ESTIMASI PARAMETER BATAS PENGENDALI EWMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ESTIMASI PARAMETER BATAS PENGENDALI EWMA"

Transkripsi

1 ESTIMASI PARAMETER BATAS PENGENDALI EWMA X - R Oleh : ERNITA DWI HASTUTI M SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 ii

3 MOTO Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasanya bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa (D Masiv) iii

4 PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk Orang tuaku tercinta atas doa, kasih sayang, kesabaran, semangat dan pengorbanan yang diberikan. Saudara-saudara atas doa dan pengorbanan yang diberikan. iv

5 ABSTRAK Ernita Dwi Hastuti, ESTIMASI PARAMETER BATAS PENGENDALI EWMA &. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Grafik pengendali Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) ialah sebuah grafik yang digunakan untuk mengendalikan proses secara statistik dan sebagai alat untuk mempertimbangkan apakah proses terkendali secara statistik atau tidak. Grafik pengendali EWMA sangat efektif untuk pergeseran proses yang kecil karena grafik EWMA menggunakan informasi dari sampel sebelumnya. Dalam suatu proses produksi tidak ada dua unit produk yang identik, sehingga adanya variansi tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu dibutuhkan dua grafik pengendali EWMA, yaitu grafik pengendali EWMA untuk mendeteksi pergeseran proses mean dan grafik pengendali EWMA untuk mendeteksi pergeseran proses variansi. Dalam penelitian ini dikaji grafik pengendali EWMA untuk mean dan variansi secara terpisah dan grafik pengendali EWMA & untuk memonitor proses mean dan variansi secara bersama-sama. Grafik pengendali EWMA untuk mean dan variansi secara terpisah dapat dibuat dengan mencari statistik yang digambarkan pada grafik pengendali. Sedangkan statistik yang digambarkan pada grafik pengendali EWMA & merupakan maksimum nilai mutlak dari statistik untuk mean dan variansi. Untuk memperjelas kajian teori digunakan contoh kasus data netto kemasan air minum Makhoa 240 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafik pengendali EWMA untuk memonitor proses mean dan variansi secara bersama-sama dan secara terpisah memberikan hasil yang sama yaitu prosesnya terkendali namun batas pengendalinya yang berbeda. Namun grafik pengendali EWMA & akan lebih efisien bila dibandingkan dengan grafik pengendali EWMA secara terpisah, karena grafik pengendali EWMA & memiliki lebar batas pengendali yang lebih sempit. Kata kunci: Mean, variansi, EWMA, EWMA & v

6 ABSTRACT Ernita Dwi Hastuti, ESTIMATION OF PARAMETER EWMA & CONTROL LIMITS. Mathematics and Natural Sciences Faculty, Sebelas Maret University. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) control chart is a chart which is used for statistical processing control and as a tool to consider whether the process is controlled statistically or not. EWMA control chart is very effective for a small shift because EWMA chart using information from previous samples. There is no identical of two units product in the production process, so the variance is inevitable. So that we need two EWMA control chart, i.e. EWMA control chart to detect the shift of mean process and EWMA control chart to detect the shift of variance process. In this study we assessed EWMA control charts for mean and variance separately and EWMA & control charts to monitor the process mean and variance simultaneously. We can made EWMA control chart for mean and variance separately by finding the statistics that plotted on control chart. Otherwise, the statistics that plotted on EWMA & is the maximum absolute value of the statistics for the mean and variance. To clarify the theoretical studies we used the example of the net data packaging of 240 ml Makhoa drinking water. The result shows that the EWMA control chart for monitoring process of mean and variance jointly and separately gave similar results that the process is in control but the control limits are different. However, EWMA & control chart would be more efficient than EWMA control chart separately, because the EWMA& control chart has a widercontrol limits. Key words: mean, variance, EWMA, EWMA & vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Alláh SWT. atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Sri Sulistijowati H, M.Si dan Drs. Muslich, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II atas kesediaan dan kesabarannya dalam membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Wiwik selaku manajer Makhoa yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan pengambilan data. 3. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya. Surakarta, April 2011 Penulis vii

8 DAFTAR ISI JUDUL... PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR NOTASI... i ii iii iv v vi vii viii x xi xii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Variabel random Interval kepercayaan Interval kepercayaan untuk mean Interval kepercayaan untuk variansi Pengendalian kualitas statistik Pengendalian proses statistik Grafik pengendali Grafik pengendali variabel commit... to user 8 viii

9 2.1.9 Grafik pengendali Shewhart Grafik pengendali X - R Distribusi normal Distribusi uniform Uji kenormalan Uji independensi Kerangka Pemikiran BAB III. METODE PENELITIAN BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Grafik pengendali EWMA Grafik pengendali EWMA untuk proses mean Grafik pengendali EWMA untuk proses variansi Grafik pengendali EWMA X - R ARL (Average Run Length) Merancang grafik pengendali EWMA X - R Contoh kasus BAB V. PENUTUP Grafik pengendali EWMA untuk proses mean Grafik pengendali EWMA untuk proses variansi Grafik pengendali EWMA X - R Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 DAFTAR TABEL Data sampel netto kemasan air minum Makhoa 240 ml dengan ukuran sampel (n = 5)... Nilai CDF tiap sampel... Nilai A, i, Bi Z i dan i W x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Grafik pengendali... Plot probabilitas normal data netto air minum Plot independensi data netto air minum.. Grafik pengendali EWMA untuk proses mean. Grafik pengendali EWMA untuk proses variansi. Grafik pengendali EWMA X - R xi

12 DAFTAR NOTASI X R R S x m 2 s s sˆ W d 2 d 3 n m l v d b Z i : Rata- rata populasi : Range/ rentang sampel : Rentang rata-rata : Ruang sampel : Observasi : Mean : Variansi : Standar deviasi : Taksiran untuk standar deviasi : Rentang relatif : Mean dari W : standar deviasi dari W : Ukuran sampel : Banyaknya sampel : Konstanta smoothing : Derajad bebas distribusi Chi-kuadrat : Pergeseran proses mean : Pergeseran proses variansi : Statistik EWMA untuk proses mean ' R i : Range/ rentang dari distribusi normal 2 S i : Statistik EWMA untuk proses variansi M i : Statistik EWMA X - R xii

13 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas suatu produk mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan. Untuk mempertahankan kualitas, secara kontinu proses produksi harus dimonitor dan dikendalikan. Kualitas suatu produk dapat diamati dari beberapa karakteristik dengan suatu alat yang wajib dimiliki oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan kualitas produksinya. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi adalah grafik pengendali. Grafik pengendali merupakan metode statistika yang digunakan untuk mengontrol agar produk yang dihasilkan sesuai dengan target dan memiliki variabilitas tidak terlalu besar. Menurut Ariani (2005) statistik merupakan metode pengambilan keputusan tentang suatu proses dalam populasi berdasarkan pada analisis informasi yang terkandung di dalam sampel dari populasi tersebut. Metode statistika mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengendalian kualitas. Metode statistika digunakan untuk menentukan cara-cara pengambilan sampel produk, menguji serta mengevaluasi informasi di dalam data untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas produksi. Karakteristik kualitas yang berupa variabel, biasanya digunakan dua grafik pengendali, yaitu grafik ÞÚ, untuk memonitor proses mean dan grafik pengendali R atau grafik pengendali S, untuk memonitor proses variansi. Pada awalnya banyak dikembangkan grafik pengendali untuk memonitor proses mean dan proses variansi secara terpisah, yaitu grafik pengendali Shewart, Cumulative Sum (CUSUM), dan Exponentially Weighted Moving Average (EWMA), akan tetapi menurut Costa dan Rahim (2006) jika menggunakan dua grafik pengendali secara terpisah kurang efisien dalam memonitor proses, sehingga dikembangkan pula grafik pengendali tunggal untuk memonitor proses mean dan proses variansi 1

14 2 secara bersama-sama. Menurut Montgomery (2005) grafik pengendali tersebut diklasifikasikan sebagai grafik pengendali tipe Shewart, tipe CUSUM dan tipe EWMA. Grafik pengendali tipe Shewart hanya menggunakan informasi sampel yang terakhir sehingga kurang sensitif terhadap pergeseran proses yang kecil, sedangkan grafik pengendali tipe CUSUM dan tipe EWMA lebih sensitif terhadap pergeseran proses yang kecil, karena menggunakan informasi dari beberapa sampel. Grafik pengendali tunggal dibuat dengan menggabungkan grafik pengendali ÞÚdan grafik pengendali R. Dalam membentuk grafik pengendali ÞÚ dan grafik pengendali R, nilai mean dan nilai variansi diestimasi dengan mean sampel dan variansi sampel. Menurut Montgomery (2005) untuk ukuran sampel kecil, misal 10 menghitung nilai variansi dengan range sampel akan lebih efisien dibandingkan dengan standar deviasi, sehingga nilai variansi diestimasi dengan range sampel. Dalam skripsi ini penulis tertarik untuk mengkaji grafik pengendali EWMA untuk mean dan variansi secara terpisah dan mengkaji ulang penelitian yang telah dilakukan oleh Khoo et al. (2009) khususnya merancang grafik pengendali EWMA ÞÚ untuk mendeteksi pergeseran proses mean dan variansi secara bersama-sama dengan menggunakan mean dan range sampel. Dalam merancang grafik pengendali EWMA ÞÚ dilakukan dengan menyusun grafik pengendali untuk mean dan variansi secara terpisah terlebih dahulu kemudian menyusun grafik pengendali dengan menggabungkan dua grafik pengendali sekaligus. Selanjutnya untuk memperjelas kajian akan diterapkan pada data kemasan air minum Makhoa 240 ml karakteristik kualitas netto.

15 3 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang grafik pengendali EWMA dengan mengestimasi parameter batas pengendali ÞÚ secara terpisah dan bersama-sama untuk mendeteksi pergeseran proses mean dan variansi. 1.3 Batasan Masalah Pada penelitian ini, batasan masalah yang digunakan adalah penggunaaan tabel nilai, dan hasil penelitian Khoo et al. (2009). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengkaji ulang estimasi parameter batas pengendali ÞÚ secara terpisah dan bersama-sama dalam pembuatan grafik pengendali EWMA untuk mendeteksi pergeseran mean dan variansi. 1.5 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah tentang penerapan grafik pengendali EWMA untuk mendeteksi pergeseran proses mean dan variansi baik secara terpisah maupun bersama-sama.

16 4 BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini akan dibahas dua subbab, yaitu tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka berupa hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan, selain itu juga diberikan teori-teori yang melandasi dalam kajian di pembahasan. 2.1 Tinjauan Pustaka Grafik pengendali adalah alat yang digunakan untuk mengendalikan proses secara statistik dan untuk mempertimbangkan apakah proses terkendali statistik atau tidak. Grafik pengendali Shewhart merupakan grafik pengendali yang pertama kali dikembangkan, grafik ini diperkenalkan oleh W. A Shewhart (1931). Grafik pengendali Shewhart kurang sensitif terhadap pergeseran proses yang kecil. Hastuti (2002) dalam skripsinya yang berjudul Grafik pengendali Shewhart dan EWMA terhadap data berkorelasi membahas bahwa grafik pengendali EWMA lebih sensitif terhadap pergeseran proses yang kecil bila dibandingkan dengan grafik pengendali Shewhart. Karakteristik kualitas yang berupa variabel biasanya digunakan dua grafik pengendali EWMA, yaitu untuk memonitor proses mean dan variansi. Menurut Reynold dan Staumbos (2004) serta Costa dan Rahim (2006) grafik pengendali untuk mean dan variansi secara terpisah kurang efisien dalam memonitor pergeseran proses, karena harus membuat dua grafik pengendali untuk memonitor proses mean dan variansi, sehingga dikembangkan grafik pengendali tunggal untuk memonitor proses mean dan variansi secara bersama-sama. Chen et al. (2001) mengembangkan grafik pengendali MaxEWMA yang merupakan grafik pengendali tunggal untuk memonitor proses mean dan variansi dalam satu grafik pengendali. Grafik pengendali MaxEWMA sangat efektif untuk mendeteksi pergeseran proses mean dan variansi. Khoo et al. (2009) merancang grafik pengendali «eúǵƽan âö untuk memonitor 4

17 5 proses mean dan variansi secara bersama-sama. Grafik pengendali «eúǵƽan âö merupakan pengembangan dari grafik pengendali MaxEWMA, tetapi grafik pengendali «eúǵƽan âö menggunakan range sampel sedangkan grafik pengendali MaxEWMA menggunakan variansi sampel. Untuk mengkaji grafik pengendali «eúǵƽan âö diperlukan teori-teori yang mendukung sebagai berikut Variabel Random Menurut Bain dan Engelhardt (1995), suatu variabel random, dinotasikan X, jika X merupakan fungsi yang didefinisikan dari seluruh ruang sampel S, yang menghubungkan suatu bilangan asli âö= dengan setiap hasil yang mungkin di S. Variabel random dibedakan menjadi dua, yaitu variabel random diskrit dan variabel random kontinu. 1) Variabel Random Diskrit Variabel random âö disebut variabel random diskrit jika himpunan semua nilai yang mungkin dari variabel tersebut adalah himpunan yang terhitung yaitu 1, X 2 X n. Fungsi f ( x) P( X = x) X,..., = dengan X 1, X 2,..., X n disebut fungsi kepadatan peluang (Bain dan Engelhardt, 1995). 2) Variabel Random Kontinu Menurut Bain dan Engelhardt (1995), suatu variabel random X dikatakan variabel random kontinu jika terdapat fungsi () sebagai fungsi kepadatan peluang dari X dan disajikan sebagai = é Interval Kepercayaan Menurut Montgomery (2005) estimasi interval untuk parameter adalah interval antara dua statistik yang dengan probabilitas tertentu memuat nilai yang sebenarnya. Misalkan, untuk mengestimasi interval nilai mean, maka harus dicari statistik dan sebagai berikut

18 6 Þ = 1. Interval Þ disebut interval kepercayaan 1001 %, dan adalah limit kepercayaan bawah dan atas, dan 1 adalah peluang yang sebenarnya. Interpretasi dari interval konfidensi adalah apabila banyak kali interval semacam itu dibentuk masing-masing hasil dari suatu sampel random, maka 1001 % dari intervalinterval ini akan memuat nilai sebenarnya dari Þ Interval Kepercayaan untuk Mean Menurut Montgomery (2005) misal âö sampel random dengan observasi. Untuk besar, mean sampel âö mendekati distribusi normal dengan mean Þ dan standar deviasi. Namun nilai interval kepercayaan 1001 % untuk mean adalah âö ditaksir dengan. Sehingga diperoleh Þ âö Interval Kepercayaan untuk Variansi (2.1) Menurut Montgomery (2005) Misalkan âö adalah variabel random berdistribusi normal dengan mean Þ dan variansi sampel dihitung dengan rumus yang nilainya tidak diketahui dan variansi = âö âö, 1 digunakan sebagai penaksir untuk, dan akar positif sebagai penaksir untuk. Untuk menaksir interval kepercayaan untuk digunakan distribusi. Misalkan âö,âö,,âö adalah sampel random dari populasi normal maka variabel = = dinamakan distribusi dengan derajad bebas 1. Sehingga diperoleh interval kepercayaan 1001 % untuk variansi adalah,(),() (2.2)

19 Pengendalian Kualitas Statistik Menurut Montgomery (2005), ada dua segi umum tentang kualitas yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Kualitas rancangan adalah istilah teknik yang digunakan untuk variasi yang memang disengaja, sedangkan kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan managemen dan dengan aktivitas itu dapat diukur ciri-ciri produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan sebenarnya dan yang standar Pengendalian Proses Statistik Menurut Ariani (2005), pengendalian proses statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola dan memperbaiki proses menggunakan metode-metode statistik. Selain karakteristik kualitas, terdapat beberapa sumber yang berpengaruh terhadap hasil produksi, yaitu 1. Bahan baku (raw material) 2. Operator (men) 3. Mesin (machine) 4. Lingkungan (measurement) 5. Metode (method) Sasaran pengendalian proses statistik adalah mengadakan pengukuran terhadap variasi-variasi atau kesalahan-kesalahan proses. Variasi proses terdiri dari dua penyebab, yaitu penyebab tidak terduga (common cause) dan penyebab terduga (assignable cause). Penyebab tidak terduga merupakan pengaruh kumulatif dari banyak sebab-sebab kecil, seperti kondisi emosional karyawan, penurunan suhu udara dan lain sebagainya. Sedangkan penyebab terduga adalah kesalahan yang berlebihan,

20 8 seperti kesalahan operator, penyimpangan dalam penggunaan mesin, bahan baku yang cacat, kesalahan perhitungan dan lain sebagainya. Menurut Montgomery (2005) untuk memeriksa grafik pengendali dan menyimpulkan bahwa prosesnya tak terkendali apabila dipenuhi satu atau beberapa kriteria berikut 1. Satu atau beberapa titik di luar batas pengendali. 2. Suatu giliran dengan paling sedikit tujuh atau delapan titik, dengan macam dapat dibentuk giliran naik atau turun, giliran di atas atau di bawah garis tengah, atau giliran di atas atau di bawah median. 3. Dua atau tiga titik yang berurutan di luar batas peringatan 2-sigma tetapi masih dalam batas pengendali. 4. Empat atau lima titik yang berurutan di luar batas 1-sigma 5. Pola tak biasa atau tak random dalam data. 6. Satu atau dua titik dekat satu batas peringatan atau pengendali Grafik Pengendali Grafik pengendali adalah metode statistik yang membedakan adanya variasivariasi penyimpangan yang dipengaruhi oleh sebab tak terduga dan sebab terduga. Penyimpangan yang dipengaruhi sebab terduga biasanya berada di luar batas pengendali, sedangkan penyimpangan yang dipengaruhi oleh sebab tak terduga berada di dalam batas pengendali (Ariani, 2005) Grafik Pengendali Variabel Menurut Montgomery (2005), untuk karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dengan angka, misal diameter sekrup dapat diukur dengan mikro meter dan juga berat bubuk coklat dapat ditimbang dengan timbangan mikro. Suatu karakteristik yang mempunyai variasi nilai seperti dimensi, berat atau volume dinamakan variabel. Apabila bekerja dengan karakteristik kualitas variabel sudah merupakan praktek standar untuk mengendalikan nilai mean dan variabilitasnya.

21 Grafik Pengendali Shewart Menurut Montgomery (2005), bentuk dasar grafik pengendali terdiri dari garis tengah yang merupakan nilai rata-rata karakteristik kualitas tertentu dalam keadaan terkendali. Dua garis mendatar yang lain disebut batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Secara umum model grafik pengendali adalah Gambar 1. Grafik pengendali BPA= m + ks w GT = m w BPB= m - ks w w w dengan m adalah mean w, w s adalah deviasi standar dan k adalah konstanta. w Grafik Pengendali X dan R Menurut Montgomery (2005), misalkan karakteristik kualitas berdistribusi normal dengan mean m dan deviasi standar s, dengan m dans keduanya tidak diketahui. Jika X 1, X 2,..., X n sampel berukuran n, maka rata-rata sampel ini adalah X = X 1 + X X n dan diketahui bahwa X berdistribusi normal dengan mean m dan deviasi standar s = s. X n n

22 10 Karena nilai Þ dan biasanya tidak diketahui, maka nilai-nilai itu harus ditaksir dari sampel-sampel pendahuluan yang diambil ketika proses itu diduga terkendali. Misalkan tersedia Ư sampel, masing-masing memuat observasi pada karakteristik kualitas itu. Jika âö,âö,,âö adalah rata-rata tiap sampel, maka penaksir terbaik untuk rata-rata proses Þ adalah mean keseluruhan, yaitu âö= âö + âö + + âö Ư dan âö akan dijadikan garis tengah grafik âö itu. Untuk ukuran sampel kecil, misal 10 estimasi nilai standar deviasi biasanya menggunakan metode range. Misal âö,âö,., âö adalah sampel random dari n observasi yang berdistribusi normal dangan mean Þ dan variansi didefinisikan sebagai berikut dengan âö i : nilai sampel terbesar âö : nilai sampel terkecil. = max min = âö i âö, range sampel Terdapat hubungan antara rentang suatu sampel dari distribusi normal dan deviasi standar distribusi itu. Misal didefinisikan variabel random eúǵ = yang dinamakan rentang relatif. Parameter distribusi eúǵ adalah fungsi ukuran sampel. Menurut Tippett (1925) mean eúǵ bernilai é dari variabel random berdistribusi normal, sehingga penaksir untuk adalah = é. Nilai é untuk berbagai ukuran sampel diberikan dalam lampiran. adalah Misalkan,,, adalah rentang Ư sampel itu. Rentang rata-ratanya dan taksiran untuk dihitung dengan = Ư

23 11 = é Jika digunakan âö sebagai penaksir untuk Þ dan é sebagai penaksir untuk, maka batas pengendali grafik âö dengan batas 3-sigma adalah 4n= âö. ð2 = âö 44= âö. Diketahui bahwa rentang sampel berhubungan dengan deviasi standar proses. Oleh karena itu, variabilitas proses dapat dikendalikan dengan menggambarkan nilai-nilai dari sampel-sampel yang berurutan pada grafik pengendali. Grafik pengendali ini dinamakan grafik. Batas pengendali grafik dapat ditentukan dengan mencari garis tengahnya dan standar deviasi. Dengan menganggap bahwa karakteristik kualitas berdistribusi normal, estimasi untuk dapat diperoleh dari distribusi rentang relatif eúǵ =. Menurut Tippett (1925) deviasi standar eúǵ bernilai é yang merupakan fungsi yang diketahui. Nilai é berbagai ukuran sampel diberikan dalam lampiran. Jadi karena maka deviasi standar adalah Karena = eúǵ = é. tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan = é. Dengan demikian parameter grafik dengan batas pengendali 3-sigma adalah

24 12 4n= + 3 = + 3é ð2 = é 44= 3 = 3é Distribusi Normal Distribusi normal atau disebut juga distribusi Gaussian, adalah salah satu distribusi penting dalam aplikasi statistik. Variabel random âö berdistribusi normal dengan mean Þ dan variansi dapat dituliskan âö~(þ, ) dengan fungsi densitas probabilitas ( Montgomery, 2005). dengan 0 âö 1 0 Þ 1 0 = 1 2, Distribusi Uniform Bain dan Engelhardt (1995) memberikan definisi bahwa variabel random X dikatakan mempunyai distribusi Uniform pada interval, jika mempunyai fungsi densitas probabilitas âö;,= 1 untuk < âö < dan 0 untuk nilai âö yang lain. Variabel random yang berdistribusi Uniform dinotasikan âö~(,) Uji Kenormalan Menurut Montgomery (1992) untuk memeriksa kenormalan data dapat dilakukan dengan melihat plot antara data dengan nilai probabilitas kumulatifnya. Untuk membentuk plot normal dapat dilakukan dengan menggambarkan kenaikan orde data dengan nilai probabilitas kumulatif =, dengan = 1,2,

25 13 dan adalah banyaknya observasi. Jika plot yang dihasilkan terletak pada pita kenormalan atau mendekati garis lurus maka dapat dikatakan asumsi kenormalan sudah dipenuhi. Uji kenormalan dapat juga dilakukan melalui uji Kolmogorof- Smirnov yang dapat dilihat dari nilai p-value dengan langkah-langkah sebagai berikut a) Membuat hipotesis : data berdistribusi normal : data tidak berdistribusi normal b) Menentukan tingkat signifikasi % c) Menentukan statistik uji = Ưâö 1, âö dengan adalah fungsi distribusi kumulatif observasi. d) Membuat daerah kritis yaitu menolak jika p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi. e) Mengambil kesimpulan Uji Independensi Menurut Montgomery (1992) data dapat dikatakan independen apabila nilai data suatu pengamatan tidak dipengaruhi data dari pengamatan lain. Untuk menguji keindependenan suatu data dapat dilihat dari plot antara data dan order observasi. Bila data berpola acak maka data tersebut bersifat independen. 2.2 Kerangka Pemikiran Untuk karakteristik kualitas produk yang berupa variabel biasanya digunakan dua grafik pengendali EWMA, satu grafik pengendali EWMA untuk memonitor proses mean dan yang lain grafik pengendali EWMA untuk memonitor variansi. Grafik pengendali EWMA memerlukan asumsi bahwa pengukuran karakteristik kualitas harus memiliki distribusi normal dan independen. Dalam membentuk grafik pengendali EWMA secara terpisah maupun secara bersama-sama, pertama-tama mengestimasi parameter Þ dan, kemudian dalam membentuk grafik

26 14 pengendali EWMA untuk proses mean dilakukan dengan menentukan statistik EWMA untuk proses mean dengan terlebih dahulu menentukan nilai lalu menggambarkan statistik tersebut pada grafik pengendali. Untuk membentuk grafik pengendali EWMA untuk proses variansi dilakukan dengan menentukan statistik EWMA untuk variansi dengan terlebih dahulu menentukan nilai lalu menggambarkan statistik tersebut pada grafik pengendali. Untuk menggabungkan dua grafik pengendali untuk proses mean dan variansi secara bersama-sama diperlukan transformasi untuk setiap sampel. Transformasi setiap sampel digunakan untuk menentukan statistik EWMA untuk mean dan variansi. Kemudian menentukan statistik untuk EWMA âö yang merupakan maksimum nilai mutlak dari statistik EWMA untuk mean dan variansi, kemudian menggambarkan statistik tersebut dalam batas pengendali.

27 15 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan mempelajari berbagai referensi dari buku dan jurnal-jurnal yang bersesuaian dengan tujuan penelitian. Adapun langkah- langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah 1. Mengkaji penaksiran parameter ¾ dan 2. Mengkaji pembuatan grafik pengendali EWMA untuk proses mean dengan langkah sebagai berikut a. Menentukan nilai. b. Menentukan statistik EWMA untuk proses mean. c. Menentukan batas pengendali. d. Menggambarkan statistik EWMA pada batas pengendali 3. Mengkaji pembuatan grafik pengendali EWMA untuk proses variansi dengan langkah sebagai berikut a. Menentukan nilai. b. Menentukan statistik EWMA untuk proses variansi. c. Menentukan batas pengendali. d. Menggambarkan statistik EWMA pada batas pengendali. 4. Mengkaji pembuatan grafik pengendali EWMA º untuk memonitor proses mean dan variansi secara bersama-sama, dengan langkah sebagai berikut a. Memilih nilai, dan L yang dapat ditentukan berdasar penelitian Khoo et al, (2009). b. Melakukan transformasi untuk tiap sampel. c. Menentukan statistik EWMA untuk mean dan variansi. 15

28 16 d. Menentukan statistik EWMA º yang merupakan maksimum nilai mutlak dari statistik EWMA untuk mean dan variansi. e. Menggambarkan statistik EWMA º pada batas pengendali. 5. Menerapkan pada data kemasan air minum Makhoa 240 ml karakteristik kualitas netto di mana data merupakan data primer yang diambil dari PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang pada hari Rabu sampai Sabtu, tanggal Desember Data yang diambil sebanyak 30 sampel dengan ukuran sampel yang diambil adalah 5 untuk setiap sampel. Pengambilan sampel dilakukan setiap 20 menit. Analisis data dilakukan dengan bantuan software Minitab 16 for Windows dan Microsoft Office Excel 2007.

29 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Grafik Pengendali EWMA Grafik pengendali EWMA sangat efektif untuk pergeseran proses yang kecil, karena grafik pengendali EWMA menggunakan informasi dari sampel sebelumnya. Untuk karakteristik kualitas yang berupa variabel, biasanya menggunakan dua grafik pengendali ĆĖaō1gÀǴ6mB, yaitu grafik EWMA untuk memonitor proses mean dan grafik EWMA memonitor proses variansi Grafik Pengendali EWMA untuk Memonitor Proses Mean Menurut Montgomery (2005) statistik EWMA dari Ú* 4> didefinisikan sebagai berikut â 4> = Ú* 4> + 1 â 4>, = 1,2, (4.1) dengan â = Ú* 4> : observasi pada waktu ke- i : konstanta smoothing, 0 < 1. Untuk menunjukkan bahwa â 4> adalah rata-rata tertimbang dari semua rata-rata sampel sebelumnya, dilakukan dengan mengganti â 4> dengan â 4> pada persamaan (4.1), sehingga didapat â 4> = Ú* 4> + (1 )â 4>. Persamaan (4.1) dapat ditulis kembali sebagai berikut â 4> = Ú* 4> + 1 Ú* 4> + 1 â 4>. Secara umum, dengan mengganti berulang-ulang â 4> dengan orde sebelumnya diperoleh 4> â 4> = 1 Ú* 4> + 1 4> â. Jika Ú* 4> adalah variabel independen dengan variansi ú Ƽ, maka variansi â 4> adalah 17

30 18 4> râ 4> = 1 rú* 4> + 1 4> r(â ). (4.2) Karena nilai tertimbang 1 menurun secara geometri dengan umur rata-rata sampel, maka 4> 1 λ = 1 1 4> 1 1 dan râ = 0, maka persamaan (4.2) menjadi = 1 1 4> 4> râ 4> = 1 úƽ t + 0 dan diperoleh deviasi standar dari â 4> adalah = ú Ƽ 1 1 4>, úƽ t = ú 1 1 4>. (4.3) Dari persamaan (2.1) dan (4.3) interval konfidensi untuk grafik pengendali EWMA 5Ɵ±ú (2 ) 1 (1 )4> + 5Ɵ±ú (2 ) 1 (1 )4>, sehingga diperoleh batas pengendali grafik EWMA untuk proses mean 70viPn.1gÀǴ6mB = + 5Ɵ±ú (2 ) 1 (1 )4> = 70viPn.7 = 5Ɵ±ú (2 ) 1 (1 )4> dengan adalah rata-rata dari variabel random yang berdistribusi normal, dan L adalah lebar batas pengendali. Jika naik, ú Ƽ t naik menuju nilai limit

31 19 lim ú 4> Ƽ t = lim úƽ 4> > = ú Ƽ. Sehingga diperoleh batas pengendali sebagai berikut 70viPn.1gÀǴ6mB = + 5Ɵ±ú (2 ) = 70viPn.7 = 5Ɵ±ú (2 ) Grafik Pengendali EWMA untuk Memonitor Proses Variansi Mac. Gregor dan Haris (1993) mendiskusikan dasar statistik grafik pengendali EWMA untuk memonitor proses variansi. Misal Ú* 4> berdistribusi normal dengan mean dan variansi úƽ, exponentially weighted mean square error (EWMS), 4> didefinisikan sebagai berikut 4> = Ú* 4> + 1 4>, = 1,2, dengan = 0 Ú* 4> : observasi ke i : konstanta smoothing (0 1). Untuk nilai yang besar maka Ć( 4> ) = úƽ, hal ini dapat ditunjukkan dengan mensubtitusi 1 untuk i pada persamaan (2.1) 4> = Ú* 4> + 1 4>, sehingga persamaan (2.1) dapat ditulis kembali sebagai berikut 4> = Ú* 4> + 1 Ú* 4> + 1 4>. Selanjutnya dengan mengganti = 2,3, diperoleh 4> 4> = 1 4> Ú* 4> + 1.

32 20 Karena nilai 4> 1 4> + 1 = 1, maka 4> Ć 4> = Ú* 4> = úƽ. (4.4) Bila observasi berdistribusi normal dan independen maka t akan mendekati distribusi Chi- kuadrat dengan derajad bebas = 2 /. Jika ú Ƽ adalah nilai target dari proses variansi, 4> dapat digambarkan pada grafik pengendali. Menurut Eyvazian et al. (2008) percentil ke 100(1 ) dari distribusi Chi- kuadrat dengan derajad bebas dapat digunakan untuk membentuk batas pengendali. Dari persamaan (2.2) dan (4.4) maka diperoleh interval kepercayaan 1001 % untuk grafik EWMA adalah úƽ,( ) úƽ úƽ,. Sehingga diperoleh batas pengendali untuk grafik EWMA untuk proses variansi 70viPn.1gÀǴ6mB = ú Ƽ, 70viPn.7 = ú Ƽ,( ). 4.2 Grafik pengendali WMA Khoo et al. (2009) menggabungkan dua grafik pengendali EWMA menjadi satu grafik pengendali yang disebut grafik pengendali EWMA Ú* efektif dalam mendeteksi pergeseran mean dan variansi secara bersama-sama. yang lebih Misalkan Ú* 4>, dengan = 1,2, dan = 1,2,, 4> adalah hasil pengukuran dari karakteristik kualitas yang memiliki distribusi normal dengan = + ú Ƽ dan standar deviasi ú Ƽ = ú Ƽ, dengan i dan j adalah sampel dan urutan pengamatan. Menurut Khoo et al. (2009) proses dalam keadaan terkendali jika = 0 dan = 1 sehingga = + ú Ƽ = + 0

33 21 dan = ú Ƽ = ú Ƽ = ú Ƽ. Misalkan Ú* = (Ú* 4> + Ú* 4> + + Ú* 4>et )/ 4> adalah rata-rata sampel ke- i dan 4> = Ú* 4>et Ú* 4> adalah range sampel ke- i, dimana Ú* 4> adalah data terkecil dan Ú* 4>et data terbesar dalam sampel ke- i. Diasumsikan (. ) adalah fungsi distribusi normal, (, úƽ ) dari variabel random. Jika = 0 dan = 1 maka 4> = (Ú* 4> ) untuk j = 1,2,...., 4> adalah pengamatan random dari sampel i yang memiliki distribusi Uniform (0,1). Misal 4> = 4>(e4>) 4>() = (Ú* 4>et ) (Ú* 4> ) adalah range sampel ke i untuk pengamatan 4>, 4>,., 4>e dimana 4> adalah sampel terkecil dan 4>e adalah sampel terbesar. Sampel ini didefinisikan 1gÀǴ6mB 4> = e t, = 1,2, (4.6) dan 7 4> = r 4>, = 1,2, (4.7) dengan r 4> = 4>et 4>, â= 0viPn.â dengan â 0,1, : invers dari fungsi. r 4>adalah cumulative distribution function (cdf) dari 4>, yang diperoleh dari cdf range sampel sebagai berikut r 4>= 4>, 4>e = 4>e e 1 1 4> e. Diketahui bahwa 1gÀǴ6mB 4> ~ (0,1), ketika = 0 dan = 1 rata-rata dari n pengukuran independen dari distribusi normal adalah independen (Daly, 1946), sehingga Ú*dan 4> untuk = 1,2, independen maka Ú*dan 4> untuk = 1,2, juga independen.

34 22 Untuk membentuk grafik pengendali tunggal yang dapat mendeteksi pergeseran mean dan variansi secara bersama-sama, statistik EWMA di definisikan, Ė 4> = 1gÀǴ6mB 4> + (1 )Ė 4> (4.8) dan â 4> = 7 4> + (1 )â 4> (4.9) dengan Ė = â = 0 adalah nilai awal, dan adalah konstanta smoothing. Kemudian kedua statistik tersebut didefinisikan dengan aō 4> diberikan oleh aō 4> = max Ė 4>, â 4>, = 1,2, (4.10) Jika aō 4> positif, grafik EWMA Ú* dapat dibentuk dengan menggambarkan statistik aō 4> pada batas pengendali 70viPn.1gÀǴ6mB = Ćaō 4> + 5Ɵ±raō 4>. (4.11) Karena nilai aō 4> semua positif maka 70viPn.7 = 0. Dari persamaan (5) cdf dari aō 4> adalah = 0viPn.raō 4> = 0viPn.r Ė 4>, â 4> = 0viPn.r Ė 4>. 0viPn.r â 4> = 0viPn.r Ė 4> ). Pr ( â 4> = 0viPn.rĖ 4> 0viPn.rĖ 4> 0viPn.râ 4> 0viPn.râ 4> = 1 1 t t t t = 2 t 12 t 1, sehingga fungsi kepadatan peluang dari aō 4> adalah = = t t 2 t 1+ t t 2 t 1. Misalkan ú Ƽ 4> = r dan ú Ƽ 4> = maka =

35 23 Nilai ekspektasi dari aō 4> adalah Ćaō 4> = Misalkan = maka = Ćaō 4> = Dengan menggunakan software Matematica 5.0 diperoleh Ćaō 4> =. Dengan mensubtitusikan ú Ƽ 4> = r dan ú Ƽ 4> = maka 2 1. Ćaō 4> = t t. (4.12) Diperoleh nilai Ćaō 4> sebagai berikut Ćaō 4> = Misalkan = maka = Ćaō 4> = 2r 2 1+ Dengan menggunakan software Matematica 5.0 diperoleh Ćaō 4> = r + r +. Dengan mensubtitusikan ú Ƽ 4> = r dan ú Ƽ 4> = maka Ćaō 4> = ú Ƽ 4> t + ú Ƽ 4> + úƽ 4> t, t t sehingga raō 4> = ú Ƽ 4> dengan nilai t t 1+ ú Ƽ 4> t t ú Ƽ 4> ú Ƽ 4> (4.13)

36 24 ú Ƽ 4> = 1 1 4> dan ú Ƽ 4> = dengan, adalah konstanta smoothing > Dari persamaan (4.12) dan (4.13) diperoleh batas pengendali 70viPn.1gÀǴ6mB = t t + 5Ɵ± ú Ƽ 4> 70viPn.7 = 0. t t 1+ ú Ƽ 4> t t 1+ ú Ƽ 4> ú Ƽ 4> Diketahui bahwa aō 4> pada persamaan (4.10) akan semakin besar ketika proses mean mengalami pergeseran ke atas maupun ke bawah dan atau proses variansi meningkat atau menurun. aō 4> akan mengecil ketika proses mean dan proses variansi jauh dari nilai target yang diharapkan. Grafik pengendali ĆĖaō1gÀǴ6mB Ú* yang dilakukan pada persamaan (4.6) dan (4.7) yaitu: memiliki keuntungan dengan transformasi i. Masalah ukuran sampel variabel dapat dihandel dengan mudah karena ii. distribusi dari 1gÀǴ6mB 4> dan 7 4> adalah independen untuk ukuran sampel n, ketika = 0 dan = 1. Grafik pengendali tunggal dibentuk untuk memonitor baik proses mean dan proses variansi karena 1gÀǴ6mB 4> dan = 0 dan = > memiliki distribusi yang sama, ketika ARL (Average Run Length) Menurut Montgomery (2005), karakteristik dari grafik pengendali pada umumnya dilihat dari nilai Run Length (RL) yang menunjukkan nilai dari sampel yang harus digambarkan dalam grafik sampai ditemukan nilai yang jatuh diluar kontrol. Nilai RL dapat dihitung dengan 0viPn.5Ɵ± = = 1, = 1,2, dengan adalah probabilitas bahwa sampel berada di luar batas pengendali. Average Run Length (ARL) adalah banyaknya titik sampel rata-rata yang digambarkan sebelum suatu titik menunjukkan keadaan tidak terkendali. ARL sebagai didefinisikan

37 25 1gÀǴ6mB 5Ɵ± = Ć( 5Ɵ±) =. 0viPn.( 5Ɵ± = ) = (1 ) 3 + = [ ] = e + 11 e. Menurut Martono (1999) jika jari-jari kekonvergenan deret pangkat e e Ú* e adalah r > 0 maka fungsi = e e Ú* e terdeferensiabel pada r, rdengan = berikut: e e Ú* e. Sehingga akan diperoleh, 1gÀǴ6mB 5Ɵ± = = Merancang Grafik Pengendali WMA Grafik pengendali ĆĖaō1gÀǴ6mB Ú* dapat dibentuk dari langkah-langkah i. Jika nilai tujuan dari parameter proses tidak diketahui, maka harus diestimasi ii. dari data sampel yang berada dalam batas pengendali dengan diestimasi dengan rumus Ú*= 4> dan standar deviasi úƽ diestimasi dengan rumus t = 4> dimana = = e e dengan m adalah jumlah sampel yang digunakan untuk mengestimasi. Memilih nilai,, 5Ɵ± berdasarkan nilai ARL dan nilai n. Dihitung nilai 1gÀǴ6mB 4>, 7 4>, Ė 4>, â 4> dan aō 4> menggunakan persamaan (4.6)-(4.10) untuk masing- masing sampel dengan Ė = â = 0 untuk nilai awal. iii. Menghitung nilai 70viPn.1gÀǴ6mB dengan persamaan (4.11). iv. Menggambarkan sampel i ketika aō 4> 70viPn.1gÀǴ6mB untuk mengindikasikan proses berada dalam batas pengendali. Ketika aō 4> 70viPn.1gÀǴ6mB dicek apakah Ė 4> = 1gÀǴ6mB 4> + 1 Ė 4> dan â 4> = 7 4> + 1 â 4>. Jika Ė 4> > 70viPn.1gÀǴ6mB

38 26 dan 1gÀǴ6mB 4> > 0 maka proses mean meningkat namun bila 1gÀǴ6mB 4> < 0 berarti proses mean menurun. Jika â 4> > 70viPn.1gÀǴ6mB dan 7 4> > 0 berarti proses variansi meningkat namun bila 7 4> < 0 maka proses variansi menurun. v. Mencari penyebab dari setiap sampel yang di luar batas pengendali dan dicari penanganannya. 4.3 CONTOH KASUS PDAM Kabupaten Magelang memproduksi Air Minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk Makhoa, salah satu kemasan Makhoa adalah cup 240 ml. data netto air minum Makhoa dapat diterapkan pada grafik pengendali EWMA. Data berupa data primer yang diambil dari PDAM Kabupaten Magelang dengan data seperti pada Tabel 1. Sebelum dibuat grafik pengendali EWMA terlebih dahulu data harus diuji asumsinya, meliputi uji kenormalan dan uji independensi. 1. Uji kenormalan Dari data sampel tersebut diuji kenormalan, dengan software Minitab 16 for windows diperoleh Probability Plot of data Normal 99, M ean 232,3 S td ev 3,004 N 150 KS 0,047 P -Valu e >0,150 Percent , da ta Gambar 2. Plot probabilitas normal data netto air minum Karena diperoleh nilai p-value = 0.15 dan = 0.05 sehingga data netto air minum berdistribusi normal.

39 27 Tabel 1. Data sampel netto kemasan air minum Makhoa 240 ml dengan ukuran sampel (n = 5) no sampel Ú* 4> Ú* 4> Ú* 4>3 Ú* 4> Ú* 4> Ú* 4> Ú*= = 6.4

40 28 2. Uji independensi Suatu data dikatakan independen jika plot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Dari data diperoleh p l o t i n d e p e n d e n s i data o b s e r v a s i Gambar 3. Plot independensi data netto air minum Karena data berpola acak maka data netto air minum dikatakan independen Grafik Pengendali EWMA untuk Proses Mean Dari software Minitab 16 for windows diperoleh grafik pengendali untuk proses mean sebagai berikut G r a f i k p e n g e n d a l i E W M A X UCL= EWMA _ X = LC L= S a m p le Gambar 4. Grafik pengendali EWMA untuk proses mean Dari Gambar 4 tampak bahwa semua sampel berada dalam batas pengendali, pada batas pengendali 3 s tidak ada pola tren sedangkan untuk BPA 2 s = tidak ada titik yang di luar batas, untuk BPB 2 s = terdapat 1 titik yang barada di luar batas 2 s yaitu data ke 29, untuk BPA 1 s = terdapat 4 titik berada di luar batas 1ú Ƽ tetapi tidak berurutan yaitu data ke 9,10,13,15, dan untuk BPB 1 s = ada 3 titik yang berada di luar batas 1 s yaitu data ke 28, 29, 30, maka dapat disimpulkan bahwa prosesnya masih terkendali.

41 Grafik Pengendali EWMA untuk Proses Variansi Dari software Minitab 16 for windows diperoleh grafik pengendali untuk proses variansi sebagai berikut BPA = BPB = 0 Gambar 5. Grafik pengendali EWMA untuk proses variansi Dari Gambar 5 terlihat bahwa semua sampel terletak dalam batas pengendali dan tidak ada pola tren maka dapat disimpulkan bahwa prosesnya masih terkendali Grafik pengendali EWMA X - R Berikut langkah-langkah untuk membuat grafik EWMA a. Estimasi nilai mean adalah = Ú* = , estimasi nilai standar deviasi adalah úƽ = = X - R = b. Dengan menggunakan tabel nilai ARL hasil penelitian Khoo et al untuk kombinasi pergeseran proses mean dan variansi maka dipilih menurut Khoo et al. (2009) untuk grafik pengendali EWMA Ú* biasanya dipilih nilai ARL pada kondisi terkendali 1gÀǴ6mB 5Ɵ± = 250 dan, = 0.25, 1.5. kemudian dipilih konstanta smoothing, = 0.3,0.3dan nilai 5Ɵ± = c. Dengan menggunakan teorema limit pusat, jika diasumsikan Ú* 4> mengikuti distribusi normal, , untuk = 1,2,,15 dan = 1, 2,..,5. Diasumsikan. adalah fungsi distribusi dari Ú* 4> dan 4> = Ú* 4> maka dengan software Minitab 16 for windows diperoleh seperti pada Tabel 2.

42 30 Tabel 2. Nilai CDF tiap sampel Ú* 4> Ú* 4> 4> 4> dengan Ú* 4> : data terkecil pada sampel ke i Ú* 4> : data terbesar pada sampel ke i

43 31 4> : nilai CDF data terkecil sampel ke i 4> : nilai CDF data terbesar sampel ke i Dari persamaan (4.6)-(4.10) maka dapat dihitung nilai 1gÀǴ6mB 4>, 7 4>, Ė 4>, â 4> dan aō 4> diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 3. Nilai 1gÀǴ6mB 4>, 7 4>, Ė 4>, â 4> dan aō 4> No sampel 1gÀǴ6mB 4> 7 4> Ė 4> â 4> aō 4>

44 32 Dari persamaan (4.11) diperoleh nilai BPA = dan BPB = 0 sehingga dapat digambarkan dalam grafik pengendali tampak pada Gambar 5. BPA = BPB = 0 Gambar 6. Grafik Pengendali EWMA X - R untuk data netto air minum Dari Gambar 6, terlihat bahwa semua sampel jatuh di dalam batas pengendali 70viPn.1gÀǴ6mB = , tidak ada pola tren dan untuk 70viPn.1gÀǴ6mB 2ú Ƽ = 1.08 ada 1 titik di luar batas 2ú Ƽ yaitu pada data 29, untuk 70viPn.1gÀǴ6mB 1ú Ƽ = 0.82 ada 3 titik yang berada di luar batas 1ú Ƽ yaitu pada data 26, 29, 30, maka dapat disimpulkan bahwa prosesnya masih terkendali. Dari Gambar (4), (5) dan (6) terlihat bahwa prosesnya terkendali tetapi mempunyai batas pengendali yang berbeda yaitu untuk grafik pengendali EWMA untuk proses mean diperoleh 70viPn.1gÀǴ6mB = dan 70viPn.7 = , untuk grafik pengendali EWMA proses variansi diperoleh 70viPn.1gÀǴ6mB = dan 70viPn.7 = 0, sedangkan untuk grafik pengendali EWMA 70viPn.1gÀǴ6mB = dan 70viPn.7 = 0. Grafik pengendali EWMA X - R diperoleh X - R memiliki lebar batas pengendali yang lebih sempit, hal ini berarti grafik pengendali EWMA X - R lebih sensitif bila dibandingkan dengan grafik pengendali EWMA untuk mean dan variansi secara terpisah.

45 BAB V 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut 1. Batas pengendali grafik EWMA untuk proses mean a) Untuk > kecil ò.1n = + y) (2 ) = ò.ò = y) (2 ) b) Untuk > besar ò.1n = + y) (2 ) 1 (1 ) = ò.ò = y) (2 ) 1 (1 ) 2. Batas pengendali untuk grafik pengendali EWMA untuk proses variansi adalah ò.1n = ), ò.ò = ),( ) 3. Batas pengendali untuk grafik pengendali ReLam1n v adalah ò.1n = 2) + ) + y 2 ) ) ) ò.ò = ) ) ) 1+ ) )

46 34 4. Pada contoh kasus dengan mengunakan nilai ARL yang sama, grafik pengendali ReLam1n untuk memonitor proses mean dan variansi secara bersama-sama dan secara terpisah memberikan hasil yang sama yaitu prosesnya terkendali tetapi batas pengendalinya berbeda. Grafik pengendali ReLam1n v untuk memonitor proses mean dan variansi secara besamasama lebih efisien dibandingkan dengan grafik pengendali EWMA secara terpisah. 5.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang ingin disampaikan peneliti yaitu penelitian dapat dilanjutkan hingga perhitungan kapabilitas dari proses yang telah terkendali.

PERBANDINGAN GRAFIK PENGENDALI NONPARAMETRIK SUM OF RANK DAN GRAFIK PENGENDALI SHEWART PADA PROSES PRODUKSI DI PT DZAKYA TIRTA UTAMA

PERBANDINGAN GRAFIK PENGENDALI NONPARAMETRIK SUM OF RANK DAN GRAFIK PENGENDALI SHEWART PADA PROSES PRODUKSI DI PT DZAKYA TIRTA UTAMA PERBANDINGAN GRAFIK PENGENDALI NONPARAMETRIK SUM OF RANK DAN GRAFIK PENGENDALI SHEWART PADA PROSES PRODUKSI DI PT DZAKYA TIRTA UTAMA oleh GUNAWAN PRABOWO M0109033 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan antara perusahaan industri satu dengan yang lainnya menyebabkan semakin banyak dan beragam industri saat ini yang berusaha untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN GRAFIK PENGENDALI GRAND MEDIAN DAN CUMULATIVE SUM PADA VARIABEL BERAT SHUTTLECOCK DI CV MARJOKO KOMPAS DAN DOMAS oleh NURUL MUSDALIFAH M0112064 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama Statistical Process Control (SPC) ialah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan

Lebih terperinci

KOMPUTASI METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN GUI MATLAB

KOMPUTASI METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN GUI MATLAB KOMPUTASI METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN GUI MATLAB (STUDI KASUS : PT Djarum Kudus SKT Brak Megawon III) SKRIPSI Disusun Oleh : IYAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen biasanya memilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen yang dengan aktivitas tersebut dapat mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas PENDAHULUAN Kosumen Kualitas Baik Univariate CuSum EWMA Peta Kendali Pengendalian Kualitas MEWMA Multivariate Hotelling PENDAHULUAN R U M U S A N M A S A L A H 1. Bagaimana prosedur pembentukan peta kendali

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) UNTUK MEAN DAN VARIANS

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) UNTUK MEAN DAN VARIANS ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) UNTUK MEAN DAN VARIANS Oleh: Dian Mareta Windayani 1206 100 055 Desen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA)

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) Oleh: Dian Mareta Windayani 16 100 055 Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si Latar belakang PENDAHULUA N

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan Bab 2 Teori Dasar 2.1 Pendahuluan Gagasan bagan kendali statistik pertama kali diperkenalkan oleh Walter A. Shewhart dari Bell Telephone laboratories pada tahun 1924 (Montgomery, 2001, hal 9). Tujuan dari

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Anastasia Arinda Dantika

SKRIPSI. Oleh: Anastasia Arinda Dantika PENERAPANN DIAGRAM KONTROL MULTIVARIATE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGEE (MEWMA) PADA PENGENDALIAN KARAKTERISTIK KUALITAS AIR (Studi Kasus: Instalasi Pengolahan Air III PDAM Tirta Moedal Kota Semarang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas produk memegang peranan penting dalam menentukan maju atau mundurnya perusahaan. Pengendalian kualitas proses produksi merupakan faktor penting dalam kegiatan

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) (Studi Kasus Di CV. Garuda Plastik Karangawen) SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Rahma Kurnia Widyawati

Lebih terperinci

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Seminar Tugas Akhir Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 3 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Rista Wijayanti (37 6) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo,

Lebih terperinci

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS (Studi Kasus Produksi Jagung di Indonesia) Oleh VICTOR SATRIA SAPUTERA M0112089 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI-p MENGGUNAKAN KUALITAS FUZZY PADA PERGESERAN NILAI RATA-RATA DAN VARIANSI DARI SUATU PROSES ROLLITA PUTRI KARENI ( )

ANALISIS PETA KENDALI-p MENGGUNAKAN KUALITAS FUZZY PADA PERGESERAN NILAI RATA-RATA DAN VARIANSI DARI SUATU PROSES ROLLITA PUTRI KARENI ( ) SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS PETA KENDALI-p MENGGUNAKAN KUALITAS FUZZY PADA PERGESERAN NILAI RATA-RATA DAN VARIANSI DARI SUATU PROSES ROLLITA PUTRI KARENI (1207 100 067) Dosen Pembimbing Dra. Laksmi Prita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kualitas suatu produk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Untuk mempertahankan suatu kualitas produk, produk harus dikendalikan dan dimonitor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PENGESAHAN. iii LEMBAR PERNYATAAN.. iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PENGESAHAN. iii LEMBAR PERNYATAAN.. iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PENGESAHAN. iii LEMBAR PERNYATAAN.. iv ABSTRAK. v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI.. ix DAFTAR TABEL. xii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN. Oleh : Rizckha Septiana

SEMINAR TUGAS AKHIR NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN. Oleh : Rizckha Septiana SEMINAR TUGAS AKHIR PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH Oleh : Rizckha Septiana 1207 100 004 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si,

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM)

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) oleh MIKA ASRINI M0108094 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR)

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) oleh DIAH PUTRI UTAMI NIM. M0110018 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 31-40 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN DIAGRAM KONTROL MULTIVARIATE EXPONENTIALLY WEIGHTED

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK oleh APRILIA AYU WIDHIARTI M0111010 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 205, Halaman 957-966 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI NILAI KURS DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN EXPONENTIAL SMOOTHING

Lebih terperinci

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika Muhammad Arif Tiro Program Studi Statistika FMIPA Universitas Negeri Makassar Abstrak Salah satu alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu bisa diukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Hidayah Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si

Oleh: Nurul Hidayah Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 057 Dosen pembimbing:

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 2, Nopember 2016 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 2, Nopember 2016 ISSN Perbandingan Peta Pengendali Rata-rata Bergerak Dengan Peta Pengendali Rata-rata Bergerak Geometrik (Studi Kasus: Data Lebar Kayu Bangkirai Hasil Produksi Suryadi Moulding Samarinda) The Comparison of

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Diagram Kendali V dari Distribusi Maxwel untuk Pengendalian Kualitas Total Dissolved Solids (TDS) Air Mineral Al-Ma soem V Control Chart of The Maxwel Distribution

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA oleh FEBRIANI ASTUTI M0111036 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI

PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI oleh EKO BUDI SUSILO M0110022 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN GABUNGAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA

PENDUGA RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN GABUNGAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA PENDUGA RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN GABUNGAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh DESY PRASIWI M0111018 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk

Lebih terperinci

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN EFISIENSI PENDUGA RASIO EKSPONENSIAL MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK STRATIFIKASI Oleh FATMA JULITA M0111034 SKRIPSI ditulis

Lebih terperinci

ANALISIS GRAFIK PENGENDALI NONPARAMETRIK DENGAN ESTIMASI FUNGSI DENSITAS KERNEL PADA KASUS WAKTU PELOROTAN BATIK TULIS SKRIPSI

ANALISIS GRAFIK PENGENDALI NONPARAMETRIK DENGAN ESTIMASI FUNGSI DENSITAS KERNEL PADA KASUS WAKTU PELOROTAN BATIK TULIS SKRIPSI ANALISIS GRAFIK PENGENDALI NONPARAMETRIK DENGAN ESTIMASI FUNGSI DENSITAS KERNEL PADA KASUS WAKTU PELOROTAN BATIK TULIS SKRIPSI Oleh: Hana Hayati J2E 009 38 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPANALMOST STOCHASTIC DOMINANCE DAN NEW ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE PADA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA

PENERAPANALMOST STOCHASTIC DOMINANCE DAN NEW ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE PADA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA PENERAPANALMOST STOCHASTIC DOMINANCE DAN NEW ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE PADA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA oleh MUTIA HANNY PRATIWI M0110057 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Kualitas Statistik Yang Dibina Oleh Bapak Hendro Permadi Nama Kelompok: Sudarsono (309312422762)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA BAGAN KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK MEAN PROSES SKRIPSI KRISTINA INTAN KARTIKA PUTRI

UNIVERSITAS INDONESIA BAGAN KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK MEAN PROSES SKRIPSI KRISTINA INTAN KARTIKA PUTRI UNIVERSITAS INDONESIA BAGAN KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK MEAN PROSES SKRIPSI KRISTINA INTAN KARTIKA PUTRI 0606067446 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA digilib.uns.ac.id DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA oleh ANIS TELAS TANTI M0106003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistical Process Control (SPC) Statistical Process Control (SPC) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola,

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS)

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS) ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS) oleh Lisa Apriana Dewi M0108055 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratanmemperoleh

Lebih terperinci

oleh PRITA DEWI HUTRIANA SARI NIM. M

oleh PRITA DEWI HUTRIANA SARI NIM. M ESTIMASI RATA-RATA PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DENGAN KOEFISIEN KURTOSIS VARIABEL BANTU DAN REGRESI ROBUST oleh PRITA DEWI HUTRIANA

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE. (Studi Kasus di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java)

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE. (Studi Kasus di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java) PENERAPAN DIAGRAM KONTROL MAHALANOBIS PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE (Studi Kasus di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java) SKRIPSI Disusun Oleh: MUHAMMAD ABID MUHYIDIN

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA

PENDUGA RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA PENDUGA RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh FATIMAH MUTIARA SARI M0111032 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI ANTARA METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI ANTARA METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI ANTARA METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT PADA ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH oleh KARINA PUTRIANI M0110047

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan pasar yang amat ketat seperti sekarang ini, industri harus menjaga kualitas produk atau jasa mereka tetap terjamin. Hal ini dikarenakan agar konsumen

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M

REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I. oleh NANDA HIDAYATI M REGRESI LOG-LOGISTIK UNTUK DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE I oleh NANDA HIDAYATI M0108098 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA. Skripsi. Disusun Oleh : Muhammad Hilman Rizki Abdullah

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA. Skripsi. Disusun Oleh : Muhammad Hilman Rizki Abdullah PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA Skripsi Disusun Oleh : Muhammad Hilman Rizki Abdullah 24010210120022 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

oleh ANADIORA EKA PUTRI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh ANADIORA EKA PUTRI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN INVESTASI UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSIAPAN, PENINGKATAN KUALITAS PROSES PRODUKSI, DAN POTONGAN HARGA UNTUK BACKORDER oleh ANADIORA EKA PUTRI

Lebih terperinci

ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010)

ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010) ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010) oleh ENDAH KRISNA MURTI M0106039 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL GRAFIKPENGENDALI VARIABEL Grafik pengendali pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk mengurangi variasi.

Lebih terperinci

BAGAN KENDALI CUMULATIVE SUM (CU-SUM)

BAGAN KENDALI CUMULATIVE SUM (CU-SUM) BAGAN KENDALI CUMULATIVE SUM (CU-SUM) 10/09/2012 1 REVIEW Bagan kendali Shewhart biasanya diaplikasikan pada tahap I dari SPC. Shewhart mengidentifikasi terkontrol atau tidaknya suatu proses secara statistik

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Penerapan Diagram Kendali Sintetik untuk mendeteksi Pergeseran Rata-rata (Kasus pada PT.World Yamater Spinning Milis II) The Synthetic Control Chart Implementation

Lebih terperinci

KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI

KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI oleh ATIKA OKTAFIANA M0110010 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Oleh FATMA JULITA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN EFISIENSI PENDUGA RASIO EKSPONENSIAL MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KOEFISIEN KURTOSIS VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK STRATIFIKASI Oleh FATMA JULITA M0111034 SKRIPSI ditulis

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : rainfall, forecasting, fuzzy time series seasonal method

ABSTRACT. Keywords : rainfall, forecasting, fuzzy time series seasonal method ABSTRAK Risqa Fitrianti Khoiriyah. 2016. PERAMALAN CURAH HUJAN DI STASIUN PABELAN SUKOHARJO DENGAN METODE RUNTUN WAKTU FUZZY MUSIMAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 121-130 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN GROJOGAN SEWU MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE EXOGENOUS (ARIMAX) DENGAN VARIASI KALENDER

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN GROJOGAN SEWU MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE EXOGENOUS (ARIMAX) DENGAN VARIASI KALENDER PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN GROJOGAN SEWU MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE EXOGENOUS (ARIMAX) DENGAN VARIASI KALENDER Oleh SAHETI ULLY FATWA M0109058 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN oleh MARIA VEANY ALVITARIA PRASETYAWATI NIM. M0109046 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2k-p DENGAN METODE LENTH

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2k-p DENGAN METODE LENTH ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2k-p DENGAN METODE LENTH SKRIPSI Oleh : GIAN KUSUMA DIAH TANTRI NIM : 24010210130075 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH oleh RAMADHANI KUSUMA PUTRA M0110069 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN ANALISIS FAKTOR ROBUST UNTUK DATA INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh: ERNA PUSPITASARI NIM :24010210130059 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK oleh PITANINGSIH NIM. M0110064 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO

PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO oleh SITI NURJANAH M0109061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN Tbk

PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN Tbk PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN Tbk oleh RIRIN DWI UTAMI M0113041 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.3 Peta Kendali Hotelling Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali proses produksi yang memiliki karakteristik kualitas lebih dari satu. Proses yang seperti ini disebut dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR MODUL 9 TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR. Pendahuluan Untuk menginginkan mengumpulkan populasi kita lakukan dengan statistik berdasarkan data yang diambil secara sampling yang

Lebih terperinci

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM.

Lebih terperinci

oleh RIRIS LISTYA DAHYITA PUTRI M

oleh RIRIS LISTYA DAHYITA PUTRI M ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI MARSHALL-OLKIN COPULA DENGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD oleh RIRIS LISTYA DAHYITA PUTRI M0111073 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGENDALIAN KUALITAS JENIS VARIABEL PADA PRODUKSI MAKANAN (Studi Kasus pada Pabrik Wingko Babat Cap Moel Semarang)

PENERAPAN PENGENDALIAN KUALITAS JENIS VARIABEL PADA PRODUKSI MAKANAN (Studi Kasus pada Pabrik Wingko Babat Cap Moel Semarang) PENERAPAN PENGENDALIAN KUALITAS JENIS VARIABEL PADA PRODUKSI MAKANAN (Studi Kasus pada Pabrik Wingko Babat Cap Moel Semarang) SKRIPSI Disusun Oleh : PRAMESTIARA DEWIGA 24010211130023 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN RUNTUN WAKTU FUZZY DENGAN PARTISI INTERVAL BERDASARKAN FREKUENSI DENSITAS

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN RUNTUN WAKTU FUZZY DENGAN PARTISI INTERVAL BERDASARKAN FREKUENSI DENSITAS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN RUNTUN WAKTU FUZZY DENGAN PARTISI INTERVAL BERDASARKAN FREKUENSI DENSITAS Oleh SYLVIA SWIDANING PUTRI M0111079 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG Oleh ALFI NUR DINA NIM M0110002 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

Prosiding ISBN :

Prosiding ISBN : Penggunaan Metode Bayesian Subyektif dalam Pengkonstruksian Grafik Pengendali-c Sekar Sukma Asmara a, Adi Setiawan b, Tundjung Mahatma c a Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Sains Matematika Universitas

Lebih terperinci

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE (Studi Kasus : Kecepatan Rata-rata Angin di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Normal Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang

Lebih terperinci

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur.

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur. BAB IV ANALISA DATA 3 BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Pendahuluan Dalam suatu proses produksi di industri, data yang akan diolah tidak begitu saja bisa didapatkan. Ada suatu proses sehingga data tersebut bisa didapatkan,

Lebih terperinci

ANALISIS ANOMALI KALENDER DI PASAR SAHAM INDONESIA DENGAN STOCHASTIC DOMINANCE

ANALISIS ANOMALI KALENDER DI PASAR SAHAM INDONESIA DENGAN STOCHASTIC DOMINANCE ANALISIS ANOMALI KALENDER DI PASAR SAHAM INDONESIA DENGAN STOCHASTIC DOMINANCE oleh NUR LAELA M0110062 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL oleh ASRI SEJATI M0110009 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan untuk. kedua orang tuaku ibu Menik, bapak Slamet Suseno, ketiga kakakku Ani, Oky dan Pe i

PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan untuk. kedua orang tuaku ibu Menik, bapak Slamet Suseno, ketiga kakakku Ani, Oky dan Pe i ABSTRAK Ary Yunita. 2016. PERBANDINGAN KEAKURATAN PENDUGA RASIO VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN MEDIAN DAN KOEFISIEN VARIASI-MEDIAN VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA. Fakultas Matematika

Lebih terperinci

METODE LENTH PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL DENGAN ESTIMASI EFEK ALGORITMA YATES

METODE LENTH PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL DENGAN ESTIMASI EFEK ALGORITMA YATES METODE LENTH PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL DENGAN ESTIMASI EFEK ALGORITMA YATES SKRIPSI Disusun oleh : MUTIARA ARDIN RIFKIANI 24010211140102 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statistika merupakan salah satu ilmu matematika yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Di dalamnya mencakup berbagai sub pokok-sub pokok materi yang sangat bermanfaat

Lebih terperinci

ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE ORDE KE-2 DAN PENERAPANNYA PADA TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH

ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE ORDE KE-2 DAN PENERAPANNYA PADA TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH ALMOST STOCHASTIC DOMINANCE ORDE KE-2 DAN PENERAPANNYA PADA TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH oleh ARYANTO AGUS WIBOWO M0111015 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) SKRIPSI

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) SKRIPSI Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) SKRIPSI Disusun oleh : ALFAHARI ANGGORO NIM. 24010210141045 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3

KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3 JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 241-248 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN PENDEKATAN KERNEL SKRIPSI

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN PENDEKATAN KERNEL SKRIPSI PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN PENDEKATAN KERNEL SKRIPSI Disusun Oleh : BITORIA ROSA NIASHINTA 24010211120021 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini, persaingan ketat diantara perusahaan terus digencarkan guna untuk mempertahankan keberlangsungan suatu perusahaan. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang melambangkan kemajuan zaman. Oleh karena itu matematika banyak digunakan oleh cabang ilmu lain

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI Disusun Oleh: NANDANG FAHMI JALALUDIN MALIK NIM. J2E 009

Lebih terperinci

Medan, Juli Penulis

Medan, Juli Penulis 9. Seluruh teman-teman seperjuangan di Ekstensi Matematika Statistika, dan semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

Lebih terperinci