BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang,"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian PT Momenta Agrikultura adalah salah satu perusahaan pemasok paprika. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Kayuambon mempunyai luas wilayah sebesar 180,210 ha/m 2. Jumlah penduduk di Desa Kayuambon berjumlah jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 435/km 2. Desa Kayuambon berada pada ketinggian 1200 m di atas permukaan laut dengan kondisi suhu rata-rata C. Perusahaan tersebut berada dikawasan yang cukup strategis karena letaknya tidak jauh dari sentra paprika yang berada di Kecamatan Cisarua, sehingga proses distribusi paprika mudah dilakukan dan ditunjang dengan iklim dan suhu yang sesuai, sehingga membuat paprika tetap terjaga kesegarannya. Perusahaan tersebut memasok paprika untuk hotel, restoran, supermarket, dan ekspor. PT Momenta Agrikultura bekerjasama dengan tiga petani pemasok paprika, yaitu kelompok tani Dewa Family, Sampurna Jaya, serta Pak Haji Said. Sentra produksi paprika miliki ketiga pemasok tersebut berlokasi di Desa Pasirlangu dan Desa Tugu Mukti Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Cisarua terletak pada ketinggian 1500 m di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata C. Curah hujan rata-rata 1500 mm dengan topografi bergelombang dan berbukit. Kecamatan Cisarua sangat cocok untuk 53

2 54 dijadikan tempat budidaya paprika karena kisaran temperatur optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan paprika antara C. Hampir keseluruhan lahan di Kecamatan Cisarua merupakan tanah kering yang subur, ditunjang iklim dan ketinggian wilayah kecamatan tersebut, sehingga sangat potensial ditanami paprika. Topografi wilayah yang berbukit tetapi memiliki areal lahan datar yang cukup luas menjadi dasar bagi pertumbuhan yang baik untuk paprika yang diusahakan di dalam greenhouse Lokasi Perusahaan Lokasi PT Momenta Agrikultura kebun Kayuambon berada di Jalan Kayuambon No.1 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut cukup strategis karena terletak tidak jauh dari jalan raya sehingga dalam pengangkutan bahan baku, sarana produksi pertanian, pemasaran hasil pertanian, dan transportasi bagi tenaga kerjanya cukup mudah untuk dijangkau. PT Momenta Agrikultura memiliki lahan seluas 1,5 ha, yang dibagi kedalam kebun produksi sendiri seluas 1 ha dan 0,5 ha digunakan untuk kegiatan produksi dan fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk karyawan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Sejarah Perusahaan PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 28 Agustus 1998 dengan Amazing Farm sebagai merek dagang dari sayuran aeroponik. Amazing Farm merupakan rumah kaca komersial pertama yang menggunakan teknologi aeroponik di Indonesia. Bentuk perusahaan tersebut adalah Persereoan Terbatas,

3 55 dengan direktur utama Bapak Ir.Danny K. Rusli. Awalnya perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang finance atau pembiayaan, namun dengan adanya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 perusahaan finance tersebut mulai melakukan kegiatan budidaya sayuran hidroponik dan aeroponik agar tetap bertahan. Keputusan untuk memilih berusaha dibidang agribisnis karena Indonesia merupakan negara agraris dan usaha agribisnis dinilai relatif mampu bertahan pada saat terjadi krisis moneter. Selain itu, usaha agribisnis merupakan usaha yang yang tidak terlalu berimbas pada fluktuaasi dolar. Pilihan tersebut juga didasarkan pada latar belakang Pak Danny sebagai Insinyur Pertanian dari Universitas Padjadjaran. Kebun pertama PT Momenta Agrikultura pada tahun 1998 berlokasi di Desa Kayuambon dengan luas lahan sekitar 3000 m 2. Tahun 2000 melakukan perluasan ke Kampung Pojok, Desa Cikahuripan dengan luas lahan 1,5 Ha. Delapan tahun kemudian pada tahun 2008 melakukan pengembangan kebun lagi seluas 7 Ha di Dusun Cisaroni, Desa Cikahuripan dan 1,5 Ha di Desa Kayuambon. Awalnya perusahaan tersebut menjual sayuran aeroponik berupa jenisjenis selada dan sayuran cina seperti caisim, kailan, pakcoy, dan lain-lain. Namun, jika hanya produk aeroponik saja yang diperdagangkan, maka biaya operasionalnya sangat tinggi. Jaringan networking yang dimiliki perusahaan sudah luas, sehingga memanfaatkan hal tersebut untuk menutupi biaya distribusi yang tinggi. Selain itu, perusahaan juga mengoptimalkan kapasitas truk dengan jenis komoditas lainnya yang didapat dari kerjasama dengan petani mitra. Oleh karena

4 56 itu pihak perusahaan mencari alternatif dengan membeli beberapa produk dari mitra atau disebut trading product Sejarah Perusahaan Dalam Memasok Paprika PT Momenta Agrikultura juga melakukan penjualan paprika disamping bisnis utamanya sebagai perusahaan pemasok sayuran aeroponik dan hidroponik. Awalnya paprika dipasok untuk pasar lokal, karena kapasitasnya tidak banyak sehingga hanya mendapatkan pasokan dari petani sekitar Lembang. Tahun 2004, PT Momenta Agrikultura memperluas pasar paprika sampai ekspor ke Singapura. Hal tersebut terjadi karena ada kesempatan untuk bekerjasama dengan perusahaan Agri Indo yang berlokasi di Lombok, yaitu perusahaan perkebunan besar yang memproduksi paprika. Perusahaan Agri Indo memproduksi paprika dengan jumlah besar tetapi menghadapi kendala dalam hal pemasaran, sehingga PT Momenta Agrikultura mencoba mencari solusi untuk mulai melakukan ekspor paprika pada tahun Tahun , PT Momenta Agrikultura bisa mengekspor ton paprika per bulan. Awal tahun 2008, produksi paprika milik Agri Indo mulai menurun karena tanaman paprika terkena hama penyakit. Mengantisipasi hal tersebut, PT Momenta Agrikultura mencari alternatif lain dengan membuat kebun paprika sendiri di Desa Cikahuripan pada tahun Tahun 2009 perusahaan Agri Indo ditutup, sehingga PT Momenta Agrikultura menjalin kerjasama dengan beberapa petani paprika di sekitar Lembang untuk memenuhi kebutuhan paprika. Tahun 2010 kebun paprika di Desa Cikahuripan ditutup karena banyak hama thrips yang menyerang, sehingga PT Momenta Agrikultura memutuskan

5 57 untuk merotasi kebun paprika dengan melon dan tomat. Setelah kebun paprika ditutup, pasokan paprika hanya mengandalkan kerjasama dari petani mitra. Awalnya pemasok paprika ke PT Momenta Agrikultura ada banyak, namun seiring berjalannya waktu yang terlihat cukup konsisten dan bertanggung jawab hanya ada tiga pemasok, yaitu Kelompok Tani Dewa Family, Kelompok Tani Sampurna Jaya, dan petani Pak Haji Said. Pertengahan tahun 2011 sampai awal tahun 2012, produksi paprika menurun drastis karena iklim yang ekstrim serta banyak hama penyakit yang menyerang paprika. Akibatnya pasokan ke PT Momenta Agrikultura pun sangat kurang. Jumlah produk terbatas serta harga tinggi, menyebabkan PT Momenta Agrikultura sementara menghentikan kegiatan ekspor pada Maret 2012 dan hanya memasok paprika untuk pasar lokal Visi dan Misi Perusahaan PT Momenta Agrikultura memiliki visi, yaitu menjadi perusahaan hortikultura terbesar di Indonesia dengan menyediakan sayuran yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan pola hidup masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Misi PT Momenta Agrikultura adalah berkomitmen menyediakan produk-produk sayuran dan buah-buahan yang sehat dengan kualitas yang tinggi, sehingga menjadikan konsumen memiliki gaya hidup untuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang sehat, serta memperkenalkan sistem budidaya hidroponik dan aeroponik bagi masyarakat yang ingin memulai usaha di dalam bidang pertanian hidroponik dan aeroponik.

6 58 Realisasi yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan visi dan misi adalah memproduksi sayuran dan buah-buahan yang berkualitas tinggi tanpa penggunanaan pestisida dan dengan menggunakan teknologi seperti green house, serta teknik penanaman dengan cara aeroponik dan hidroponik. Perusahaan tersebut sangat mengedepankan kualitas produknya, bahkan produk yang diminta dari petani mitra pun rata-rata produk yang memiliki grade A. Visi dan misi yang sudah tercapai sampai sekarang sekitar 70%, karena saat ini sudah banyak masyarakat yang menyadari dan perduli akan buah dan sayuran yang sehat Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi menunjukan wewenang serta tanggung jawab pada masing-masing bagian dalam organisasi PT Momenta Agrikultura. Jabatan tertinggi di dalam struktur organisasi PT Momenta Agrikultura dipegang oleh direktur utama yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi, selain itu direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasehat dalam perusahaan. Gambar 7 menunjukan struktur organisasi PT Momenta Agrikultura.

7 59 Direktur Utama Manajer Keuangan Direktur Operasional Manajer Akuntansi Manajer Pengadaan dan Produksi Manajer Kebun Manajer Pengadaan Jawa Barat Supervisor Produksi Sumber : PT Momenta Agrikultura, 2010 Gambar 7. Struktur Organisasi PT Momenta Agrikultura Struktur organisasi tersebut menjelaskan suatu garis koordinasi masingmasing departemen, sehingga jelas terlihat tugas dari masing-masing departemen. Berikut merupakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing jabatan: Supervisor Distribusi 1. Direktur Utama, memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengambilan keputusan tertinggi dalam menentukan kebijakan dan rencana perusahaan. Selain itu, direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasehat perusahaan. 2. Direktur Operasional, memiliki tanggung jawab dalam mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan perusahaan. 3. Manajer Keuangan, memiliki tanggung jawab untuk mengelola keuangan yang masuk dan keluar dari perusahaan.

8 60 4. Manajer Akuntansi, memiliki tanggung jawab dalam mengatur kegiatan administrasi perusahaan. 5. Manajer Pengadaan dan Produksi membawahi manajer kebun dan manajer resourced Jawa Barat, memiliki tanggung jawab mengawasi dan mengontrol produksi kebun dan mitra. 6. Manajer Pengadaan Jawa Barat memiliki tanggung jawab dalam pengembangan bisnis dan pencari peluang bisnis diluar produksi aeroponik dengan menjalin kemitraan. 7. Manajer Kebun, memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan produksi sehari-hari. 8. Supervisor Produksi, memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi kegiatan produksi kebun agar dapat memenuhi target produksi, serta dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajer produksi. 9. Supervisor Distribusi, memiliki tanggung jawab dalam mengamankan proses panen sampai dengan pasca panen, mempersiapkan barang yang akan dikirim sesuai dengan permintaan, serta mengatur pemasaran dan pendistribusian produk ke pasar atau konsumen. 4.2 Pelaku-Pelaku dalam Rantai Pengadaan Paprika Pemasok Pemasok paprika disebut juga petani mitra dari PT Momenta Agrikultura. Petani mitra merupakan pelaku rantai yang melakukan kegiatan budidaya paprika dari mulai pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, dan penjualan hasil. Petani

9 61 mitra merupakan awal dari rantai pasokan paprika pada PT Momenta Agrikultura. Pemasok memegang peranan penting dalam menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang baik. Karakteristik petani paprika berbeda dengan petani pada umumnya. Rata-rata petani paprika adalah petani yang memiliki modal besar dan berpendidikan cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan modal pendirian kebun paprika cukup mahal karena tanaman tersebut merupakan tanaman yang membutuhkan naungan seperti green house. Paprika merupakan sayuran yang hanya tumbuh baik di dataran tinggi. Paprika merupakan sayuran eksklusif maka pada proses produksinya selain memerlukan biaya yang tinggi juga membutuhkan penanganan yang baik, karena proses budidayanya cukup sulit. Tabel 12 adalah mitra PT Momenta Agrikultura dalam rantai pengadaan paprika. Tabel 12. Pemasok Paprika PT Momenta Agrikultura sampai April 2012 No. Mitra Alamat Tahun Kemitraan 1 Kelompok Tani Dewa Pasirlangu, Cisarua 2002 Family 2 Kelompok Tani Pasirlangu, Cisarua 2006 Sampurna Jaya 3 Pak Haji Said Tugu Mukti, Cisarua 2004 Sumber : PT Momenta Agrikultura 2012 Kelompok Tani Dewa Family Kelompok tani Dewa Family berlokasi di Jalan Pasirlangu, Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Ketua kelompok tani tersebut bernama Bapak Deden Wahyu (Bapak Dewa). Awalnya Bapak Deden merupakan seorang petani paprika perorangan, namun karena permintaan paprika yang semakin banyak sehingga Bapak Deden membentuk kelompok tani dengan jumlah anggota 20 orang yang rata-rata adalah saudara dari Bapak Deden sendiri,

10 62 maka kelompok tani tersebut dinamakan Dewa Family. Pak Deden mulai mengusahakan paprika sejak tahun 1996 dan sampai sekarang kelompok tani Dewa Family telah memiliki 50 green house (GH). Permodalan dan pengadaan saprotan dikelola dengan baik di dalam kelompok tani tersebut. Dewa Family mempunyai dua pasar dalam penjualan paprikanya, pasar ekspor dan pasar lokal. Dewa Family bekerjasama dengan eksportir PT Alamanda Sejati Utama untuk menjangkau pasar ekspor. Ritel dan distributor yang bekerjasama dengan Dewa Family untuk pasar lokal adalah Amazing Farm (PT Momenta Agrikultura), KemFarm, Saung Mirwan, Bimandiri, dan YanFruit. Dewa Family juga bekerjasama dengan beberapa restoran terkemuka dalam memasok paprika, diantaranya Pizza Hut, Hoka-Hoka Bento, dan Pizza Dominos, sedangkan pasar tradisional yang dipasok dari Dewa Family antara lain pasar Caringin, Lembang, Kramat Djati, dan pasar Semarang. Dewa Family merupakan pemasok tetap PT Momenta Agrikultura. Dewa Family sudah bermitra dengan PT Momenta Agrikultura sejak tahun Permintaan paprika dari PT Momenta Agrikultura terhadap Dewa Family dilakukan seminggu tiga kali, yaitu pada hari senin, rabu, jumat dengan rata-rata kuantitas yang dipenuhi yaitu 2-3 kw/minggu. Dewa Family selalu berusaha memenuhi target permintaan dari PT Momenta Agrikultura. Namun sejak akhir 2011 sampai awal 2012 Dewa Family terkadang tidak bisa memenuhi permintaan paprika sesuai target dikarenakan kendala cuaca yang ekstrim serta banyaknya hama penyakit, sehingga produksi pun menurun dan hanya memasok seadanya. Harga jual paprika yang ditetapkan oleh Dewa Family disesuaikan dengan harga di pasaran. Harga paprika pada kondisi normal berkisar antara Rp 8000,00

11 63 Rp18.000,00/kg. Namun pada cuaca ekstrim seperti sekarang yang mengakibatkan produksi paprika menurun dan pasokan sulit, sehingga harga paprika bisa sampai Rp ,00/kg. Dewa Family menjual paprika dengan harga Rp ,00/kg untuk paprika hijau, Rp ,00/kg untuk paprika merah, dan Rp ,00/kg untuk paprika kuning (Maret, 2012). Kerjasama yang dilakukan antara PT Momenta Agrikultura dengan Dewa Family adalah kerjasama untuk pasar lokal, sehingga kuantitas yang diminta tidak terlalu banyak. Sifat transaksi yang diberlakukan oleh Dewa Family bersifat fleksibel sehingga masih bisa dilakukan negosiasi harga, saat harga pasaran naik harga yang ditetapkan Dewa Family pun ikut naik dan sebaliknya saat harga pasaran turun, harga yang ditetapkan oleh Dewa Family juga ikut turun. Berbeda untuk ekspor dan restoran, karena untuk ekspor dan restoran diberlakukan kontrak dan mematok adanya batas minimum pengiriman, serta harga yang ditetapkan sudah sesuai kontrak dan bersifat tetap, sehingga apabila harga pasaran sedang naik atau turun harga untuk ekspor dan restoran akan tetap. Proses pemesanan paprika yang dilakukan dari PT Momenta Agrikultura kepada Dewa Family yaitu melalui telepon, kemudian kesanggupan Dewa Family untuk memenuhi permintaan, jika sudah terjadi kesepakatan maka paprika akan dikirim hari itu juga. Pembayaran yang dilakukan berupa sistem piutang, yaitu pada saat jatuh tempo pembayaran, maka pihak pembeli akan mentransfer biaya pembelian melalui rekening bank. Biasanya pembayaran yang dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura kepada Dewa Family berlangsung 2 minggu setelah pengiriman barang.

12 64 Kriteria kualitas yang diminta oleh PT Momenta Agrikultura adalah grade A untuk ekspor maupun lokal. Kriteria yang diminta yaitu tingkat kematangan sudah %, bentuk blocky, kulit buah mulus dengan berat rata-rata 300g. Pemanenan paprika oleh Dewa Family dilakukan setiap hari pada pagi hari. Proses pasca panen sampai distribusi dapat dilihat pada Gambar 8 berikut. Panen Dimasukkan kedalam plastik Penimbangan dan pencatatan awal Dikumpulkan di Gudang PT Momenta Agrikultura (gudang Kayuambon) Penimbangan dan pencatatan akhir Pengepakan Sortasi Grading & Gambar 8. Skema Proses Pasca Panen Sampai Pengiriman Paprika ke PT Momenta Agrikultura Kelompok Tani Sampurna Jaya Pemasok yang kedua yaitu Kelompok Tani Sampurna Jaya, kelompok tani tersebut berlokasi di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Kelompok Tani Sampurna Jaya diketuai oleh Bapak Hendi Rohendi (Pak Nendi). Anggota dari kelompok tani tersebut sudah mencapai 30 orang petani paprika. Tanaman paprika yang dimiliki kelompok tani Sampurna Jaya berjumlah kurang lebih pohon yang terbagi ke dalam beberapa green house. Kapasitas produksi dari Sampurna Jaya saat ini sekitar 500kg/hari. Proses pengiriman paprika dari Kelompok Tani Sampurna Jaya ke PT Momenta Agrikultura sama dengan yang dilakukan oleh Dewa Family.

13 65 Sampurna Jaya merupakan pemasok tetap PT Momenta Agrikultura dan sudah bermitra sejak tahun Permintaan paprika dari PT Momenta Agrikultura terhadap Sampurna Jaya dilakukan seminggu tiga kali, yaitu pada hari senin, rabu, jumat dengan rata-rata kuantitas yang diminta yaitu sampai 1 ton/minggu. Namun beberapa bulan terakhir karena produksi paprika menurun dan harga yang tinggi, sehingga Sampurna Jaya hanya memasok sekitar kg/minggu. Bahkan jika barang sedang sangat kurang Sampurna Jaya tidak mengirim paprika ke PT Momenta Agrikultura, karena menurut Pak Nendi kualitas yang diminta terlalu tinggi yaitu grade A sementara hasil produksi sedang tidak baik. Selain itu pembayaran dari perusahaan cukup lama yaitu satu bulan setelah barang dikirim sehingga mengakibatkan Sampurna Jaya sulit memutar cash flow, jadi Sampurna Jaya lebih memilih menjual paprika ke pasar lokal langsung. Harga jual paprika yang ditetapkan oleh Sampurna Jaya disesuaikan dengan harga di pasaran. Sejak akhir 2011 sampai sekarang harga paprika sangat berfluktuasi, namun rata-rata harga yang ditetapkan Sampurna Jaya (Maret, 2012) Rp ,00/kg untuk paprika hijau, Rp ,00/kg untuk paprika merah, dan Rp ,00/kg untuk paprika kuning. Pembayaran yang dilakukan PT Momenta Agrikultura terhadap Sampurna Jaya paling cepat 2 minggu dan paling lambat 1 bulan setelah pengiriman. Selain memasok ke PT Momenta Agrikultura, Sampurna Jaya juga memasok ke pasar buah, dan pengumpul di Lembang.

14 66 Pak Haji Said PT Momenta Agrikultura juga menjalin kemitraan dengan Pak Haji Said, yaitu petani paprika perorangan dalam memasok komoditas paprika. Kebun paprika milik Pak Haji Said terletak di Kampung Tugu Mukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Awalnya Pak Haji Said hanya mengusahakan sayuran lahan terbuka, kemudian tertarik untuk mencoba menanam tanaman dengan menggunakan green house (GH). Pak Haji Said ingin membandingkan hasil antara tanaman dengan lahan terbuka dan dengan menggunakan green house. Faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pada lahan terbuka, apabila cuaca sedang buruk maka hasil pertanian pun akan buruk. Sementara jika menggunakan GH faktor cuaca dapat ditekan, tetapi ternyata tidak menekan faktor hama dan penyakit. Keputusan untuk menanam paprika pun juga awalnya hanya mencobacoba, disamping faktor pasaran paprika saat ini sudah banyak dan mudah. Kerjasama antara PT Momenta Agrikultura dengan Pak Haji Said sudah berlangsung sejak tahun 2004, namun dalam memasok komoditas tomat TW. Tahun 2010 Pak Haji Said mulai mengusahakan paprika dengan binaan dan pengawasan pihak perusahaan. Bentuk binaan dari perusahaan hanya berupa pengaturan pola tanam paprika. Mulanya Pak Haji Said mencoba menawarkan paprika kepada perusahaan dan pihak perusahaan menerima tawaran tersebut, sehingga akhirnya beliau mendirikan green house untuk paprika dengan kapasitas pohon paprika dibawah pengawasan pihak perusahaan. Pak Haji Said

15 67 hanya memperkerjakan tiga orang tenaga kerja untuk mengurus tanaman paprika tersebut. Rata-rata kapasitas produksinya adalah 1-1,5 ton per panen. Pemanenan paprika tidak menentu, tergantung dari permintaan pembeli. Pengiriman paprika ke PT Momenta Agrikultura dilakukan 1-2 kali dalam satu minggu dengan ratarata kuantitas yang diminta yaitu 1 ton/minggu. Proses pasca panen yang dilakukan yaitu dipanen dipagi hari kemudian disortir dan dimasukkan ke dalam kantong plastik atau kontainer, kemudian ditimbang dan langsung dikirim ke pihak pembeli. Harga yang ditetapkan Pak Haji Said disesuaikan dengan harga pasaran dengan rata-rata Rp ,00/kg untuk paprika merah, Rp ,00/kg untuk paprika hijau, dan Rp ,00/kg untuk paprika kuning (April, 2012). Selain ke PT Momenta Agrikultura, Pak Haji Said menjual paprikanya ke pengumpul dan PT Indofood dengan perantara orang lain. Benih paprika yang didapat berasal dari toko-toko pertanian sekitar Lembang. Kualitas yang diminta PT Momenta Agrikultura terhadap Pak Haji Said yaitu kualitas grade A dan B. Kerjasama antara PT Momenta Agrikultura dan Pak Haji Said juga tidak disertai perjanjian secara tertulis (kontrak), baik dalam jumlah pengiriman paprika maupun harga. Kemitraan yang dijalin pun hanya sebatas kemitraan pola dagang umum, yaitu perusahaan memasarkan hasil produksi petani atau petani memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pembayaran yang dilakukan PT Momenta Agrikultura terhadap Pak Haji Said dibayar secara tunai langsung, misalnya hari ini paprika dikirim ke perusahaan kemudian hari berikutnya sudah dilakukan pembayaran dengan ditransfer.

16 PT Momenta Agrikultura PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan yang bertindak sebagai pemasok dalam rantai pasokan paprika. PT Momenta Agrikultura menyalurkan paprika ke supermarket-supermarket besar, hotel, dan restoran yang berada di wilayah Jakarta dan Bandung serta melakukan ekspor ke Singapura. Permintaan paprika dari pasar lokal kurang lebih 3 4 kwintal per minggunya. Jumlah tersebut bisa berubah-ubah tergantung ketersediaan paprika dan kebutuhan dari konsumen. Persentase pemenuhan kebutuhan paprika untuk hotel dan restoran sebesar 15% dan selebihnya sebesar 85% untuk memenuhi kebutuhan supermarket. Pengiriman paprika ke supermarket dilakukan setiap hari. Sementara untuk ekspor permintaan bisa mencapai 5 ton/minggu, namun perusahaan belum bisa memenuhinya dan hanya memasang target 2,5 ton/minggu. Perbedaan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya terletak pada kualitas produk yang diproduksinya. Berdasarkan visi perusahaan, kualitas menjadi hal yang penting sehingga perusahaan tidak bisa sembarangan dalam membeli paprika dari pemasok lain. Sebagian besar produk yang dipasok ke perusahaan adalah yang berkualitas A dengan kriteria seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Kriteria Paprika Kualitas A yang Dipasok ke PT Momenta Agrikultura Karakteristik Paprika Penjelasan Tangkau Buah Lengkap/tidak rusak Kulit Buah Mulus (ekspor), boleh ada sedikit goresan thrips (pasar lokal) Bentuk buah Sempurna/segiempat Ukuran Sedang Warna Merah, kuning, hijau Kandungan residu Minimal/tidak berbahan aktif dophos. Tingkat kematangan % tekstur padat dan keras Sumber: PT Momenta Agrikultura, 2012

17 69 Pasokan paprika PT Momenta Agrikultura ditujukan untuk supermarket, hotel, restoran, dan ekspor. Pemenuhannya didapatkan dari Kelompok Tani Dewa Family dan Kelompok Tani Sampurna Jaya yang berlokasi di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, serta Pak Haji Said yang berlokasi di Desa Tugu Mukti, Kecamatan Cisarua. Skema dari pengiriman paprika dapat dilihat pada Gambar 9. Kelompok Tani Dewa Family (10%-20%) Kelompok Tani Sampurna Jaya (20%- 40%) Petani Paprika Pak Haji Said (50%-70%) Proses sortir & Grading PT Momenta Agrikultura Gambar 9. Skema Pengiriman Paprika dari Pemasok ke PT MomentaAgrikultura Harga jual disesuaikan dengan harga pasar. Harga standar paprika dalam keadaan stabil berkisar antara Rp 7.000,00 Rp ,00 per kg untuk pasar lokal. Harga standar ekspor berkisar antara Rp ,00 Rp ,00 per kg. Harga tersebut berlaku pada saat jumlah paprika sedang berlimpah dipasaran. Namun jika kondisi seperti saat ini yaitu produksi paprika sedang menurun dikarenakan iklim dan hama penyakit sehingga jumlah dipasaran menjadi sedikit, harga jual paprika bisa mencapai Rp ,00 Rp ,00 per kg (Maret, 2012). Paprika segera dikirim ke perusahan setelah melalui proses penanganan pasca panen seperti penimbangan, sortir dan grading, serta pengepakan oleh pemasok kemudian langsung dikirimkan ke PT Momenta Agrikultura kebun

18 70 Kayuambon. Paprika disortir kembali setelah sampai di gudang packing house dan dilakukan reject apabila ada paprika yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Paprika yang sudah di sortir di Kayuambon kemudian dikirimkan ke bagian packing house yang berada di BSD, Tangerang untuk dikemas dengan wrapping atau curah. Setelah sejumlah proses tersebut dilewati, paprika siap didistribusikan ke supermarket, hotel, dan restoran yang tertera di PO. Skema pengiriman paprika tersebut dapat dilihat pada Gambar 10. Jika ada reject Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Proses sortir dan grading PT Momenta Agrikultura gudang Kayuambon Proses sortir dan grading Supermarket, Hotel, Restoran Proses packing PT Momenta Agrikultura gudang BSD Tangerang Gambar 10. Skema Pengiriman Paprika 4.3 Kemitraan Kegiatan memilih pemasok bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit apabila pemasok yang dimaksud adalah pemasok kunci (Pujawan, 2010). Awalnya jumlah pemasok paprika di PT Momenta Agrikultura ada sekitar 6-7 pemasok paprika. Pemilihan pemasok paprika di PT Momenta Agrikultura

19 71 tidak melalui proses evaluasi awal terlebih dahulu. Petani pemasok yang mengetahui bahwa PT Momenta Agrikultura memasok paprika ke supermarket banyak yang menawarkan produknya untuk dipasok ke perusahaan tersebut. Pola kemitraan yang dilakukan antara PT Momenta Agrikultura dengan petani mitra Dewa Family, Sampurna Jaya, dan Pak Haji Said adalah pola dagang umum dengan bentuk perjanjian secara lisan berdasarkan sistem kepercayaan. Pola dagang umum yaitu pola hubungan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra yang didalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra (Hafsah, 1999). Perjanjian yang dilakukan hanya sebatas perjanjian lisan di awal yaitu pihak perusahaan memberi informasi kepada pemasok tentang target pasar yang dimiliki, kemudian pemasok menyanggupi tentang kebutuhan paprika yang diminta perusahaan, setelah itu terjadi kesepakatan kerjasama. Bentuk perjanjian antara PT Momenta Agrikultura dengan pemasok paprika antara lain: Pihak pemasok berupaya untuk memenuhi kuantitas sesuai pesanan kepada pihak perusahaan dengan frekuensi pengiriman 1-3 kali dalam satu minggu. Pihak pemasok bertanggung jawab atas pengiriman barang hingga tiba di perusahaan. Spesifikasi kualitas paprika yang dipasok oleh pihak pemasok harus yang memenuhi standar grad A dan tidak memiliki kandungan yang berbahan aktif dophos.

20 72 Harga yang disepakati, yang harus dibayar oleh pihak perusahaan disesuaikan dengan harga pasar. Pihak perusahaan berkewajiban melakukan pembayaran paling lambat 2-4 minggu setelah barang dikirim oleh pihak pemasok untuk kelompok tani. Berbeda dengan Pak Haji Said, pembayaran dilakukan langsung setelah barang dikirim. Perjanjian-perjanjian di atas bersifat fleksibel, tidak ada kewajiban yang terlalu mengikat dalam kerjasama tersebut. Petani juga biasanya tidak mau adanya keterikatan dengan perusahaan karena produksi pertanian tidak menentu. Keterikatan kerjasama dengan kontrak tertulis membuat petani merasa terbebani karena biasanya pada kontrak tertulis mematok volume pengiriman dan harga tetap. Produk pertanian sangat tergantung pada cuaca, apabila cuaca buruk, produksi menurun, sehingga petani tidak dapat memenuhi kuota sesuai kontrak. Selain itu, harga komoditas pertanian sangat fluktuatif sehingga petani lebih memilih tidak ingin terikat kontrak untuk kemitraan pola dagang umum. Berdasarkan beberapa perjanjian di atas, realisasi kemitraan yang terjadi saat ini masih kurang sesuai dengan perjanjian di awal. Ketidaksesuaian tersebut antara lain: Kuantitas paprika yang dipenuhi oleh pemasok kurang sesuai dari target permintaan perusahaan. Misalnya, perusahaan membutuhkan paprika 5 kw tetapi pemasok hanya bisa menyanggupi 3 kw. Menurut Pak Nendi, ketua dari kelompok tani Sampurna Jaya, hal tersebut terjadi karena persediaan paprika kurang dikarenakan produksi paprika menurun akibat cuaca dan hama

21 73 penyakit, sehingga pasokan ke perusahaan kurang dan tidak bisa memenuhi kuantitas yang diharapkan. Menurunnya produksi pun berakibat pada ketidakrutinan distribusi ke perusahaan. Spesifikasi kualitas paprika yang diminta di awal haruslah grade A dan tidak mengandung bahan aktif dophos. Namun, dalam pelaksanaannya petani juga tidak bisa seratus persen memenuhi perjanjian tersebut. Menurut Pak Deden, ketua poktan Dewa Family, hal tersebut terjadi akibat anomali cuaca dan hama penyakit, sehingga kualitas paprika menurun. Penggunaan pestisida jenis methamidophos pun ternyata juga ditemukan pada beberapa anggota kelompok tani Dewa Family dan Sampurna Jaya. Menurut Pak Nendi, hal tersebut terjadi karena hama yang menyerang sudah sangat banyak, dan tidak mempan dibasmi dengan pestisida biasa, sehingga akhirnya menggunakan methamidophos, agar petani tetap bisa panen dan tidak mengalami kerugian. Kurangnya produksi dan kualitas yang sangat baik pun membuat perusahaan juga menurunkan standar kualitasnya dengan menerima paprika grade B. Bentuk perjanjian yang tidak sesuai lainnya adalah perjanjian pembayaran oleh pihak perusahaan dengan tepat waktu. Menurut Pak Nendi, pembayaran yang dilakukan perusahaan sangat lama bahkan bisa lebih dari satu bulan setelah barang diterima. Hal tersebut diklarifikasi oleh Pak Eri selaku manajer sourcing perusahaan, biasanya keterlambatan pembayaran terjadi untuk permintaan dalam jumlah yang besar, karena pembayaran dari supermarket/ pihak eksportir lama, sehingga mengakibatkan pembayaran ke pemasok pun

22 74 lama. Namun, untuk permintaan dan pembayaran dalam jumlah kecil perusahaan selalu berusaha memenuhi pembayaran dengan tepat waktu. Ketidaksesuaian realisasi kemitraan tersebut membuat loyalitas pemasok dan perusahaan berkurang. Misalnya, seperti ketika harga suatu komoditas tinggi pihak petani tidak menjual kepada perusahaan, melainkan menjual kepada pihak lain yang dianggap lebih menguntungkan. Begitu juga perusahaan akan mengurangi jumlah PO kepada pemasok yang dianggap kurang konsisten. Menghadapi situasi tersebut, maka dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan loyalitas petani terhadap perusahaan sehingga konsistensi pasokan paprika dapat terjaga. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu perusahaan sebaiknya menjaga loyalitas petani dengan memperhatikan proses pembayaran agar tepat waktu. Perusahaan juga sebaiknya melakukan kontrol budidaya secara kontinyu serta mengupayakan bimbingan teknis terhadap petani agar menghasilkan output yang sesuai dengan spesifikasi perusahaan. Kerjasama antara pemasok dan perusahaan tidak terlepas dari manfaatmanfaat yang diperoleh. Bagi perusahaan manfaat yang diperoleh adalah bisa dengan cepat dan mudah mendapatkan produk daripada harus melakukan budidaya sendiri. Bagi para pemasok manfaat yang diperoleh dengan adanya kemitraan dengan perusahaan adalah sebagai berikut: Petani pemasok mendapat jaminan pasar, sehingga petani tidak sulit mencari pasar saat panen sedang berlimpah. Bermitra dengan perusaan pemasok bisa cepat memperoleh keuntungan. Jika petani pemasok memasarkan langsung ke ritel modern proses pembayarannya

23 75 sangat lama daripada perusahaan pemasok, sehingga petani sulit memutar aliran kas. Sementara pembayaran dari perusahaan pemasok bisa lebih cepat, tergantung dari kesepakatan di awal. Bermitra dengan perusahaan pemasok bisa menambah pengetahuan dalam proses budidaya yang baik, pemilihan benih yang baik, dan informasi pasar. Berdasarkan bentuk kemitraan antara PT Momenta Agrikultura dan pemasoknya secara lebih sederhana dapat dilihat pada Tabel 14 berikut (Maret - April 2012). Tabel 14. Komponen Kemitraan antara PT Momenta Agrikultura dengan Pemasok Paprika No Komponen Mitra Kemitraan Dewa Family Sampurna Jaya Pak Haji Said 1 Volume 2-3 kw/minggu 1kw-1ton/ 1 ton/minggu minggu 2 Persentase pengiriman Lokal = 100% Ekspor = - Lokal = 90% Ekspor = 10% Lokal = 10% Ekspor = 90% 3 Kualitas Grade A, tetapi Grade A, tetapi Grade A-B beberapa ditemukan mengandung pestisida methamidophos beberapa ditemukan mengandung pestisida methamidophos 4 Harga jual Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 5 Pembayaran Tempo 2-4 Tempo 2-4 Tunai langsung minggu Pola Dagang Umum dengan Perjanjian lisan minggu Pola Dagang Umum dengan Perjanjian lisan 6 Bentuk Kemitraan Pola Umum Dagang dengan Perjanjian lisan 7 Lamanya 10 tahun 6 tahun 8 tahun kemitraan Berdasarkan tabel di atas, volume pengiriman yang paling besar adalah pemasok Pak Haji Said, karena Pak Haji Said merupakan pemasok binaan PT Momenta Agrikultura, sehingga sebagian besar produknya di pasok ke perusahaan. Pak Haji Said juga dibina untuk pasar ekspor sehingga kualitas

24 76 produknya paling baik diantara pemasok lainnya. Kualitas B pun dapat diterima perusahaan untuk menambah kuantitas pasar lokal. Harga jual yang diberlakukan pemasok hampir sama, tetapi saat ini harga yang berlaku untuk paprika sangat fluktuatif sehingga sulit menentukan harga jual yang stabil. Namun, pada tabel di atas Pak Haji Said memiliki harga jual yang paling tinggi diantara yang lain karena proses penanganan budidayanya lebih sulit karena tidak menggunakan pestisida yang berbahan aktif dophos. Sistem pembayaran oleh perusahaan terhadap Dewa Family dan Sampurna Jaya berbeda dengan Pak Haji Said. Hal tersebut karena Dewa Family dan Sampurna Jaya adalah kelompok tani, sehingga pengaturan aliran kas dan pengadaan saprotan dapat diurus oleh kepengurusan kelompok tani tersebut dan merupakan kesepakatan bersama di awal perjanjian. Sementara Pak Haji Said adalah petani perorangan dan merupakan pemasok binaan perusahaan sehingga pembayaran yang dilakukan adalah langsung setelah barang dikirimkan. Bentuk kemitraan perusahaan dengan ketiga pemasok tersebut adalah pola dagang umum dengan perjanjian secara lisan. Lamanya umur kemitraan mencerminkan tingkat keloyalitasan pemasok terhadap perusahaan. Dewa Family memiliki umur kemitraan terlama diantara yang lain sehingga dapat terlihat dari kontinuitas pengirimannya yang konsisten, meskipun produk sedikit Dewa Family tetap berusaha mengirim paprika dengan jumlah seadanya. 4.4 Merancang Hubungan Dengan Pemasok Hubungan dengan pemasok bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek. Manajemen hubungan pemasok

25 77 merupakan proses yang menentukan bagaimana suatu perusahaan berinteraksi dengan para pemasoknya. Salah satu yang menjadi tugas penting bagian pengadaan adalah menciptakan hubungan yang proporsional dengan pemasok. Hubungan yang proporsional adalah hubungan yang secara tepat mencerminkan kepentingan strategis tiap-tiap pemasok. Menurut Pujawan (2010), ada dua faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan dengan pemasok. Pertama adalah tingkat kepentingan strategis item yang dibeli bagi perusahaaan. Faktor kedua adalah tingkat kesulitan mengelola pembelian item tersebut. Semakin tinggi tingkat kesulitannya, semakin banyak diperlukan intervensi dari manajemen. Terdapat empat klasifikasi pemasok, yaitu bottleneck suppliers, critical strategic suppliers, non-critical strategic suppliers, dan leverage suppliers. Paprika merupakan salah satu komoditas yang diklasifikasikan sebagai critical strategic suppliers bagi PT Momenta Agrikultura. Paprika adalah komoditas yang strategis karena pemenuhannya sangat penting atau strategis bagi perusahaan. Subtitusi komoditas tersebut sulit atau tidak bisa digantikan karena produk pertanian tersebut sudah memiliki pasar tersendiri baik ekspor maupun lokal. Jika pemasok tidak bisa memenuhi permintaan sesuai target, maka perusahaan akan menerima berapa saja kuantitas yang dimiliki pemasok dan didistribusikan ke supermarket-supermarket secara rata. Klasifikasi paprika tersebut didasarkan pada faktor-faktor dalam merancang hubungan dengan pemasok paprika pada PT Momenta Agrikultura yang dapat dilihat pada Tabel 15. Penilaian tersebut didapatkan dengan melakukan wawancara terhadap manajer sourcing dan staf packing house mengenai faktor-faktor tingkat kepentingan

26 78 strategis paprika di PT Momenta Agrikultura dan tingkat kesulitan pembelian paprika. Tabel 15. Faktor-faktor dalam Merancang Hubungan Dengan Pemasok Paprika Pada PT Momenta Agrikultura No. Faktor-Faktor Tingkat Kepentingan Strategis Dan Besar Kecil Tingkat Kesulitan Pembelian Item 1 Kontribusi item tersebut terhadap kegiatan perusahaaan 2 Nilai pembelian dalam setahun 3 Image / brand name dari pemasok 4 Resiko ketidaktersediaan item yang bersangkutan 5 Kompleksitas dan keunikan item 6 Kemampuan pemasok dalam memenuhi permintaan 7 Ketidakpastian (ketersediaan, kualitas, harga, waktu pengiriman). Paprika merupakan produk dengan nilai transaksi yang cukup besar di PT Momenta Agrikultura, kebutuhan paprika per minggunya bisa mencapai 2,5 ton untuk ekspor dan 0,5-1 ton untuk kebutuhan pasar lokal. Sebenarnya permintaan paprika bisa mencapai 5 ton, namun karena ketersediaan barangnya memang kurang dan sangat tergantung oleh cuaca dan banyaknya hama penyakit maka produksinya pun fluktuatif. Walaupun petani di Indonesia sudah banyak yang mengusahakan paprika, namun petani yang benar-benar memperhatikan keamanan produksinya masih sedikit, sehingga tidak masuk kualifikasi untuk ekspor. Ketidaktersediaan pasokan paprika bisa mengakibatkan masalah serius bagi kelangsungan perusahaan. Jika pasokan paprika tidak lancar maka stok di perusahaan juga kurang sehingga tidak bisa mengirim ke supermarket dengan kontinyu dan jika hal tersebut sering berlangsung maka biasanya perusahaan tidak akan dianggap lagi oleh eksportir atau ritel modern, dari mulai menurunkan jumlah PO sampai memutuskan kerjasama. Sebaliknya apabila perusahaan selalu

27 79 kontinyu dalam memasok paprika kepada buyer maka perusahaan bisa menjadi perusahaan pemasok andalan bagi buyer. Ketidaktersediaan paprika akan membuat perusahaan mengalami kerugian, karena komoditas tersebut sudah memiliki pasar tersendiri. Menurut Bapak Erijanto selaku Manajer Sourcing PT Momenta Agrikultura, perusahaan yang sudah tidak dipercaya lagi oleh pembeli akan kesulitan untuk memulai pasokan dengan kapasitas yang optimal, karena untuk memasok dengan jumlah yang optimal memerlukan waktu yang lama dan prosesnya berlangsung sedikit demi sedikit. Jika keadaannya seperti tersebut, maka perusahaan akan kalah saing dengan perusahaan lain yang sejenis karena perusahaan pembeli tidak hanya memiliki satu pemasok saja. Tingkat kesulitan mengelola pembelian paprika juga dinilai cukup sulit, karena produksinya yang fluktuatif dan tergantung pada cuaca dan hama penyakit. Paprika merupakan sayuran yang hanya tumbuh baik di dataran tinggi, karena sayuran tersebut adalah sayuran eksklusif maka proses produksinya memerlukan biaya yang cukup tinggi karena harus menggunakan green house dan penanganan yang baik. Kemampuan pemasok dalam memenuhi permintaan juga cukup sulit, karena standar paprika yang dminta oleh PT Momenta Agrikultura cukup tinggi yaitu paprika dengan grade A baik untuk ekspor maupun lokal. Tidak banyak petani paprika yang sanggup untuk memenuhi permintaan tersebut karena untuk mencapai produksi yang optimal dan terhindar dari serangan hama penyakit banyak petani yang menggunakan pestisida yang dilarang, yaitu yang berbahan aktif dophos bahkan ada yang menggunakan melebihi batas ambang yang tidak

28 80 dianjurkan dan tentu saja tidak masuk untuk kualifikasi ekspor. Begitu juga untuk pasar lokal berdasarkan visi PT Momenta Agrikultura untuk mengahasilkan sayuran dan buah yang berkualitas maka perusahaan tersebut sangat menjaga kualitas produknya. Berdasarkan klasifikasi paprika yang diperoleh yaitu sebagai critical strategic suppliers, maka seharusnya dibutuhkan hubungan jangka panjang yang membutuhkan investasi bersama dari pihak perusahaan maupun pemasok. Investasi dilakukan agar pemasok bisa memasok barang dengan kualitas yang lebih baik dengan pengiriman yang lebih tepat waktu. Pemasok dalam kelompok klasifikasi tersebut, kriteria pemilihan dan penilaiannya lebih ditekankan pada potensi kerjasama dan perbaikan jangka panjang. 4.5 Pembelian Proses pembelian merupakan salah satu tugas dari manajemen pengadaan dan pekerjaan yang paling rutin dilakukan oleh bagian pengadaan. Proses pembelian paprika di PT Momenta Agrikultura dilakukan secara rutin yaitu seminggu tiga kali pada hari senin, rabu, dan jumat. Proses pembelian rutin biasanya berlaku untuk item-item yang pemasoknya sudah jelas karena ada kesepakatan jangka panjang antara pemasok dengan perusahaan dan kebutuhannya berulang (Pujawan, 2010). Langkah-langkah pembelian paprika yang dilakukan PT Momenta Agrikultura dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.

29 81 Pemasok Bagian Pengadaan Gudang Marketing Keuangan Mengirim konfirmasi bisa tidaknya pesanan dipenuhi. Jika bisa, dikirim sesuai persetujuan Membuat PO dan mengirim ke pemasok. Mengirim copy ke gudang, user, dan keuangan Membuat permintaan pembelian berdasarkan PO dan observasi pasar dan mengirim ke bagian pengadaan Merima barang dan melakukan pengecekan bersama bagian kualitas dan packing house Gambar 11. Langkah - Langkah Pembelian Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura Melakukan pembayaran Peramalan pemesanan paprika berdasarkan permintaan PO dari konsumen dan observasi pasar yang dilakukan oleh bagian marketing. Setiap hari senin semua bagian di PT Momenta Agrikultura melakukan rapat untuk membahas mengenai prediksi berapa banyak keperluan barang yang diminta pasar dan berapa banyak barang yang dimiliki bagian pengadaan. Bagian pengadaan khusunya untuk barang trading memprediksi banyaknya barang berdasarkan dari potensi barang yang ada di sekitar daerah Lembang, Bandung. Terdapat tiga aliran yang harus dikelola pada proses pengadaan dalam rantai pasokan komoditas paprika, yaitu: 1. Aliran Informasi Aliran informasi yang dilakukan adalah komunikasi dua arah yang dapat terjadi dari hulu ke hilir maupun dari hilir ke hulu dalam rantai komoditas paprika.

30 82 Informasi didapat dari permintaan PO toko dan observasi pasar mengenai jumlah permintaan dan harga oleh bagian marketing. Jika permintaan paprika diprediksi akan meningkat dan harganya tinggi, maka bagian pengadaan berusaha mencari persediaan barang dari pemasok-pemasok yang ada di sekitar daerah Lembang dan observasi potensi barang yang ada di Lembang. Sementara jika potensi paprika yang ada di Lembang banyak dan banyak tawaran dari pemasok maka bagian marketing yang berusaha mencari pasar untuk paprika tersebut. Informasi yang didapat dari bagian pengadaan juga tidak terlepas dari informasi yang diberikan pemasok. Informasi harga juga sangat penting dan menentukan jumlah permintaan dan ketersediaan barang itu sendiri. Jika harga suatu produk mahal maka ketersediaan produk tersebut jumlahnya sedikit, sebaliknya apabila harga suatu produk turun maka jumlah ketersediannya sangat banyak. Tekonologi yang digunakan PT Momenta Agrikultura untuk bekerjasama dengan para mitranya hanya dengan menggunakan pesawat telepon. Jika manajer pengadaan ingin melakukan proses pembelian, beliau hanya tinggal menelpon mitra dan melakukan order sesuai target, setelah mitra menyetujui kesanggupan permintaan maka barang akan dikirim secepatnya. Aliran informasi yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 12. PO dari toko Bagian marketing Bagian pengadaan Pemasok Observasi pasar dan permintaan PO dari supermarket Observasi potensi barang di sekitar Lembang Gambar 12. Aliran Informasi Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura

31 83 Bagian marketing melakukan peramalan permintaan berdasarkan dari PO toko dan observasi pasar kemudian disampaikan kepada bagian pengadaan dan disampaikan ke pemasok. Sementara bagian pengadaan melakukan peramalan prediksi ketersediaan barang berdasarkan dari informasi pemasok dan observasi potensi barang yang ada di Lembang, kemudian disampaikan pada bagian marketing dan selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan. Aliran informasi tersebut sudah cukup efektif dan efisien karena terjadi secara dua arah, yaitu dari hulu ke hilir dan sebaliknya. Keefektifan aliran informasi tersebut diperkuat dengan observasi pasar oleh bagian marketing dan observasi potensi barang oleh bagian pengadaan sehingga efisiensi aliran informasi pada rantai pasok paprika tersebut sudah baik. 2. Aliran Barang Aliran barang yang terjadi adalah dari mitra pemasok masuk ke gudang pengepakan perusahaan untuk dilakukan sortasi, grading, dan pengemasan lalu dikirimkan ke toko sesuai dengan jumlah masing-masing pemesanan dari toko. Aliran barang tersebut terjadi dari hulu ke hilir. Pengadaan paprika di PT Momenta Agrikultura bekerjasama dengan dua kelompok tani, dan seorang petani mitra. Pengadaan paprika perlu diperhatikan dalam pemilihan benih dan proses budidayanya. Pemilihan benih harus berorientasi pada permintaan pasar agar produk yang dihasilkan disukai konsumen. Proses budidayanya juga harus diawasi mulai sejak tanam, karena terkadang banyak petani yang curang dengan menggunakan pestisida yang dilarang.

32 84 Pemanenan paprika oleh pemasok dilakukan pada pagi hari, kemudian diantarkan ke gudang untuk di sortasi dan grading, kemudian di pack dalam kontainer atau dengan menggunakan plastik. Setelah paprika dikemas oleh pemasok paprika didistribusikan ke gudang milik PT Momenta Agrikultura yang berada di Kayuambon pada pukul empat atau lima sore, jika ada reject, paprika yang di reject akan dikembalikan hari itu juga sekaligus dengan pemberian BTB (Bukti Terima Barang) yang dititipkan kepada supir. Kemudian paprika dikirim ke gudang PT Momenta Agrikultura yang berada di BSD pada malam harinya untuk proses packing. Setelah melalui proses packing yaitu di wrapping atau curah, paprika siap diantarkan ke supermarket, hotel, dan restoran serta ekspor. Skema aliran barang yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 13 berikut. Pemasok Super market, ekspor Pemasok Pemasok PT Momenta Agrikultura Kayuambon PT Momenta Agrikultura BSD Hotel & Restau rant Gambar 13. Aliran Barang Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura Aliran barang pada rantai pasok paprika tersebut sudah efektif dan efisien dilihat dari aliran yang terjadi yaitu dari produsen ke konsumen. Waktu pengiriman barang dari ketiga pemasok yaitu pengiriman barang oleh pemasok ke perusahaan dilakukan pada sore hari dan pengiriman dari perusahaan di Lembang ke BSD dilakukan pada malam hari, sehingga kesegeran produk tetap terjaga sampai ke tangan konsumen. Aliran produk tersebut harus dipantau melalui penggunaan teknologi informasi untuk memberikan kepastian dalam kelancaran aliran paprika.

33 85 3. Aliran Uang Aliran uang yang terjadi adalah dari hilir ke hulu, yaitu dari pasar ritel modern kepada perusahaan kemudian kepada mitra pemasok. Aliran uang terjadi dari pembayaran toko masuk ke perusahaan dan dari perusahaan mengalir kepada para mitra pemasok paprika yang bekerjasama dengan perusahaan. Sistem pembayaran dari pemasok ke perusahaan dan dari perusahaan ke toko adalah pembayaran dengan tempo yaitu setelah terjadi transaksi pembelian dibutuhkan waktu untuk melakukan pembayaran. Pembayaran dari perusahaan kepada pemasok dilakukan paling cepat dua minggu dan paling lama satu bulan untuk mitra kelompok tani, dan pembayaran langsung untuk petani perorangan. Apabila jumlah paprika yang diminta banyak maka biasanya pembayarannya pun sedikit lama, tetapi jika jumlah paprika yang diminta sedikit maka pembayarannya pun bisa lebih cepat. Sementara pembayaran yang dilakukan dari toko ke perusahaan dilakukan satu bulan setelah pengiriman barang dan dengan pembelian sistem putus, yaitu sayuran dan paprika yang tidak dibeli konsumen menjadi tanggungan pihak toko. Penetapan harga paprika yang dibeli perusahaan tergantung pada harga kesepakatan di awal. Kesepakatan antara perusahaan dengan kelompok tani Dewa Family, Sampurna Jaya, dan Pak Haji Said adalah harga mengikuti harga pasaran. Apabila harga paprika sedang naik maka harga untuk perusahaan juga ikut naik, dan sebaliknya apabila harga paprika sedang turun maka harga untuk perusahaan pun turun. Skema aliran uang yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 14.

34 86 Pemasok PT Momenta Agrikultura Supermarket, Ekspor, Hotel & Restaurant Tempo 2-4 minggu Tempo 1 bulan Gambar 14. Aliran Uang Komoditas Paprika di PT Momenta Agrikultura Pada aliran uang dalam rantai pasok paprika tersebut sudah efektif karena terjadi dari hilir ke hulu, namun efisiensinya kurang baik, karena dilihat dari jangka jangka waktu pembayaran dari ritel modern terhadap perusahaan pemasok adalah satu bulan. Sementara jangka waktu pembayaran dari perusahaan pemasok ke petani pemasok adalah 2-4 minggu. Hal tersebut berarti perusahaan pemasok harus mengeluarkan biaya investasi terlebih dahulu untuk membayar petani pemasok, karena petani membutuhkan dana yang cepat untuk proses produksi agar keberlangsungan pasokan kepada mitra dapat terjadi secara kontinyu. 4.6 Mengevaluasi Kinerja Pemasok dengan metode ANP Evaluasi pemasok dilakukan dengan mengumpulkan persepsi dari bagian pengadaan dan bagian pengepakan yang mengetahui mengenai kualitas, kuantitas, dan kontinuitas paprika yang dikirimkan mitra, serta lolyalitas mitra terhadap perusahaan. Evaluasi kinerja pemasok akan memudahkan perusahaan untuk menentukan strategi mengahadapi persaingan dalam meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan loyalitas berdasarkan dari pemilihan pemasok yang dapat dijadikan pemasok utama untuk jangka panjang.

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada pola pangan harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan

Lebih terperinci

Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang

Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang 107 Lampiran 1. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 17. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang 108 Lampiran 1. Denah Wilayah Desa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim 12 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya budidaya sayuran hidroponik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain adalah sistem pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelakupelaku dalam pengadaan paprika,

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang dilakukan pada saat magang meliputi kegiatan budidaya sayuran aeroponik dan DFT serta kegiatan pemasaran. Kegiatan budidaya tanaman sayuran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah, Letak Wilayah Administratif dan Letak Geografis PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya di bidang sayuran

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) LAMPIRAN 201 Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2009-2025 Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2009 2010 2011

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH S u w a n d i DASAR PEMIKIRAN Bawang merah merupakan salah satu komoditi strategis dan ekonomis untuk pemenuhan

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan penting di dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya di negaranegara sedang berkembang yang

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

8.2. PENDEKATAN MASALAH

8.2. PENDEKATAN MASALAH jeruk impor di Indonesia saat ini menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah. Jeruk impor sudah sampai ke lokasi konsumen di sentra produksi jeruk nusantara dengan harga yang lebih murah daripada jeruk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 4  Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar pada perekonomian negara Indonesia. Salah satu andalan perkebunan Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR.... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah.... 8 1.3.Perumusan

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN

IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN A. STRUKTUR JARINGAN RANTAI PASOKAN A.1 Anggota Rantai Pasokan dan Aliran Komoditas Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK

IV. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK 43 IV. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK 4.1. Struktur Rantai Pasok Kopi Organik Aceh Tengah Struktur Rantai pasok kopi organik di Aceh tengah terdiri atas beberapa tingkatan pelaku mulai dari petani, prosesor,

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Amazing Farm, Kebun Cikahuripan, Kampung Pojok, Desa Cikahuripan RT 5 RW 1, Kecamatan Lembang, Bandung - Jawa Barat, mulai bulan Maret

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah) 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian selama ini memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA Perencanaan pengadaan persediaan tuna tahun 2010 didasarkan kepada proyeksi permintaan hasil ramalan metode peramalan time series terbaik yaitu dekomposisi aditif.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Semarang memiliki potensi yang besar dari sektor pertanian untuk komoditas sayuran. Keadaan topografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 40 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan. PT. Millenium Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pengolahan biji plastik yang berdiri pada tanggal 29 Juni 1980 di daerah

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Letak Geografis dan Iklim

PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Letak Geografis dan Iklim 19 PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Parung Farm merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang agribisnis sayuran. Parung Farm mengawali usaha pada November 1998 dengan melakukan pelatihan budidaya

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 ABSTRAK Horenso merupakan produk yang bernilai jual tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hortikultura tergolong sebagai komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi (high value commodity). Kontribusi sub sektor hortikultura pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Ananda Oktaria 1,Marlinda Apriyani 2, Cholid Fatih 3 Mahasiswa 1, Dosen Politeknik Negeri Lampung 1 2, Dosen Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan bahan pangan adalah ketersediaan bahan pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi domestik, perdagangan dan bantuan. Ketersediaan

Lebih terperinci

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama.

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama. Hasil Wawancara Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama. Hasil wawancara telah kami ringkas dan padatkan menjadi beberapa paragraf yang dapat dilihat dibawah ini

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas.

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas. BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Secara administratif Kabupaten Semarang terbagi menjadi 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. Batas-batas Kabupaten Semarang adalah

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Rantai Pasokan Buah Naga 1. Sasaran Rantai Pasok Sasaran rantai pasok merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah rantai pasok. Ada dua sasaran rantai

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Cabai Merah Keriting Cabai merah keriting atau lombok merah (Capsicum annum, L) merupakan tanaman hortikultura sayur sayuran semusim untuk rempah-rempah yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu

BAB III OBJEK PENELITIAN. Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu III.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bumi Maestroayu merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang importir penyedia

Lebih terperinci

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB 4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS 4.1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis Rantai pasok buah manggis untuk pasar ekspor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibentuk pada tahun 2007. Koperasi Bina Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Bandung, penulis di tempatkan di bagian Akuntansi dan Komputer tepatnya di

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Bandung, penulis di tempatkan di bagian Akuntansi dan Komputer tepatnya di BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung, penulis di tempatkan di bagian Akuntansi dan Komputer

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan pertanian hortikultura meliputi tanaman sayuran dan buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obatobatan ditumbuhkembangkan menjadi agribisnis dalam rangka memanfaatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. segar yang merupakan barang dagang end user bagi konsumen. Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. segar yang merupakan barang dagang end user bagi konsumen. Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah kajian mengenai manajemen persediaan buahbuahan segar yang merupakan barang dagang end user bagi konsumen.

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari hobi Bapak Arifin berolahraga, lalu muncul ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Pola Kemitraan Usaha Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci