Rencana Pembelajaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Pembelajaran"

Transkripsi

1 Rencana Pembelajaran MATA KULIAH : Keperawatan Dewasa 1 KODE MK : SKP.534 BEBAN SKS : 4 SKS KOORDINATOR : Puguh Widiyanto, S.Kp.,M.Kep Telp/ / ompuguh@alumni.ui.ac.id TIM PENGAJAR : Puguh Widiyanto, S.Kp.,M.Kep (PW) Sodik Kamal, S.Kep.,Ns (SK) S. Adi Subrata, S.Kep.,Ns (AD) Margono, S.Kep.,Ns (MG) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2 RENCANAPEMBELAJARAN Program Studi : S1 Keperawatan Kode Mata Kuliah : SKP.534 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Dewasa I Bobot : 4 SKS (Teori) Penempatan : Semester IV (empat) Mata Kuliah Pra Syarat : Anatomi Fisiologi, Keperawatan Dasar, KDM I. KDM II. Tim Pengajar : 1. Puguh Widiyanto, S.Kp.,M.Kep (PW) 2. Sodik Kamal, S.Kep.,Ns (SK) 3. S Adi Subrata, S.Kep., Ns (AD) 4. Margono, S.Kep.,Ns (MG) Deskripsi Mata Kuliah Keperawatan dewasa I adalah salah satu mata ajar keahlian yang membahas penerapan ilmu dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan klien dewasa yang mengalami perubahan fisiologis dengan atau tanpa gangguan struktur. Pembahasan meliputi system pernapasan, kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan, endokrin serta masalah penyakit tropis. Standar Kompetensi 1. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep fisiologis, psikologis, etiko-legal dan sosiokultural dan prinsip pada pasien kepada klien dewasa dengan masalah-masalah perioperatif, dengan gangguan sistem sistem pernapasan, kardiovaskular, pencernaan, perkemihan, endokrin serta masalah penyakit tropis. 2. Mengembangkan suatu kemampuan untuk secara kritis mengevaluasi data yang dikumpulkan, dan mengkomunikasikan deviasi-deviasi kesehatan yang signifikan kepada tenaga kesehatan lainnya dalam hal data dan trend pengkajian. 2

3 Kompetensi Dasar Mengidentifikasi, mengerti persektif medical bedah, Garis Besar dan Ruang Lingkup perkuliahan Keperawatan medical bedah (KMB) Indikator diharapkan dapat : 1. Menjelaskan deskripsi mata ajar medical bedah 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3. Menjelaskan perspektif KMB 4. Mendiskripsi Garis besar mata ajar KMB 5. Menjelaskan Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien KMB Pengalaman Pembelajaran Mengkaji deskripsi mata ajar, tujuan pembelajaran, perspektif Kmb, serta mengkaji Garis besar mata ajar KMB Materi ajar 1. Deskripsi mata ajar 2. Tujuan pembelajaran 3. Perspektif KMB 4. Garis besar mata ajar KMB 5. Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien KMB Alat/Bahan/ Waktu Sumber Belajar 100 White Board, LCD, Laptop, Spidol Penilaian Test essay dan obyektif Tanggal/ Pengampu PW Mengidentifikasi, mengerti perioperatif diharapkan dapat : 1. Menyebutkan Pengertian Keperawatan Perioperatif 2. Menyebutkan alasan perioperatif 1. Pengertian Perioperatif, preoperatif, intraoperatif, postoperatif 2. Alasan & indikasi pembedahan 3. Bentuk 200 White Board, LCD, Laptop, Spidol Test essay dan obyektif AD 3

4 dan indikasi pembedahan 3. Menyebutkan bentuk pembedahan 4. Menyebutkan klasifikasi tingkat urgency pembedahan 5. Menyebutkan persiapan perioperatif 6. Menyebutkan persiapan fisik & mental, penunjang 7. Menyebutkan pre operatif & intervensinya 8. Menyebutkan intraoperatif &perawatannya 9. Menyebutkan & intervensi Perawatan post operatif pembedahan 4. klasifikasi tingkat urgency pembedahan 5. persiapan perioperatif 6. persiapan fisik & mental, penunjang 7. pre operatif & intervensinya 8. intraoperatif &perawatannya 9. & intervensi Perawatan post operatif 4

5 Memahami Pada klien dengan Penyakit tropis: Malaria & Flu burung 1. Memahami pada gangguan sistim Pernafasan akibat proses peradangan/infeksi : TB Paru 2. Memahami pada dasar Malaria & flu burung dengan Malaria & flu burung pasien Malaria & flu burung Malaria & flu burung dengan Malaria & flu burung dasar TB Paru TB Paru Malaria & flu burung 1. TB Paru Pengertian Malaria & flu burung 2. etiologi Malaria & flu burung 3. tanda dan gejala Malaria & flu burung 4. patofisiologi Malaria & flu burung 5. pemeriksaan penunjang 6. Asuhan pasien Malaria & flu burung 1. Pengertian TB Paru 2. etiologi TB Paru 3. tanda dan gejala TB Paru 4. patofisiologi TB Paru 5. pemeriksaan penunjang 6. Penatalaksanaan 7. Asuhan 200 LCD, Laptop, 200 LCD, Laptop, Test obyektif AD PW 5

6 gangguan sistim Pernafasan akibat proses peradangan/infeksi : Pneumonia Memahami pada pasien dengan gangguan sistim Pernafasan Karsinoma Paru & COPD pasien TB paru dan Pneumonia TB Paru dan Pneumonia. dengan TB Paru dan Pneumonia dasar karsinoma paru & COPD dengan karsinoma paru& COPD pasien karsinoma paru & COPD Pneumonia karsinoma paru & COPD pasien TB Paru 8. Pengertian Pneumonia 9. etiologi Pneumonia 10. tanda dan gejala Pneumonia 11. patofisiologi Pneumonia 12. pemeriksaan penunjang 13. Penatalaksanaan 14. Asuhan pasien Pneumonia 1. Pengertian karsinoma paru & COPD 2. etiologi karsinoma paru & COPD 3. tanda dan gejala karsinoma & paru COPD 4. Macam-macam karsinoma & paru COPD 5. patofisiologi karsinoma& paru COPD 6. pemeriksaan penunjang 200 LCD, Laptop, PW 6

7 Memahami klien dengan Infeksi: Endokardititis,Miokarditis, Pericarditis karsinoma paru & COPD dengan karsinoma & paru COPD dasar Infeksi: Endokardititis,Miokar ditis, Pericarditis dengan Infeksi: Endokardititis,Miokar ditis, Pericarditis pasien Infeksi: Endokardititis,Miokar ditis, Pericarditis Infeksi: Endokardititis,Miokar ditis, Pericarditis Mengkaji dan Infeksi: Endokardititis,Mio karditis, Pericarditis 7. Asuhan karsinoma paru& COPD 1. Pengertian Infeksi: Endokardititis,Miokard itis, Pericarditis 2. etiologi Infeksi: Endokardititis,Miokard itis, Pericarditis 3. tanda dan gejala Infeksi: Endokardititis,Miokard itis, Pericarditis 4. patofisiologi Infeksi: Endokardititis,Miokard itis, Pericarditis 5. pemeriksaan penunjang 6. Asuhan pasien Infeksi: Endokardititis,Miokard itis, Pericarditis SK 7

8 Memahami klien dengan Hipertensi Memahami klien dengan Gangguan sirkulasi koroner: arterosklerosis, Angina & Infark miokard acut dengan Infeksi: Endokardititis,Miokar ditis, Pericarditis dasar Hipertensi dengan Hipertensi pasien Hipertensi Hipertensi dengan Hipertensi 1. Menjelaskan konsep dasar arterosklerosis, Angina & Infark miokard acut menjelaskan Hipertensi 1. arterosklerosis, Angina & Infark miokard acut 1. Pengertian Hipertensi 2. etiologi Hipertensi 3. tanda dan gejala Hipertensi 4. patofisiologi Hipertensi 5. macam-macam Hipertensi 6. pemeriksaan penunjang 7. Asuhan pasien Hipertensi 1. Pengertian Angina & Infark miokard acut, arterosklerosis 2. etiologi Angina & Infark miokard acut, arterosklerosis 3. tanda dan gejala Angina & Infark miokard acut 200 LCD, Laptop, SK SK 8

9 2. dengan Angina & Infark miokard acut pasien Angina & Infark miokard acut Angina & Infark miokard acut dengan Angina & Infark miokard acut 4. patofisiologi Angina & Infark miokard acut, arterosklerosis 5. macam-macam Angina & Infark miokard acut 6. Penatalaksanaan Angina & Infark miokard acut 7. Komplikasi Angina & Infark miokard acut 8. pemeriksaan penunjang 9. Asuhan pasien Angina & Infark miokard acut Memahami klien dengan gagal jantung dasar gagal jantung dengan pasien gagal jantung 1. Pengertian gagal jantung 2. etiologi gagal jantung 3. klasifikasi gagal jantung 4. patofisiologi gagal jantung 5. komplikasi gagal jantung 6. penatalaksanaan gagal jantung 7. Asuhan pasien gagal jantung SK 9

10 Memahami klien dengan anemia Memahami klien dengan Ileus & Peritonitis dengan dasar anemia dengan anemia pasien anemia anemia dengan anemia dasar Ileus & Peritonitis dengan Ileus & Peritonitis anemia Ileus & Peritonitis 1. Pengertian anemia 2. etiologi anemia 3. klasifikasi anemia 4. patofisiologi anemia 5. komplikasi anemia 6. penatalaksanaan anemia 7. Asuhan pasien anemia 1. Pengertian Ileus & Peritonitis 2. etiologi Ileus & Peritonitis 3. klasifikasi Ileus & Peritonitis 4. patofisiologi Ileus & Peritonitis 5. komplikasi Ileus & Peritonitis penatalaksanaan 200 LCD, Laptop, SK MG 10

11 Memahami klien dengan Hernia pasien Ileus & Peritonitis Ileus & Peritonitis dengan Ileus & Peritonitis dasar Hernia dengan Hernia pasien Hernia Hernia dengan Hernia Mengkaji pasien Hernia dan dengan 6. Asuhan pasien Ileus & Peritonitis 1. Pengertian Hernia 2. etiologi Hernia 3. klasifikasi Hernia 4. patofisiolog i Hernia 5. komplikasi Hernia 6. penatalaksanaan Hernia 7. Asuhan pasien Hernia MG 11

12 Memahami klien dengan Haemorroid Memahami klien dengan Hepatitis dasar Haemorroid dengan Haemorroid pasien Haemorroid Haemorroid dengan Haemorroid dasar Hepatitis dengan Hepatitis pasien Hepatitis Haemorroid Hepatitis 1. Pengertian Haemorroid 2. etiologi Haemorroid 3. klasifikasi Haemorroid 4. patofisiologi Haemorroid 5. komplikasi Haemorroid 6. penatalaksanaan Haemorroid 7. Asuhan pasien Haemorroid 1. Pengertian Hepatitis 2. etiologi Hepatitis 3. klasifikasi Hepatitis 4. patofisiologi Hepatitis 5. komplikasi Hepatitis 6. penatalaksanaan Hepatitis 7. Asuhan pasien Hepatitis MG 12

13 Memahami klien dengan Cirrosis Hepatis Memahami klien dengan Gastritis & Typoid Hepatitis dengan Hepatitis dasar Cirrosis Hepatis dengan Cirrosis Hepatis pasien Cirrosis Hepatis Cirrosis Hepatis dengan Cirrosis Hepatis dasar Gastritis & Mengkaji dan Cirrosis Hepatis Mengkaji dan 1. Pengertian Cirrosis Hepatis 2. etiologi Cirrosis Hepatis 3. patofisiologi Cirrosis Hepatis 4. komplikasi Cirrosis Hepatis 5. Penatalaksanaan Cirrosis Hepatis 6. Asuhan pasien Cirrosis Hepatis 1. Pengertian Gastritis & Typoid 2. etiologi Gastritis & Typoid 3. patofisiologi Gastritis 200 LCD, Laptop, MG MG 13

14 Memahami klien dengan Ca colon Typoid dengan Gastritis & Typoid pasien Gastritis & Typoid Gastritis & Typoid dengan Gastritis & Typoid dasar Ca colon dengan Ca colon pasien Ca colon Ca colon Mengkaji pasien Ca colon dan dengan & Typoid 4. komplikasi Gastritis & Typoid 5. penatalaksanaan Gastritis & Typoid 6. Asuhan pasien Gastritis & Typoid 1. Pengertian Ca colon 2. etiologi Ca colon 3. klasifikasi Ca colon 4. patofisiologi Ca colon 5. komplikasi Ca colon 6. penatalaksanaan Ca colon 7. Asuhan pasien Ca colon MG 14

15 Memahami klien dengan Infeksi saluran kemih Memahami klien dengan BPH & Batu Ginjal dengan Ca colon dasar Infeksi saluran kemih dengan Infeksi saluran kemih pasien Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih dengan Infeksi saluran kemih dasar BPH & Batu Ginjal Infeksi saluran kemih BPH & Batu Ginjal 1. Pengertian Infeksi saluran kemih 2. etiologi Infeksi saluran kemih 3. patofisiologi Infeksi saluran kemih 4. komplikasi Infeksi saluran kemih 5. penatalaksanaan Infeksi saluran kemih 6. Asuhan pasien Infeksi saluran kemih 1. Pengertian BPH & Batu Ginjal 2. etiologi BPH & Batu Ginjal 3. klasifikasi BPH & Batu Ginjal 4. patofisiologi BPH & 200 LCD, Laptop, PW PW 15

16 Memahami klien dengan GGA, GGK & Dialisis dengan BPH & Batu Ginjal pasien BPH & Batu Ginjal BPH & Batu Ginjal dengan BPH & Batu Ginjal dasar GGA, GGK & Dialisis dengan GGA, GGK & Dialisis pasien GGA, GGK & Dialisis GGA, GGK & Dialisis GGA, GGK & Dialisis Batu Ginjal 5. komplikasi BPH & Batu Ginjal 6. penatalaksanaan BPH & Batu Ginjal 7. Asuhan pasien BPH & Batu Ginjal 1. Pengertian GGA, GGK & Dialisis 2. etiologi GGA, GGK & Dialisis 3. klasifikasi GGA, GGK & Dialisis 4. patofisiologi GGA, GGK & Dialisis 5. komplikasi GGA, GGK & Dialisis 6. penatalaksanaan GGA, GGK & Dialisis 7. Asuhan pasien GGA, GGK & Dialisis 200 LCD, Laptop, PW 16

17 Memahami klien dengan DM Memahami klien dengan kortek adrenal dengan GGA, GGK & Dialisis dasar DM dengan DM pasien DM DM dengan DM dasar DM 1. Pengertian DM 2. etiologi DM 3. klasifikasi DM 4. patofisiologi DM 5. komplikasi DM 6. penatalaksanaan DM 7. Asuhan pasien DM 1. Pengertian 2. etiologi 3. klasifikasi AD AD 17

18 Memahami klien dengan tyroid dengan pasien dengan dasar tyroid pengkajian dengan tyroid pasien Mengkaji dan pasien tyroid dengan 4. patofisiologi 5. komplikasi penatalaksanaan 6. Asuhan pasien 1. Pengertian tyroid 2. etiologi tyroid 3. klasifikasi tyroid 4. patofisiologi tyroid 5. komplikasi tyroid 6. penatalaksanaan tyroid 7. Asuhan pasien AD 18

19 pasien tyroid tyroid dengan tyroid tyroid 19

SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH

SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Kode Mata Kuliah : WAT.3.09 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I Jumlah SKS : 5 (teori 1, 1, praktik laboratorium 1, praktik klinik 2) Semester :

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 Dosen: Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners., M.Kep Upik Rahmi,S.Kp., M.Kep Sri Sumartini, S.Kp.,M.Kep Budi Rustandi, S.Kep.,Ners.,M.Kep PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14

Lebih terperinci

SILABUS. Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II

SILABUS. Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II SILABUS Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 Jumlah SKS : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) Prasyarat : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II Penempatan : Semester IV Koordinator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ruhyanudin, 2007). Gagal jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian BAB V HASIL PENELITIAN Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian Rekam Medik RSUP DR. M. Djamil Padang. Populasi penelitian adalah pasien pneumonia komunitas yang dirawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 perempuan diseluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal punya peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi, sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN

DAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN DAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP AIDS HIV 2. ASKEP AMPUTASI 3. ASKEP ANGINA PEKTORIS 4. ASKEP APENDIKS 5. ASKEP ARITMIA JANTUNG 6. ASKEP ASMA 7. ASKEP ATRESIA ANI 8. ASKEP BANTU GINJAL

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (PROGRAM B 2014) Koordinator Ko-Koordinator :, S.Kp, MN : Ns., M.Kep Ns. Rahmadevita, M.Kep, SpKepA Fakultas Keperawatan Universitas Andalas LEMBAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Efusi pleura adalah penimbunan cairan didalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura bukan merupakan suatu

Lebih terperinci

Distribusi Frekuensi Tanda dan Gejala post operasi pada. Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto 2016 (N = 3)

Distribusi Frekuensi Tanda dan Gejala post operasi pada. Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto 2016 (N = 3) DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik dari klien Ca. Colon di Ruang Lantai V Bedah RS Kepresidenan

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 Jumlah SKS : 4 SKS (T=2, P=2) Prasyarat : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II Koordinator Mata Ajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan meliputi kemandirian atau kolaboratif dalam merawat individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit atau sehat dengan segala kondisi yang meliputinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP 10.05.03 024 Revisi Ke 2 Tanggal 1 September 2014 Dikaji Ulang Oleh Ketua Program Studi Ilmu Gizi Dikendalikan Oleh GPM Disetujui

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH : MATA KULIAH PRA SYARAT : KDM, KDK, Anatomi-Fisiologi dan Pathology

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH : MATA KULIAH PRA SYARAT : KDM, KDK, Anatomi-Fisiologi dan Pathology MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH : MATA KULIAH PRA SYARAT : KDM, KDK, Anatomi-Fisiologi dan Pathology Nama : Puguh Widiyanto, S.Kp (Ns) Institusi : Universitas Muhammadiyah Magelang Fakultas : Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya industri merupakan penyebab berubahnya pola perilaku kehidupan dalam masyarakat. Dengan meningkatnya kesibukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena masih tingginya angka kematian. Penyebab langsung diantaranya karena perdarahan, infeksi, pre

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sirosis merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH. Silabi D III Keperawatan

SILABI MATA KULIAH. Silabi D III Keperawatan Program studi : Prodi D.III Keperawatan Kode Mata Kuliah : Kep. 4 0 2 3 2 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Anak I B Jumlah SKS : 2 SKS ( T =1 SKS, P=1 SKS ) Semester : Empat Mata Kuliah Pra Syarat : KDM,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penulisan ini, metode, waktu dan sistematika penulisan studi kasus ini. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatoma ( karsinoma hepatoseluler ) merupakan salah satu tumor yang paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu di Asia dan Afrika

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Patofisiologi Kode Mata Kuliah : IAD-3 Jumlah SKS : 2 SKS Teori Prasyarat : Anatomi dan fisiologi Koordinator Mata Ajar : Masykur Khair, S.Kep., Ns.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 1 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : GIZ 40633

SILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : GIZ 40633 SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Gizi (S1) Kode Mata Kuliah : GIZ 40633 Nama Mata Kuliah : Dietetika Dasar Jumlah SKS : 3 (Tiga) Semester : 4 (Empat) Mata Kuliah Pra Syarat : Ilmu Gizi Dasar, Biokimia

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN DEWASA 2. Disusun oleh : Ns. Sodiq Kamal PM-UMM-02-03/L1

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN DEWASA 2. Disusun oleh : Ns. Sodiq Kamal PM-UMM-02-03/L1 RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN DEWASA 2 Disusun oleh : Ns. Sodiq Kamal PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2014/2015 RANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23/100.000 penduduk dan pada balita 75/100.000 balita. Selama 2006, sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang terus berlanjut, dengan bertambahnya umur, maka organorgan tubuh akan mengalami penuaan dan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benigna Prostate Hiperplasi (BPH) merupakan kondisi patologis yang paling umum terjadi pada pria lansia dan penyebab kedua untuk intervensi medis pada pria diatas usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia femoralis adalah suatu penonjolan hernia yang melalui kanalis femoralis di sepanjang pembuluh darah femoralis ketika pembuluh darah tersebut melintas kelipatan

Lebih terperinci

PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 (Praktikum)

PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 (Praktikum) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW22 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH () Dosen: Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners., M.Kep Upik Rahmi,S.Kp., M.Kep Sri Sumartini, S.Kp.,M.Kep Budi Rustandi, S.Kep.,Ners.,M.Kep PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Anak I Kode Mata Kuliah : WAT 3.03 Jumlah SKS : 2 SKS Teori, 2 SKS Praktikum Prasyarat : KDM, KDK, KMB I, KMB II Koordinator Mata Ajar :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit kronik yang cukup banyak dijumpai dewasa ini adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik (kadar gula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Struktur ini bertanggung jawab mengendalikan dan mengordinasikan aktivitas sel tubuh melalui

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) 1. Nama Mata kuliah (MK) : Farmakologi I 2. Kode/SKS : 2 SKS 3. Prasarat : Fisiologi dan Patofisiologi 4. Status MK (wajib/pilihan) : Wajib 5. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia, 48 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia, dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia terserang penyakit ini, sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan jangka panjang bidang kesehatan.

Lebih terperinci

PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG Sekilas Tentang Jurusan Keperawatan Bandung Jurusan Keperawatan Bandung merupakan salah satu Jurusan dari

Lebih terperinci

Langkah Menyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT)

Langkah Menyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Langkah Menyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Oleh : sp_mursid@yahoo.co.id 1. Menentukan Profil Nomor Profil Lulusan Program Studi Analis Kesehatan D 1. Teknisi flebotomi 2. Teknisi laboratorium medik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra

Lebih terperinci

NYERI AKUT PADA PASIEN Ny. R DENGAN POST OPERASI FISTULEKTOMI HARI KE - 2 ET CAUSA FISTULA PERIANAL DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

NYERI AKUT PADA PASIEN Ny. R DENGAN POST OPERASI FISTULEKTOMI HARI KE - 2 ET CAUSA FISTULA PERIANAL DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS NYERI AKUT PADA PASIEN Ny. R DENGAN POST OPERASI FISTULEKTOMI HARI KE - 2 ET CAUSA FISTULA PERIANAL DI RUANG EDELWAIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, genetic, perilaku, pelayanan kesehatan. Apalagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memelihara kesehatan.upaya kesehatan masyarakat meliputi : peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler (Heardman,2012). Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding indera lainnya. Para ahli mengatakan, jalur utama informasi 80% adalah melalui mata. Mata sering disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Typhoid Abdominalis merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi yang ditandai dengan gangguan pada sistem pencernaan dan terkadang

Lebih terperinci

MATA KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR DAN RENAL

MATA KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR DAN RENAL RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR DAN RENAL Oleh : Dra. Fita Rahmawati, Sp.FRS., Apt. Dra. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., Apt. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN. Masykur Khair, S.Kep., Ns

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN. Masykur Khair, S.Kep., Ns GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat Kode Mata Kuliah : WAT 3.15 Jumlah SKS Koordinator Mata Ajar Nama Dosen : 2 SKS (T=1, P=1) : Niken Andalasari, S.Kep., Ns

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembagunan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembagunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembagunan jangka panjang bidang kesehatan.

Lebih terperinci

PW215 KEPERAWATAN MATERNITAS 1

PW215 KEPERAWATAN MATERNITAS 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW215 KEPERAWATAN MATERNITAS 1 Dosen: Asih Purwandari, S.Kep.,Ners., M.Kep PROGRAM STUDI DIII KAPERAWATAN FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANG BOUGENVILLE RSUD BANYUMAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANG BOUGENVILLE RSUD BANYUMAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANG BOUGENVILLE RSUD BANYUMAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh : BAGUS PRIYO SEMBODO

Lebih terperinci

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. Ns. Meilita Enggune, S.Kep.,M.Kep

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. Ns. Meilita Enggune, S.Kep.,M.Kep KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Ns. Meilita Enggune, S.Kep.,M.Kep Definisi Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah penderita yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah penderita yang aktif, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam typhoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode post partum adalah masa (kira-kira 6 minggu) setelah kelahiran bayi, selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, atau disebut dengan puerperium (Patricia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017 POLITEKNIK KESEHATAN RS dr SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017 PJMK KEGAWATDARURATAN TRAUMA Ardhiles Wahyu K, S.Kep Ners

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang sering terjadi. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens apendisitis akut di Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat, berbagai macam penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang dinamakan diabetes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, genetic, perilaku, pelayanan kesehatan. Apabila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar bealakang Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna, tetapi terdapat beberapa wanita yang mempunyai masalah dalam kehamilan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PEMAHAMAN MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Musiana * Berdasarkan hasil evaluasi terhadap

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH KEPERAWATAN SISTEM ENDOKRIN 1 SEMESTER 5 TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Dosen Pengampu : Yuyud Wahyudi,S.Kep.

SILABUS MATA KULIAH KEPERAWATAN SISTEM ENDOKRIN 1 SEMESTER 5 TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Dosen Pengampu : Yuyud Wahyudi,S.Kep. SILABUS MATA KULIAH KEPERAWATAN SISTEM ENDOKRIN 1 SEMESTER 5 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Dosen Pengampu : Yuyud Wahyudi,S.Kep.,Ns / (PJMK) dr. Fifin Pradina / PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES WIDYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh kainnya, termasuk meningitis, ginjal,

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP)

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Judul Mata Ajar : Sistem Reproduksi 2 Kode MK : KEP 301 Beban Studi : 3 SKS (T:2 SKS, P: 1 SKS) PJMK : Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns Periode : Semester 6 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat progresif dan dapat menyebabkan kematian pada sebagian besar kasus stadium terminal (Fored, 2003). Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGIAN 1 I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Nama Dosen : Tim Dokumentasi Keperawatan 2. Program Studi : Diploma III Keperawatan 3. Kode Mata Kuliah : KIK 3023 4. Mata Kuliah : Dokumentasi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil

BAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang. Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan pembangunan menuju masyarakat industri. Salah satu tujuan pembangunan yang ingin dicapai adalah peningkatan

Lebih terperinci

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida A. Pengertian Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Akibat penurunan fungsi ginjal terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama di mana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan tubuh sehat maka kita bisa melakukan kegiatan yang menjadi rutinitas setiap harinya. Salah satu kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius. Proses destruksi yang terjadi pula secara simultan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh:

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh: RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh: Ns. KARTIKA WIJAYANTI, M.Kep Ns. NURUL HIDAYAH, M.S Ns. SEPTI WARDANI, M.Kep PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang yang

Lebih terperinci