DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK"

Transkripsi

1 DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK

2 TIGA ISSUE 1. Klasifikasi Waha Praktek

3 KLASIFIKASI WAHANA PRAKTEK Kesulitan wahana praktek tipe B-- usulan tipe C Usulan Penyelesaian : membedakan wahana untuk pre klinik dan profesi Untuk wahana prakt Tipe B untuk mencapai unggulan, sedangkan untuk yang lain rs Tipe penggunaan rs sesuai dengan kompetensi kasus yang akan dicapai

4 Wahana praktek jiwa yang terbatas--- mengembangkan wahana jiwa komunitas Mengembangkan sistem regulasi penggunaan rs Tipe B secara bersama Memilah kompetensi yang bisa dicapai dirs C atau Tipe B Tipe wahana RS Tipe C, namun kriteria pembimbing klinik adalah minimal Ners

5 USULAN Kesesuaian wahana praktek berdasarkan kompetensi dan bukan lagi berdasarkan tipe RS

6 Wahana Praktek Mahal Perlu Bantuan advokasi AIPNI, PPNI, Direktur RS dlm pengaturan PERDA Praktek dan Persyaratan akreditasi (B) diturunkan menjadi C Meningkatkan hubungan mutualisme antara RS dan Lahan Praktek melalui pemberian beasiswa kepada pembb lahan praktek

7 PEMBIMBING PRAKTEK Sharing pembimbing dengan institusi yang memiliki SDM diwilayah yang sama-- baseline Dosen sesuai dengan kepakaran

8 PERIZINAN PROFESI SDM S2 SEJALUR 4 DAN 2 SDM KESEHATAN diusulkan : 1. SDM S2 KESEHATAN 4 DAN 2 SDM S2 SEJALUR 2. Basic Pendidikan S2 Kesehatan adalah NERS

9 PERPINDAHAN MHS (Skep) KE INTITUSI. MoU YG MENYELENGGARA NERS. Usulan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan batas wajib akreditasi (2012).

10 KOMISI 2 KEBIJAKAN KURIKULUM

11 Issue a: Implementasi KBK N o Permasalahan Rekomendasi Pihak terkait Keterangan 1 Persepsi yang masih berbeda ttg implementasi KBK 2. Panduan kurikulum AIPNI masih menimbulkan salah tafsir 3. Pelaksanaan praktik KBK Persamaan persepsi melalui pembimbingan secara intensif Penerbitan pedoman pembuatan dan pengembangan kurikulum Perlu rumusan tentang Clinical Early Exposure Pembinaan fasilitator pelaksanaan KBK AIPNI DIKTI Institusi pelayanan PPNI AIPNI Institusi Pendidikan AIPNI Institusi Pendidikan Pembiayaan kegiatan bimbingan Audiensi Melalui sosialisasi dan pelatihan yang intesif

12 REKOMENDASI ISU B 1. AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya yang diinisiasi dan dibiayai oleh AIPNI 2. Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi) 3. AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi

13 4. Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi, sesuai dengan ketentuan/dasar hukum yang berlaku 5. Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

14 6. Perlu telaah kembali draft finalisasi standar pendidikan ners: Untuk hal tersebut agar AIPNI mensosialisasikan draft tersebut melalui website AIPNI untuk dikritisi semua anggota AIPNI. Asupan dari anggota diharapkan telah masuk ke AIPNI sebelum tanggal 17 November Telaah mencakup antara lain: tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2 Kesehatan dengan latar belakang Ners kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minaimal Ners dengan pengalaman kompetensi khusus 2 tahun, dan aspek/hal lain yang dipandang strategis

15 Issue c: USULAN Kesesuaian wahana praktek berdasarkan kompetensi dan bukan lagi berdasarkan tipe RS

16 Wahana Praktek Mahal Perlu Bantuan advokasi AIPNI, PPNI, Direktur RS dlm pengaturan PERDA Praktek dan Persyaratan akreditasi (B) diturunkan menjadi C Meningkatkan hubungan mutualisme antara RS dan Lahan Praktek melalui pemberian beasiswa kepada pembb lahan praktek

17 PEMBIMBING PRAKTEK Sharing pembimbing dengan institusi yang memiliki SDM diwilayah yang sama-- baseline Dosen sesuai dengan kepakaran

18 PERIZINAN PROFESI SDM S2 SEJALUR 4 DAN 2 SDM KESEHATAN diusulkan : 1. SDM S2 KESEHATAN 4 DAN 2 SDM S2 SEJALUR 2. Basic Pendidikan S2 Kesehatan adalah NERS

19 PERPINDAHAN MHS (Skep) KE INTITUSI YG. MoU MENYELENGGARA NERS. Usulan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan batas wajib akreditasi (2012).

20 Usulan Lain-lain 1. Masa studi pendidikan keperawatan (sarjana dan ner) dirasakan terlalu lama. Untuk itu agar masa studi tersebut dapat ditinjau kembali, mengingat munculnya kompetitor lain seperti D-IV dan Magister Sain Terapan. 2. Perlu dirumuskan ketentuan terkait boleh atau tidaknya pelimpahan lulusan sarjana keperawatan dari PT yang tidak menyelenggarakan program profesi ke PT lain yang menyelenggarakan program profesi.

21 Usulan Lain-lain 3. Iuran Anggota sudah termasuk: Biaya Pembinaan Modul, pedoman kurikulum Sistem administrasi 4. sistem pembinaan Anggota Mekanisme Kewenangan Peran

22 KOMISI II KEBIJAKAN KURIKULUM Identifikasi pengembangan kurikulum di Institusi terkait Visi Misi: Visi Misi sudah punya tetapi kesulitan menjabarkan dan mengaplikan visi dan misi yg riil, apa yg harus dimasukan ke dalam materi mata kuliah Ex: bali khas dari bali adalah Culture, tp masih kesulitan ketika ingin menyesuaikan dengan VISI dan MISI Stikes Mercu Bakti Padang:mengplikasikan sulit d lapangan agar ada suatu penciri, misal menghasilkan lulusan yang berakhlak, ingin merubah metode krn terkait fasilitas, SDM dan pendanaan, jadi masih semikbk, tp msh ada UTS, UAS PSIK FK Udayana, Denpasar: Kesulitan ketika praktek klinik, krn blok sistem mhsw mencari kompetensi hanya 1 sistem sj di klinik UNCEn:Kesulitan: sumber daya manusia yg sulit, jdwal harus mnyesuaikan dengan institusi yg lain terutama kedokteran misal: pengajar dokter, lab kedokteran, kelas besar, fasilitas masih sangat terbatas Kelusiltan dalam menterjemahkan ke dalam praktek lab, SDM yg lebih banyak, ketika SDM adalah harus dosen tetap,krn dosen luar mengalami kesulitan dlm hal penjadwalan, ruangan kelas yg kurang, kesulitan ketika mhsw kehadirannya kurang, bagaimana caranya? Kesulitan ketika d klinik, misal d kardiovaskuler mhsw cm ditunggui 3 jam saja, jd disamakan dengan praktikan yg lain yg sudah lebih advance. Program dosen magang dari DIKTI Biaya penerapan KBK mahal, biaya yg dibebankan ke mahasiswa mahal, bagaimana cara menyiasati penerapan KBK yg efisien dan efektif Stikes Binawan: KBK berproses, pengembangan mikrokurikulum, ttp mikro dan mesokurikulum harus tetap terkait, buat kompetensi MAP, sehingga di masing2 mata ajar tdk tumpang tindih, teaching learning method harus fleksibel, bisa berubah-ubah di setiap angkatan, mhsw yg bermasalah bisa kita adakan Semester Pendek utk mhsw tersebut. Pengembangan kurikulum interelated antara satu semester dgn semester yg lain. Kesulitan di lahan praktek disiasati dengan membagi mhsw membagi kelompok-kelompok kecil. Sebelum ke klinik ada kepaniteraan sehingga mhsw siap utk praktek di klinik Ada perawat yg menjadi pembimbing klinik mempunyai SK dr DikTi, meyakinkan pembimbing klinik bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing generasi penerus, kontrak program harus jelas, apa yg mesti dicapai oleh mahasiswa sehingga mhsw tdk disuruh mengerjakan tugas lain di luar kompetensi.

23 Usulan untuk AIPNI: Mengusulkan pembimbingan dr AIPNI implementasi KBK dilaksanakan masing-masing regional dan institusi pelayanan Perbedaan waktu mhsw terjun ke klinik (early exposure), yang mana yang direkomendasikan oleh AIPNI?--> usulan minimal mulai smt 3, fleksibel sesuai kompetensi yg akan dicapai Apakah bisa menggunakan yang berbeda selain pendekatan KDM dan system, menggunakan istilah lain, Mengkonversi mata kuliah sehingga bisa diakui secara Internasional Usulan khusus: Agar setiap informasi, modul, buku kurikulum dapat dikirimkan langsung ke anggota AIPNI dan dibebaskan dari biaya.

24 KEBIJAKAN KURIKULUM

25 MATERI DISKUSI PADA SIDANG KOMISI 2: IMPLEMENTASI KURIKULUM (KBK) PENYELENGGARAAN PROFESI NERS PENDIDIKAN NERS DAN WAHANA PRAKTIK

26 N o Permasalahan Rekomendasi Pihak terkait Keterangan 1 Persepsi yang masih berbeda ttg implementasi KBK Panduan kurikulum AIPNI masih menimbulkan salah tafsir Pelaksanaan praktik KBK Persamaan persepsi melalui pembimbingan secara intensif Penerbitan pedoman pembuatan dan pengembangan kurikulum Perlu rumusan tentang Clinical Early Exposure Pembinaan fasilitator pelaksanaan KBK AIPNI DIKTI Institusi pelayanan PPNI AIPNI Institusi Pendidikan AIPNI Institusi Pendidikan Pembiayaan kegiatan bimbingan Audiensi Melalui sosialisasi dan pelatihan yang intesif

27 1. AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya yang diinisiasi dan dibiayai oleh AIPNI 2. Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi) 3. AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi

28 4. Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi, sesuai dengan ketentuan/dasar hukum yang berlaku 5. Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

29 6. Masa studi pendidikan keperawatan (sarjana dan ner) dirasakan terlalu lama. Untuk itu agar masa studi tersebut dapat ditinjau kembali, mengingat munculnya kompetitor lain seperti D-IV dan Magister Sain Terapan. 7. Perlu dirumuskan ketentuan terkait boleh atau tidaknya pelimpahan lulusan sarjana keperawatan dari PT yang tidak menyelenggarakan program profesi ke PT lain yang menyelenggarakan program profesi.

30 6. Perlu telaah kembali draft finalisasi standar pendidikan ners: Untuk hal tersebut agar AIPNI mensosialisasikan draft tersebut melalui website AIPNI untuk dikritisi semua anggota AIPNI. Asupan dari anggota diharapkan telah masuk ke AIPNI sebelum tanggal 17 November Telaah mencakup antara lain: tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2 Kesehatan dengan latar belakang Ners kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minaimal Ners dengan pengalaman kompetensi khusus 2 tahun, dan aspek/hal lain yang dipandang strategis

31 Klasifikasi Wahana Praktek

32 Kesulitan wahana praktek tipe B-- usulan tipe C Usulan Penyelesaian : membedakan wahana untuk pre klinik dan profesi Untuk wahana prakt Tipe B untuk mencapai unggulan, sedangkan untuk yang lain rs Tipe penggunaan rs sesuai dengan kompetensi kasus yang akan dicapai

33 Wahana praktek jiwa yang terbatas--- mengembangkan wahana jiwa komunitas Mengembangkan sistem regulasi penggunaan rs Tipe B secara bersama Memilah kompetensi yang bisa dicapai dirs C atau Tipe B Tipe wahana RS Tipe C, namun kriteria pembimbing klinik adalah minimal Ners

34 Kesesuaian wahana praktek berdasarkan kompetensi dan bukan lagi berdasarkan tipe RS

35 Perlu Bantuan advokasi AIPNI, PPNI, Direktur RS dlm pengaturan PERDA Praktek dan Persyaratan akreditasi (B) diturunkan menjadi C Meningkatkan hubungan mutualisme antara RS dan Lahan Praktek melalui pemberian beasiswa kepada pembb lahan praktek

36 Sharing pembimbing dengan institusi yang memiliki SDM diwilayah yang sama-- baseline Dosen sesuai dengan kepakaran

37 SDM S2 SEJALUR 4 DAN 2 SDM KESEHATAN diusulkan : 1. SDM S2 KESEHATAN 4 DAN 2 SDM S2 SEJALUR 2. Basic Pendidikan S2 Kesehatan adalah NERS

38 MoU. Usulan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan batas wajib akreditasi (2012).

39

40 SIDANG KOMISI II TENTAN KEBIJAKAN KURIKULUM ASOSIASI PENDIDIKAN NERS INDONESAI

41 REKOMENDASI ISU B Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Ners 25 SKS > 36 SKS AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi) AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi.

42 Standar Pembimbing Klinik Pendidikan Ners Meninjau kembali draf finalisasi standar pendidikan Ners tentang standar SDM Tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2 Kesehatan dengan latar belakang Ners Kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minimal Ners dengan pengalaman kompetensi khusus 2 tahun Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

43 SIDANG KOMISI II TENTANG KEBIJAKAN KURIKULUM ASOSIASI PENDIDIKAN NERS INDONESIA

44 REKOMENDASI ISU B 1. AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya yang diinisiasi dan dibiayai oleh AIPNI 2. Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi) 3. AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi

45 4. Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi, sesuai dengan ketentuan/dasar hukum yang berlaku 5. Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

46 6. Masa studi pendidikan keperawatan (sarjana dan ner) dirasakan terlalu lama. Untuk itu agar masa studi tersebut dapat ditinjau kembali, mengingat munculnya kompetitor lain seperti D-IV dan Magister Sain Terapan. 7. Perlu dirumuskan ketentuan terkait boleh atau tidaknya pelimpahan lulusan sarjana keperawatan dari PT yang tidak menyelenggarakan program profesi ke PT lain yang menyelenggarakan program profesi.

47 6. Perlu telaah kembali draft finalisasi standar pendidikan ners: Untuk hal tersebut agar AIPNI mensosialisasikan draft tersebut melalui website AIPNI untuk dikritisi semua anggota AIPNI. Asupan dari anggota diharapkan telah masuk ke AIPNI sebelum tanggal 17 November Telaah mencakup antara lain: tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2 Kesehatan dengan latar belakang Ners kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minaimal Ners dengan pengalaman kompetensi khusus 2 tahun, dan aspek/hal lain yang dipandang strategis

48 Terimakasih

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2012 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram 1 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2013 2014 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT, atas

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Workshop Tindak Lanjut Penerbitan SK Izin Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PROGRAM PERCEPATAN Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Menengah dan Diploma I Ke Diploma III

PROGRAM PERCEPATAN Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Menengah dan Diploma I Ke Diploma III PROGRAM PERCEPATAN Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Menengah dan Diploma I Ke Diploma III dr. Kirana Pritasari, MQIH Kepala Pusdiklatnakes Disampaikan

Lebih terperinci

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 1 GAMBARAN KEADAAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA 1. Jumlah masih kurang, dari 9.655 Puskesmas (Data 2014): 804 puskesmas tanpa dokter

Lebih terperinci

1 DESEMBER Tim P

1 DESEMBER Tim P 1 DESEMBER 2014 Tim P LS-2014 Dasar Hukum Undang - Undang Undang-Undang No 12 / 2012 tentangpendidikantinggi, Undang-Undang No. 20 / 2013 tentangpendidikankedokteran, Undang-Undang No. 29/ 2004 tentang

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah

Lebih terperinci

Dasar Pengembangan Kurikulum Inti

Dasar Pengembangan Kurikulum Inti PENGEMBANGAN KURIKULUM D-III KEPERAWATAN 2014 Anas Tamsuri Task Force Kurikulum AIPDiKI Jatim Dasar Pengembangan Kurikulum Inti 1 Regulasi UU No. 12 / 2012 tentang Pendidikan Tinggi Paragraf 2 : Kurikulum

Lebih terperinci

PRODI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PEMINATAN PERAWATAN DIABETES MELITUS POLTEKKES DENPASAR

PRODI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PEMINATAN PERAWATAN DIABETES MELITUS POLTEKKES DENPASAR PRODI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PEMINATAN PERAWATAN DIABETES MELITUS POLTEKKES DENPASAR DASAR PEMIKIRAN Lima poltekkes yaitu Poltekkes Malang, Denpasar, Tanjung Karang dan Palangkaraya menandatangani

Lebih terperinci

Situasi Pendidikan Dokter di Indonesia

Situasi Pendidikan Dokter di Indonesia Situasi Pendidikan Dokter di Indonesia Paparan di Dewan Perwakilan Rakyat oleh Menteri Pendidikan Nasional 26 April 200 Kondisi saat ini Paparan Tantangan yang dihadapi Harapan Upaya untuk mencapai harapan,

Lebih terperinci

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015 Rakerkesnas Regional Tengah Bali, 15-18 Februari 2015 MATRIKS PENYAJIAN 1 Ketersediaan nakes dari jumlah, jenis dan penyebaran, serta kompetensi nakes 1. Institusi pendidikan harus terakreditasi 2. Institusi

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL (RENOP)

RENCANA OPERASIONAL (RENOP) RENCANA OPERASIONAL (RENOP) [Type the document subtitle] [Pick the date] [Type the company name] uusserrrr FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA TAHUN 2015 Kata Pengantar

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Latar Belakang 1. UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan mengatur kualifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang sering terjadi diantaranya seperti kesiapan dari dosen yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang sering terjadi diantaranya seperti kesiapan dari dosen yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Implementasi kurikulum baru tidaklah mudah, banyak permasalahan yang dapat muncul sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh institusi pendidikan. Permasalahan

Lebih terperinci

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Barat Batam, 4-7 Maret 2015

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Barat Batam, 4-7 Maret 2015 Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Barat Batam, 4-7 Maret 2015 NO ISU/ MASALAH SOLUSI RENCANA AKSI 2015 A PERENCANAAN 1 Kurangnya nakes dari segi jumlah, jenis, persebaran, dan kompetensi Penyusunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Renop Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UNTAD 1

KATA PENGANTAR. Renop Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UNTAD 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya buku Rencana operasional (RENOP) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan () Universitas Tadulako sebagai perwujudan

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Dalam Pertemuan Koordinasi PT Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan, Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki

Lebih terperinci

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru Sosialisasi Kapasitasi Institusi Pendidikan Kesehatan Masyarakat 2014 AIPTKMI 12 Mei 2014 Akreditasi

Lebih terperinci

MAHASISWA PINDAH ANTAR PT

MAHASISWA PINDAH ANTAR PT MANUAL PROSEDUR MAHASISWA PINDAH ANTAR PT PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP/MP/05.03.3 REVISI KE : TANGGAL : 0 September 204 DIKAJI ULANG OLEH : Pembantu Dekan

Lebih terperinci

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN Di sampaikan dalam Pertemuan Konsultasi Nasional TINGGI Jakarta, 23 Maret 2017 DASAR PEMIKIRAN 1 2 3 Poltekkes Kemenkes aset bangsa Memiliki

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan OUTLINE Pendahuluan Program Yang Dikembangkan Pendidikan Formal setelah RPL Peta

Lebih terperinci

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010 INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, 16-17 JULI 2010 Pendahuluan Tenaga keperawatan sebelum 1962: Jenis pendidikan bervariasi Lama pendidikan bervariasi Hospital based education

Lebih terperinci

SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PENGEMBANGAN SDM - Sertifikasi Profesi untuk seluruh tenaga pendidik Pendidik (guru) - Sertifikasi kompetensi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, khususnya untuk guru

Lebih terperinci

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIBRAW TAHUN

PROGRAM KERJA JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIBRAW TAHUN PROGRAM KERJA JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIBRAW TAHUN -2011 Bagian : Ilmu Keperawatan FKUB Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Keterangan Uraian Indikator Kebijakan Program 1

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI MAHASISWA MENJADI PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD SEMESTER IV

PERBEDAAN MOTIVASI MAHASISWA MENJADI PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD SEMESTER IV PERBEDAAN MOTIVASI MAHASISWA MENJADI PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD SEMESTER IV Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2014 2015 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT, atas

Lebih terperinci

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan OUTLINE Regulasi Program Percepatan Pendidikan Ketentuan

Lebih terperinci

CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS

CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS Jakarta, 4-5 Mei 2012 Catatan Umum Kegiatan : Acara yang dijadwalkan untuk dimulai pada pukul

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2015 2016 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT, atas

Lebih terperinci

Penelaahan RUU Pendidikan Kedokteran

Penelaahan RUU Pendidikan Kedokteran Pointers Pertemuan Penelaahan RUU Pendidikan Kedokteran Jakarta, 5 6 Mei 2011 Illah Sailah (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan) Latar Belakang Pertemuan (5 6 Mei 2011) Pelaksanaan lokakarya RUU Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TAHUN 2010 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM KERJA TAHUN 2010 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM KERJA TAHUN 2010 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Program Kerja Tahun 2010 Fakultas/Unit Kerja : Jurusan Keperawatan / Fakultas Kedokteran Pilar I : Pemerataan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan TAHAPAN PENYUSUNAN PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Nemuel Daniel Pah nemuelpah@staff.ubaya.ac.id BUKU PEDOMAN AKADEMIK Buku yang memberikan informasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN 3/24/2015 9:53 AM PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1 SISTEMATIKA PERMENDIKBUD NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PERMENDIKBUD

Lebih terperinci

Gambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Gambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Tata Nilai LAM PTKes terdiri atas : a. Nilai Dasar : Amanah dan Mandiri b. Nilai Operasional Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misinya berlandaskan pada Nilai Dasarnya, LAM- PTKes menganut 5 Prinsip Operasional

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK PPs UNNES

KEBIJAKAN AKADEMIK PPs UNNES Assalamualaikum Wr. Wb. KEBIJAKAN AKADEMIK PPs UNNES Wahyu Hardyanto Asisten Direktur Bidang Akademik Asisten Direktur Bidang Akademik PPs Unnes Ruang Lingkup: 1. Kurikulum dan Beban Studi 2. Sistem Perkuliahan

Lebih terperinci

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, April 2015

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, April 2015 Organisasi LAM-PTKes Jakarta, 24 25 April 2015 22/04/2015 - sss 1 Landasan Hukum LAM-PTKes 1. UU No. 20 / 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional, 2. UU No. 12 / 2012 ttg Pendidikan Tinggi, 3. Peraturan Menteri

Lebih terperinci

1. Pengembangan Institusi a. Persiapan Akreditasi

1. Pengembangan Institusi a. Persiapan Akreditasi RENCANA AKSI KEGIATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI TAHUN 2017 No Kegiatan Indikator Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember PJ Alokasi 1. Pengembangan

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Peningkatan Kualifikasi SDM Kesehatan POKOPK BAHASAN 1) KETENAGAAN DI BANTEN DAN TANTANGAN SDM KESEHATAN KEDEPAN 2) PERAN DAN TANGGUNG

Lebih terperinci

Sinkronisasi UU Pendidikan Kedokteran dengan Berbagai Peraturan Perundangan Pendidikan Tinggi

Sinkronisasi UU Pendidikan Kedokteran dengan Berbagai Peraturan Perundangan Pendidikan Tinggi Sinkronisasi UU Pendidikan Kedokteran dengan Berbagai Peraturan Perundangan Pendidikan Tinggi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Visi, Misi & Program Kerja Calon Dekan Wirsma Arif Harahap

Visi, Misi & Program Kerja Calon Dekan Wirsma Arif Harahap Visi, Misi & Program Kerja Calon Dekan 2017-2021 Wirsma Arif Harahap ISU STRATEGIS 1. Jumlah Guru Besar dan Doktor yg masih kurang. 2. Kenaikan pangkat Dosen Muda yang terlambat. 3. Kurangnya publikasi

Lebih terperinci

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 PSIK UNEJ

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 PSIK UNEJ TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 PSIK UNEJ Oleh Zahratun Nafi ah 152310101137 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 Sejarah Singkat PSIK Universitas Jember Rencana

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun 2012-2016 UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Rencana Operasional (RENOP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Lebih terperinci

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP Visi dan Misi Visi: Menjadi penyelenggara program Pascasarjana berperingkat di tingkat nasional dan internasional yang mengusung nilai kesundaan dan keislaman pada tahun 2021 Misi - Menyelenggarakan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 26-May-16 08:49 1 Keterkaitan SN Dikti

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI NO 44/2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Bab I Ketentuan Umum Bab II Standar Nasional

Lebih terperinci

NOTULEN WORKSHOP KURIKULUM PROGRAM D3 KEPERAWATAN AIPDiKI REGIONAL 6 JAWA TIMUR SURABAYA, AGUSTUS 2014

NOTULEN WORKSHOP KURIKULUM PROGRAM D3 KEPERAWATAN AIPDiKI REGIONAL 6 JAWA TIMUR SURABAYA, AGUSTUS 2014 SambutanKetua PPNI PropinsiJawaTimur Oleh: Setiadi, M.Kep Pesan PPNI pengembangankurikulum, masukkanmateri-materi yang terkaitdengankebijakandan yang sedangberkembang 1. TelahditerbitkanAlogaritmaremajauntukmengetahuiperkembangan

Lebih terperinci

Target, Capaian dan Proyeksi Capaian KPI 2011

Target, Capaian dan Proyeksi Capaian KPI 2011 Target, Capaian dan Proyeksi Capaian KPI 2011 Target, Capaian dan Proyeksi Capaian KPI 2011 Komponen 1 CAPAIAN SAAT INI (SEMESTER 1) TARGET KPI PROYEKSI CAPAIAN AKHIR TAHUN -Naskah akademik LAM sudah final

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Kurikulum dan Pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan.

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Kurikulum dan Pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan. BIRO ADMINISTRASI DAN PENGEMBANGAN AKADEMIK UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2015 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Kurikulum dan Pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK PPs UNNES

KEBIJAKAN AKADEMIK PPs UNNES Assalamualaikum Wr. Wb. KEBIJAKAN AKADEMIK PPs UNNES Wahyu Hardyanto Asisten Direktur Bidang Akademik PPs Unnes Ruang Lingkup: 1. Kurikulum dan Beban Studi 2. Sistem Perkuliahan 3. Penilaian Hasil Belajar

Lebih terperinci

A. Rekrutmen Sumber daya manusia dosen dan tenaga kependidikan

A. Rekrutmen Sumber daya manusia dosen dan tenaga kependidikan 4.1 Sistem Seleksi dan Pengembangan Jelaskan sistem seleksi/perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan untuk menjamin mutu penyelenggaraan program akademik

Lebih terperinci

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta Disampaikan pada : Tantangan Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan: Antara Keselamatan Pasien, Biaya dan Efisiensi Surabaya, 29 Agustus 2007 Institusi

Lebih terperinci

Di Ajukan Oleh: Prof. DR. Arif Sumantri, Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS Ns. Azizah Khoiriyati, S.Kep., M.Kep.

Di Ajukan Oleh: Prof. DR. Arif Sumantri, Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS Ns. Azizah Khoiriyati, S.Kep., M.Kep. Karakteristik, Kompetensi, dan Aktifitas Pembelajaran dalam Mengembangkan Perawat Islami sebagai ciri Perawat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Studi Kasus Beberapa Institusi Keperawatan Berbasis Islam di

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN MAJEMUK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP PROFESIONAL MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN FKIK UMY

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN MAJEMUK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP PROFESIONAL MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN FKIK UMY ANALISIS PENGARUH KECERDASAN MAJEMUK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP PROFESIONAL MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN FKIK UMY DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TESIS Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

KURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN

KURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN KURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN TUJUAN PEMBELAJARAN Memotret kurikulum di lingkungan perkuliahan KURIKULUM salah satu instrumen penting dalam proses pendidikan Untuk Menghasilkan lulusan yang berkualitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN

PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN Oleh : Yuti Suhartati Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDMK Pertemuan Koordinasi Nasional Pengembangan Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Pada Poltekkes

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI 2016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI 2016 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI 2016 1 1. Visi, Misi dan Tujuan STIKES HI (1) Visi STIKES HI Jambi adalah : Menjadi Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN KURIKULUM PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN 2011 FAKULTAS FAKULTAS HUKUM HUKUM UNIVERSITAS UNIVERSITAS NAROTAMA NAROTAMA SURABAYA SURABAYA Jl. Jl. Arief Arief Rachman

Lebih terperinci

3 III MMI 310 Manajemen Kinerja a MMI 311 Perencanaan dan Simulasi Bisnis b

3 III MMI 310 Manajemen Kinerja a MMI 311 Perencanaan dan Simulasi Bisnis b KURIKULUM.. Jumlah Beban Studi. Jumlah beban studi yang harus ditempuh untuk mencapai Magister : 44 SKS, terdistribusi dalam 4 semester : Semester- : SKS : 4 Mata Kuliah Semester- : SKS : 4 Mata Kuliah

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN O L E H

KONTRAK PERKULIAHAN O L E H KONTRAK PERKULIAHAN O L E H Ns. ELKA HALIFAH. Skep DOSEN STIKes DELI HUSADA DELITUA. 2008-2009 KONTRAK KULIAH : Tata Aturan, Regulasi Perkuliahan Selama Berlangsungnya Proses Pembelajaran. DESKRIPSI ISI

Lebih terperinci

Komentar dan RekomendasiHasil Visitasi PSPD FKK UMJ

Komentar dan RekomendasiHasil Visitasi PSPD FKK UMJ Komentar dan RekomendasiHasil Visitasi PSPD FKK UMJ Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Muhammadiyah Jakarta : Non grantee : 1. Erma Sulistyaningsih 2.Febri Endra B.S 1. Komentar Umum Kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS EKONOMI

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS EKONOMI RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS EKONOMI 2013-2017 UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA TAHUN 2013-2017 Dokumen Rencana Operasional

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SPM.Pol//03/2017 Halaman 1 dari 15 SPM.Pol//03/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif

Lebih terperinci

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan.

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan. STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Serta Strategi Pencapaian. 1.1.1 Jelaskan Mekanisme Penyusunan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Program

Lebih terperinci

Oleh: Agus Praptana, S.Sos., M.AP. Kasudit KP-SPT Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan. Badan Kepegawaian Negara

Oleh: Agus Praptana, S.Sos., M.AP. Kasudit KP-SPT Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan. Badan Kepegawaian Negara Oleh: Agus Praptana, S.Sos., M.AP. Kasudit KP-SPT Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Badan Kepegawaian Negara 1 PANGKAT ADALAH KEDUDUKAN YANG MENUNJUKKAN TINGKAT SESEORANG PNS BERDASARKAN JABATANNYA

Lebih terperinci

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL I (KONAS 1) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/I/022/IV/2010

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL I (KONAS 1) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/I/022/IV/2010 K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL I (KONAS 1) NOMOR : K/I/022/IV/2010 Tentang PENETAPAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PERIODE 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONAS I DAN PEMBENTUKAN PENGURUS PUSAT

Lebih terperinci

Oleh Pengurus LAM-PTKes

Oleh Pengurus LAM-PTKes PERKUMPULAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA (LAM-PTKes) Oleh Pengurus LAM-PTKes Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Asosiasi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) Bogor,

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LAPORAN PELATIHAN NASIONAL ITEM DEVELOPMENT DAN ITEM REVIEW UJI KOMPETENSI PERAWAT DIPLOMA III Gelombang 1 Proyek HPEQ Bandung, 1-2 Juni 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan visi misi yang diembannya, program Studi ilmu Penyakit Dalam telah membuat program jangka panjang 5 tahun ke depan.

PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan visi misi yang diembannya, program Studi ilmu Penyakit Dalam telah membuat program jangka panjang 5 tahun ke depan. PENDAHULUAN Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Panykit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang didirikan pada tahun 1998 melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, Juli 2014

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, Juli 2014 Organisasi LAM-PTKes Jakarta, 20-21 Juli 2014 17/07/2014 - sss 1 Badan Hukum Perkumpulan LAM-PTKes LAM-PTKes merupakan badan hukum perkumpulan. Anggotanya saat ini berupa Organisasi Profesi dan Asosiasi

Lebih terperinci

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010) REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010) MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA KEMENKES RI 1 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN Agenda: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PENINGKATAN KUALITAS SDM

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG DI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

SELAMAT DATANG DI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA SELAMAT DATANG DI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA Om Swastiastu LAPORAN HASIL LOKAKARYA PRODI PASCASARJANA TANGGAL 18 MARET 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI dan IMPLEMENTASI PERMEN

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH PEMBANGUNAN KEPERAWATAN DI INDONESIA Periode 2015-2020 Apa Yg Hendak Dituju 2 Tujuan Utama Profesi

Lebih terperinci

REKOMENDASI KELAYAKAN PENDIRIAN KLINIK

REKOMENDASI KELAYAKAN PENDIRIAN KLINIK CURICULUM VITAE Dr. Gusti Ayu Sri Yuniari, M.Kes Bertugas di Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Sebelumnya pernah menjadi Ka Puskesmas di Puskesmas Denpasar Selatan II dan Denpasar

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer 1. Komentar Umum : UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG : B : 1. I Wayan Sumardika 2. Zinatul Hayati Selama

Lebih terperinci

Rencana Strategis PS Magister Keperawatan FKUB 2013

Rencana Strategis PS Magister Keperawatan FKUB 2013 Rencana Strategis PS Magister FKUB 2013 Obyek Standar Parameter 2013 2014 2015 2016 2017 A. Bidang 1. Pendidikan Mutu Pendidikan Akreditasi PS Menyiapkan akreditasi: Persiapan akreditasi berikutnya - Persiapan

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/II/010/X/2016

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/II/010/X/2016 K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) NOMOR : K/II/010/X/2016 Tentang PENETAPAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PERIODE 2016 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONAS II DAN PEMBENTUKAN PENGURUS

Lebih terperinci

PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS. nama perguruan tinggi. logo perguruan tinggi. nama kota, bulan dan tahun

PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS. nama perguruan tinggi. logo perguruan tinggi. nama kota, bulan dan tahun PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS nama perguruan tinggi logo perguruan tinggi nama kota, bulan dan tahun DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar (jika

Lebih terperinci

A.1. Perolehan harapan pelanggan terkait kualitas lulusan dari pengguna lulusan, asosiasi profesi dan alumni

A.1. Perolehan harapan pelanggan terkait kualitas lulusan dari pengguna lulusan, asosiasi profesi dan alumni ISO A. Proses-proses Tingkat PS A.1. Perolehan harapan pelanggan terkait kualitas lulusan dari pengguna lulusan, asosiasi profesi dan alumni sedang dilakukan penelusuran, akan tetapi data belum terkumpul

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

KODE/NOMOR STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

KODE/NOMOR STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) 2.4 Penjaminan Mutu Jelaskan penjaminan mutu pada program studi yang mencakup informasi tentang kebijakan, sistem dokumentasi, dan tindak lanjut atas laporan pelaksanaannya. KEBIJAKAN Pengelolaan mutu

Lebih terperinci

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT PERAWAT GELOMBANG 3 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Santika Jogjakarta, 22 23 September 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Lebih terperinci

Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti

Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti Outline Konsep LAM Visi, misi, tata nilai, (+) Organisasi LAM-PTKes (+) Perbandingan BAN-PT dengan LAM-PTKes (+) Milestone pendirian LAM-PTKes

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN. Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2017 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN. Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2017 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2017 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN 1. Meningkatnya jumlah lulusan yang berkualitas dan berdaya

Lebih terperinci

PANDUAN MAGANG PROFESI

PANDUAN MAGANG PROFESI PANDUAN MAGANG PROFESI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii PENDAHULUAN... 1 PRA MAGANG PROFESI...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK Jalan 28 Oktober Siantan Hulu Pontianak 78241 Telp. (0561) 882632

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus

Lebih terperinci

SHERMAN SALIM CALON DEKAN

SHERMAN SALIM CALON DEKAN SHERMAN SALIM CALON DEKAN Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2010-2015 INTEGRASI, SINERGI, INOVASI DAN IMPLEMENTASI UNTUK MEWUJUDKAN FKG UNAIR KIBLAT BIDANG KEDOKTERAN GIGI DI INDONESIA STRATEGI

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Halaman 2 dari 9 Halaman 3 dari 9 Halaman 4 dari 9 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf

Lebih terperinci