Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang"

Transkripsi

1 107 Lampiran 1. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 17. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang

2 108 Lampiran 1. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 17. Denah Wilayah Desa Kayuambon Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang

3 109 Lampiran 2. Denah PT Momenta Agrikultura Kebun Kayuambon Denah PT Momenta Agrikultura Kebun Kayuambon Mushola Green House wc Area Parkir Ruang Tamu Kantor Packing House Green House Green House Green House Green House Green House Green House Jl. Kayuambon Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

4 110 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden 1. Perbandingan Berpasangan Kriteria dengan Mempertimbangkan Kontrol Tujuan Loyalitas / /5 1/3 1 4 Loyalitas 1/7 1/5 ¼ 1 Loyalitas /3 1/3 1 5 Loyalitas 1/7 1/5 1/5 1 Loyalitas / /3 ½ 1 4 Loyalitas 1/7 1/5 ¼ 1 2. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Loyalitas /4 1 3 Loyalitas 1/5 1/3 1 Loyalitas /3 1 3 Loyalitas 1/7 1/3 1 Loyalitas /3 1 5 Loyalitas 1/7 1/5 1

5 111 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) b. Loyalitas 1 3 1/4 1/3 1 1/6 Loyalitas Loyalitas 1 2 1/3 1/2 1 1/4 Loyalitas Loyalitas 1 3 1/3 1/3 1 1/5 Loyalitas c. Loyalitas 1 1/4 1/ /3 Loyalitas Loyalitas 1 1/3 1/ /3 Loyalitas Loyalitas 1 1/4 1/ /2 Loyalitas 6 2 1

6 112 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) d. Loyalitas Loyalitas 1 1/3 1/ / Loyalitas 1 1/3 1/6 3 1 ¼ Loyalitas 1 1/4 1/5 4 1 ½ Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/3 1/6 Pemasok ¼ Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/2 1/7 Pemasok /5 Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok /7 Pemasok /7 Pemasok

7 113 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) b. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/4 1/7 Pemasok /3 Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/3 1/7 Pemasok /5 Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/2 1/6 Pemasok ¼ Pemasok c. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/5 1 3 Pemasok 3 1/7 1/3 1 Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/9 1 1/3 Pemasok 3 1/7 3 1 Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/7 1 1/3 Pemasok 3 1/5 3 1

8 114 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) d. Loyalitas Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/9 1 1/7 Pemasok 3 1/3 7 1 Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/7 1 1/7 Pemasok Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/9 1 1/6 Pemasok Perbandingan Berpasangan antar Kriteria Terhadap Alternatif a. Pemasok 1 Pemasok 1 Loyalitas 1 1/5 1/7 1/ /3 1/ Loyalitas Pemasok 1 Loyalitas 1 1/3 1/6 1/ /5 1/ Loyalitas 5 3 ½ 1 Pemasok 1 Loyalitas 1 1/5 1/7 1/ /5 1/ Loyalitas

9 115 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) b. Pemasok 2 Pemasok 2 Loyalitas 1 1/ /3 1/5 1 2 Loyalitas ¼ 1/6 1/2 1 Pemasok 2 Loyalitas 1 1/ ¼ 1/6 1 3 Loyalitas ¼ 1/6 1/3 1 Pemasok 2 Loyalitas /5 1/5 1 3 Loyalitas 1/7 1/7 1/3 1 c. Pemasok 3 Pemasok 3 Loyalitas / /5 1/3 1 1 Loyalitas 1/3 1/3 1 1 Pemasok 3 Loyalitas / /3 1/5 1/3 1 1/3 Loyalitas 1/ Pemasok 3 Loyalitas ¼ /6 1/4 1 1/3 Loyalitas 1/5 1/2 3 1

10 116 Lampiran 4. Matriks Hasil Penilaian yang Telah Dirata-ratakan dengan Rataan Geometrik Menggunakan 1. Rata-rata Perbandingan Berpasangan Kriteria dengan Kontrol Tujuan Loyalitas Vektor Prioritas 1 1,8171 3, , , , , ,2809 0, ,3088 0, Loyalitas 0,1428 0,2 0, , λ = 4,019 CI = 0,006 CR = 0,0399 Ket: Konsisten 2. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Kriteria Loyalitas Vektor rioritas , , , Loyalitas 0,143 0, , λ = 3,009 CI = 0,0045 CR = 0,0425 Ket: Konsisten b. Kriteria Loyalitas Vektor rioritas 1 2, , , , Loyalitas 0,255 4, , λ = 3,003 CI = 0,0015 CR = 0,0341 Ket: Konsisten c. Kriteria Loyalitas Vektor Prioritas 1 0,2750 0,1883 0, , ,3813 0, Loyalitas 5,313 2, , λ = 3,00067 CI = 0,0003 CR = 0,0367 Ket: Konsisten d. Kriteria Loyalitas Loyalitas Vektor Prioritas 1 0,3026 0,1682 0, ,30 1 0,2924 0, ,944 3, , λ = 3,0007 CI = 0,00035 CR = 0,0443 Ket: Konsisten

11 117 Lampiran 4. Matriks Hasil Penilaian yang Telah Dirata-ratakan dengan Rataan Geometrik (Lanjutan) Menggunakan 3. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok 1 1 0,5503 0,1504 0, Pemasok 2 0, ,1926 0, Pemasok 3 6,623 5, , λ = 3,0006 CI = 0,0003 CR = 0,0131 Ket: Konsisten b. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok 1 1 0,3467 0,1374 0, Pemasok 2 1, ,2554 0, Pemasok 3 6,257 4, , λ = 3,002 CI = 0,001 CR = 0,0207 Ket: Konsisten c. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok ,5934 0, Pemasok 2 0, ,6929 0, Pemasok 3 0,147 1, , λ = 3,0009 CI = 0,0004 CR = 0,0031 Ket: Konsisten d. Loyalitas Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok 1 1 8,2768 1,4422 0, Pemasok 2 0, ,1503 0, Pemasok 3 0,693 6, , λ = 3,0013 CI = 0,0006 CR = 0,0023 Ket: Konsisten 4. Perbandingan Berpasangan antar Kriteria Terhadap Alternatif a. Pemasok 1 Pemasok 1 Loyalitas Vektor rioritas 1 0,2370 0,1506 0,1684 0, , ,2370 0,2645 0, ,667 4, ,2600 0, Loyalitas 5,952 3,774 0, , CR = 0,0472

12 118 Lampiran 4. Matriks Hasil Penilaian yang Telah Dirata-ratakan dengan Rataan Geometrik (Lanjutan) Menggunakan b. Pemasok 2 Pemasok 2 Loyalitas Vektor rioritas 1 0,4053 3,9149 4,8203 0, , ,3133 6,3164 0, ,179 0, ,6207 0, Loyalitas 0,143 0,199 0, , CR = 0,0462 c. Pemasok 3 Pemasok 3 Loyalitas Vektor rioritas 1 3,3019 5,3133 4,2172 0, , ,3019 1,2595 0, ,237 0, ,4804 0, Loyalitas 0,322 1,709 2, , CR = 0,0194 Keterangan : CR merupakan angka Consistency Ratio yang harus mempunyai nilai dibawah 0,10. Jika CR dibawah 0,10 menunjukkan bahwa hasil pendapat dalam matriks konsisten.

13 109 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden 1. Perbandingan Berpasangan Kriteria dengan Mempertimbangkan Kontrol Tujuan Loyalitas / /5 1/3 1 4 Loyalitas 1/7 1/5 ¼ 1 Loyalitas /3 1/3 1 5 Loyalitas 1/7 1/5 1/5 1 Loyalitas / /3 ½ 1 4 Loyalitas 1/7 1/5 ¼ 1 2. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Loyalitas /4 1 3 Loyalitas 1/5 1/3 1 Loyalitas /3 1 3 Loyalitas 1/7 1/3 1 Loyalitas /3 1 5 Loyalitas 1/7 1/5 1

14 110 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) b. Loyalitas 1 3 1/4 1/3 1 1/6 Loyalitas Loyalitas 1 2 1/3 1/2 1 1/4 Loyalitas Loyalitas 1 3 1/3 1/3 1 1/5 Loyalitas c. Loyalitas 1 1/4 1/ /3 Loyalitas Loyalitas 1 1/3 1/ /3 Loyalitas Loyalitas 1 1/4 1/ /2 Loyalitas 6 2 1

15 111 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) d. Loyalitas Loyalitas 1 1/3 1/ / Loyalitas 1 1/3 1/6 3 1 ¼ Loyalitas 1 1/4 1/5 4 1 ½ Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/3 1/6 Pemasok ¼ Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/2 1/7 Pemasok /5 Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok /7 Pemasok /7 Pemasok

16 112 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) b. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/4 1/7 Pemasok /3 Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/3 1/7 Pemasok /5 Pemasok Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 1 1 1/2 1/6 Pemasok ¼ Pemasok c. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/5 1 3 Pemasok 3 1/7 1/3 1 Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/9 1 1/3 Pemasok 3 1/7 3 1 Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/7 1 1/3 Pemasok 3 1/5 3 1

17 113 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) d. Loyalitas Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/9 1 1/7 Pemasok 3 1/3 7 1 Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/7 1 1/7 Pemasok Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok Pemasok 2 1/9 1 1/6 Pemasok Perbandingan Berpasangan antar Kriteria Terhadap Alternatif a. Pemasok 1 Pemasok 1 Loyalitas 1 1/5 1/7 1/ /3 1/ Loyalitas Pemasok 1 Loyalitas 1 1/3 1/6 1/ /5 1/ Loyalitas 5 3 ½ 1 Pemasok 1 Loyalitas 1 1/5 1/7 1/ /5 1/ Loyalitas

18 114 Lampiran 3. Matriks Hasil Perbandingan Berpasangan Responden (Lanjutan) b. Pemasok 2 Pemasok 2 Loyalitas 1 1/ /3 1/5 1 2 Loyalitas ¼ 1/6 1/2 1 Pemasok 2 Loyalitas 1 1/ ¼ 1/6 1 3 Loyalitas ¼ 1/6 1/3 1 Pemasok 2 Loyalitas /5 1/5 1 3 Loyalitas 1/7 1/7 1/3 1 c. Pemasok 3 Pemasok 3 Loyalitas / /5 1/3 1 1 Loyalitas 1/3 1/3 1 1 Pemasok 3 Loyalitas / /3 1/5 1/3 1 1/3 Loyalitas 1/ Pemasok 3 Loyalitas ¼ /6 1/4 1 1/3 Loyalitas 1/5 1/2 3 1

19 115 Lampiran 4. Matriks Hasil Penilaian yang Telah Dirata-ratakan dengan Menggunakan Rataan Geometrik 1. Rata-rata Perbandingan Berpasangan Kriteria dengan Kontrol Tujuan Loyalitas Vektor Prioritas 1 1,8171 3, , , , , ,2809 0, ,3088 0, Loyalitas 0,1428 0,2 0, , λ = 4,019 CI = 0,006 CR = 0,0399 Ket: Konsisten 2. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Kriteria Loyalitas Vektor Prioritas , , , Loyalitas 0,143 0, , λ = 3,009 CI = 0,0045 CR = 0,0425 Ket: Konsisten b. Kriteria Loyalitas Vektor Prioritas 1 2, , , , Loyalitas 0,255 4, , λ = 3,003 CI = 0,0015 CR = 0,0341 Ket: Konsisten c. Kriteria Loyalitas Vektor Prioritas 1 0,2750 0,1883 0, , ,3813 0, Loyalitas 5,313 2, , λ = 3,00067 CI = 0,0003 CR = 0,0367 Ket: Konsisten d. Kriteria Loyalitas Loyalitas Vektor Prioritas 1 0,3026 0,1682 0, ,30 1 0,2924 0, ,944 3, , λ = 3,0007 CI = 0,00035 CR = 0,0443 Ket: Konsisten

20 116 Lampiran 4. Matriks Hasil Penilaian yang Telah Dirata-ratakan dengan Menggunakan Rataan Geometrik (Lanjutan) 3. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok 1 1 0,5503 0,1504 0, Pemasok 2 0, ,1926 0, Pemasok 3 6,623 5, , λ = 3,0006 CI = 0,0003 CR = 0,0131 Ket: Konsisten b. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok 1 1 0,3467 0,1374 0, Pemasok 2 1, ,2554 0, Pemasok 3 6,257 4, , λ = 3,002 CI = 0,001 CR = 0,0207 Ket: Konsisten c. Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok ,5934 0, Pemasok 2 0, ,6929 0, Pemasok 3 0,147 1, , λ = 3,0009 CI = 0,0004 CR = 0,0031 Ket: Konsisten d. Loyalitas Loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Vektor Prioritas Pemasok 1 1 8,2768 1,4422 0, Pemasok 2 0, ,1503 0, Pemasok 3 0,693 6, , λ = 3,0013 CI = 0,0006 CR = 0,0023 Ket: Konsisten 4. Perbandingan Berpasangan antar Kriteria Terhadap Alternatif a. Pemasok 1 Pemasok 1 Loyalitas Vektor Prioritas 1 0,2370 0,1506 0,1684 0, , ,2370 0,2645 0, ,667 4, ,2600 0, Loyalitas 5,952 3,774 0, , CR = 0,0472

21 117 Lampiran 4. Matriks Hasil Penilaian yang Telah Dirata-ratakan dengan Menggunakan Rataan Geometrik (Lanjutan) b. Pemasok 2 Pemasok 2 Loyalitas Vektor Prioritas 1 0,4053 3,9149 4,8203 0, , ,3133 6,3164 0, ,179 0, ,6207 0, Loyalitas 0,143 0,199 0, , CR = 0,0462 c. Pemasok 3 Pemasok 3 Loyalitas Vektor Prioritas 1 3,3019 5,3133 4,2172 0, , ,3019 1,2595 0, ,237 0, ,4804 0, Loyalitas 0,322 1,709 2, , CR = 0,0194 Keterangan : CR merupakan angka Consistency Ratio yang harus mempunyai nilai dibawah 0,10. Jika CR dibawah 0,10 menunjukkan bahwa hasil pendapat dalam matriks konsisten.

22 118 Lampiran 5. Data Hasil Dokumentasi Lapangan Gambar 19. Keadaan Tempat Penelitian

23 119 Lampiran 5. Data Hasil Dokumentasi Lapangan(Lanjutan) Gambar 20. Keadaan Kebun Paprika dan Gudang Pengepakan Milik Pemasok Dewa Family

24 120 Lampiran 5. Data Hasil Dokumentasi Lapangan (Lanjutan) Gambar 21. Keadaan Kebun Paprika Milik Pemasok Sampurna Jaya

25 121 Lampiran 5. Data Hasil Dokumentasi Lapangan (Lanjutan) Gambar 22. Keadaan Kebun Paprika Milik Pemasok Pak Haji Said Gambar 23. Paprika A yang Dipasok ke PT Momenta Agrikultura

26 122 Lampiran 5. Data Hasil Dokumentasi Lapangan (Lanjutan) Gambar 24. Paprika yang Terkena Hama Thrips dan Penyakit Daun

27 Lampiran 6. Panduan Wawancara PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN KONSISTENSI PASOKAN DALAM MANAJEMEN PENGADAAN PAPRIKA (Capsicum annuum L) (Studi Kasus di PT Momenta Agrikultura, Kayuambon, Lembang, Kabupaten Bandung) Nama Mahasiswa : Dirta Mardania Harsi NPM : Jurusan : Agribisnis Hal : Pemilihan Mitra Pemasok Dalam Manajemen Pengadaan Paprika (Capsicum Annuum L) (Studi Kasus di PT Momenta Agrikultura, Kayuambon, Lembang, Kabupaten Bandung) Sumber Informasi : Informan 1. Petunjuk Wawancara untuk Pihak PT Momenta Agrikultura A. Data Informan 1. Nama : 2. Jabatan : B. Profil PT Momenta Agrikultura 1. Bagaimana sejarah PT Momenta Agrikultura didirikan? 2. Berapa jumlah pegawai PT Momenta Agrikultura saat ini? 3. Berapa jumlah mitra pemasok dari PT Momenta Agrikultura? 4. Bagaimana alur pengelolaan pengadaan paprika di PT Momenta Agrikultura? C. Distribusi dan Pemasaran 1. Bagaimana alur kerja PT Momenta Agrikultura dalam memasok paprika ke hotel, ritel modern, restoran, dan untuk ekspor? 123

28 124 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) 2. Bagaimana proses pembelian paprika dari pemasok? 3. Siapa saja konsumen paprika PT Momenta Agrikultura? 4. Bagaimana proses alur distribusi paprika dari petani hingga konsumen akhir? 5. Kapan paprika dari petani mitra didistribusikan? 6. Bagaimana proses penetapan harga paprika dari ritel modern dan penetapan harga untuk petani yang tergabung dalam petani mitra? 7. Bagaimana ukuran/standar paprika yang diinginkan ritel modern dan pasar ekspor? 8. Berapa frekuensi PT Momenta Agrikultura memasok paprika ke ritel modern? 9. Berapa harga jual paprika untuk pasar lokal dan ekspor? 10. Berapa harga beli paprika dari petani mitra? 11. Berapa persen paprika yang didistribusikan ke daerah Bandung, Jakarta, dan Ekspor? 12. Berapa persen paprika yang didistribusikan ke konsumen berupa hotel? 13. Berapa persen paprika yang didistribusikan ke konsumen berupa restoran? 14. Berapa persen paprika yang didistribusikan ke konsumen berupa ritel modern? 15. Biaya apa saja yang dikeluarkan untuk pendistribusian paprika ke ritel modern? D. Pasca Panen 1. Apa saja jenis paprika yang paling banyak disukai konsumen/mendapat banyak permintaan? 2. Apa saja aktivitas yang dilakukan PT Momenta Agrikultura setelah paprika dikirim dari petani mitra? 3. Apakah dilakukan sortasi dan grading lagi terhadap paprika yang dipasok oleh petani mitra? 4. Bagaimana proses pengemasan komoditas paprika untuk didistribusikan ke ritel modern? 5. Berapa jumlah tenaga kerja dan upahnya dalam proses pengemasan, sortasi, dan grading?

29 125 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) 6. Berapa rata-rata volume paprika yang diminta pasar? 7. Siapakah/bagian apa yang melakukan pengiriman paprika ke pasar? 8. Berapakah waktu yang diperlukan dalam proses pengiriman paprika ke pasar? E. Kemitraan 1. Bagaimana penentuan kerjasama antara PT Momenta Agrikultura dengan petani mitra? 2. Apa saja bentuk-bentuk perjanjian antara perusahaan dengan petani mitra? 3. Bagaimana cara pembayaran yang dilakukan oleh PT Momenta Agrikultura terhadap petani mitra untuk komoditas paprika lokal maupun ekspor? 4. Bagaimana cara pembayaran yang dilakukan PT Momenta Agrikultura kepada petani mitra? 5. Berapa lama jangka waktu pembayaran dari ritel modern/eksportir kepada PT Momenta Agrikultura? 6. Berapa lama jangka waktu pembayaran dari PT Momenta Agrikultura kepada petani? 7. Bagaimana standar kualitas yang ditetapkan PT Momenta Agrikultura terhadap petani mitra? 8. Apakah PT Momenta Agrikultura memberikan informasi terkait perkembangan harga dan kualitas yang ditetapkan oleh ritel modern? 9. Apakah PT Momenta Agrikultura melakukan pengendalian pola tanam terhadap budidaya paprika dari petani? 10. Apakah PT Momenta Agrikultura melakukan pengendalian kualitas sebelum panen terhadap produksi paprika dari petani? 11. Berapa jumlah paprika yang dipenuhi pemasok setiap kali order? 12. Berapa frekuensi pengiriman paprika dari pemasok dalam 1 minggu? 13. Bagaimana cara PT Momenta Agrikultura mengontrol tingkat kematangan paprika untuk menentukan waktu panen dari produksi petani mitra?

30 126 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) 2. Petunjuk Wawancara untuk Petani Pemasok Paprika A. Profil Responden 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Usia : 4. Pendidikan terakhir : B. Jaringan Rantai Pasokan 1. Lokasi petani paprika? 2. Berapa luas lahan garapan/ banyaknya green house? 3. Berapa kapasitas produksi untuk sekali produksi paprika? 4. Berapa kapasitas pengiriman untuk sekali mengirim paprika? 5. Berapa harga jual paprika yang di tetapkan? C. Proses Budidaya 1. Jenis paprika apa saja yang dibudidayakan? 2. Bagaimana teknik penanaman paprika yang dilakukan? 3. Bagaimana pemeliharan tanaman paprika yang dilakukan (pemupukan, pengairan, pengajiran)? 4. Hama dan penyakit apa saja yang biasanya muncul dalam proses budidaya paprika? 5. Bagaimana teknik pengendalian hama dan penyakit pada paprika? 6. Bagaimana proses pemanenan paprika yang dilakukan? 7. Kriteria yang digunakan dalam memanen paprika? 8. Bagaimana teknik pembersihan paprika yang dilakukan? 9. Bagaimana sortasi dan grading paprika yang dilakukan? 10. Bagaimana pengemasan paprika yang dilakukan? 11. Bagaimana penyimpanan paprika yang dilakukan? 12. Bagaimana pengangkutan paprika yang dilakukan?

31 127 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) D. Pemasaran 1. Bagaiman cara menyalurkan hasil panen? 2. Apakah hasil panen disalurkan langsung ke pasar atau ke pengumpul? 3. Berapa harga jual yang ditetapkan untuk paprika? 4. Bagaimana sistem pembayaran atas hasil panen yang telah dijual? E. Kemitraan dengan PT Momenta Agrikultura 1. Sejak kapan bermitra dengan PT Momenta Agrikultura? 2. Bagaimana pola kemitraan yang dijalankan? 3. Apa keputusan untuk bermitra dengan perusahaan tersebut? 4. Apa saja bentuk-bentuk perjanjian antara petani pemasok dan perusahaan? 5. Apa manfaat dengan adanya kemitraan dengan perusahaan? 3. Pemilihan Alternatif Pemasok Terbaik Dalam kuesioner ini, Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan antara kriteria dan seberapa pengaruhnya alternatif pemasokpemasok komoditas paprika di PT Momenta Agrikultura. Tentang skala penilaian dan cara menilainya, dapat dijelaskan sebagai berikut: Skala Banding Berpasangan Intensitas Pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemem menyumbang sama besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya 5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting daripada elemen lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya

32 128 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat pada praktik Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i - Bentuk perbandingan berpasangan: Faktor X Faktor Y Skala bagian kiri digunakan jika faktor X mempunyai tingkat kepentingan di atas faktor Y. Skala bagian kanan digunakan jika faktor Y mempunyai tingkat kepentingan di atas faktor X. Penilaian Perbandingan Berpasangan 1. Perbandingan Berpasangan Kriteria dengan Mempertimbangkan Kontrol Tujuan Tujuan Evaluasi Kinerja Pemasok Kriteria Loyalitas Alternatif Pemasok 1 Pemasok 1 Pemasok 1

33 129 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) Loyalitas Loyalitas Loyalitas 2. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Loyalitas Loyalitas b. c. Loyalitas

34 130 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) c. Loyalitas Loyalitas d. Loyalitas 3. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Mempertimbangkan Kriteria a. Penilaian alternatif pada kriteria kualitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 1 Pemasok 3 Pemasok 2 Pemasok 3 b. Penilaian alternatif pada kriteria kuantitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 1 Pemasok 3 Pemasok 2 Pemasok 3

35 131 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) c. Penilaian alternatif pada kriteria kontinuitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 1 Pemasok 3 Pemasok 2 Pemasok 3 d. Penilaian alternatif pada kriteria loyalitas Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 1 Pemasok 3 Pemasok 2 Pemasok 3 4. Perbandingan Berpasangan antar Kriteria Terhadap Alternatif a. Pemasok 1 Loyalitas Loyalitas Loyalitas b. Pemasok 2

36 132 Lampiran 6. Panduan Wawancara (Lanjutan) Loyalitas Loyalitas Loyalitas c. Pemasok 3 Loyalitas Loyalitas Loyalitas

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada pola pangan harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain adalah sistem pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelakupelaku dalam pengadaan paprika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian PT Momenta Agrikultura adalah salah satu perusahaan pemasok paprika. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR.... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah.... 8 1.3.Perumusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim 12 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya budidaya sayuran hidroponik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN 105 LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan Thesis mengenai Desain rantai pasok agroidustri kopi organik di Aceh tengah untuk optimalisasi balancing risk oleh Arie

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Penelitian Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya peneliti membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :...

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :... Lampiran 1. Untuk Petani Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Buah Naga di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur oleh Rini Yuli Susanti (20140430295),Mahasiswa

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah: IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Teknologi (BPT) Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang terletak di Jalan Darmaga Timur Bojongpicung, Cihea,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertaniannya langsung kepada pedagang pengecer dan konsumen. Di dalam

I. PENDAHULUAN. pertaniannya langsung kepada pedagang pengecer dan konsumen. Di dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Petani produsen di Indonesia tidak biasa memasarkan produk hasil pertaniannya langsung kepada pedagang pengecer dan konsumen. Di dalam sistem agribisnis di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur 113 Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran Tujuan Kajian Kegiatan Kajian Tipe dan Sumber Data Teknik Pengolahan Data Target Output (Keluaran) Tujuan 1 Menganalisis kelayakan sederhana dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi perusahaan berada di Jalan Taman Srinindito VII/1 Semarang. Perusahaan ini

Lebih terperinci

KUESIONER PEMILIHAN SUBKRITERIA PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER

KUESIONER PEMILIHAN SUBKRITERIA PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER KUESIONER PEMILIHAN SUBKRITERIA PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER Nama : Jabatan : Umur : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian tugas akhir saya yang berjudul Pengukuran Kinerja

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster 43 Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Klaster 44 Lampiran 1 Usahatani Jahe Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Non Klater 45 Lampiran 2. Output Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) dimana sektor pertanian menduduki posisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada di peringkat 55 dari 134 negara, menurun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

KUISIONER. 1. Apakah Anda membudidayakan koro pedang selama 1 tahun terakhir? ( ) Ya ( ) Tidak

KUISIONER. 1. Apakah Anda membudidayakan koro pedang selama 1 tahun terakhir? ( ) Ya ( ) Tidak Lampiran 1. Kuisioner Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat Dengan hormat, Saya mahasiswa dari UNIKA Soegijapranata Semarang, saat ini sedang melakukan penelitian yang merupakan salah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT Saung Mirwan melihat bahwa sayuran Edamame merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek yang cerah. Peluang pasar luar dan dalam negeri

Lebih terperinci

AHP (Analytical Hierarchy Process)

AHP (Analytical Hierarchy Process) AHP (Analytical Hierarchy Process) Pengertian Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung 47 4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung Rantai pasok jagung merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan pada sentra jagung, pedagang atau pengumpul, pabrik tepung jagung, hingga

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell,

Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk ke dalam jenis hortikultura sayuran yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor hortikultura Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci

5. STA CIGOMBONG KABUPATEN CIANJUR

5. STA CIGOMBONG KABUPATEN CIANJUR 5. STA CIGOMBONG KABUPATEN CIANJUR Nama Alamat Pengelola Kontak person Telp/Fax Komoditi Penanggung Jawab Operasional : STA Cigombong : Jl. Raya Cigombong Ciherang No 71 Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur,

Lebih terperinci

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Ananda Oktaria 1,Marlinda Apriyani 2, Cholid Fatih 3 Mahasiswa 1, Dosen Politeknik Negeri Lampung 1 2, Dosen Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri FRANSISKA RATNAWATI 13 06 07336 PROGRAM

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dengan menggambarkan atau menjelaskan suatu obyek kelompok secara detail

METODE PENELITIAN. dengan menggambarkan atau menjelaskan suatu obyek kelompok secara detail III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan menggambarkan atau menjelaskan suatu obyek kelompok secara detail dan sesuai fakta di lapangan.

Lebih terperinci

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP , ANALISIS TATANIAGA SAYURAN KUBIS EKSPOR DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN Roma Kasihta Sinaga 1), Yusak Maryunianta 2), M. Jufri 3) 1) Alumni Program Studi Agribisnis FP USU,

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Amazing Farm, Kebun Cikahuripan, Kampung Pojok, Desa Cikahuripan RT 5 RW 1, Kecamatan Lembang, Bandung - Jawa Barat, mulai bulan Maret

Lebih terperinci

KUESIONER 7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat

KUESIONER 7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat Dengan hormat, Saya mahasiswa dari UNIKA Soegijapranata Semarang, saat ini sedang melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

. Lampiran 1. Perkembangan volume ekspor buah Volume Ekspor (Ton) 1 Nanas %

. Lampiran 1. Perkembangan volume ekspor buah Volume Ekspor (Ton) 1 Nanas % 48 . Lampiran 1. Perkembangan volume ekspor buah 2007-2011 NO KOMODITAS Volume Ekspor (Ton) 2007 2008 2009 2010 2011 Rata rata Pertumbuhan 2007 2011 1 Nanas 110.112 269.664 179.310 159.009 189.223 30%

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama NPM : 32412666 Jurusan Pembimbing : Fairuz Inanda

Lebih terperinci

8.2. PENDEKATAN MASALAH

8.2. PENDEKATAN MASALAH jeruk impor di Indonesia saat ini menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah. Jeruk impor sudah sampai ke lokasi konsumen di sentra produksi jeruk nusantara dengan harga yang lebih murah daripada jeruk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data 19 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Papua Barat. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Papua Barat sebagai wilayah yang mempunyai potensi sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

MANFAAT KEMITRAAN USAHA MANFAAT KEMITRAAN USAHA oleh: Anwar Sanusi PENYULUH PERTANIAN MADYA pada BAKORLUH (Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Prov.NTB) Konsep Kemitraan adalah Kerjasama antara usaha

Lebih terperinci

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas.

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas. BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Secara administratif Kabupaten Semarang terbagi menjadi 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. Batas-batas Kabupaten Semarang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

V. PEMODELAN SISTEM Pendekatan Sistem Analisis Sistem

V. PEMODELAN SISTEM Pendekatan Sistem Analisis Sistem V. PEMODELAN SISTEM 5.1. Pendekatan Sistem 5.1.1.Analisis Sistem Kegiatan awal dalam rantai pasok mangga gedong gincu adalah pemanenan. Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),

Lebih terperinci

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB

4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB 4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS 4.1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis Rantai pasok buah manggis untuk pasar ekspor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibentuk pada tahun 2007. Koperasi Bina Usaha

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Semarang memiliki potensi yang besar dari sektor pertanian untuk komoditas sayuran. Keadaan topografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan pertanian hortikultura. Setiap wilayah mempunyai karakteristik dan potensi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 ABSTRAK Horenso merupakan produk yang bernilai jual tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga

Lebih terperinci

KUESIONER. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Usahatani untuk Petani Mitra. Untuk Mengetahui Keragaan Usahatani Ubi Jalar Varietas AC dan Varietas Bogor

KUESIONER. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Usahatani untuk Petani Mitra. Untuk Mengetahui Keragaan Usahatani Ubi Jalar Varietas AC dan Varietas Bogor LAMPIRAN 221 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Usahatani untuk Petani Mitra KUESIONER Untuk Mengetahui Keragaan Usahatani Ubi Jalar Varietas AC dan Varietas Bogor Peneliti: Prastiwi H 34052805 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP

ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP Nama : Faiz Aisyah Zuraidah NPM : 32412690 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : 1. Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT. 2. Alsen Medikano,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyat dan visi yaitu pangan cukup, aman dan terjangkau bagi rakyat. Penjabaran dari visi dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Tabanan menunjukkan, produksi tomat kecamatan Baturiti pada tahun adalah sebesar 98% produksi kabupaten Tabanan.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Tabanan menunjukkan, produksi tomat kecamatan Baturiti pada tahun adalah sebesar 98% produksi kabupaten Tabanan. SN BB I PNHULUN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Tomat adalah komoditas yang tingkat produksinya paling

Lebih terperinci

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

I. GAMBARAN UMUM SL PHT HASIL MONITORING PUG PADA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2012 SL PHT PADA KELOMPOK TANI BUNGA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KELOMPOK TANI PASIR KELIKI KABUPATEN SUMEDANG I. GAMBARAN UMUM SL

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pedagang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Hortikultura Komoditas hortikultura termasuk produk yang mudah rusak (perishable product), dimana tingkat kerusakan dapat terjadi dari masa panen hingga pascapanen dan pada saat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.

METODE PENELITIAN. informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah ilmu yang berkaitan dengan tata cara metode pengumpulan data, analisa data,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya LAMPIRAN 54 55 Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Luas Lahan Luas Hutan Jumlah Pohon Pertanian (m²) Rakyat (m²) yang Dimiliki Desa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat LAMPIRAN 38 39 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Bln Tgl Kegiatan Lokasi Feb 15 Memperkenalkan diri kepada manajer dan karyawan PT JORO Melakukan observasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah, Letak Wilayah Administratif dan Letak Geografis PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya di bidang sayuran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015 PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER DAN PEMILIHAN SUPPLIER TAMBAHAN DI PT. SERDANG JAYA PERDANA, KECAMATAN TANDEM HILIR TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan 41 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu pengamatan yang bersifat spesifik dan

Lebih terperinci

Penanganan Hasil Pertanian

Penanganan Hasil Pertanian Penanganan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi FTP UB Penanganan Hasil Pertanian (1) Penanganan saat panen Penanganan segera setelah panen Penanganan pasca

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci