PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
|
|
- Yanti Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2 Sekilas Tentang Jurusan Keperawatan Bandung Jurusan Keperawatan Bandung merupakan salah satu Jurusan dari 6 Jurusan yang ada di Poltekkes Kemenkes Bandung. Letak Kampus: di Jalan Dr. Otten No. 32 Bandung Program Pendidikan yang diselenggarakan saat ini: D. III Keperawatan D. IV Mitra Spesialis Peminatan Keperawatan Medikal Bedah (KMB).
3 Program D. IV Mitra Spesialis Peminatan KMB Dasar Hukum Pendirian: SK Menkes Nomor: OT Tanggal 16 April 2008 Tentang Pembentukan Program D. IV Keperawatan Medikal Bedah Bandung, Keperawatan Medikal Bedah Tangerang dan Keperawatan Gawat Darurat Bogor Pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan DepKes Bandung Dasar Hukum Penetapan Pengelola: SK Direktur Politeknik Kesehatan Bandung Nomor: KP /2912/2010 Tentang Pengangkatan Jabatan Ketua Program Studi D.IV Keperawatan Jurusan Keperawatan Poltekkes Bandung
4 Kurikulum Pendidikan D. IV KMB Mengacu Pada Kurikulum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 1554/Menkes/SK/X/2005, tanggal 31 Oktober Pendidikan program Studi D. IV Keperawatan merupakan pendidikan untuk menghasilkan Sarjana Sains Terapan (SST). Diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks dengan dasar kemampuan profesional tertentu. Merupakan pendidikan vokasi yang diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan khusus/ spesifik. Untuk D. IV Keperawatan Jurusan Keperawatan Bandung, keunggulan yang dikembangkan adalah Penanganan Trauma/ Traumatic care.
5 Tujuan Pendidikan Program D. IV KMB Menghasilkan perawat yang mempunyai keahlian dalam bidang keperawatan medikal bedah melalui kurikulum berbasis kompetensi, sehingga lulusannya diharapkan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai untuk: 1. Melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan medikal bedah yang ditujukan kepada individu, keluarga, komunitas dan masyarakat. 2. Memberikan Asuhan keperawatan pada klien dengan kondisi kritis berdasarkan tingkat kegawatan dan gangguan fungsi sistem tubuh
6 Lanjutan Tujuan 3. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab sebagai pengelola asuhan keperawatan medikal bedah. 4.Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan untuk kemudian menggunakan hasil penelitian tersebut untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan asuhan keperawatan. 5.Berperan serta secara aktif dalam kegiatan pendidikan kesehatan. 6.Mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan profesional. 7. Memelihara dan mengembangkan kepribadian dan sikap yang sesuai dengan etika keperawatan. 8. Berperan sbg anggota masyarakat yang kreatif, produktif dan terbuka untu menerima perubahan.
7 Peran, Fungsi dan Kompetensi 1. Peran sebagai pelaksana Asuhan keperawatan, memiliki fungsi: a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan b. Mengolah dan menganalisa data serta merumuskan diagnosa keperawatan c. Membuat perencanaan asuhan keperawatan. d. Melaksanakan tindakan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan baik dasar maupun lanjutan. e. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan kesehatan dan keperawatan. f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan. 2. Peran Sebagai Pendidik 3. Peran Sebagai Peneliti 4. Peran sebagai pengelola asuhan keperawatan.
8 Kompetensi yang harus dicapai: 1. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem persyarafan yang memiliki permasalahan yang kompleks. 2. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem endokrin yang memiliki permasalahan kompleks. 3. Mam Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem immunitas yang permasalahan kompleks 4. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler yang memiliki permasalahan kompleks. 5. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem pernafasan yang memiliki permasalahan kompleks.
9 6. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem pencernaan yang memiliki permasalahan yang kompleks. 7. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem perkemihan yang memiliki permasalahan kompleks. 8. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal yang memiliki permasalahan kompleks 9. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem pendengaran dan wicara yang memiliki permasalahan kompleks. 10. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem integumen yang memiliki permasalahan kompleks. 11. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem penglihatan yang memiliki permasalahan yang kompleks. 12. Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien perioperatip.
10 Perbedaan Kompetensi antara D. III dan D. IV Di Jurusan keperawatan Bandung dibuat penyelarasan kompetensi D. IV dengan mengikuti model kompetensi yang dipakai oleh program D. III Keperawatan. Perbedaan nya terutama pada adanya kompetensi khusus (penajaman) yang berkaitan dengan KMB dan peningkatan pada sub kompetensi nya. Penajaman pada kemampuan menangani pasien yang lebih kompleks permasalahannya terutama dari aspek skill/keterampilan tindakan. Penambahan pada kemampuan dalam menangani pasien dengan trauma.
11 Kompetensi dan Sub Kompetensi D.IV KMB No Kompetensi Sub kompetensi Mata Ajar Pendukung 1. Menerapkan konsep dan prinsip etika kepertawatan, komunikasi dalam praktek keperawatan mahir medical bedah 2. Menerapkan prinsip pemecahan masalah dengan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada lingkup keperawatan 1. Menggunakan pertimbangan etika dan moral dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 2. Menggunakan konsep etika keperawatan dalam melakukan pengambilan putusan secara etis dan legal. 3. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan tindakan professional 4. Melaksanakan komunikasi yang efektip dan terapeutik dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus trauma 5. Melaksanakan komunikasi yang efektip dengan tim kesehatan lain. 1. Mengaplikasikan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada lingkup keperawatan medikal bedah 2. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara benar, efektip dan efisien. 3. Mengaplikasikan kemampuan berfikir secara analitis dan kritis dalam melaksanakan asuhan keperawatan 1. KDKMB 2. Etika dan Aspek Legal dalam KMB 3. Komunikasi Terapeutik 1. KDKMB 2. Metodologi keperawatan 3. Patofisiologi
12 3. Mengkonsultasikan dan atau melakukan kolaborasi dalam penanganan pasien dengan tim kesehatan lain. 4. Melaksanakan tindakan pemberian obat dengan alat yang lebih kompleks sebagai hasil kolaborasi dan atau konsultasi. 5. Melaksanakan tindakan diagnostik dan tindakan khusus sebagai hasil kolaborasi dan atau konsultasi. 3.1 Mengkaji kebutuhan dan sasaran untuk konsultasi dan atau kolaborasi sesuai dengan kebutuhan 3.2. Mengaplikasikan konsep manajemen asuhan keperawatan pada lingkup keperawatan medikal bedah Melaksanakan konsultasi dan atau kolaborasi dengan tim kesehatan lain 3.4. Menilai keefektipan proses/hasil konsultasi dan atau kolaborasi 4.1. Melaksanakan pemberian obat dengan menggunakan syringe pump 4.2. Melmbantu pelaksanaan pemberian obat melalui vena sectie Membantu pelaksanaan pemberian obat melalui spinal Menetapkan jenis pemeriksaan diagnostik dan laboratorik sesuai dengan kondisi pasien Menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratorik dan diagnostik Membuat rencana tindak lanjut hasil pemeriksaan lab./diagnostik 1. KDKMB 2. Etika Keperawatan 3. Komunikasi terapeutik 4. Manajemen Terapan dalam keperawatan 5. KMMB I 6. KMMB II 7. KMMB III 8. Keperawatan Perioperatip 9. Keperawatan Kritis 1. Patofisiologi 2. Farmakologi 3. KMMB I 4. KMMB II 5. KMMB III 6. Keperawatan Perioperatip 7. Keperawatan Kritis 1. Patofisiologi 2. KMMB I 3. KMMB II 4. KMMB III 5. Keperawatan Perioperatip 6. Keperawatan Kritis
13 6. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan oksigen yang kompleks. 3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks. 4. Melakukan ektubasi 5. Melakukan intubasi 6. Memberikan oksigen melalui masker rebreathing dan non rebreathing 7. Memberikan oksigen melalui ventilator 8. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks. 9. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks. 1. Patofisiologi 2. KMMB II 3. Keperawatan Kritis 4. Praktek klinik KMMB II 5. Praktik klinik keperawatan kritis 7. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks. 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks. 3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks. 4. Menginterpretasikan hasil pengukuran CVP 5. Menginterpretasikan hasil EKG 6. Memberikan cairan melalui infus pumps 7. Melaksanakan pemberian cairan melalui three ways 8. Melaksanakan tindakan DC shock. 9. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks. 10. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks. 1. Patofisiologi 2. KMMB II 3. KMMB III 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB II 6. Praktek klinik KMMB III 7. Praktik klinik keperawatan kritis
14 8. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks. 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan nutrisi yang kompleks. 3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks. 4. Melakukan pemberian TPN 5. Menetapkan cara pemberian nutrisi. 6. Monitoring kebutuhan nutrisi pasien 7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks. 8. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks. 1. Patofisiologi 2. KMMB I 3. KMMB II 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB I 6. Praktek klinik KMMB II 7. Praktik klinik keperawatan kritis 9. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks. 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks. 3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks. 4. Melaksanakan perawatan hemodialisa 5. Melakukan perawatan irigasi (spooling) catéter 6. Melakukan perawatan ostomi 7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan feca pada yang kompleks. 8. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang 1. Patofisiologi 2. KMMB II 3. KMMB III 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB II 6. Praktek klinik KMMB III 7. Praktik klinik keperawatan kritis
15 10. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi pada yang kompleks. 11. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks. 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks. 3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks. 4. Melakukan pemasangan gips 5. Membuat program mobilisasi, ambulasi dan transportasi. 6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks. 7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks. 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman pada yang kompleks. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks. 3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks. 4. Melaksanakan upaya pengurangan nyeri dengan gate control theory. 5. Melaksanakan upaya pemenuhan kenyamanan dengan aroma therapy 6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks. 7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks. 1. Patofisiologi 2. KMMB I 3. KMMB III 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB I 6. Praktek klinik KMMB III 7. Praktik klinik keperawatan kritis 1) Patofisiologi 2) KMMB I 3) KMMB III 4) Keperawatan Kritis 5) Praktek klinik KMMB I 6) Praktek klinik KMMB III 7) Praktik klinik keperawatan kritis
16 12. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien perioperatip dengan kasus yang kompleks. 13. Berperan serta dalam penelitian dan pengembangan keperawatan medikal bedah. 14. Melakukan penanganan pasen dengan trauma pada berbagai sistem tubuh Melaksanakan pengkajian keperawatan pre, intra dan post operasi Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang menjalami pre, intra dan post operasi Membuat perencanaan keperawatan pada pasien pre, intra dan post operasi Melaksanakan peran scrub nurse Melakukan monitoring post operasi pada kasus yang kompleks 12.6.Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang menjalami perioperatip yang kompleks 12.7.Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien perioperatip yang kompleks Membuat proposal penelitian Melakukan penelitian terapan dalam bidang keperawatan medikal bedah Memanfaatkan hasil penelitian untuk mengembangkan pelayanan keperawatan medikal bedah. 1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh. 3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh. 4. Melaksanakan tindakan keperawatan yang dibutuhkan baik pada primary maupun secondary survey pada pasien yang mengalami trauma sesuai dengan prinsip penanganan dalam BTCLS. 5. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh. 6. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh 1. Patofisiologi 2. Keperawatan perioperatip 3. Praktek klinik perioperatip 1. Metodologi penelitian 2. Tugas Akhir (Penelitian) 1. BTCLS 2. Keperawatan Kritis 3. Praktek klinik keperawatan kritis.
17 Ketentuan Program Pendidikan (Bagi Pasca D. III) Beban Studi: Minimal 40 SKS dan maximal: 56 SKS. Di dalam nya harus memuat minimal 80 % adalah kurikulum inti dan maksimal 20 % nya adalah kurikulum institusional. Di JurusanKeperawatan Bandung: Beban studi = 43 SKS terdiri dari kurikulum inti 40 SKS dan 3 SKS kurikulum institusional. Lama Pendidikan : 2 s/d 3 semester dan masa terpanjang 6 semester. Peserta didik: Diutamakan bagi lulusan D. III Keperawatan dan sudah bekerja minimal 2 tahun. Di Bandung baru angkatan ke-1 berjumlah 23 orang mrp mhs tugas belajar kiriman dari berbagai institusi kesehatan seluruh provinsi di Indonesia.
18 Struktur Program Pendidikan D. IV KMB (Pasca D. III) Semester 1 No Kode MK Mata Kuliah Bobot SKS Beban Studi PBC PBD PBP PBK 1. WAT KDKMB WAT Patofisiologi WAT Metodologi Penelitian WAT Metodologi Keperawatan WAT Komunikasi terapeutik WAT Aspek legal dan etik dalam KMB WAT KMMB I WAT KMMB II WAT Keperawatan Perioperatif WAT Praktek klinik KMMB I WAT Praktek Klinik Keperawatan Perioperatif JUMLAH KREDIT
19 Semester 2 No Kode MK Mata Kuliah 1. WAT Manajemen Terapan dalam Keperawatan Bobot SKS Beban Studi PBC PBD PBP PBK WAT KMMB III WAT Keperawatan Kritis WAT Praktek klinik KMMB II WAT Praktek Klinik KMMB III WAT Praktek Klinik Keperawatan Kritis WAT Tugas Akhir (Skripsi) WAT. LOK BTCLS (Kurikulum institusional) JUMLAH KREDIT JUMLAH KURIKULUM INTI JUMLAH KURIKULUM INSTITUSIONAL JUMLAH TOTAL SKS SMT I DAN II
20 Proses PBM dan Evaluasi Perkuliahan dlm 1 semester menggunakan 16 mg efektip diluar UTS dan UAS. Model PBM digunakan sistem block mata ajar (Perkuliahan teori dan praktek Lab diselesaikan dahulu kemudian dilanjutkan praktek klinik. Metoda PBM di kelas: CTJ, Seminar, dan PBL. Metoda PBM di lab: simulasi/demonstrasi dan role play. Metoda PBM di klinik/rs: case study, ronde kasus, bed side teaching dan pre & post conference. Alokasi waktu pembelajaran selama 1 tahun: Teori : 19 SKS x 50 mnt = 16 jam ( 1 SKS Teori = 50 menit) Praktek (Lab) : 15 SKS x 2 jam = 30 Jam (1 SKS Lab = 2 x 60 menit) Praktek Klinik : 9 SKS x 4 jam = 36 jam (1 SKS Klinik = 4 x 60 menit) Jumlah total : 43 SKS = 85 jam Metoda evaluasi: Test tulis: Quiz, take home test, UTS dan UAS. Test praktek: performance test (OSCE), Penilaian pencapaian kompetensi berdasarkan catatan logbook dan ujian praktek. Ujian Akhir Program: ujian sidang skripsi
21 Kurikulum institusional adalah M.A. Basic trauma cardiac live suffort (BTCLS) dengan bobot 3 SKS. Alasan memilih M.A BTCLS: Indonesia merupakan daerah rawan gempa perlu perawat yang memiliki keahlian dalam penangan trauma. Mahasiswa kiriman dari berbagai provinsi di Indonesia mereka setelah lulus diharapkan dapat menangani problem trauma terutama akibat bencana alam di daerahnya masing-masing. Mhs juga memperoleh nilai tambah karena mereka memperoleh sertifikat provider BTCLS yang terstandar.
22 LAHAN PRAKTEK RSUP Dr. Hasan Sadikin RSU Cibabat Cimahi RSU Kota Bandung RS Al Islam Bandung
23 Hambatan/Kendala yang Ditemui: 1. Raw input mahasiswa yang sangat bervariasi dalam hal Latar belakang: Pendidikan sewaktu mereka kuliah D. III Keperawatan. Asal/tempat bekerja: ada yang dari RS, Puskesmas, Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan. Pengalaman bekerja. Usia Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menerapkan metoda PBM. Untuk memperoleh starting point yang sama dari mhs maka dilakukan program pra pembelajaran (matrikulasi) dahulu sebelum PBM dimulai. 2. Biaya praktek yang cukup mahal. 3. Masih kurangnya tenaga dosen dan pembimbing klinik yang sesuai dengan ketentuan. 4. Kurangnya dukungan dari organisasi profesi.
24
KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH
KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan
Lebih terperinciREFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN
REFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN Disampaikan Pada Kegiatan Rapat Kerja Regional AIPVIKI Jawa Timur Surabaya, 28 Pebruari 2018 Di STIKES Hang Tuah Surabaya PROFIL LULUSAN DIPLOMA III
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 Jumlah SKS : 4 SKS (T=2, P=2) Prasyarat : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II Koordinator Mata Ajar
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Patofisiologi Kode Mata Kuliah : IAD-3 Jumlah SKS : 2 SKS Teori Prasyarat : Anatomi dan fisiologi Koordinator Mata Ajar : Masykur Khair, S.Kep., Ns.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut: 1. Perencanaan Program pada Pengembangan
Lebih terperinciDasar Pengembangan Kurikulum Inti
PENGEMBANGAN KURIKULUM D-III KEPERAWATAN 2014 Anas Tamsuri Task Force Kurikulum AIPDiKI Jatim Dasar Pengembangan Kurikulum Inti 1 Regulasi UU No. 12 / 2012 tentang Pendidikan Tinggi Paragraf 2 : Kurikulum
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan
Lebih terperinciNama Pelamar: FORMULIR ASESMEN MANDIRI. :1. Ilmu Biomedik Dasar ( 4 SKS)
III. FORMULIR ASESMEN MANDIRI Nama : Program Studi: Diploma III Keperawatan_ Peserta diharapkan mengisi setiap pertanyaan pada dibawah ini sebagai bentuk asesmen mandiri. Peserta harusmemberi tanda X pada
Lebih terperinciSILABUS. Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II
SILABUS Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 Jumlah SKS : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) Prasyarat : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II Penempatan : Semester IV Koordinator
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Etika Keperawatan Kode Mata Kuliah : MKH-3 Jumlah SKS : 2 SKS (T=1, P=1) Koordinator Mata Ajar : Masykur Khair, S.Kep., Ns. Nama Dosen : Masykur Khair,
Lebih terperinciPADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.
VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS
Lebih terperinciIsi Praktika/Praktik klinik/ kom.
5.1.2.2 Tuliskan substansi praktika/praktik klinik/komunitas yang mandiri ataupun yang merupakan bagian dari mata kuliah tertentu, dengan mengikuti format di bawah ini: Nama Isi Praktika/Praktik klinik/
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciREKAP KERJA KELOMPOK
No Kelompok Mata Kuliah REKAP KERJA KELOMPOK Nama Mata Kuliah Aspek RPS yang Direvisi 1 MKU Agama 1. Jumlah SKS Kurikulum 3 tapi di RPS 2 2. Di Kurikulum Jumlah LO 2 tapi di RPS 3 3. LO dengan bahan yang
Lebih terperinciKetentuan Akademik 1. Kurikulum Kepmendiknas nomor 232/U/2000
Ketentuan Akademik 1. Kurikulum Penyelenggaraan pendidikan pada Program Diploma III Keperawatan Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta menggunakan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini disusun
Lebih terperinciNERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP
NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
Lebih terperinciTELAAH KOMPETENSI LULUSAN DAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN. ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN (AIPDiKI)
TELAAH KOMPETENSI LULUSAN DAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN (AIPDiKI) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DIII KEPERAWATAN MENGGNAKAN KURIKULUM NASIONAL YG DITETAPKAN
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II
BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II DISUSUN OLEH : Diak. Lamria Simanjuntak, S.Kep, Ns, M.Kes Carolina Simanjuntak, S.Kep, Ns i
Lebih terperinciKONDISI EXSISTING PENDIDIKAN DIII KEPERAWATAN. ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN (AIPDiKI)
KONDISI EXSISTING PENDIDIKAN DIII KEPERAWATAN ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN (AIPDiKI) DATA INSTITUSI PENYELENGGARA DIII KEPERAWATAN NO INSTITUSI BERDSR IJIN OPERASIONAL JUMLAH 1
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II
BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II DISUSUN OLEH : Diak. Lamria Simanjuntak, S.Kep, Ns, M.Kes Carolina Simanjuntak, S.Kep, Ns i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA
RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA MATA KULIAH / KODE KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN 3 SKS CAPAIAN PEMBELAJARAN: KODE MK MID 228 TEORI PRAKTIK KLINIK PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN 1 1 1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciSTUDENT REPORT LABORATORIUM KLINIK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
STUDENT REPORT LABORATORIUM KLINIK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT NAMA NIM TEMPAT PRAKTEK TANGGAL PRAKTEK PEMBIMBING AKADEMI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 20I5 NAMA : RUANG : HARI/TANGGAL
Lebih terperinciDENA DENITA, S.KEP, NERS
YN DENA DENITA, S.KEP, NERS S1 STIKES UNJANI DENADJAELANI@GMAIL.COM PHONE : 085794969096 OBJECTIVE DATA PERSONAL Dapat bekerja secara individu maupun tim KEGEMARAN Membaca & mendengarkan musik JENIS KELAMIN
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN M.A KEPERAWATAN JIWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2014/ 2015
BUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN M.A KEPERAWATAN JIWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2014/ 2015 A. PENDAHULUAN Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, perawat
Lebih terperinciPANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ALIH JALUR STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2017/2018
A. PENDAHULUAN PANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ALIH JALUR STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2017/2018 Keperawatan anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan
Lebih terperinciDOKUMEN PEMBELAJARAN KONSEP DASAR KEPERAWATAN SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2017/2018
DOKUMEN PEMBELAJAN KONSEP DAS KEPERAWATAN SEMESTER GASAL TAHUN AJAN /2018 Dosen Penanggung Jawab : Ns. Ahmad Rifai, MS. NIP. 198502072015041001 Tim Dosen Pengajar: 1. Ns. Retno Purwandari, M.Kep 2. Ns.
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH
SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Kode Mata Kuliah : WAT.3.09 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I Jumlah SKS : 5 (teori 1, 1, praktik laboratorium 1, praktik klinik 2) Semester :
Lebih terperinciBuku Panduan Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat
Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat TIM PENYUSUN Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Jastro Situmorang, S.Kep, Ns AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017 PJMK KEGAWATDARURATAN TRAUMA Ardhiles Wahyu K, S.Kep Ners
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : D III Kebidanan Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Kode Mata Kuliah : KEB. 301 Semester : II (dua) SKS : 4 SKS (T : 1 SKS, P : 3 SKS) Dosen
Lebih terperinciPANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2016/2017
A. PENDAHULUAN PANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2016/2017 Keperawatan anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan anak
Lebih terperinciKONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. Ns. Meilita Enggune, S.Kep.,M.Kep
KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Ns. Meilita Enggune, S.Kep.,M.Kep Definisi Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan
Lebih terperinciPraktek Profesional Bidan. Kebidanan Sebagai Profesi :
Program Studi Mata kuliah Topik Sub topik : Kebidanan : Konsep Kebidanan : Peran Fungsi Bidan : Peran Fungsi Bidan Praktek Profesional Bidan Kebidanan Sebagai Profesi : - Profesi Bidan - Profesionalisme
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bagian akhir disertasi ini mengemukakan dua hal, yakni kesimpulan hasil
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian akhir disertasi ini mengemukakan dua hal, yakni kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. A. Kesimpulan Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan berbentuk pelayanan jasa dengan berbagai jumlah dan jenis pelayanan dan diberikan
Lebih terperinciSISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT
TINJAUAN PUSTAKA SISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT Rika Endah Nurhidayah.* ABSTRAK Sistem pengembangan karir perawat sampai saat ini masih belum jelas. Hal ini ada hubungannya dengan bervariasinya jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciPENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD
PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional
Lebih terperinciKEPERAWAT AN ANA K Edisi 1 Tahun 2016
BUKU KOMPETENSI (LOG KEPERAWAT AN BOOK) ANA K Edisi Tahun 0 NAMA :...... UNIT KERJA :... TANGGAL :...... RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA KOMITE KEPERAWATAN - SUB KOMITE KREDENSIAL JL. Lintas Timur Unit II No.
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (PROGRAM B 2014) Koordinator Ko-Koordinator :, S.Kp, MN : Ns., M.Kep Ns. Rahmadevita, M.Kep, SpKepA Fakultas Keperawatan Universitas Andalas LEMBAR
Lebih terperinciRencana Pembelajaran
Rencana Pembelajaran MATA KULIAH : Keperawatan Dewasa 1 KODE MK : SKP.534 BEBAN SKS : 4 SKS KOORDINATOR : Puguh Widiyanto, S.Kp.,M.Kep Telp/e-mail : 08156525675 / ompuguh@alumni.ui.ac.id TIM PENGAJAR :
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWAT-DARURATAN SISTEM II. Kode MK: MKL 451 (2 sks, 1,5 T, 0,5 P) Semester VII. Pengampu Mata Kuliah:
RENCN PEMELJRN SEMESTER KEGWT-DRURTN SISTEM II Kode MK: MKL 451 (2 sks, 1,5 T, 0,5 P) Semester VII Pengampu Mata Kuliah:, S.Kp, MN Ns., M.Kep Ns. Rahmadevita, M.Kep, SpKep Program Studi S1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan keperawatan merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan kesehatan di masyarakat adalah perawat. Kualitas pelayanan
Lebih terperinciKONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Pengertian Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
Lebih terperinciRINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT KATEGORI KETERAMPILAN DAN ANGKA KREDITNYA NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN ADAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT
Lebih terperinciPROGRAM STUDI KEPERAWATAN (PROFESI NERS) SIKAP
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (PROFESI NERS) SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,
Lebih terperinci2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll
TUGAS KELOMPOK Tugas kelompok: Bagilah kelompok menjadi beberapa bagian yaitu : 1. penyakit dalam 2. bedah 3. Anak 4. Maternitas 5. jiwa dan buatlah perangkat manajemen sebagai berikut: tugas harus selesai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas kesehatan khususnya memberikan asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural
Lebih terperinciPanduan Praktek Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Faletehan-Serang
Panduan Praktek Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Faletehan-Serang 1.1 DASAR BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan pada kurikulum yang ada di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Faletehan
Lebih terperinciGBPP MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN I (KEHAMILAN) KODE MATA KULIAH : BD 301 BEBAN STUDI : 4 SKS. (T : 1, P : 3) PENEMPATAN : SEMESTER II
GBPP MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN I (KEHAMILAN) KODE MATA KULIAH : BD 301 BEBAN STUDI : 4 SKS. (T : 1, P : 3) PENEMPATAN : SEMESTER II A. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada
Lebih terperinciPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN KESEIMBANGAN CAIRAN
I. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi dimana arus informasi dan pengetahuan mengalir dengan deras diharapkan seorang calon perawat profesional memiliki kompetensi minimal yang diharapkan mampu mengembangkan
Lebih terperinciRINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT KATEGORI KETERAMPILAN DAN ANGKA KREDITNYA BUTIR KEGIATAN KREDIT
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN ADAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT
Lebih terperinciPERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN
PERAWAT KLIIK I KEPERAWATA GAWAT DARURAT Pemenuhan kebutuhan dasar: a. Kebutuhan oksigenasi dengan berbagai metode b. Kebutuhan makan dan minum seimbang enteral maupun parenteral c. Kebutuhan eliminasi
Lebih terperinciInternational Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara
International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di IGD pada tiga rumah sakit, yaitu:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di IGD pada tiga rumah sakit, yaitu: 1. IGD RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta IGD RS PKU Muhammadiyah
Lebih terperinciASPEK LEGAL KEPERAWATAN. Prof. Dr. Syaiful Bakhri, SH. MH Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum UMJ Rektor Univ Muhammadiyah Jakarta
ASPEK LEGAL KEPERAWATAN Prof. Dr. Syaiful Bakhri, SH. MH Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum UMJ Rektor Univ Muhammadiyah Jakarta Evidence: Hasil Evaluasi Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas Daerah Terpencil
Lebih terperinciINDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK
AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT
Lebih terperinciKURIKULUM INSTITUSI PROGRAM DIPLOMA III GIZI JURUSAN GIZI
KURIKULUM INSTITUSI PROGRAM DIPLOMA III GIZI JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Laporan Kegiatan Pilkajur Gizi 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi kepada
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting dalam menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah penting karena masalah tersebut merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Permasalahan kesehatan ibu
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF
KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi
Lebih terperinciLILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG
LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG OUTLINE PENDAHULUAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG TUGAS & WEWENANG PERAWAT PENDELEGASIAN
Lebih terperinciPANDUAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN MAHASISWA SEMESTER GANJIL DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH BANDA ACEH
PANDUAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN MAHASISWA SEMESTER GANJIL DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH BANDA ACEH DISUSUN OLEH : TIM STIKES U BUDIYAH SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciDISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK
DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK TIGA ISSUE 1. Klasifikasi Waha Praktek KLASIFIKASI WAHANA PRAKTEK Kesulitan wahana praktek tipe B-- usulan tipe C Usulan Penyelesaian : membedakan wahana untuk pre klinik
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN
PENELITIAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PEMAHAMAN MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Musiana * Berdasarkan hasil evaluasi terhadap
Lebih terperinciKeperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah Ratna Sitorus Disampaikan pada Seminar HIPMEBI, di RS Persahabatan Jakarta, 11 Februari 2017 Pembahasan 1. Pengertian terapi keperawatan 2. Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN. Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2015 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2015 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN 1. Meningkatnya jumlah lulusan yang berkualitas dan berdaya
Lebih terperinciKOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI
KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan
Lebih terperinciSTANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan
STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI Standar 3 Kompetensi Lulusan 0 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Prakata... iii Pendahuluan... iv A. Ruang Lingkup... 1 B. Acuan... 3 C. Istilah dan
Lebih terperinciBUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA D3 KEPERWATAN JALUR REGULER & NON REGULER KESEHATAN PENYELAMAN & HIPERBARIK TA. 2015/2016 GENAP SEMESTER IV
BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA D3 KEPERWATAN JALUR REGULER & NON REGULER KESEHATAN PENYELAMAN & HIPERBARIK TA. 2015/ GENAP SEMESTER IV Penanggung Jawab : Dedi Irawandi.,S.Kep.,NS SEKOLAH TINGGI ILMU
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GERONTIK
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GERONTIK Disusun oleh : Ns. Sigit Priyanto, M.Kep Ns. Priyo, M.Kep Ns. Enik Suharyanti, M.Kep PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciProfil BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
Profil BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dibidang pelayanan kesehatan, sudah menjadi tuntutan masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan terstandar, sehingga sudah menjadi kelajimam
Lebih terperinciPROFIL INSTITUSI JURUSAN KEBIDANAN
1. VISI PRODI D III PROFIL INSTITUSI Menjadi institusi pendidikan kebidanan yang unggul, kompetitif, dan mampu bersaing dipasar global dengan unggulan terapi komplementer dalam praktik kebidanan 2. MISI
Lebih terperinciIMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI. Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude
IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : 35240258861 Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude Hasil Evaluasi Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas Daerah Terpencil (Depkes
Lebih terperinciLangkah Menyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT)
Langkah Menyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Oleh : sp_mursid@yahoo.co.id 1. Menentukan Profil Nomor Profil Lulusan Program Studi Analis Kesehatan D 1. Teknisi flebotomi 2. Teknisi laboratorium medik.
Lebih terperinciAKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor - Medan
MH Mata Kuliah AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor - Medan RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Kode Bobot (SKS) Semester Tgl Penyusunan Revisi Bd..101
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 Dosen: Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners., M.Kep Upik Rahmi,S.Kp., M.Kep Sri Sumartini, S.Kp.,M.Kep Budi Rustandi, S.Kep.,Ners.,M.Kep PROGRAM
Lebih terperinciTeaching and Midwifery Care Model
Teaching and Midwifery Care Model Apa tantangan yang dihadapi Pendidikan Kebidanan?? Kualitas / Profesionalisme Undang Undang, PP, Kepmen Tuntutan / perkembangan masyarakat dan IPTEK Globalisasi MEA 2015
Lebih terperinci2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang
No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2015/2016
A. PENDAHULUAN PANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2015/2016 Keperawatan anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu perlu diselengarakan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara
LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Identitas
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh:
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh: Ns. KARTIKA WIJAYANTI, M.Kep Ns. NURUL HIDAYAH, M.S Ns. SEPTI WARDANI, M.Kep PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Bobot (sks) Semester Tgl Penyusunan Revisi
AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA MEDAN Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor - Medan RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Bobot (sks) Semester Tgl Penyusunan Revisi Keterampilan
Lebih terperinciEmiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta
Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta Disampaikan pada : Tantangan Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan: Antara Keselamatan Pasien, Biaya dan Efisiensi Surabaya, 29 Agustus 2007 Institusi
Lebih terperinciPELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI
PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN Standar PAB.1. Tersedia pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa I Kode Mata Kuliah : WAT 3.02 Jumlah SKS : 4 SKS Prasyarat : Psikologi, sosiologi, KDK, KDM, KMB I, KMB II Koordinator Mata Ajar :
Lebih terperinciMETODE BIMBINGAN KLINIK
METODE BIMBINGAN KLINIK I. PENDAHULUAN. Pengalaman belajar bimbingan klinik pada pendidikan tinggi keperawatan maupun kebidanan adalah merupakan proses transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI CLINICAL INSTRUCTUR DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI CLINICAL INSTRUCTUR DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG Dyah Restuning P* Niken Sukesi** Endang Supriyanti*** Staff Keperawatan AKPER Widya Husada Semarang Abstrak Clinical Instruktur
Lebih terperinciPeran Institusi Pendidikan dalam Pengembangan Kurikulum Homecare. Oleh : Ns. WITRI HASTUTI, M.Kep
Peran Institusi Pendidikan dalam Pengembangan Kurikulum Homecare Oleh : Ns. WITRI HASTUTI, M.Kep INSTITUSI PENDIDIKAN PERAWAT INDONESIA 600 jenjang D3 Kep 300 jenjang S1 Kep + Ners Program Magister BACKGROUND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah penelitian, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, definisi istilah, manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan dalam tubuh mencakup 50% - 60% dari total berat badan (Ignatavicius & Workman, 2006). Jumlah tersebut sangat bervariasi tergantung dari umur, jenis kelamin dan
Lebih terperinciVisi : Menjadi Organisasi Profesi Perawat Anestesi yang Mandiri dan Profesional
VISI MISI Visi : Menjadi Organisasi Profesi Perawat Anestesi yang Mandiri dan Profesional Misi : 1. Memberikan pelayanan keperawatan anestesi dan gawat darurat kepada masyarakat secara profesional 2. Meningkatkan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Halaman 2 dari 9 Halaman 3 dari 9 Halaman 4 dari 9 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf
Lebih terperinciCAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA
CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA SIKAP 1. Sesuai kode etik Kedokteran 2. Cerdas 3. Jujur 4. Tangguh 5. Peduli 6. Cermat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI PERAWAT DIALISIS INDONESIA NIKEN D CAHYANINGSIH BIDANG DIKLAT PP IPDI
STANDAR KOMPETENSI PERAWAT DIALISIS INDONESIA NIKEN D CAHYANINGSIH BIDANG DIKLAT PP IPDI Pendahuluan IPDI sebagai organisasi profesi Peningkatan Kapasitas Perawat Penyusunan Standar Kompetensi Penyelenggaraan
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI
K N U K P KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI Uji Kompetensi Bagian dari credentialing Penapisan seseorang disebut profesional oleh komunitas profesi berdasarkan standar profesi Credentialing professional
Lebih terperinci