Hubungan antara nilai uang yang akan datang (future value - F) terhadap nilai sekarang (present value - P) dituliskan dengan rumus:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan antara nilai uang yang akan datang (future value - F) terhadap nilai sekarang (present value - P) dituliskan dengan rumus:"

Transkripsi

1 BAB II FINANSIAL 1. Nilai waktu dari uag Telah kita ketahui bahwa sebelum memikirka usaha apa yag aka dijalaka, perlu dikaji kelayaka dari usaha tersebut. Salah satu pegkajia yag dilakuka adalah dari sisi fiasial, bagaimaa pegguaa arus kas sebagai model. Lagkah berikutya adalah megaalisis arus kas tersebut dega memakai metode da kriteria yag telah dipakai secara luas utuk memilah-milah maa yag dapat diterima da maa yag ditolak. Kriteria tersebut bayak berhubuga dega disipli ilmu egieerig ekoomi, yag di ataraya adalah kosep ekuivale {equivalet), yaitu pegaruh waktu terhadap ilai uag. Metode atau tekik aalisis serta kriteria seleksi (rakig) dari berbagai macam variasi di atas memerluka pembahasa yag itesif da berada di luar ligkup buku ii. Meskipu demikia, masalah pokok serta latar belakag yag medasariya harus dipahami oleh wirausaha. Masalah tersebut aka disajika pada bagia berikut ii, dimulai dega membahas beberapa perhituga dasar megeai pegaruh waktu terhadap ilai uag, dilajutka dega kriteria seleksi, termasuk cotoh-cotoh aplikasiya yag serig dijumpai dalam praktik. Nilai Waktu dari Uag Pegertia bahwa satu rupiah saat ii aka berilai tiggi di waktu yag aka datag merupaka kosep dasar dalam membuat keputusa ivestasi. Pada umumya masalah fiasial atau arus kas ivest mecakup periode waktu yag cukup lama, misalya bertahu-tahu sehigga perlu diperhitugka pegaruh waktu terhadap ilai uag. dirumuska sebagai buga {iterest) atau tigkat pegembalia {rate retur). A. Nilai yag Aka Datag (Future Value) Hubuga atara ilai uag yag aka datag (future value - F) terhadap ilai sekarag (preset value - P) dituliska dega rumus: Fi ) P( 1 i (2.1) di maa, F i = Nilai uag yag aka datag pada tahu ke i P = Nilai sekarag. i = Buga (iterest), yag diyataka dalam pecaha desimal. Buku Kewirausahaa II - 1

2 Arti dari rumus di atas adalah jumlah daa yag terkumpul pada kuru waktu tertetu sama dega ilai sekarag (P) da pokok tambah bugaya. 1. Buga Sederhaa da Buga Majemuk Dikeal dua jeis buga, yaitu buga sederhaa (simple iterest) da buga berbuga atau buga majemuk (compoud iterest). Buga sederhaa adalah buga yag dihitug secara liier da tidak ditambahka ke daa pokok utuk meghitug peroleha berikutya. Sedag utuk buga majemuk, perhituga besarya daa pokok periode sebelumya ditambah jumlah buga yag diperoleh sampai pada waktu itu. Dega megguaka model 2-1, perhituga buga majemuk mejadi sebagai berikut. Fi P( 1 i) (2.1) dega megguaka table buga (simbol) model 2.1 mejadi: Fi P( F / P, i, ) (2.2) 2. Grafik Buga Sederhaa da Majemuk Grafik yag memperlihatka dua jeis buga tampak seperti pada Gambar 2.1. Dega i yag sama, grafik buga majemuk meujukka keaika yag tajam (melegkug ke atas), sedagka buga liier merupaka garis lurus mirig. Model 2.1 berbetuk pagkat, yag berarti keaika jumlah yag terkumpul aka lebih tajam (cepat) utuk buga yag lebih tiggi. Jumlah Majemuk F, i = 15% Buga Majemuk (ekspoesial) F, i = 10% P Buga Sederhaa (liier) Tahu Gambar 2.1 Nilai yag Aka Datag dari Buga Sederhaa da Majemuk Buku Kewirausahaa II - 2

3 Perhituga di atas didasarka atas asumsi adaya reivestasi {reivestmet) yag terus meerus dari semua buga yag dihasilka selama periode ivestasi. Cotoh Soal : Uag sejumlah Rp dimasukka ke tabuga bak dega buga 5% per tahu. Hituglah jumlah daa yag terkumpul setelah 6 tahu utuk buga sederhaa da buga majemuk. Jawaba a. Buga sederhaa: Buga dalam 6 tahu = (6)(0,05)(Rp ) = Rp Total buga da pokok = Rp Rp = Rp b. Buga majemuk: Fi P( 1 i) F F F (1 0.05) (1,34) B. Nilai yag Aka Datag dari Auitas Sebelumya telah dibahas ilai yag aka datag (F) dari suatu juml lump-sum saat ii (PV). Betuk lai yag serig terjadi pada evalue ivestasi (ivestasi) adalah seragkaia pemasuka atau pegeluara ya berulag-ulag yag dikeal sebagai auitas. Jadi, auitas adalah ar kas yag terjadi berulag-ulag dega jumlah da iterval yag sama Utuk meghitug jumlahya dipakai rumus berikut. F i (1 i) A i 1 (2.3) dega megguaka table buga (simbol) model 2.3 mejadi: F i A( F / A, i, ) (2.4) di maa, F i = Nilai yag aka datag dari pembayara periodik (auitas) tahu ke i A = Pembayara periodik. i = Buga. = Tahu. Cotoh Soal Buku Kewirausahaa II - 3

4 Sejumlah Rp setiap akhir tahu ditabug di bak selama 10 tahu. Peabug meerima buga 6%. Hituglah jumlah keseluruha setelah masa tersebut. Jawaba Dega megguaka tabel buga utuk buga 6%, = 10, da simbol (F/A, i, ) diperoleh faktor auitas 13,180, sehigga jumlah ke seluruha setelah 10 tahu adalah (Rp ) x (13,180) = Rp 9,1 juta C. Nilai Sekarag (Preset Value) Di atas telah disiggug hubuga atara ilai uag yag aka datag terhadap ilai sekarag. Sebagai kelajuta dari pembahasa buga majemuk, berikut ii aka ditijau hal yag sebalikya, yaitu berapa besar ilai sekarag bila diketahui jumlahya (lump-sum) di masa yag aka datag. Rumus utuk maksud tersebut dijabarka dalam model 2.5: P F i (2.5) ( 1 i) dega megguaka table buga (simbol) model 2.5 mejadi: Cotoh Soal P F ( P / F, i, ) (2.6) i Suatu perusahaa merecaaka arus pedapata utuk 3 tahu yag aka datag Rp 9 juta. Arus pegembalia yag diigika adalah 12%. Hituglah ilai sekarag dari pedapata tersebut. Jawaba Dega megguaka tabel buga dega simbol (P/F, i, ) aka diperoleh ilai sekarag dari pedapata tersebut adalah P F ( P / F, i, ) i P (0.7118) P , Jadi, ilai sekarag dari pedapata tersebut adalah Rp 6,406 juta D. Nilai Sekarag Auitas Suatu daa yag terkumpul dega jumlah yag sama dari tahu ke tahu, misalya hasil tabuga, yag dihitug pada akhir tahu yag bersagkuta adalah: Buku Kewirausahaa II - 4

5 P (1 i) 1 A i(1 i) (2.7) dega megguaka table buga (simbol) model 2.7 mejadi: Cotoh Soal P A( P / A, i, ) (2.8) Suatu oerusahaa igi medapatka Rp 4 juta per tahu utuk 6 tahu berturut-turut. Hituglah ilai sekarag bila buga adalah 16,0 % Jawaba Dega megguaka tabel di buga dega simbol (P/A, i, ) aka diperoleh: P A( P / A, i, ) P (3,684) P , E. Capital Recovery Di bidag fiasial serigkali diperluka perhituga megeai pembayara kembali atau cicila periodik atas suatu utag. Ii dikeal sebagai capital recovery. Rumus yag dipakai adalah: (1 i) A P (2.9) (1 i) 1 dega megguaka table buga (simbol) model 2.7 mejadi: A P( A/ P, i, ) (2.10) Cotoh : Suatu perusahaa igi memperluas usahaya dega memijam modal sebesar Rp 250 juta dega buga 12% per tahu. Pegembalia aka dilakuka setiap tahu dega jumlah yag sama selama 10 tahu. Hituglah jumlah pegembalia per tahu. Jawaba : Buku Kewirausahaa II - 5

6 Dega megguaka tabel buga dega simbol (A/P, i, ) utuk i = 12 da =10 diperoleh faktor 0,1770. Jadi, jumlah pegembalia per tahu adalah Rp 250 juta x (0,1770) = Rp 44,25 juta. F. Buga Nomial Efektif Dilihat dari itervalya dikeal 2 jeis buga majemuk, yaitu diskrit (discrete) da kotiu. Diskrit bila besarya kuru waktu berada dalam iterval tertetu, seperti tahua, bulaa, kuartala, da Iai-lai. Sedagka kotiu, itervalya medekati tak terhigga kecil. Meskipu demikia, keduaya selalu diyataka dalam buga tahua atau omial. Hubuga atara buga omial (i) da buga efektif (r) adalah sebagai berikut: m r i 1 m 1 (2.11) di maa, i = Buga efektif. r = Buga omial atau buga tahua (aual rate). m = Frekuesi kemajemuka per tahu. 2. Kriteria Seleksi Dalam melakuka peilaia atas usula usaha (ivestasi) da pegambila keputusa, hedakya diperhatika variasi sifat da jeis usaha yag memerluka pedekata berbeda-beda, yag pada garis besarya dapat digologka mejadi berikut: 1. Sifat Hubuga Atar Usaha (Ivestasi) Usaha yag Berdiri Sediri (Tuggal) Ivestasi ii diaggap sebagai Ivestasi tuggal karea keberadaaya tidak tergatug (idepedet) oleh adaya Ivestasi lai, yaitu masig-masig mempuyai kesempata yag sama. Bila igi medapatka alteratif terbaik, Ivestasiivestasi semacam ii hedakya dikaji dalam waktu yag bersamaa. Usaha (Ivestasi) yag Salig Meiadaka (Mutually Exclusive) Bila kelayaka ivestasi yag sedag diaalisis lebih dari satu atau multi ivestasi, maka iterrelasi di ataraya perlu diidetifikasi lebih jauh. Hal ii karea ada kemugkia bahwa ivestasiivestasi tersebut bersifat salig meiadaka atau disebut juga Buku Kewirausahaa II - 6

7 mutually exclusive Ivest, yaitu memilih yag satu dega megesampigka yag lai. Misalya, memilih atara membuka usaha Restora atau supermarket. 2. Jeis Usaha (Ivestasi) Dilihat dari Tersediaya Daa Daa Tidak Terbatas Di sii asumsi yag diguaka adalah bahwa perusahaa memiliki daa yag tidak terbatas. Dalam hal ii peilaia tidak bayak megalami kesulita, di maa usula yag mejajika keutuga terbaik aka diterima. Daa Terbatas Jika daa terbatas, maka perusahaa perlu megatur pegguaa modal yag tersedia atau yag disebut sebagai pejataha modal (capital ratioig), yaitu pedekata yag diguaka harus dapat memilih usula ivestasi-ivestasi yag salig bersaig 3. Ukura Usaha (Ivestasi) Ii berkaita dega peetua rakig Ivestasi-ivestasi dega ukura yag relatif jauh bebeda. 4. Umur Usaha (Ivestasi) Di sii dibedaka atara Ivestasi yag memiliki umur relatif pedek dega Ivestasi yag berumur pajag. Gambar 2.2 memperlihatka peggologa tersebut secara lebih jelas. Madiri Modal Tidak Terbatas Umur Sama Ivestasi Mutually Exclusive Umur Berbeda Skala Berbeda Fragmetasi Berbagai metode serta tekik seleksi da rakig yag spesifik da sesuai Utuh Gambar 2.2 Variasi Jeis Ivestasi yag Memerluka Bermacam-Macam Pedekata dalam Proses Seleksi atau Rakig A. Seleksi da Rakig Buku Kewirausahaa II - 7

8 Proses pegambila keputusa atas suatu ivestasi acapkali meghadapi persoala seleksi da/atau rakig. Seleksi di sii diartika sebagai segala sesuatu yag berkaita dega meerima atau meolak usula ivstasi. Sedagka rakig berusaha megidetifikasi uruta usula usaha (ivestasi) berdasarka derajat "mearik"ya usula tersebut dilihat dari segi fiasial atau ekoomi. Rakig amat diperluka bila perusahaa /wirausaha sedag meghadapi keterbatasa daa atau meghadapi ivestasi yag bersifat salig meiadaka. B. Kriteria Seleksi Ivestasi yag Madiri Kriteria seleksi yag telah lazim dipraktekka dalam ivestasi jeis ii adalah: 1. kriteria yag tidak memperhitugka ilai waktu dari uag. a. Periode Pegembalia (payback period). b. Pegembalia atas Ivestasi (Retur o Ivestme t -ROl) 2. Kriteria yag memperhitugka ilai waktu dari uag. a. Perhituga ilai sekarag bersih (Net Preset Value - NPV) b. Iteral Rate of Retur (IRR) c. Ideks profitabilitas. d. Beefit-Cost Ratio. e. Aual Capital Charge. Periode Pegembalia Periode Pegembalia (Payback Period) adalah jagka waktu yag diperluka utuk megembalika modal suatu ivestasi, yag dihitug dari arus kas bersih. Arus kas bersih adalah selisih atara pedapata (reveue) da pegeluara (expeses) per tahu. Periode pegembalia biasaya diyataka dalam jagka waktu per tahu. A. Arus Kas Tahua dega Jumlah Tetap Dalam hal ii selisih atara pedapata da pegeluara per tahu atau arus kas bersih dari tahu ke tahu adalah tetap. Rumus yag diguaka utuk meghitug periode pegembalia adalah sebagai berikut. di maa, Cf A Periode pegembalia = Cf/A (2.12) = Biaya pertama. = Arus kas bersih per tahu. Bila dibuat dalam betuk grafik aka terlihat seperti pada Gambar 2.3. Karea arus kas bersih per tahu berjumlah sama, maka arus kas kumulatif aka Buku Kewirausahaa II - 8

9 merupaka garis lurus. Titik potog garis arus kas kumulatif tersebut dega garis waktu (tahu) meujukka periode pegembalia. Periode Pegembalia A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A( -1) A() ( -1) () Tahu Arus Kas Kumulatif Biaya Modal Pertama Cf Gambar 2.3 Periode Pegembalia dega Arus Kas yag Sama Cotoh Suatu perusahaa sedag megkaji periode pegembalia atas suatu recaa ivestasi dega biaya pertama Rp 30 juta. Diharapka arus kas bersih per tahu adalah Rp 6 juta selama umur ivestasi. Hituglah periode pegembalia. Jawaba Dega megguaka Rumus 2.12, maka periode pegembalia sama dega (Rp 30 juta) : (Rp 6 juta) = 5 tahu. B. Arus Kas Tahua dega Jumlah Tidak Tetap Bila arus kas setiap tahu berubah-ubah, maka garis kumulatif arus kas aka mejadi tidak lurus. Dalam hal ii diguaka rumus: Periode pegembalia = di maa, Cf = Biaya pertama. A = Arus kas pada tahu. = Tahu pegembalia ditambah 1. 1 Cf A 1 ( 1) (2.13) A Buku Kewirausahaa II - 9

10 Suatu ivestasi peaama modal megikuti arus kas bersih sebagai berikut : Akhir Ke- Tahu Bersih (Rp) Arus Kas Bersih Kumulatif (Rp) Pada tahu ke berapa terjadi periode pegembalia? Jawaba Dari data arus kas bersih di atas terlihat bahwa periode pegembalia terjadi pada tahu ke-5. Jadi, = 5; A = Rp Dega megguaka Model 2.13 didapat: 1 1 A = = Rp Periode pegembalia = = 4,5 tahu C. Keutuga da Keterbatasaya Dalam megaalisis periode pegembalia kita dapat juga memasukka faktorfaktor, seperti modal kerja, depresiasi, da/atau pajak. Hal ii aka meghasilka agka yag lebih realistis, tetapi bayak pihak yag berpedapat bahwa lagkah demikia aka meguragi kesederhaaa da kemudaha periode sebagai alat aalisis pedahulua. Metode ii masih diguaka secara luas karea mempuyai beberapa keutuga sebagai berikut: Buku Kewirausahaa II - 10

11 a. Sederhaa, meghitugya tidak sulit, da memberika pegertia yag mudah tetag waktu pegembalia modal (capital recovery). b. Bagi ivestasi yag memiliki risiko yag semaki lama semaki tiggi, atau perusahaa yag peka terhadap masalah likuiditas pada awal ivestasi, maka dega megetahui kapa aka diperolah pegembalia modal, aka amat membatu utuk memutuska disetujui tidakya ivestasi tersebut. Jadi, berlaku seperti ideks risiko bagi ivestor. c. Ivestasi yag meghasilka produk dega model yag relatif cepat berubah atau usag, perlu diketahui kapa periode pegembalia aka dicapai. Adapu keterbatasaya adalah: a. Tidak memberika gambara bagaimaa situasi arus kas sesudah periode pegembalia selesai. b. Tidak mempertimbagka ilai waktu dari uag yag berarti tidak megikuti prisip dasar aalisis aspek ekoomi-fiasial dalam meg-kaji kelayaka suatu usaha (ivestasi). c. Tidak memberika idikasi profitabilitas dari uit usaha hasil ivestasi. Meskipu mempuyai bayak kelemaha, amu dalam keyataaya periode pegembalia masih diguaka secara luas, terutama karea perhitugaya yag mudah da cepat utuk meggali iformasi perihal risiko yag igi segera diketahui oleh sebagia besar pegusaha. Utuk memperbaiki beberapa kelemaha di atas dilakuka modifikasi dega memasukka usur biaya modal. Kriteria ii memberika idikasi atau petujuk bahwa ivestasi dega periode pegembalia lebih cepat aka lebih disukai. Dalam memakai kriteria ii, perusahaa yag bersagkuta perlu meetuka batasa maksimum waktu pegembalia. Di sii waktu yag telah lewat tidak aka dipertimbagka. Retur O Ivestmet (ROI) Pegembalia atas ivestasi (retur o ivestmet-rol) adalah perbadiga atara pemasuka (icome) per tahu terhadap daa ivestasi yag memberika idikasi profitabilitas suatu ivestasi. Rumusya adalah. Pemasuka ROI x100% (2.14) Ivestasi Karea ivestasi dapat diyataka dalam berbagai betuk seperti biaya pertama, ivestasi rata-rata, da Iai-lai, maka perhituga pemasuka dapat juga memasukka faktor-faktor depresiasi, pajak, buga, da Iai-lai. Oleh karea itu, aka dihasilka bayak sekali variasi ROI, di ataraya adalah sebagai berikut: Pemasuka bersih sebelum pajak a. ROI x100% (2.15) Biaya pertama Buku Kewirausahaa II - 11

12 Pemasuka bersih sebelum pajak b. ROI x100% (2.16) Rata - rata ivestasi Pemasuka bersih sesudah pajak c. ROI x100% (2.17) Rata - rata ivestasi Semaki besar ROI, semaki disukai oleh calo ivestor. Seperti halya dega periode pegembalia, pemakai kriteria ii harus meetuka terlebih dahulu berapa besar agka ROI sebagai patoka. Bila ROI yag ditawarka kurag dari agka tersebut, maka usula ivestasi tidak aka disetujui Cotoh soal Suatu usaha memerluka biaya pertama sebesar Rp 26 juta dega perkiraa ilai sisa Rp 6 juta pada akhir tahu ke-4. Adapu ivestasisi pemasuka bersih sebelum pajak setiap tahu adalah sebagai berikut. Tahu ke Pemasuka Bersih (Rp juta) 1 3,0 2 4,0 3 5, Hituglah ROI dega megguaka ketiga rumus ROI di atas. Jawaba Pertama-tama hituglah pemasuka bersih rata-rata per tahu sebelum pajak, yaitu (l/4)(3,0 + 4,0 + 5,5 + 3,0) = 3,875, kemudia a. ROI Pemasuka bersih sebelum pajak Biaya pertama 3,875 ROI 14,9% 26 x100% Pemasuka bersih sebelum pajak ROI x100% Rata - rata ivestasi b. 3,875 ROI 24,2% (26 6)/2 c. Jika tarif pajak adalah 30%, maka ROI setelah pajak aka mejadi: Pemasuka bersih sesudah pajak ROI x100% Rata - rata ivestasi (3,875 x 0,3) ROI 16,9% (26 6)/2 Buku Kewirausahaa II - 12

13 Keutuga da Keterbatasaya Sampai saat ii ROI masih serig diguaka terutama karea hal-hal berikut a. Mudah dipahami da tidak sulit meghitugya. b. Tidak seperti periode pegembalia, ligkup pegkajia kriteria ii mejagkau seluruh umur ivestasi, sehigga wawasaya lebih luas. Keterbatasaya terutama disebabka oleh hal-hal sebagai berikut. a. Terdapat berbagai variasi cara meghitug ROI, sehigga serig sulit meetuka besar agka ROI yag aka dipakai sebagai patoka meerima atau meolak usula ivestasi. b. Tidak meujukka profil laba terhadap waktu. Hal ii dapat meyebabka keputusa yag kurag tepat. Misalka ada dua recaa ivestasi di maa yag satu memiliki pemasuka (laba) yag lebih besar di tahu-tahu awal, sehigga lebih disukai, tetapi mugki mempuyai agka ROI yag sama besar. c. Tidak mempertimbagka ilai waktu dari uag. Seperti halya periode pegembalia, kriteria ii disaraka sebagai tambaha atau pelegkap (supleme) dari kriteria yag lai. Nilai Sekarag Bersih (NPV) Kriteria ilai sekarag bersih (et preset value-npv) didasarka atas kosep pediskotoa seluruh arus kas ke ilai sekarag. Dega mediskotoka semua arus kas masuk da keluar selama umur usaha (ivestasi) ke ilai sekarag, kemudia meghitug agka bersihya, aka diketahui selisihya dega memakai dasar yag sama, yaitu harga (pasar) saat ii. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatika, yaitu faktor ilai waktu dari uag da (selisih) besar arus kas masuk da keluar. Hal ii amat membatu pegambil keputusa utuk meetuka piliha. NPV meujukka jumlah lump-sum yag dega arus diskoto tertetu memberika agka seberapa besar ilai usaha (Rp) tersebut pada saat ii. Adapu arus kas ivestasi (ivestasi) yag aka dikaji meliputi keseluruha, yaitu biaya pertama, operasi, produksi, pemeliharaa, da Iai-lai pegeluara. Bila ditulis dega rumus aka mejadi: NPV ( C) t (1 i) t t0 t0 (1 di maa, NPV = Nilai sekarag bersih. ( Co) t i) t (2,18) Buku Kewirausahaa II - 13

14 (C)t = Arus kas masuk tahu ke-t (Co)t = Arus kas keluar tahu ke-t = Umur uit usaha hasil ivestasi. i = Arus pegembalia (rate of retur). t = Waktu. A1 A2 A3 A4 A5 A6 A( -1) A() P1 P2 P3 a b Keteraga: A = Arus Kas Masuk = Pedapata dikuragi biaya operasi produksi P = Arus Kas Keluar = Biaya Ivestasi termasuk modal kerja a = Siklus proyek b = Masa oprasi produksi A = Arus kas masuk termasuk depresiasi Gambar 2.4 Arus Kas Keluar da Masuk Selama Umur Ivestasi /Ivestasi A. Biaya Pertama da Pegeluara Tahua Utuk ivestasi yag tidak terlalu besar da relatif sigkat, biaya pertama umumya diperlakuka sebagai sigle sum yag terjadi pada tahu 0. Namu, utuk ivestasi besar dega periode yag lebih lama diperlakuka secara lebih teliti, yaitu diperhitugka sebagai sigle sum seri. Biaya pembebasa (pembelia) taah da modal kerja serigkali dimasukka sebagai biaya pertama. Adapu pegeluara tahua, seperti biaya operasi, produksi, pemeliharaa, da Iai-lai, jumlahya dikuragka dari pedapata kemudia diperhitugka sebagai sigle sum da didiskotoka ke saat ii. Nilai sisa, bila ada, diperhitugka pada akhir ivestasi dega mediskotokaya ke ilai sekarag. Bila disajika dega gam-bar aka terlihat seperti pada Gambar 2.4. Hal laiya yag perlu diperhatika adalah kosep NPV didasarka atas asumsi bahwa arus kas ivestasi yag terbetuk direivestasi dega arus pegembalia (i) yag besarya sama dega biaya modal perusahaa bersagkuta. B. Arus Pegembalia Keputusa yag sulit dalam pegguaa kriteria ii adalah meetuka besarya agka arus pegembalia (i) atau hurdle rate. Arus pegembalia ii dikeal juga Buku Kewirausahaa II - 14

15 sebagai cut-off rate atau opportuity cost suatu usaha. Dega ugkapa yag sederhaa, dapat dikataka bahwa besarya agka (i) adalah sembarag agka yag meurut pertimbaga ivestor merupaka agka pegembalia (tigkat keutuga) miimall yag masih mearik. C. Idikasi Megkaji usula ivestasi dega NPV aka memberika petujuk (idikasi) sebagai berikut. NPV = Positif, maka usula ivestasi dapat diterima. Semaki tiggi agka NPV, aka semaki baik. NPV = Negatif, usula ivestasi ditolak. NPV = 0 berarti etral. Umumya grafik NPV aka berbetuk legkug. D. Kelebiha Metode NPV Berikut adalah beberapa kelebiha NPV, yaitu: Memasukka faktor ilai waktu dari uag. Mempertimbagka semua arus kas ivestasi. Megukur besara absolut da buka relative, sehigga mudah megikutii kostribusiya terhadap usaha meigkatka kekayaa perusahaa atau pemegag saham. Cotoh soal Hituglah NPV dari ivestasi yag memerluka arus kas keluar sebesar Rp. 20 juta. Ivestasi ii diharapka dapat meghasilka berturut-turut Rp. 9 juta, Rp. 8 juta, Rp. 8 juta, Rp. 6 juta, da Rp. 4 juta dalam jagka waktu 5 tahu. Ditetuka pegembalia adalah 15% da pada akhir tahu ke-5 tidak ada ilai sisa. Jawaba Dega megguaka table buga diperoleh: Waktu Arus Kas Faktor Diskoto (I = 15%) 0-20,0 1,000-20,00 1 9,0 0,870 7,83 2 8,0 0,756 6,05 3 8,0 0,660 5,26 4 6,0 0,570 3,43 5 4,0 0,450 1,99 NPV (Jumlah Pedapata-Pegeluara) 4,56 PV Buku Kewirausahaa II - 15

16 Dari hasil perhituga didapat ivestasi tersebut mempuyai NPV sebesar Rp. 4,56 juta dega tigkat buga 15% Tigkat Pegembalia Iteral Serigkali diperluka suatu aalisis utuk mejelaska apakah recaa ivestasi cukup mearik bila dilihat dari segi tigkat pegembalia yag telah ditetuka. Di sii prosedur yag lazim dipakai adalah megkaji tigkat pegembalia iteral (Iteral Rate of Retur - IRR), yaitu tigkat pegembalia yag meghasilka NPV arus kas masuk sama dega NPV arus kas keluar. Pada metode NPV aalisis dilakuka dega meetuka terlebih dahulu besar pegembalia (diskoto) (i), kemudia dihitug ilai sekarag bersih (NPV) dari arus kas keluar da masuk. Utuk IRR ditetuka dulu NPV = 0, kemudia dicari berapa besar tigkat pegembalia (diskoto) (i) agar hal tersebut terjadi. Rumusya adalah sebagai berikut: ( C) t (1 i) t t0 t0 ( Co) t t (1 i) (2,19) Dimaa (C)t = Arus kas masuk tahu ke-t (Co)t = Arus kas keluar tahu ke-t = Umur uit usaha (ivestasi) i = Arus pegembalia (tigkat suku buga). t = Waktu. Karea arus kas keluar ivestasi umumya merupaka biaya pertama (Cf), maka persamaa di atas dapat disederhaaka mejadi: A. Idikasi ( C) t (1 i t t 0 ) Cf (2,20) Megaalisis usula ivestasi dega IRR memberi kita petujuk sebagai berikut a. IRR > tigkat pegembalia (i) yag diigika (required rate of retur - KKR), ivestasi diterima. b. IRR < tigkat pegembalia (i) yag diigika (required rate of retur - KKR), ivestasi ditolak. Cotoh soal Suatu usula ivestasi/ivestasi memerluka biaya pertama sebesar Rp 6 juta. Ivestasi tersebut diharapka meghasilka arus kas masuk sebesar Rp 1,5 juta selama 5 tahu berturut-turut. Hituglah IRR. Buku Kewirausahaa II - 16

17 Jawaba Karea arus kas keluar adalah sama (Rp 1,5 juta selama 5 tahu), maka diguaka rumus atau tabel auitas. Pertama, kita mecari faktor auitas dega membagi ilai sekarag (PV) arus kas keluar (biaya pertama) dega auitas (6,0) x (1/1,5) = 4,0. Kemudia dari tabel di Lampira II utuk = 5 da faktor auitas 4,0 diperoleh i = 7% atau IRR = 7%. B. Cara Trial Ad Error atau Kalkulator Pada cotoh soal di atas diumpamaka arus kas masuk tetap sebesar Rp 1,5 juta per tahu selama umur ivestasi, sehigga bisa diguaka rumus atau tabel PV-auitas. Namu, bagaimaa bila arus kas masuk tidak tetap? Hal ii dapat dihitug dega trial ad error atau dega kalkulator. Cotoh Soal Usula sebuah ivestasi dega biaya pertama Rp. 10 juta direcaaka meghasilka pemasuka berturut-turut sebesar Rp. 6 juta, Rp. 5 juta, da Rp. 2 juta pada tahu pertama, kedua, da ketiga. Hituglah IRR dari ivestasi tersebut. Jawaba Karea arus kas tidak tetap, maka dihitug terlebih dahulu rata-rata factor auitas a. Meghitug rata-rata arus kas masuk auitas (1/3) x ( ) = Rp. 4,3 juta. Faktor auitas (1/4,3)(10) = 2,3. Dega memakai tabel buga utuk = 3 da faktor auitas = 2,3 diperoleh i = 14% b. Megecek besarya NPV utuk i = 14% Tahu i = 14% i = 18% 0-10,000-10, ,262 5, ,845 3, ,350 1,218 NPV 0,457-0,110 c. karea utuk i = 14% NPV > 0, sedagka i = 18% NPV < 0, jadi IRR terletak atara 14% - 18% d. Iterpolasi, utuk memperoleh agka yag lebih akurat, perhituga dilakuka dega iterpolasi Jeis A B Selisih Buga (i) 14% 18% 4% Buku Kewirausahaa II - 17

18 NPV 0,457-0,110 0,567 IRR x4 14 3, ,2% Jadi, dega iterpolasi diperoleh IRR = 17,2% Beefit-Cost Ratio Utuk megkaji kelayaka ivestasi serig diguaka pula kriteria yag disebut beefit cost ratio-bcr. Pegguaaya amat dikeal dalam megevaluasi ivestasiivestasi utuk kepetiga umum atau sektor publik. Di sii meskipu peekaaya ditujuka kepada mafaat (beefit) bagi kepetiga umum da buka keutuga fiasial perusahaa, amu buka berarti perusahaa swasta megabaika kriteria ii. Adapu rumus yag diguaka adalah: Nilai Sekarag Beefit ( PV ) B BCR (2.21) Nilai Sekarag Biaya ( PV ) C di maa, BCR = Rasio mafaat terhadap biaya (beefit-cost ratio) (PV)B = Nilai sekarag beefit (PV)C = Nilai sekarag biaya Pada ivestasi-ivestasi sektor swasta, beefit umumya berupa pedapata mius biaya di luar biaya pertama (misalya, utuk operasi da produksi), sehigga rumusya mejadi: R - Cop BCR (2.22) Cf dimaa, R = Nilai sekarag pedapata. (C) op = Nilai sekarag biaya (di luar biaya pertama). = Biaya pertama. C f Kriteria BCR aka memberika petujuk sebagai berikut: BCR > 1 Usula ivestasi diterima. BCR < 1 Usula ivestasi ditolak. BCR = 1 Netral. Cotoh Soal Suatu ivestasi diperhitugka memerluka biaya pertama sebesar Rp 50 juta dega biaya modal 9% da medapatka beefit selama 3 tahu berturut-turut Buku Kewirausahaa II - 18

19 sebesar Rp 15 juta, Rp 25 juta, da Rp 40 juta. Apakah ivestasi ii harus diterima atau ditolak? Buku Kewirausahaa II - 19

20 Jawaba Utuk mejawabya, pertama-tama kita aka meghitug PV arus kas masuk da keluar pada i = 9% dega megguaka tabel buga. Hasilya adalah sebagai berikut. Tahu i = 9% 0-50, (0,917) = 13, (0,842) = 21, (0.772) = 30,88 (PV)B BCR = 65.68/50 = 1,31 Oleh karea BCR > 1, maka usula ivestasi diterima. Beba Tahua Ekuivale da Uiform Aual Series Serigkali calo ivestor igi megetahui da meilai parameter-parameter yag diaggap petig (pedapata, biaya, da arus kas) dalam kuru waktu tahua, yag dikombiasika sebagai beba tahua ekuivale (equivalet capital charge - ECC). Misalya, suatu perusahaa lis-trik igi meghitug berapa besar harga laggaa per tahu dalam ragka ivestasi baru bila biaya pertama yag harus dikeluarka, tigkat pegembalia yag diigika, serta biaya operasi per tahu telah di-perkiraka. Metode ECC bergua bagi pegkajia kelayaka ivestasi yag mempuyai umur berbeda-beda. Suatu perusahaa air mium melakuka ivestasi seilai Rp 400 juta. Biaya operasi diperkiraka Rp 70 juta setahu da berlagsug selama 15 tahu. Bila perusahaa tersebut meghedaki tigkat pegembalia 8% da kemugkia peralata mempuyai ilai sisa sebesar Rp 50 juta pada akhir masa operasi, tetuka miimal harga laggaa per tahu. Jawaba Di sii beba tahua terdiri dari biaya operasi sebesar Rp 70 juta da pembayara berkala utuk megembalika modal Rp 400 juta selama 15 tahu dega buga 8%. Nilai sisa yag ada dapat dikuragka dari biaya pertama. Jika kita memperhitugka ilai sisa pada saat sekarag dega r = 8% dari tabel buga, maka aka diperoleh: PV ilai sisa = (Rp 50 juta) x (0,327) = Rp 16,35 juta. Biaya pertama = Rp 400 juta - Rp 16,35 juta = Rp 383,65 juta. Buku Kewirausahaa II - 20

21 Beba tahua adalah pegeluara utuk operasi ditambah pembayara kembali biaya pertama (setelah dikuragi ilai sisa). Dega tabel buga diperoleh Faktor 0,1168, sehigga beba tahua ekuivale adalah ECC = Rp 400 juta x (0,1168) + Rp 70 juta = Rp 116,72 juta. A. Uiform Aual Series Method (UAS) Variasi lai dari metode NPV adalah Uiform Aual Series Method-UAS. UAS bergua utuk memilih alteratif ivestasi yag bersifat salig meiadaka da mejadika NPV arus kas dari usula ivestasi/ivestasi mejadi uiform aual equivalet berdasarka perbadiga ilai-ilai ivestasi. Hal ii dilakuka dega meghitug NPV arus kas ivestasi lalu dibagi dega faktor (PV/A, i, ). Cotoh Soal 2O Dua ivestasi dega umur yag sama da bersifat salig meiadaka mempuyai arus kas sebagai berikut: Tahu Proyek A Proyek B (Rp. Juta) (Rp. Juta) 0-7,0-6,0 1 2,0 3,0 2 2,0 3,0 3 2,0 3,0 4 2,0-5 2,0-6 2,0 - Tetuka ivestasi yag lebih mearik bila diigika tigkat pegembalia 9% per tahu! Jawaba Hituglah masig-masig NPV ivestasi A da B. Dari tabel buga, (PIA, i, ) diperoleh: NPV ivestasi A = (4,485 X 2,0) - 7,0 = 8,970-7,0 = 1,970. NPV ivestasi B = (2,531 X 3,0) - 6,0 = 7,593-6,0 = 1,593. UAS masig-masig ivestasi dapat diperoleh dari NPV di atas dega faktor (P/A, i, ) yag bersagkuta, 1,970 UASIvestasi A 0,439 4,485 1,593 UASIvestasi B 0,629 2,531 Hasil perhituga ii meujukka bahwa dilihat dari segi UAS, ivestasi B lebih mearik meskipu NPV ivestasi A > NPV ivestasi B. Ii berarti evaluasi dega Buku Kewirausahaa II - 21

22 metode NPV memerluka peijaua lebih lajut bila meghadapi keadaakeadaa yag spesifik B. Modal Terbatas Karea alasa tertetu, pimpia perusahaa kadag-kadag membe-ka batasa atas jumlah maksimal daa yag boleh diguaka utuk ivestasi pada waktu tertetu. Keadaa demikia dikeal sebagai capital ratioig. Prosedur pemiliha ivestasi dega modal terbatas adalah memilih kombiasi yag meghasilka NPV terbesar, yaitu yag total bi-ayaya tidak melewati batas maksimal yag ditetuka. Cotoh di bawah ii meggambarka keadaa tersebut. Total Aggara: Rp 10,0 juta Ivestasi: a b c d e f Biaya (Rp juta) NPV (Rp juta) 5,0 2,5 3,0 1,0 2,0 0,5 2,0 0,6 4,0 1,2 3,0-0,1 Karea jumlah daa yag disediaka (aggara) maksimal Rp 10 iuta, maka kombiasi terbaik adalah a + b + c = 10, atau a + b + d = 10, atau a + f + c = 10. Dilihat dari segii NPV, (NPV)d > (NPV)c da (NPV)f adalah egatif. Dega demikia, bila ivestasi-ivestasi tersebut tidak boleh dipecah maka kombiasi yag meghasilka NPV terbesar adalah a + b + d = Rp 10 juta. Aalisis memilih kombiasi terbaik bagi sejumlah besar ivestasi dapat dilakuka dega program matematis. Membadigka NPV da IRR Kita telah membahas kriteria seleksi ivestasi dega megguaka metode NPV da IRR. Mugki aka timbul pertayaa tetag apakah kedua metode tersebut memberika hasil yag sama dilihat dari sudut mearik tidakya ivestasi bersagkuta utuk diterima atau ditolak?. Dari peijaua lebih lajut aka terlihat bahwa kedua kriteria tersebut meghasilka kesimpula sebagai berikut. 1. Memberika Kesimpula yag Sama Kedua kriteria itu aka memberika hasil rakig sama terhadap mearik tidakya suatu usula ivestasi, dega catata: Buku Kewirausahaa II - 22

23 a. Arus kas ivestasi harus megikuti pola yag sejeis (arus kas keluar pada masa awal da selajutya arus kas masuk yag berkesiam-buga sampai akhir umur ivestasi). b. Ivestasi itu adalah berdiri sediri da buka ivestasi yag bersifat salig meiadaka (mutually exclusive project). 2. Memberika Kesimpula yag Berbeda Kriteria yag satu dapat memberika keputusa ditolak atau diterima yag berbeda dega kriteria laiya bilamaa terdapat hal-hal berikut. a. Pola arus kas ivestasi tidak sejeis da terjadi beberapa perubaha tada (+) da (-). b. Ivestasi-ivestasi bersifat salig meiadaka. c. Ivestasi-ivestasi tersebut memiliki ukura atau skala yag bayak berbeda. Fakta yag perlu diperhatika di sii adalah bahwa NPV memberika agka absolut sedagka IRR memberika agka komparatif, yag tidak memasukka faktor skala atau ukura ivestasi, sehigga metode NPV diaggap lebih superior dibadig metode IRR. Oleh karea itu, metode NPV lebih diajurka utuk diguaka dalam megaalisis arus kas recaa ivestasi (ivestasi). Buku Kewirausahaa II - 23

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

Muniya Alteza

Muniya Alteza NILAI WAKTU UANG 1. Kosep dasar ilai waktu uag (time value of moey) 2. Nilai masa depa (future value) 3. Nilai sekarag (preset value) 4. Auitas (auity) 5. Perpetuitas (perpetuity) 6. Buga tahua efektif/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

Buku Padua Belajar Maajeme Keuaga Chapter 0 KONSEP NILAI WAKTU UANG. Pegertia. Nilai Uag meurut waktu, berarti uag hari ii lebih baik / berharga dari pada ilai uag dimasa medatag pada harga omial yag sama.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 05 KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akutasi Idik Sodiki,SE,MBA,MM Pedahulua Kosep ilai waktu dari uag (time value of moey) pada dasarya mejelaska

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH

ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH Jural Sipil Statik Vol. No.5, April 203 (377-38) ISSN: 2337-6732 ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH Steve Fredrik Josef Maopo J. Tjakra, R. J. M. Madagi, M. Sibi Fakultas Tekik

Lebih terperinci

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money)

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money) Nilai Waktu da Uag (Time Value of Moey) Kosep Dasar Jika ilai omialya sama, uag yag dimiliki saat ii lebih berharga daripada uag yag aka diterima di masa yag aka datag Lebih baik meerima Rp juta sekarag

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si.

ANUITAS. 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmanto,S.Si. ANUITAS 9/19/2012 MK. Aktuaria Darmato,S.Si. 1 OVERVIEW Auitas adl suatu pembayara dalam jumlah tertetu, yag dilakuka setiap selag waktu da lama tertetu, secara berkelajuta. Suatu auitas yg pasti dilakuka

Lebih terperinci

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK 2.1. Buga Majemuk Ada sedikit perbedaa atara suku buga tuggal da suku buga majemuk. Pada suku buga tuggal, besarya buga B = Mp tidak perah digabugka dega modal M. Sebalikya

Lebih terperinci

SESI 13 Payback Period

SESI 13 Payback Period Mata Kuliah : Ekoomi Tekik Kode MK : TKS 4107 Pegampu : Achfas Zacoeb SESI 13 Payback Period zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Metode Payback Period pada dasarya bertujua utuk megetahui seberapa lama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Pegukura kierja keuaga perusahaa pada dasarya dilaksaaka karea igi megetahui tigkat profitabilitas (keutuga) da tigkat resiko atau tigkat kesehata suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM MATEMATIKA BISNIS OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM BAB BARISAN DAN DERET A. BARISAN Barisa bilaga adalah susua bilaga yag diurutka meurut atura tertetu.betuk umum barisa bilaga a,

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG Hei Fitriai Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Sriwijaya Jala Raya Prabumulih Km. 32 Ideralaya Oga Ilir Sumatra Selata E-mail:

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI

REGRESI DAN KORELASI REGRESI DAN KORELASI Pedahulua Dalam kehidupa sehari-hari serig ditemuka masalah/kejadia yagg salig berkaita satu sama lai. Kita memerluka aalisis hubuga atara kejadia tersebut Dalam bab ii kita aka membahas

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Interpolasi

Bab 3 Metode Interpolasi Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

Ekonomi Rekayasa Koreksi

Ekonomi Rekayasa Koreksi Ekoomi Rekayasa Koreksi Koreksi pembeara karea kesalaha tada kurug tidak tampil dalam rumus da perhituga Gambar 2.15Tigkat akurasi peratura 72 da 69 2.4.6 Peratura 113 Selai itu ada juga perhituga dega

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS.1 Pegertia-pegertia Lapaga pekerjaa adalah bidag kegiata dari pekerjaa/usaha/ perusahaa/kator dimaa seseorag bekerja. Pekerjaa utama adalah jika seseorag haya mempuyai satu pekerjaa

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

STATISTIKA NON PARAMETRIK

STATISTIKA NON PARAMETRIK . PENDAHULUAN STATISTIKA NON PARAMETRIK Kelebiha Uji No Parametrik: - Perhituga sederhaa da cepat - Data dapat berupa data kualitatif (Nomial atau Ordial) - Distribusi data tidak harus Normal Kelemaha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

Aspek Keuangan 2. dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.

Aspek Keuangan 2. dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. plikasi Bisis TI, Pertemua 9 Sistem Iformasi-UG spek Keuaga 2 CSH FLOW Cash flow ( alira kas ) merupaka sejumlah uag kas yag keluar da yag masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaa, dega kata lai adalah

Lebih terperinci

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan. Arti ivestasi : a. Hasil pejuala. b. Biaya c. Ekspektasi da kepercayaa. Ivestasi : peigkata barag modal berujud Kekuata Ekoomi Utama; Hasil pegembalia ivestasi yag dipegaruhi oleh struktur ekoomi, biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tijaua Peeliti Terdahulu Peelitia yag dilakuka oleh Laraswati tahu 2010 yag meeliti tetag portofolio optimal saham yag masuk dalam Jakarta Islamic Idex (JII). Kesimpula dari

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH #12&13 Bunga Majemuk

CATATAN KULIAH #12&13 Bunga Majemuk CATATAN KULIAH #12&13 Buga Majemuk 10.1 Pedahulua Pada pembahasa sebelumya diasumsika bahwa P atau ilai pokok pembayara tidak megalami perubaha dari awal higga akhir sehigga ilai buga selalu dihitug dari

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO KERANGKA PIKIR EVALUASI KINERjA PORTOFOLIO (EKP) MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO RISK-ADJUSTED PERFORMANCE - INDEKS SHARPE - INDEKS TREYNOR - INDEKS JENSEN dede08m.com

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Investment Criteria Analysis. Arranged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Investment Criteria Analysis. Arranged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010 STUDI KELAYAKAN BISNIS Arraged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010 TUJUAN Setelah mempelajari Bab ii diharapka mahasiswa dapat memahami: Apakah gagasa usaha (proyek) yag direcaaka

Lebih terperinci

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bagi-Dua (Bisection) pada Analisis Pulang-Pokok (Break Even)

Penerapan Metode Bagi-Dua (Bisection) pada Analisis Pulang-Pokok (Break Even) Peerapa Metode Bagi-Dua (Bisectio) pada Aalisis Pulag-Pokok (Break Eve) Oleh: Nur Isai Jurusa Pedidika Matematika FMIPA UNY Yogyakarta Email: urisai001@yahoo.com Abstrak Persoala dalam mecari akar persamaa

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Materi ke 1

BARISAN DAN DERET. Materi ke 1 BARISAN DAN DERET Materi ke 1 Pola Bilaga adalah? Susua bilaga yag disusu meurut atura tertetu. Cotoh : 1. Pola Bilaga Gajil 1, 3, 5,... 2. Pola Bilaga Geap 2, 4, 6,... PERHATIKAN SSNAN BILANGAN DI BAWAH

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ii aka memberika iformasi hal yag berkaita dega lagkah-lagkah sistematis yag aka diguaka dalam mejawab pertayaa peelitia.utuk itu diperluka beberapa hal sebagai

Lebih terperinci

1 Departemen Statistika FMIPA IPB

1 Departemen Statistika FMIPA IPB Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 1 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Metode Noparametrik Skala Pegukura Metode Noparameterik Uji Hipotesis

Lebih terperinci

25/09/2010 KONSEP TIME VALUE OF MONEY

25/09/2010 KONSEP TIME VALUE OF MONEY Termiologi Buga da Suku Buga (i) KONSEP TIME VALUE OF MONEY DWI PURNOMO http//www.labsistemtmip.wordpress.com http//www.agroidustry.wordpress.com Buga (iterest) uag yag dibayarka/diterima atas pegguaa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang BAB II LANDASAN TEORI A. Maajeme Keuaga Keuaga terdiri dari tiga bidag yag salig berhubuga: (1) pasar uag da pasar modal, berkaita dega pasar sekuritas da lembaga keuaga; () ivestasi, yag memfokuska pada

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI Utuk lebih memahami megeai etropi, pada bab ii aka diberika perhituga etropi utuk beberapa distribusi diskrit da kotiu. 3. Distribusi Diskrit Pada sub bab ii dibahas

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN Jl. Raya Wagu Kel. Sidagsari Kta Bgr Telp. 0251-8242411, email: prhumasi@smkwikrama.et, website : www.smkwikrama.et BAB 2 : BUNGA, PERTUBUHAN DAN PELURUHAN PENGERTIAN BUNGA Buga adalah jasa dari simpaa

Lebih terperinci

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi da objek peelitia Lokasi peelitia dalam skripsi ii adalah area Kecamata Pademaga, alasa dalam pemiliha lokasi ii karea peulis bertempat tiggal di lokasi tersebut sehigga

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama Padi sawah tadah huja (Oryza Sativa L.) di Kelompok Tai Karya Tai I Desa Karag Rejo Kecamata Jati Agug Kabupate

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia sikap kosume terhadap kopi ista Kopiko Brow Coffee ii dilakuka di Wilaah Depok. Pemiliha dilakuka secara segaja (Purposive) dega pertimbaga

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB V METODOLOGI PEELITIA 5.1 Racaga Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia kualitatif dega metode wawacara medalam (i depth iterview) utuk memperoleh gambara ketidaklegkapa pegisia berkas rekam medis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

FORECASTING (Peramalan)

FORECASTING (Peramalan) FORECASTING (Peramala) PENDAHULUAN Forecastig adalah ramala tetag apa yag aka terjadi dimasa yag aka datag. Forecast Demad atau peramala permitaa mejadi dasar yag sagat petig dalam perecaaa suatu keputusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI Spectra Nomor 9 Volume V Jauari 2007: 16-24 STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI Kamidjo Rahardjo Dose Tekik Sipil FTSP ITN Malag ABSTRAKSI Volume lalulitas yag terus meigkat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Peelitia Pada bab ii aka dijelaska megeai sub bab dari metodologi peelitia yag aka diguaka, data yag diperluka, metode pegumpula data, alat da aalisis data, keragka

Lebih terperinci

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,

Lebih terperinci