I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun
|
|
- Adi Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan pangan bagi penduduk Indonesia, penyumbang devisa negara di sektor non migas serta merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia. Sektor pertanian mengalami kenaikan pada Triwulan I-2010 jika dibandingkan dengan Triwulan-I 2008 dan Triwulan I Pada tahun 2008 sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 14,5 persen, yang kemudian pada tahun 2009 kontribusi yang diberikan sebesar 15,6 persen, yang pada akhirnya tahun 2010 kontribusi yang diberikan meningkat hingga 16,0 persen. Walaupun terjadi peningkatan dari tahun 2009 terhadap 2010, namun jumlah peningkatannya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan peningkatan dari tahun 2008 terhadap Struktur Produk Domestik Bruto (PDB) menurut Lapangan Usaha Triwulan-I pada tahun 2008 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun Lapangan Usaha Triw I 2008 Triw I 2009 Triw I-2010 (%) (%) (%) 1. Pertanian, Peternakan, 14,5 15,6 16,0 Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan 10, ,2 Penggalian 3. Industri Pengolahan 27, ,4 4. Listrik, Gas dan Air bersih 0,8 0,8 0,8 5. Konstruksi 8,5 9,6 10,0 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,0 13,3 13,9 7. Pengangkutan dan 6,3 6,4 6,2 Komunikasi 8. Keuangan, Real Estat dan 7,4 7,5 7,2 Jasa Keuangan 9. Jasa-jasa 9,7 9,8 9,3 Sumber : BPS, Badan Pusat Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I http: // [12 Agustus 2010].
2 Sektor pertanian sebagai pendukung perekonomian nasional Indonesia melalui sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan, oleh karena itu sektor pertanian perlu didukung dalam perkembangannya, agar sektor ini mempunyai peluang yang lebih besar. Indonesia sebagai salah satu negara yang beriklim tropis mempunyai potensi yang cukup besar untuk memanfaatkan peluang usaha di bidang hortikultura, melihat masih tersedianya lahan yang luas yang dapat dimanfaatkan. Pada sektor pertanian, hortikultura menempati posisi yang penting sebagai produk yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai komersial yang tinggi dan mempunyai peran strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian nomor 511 tahun 2006 komoditas yang termasuk tanaman hortikultura dan menjadi binaan Direktorat Jendral Hortikultura sangat banyak yaitu 323 jenis komoditas, terdiri dari buahbuahan 60 komoditas, sayur-sayuran 80 komoditas, biofarmaka 66 komoditas dan tanaman hias 117 komoditas. Tanaman hortikultura sayuran saat ini menjadi pilihan komoditas untuk petani yang berlahan sempit karena mempunyai umur tanam yang relatif lebih pendek dengan harga jual yang cukup baik, walaupun resiko kegagalannya relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya seperti padi, jagung, tebu, dan palawija. 2 Komoditas sayuran pada umumnya mudah rusak (perishable) dan dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya yang sering berfluktuasi menyebabkan penanganan komoditas sayuran harus benar-benar sesuai antara aspek produksi, distribusi dan konsumsi. Keragaman tanaman sayuran yang cukup banyak serta kecocokan karakteristik lahan dan wilayah yang luas memungkinkan bagi Indonesia untuk lebih mengembangkan komoditas sayuran. Salah satu komoditas sayuran yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tomat. Tomat termasuk dalam salah satu komoditas sayuran berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor 511 tahun 2006 (Lampiran 16). Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Tomat juga mengandung karbohidrat, protein, 2 Ditjen Hortikultura Gambaran Kinerja Makro Hortikultura. [2 Februari 2010]
3 lemak dan kalori. Tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan. Tomat merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Tomat mampu tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi serta cocok tumbuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia karena Indonesia mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup. Faktor pendukung lain adalah tanah Indonesia yang subur dan gembur serta curah hujan yang cukup yaitu sekitar milimeter per tahun (mm/tahun). Oleh karena itu, hampir setiap daerah di Indonesia mampu memproduksi tomat sehingga mendukung para petani untuk menanam tomat. 3 Jumlah ekspor tomat Indonesia mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya, namun pertumbuhan ekspor tomat Indonesia belum sebanding dengan jumlah impornya, oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi tomat dalam negeri untuk mengurangi volume impor tomat Indonesia. Tabel 2 memperlihatkan perkembangan volume ekspor dan impor komoditas tomat Indonesia serta nilainya pada periode 2003 hingga Tabel 2. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Komoditas Tomat Indonesia Tahun Tahun Jumlah (Kg) Nilai (US $) Ekspor Impor Ekspor Impor Sumber : Dirjen Hortikultura, Menurut Trisnawati dan Setiawan (2005), penamaan varietas yang beredar di masyarakat ada dua macam, yaitu penamaan yang tidak resmi dan penamaan yang resmi. Penamaan yang tidak resmi diberikan berdasarkan penampakan sosok tanaman dan buah secara sepintas, sedangkan penamaan resmi merupakan penamaan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Beberapa dasar yang diapakai untuk 3 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta Budidaya Tomat. Jakarta.litbank.deptan.go.id. [4 Februari 2010]. 4 Direktorat Jenderal Hortikultura Volume Ekspor dan Impor Komoditas Sayuran di Indonesia [9 Februari 2010].
4 membedakan varietas tomat diantaranya adalah bentuk buah, ketebalan daging, dan kandungan airnya. Berdasarkan bentuk atau penampilannya tomat digolongkan menjadi: (1) tomat ceri yang memiliki bentuk buah kecil-kecil sebesar kelereng, buahnya merah dan rasanya manis, (2) tomat apel yang bentuk buahnya bulat, kokoh dan agak keras, dan berwarna merah seperti buah apel, dan (3) tomat sayur dengan bentuk buah bulat pipih, dan mempunyai alur-alur yang jelas di dekat tangkainya serta lebih lunak. Jumlah produksi tomat pada tahun 2004 hingga tahun 2008 di beberapa Propinsi di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan. Penurunan produksi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pemeliharaan yang kurang baik oleh para petani yang menyebabkan hasil panen menurun, keterlambatan curah hujan, keterbatasan jumlah benih yang tersedia, adanya serangan hama dan penyakit, terjadinya bencana alam dan periode turunnya hujan yang tidak menentu. Perkembangan produksi dan produktivitas tomat dari tahun 2004 hingga 2008 dapat dilihat pada Tabel 3, dan data yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Tabel 3. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tomat Nasional Tahun No. Propinsi Indikator Jawa Barat Sumatera Utara Jawa Tengah Jawa Timur Sulawesi Utara Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas Sumber : Departemen Pertanian, Tahun ,66 25,48 20,25 24,46 26, ,0 20,6 21,34 18,91 18, ,33 11,68 11,93 11,96 15, ,05 12,78 13,35 10,07 12, ,84 9,63 10,57 11,65 12, ]. 5 Departemen Pertanian Produksi Tomat Nasional. [4 Februari
5 Sentra produksi tomat di Indonesia berada di Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara. Propinsi Jawa Barat merupakan propinsi dengan produksi tomat tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya (Tabel 3). Tingginya tingkat produksi tomat di Propinsi Jawa Barat disebabkan salah satunya adalah suhu dan kondisi lahan yang memang sesuai dengan syarat tumbuh tomat, sehingga tomat banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Jawa Barat. Jawa Barat memiliki potensi yang sangat baik untuk pengembangan komoditas tomat, salah satu wilayah yang berpotensi adalah Kabupaten Bandung. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka pada tahun 2008, menyatakan sentra produksi tomat di Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Hampir 40 persen produksi tomat di Jawa Barat berasal dari Kabupaten Bandung, menyusul kemudian Garut dengan kontribusi hampir 30 persen. Perkembangan produksi tomat di Kabupaten Bandung salah satunya didukung kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, diantaranya adalah pemanfaatan dan pengembangan potensi daerah sesuai sumber daya alam yang dimiliki. Pelaksanaan kebijakan ini adalah dengan mengembangkan sektor pertanian unggulan daerah yang merupakan merupakan salah satu kekuatan perekonomian daerah tersebut. Jumlah produksi tomat di beberapa Kabupaten yang berada di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi Tomat pada Beberapa Kabupaten di Jawa Barat pada Tahun 2007 No. Kabupaten Produksi (ton) 1 Bandung Garut Cianjur Sukabumi Tasikmalaya Majalengka Bogor Sumedang Kuningan Subang Purwakarta Ciamis 912 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat dalam Angka, 2008
6 Kecamatan Ciwidey merupakan salah satu daerah sentra produksi tomat di Kabupaten Bandung disamping Kecamatan Pangalengan, Pacet dan Paseh. Hal tersebut didukung oleh kondisi daerah Ciwidey yang terletak pada ketinggian kurang lebih 1100 meter di atas permukaan laut (mdpl), sesuai dengan syarat tumbuh tomat yang membutuhkan ketinggian mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi lebih dari 750 mdpl. Jumlah produksi tomat di Kecamatan Ciwidey mencapai ton pada tahun 2009, dibandingkan dengan jumlah produksi tomat di Kecamatan Pangalengan sebesar ton, memang angka produksi tomat di Kecamatan Ciwidey lebih kecil. Namun apabila dilihat dari sisi produktivitasnya Kecamatan Ciwidey produktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kecamatan Pangalengan, yaitu dengan produktivitas 21,66 ton per hektar. Jumlah produksi, luas panen dan produktivitas tomat dibeberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tomat pada Beberapa Kecamatan di Kabupaten Bandung Tahun 2009 No. Kecamatan Luas Panen Jumlah produksi Produktivitas (Ha) 1 Pangalengan ,36 2 Ciwidey ,66 3 Pacet ,46 4 Rancabali ,95 5 Paseh ,58 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, 2010 Kecamatan Ciwidey terdiri dari enam desa, yaitu Desa Panundaan, Desa Ciwidey, Desa Panyocokan, Desa Lebak Muncang, Desa Rawa Bogo, Desa Nengkelan, dan Desa Sukawening dengan luas wilayah masing-masing desa secara berturut-turut adalah 321 ha, 218 ha, 389 ha, 845 ha, 759 ha, 346 ha dan 700 ha. Desa Lebak Muncang merupakan salah satu desa dengan produksi tomat yang tinggi, hal dapat didukung karena Desa Lebak Muncang merupakan desa dengan wilayah terluas. Jenis tomat yang banyak dibudidayakan oleh para petani tomat di Desa Lebak Muncang adalah jenis tomat apel dengan ciri-ciri bentuk buahnya bulat, kokoh dan agak keras seperti buah apel dan cocok di tanam di
7 dataran tinggi. Desa Lebak Muncang terdapat lima Kelompok Tani (Poktan) yaitu Poktan Gemah Ripah dengan jumlah anggota 12 orang, Poktan Al-Hidayah dengan jumlah anggota 10 orang, Poktan Tani Mukti dengan jumlah anggota 16 orang, Poktan Mekar Saluyu dengan jumlah anggota 20 orang dan Poktan Sauyunan dengan jumlah anggota 18 orang. Kelompok Tani Mekar Saluyu adalah Kelompok Tani dengan jumlah anggota terbanyak yaitu 20 orang. 1.2 Perumusan Masalah Kecamatan Ciwidey khususnya Desa Lebak Muncang mempunyai peluang dalam pengembangan usahatani termasuk didalamnya adalah usahatani tomat apel, karena jenis tomat apel ini cocok di tanam di daerah dataran tinggi. Desa Lebak Muncang yang merupakan desa dengan wilayah paling luas di Kecamatan Ciwidey yaitu 845 hektar (Ha), yang dapat dijadikan suatu nilai tambah tersendiri untuk Desa Lebak Muncang dalam pengembangan usahatani tomat apel. Namun keberhasilan petani dalam peningkatan produksi tomat apel ternyata tidak serta merta meningkatkan pendapatan usahataninya, karena permasalahan yang dihadapi terkait dengan komoditas tomat apel salah satunya adalah fluktuasi harga. Pada beberapa bulan di awal tahun 2010 perubahan harga terhadap tomat apel cukup sering terjadi. Pada awal tahun yaitu bulan Januari hingga Februari harga tomat apel di tingkat eceran di Kabupaten Bandung berada pada kisaran harga Rp per kilogramnya, dan pada bulan Maret harga tomat melambung tinggi hingga Rp per kilogram. Fluktuasi terjadi pada Bulan Mei 2010, dimana pada awal bulan Mei, tepatnya pada dua minggu pertama harga tomat berkisar antara Rp per kilogram, kemudian mengalami penurunan pada minggu ketiga mencapai Rp per kilogram, dan meningkat kembali pada awal minggu ke empat bulan Mei yaitu dengan harga Rp 5000 per kilogram, yang kemudian menurun pada penghujung bulan Mei dengan harga Rp 3000 per kilogram 6. Data perubahan harga tomat apel pada tingkat petani hingga 6 Selamet Harga Tomat Capai per kilo. http: // jawabaratnews.com. [3 Juli 2010]
8 tingkat eceran yang terjadi di Kabupaten Bandung mulai dari tahun 2007 hingga 2010 dapat dilihat pada Lampiran 3. Kondisi harga yang tidak stabil atau fluktuasi harga merupakan salah satu fenomena pasar yang seringkali harus dihadapi oleh petani sayuran, termasuk didalamnya adalah petani tomat apel di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey. Kondisi fluktuasi harga tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah produksi yang tidak kontinyu, pengaruh musim yang tidak menentu, adanya bencana alam dan faktor-faktor lainnya. Kondisi naik turunnya harga tomat apel yang terjadi di Desa Lebak Muncang, tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah produksi tomat apel di daerah Desa Lebak Muncang saja, namun perubahan harga tersebut juga dipengaruhi oleh daerah-daerah lain sentra produksi tomat apel. Daerah-daerah yang cukup berpengaruh terhadap fluktuasi harga tomat di Kecamatan Ciwidey termasuk Desa Lebak Muncang diantaranya adalah Pangalengan, Garut, dan Lembang. Jumlah produksi yang melimpah pada daerah-daerah tersebut dapat berdampak pada penurunan harga tomat apel di Ciwidey dan Desa Lebak Muncang, karena sebagian besar tomat apel yang dihasilkan dijual ke pasar induk Caringin Bandung, begitu pula dengan tomat dari daerah Pangalengan, Garut dan Lembang. Walaupun musim tanam dan musim panen antar daerah berbeda, namun ketika produk yang dihasilkan dijual ke pasar Caringin, maka akan mempengaruhi kondisi harga di tempat lainnya, dan ketika musim panen datang bersamaan dari beberapa daerah, maka dampak penurunan harga akan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga membutuhkan waktu agar harga kembali pada kondisi normal. Kondisi tersebut akan berpengaruh kepada petani tomat termasuk petani tomat apel di Desa Lebak Muncang, karena apabila harga tomat apel di pasar Caringin rendah maka pedagang pengumpul (bandar) akan membeli tomat dari petani dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasar Caringin tersebut, karena Bandar menjual hasil panen tomat yang dibeli dari petani di Desa Lebak Muncang ke pasar Caringin. Tomat merupakan komoditas yang mudah rusak (perishable) dan petani tidak mempunyai teknologi untuk mengatasi hal tersebut, maka petani dengan terpaksa akan menerima harga jual yang berlaku pasar Caringin, walaupun harga
9 tersebut tidak menguntungkan bagi para petani. Adanya kondisi fluktuasi harga yang terjadi seperti ini dapat mempengaruhi kondisi pendapatan petani dari usahatani tomat, karena pada saat melakukan kegiatan produksi petani mengeluarkan biaya yang cukup besar. Namun, tidak jarang biaya produksi yang telah dikeluarkan tidak dapat tertutupi karena harga jual yang rendah dibandingkan dengan biaya produksinya. Oleh karena itu, untuk melihat dampak dari adanya fluktuasi harga terutama pada komoditas tomat apel, perlu adanya suatu analisis terhadap pendapatan petani dari usahatani tomat apel yang dilakukan. Analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usahatani tomat apel memberikan keuntungan untuk petani tomat baik petani anggota kelompok tani ataupun petani tomat non kelompok tani di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Selain dari adanya fluktuasi harga tomat apel, aktivitas usahatani termasuk didalamnya adalah penggunaan faktor produksi juga dapat mempengaruhi pendapatan usahatani. Penggunaan faktor produksi seperti penggunaan sumberdaya lahan, modal dan tenaga kerja perlu diperhatikan dalam proses produksi, agar tidak terjadi penggunaan yang berlebihan yang dapat merugikan petani dan menyebabkan tingkat produksi tidak optimal. Penggunaan yang berlebihan dari input-input produksi, misalnya penggunaan pestisida yang merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi di tingkat petani. Para petani termasuk petani tomat di Desa Lebak Muncang sebagian besar tidak memperhatikan aturan pakai penggunaan pestisida yang telah ditetapkan, petani menggunakan pestisida sesuai pengalaman ataupun sesuai dengan keinginan para petani sampai hama ataupun penyakit yang menyerang tanaman mati. Namun petani tidak menyadari bahwa penggunaan pestisida yang berlebihan selain dapat merugikan dari sisi finansial juga dapat merugikan kesehatan dan juga menghasilkan produksi yang tidak optimal. Mengacu pada uraian di atas, selain perlu adanya analisis pendapatan usahatani juga diperlukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tomat Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Analisis usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tomat apel ini dilakukan kepada petani tomat yang tergabung dalam kelompok tani Mekar Saluyu dan petani tomat yang tidak
10 tergabung dalam kelompok tani. Penelitian ini dilakukan kepada petani kelompok tani dan non kelompok tani karena adanya perbedaan penggunaan faktor-faktor produksi diantaranya adalah perbedaan penggunaan pestisida. Perbedaan penggunaan faktor produksi ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani tomat yang dilakukan oleh petani kelompok tani dan petani non kelompok tani. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain: 1) Bagaimana tingkat pendapatan usahatani tomat apel pada petani tomat kelompok tani dan non kelompok tani di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tomat apel pada petani tomat kelompok tani dan non kelompok tani di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menganalisis pendapatan usahatani tomat apel pada petani tomat kelompok tani dan non kelompok tani di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. 2) Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tomat apel pada petani tomat kelompok tani dan non kelompok tani di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keadaan usahatani tomat apel pada saat ini, khususnya di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait, antara lain :
11 1) Para petani tomat apel di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey agar dapat mengetahui tentang biaya produksi dan pendapatan usahatani tomat apel, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tomat apel, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan usahatani para petani tomat apel. 2) Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, agar dapat mengetahui kendala yang dihadapi oleh petani yang dapat menghambat perkembangan usahatani tomat apel di Daerah Ciwidey, yang merupakan salah satu sentra produksi tomat di Kabupaten Bandung. 3) Pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan tingkat pendapatan usahatani dan faktor-fakor yang mempengaruhi produksi tomat apel, agar dapat digunakan sebagai informasi awal. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya membahas tentang komoditas tomat apel yang dibudidayakan oleh petani di Desa Lebak Muncang. Objek penelitian untuk analisis usahatani adalah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mekar Saluyu dan petani non Kelompok Tani.
ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI USAHATANI TOMAT DI DESA LEBAK MUNCANG, KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG
ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI USAHATANI TOMAT DI DESA LEBAK MUNCANG, KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI WULANDARA SUJANA H34086099 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi wilayah (Badan Litbang Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 TUMBUH MENINGKAT 5,7 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN *
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pengembangan hortikultura yang ditetapkan oleh pemerintah diarahkan untuk pelestarian lingkungan; penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan; peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga
Lebih terperinciTahun Bawang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar
Lebih terperinciLapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian dengan daratannya yang subur dan didukung oleh iklim yang menguntungkan. Usaha pertanian, budidaya tanaman dan
Lebih terperinci30% Pertanian 0% TAHUN
PERANAN SEKTOR TERHADAP PDB TOTAL I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Julukan negara agraris yang kerap kali disematkan pada Indonesia dirasa memang benar adanya. Pertanian merupakan salah satu sumber kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian
Lebih terperinciBab 5 H O R T I K U L T U R A
Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan
Lebih terperincippbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya hidup pada sektor pertanian. Saat ini sektor pertanian sangat prospektif untuk dikembangkan, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian memiki arti penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Pemerintah telah menetapkan pertanian sebagai prioritas utama pembangunan di masa mendatang. Sektor
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 46/08/32/Th. XVII, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014 TAHUN 2014, PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 253.296 TON, CABAI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan penting di dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya di negaranegara sedang berkembang yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 55/08/Th. XVI, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 TUMBUH 5,81 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berkawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012
No. 27/05/72/Thn XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIV, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 TUMBUH 6,5 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha di bidang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.I, 15 Nopember 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2007 TUMBUH 0,7 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 27 / VIII / 16 Mei 2005 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PDB INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2005 TUMBUH 2,84 PERSEN PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2005 meningkat sebesar 2,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan masalah Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Paling tidak ada lima peran penting yaitu: berperan secara langsung dalam menyediakan kebutuhan pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi andalan bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah dilengkapi dengan iklim tropis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013
No. 45/08/72/Th. XVI, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011
No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 33/05/21/Th. VII, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012 PDRB KEPRI TRIWULAN I TAHUN 2012 TUMBUH 7,63 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan I tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga sering disebut sebagai negara agraris yang memiliki potensi untuk mengembangkan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan Indonesia sebagai komoditas khusus (special product) dalam forum perundingan Organisasi Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014
No. 63/08/Th. XVII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014 TUMBUH 5,12 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp, merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 % pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)
1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di sektor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 07/08/53/TH.XVI, 2 AGUSTUS PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR LAJU PEREKONOMIAN NTT TRIWULAN I - 5,42 % (Y on Y) atau 4,67 % (Q to Q) 5,42
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.24/05/33/Th.IV, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2010 PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh negara kita karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang digemari masyarakat. Komoditas ini terkenal karena rasanya yang manis dan aromanya yang khas 1. Selain itu wortel juga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2009 MENCAPAI 4,5 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. Sektor pertanian sampai
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 30/05/21/Th.VI, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011 PDRB KEPRI TRIWULAN I TAHUN 2011 TUMBUH 0,23 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan I tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Pertanian di Indonesia terus berkembang seiring dengan bertambahnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian telah berperan dalam pembangunan melalui. pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian telah berperan dalam pembangunan melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian telah berperan dalam pembangunan melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sektor pertanian di Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang melimpah.dalam pandangan orang awam, dengan potensi yang demikian tentu memberi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sektor usaha, dimana masing-masing sektor memberikan kontribusinya terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan
Lebih terperinci