massa suatu sel dengan garis tengahnya, d, diberikan oleh persamaan : M = ρ π (d/3) 2 Konstanta ρ menyatakan kerapatan (density) spesifik sel itu dan nilainya biasanya hampir sama dengan satu. Apabila garis tengah sel itu, d = 0.25 cm, tentukanlah laju perubahan massa sel itu sewaktu diameter (garis tengah) itu bertambah besar. 3. Banyaknya kebakaran hutan pada suatu daerah tertentu dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu (satuan hari) x sejak pengukuran curah hujan yang terakhir. Kebakaran itu dapat berasal dari halilintar atau dari ulah manusia. Misalkanlah banyaknya kebakaran yang disebabkan oleh halilintar diberikan oleh fungsi : N(x) = 0.1 (2x 7), dan banyaknya kebakaran yang disebabkan oleh ulah manusia diberikan oleh fungsi : 12

14 M(x) = (0.5)x 2 Oleh karena itu total banyaknya kebakaran dapat dirumuskan oleh fungsi F(x) = N(x) + M(x). Dengan demikian proporsi kebakaran yang disebabkan oleh manusia ialah : R(x) = M(x) F(x) Tentukanlah laju perubahan kebakaran relatif yang disebabkan oleh ulah manusia! Tentukanlah f (x) dari nomor 4 14 di bawah ini : 1. f(x) = (2x 7) (3x 2 + 4x 1). 2. f(x) = (x 2 5x + 3) (4x + 5). 3. f(x) = (5x 2 7) (2x 2 + 6x 7). 4. f(x) = (x 3 + 2x 3) (4x 2 + x + 2). 5. f(x) = (x 2 5x + 1) (x 2 5x + 1). 6. f(x) = (2x 3 + x 2 4) f(x) =. 3x f(x) =. 5x f(x) =. 4x 4 + 3x x 4 2x 3 6x 10. f(x) =. 4x 2x 3 x y =. x 2 + 3x 5 3x 3 4x y =. x 2 + 2x G(t) = 14. G(t) = 2t 2 + 9t 3 t 3 + 6t 2 t + 2 6t 3 (2t 2 3) 2 13

15 15. Andaikan u dan v fungsi-fungsi yang dapat diturunkan. Jika u(0) = 4, u (0) = -1, v(0) = -3 dan v (0) = 5, tentukan di x = 0, nilai dari : a. D x (u. v) b. D x (u / v) 16. Andaikan f dan g dapat diturunkan. Andaikan f(3) = 7, f (3) = 2, g(3) = 6 dan g (3) = -10, tentukan di x = 3, nilai dari : a. (f. g) b. (f / g) ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ 14

16 GUGUS I LUSTRASI TERAPAN Dalam biologi dikenal istilah ordo, family, genus, spesies untuk mengelompokkan koleksi hewan atau tumbuh-tumbuhan berdasarkan cirri-cirinya yang serupa. Manusia yang hidup di dunia ini dapat dikelompokkan menurut golongan darah, jenis kelamin, atau suku bangsanya. Sistem penyimpanan buku-buku diperpustakaan dikelompokkan berdasarkan disiplin ilmunya. Masyarakat terkelompokkan ke dalam berbagai himpunan, fraksi, atau organisasi social politik yang terbentuk berdasarkan kesamaan wawasan, gagasan, ideologi, atau tujuannya. Semua ilustrasi ini mengungkapkan bahwa istilah-istilah seperti famili, kelas, ordo, himpunan, kategori, kelompok, golongan mempunyai makna yang identik dalam pengertian adanya ciri penentu yang dapat membedakan apakah suatu obyek sembarang termasuk atau tidak di dalamnya. Tujuan pengelompokkan ini tidak lain adalah untuk menyusun suatu kelompok himpunan menjadi lebih sistematik dan sederhana. Kelompok-kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan istilah GUGUS. Dalam ekosistem, misalkan L adalah gugus yang anggota-anggotanya adalah semua factor lingkungan (habitat), dan S menyatakan gugus yang anggota-anggotanya adalah semua jenis sumberdaya. Maka cahaya (sinar matahari) adalah anggota gugus L dan S, karena ia merupakan stimulus kegiatan dan juga sumberdaya dalam proses sintesis bahan kimia. Jika cahaya dilambangkan sebagai c, maka uraian di atas secara singkat dapat ditulis sebagai c ε L S. Di dalam bab ini akan dibahas konsep dasar teori gugus yang dapat dimanfaatkan pada berbagai situasi seperti yang dijumpai dalam ilmu-ilmu kehidupan, perilaku, pertanian, bahkan computer, serta keteknikan.

17 M ATERI BAHASAN PENGERTIAN GUGUS Gugus adalah sekumpulan obyek, baik abstrak maupun konkret, yang terdefinisi dengan baik. Dalam pengertian ini tersirat makna adanya cirri yang jelas untuk menentukan apakah suatu obyek sembarang termasuk atau tidak termasuk dalam gugus tersebut. Obyek-obyek yang membentuk gugus disebut anggota-anggota atau unsur-unsur gugus tersebut. Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang matematikawan Jerman bernama George Cantor ( ) dengan nama Menge. Beliau adalah perintis dalam mengembangkan teori-teori tentang gugus dengan berbagai macam symbol yang memenuhi kaidah sistematik dan memanfaatkannya sebagai bahasa untuk mengungkapkan gagasangagasan matematika yang rumit dalam bentuk sederhana. Contoh 1 : Semua tumbuhan yang menghasilkan oksigen, menyusun suatu gugus, karena dapat dibedakan dengan jelas tumbuhan mana yang berklorofil dan mana yang tidak. Akan tetapi semua koleksi tumbuh-tumbuhan yang berdaun lebar tidak memeuhi syarat untuk disebut sebagai suatu gugus. Mengapa? Karena ungkapan berdaun lebar bersifat subyektif. ISTILAH-ISTILAH GUGUS Gugus Kosong, yaitu gugus yang tidak mempunyai satu pun anggota. Contoh : himpunan astronot Indonesia yang mendarat di bulan Gugus terhingga, yaitu gugus yang banyak anggotanya terhingga Contoh : himpunan bilangan genap kurang dari 10 Gugus tak terhingga, yaitu gugus yang anggotanya tak terhingga Contoh : himpunan bilangan yang digunakan untuk mencacah Gugus Semesta, yaitu gugus yang mencakup semua anggota yang menjadi acuan atau ruang lingkup pembahasan. LAMBANG GUGUS Gugus biasanya dilambangkan dengan huruf capital seperti A, B, C, Sedangkan gugus kosong dilambangkan dengan ø atau { }, dan gugus semesta dilambangkan dengan huruf U. Anggota-anggota suatu gugus dinyatakan dengan huruf kecil a, b, c,x, y dan

18 seterusnya. Untuk melambangkan suatu unsure x dalam gugus A digunakan bentuk x є A yang artinya x adalah anggota gugus A. Ingkaran pernyataan tersebut, yaitu x bukan anggota gugus A. Lambang keanggotaan gugus ini pertama kali diusulkan oleh matematikawan Italia bernama Giuseppe Peano ( ). Contoh : A = {a, b, c, d, } B = {1, b, 2, d, } PENYAJIAN GUGUS Gugus dapat disajikan dalam 3 (tiga) cara, yaitu : 1. Cara Daftar, yaitu menyajikan semua anggota dalan tanda kurawal { } dan setiap anggota dengan anggota lainnya dipisahkan dengan koma Contoh : G = { 2,4,6,8} 2. Cara Notasi, yaitu mendefinisikan anggota dalam tanda kurawal { } Contoh : G = {x I x = bilangan genap positif < 10 } 3. Cara Deskriptif, menggambarkan atau menyebutkan karakteristik dari anggota himpunan diantara tanda kurawal { } Contoh : G = {bilangan yang dapat dibagi 2 kurang dari sepuluh} PENULISAN ELEMEN GUGUS Penulisan urutan anggota gugus dapat saling dipertukarkan tanpa merubah arti maupun nilai dari gugus tersebut. Contoh : G = { 2,4,6,8} atau G = { 4,2,6,8}, dsb. HUBUNGAN ANTAR GUGUS A. GUGUS/HIMPUNAN SPESIFIK Ada dua gugus yang spesifik : Gugus Kosong/Hampa, adalah gugus yang tidak mempunyai anggota. Diberi lambang { } atau Ø. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari semua himpunan.

19 Gugus semesta/asal adalah gugus yang anggotanya merupakan seluruh benda yang dibicarakan dalam kasus yang bersangkutan. Diberi lambing U artinya universal atau S artinya semesta. Contoh : A = { } atau A = Ø U = {bilangan real} S = {mahasiswa Unpad} B. GUGUS/HIMPUNAN SAMA Gugus dikatakan sama dengan gugus lain jika keduanya mempunyai anggota yang sama. Gugus yang sama dinyatakan dengan lambing = sedangkan gugus yang tidak sama dinyatakan dengan lambang. Contoh : Jika A = {a,i,u,e,o}, B = {1,2,3,4,5}, C = {5,4,3,2,1}, dan D = {o,e,u,i,a} Maka A = D dan B = C A C dan B D C. GUGUS/HIMPUNAN BAGIAN Gugus A dikatakan bagian dari Gugus B, jika setiap anggota A juga merupakan anggota B. Untuk menyatakan himpunan bagian digunakan lambang (proper subset). Contoh : A = {1, 5, 7} dan B = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} Maka A merupakan bagian dari B atau ditulis A DENAH VENN Hubungan antar Gugus dapat digambarkan pada diagram Venn, diperkenalkan oleh matematikawan Inggris bernama John Venn ( ). Diagram Venn digambarkan dalam bidang datar berbentuk segi empat atau lingkaran. Diagram Venn dapat menunjukkan hubungan antara beberapa gugus berbeda yang tergabung dalam gugus semesta. Contoh : Diagram Venn untuk A B S

20 S B A Diagram Venn untuk A B S S B A PENGOLAHAN GUGUS A. GABUNGAN (UNION) DIBERI SIMBOL U Gabungan gugus A dan gugus B adalah suatu gugus yang anggota-anggotanya adalah anggota gugus A atau B. Ditulis A U B atau B U A. Notasi A U B = {x I x є A atau x є B} S A B A U B

21 B. IRISAN (INTERSECTION) DIBERI SIMBOL Irisan gugus A dan gugus B adalah suatu gugus yang anggota-anggotanya adalah anggota gugus A dan B. Ditulis A B atau B A. Notasi A B = {x I x є A atau x є B} S A B A B Dua gugus B dan C yang irisannya merupakan himpunan kosong atau Ø disebut himpunan yang saling pisah disjoint atau saling asing. Notasi B C = Ø S B C C. KOMPLEMENTER DIBERI SIMBOL A C Komplementer gugus A adalah suatu gugus yang anggota-anggotanya merupakan anggota gugus semesta (U atau S) tetapi bukan anggota gugus A. Ditulis A C Notasi A c = {x I x Є S dan x Є A} S A A c

22 D. SELISIH (DIFFERENCE) DIBERI SIMBOL - Selisih gugus A dan gugus B adalah suatu gugus yang anggota-anggotanya merupakan anggota gugus A tetapi bukan merupakan anggota gugus B. Ditulis A B. Notasi A B = {x I x Є A dan x Є B} S A B A - B E. HASIL KALI (CARTESIAN) DIBERI SIMBOL x Hasil kali Cartesian dari dua gugus A dan B adalah himpunan dari semua pasangan terurut (a, b) dimana a Є A dan b Є B. Ditulis A x B. A x B = {(a,b) I a Є A dan b Є B} F. POWER SET DIBERI SIMBOL P ( ) Power Set dari gugus A adalah gugus dari semua himpunan bagian (subset) dari A. Ditulis P(A). Jumlah himpunan bagian dari power set = 2 n dimana adalah jumlah elemen dari gugus. G. KARDINALITAS (CARDINALITY) DIBERI SIMBOL I.I atau n( ) Kardinalitas gugus A adalah jumlah anggota dalam gugus A, jika A merupakan himpunan finitif ditulis IAI atau n(a). Contoh : A = {1, 3, 5, 7, 9, 11}, maka n(a) = 6 B = {a, i, u, e, o}, maka IBI = 5 H. INKLUSI (INCLUSION) DIBERI SIMBOL I U...I Inklusi gugus A dan gugus B adalah jumlah anggota gabungan yang merupakan jumlah anggota gugus A ditambah anggota gugus B dikurangi jumlah anggota irisan gugus A dan B. A inklusi B dapat ditulis I A U B I. Notasi I A U B I = I A I + I B I I A B I

23 Diagram eksklusi S A B Diagram Inklusi I. KAIDAH PENGOLAHAN GUGUS a. Komutatif A U B = B U A A B = B A b. Asossiatif A U (B U C) = (A U B) U C A (B C) = (A B) C c. Distributif A U (B C) = (A U B) (A U C) A (B U C) = (A B) U (A C) d. De Morgan (A U B) c = A c U B c (A B) c = A c B c Jika A B = A B c, A c = U A A = B, maka A B = B A = Ø A U B = Ø, maka A B = A dan B A = B

24 U JI KOMPETENSI Kerjakan soal-soal berikut secara berkelompok! Jika: A = {2, 4, 6, 8, 10}, B ={1, 3, 5, 7, 9}, dan C = {3, 4, 5, 6, 7, 8} Dan S = {x I x bilangan bulat positif 10} Tentukan : a. A U B b. A U C c. A C d. B C e. A c f. C c g. A C h. B C i. I A I j. I C I

25 Jika: A = {1, 2}, B ={a, b, c}, dan C = {1, 2, 3, 4} Tentukan : a. A x B b. B x A c. P (C) Jika: A = {2, 4, 6, 8, 10}, B ={1, 3, 5, 7, 9 }, dan C = {3, 4, 5, 6, 7, 8} Tentukan : a. IA U CI b. IB U CI

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma HIMPUNAN MATEMATIKA Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma Ruang Lingkup Pengertian Himpunan Notasi Himpunan Cara menyatakan Himpunan Macam Himpunan Diagram Venn Operasi Himpunan dan Sifat-sifatnya

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen. MATEMATIKA BISNIS Modul ke: Himpunan Fakultas Ekonomi Bisnis Muhammad Kahfi, MSM Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Konsep Konsep Himpunan merupakan suatu konsep yang paling mendasar bagi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN BAB III. TURUNAN Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung Turunan dan Hubungannya dengan Kekontinuan Aturan Dasar Turunan Notasi Leibniz dan Turunan Tingkat Tinggi Penurunan Implisit Laju yang Berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Teori Himpunan 2011 Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. -

Lebih terperinci

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 Himpunan Tujuan Mahasiswa memahami konsep dasar

Lebih terperinci

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si HIMPUNAN Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si 1. Himpunan kosong & semesta 2. Himpunan berhingga & tak berhingga Jenis-jenis himpunan 3. Himpunan bagian (subset) 4. Himpunan saling lepas

Lebih terperinci

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan TEORI HIMPUNAN A. Penyajian Himpunan Definisi 1 Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang dimaksud biasa disebut dengan elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan. Dalam

Lebih terperinci

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Induksi Matematika Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan: Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HIMPUNAN Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan Enumerasi Simbol-simbol Baku Notasi

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan,

Lebih terperinci

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )

Lebih terperinci

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10} BAB I HIMPUNAN 1 1. Definisi Himpunan Definisi 1 Himpunan (set) adalah kumpulan dari objek yang berbeda. Masing masing objek dalam suatu himpunan disebut elemen atau anggota dari himpunan. Tidak ada spesifikasi

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa

Lebih terperinci

BAB I H I M P U N A N

BAB I H I M P U N A N 1 BAB I H I M P U N A N Dalam kehidupan nyata, banyak sekali masalah yang terkait dengan data (objek) yang dikumpulkan berdasarkan kriteria tertentu. Kumpulan data (objek) inilah yang selanjutnya didefinisikan

Lebih terperinci

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Integral Tak Tentu M PENDAHULUAN Drs. Hidayat Sardi, M.Si odul ini akan membahas operasi balikan dari penurunan (pendiferensialan) yang disebut anti turunan (antipendiferensialan). Dengan mengikuti

Lebih terperinci

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. 1 HIMPUNAN DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMK adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa

Lebih terperinci

MATEMA TEMA IKA BISNIS BY : NINA SUDIBYO

MATEMA TEMA IKA BISNIS BY : NINA SUDIBYO MTEMTIK BISNIS BY : NIN SUDIBYO BB 1. HIMPUNN Himpunan adalah suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek yang harus didefinisikan dengan jelas. Obyek-obyek yang mengisi atau membentuk sebuah himpunan

Lebih terperinci

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs Himpunan Nur Hasanah, M.Cs 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci. Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B ={2, 4, 6, 8, 10}. C = {kucing, a, Amir,

Lebih terperinci

LANDASAN MATEMATIKA Handout 2

LANDASAN MATEMATIKA Handout 2 LANDASAN MATEMATIKA Handout 2 (Himpunan bagian, kesamaan dua himpunan, comparable, himpunan kosong, himpunan kuasa, kardinalitas, himpunan hingga dan tak hingga) Tatik Retno Murniasih, S.Si., M.Pd. tretnom@unikama.ac.id

Lebih terperinci

HIMPUNAN MEMBAHAS TENTANG:

HIMPUNAN MEMBAHAS TENTANG: Modul ke: HIMPUNAN MEMBAHAS TENTANG: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN HIMPUNAN, PENYAJIAN HIMPUNAN, HIMPUNAN UNIVERSAL DAN HIMPUNAN KOSONG, OPERASI HIMPUNAN,

Lebih terperinci

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. BAB 1 HIMPUNAN 1 DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi TURUNAN Ide awal turunan: Garis singgung Tali busur c +, f c + Garis singgung c, f c c P h c+h f c + f c Kemiringan garis singgung di titik P: f c + f c lim Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi lain

Lebih terperinci

Mohammad Fal Sadikin

Mohammad Fal Sadikin Mohammad Fal Sadikin Purcell, Varberg, Rigdon, Kalkulus, Erlangga, 2004. Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit BPFE Yogyakarta, 1996. Himpunan : kumpulan objek yang didefinisikan

Lebih terperinci

DERIVATIVE Arum Handini primandari

DERIVATIVE Arum Handini primandari DERIVATIVE Arum Handini primandari INTRODUCTION Calculus adalah perubahan matematis, alat utama dalam studi perubahan adalah prosedur yang disebut differentiation (deferensial/turunan) Calculus dikembangkan

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal adanya

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB Matematika Komputasional Himpunan Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah

Lebih terperinci

INF-104 Matematika Diskrit

INF-104 Matematika Diskrit Teori Himpunan Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah February 25, 2015 Himpunan (set) adalah koleksi dari objek-objek yang terdefinisikan dengan baik. Terdefinisikan dengan baik dimaksudkan bahwa untuk sebarang

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hendra Gunawan Semester I, 2013/2014 16 Oktober 2013 Latihan (Kuliah yang Lalu) 1. Diketahui g(x) = x 3 /3, x є [ 2,2]. Hitung nilai rata rata g pada [ 2,2] dan tentukan c є ( 2,2)

Lebih terperinci

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI Himpunan Jenis-jenis himpunan Operasi Pada Himpunan Cara Menuliskan Himpunan Himpunan kosong & semesta Himpunan berhingga & tak berhingga

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

HIMPUNAN. A. Pendahuluan HIMPUNAN A. Pendahuluan Konsep himpunan pertama kali dicetuskan oleh George Cantor (185-1918), ahli mtk berkebangsaan Jerman Semula konsep tersebut kurang populer di kalangan matematisi, kurang diperhatikan,

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Turunan Fungsi dan Aplikasinya Bab 8 Sumber: www.duniacyber.com Turunan Fungsi dan Aplikasinya Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, sifat, dan aturan dalam perhitungan turunan fungsi; menggunakan turunan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

Modul ke: Penyajian Himpunan. operasi-operasi dasar himpunan. Sediyanto, ST. MM. 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

Modul ke: Penyajian Himpunan. operasi-operasi dasar himpunan. Sediyanto, ST. MM. 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika Modul ke: 01Fakultas FASILKOM Penyajian Himpunan operasi-operasi dasar himpunan Sediyanto, ST. MM Program Studi Teknik Informatika Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.

Lebih terperinci

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi Kalkulus Diferensial week 09 W. Rofianto, ST, MSi Tingkat Perubahan Rata-rata Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam Konsep Diferensiasi Bentuk y/ disebut difference

Lebih terperinci

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61 Matematika I: Turunan Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 61 Outline 1 Garis Singgung Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 61 Outline 1 Garis Singgung

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1. Oleh : Muhammad Imron H

MATEMATIKA EKONOMI 1. Oleh : Muhammad Imron H MATEMATIKA EKONOMI 1 Oleh : Muhammad Imron H UNIVERSITAS GUNADARMA 015 Universitas Gunadarma Halaman BAB I HIMPUNAN A. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu (dinamakan unsur,

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

HIMPUNAN. A. Pendahuluan HIMPUNAN A. Pendahuluan Konsep himpunan pertama kali dicetuskan oleh George Cantor (185-1918), ahli mtk berkebangsaan Jerman Semula konsep tersebut kurang populer di kalangan matematisi, kurang diperhatikan,

Lebih terperinci

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2 Matematika Terapan Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2 2/24/2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan (set)

Himpunan. Himpunan (set) BAB 1 HIMPUNAN Himpunan (set) Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan dari objek-objek yang mempunyai sifat tertentu dan didefinisikan secara jelas. Anggota Himpunan Objek di dalam himpunan disebut elemen,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Himpunan

PENDAHULUAN. 1. Himpunan PENDAHULUAN 1. Himpunan Definisi 1. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang dimaksud biasa disebut dengan elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan. Suatu himpunan biasanya

Lebih terperinci

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1 BAB I HIMPUNAN A. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu (dinamakan unsur, anggota, elemen) yang dirumuskan secara jelas dan tegas, sehingga dapat dibeda-bedakan antara satu dengan

Lebih terperinci

INF-104 Matematika Diskrit

INF-104 Matematika Diskrit Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah February 13, 2012 Apakah Matematika Diskrit Itu? Matematika diskrit: cabang matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete)?

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016 PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER BAB 2. HIMPUNAN ILHAM SAIFUDIN Senin, 17 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember ILHAM SAIFUDIN MI HIMPUNAN 1 DASAR-DASAR

Lebih terperinci

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat menggunakan operasi pada himpunan untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasi suatu himpunan

Lebih terperinci

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab INTEGRAL A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran integral siswa mampu:. Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah,

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1 Matematika Terapan Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id

Lebih terperinci

Matematika Diskrit 1

Matematika Diskrit 1 Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Pendahuluan Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika diskrit adalah kajian terhadap objek/struktur matematis, di mana objek-objek tersebut diasosiasikan sebagai nilai-nilai

Lebih terperinci

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana. Bagian 4. Derivatif ALZ DANNY WOWOR

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana. Bagian 4. Derivatif ALZ DANNY WOWOR KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana Bagian 4 Derivatif ALZ DANNY WOWOR Cakupan Materi A. Defenisi Derivatif B. Rumus-rumus Derivatif C. Aplikasi Derivatif

Lebih terperinci

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia BAB III Diferensial Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia BAB III. TURUNAN Kecepatan Sesaat dan Gradien Garis Singgung Turunan dan Hubungannya dengan Kekontinuan Aturan Dasar Turunan Notasi Leibniz

Lebih terperinci

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

Himpunan dan Sistem Bilangan Real Modul 1 Himpunan dan Sistem Bilangan Real Drs. Sardjono, S.U. PENDAHULUAN M odul himpunan ini berisi pembahasan tentang himpunan dan himpunan bagian, operasi-operasi dasar himpunan dan sistem bilangan

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

TEORI HIMPUNAN Penyajian Himpunan

TEORI HIMPUNAN Penyajian Himpunan TEORI HIMPUNAN 1.1. Penyajian Himpunan Definisi 1. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang dimaksud biasa disebut dengan elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan. Suatu

Lebih terperinci

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo 1 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo December 27, 2012 PENGERTIAN DASAR Denition Himpunan merupakan koleksi objek-objek yang disebut anggota atau elemen himpunan tersebut.

Lebih terperinci

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Obyek-obyek diskret ada di sekitar kita. Matematika Diskret (TKE132107)

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari benda atau objek yang berbeda dan didefiniskan secara jelas Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

BAB I INTEGRAL TAK TENTU BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

A. Pengertian dan Notasi Himpunan 1. Pengertian Himpunan Istilah kelompok, kumpulan, kelas, maupun gugus dalam matematika dikenal sebagai istilah

A. Pengertian dan Notasi Himpunan 1. Pengertian Himpunan Istilah kelompok, kumpulan, kelas, maupun gugus dalam matematika dikenal sebagai istilah A. Pengertian dan Notasi Himpunan 1. Pengertian Himpunan Istilah kelompok, kumpulan, kelas, maupun gugus dalam matematika dikenal sebagai istilah himpunan. Konsep tentang himpunan pertama kali dikemukakan

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).

Lebih terperinci

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan BAB III HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian himpunan, relasi antara himpunan, operasi himpunan, aljabar himpunan, pergandaan himpunan, serta himpunan kuasa. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning Modul ke: 01 Pusat Matematika Ekonomi Himpunan dan Bilangan Bahan Ajar dan E-learning MAFIZATUN NURHAYATI, SE.MM. 08159122650 mafiz_69@yahoo.com Selamat Datang di Perkuliahan MATEMATIKA EKONOMI 2 BUKU

Lebih terperinci

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3 Bab Teknik Pengintegralan BAB TEKNIK PENGINTEGRALAN Rumus-rumus dasar integral tak tertentu yang diberikan pada bab hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi integral dari fungsi sederhana dan tidak dapat

Lebih terperinci

[HIMPUNAN] MODUL MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013 RAJASOAL..COM. istiyanto

[HIMPUNAN] MODUL MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013 RAJASOAL..COM. istiyanto 2014 MODUL MATEMATIKA SMP KELAS VII RAJASOAL..COM KURIKULUM 2013 istiyanto [HIMPUNAN] Modul ini berisi rangkuman materi mengenai Himpunan untuk siswa SMP kelas VII. Modul ini disusun sesuai dengan kurikulum

Lebih terperinci

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL BAB V. INTEGRAL Anti-turunan dan Integral TakTentu Persamaan Diferensial Sederhana Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva Integral Tentu Teorema Dasar Kalkulus Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut

Lebih terperinci

LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen

Lebih terperinci

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com Definisi Set atau Himpunan adalah bentuk dasar matematika yang paling banyak digunakan di teknik informatika Salah satu topik yang diturunkan dari Himpunan adalah Class

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

Logika Matematika Modul ke: Himpunan Logika Matematika Modul ke: Himpunan Fakultas FASILKOM Syukri Nazar. M.Kom Program Studi Teknik Informatika Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut

Lebih terperinci

Teori Himpunan Ole l h h : H anu n n u g n N. P r P asetyo

Teori Himpunan Ole l h h : H anu n n u g n N. P r P asetyo Teori Himpunan Oleh : Hanung N. Prasetyo Meski sekilas berbeda, akan kita lihat bahwa logika matematika dan teori himpunan berhubungan sangat erat. Matematika Diskrit Kuliah-2 2 Definisi: himpunan (set)

Lebih terperinci

Matematika Ekonomi, MKK30234 FEBI, IAIN Palopo

Matematika Ekonomi, MKK30234 FEBI, IAIN Palopo Matematika Ekonomi, MKK30234 FEBI, IAIN Palopo 1 2 Definisi 1.1. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang dimaksud biasa disebut dengan elemen-elemen atau anggotaanggota dari

Lebih terperinci

H i m p u n a n. Himpunan. Oleh : Panca Mudji Rahardjo, ST. MT.

H i m p u n a n. Himpunan. Oleh : Panca Mudji Rahardjo, ST. MT. H i m p u n a n Oleh : Panca Mudji Rahardjo, ST. MT. Himpunan Definisi himpunan Penyajian himpunan Definisi-definisi Operasi himpunan Prinsip inklusi dan eksklusi Himpunan ganda 1 Definisi Himpunan (set)

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Pada Bidang Bentuk Vektor dari KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-9) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Pada Bidang Bentuk Vektor dari 1 Definisi Daerah Sederhana x 2 Pada Bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Himpunan 1. Pengertian Himpunan Himpunan merupakan konsep mendasar yang terdapat dalam ilmu matematika. Himpunan adalah kumpulan obyek yang didefinisikan secara jelas. Ada tiga

Lebih terperinci

H I M P U N A N. A. Pendahuluan

H I M P U N A N. A. Pendahuluan H I M P U N A N A. Pendahuluan Konsep himpunan pertama kali dicetuskan oleh George Cantor (1845-1918), ahli mtk berkebangsaan Jerman. Semula konsep tersebut kurang populer di kalangan matematisi, kurang

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com Definisi Set atau Himpunan adalah bentuk dasar matematika yang paling banyak digunakan di teknik informatika Salah satu topik yang diturunkan dari Himpunan adalah Class

Lebih terperinci

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri Bahan kuliah Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Didin Astriani P, M.Stat Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek

Lebih terperinci

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351) I. Aljabar Himpunan Aljabar Himpunan Dalam bab ini kita akan menyajikan latar belakang yang diperlukan untuk mempelajari analisis riil. Dua alat utama analisis riil, yakni aljabar himpunan dan fungsi,

Lebih terperinci

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan BAB III HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian himpunan, relasi antara himpunan, operasi himpunan, aljabar himpunan, pergandaan himpunan, serta himpunan kuasa. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Himpunan I PENDAHULUAN Himpunan merupakan suatu konsep mendasar dalam semua cabang ilmu matematika. Mengapa himpunan adalah hal yang sangat penting dalam matematika?, untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX KALKULUS DIFERENSIAL Prepared By : W. Rofianto ROFI 010 TINGKAT PERUBAHAN RATA-RATA Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15 Teori Himpunan Author-IKN 1 Materi Jenis Himpunan Relasi Himpunan Operasi Himpunan Hukum-Hukum Operasi Himpunan Representasi Komputer untuk Himpunan 2 Teori Himpunan Himpunan Sekumpulan elemen unik, terpisah,

Lebih terperinci

Himpunan dan Sistem Bilangan

Himpunan dan Sistem Bilangan Modul 1 Himpunan dan Sistem Bilangan Dr. Wahyu Widayat H PENDAHULUAN impunan adalah bagian dari Matematika yang bahannya pernah Anda pelajari. Materi tersebut akan dibahas sehingga Anda menjadi lebih memahami

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Tak Hingga Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk a +a 2 + +a n + dengan a n R Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan

Lebih terperinci