SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN"

Transkripsi

1 SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah produk termasuk jamur tiram adalah pemilihan saluran pemasaran yang tepat. Saluran pemasaran merupakan sekelompok organisasi yang saling bergantung dan memiliki beragam fungsi serta terlibat dalam proses menghasilkan suatu produk sehingga siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Sebagai produsen yang menghasilkan jamur tiram tentunya P4S Cijulang Asri juga melakukan pemilihan saluran pemasaran yang akan mereka gunakan untuk memasarkan jamur tiram. Untuk itu akan dilihat saluran pemasaran jamur tiram yang digunakan P4S Cijulang Asri dan bagaimana keuntungan yang diperoleh P4S Cijulang Asri dengan memilih saluran pemasaran tersebut melalui kegitan PKPM. Kegiatan PKPM ini dilakukan 2,5 bulan atau 10 minggu mulai pada tanggal 14 April Mei 2016 di P4S Cijulang Asri yang bergerak di bidang budidaya tanaman hortikultura khususnya jamur tiram. P4S Cijulang Asri beralamat di Jalan Raya Puncak, Gang Habib Umar, Kp. Cijulang, Desa Kopo RT 03/05 Kec. Cisarua, Kab. Bogor. Berdasarkan hasil kegiatan PKPM tersebut diketahui bahwa P4S Cijulang Asri memasarkan produknya berupa jamur tiram segar melalui dua saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran langusng sebanyak 40% dan saluran pemasaran melalui pedagang pengumpul sebanyak 60%. Dengan melakukan pemasaran secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul diperoleh beberapa keunggulan sehingga dapat menguntungkan usaha budidaya jamur tiram di P4S Cijulang Asri diantaranya sediktnya kontak dengan konsumen yang harus dilakukan produsen, tidak perlunya produsen menyediakan fasilitas penyimpanan, resiko produk yang tidak terjual yang akan ditanggung oleh pedagang pengumpul, penjualan yang stabil karena seluruh produk akan dibeli oleh pedagang pengumpul dan biaya pemasaran yang lebih rendah. Kata Kunci : Jamur tiram, Saluran distribusi, P4S Cijulang Asri, Keuntungan. 1 Mahasiswa Program studi Agribisnis BP Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf Pengajar Program studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 1

2 a. Latar belakang Jamur merupakan salah satu tanaman hortikultura yang saat ini banyak diminati dan dibudidayakan di Indonesia. Pada umumnya jamur hidup liar di hutan, kebun, ataupun pekarangan rumah. Dari jamur yang saat ini sudah dikenal terdapat jamur yang bermanfaat bagi manusia dan jamur yang merugikan. Pada awal perkembangannya masyarakat hanya memanfaatkan jamur yang tumbuh liar untuk dikonsumsi. Namun, seiring meningkatnya permintaan terhadap jamur maka masyarakat sudah mulai membudidayakan jamur tersebut. Diantara beberapa jenis jamur yang dapat dikonsumsi, jamur tiram paling banyak dibudidayakan. Di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Barat jamur tiram sangat potensial untuk dikembangkan dengan skala komersial karena permintaan pasar yang masih tinggi. Berdasarkan keterangan dari perusahaan katering terkenal di Bandung, dibutuhkan sedikitnya 200 kg jamur tiram setiap minggu. Dan dibeberapa rumah makan sunda sedikitnya 50 bungkus pepes jamur tiram laku setiap hari (Suriawiria, 2010) Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah produk termasuk jamur tiram adalah pemilihan saluran distribusi yang tepat. Fungsi utama saluran distribusi adalah untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen sesuai dengan sasaran pemasaran atau target pemasaran dan target penjualan yang telah ditetapkan oleh produsen. Dengan adanya saluran distribusi produk yang dihasilkan oleh PENDAHULUAN produsen akan lebih mudah disalurkan kepada konsumen. Keputusan dalam menentukan saluran distribusi yang dipilih merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh produsen. Hal ini dikarenakan pemilihan saluran distribusi akan mempengaruhi keputusan pemasaran yang lainnya seperti biaya produksi, biaya pemasaran, harga jual dan tentunya juga akan mempengaruhi penjualan dan keuntungan yang akan diperoleh. Disamping itu pemilihan saluran distribusi juga bertujuan untuk menjaga kelancaran distribusi sebuah produk sehingga produk tersebut selalu tersedia saat dibutuhkan dan dapat peroleh dengan mudah serta dekat dengan konsumen. Maka pemilihan saluran pemsaran yang tepat sangatlah penting untuk menjaga kelancaran distribusi barang. Salah satu penghasil jamur tiram di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Cisarua adalah P4S Cijulang Asri. Kegiatan budidaya jamur tiram di P4S Cijulang Asri dimulai dari persiapan media tanam jamur tiram (baglog) sampai dengan kegiatan panen dan pemasaran. Sebagai produsen yang menghasilkan jamur tiram tentunya P4S Cijulang Asri juga melakukan pemilihan saluran distribusi yang akan mereka gunakan untuk memasarkan jamur tiram. Berdasarkan hal diatas maka akan dilihat bagaimana saluran distribusi jamur tiram yang dilakukan di P4S Cijulang asri dan alasan atau keunggulan dari saluran distribusi yang dipilih oleh P4S Cijulang Asri tersebut. 2

3 b. Tujuan 1. Mengetahui saluran distribusi yang digunakan untuk memasarkan jamur tiram di P4S Cijulang Asri 2. Mengetahui keunggulan pemasaran jamur tiram melalui pedagang perantara dalam meningkatkan keuntungan METODE PELAKSANAAN a. Waktu dan tempat pelaksanaan Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan kegiatan PKPM ini dilakukan 2,5 bulan atau 10 minggu mulai pada tanggal 14 April Mei 2016 di P4S Cijulang Asri yang bergerak di bidang budidaya tanaman hortikultura khususnya jamur tiram. P4S Cijulang Asri beralamat di Jalan Raya Puncak, Gang Habib Umar, Kp. Cijulang, Desa Kopo RT 03/05 Kec. Cisarua, Kab. Bogor. b. Ruang lingkup P4S Cijulang Asri yang bergerak dalam bidang budidaya tanaman hortikultura khusunya jamur tiram menggunakan saluran distribusi langsung dan tidak langsung dalam memasarkan produknya yaitu berupa jamur tiram segar. Pemasaran jamur tiram segar lebih banyak dilakukan melalui pemasaran secara tidak langsung kepada pedagang pengumpul yang setiap hari menerima pasokan jamur tiram segar dari petani yang ada di Kecamatan Cisarua khususnya Desa Kopo. Pemilihan saluran distribusi ini dikarenakan jamur tiram yang memiliki daya tahan yang tidak terlalu lama sehingga tingginya resiko kegagalan yang dihadapi jika dipasarkan seluruhnya secara langsung. Dan dengan dipasarkan kepada pedagang pengumpul resiko tersebut dapat dihindari. Ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada laporan ini adalah mengetahui jenis saluran distribusi jamur tiram yang digunakan di P4S Cijulang Asri dan mengetahui keunggulan atau kelebihan yang diperoleh oleh P4S Cijulang Asri dengan memilih saluran distribusi melalui pedagang pengumpul dalam memasarkan jamur tiram. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cijulang Asri yang beralamat di Kampung Cijulang, Desa Kopo Rt 03/05, Kec. Cisarua Kab. Bogor merupakan lembaga pendidikan pertanian di pedasaan yang mewadahi petani yang memiliki keahlian dibidang pertanian untuk dapat dilatih dan memberikan pelatihan kepada masyarakat terutama dalam budidaya jamur tiram. P4S ini mulai dibentuk pada tanggal 6 Juni 2007 oleh 20 orang petani yang pada saat itu bersepakat untuk membentuk sebuah lembaga yang dapat mewadahi potensi dan keahlian yang beragam yang dimiliki oleh masyarakat terutama dalam bidang pertanian di Desa Kopo khususnya Kampung Cijulang. P4S ini kemudian di SK-kan pada tahun 2010 dari Mentri Pertanian (ESDM) no. 137/sm 440.p- 137/j/10/2010. Saat ini P4S Cijulang Asri mewadahi 5 kelompok tani yang berada di Desa Kopo yaitu kelompok tani Cijulang Asri, Kelompok tani Cijulang Asri II, Kelompok tani Krisantum, Kelompok tani Lamelang Bada dan Kelompok tani Berkah Alam dengan total luas lahan kelompok tani sebesar 67 ha. Adapun untuk budidaya jamur tiram putih dilakukan oleh kelompok tani Cijulang Asri. Rata-rata penerimaan P4S Cijulang Asri dari kegiatan usaha budidaya jamur tiram putih adalah Rp ,- atau Rp ,- per bulan atau Rp ,- per tahun. 3

4 Kegiatan produksi di P4S Cijulang Asri dimulai dari persiapan sarana produksi, kegiatan budidaya, sampai pada kegiatan panen dan pasca panen serta kegiatan pemasaran. Dalam pemasarannya, produk dikemas sesuai saluran distribusinya. Untuk produk yang dipasarkan secara tidak langsung dikemas dalam bentuk curah menggunakan kantong plastik sementara untuk pemasaran langsung dikemas dalam plastik hampa udara mengggunakan vacum sealer. b. Pembahasan 1. Analisis saluran distribusi 1. Saluran distribusi langsung Saluran distribusi langsung juga dikenal dengan saluran distribusi tingkat nol, dimana produk berupa jamur tiram dipasarkan oleh produsen kepada konsumen tanpa adanya perantara. P4S Cijulang Asri pada awal perkembangnnya ditahun 2008 memasarkan produknya berupa jamur tiram secara langsung kepada konsumen. Dilakukannya pemasaran secara langsung adalah karena pada saat itu jamur tiram adalah komoditi baru yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Sehingga untuk memasarkan jamur tiram perlu dilakukan promosi secara langsung kepada konsumen. Pemasaran jamur tiram secara langsung dilakukan dengan menjual jamur tiram di pasar tradisonal. Kegiatan pemasaran ini dilakukan oleh salah satu anggota kelompok tani yang dibina oleh P4S Cijulang Asri. Saat ini pemasaran secara langsung masih dilakukan namun penjualan secara langsung bersifat pesanan. Jamur tiram tidak lagi dijual kepasar tradisonal melainkan diambil sendiri oleh pemesan atau diantar langsung kealamat pemesan. Jumlah jamur tiram yang dipasarkan secara langsung tidak tetap dan tidak dilakukan setiap hari. Persentase penjualan jamur tiram secara langsung adalah sekitar 40% dari total penjualan jamur tiram selama 1 periode (4 bulan) dengan ratarata penjualan kg dari total produksi 250 kg untuk 500 baglog. Konsumen yang memesan jamur tiram kebanyakan adalah masyarakat yang membeli jamur tiram untuk kebutuhan konsumsi. Adanya pemasaran jamur tiram secara langsung dilakukan untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan memenuhi permintaan konsumen. Untuk pemasaran jamur tiram secara langsung, jamur tiram dikemas menggunakan plastik vacum dan vacum sealer. Jamur tiram dikemas dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp / kg. Keuntungan adanya pemasaran secara langsung adalah konsumen dapat memeperoleh harga yang lebih rendah karena pendeknya rantai pemasaran. disamping itu, konsumen dapat memperoleh jamur tiram segar dengan kualitas yang bagus karena langsung diterima setelah pemanenan. Serta konsumen dapat menikmati produk yang dipesan dengan cepat. Namun, terdapat beberapa kelemahan bagi produsen diantaranya biaya produksi yang lebih tinggi karena jamur tiram yang dipasarkan secara langsung dikemas dengan kemasan khusus dan sealer khusus yang harganya lebih tinggi. Dan juga terdapat biaya tambahan seperti biaya transportasi dalam pengiriman jamur tiram yang dipesan serta dibutuhkannya tenaga pemasaran untuk melakukan pemasaran tersebut. Adapun bagan saluran distribusi secara langsung dapat dilihat sebagai berikut: Produsen (P4S) Konsumen Gambar 1. Bagan saluran distribusi jamur tiram secara langsung Sementara itu, produk jamur tiram yang dipasarkan secara langsung dapat dilihat pada gambar 4. 4

5 Gambar 2. Jamur tiram yang dipasarkan secara langsung 2. Saluran distribusi tidak langsung Saluran distribusi secara tidak langsung yang digunakan oleh P4S Cijulang Asri adalah saluran distribusi tingkat 2. Dimana, dalam memasarkan jamur tiram terdapat dua perantara sebelum jamur tiram tersebut diterima oleh konsumen akhir. P4S Cijulang Asri saat ini menggunakan perantara yaitu pedagang pengumpul untuk memasarkan sebagian besar produksi jamur tiram (60%). Saat ini jamur tiram telah banyak dikenal oleh masyarakat dan diminati. Meningkatnya minat masyarakat tersebut tentunya juga meningkatkan permintaan terhadap jamur tiram tersebut. Peningkatan permintaan jamur tiram juga diikuti dengan peningkatan jumlah petani yang membudidayakan jamur tiram sehingga penawarnnya juga bertambah. Namun, jamur tiram tidak memiliki daya tahan yang lama yaitu hanya satu hari setelah panen. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan resiko kegagalan dan kerugian bagi petani jamur tiram jika jamur tiram tidak laku terjual dalam satu hari. Sehingga petani jamur tiram perlu memikirkan cara untuk mengurangi resiko tersebut. Salah satunya adalah melalui pemilihan saluran distribusi yaitu melalui pedagang perantara seperti pedagang pengumpul. Pemilihan saluran distribusi melalui pedagang perantara untuk memasarkan jamur tiram disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya petani jamur tiram dapat kehilangan sebagian sumber keuangannya apabila melakukan pemasaran langsung ataupun melalui pedagang pengecer disebabkan daya tahan jamur tiram yang tidak terlalu lama. Pedagang perantara juga membantu dalam pencarian konsumen, kegiatan promosi, penyediaan informasi, pengepakan dan pembungkusan serta dalam penyortiran. Disamping itu, pedagang perantara membantu dalam kegiatan distribusi, menyediakan peralatan, transportasi, dan dalam kegiatan penyimpanan produk sehingga produk yang diterima konsumen terjaga kualitasnya. Oleh karena itu, dalam pemasaran jamur tiram di P4S Cijulang Asri lebih banyak dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui perantara seperti pedagang pengumpul. Hasil produksi jamur tiram di P4S Cijulang Asri dipasarkan melalui pedagang pengumpul yang berada disekitar lokasi produksi. Kegiatan pemasaran dilakukan setiap hari karena panen jamur tiram yang juga dilakukan setiap hari. Dalam pemasaran melalui pedagang pengumpul tersebut tidak menggunakan tenaga khusus pemasaran dan tidak adanya biaya transportasi atau biaya pengangkutan pemasaran. Hal ini dikarenakan pedagang pengumpul yang memasok jamur tiram akan menjemput langsung hasil panen ketempat produksi (kubung jamur tiram) di P4S Cijulang Asri. Jamur tiram tersebut dijual secara curah dan dikemas menggunakan kantong plastic dengan berat 5 kg per kemasannya. Harga jual jamur tiram 5

6 yang dipasarkan kepada pedagang pengumpul adalah Rp / kg. Jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung adalah seluruh hasil panen jamur tiram pada hari tersebut dikurangi jumlah jamur tiram yang dipasarkan secara langsung. Pemasaran jamur tiram secara langsung tidak dilakukan setiap hari atau hanya pada saat ada pesanan dari konsumen. Sehingga jumlah jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul adalah sebesar 60% dari total penjualan atau sebanyak kg jamur tiram dari total produksi 250 kg jamur tiram dari 500 baglog dalam 1 periode (4 bulan). Bagan alir pemasaran jamur tiram secara tidak langsung adalah sebagai berikut: Produsen Pedagang pengumpu l Pengecer Konsumen Gambar 3. Saluran distribusi jamur tiram secara tidak langsung Disamping itu, produk jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul dapat dilihat pada Gambar 6: Gambar 4. Jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung Sebelum sampai ketangan konsumen jamur tiram yang telah dibeli oleh pedagang pengumpul akan dijual kepada pedagang pengecer yang berada di beberapa wilayah seperti Bogor, Bandung dan Jakarta. Kemudian pedagang pengecer akan menjual jamur tiram tersebut kepada konsumen akhir Harga jamur tiram ditingkat konsumen akhir bisa mencapai Rp / kg Adapun dalam menentukan perantara yang digunakan, P4S Cijulang Asri menggunakan strategi distribusi selektif, dimana P4S Cijulang Asri selaku produsen jamur tiram putih memilih dan menggunakan pedagang pengumpul sebagai perantara dalam pemasaran jamur tiram putih tersebut. Dengan menggunakan strategi ini P4S tidak perlu menggunakan tenaga pemasaran, biaya lebih rendah, meraih ruang lingkup pasar yang lebih besar dan terciptanya hubungan baik dengan perantara tersebut. 2. Faktor pemilihan saluran distribusi jamur tiram di P4S Cijulang Asri Menurut Dwiyanto (2005) pemilihan saluran distribusi sebuah produk dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik produk, karakteristik perusahaan dan karakteristik perantara. Berdasarkan karakteristik produknya jamur tiram merupakan produk pertanian yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Untuk produk dengan karakteristik tersebut jenis saluran distribusi yang sebaiknya digunakan adalah saluran distribusi secara langsung. Karena jika dipasarkan secara tidak langsung maka resiko produk diterima dalam kondisi rusak oleh konsumen lebih besar. Hal ini sehubungan dengan kemungkinan 6

7 keterlambatan dalam penanganannya yang berpindah-pindah. Berdasarkan uraian diatas produk P4S Cijulang Asri berupa jamur tiram putih segar selayaknya dipasarkan secara langsung. Namun, dalam prakteknya lebih dari 50% hasil panen dipasarkan secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik perusahaan sendiri yang masih termasuk dalam kategori perusahaan skala kecil dengan hasil produksi 5-7 kg jamur tiram/ hari. Akan lebih aman bagi perusahaan untuk memasarkan produknya melalui perantara berupa pedagang pengumpul karena pedagang perantara memiliki karakteristik yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas atau kekuatan-kekuatan yang menjamin semua hasil panen jamur tiram putih terjual. Adapun alasan P4S Cijulang Asri melakukan pemasaran jamur tiram melalui pedagang pengumpul adalah sebagai berikut: Sifat produk Sifat produk yaitu jamur tiram yang tidak tahan lama dan mudah rusak justru menjadi alasan dilakukannya pemasaran melalui pedagang pengumpul. Karena jika dilakukan pemasaran secara lngausng dan produk tidak terjual maka akan menimbulkan kerugian disebabkan tidak adanya fasilitas penyimpanan yang memadai. Sementara dalam pemasaran melalui pedagang pengumpul berapapun hasil panen akan diterima oleh pedagang pengumpul dan terdapat beberapa pengumpul yang akan menerima hasil panen jika satu pengumpul sudah tidak dapat menerima hasil panen. Skala produksi Skala produksi dalam budidaya jamur tiram di P4S cijulang Asri masih tergolong skala kecil dimana dalam satu hari rata-rata hasil panen adalah 5 7 kg jamur tiram. Dengan skala ini akan sulit melakukan pemasaran secara langsung karena biaya produksinya akan bertambah sementara produk jamur tiram yang akan dipasarkan jumlahnya sedikit. Sehingga pertambahan biaya tersebut akan mengurangi kuentungan yanga akan diperoleh. Disamping itu, permintaan jamur tiram segar untuk kebutuhan konsumsi oleh masyarakat relatif lebih sdikit diabndingkan kebutuhan jamur tiram untuk industri makanan. Skala produksi yang kecil ini juga tidak memungkinkan P4S untuk menjalin kerjasama dengan restoran maupun industri yang membutuhkan jamur tiram. Karena rata-rata kebutuhan jamur tiram sebagai bahan baku makanan di satu restoran adalah sebanyak 200 kg jamur tiram/ minggu Biaya produksi Jika dipasarkan secara langusng maka akan menimbukan biaya tambahan berupa plastik kemasan dan alat pengemas berupa vacum sealer. Penggunaan vacum selaer bertujuan untuk mempertahankan mutu dan kesegaran jamur tiram sehingga memiliki daya tahan yang lebih lama yaitu 5 7 hari. Namun, harga jual jamur tiram secara langsung dan melalui pedagang pengumpul hanya memiliki sedikti perbedaan yaitu Rp / kg melalui pedagang pengumpul dan Rp / kg secara langsung. Sehingga produsen akan lebih diuntungkan jika pemasaran jamur tiram dilakukan secara tidak langsung. Pelayanan yang diberi perantara 7

8 Pedagang pengumpul memberikan beberapa pelayanan bagi petani jamur tiram diantaranya: o menerima berapapun hasil panen, o menetapkan harga jual yang tetap dan tidak dipengaruhi harga pasar, sehingga jika harga pasar jamur tiram mengalami penurunan pedagang pengumpaul akan tetap membeli hasil panen dengan harga yang telah disepakati, o kerugian jika produk tidak laku terjual ditanggung oleh pedagang pengumpul 3. Perantara dalam pemasaran jamur tiram Dalam memasarkan jamur tiram di P4S Cijulang Asri terdapat 3 pedagang pengumpul selaku perantara. Berikut adalah pedagang pengumpul yang memasok jamur tiram dari P4S Cijlang Asri. Tabel 1. Daftar pedagang pengumpul yang memasok jamur tiram dari P4S Cijulang Asri No Nama pedagang pengumpul Alamat Waktu 1 Ujang Cijulang Pagi 2 Saragih Cijulang Siang 3 H. Ahmad Gadog Sore Adapun dalam memasarkan jamur tiram kepada pedagang pengumpul terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang telah dibuat dan disepakati oleh pihak P4S Cijulang Asri dan pedagang pengumpul. Syarat dan ketentuan tersebut adalah: 1. Waktu dan pemilihan pemasok Penentuan pedagang pengumpul yang digunakan dalam memasarkan jamur tiram di P4S Cijulang Asri adalah berdasarkan waktu panen. Jika panen dilakukan pada pagi hari maka jamur tiram tersebut akan dipasarkan kepada Bapak Ujang, sementara jika panen dilakukan pada siang hari maka jamur tiram dipasarkan pada Bapak Saragih dan kepada H. Ahmad jika panen dilakukan pada sore hari. Pada P4S Cijulang Asri sendiri, panen dilakukan pada pagi hari. Sehingga jamur tiram lebih sering dipasarkan melalui Bapak Ujang. 2. Jumlah jamur tiram yang dapat dipasok Dalam memasok jamur tiram di P4S Cijulang Asri pedagang pengumpul tidak membatasi jumlah pasokannya. Berapapun hasil panen jamur tiram akan diterima karena jmaur tiram tersebut akan dipasarkan ke berbagai daerah seperti Jakarta. Namun, pedagang pengumpul hanya akan membayar jamur tiram per 1 kg. Jika hasil panen memiliki kelebihan beberapa gram maka jumlah tersebut tidak akan dibayar. 3. Kemasan jamur tiram Jamur tiram yang dijual ke pedagang pengumpul dikemas dalam kemasan plastik berukuran 40 x 60 cm atau kemasan plastik ukuran 45 x 65 cm tergantung jumlah panen pada hari tersebut. Cara pengemasan jamur tiram adalah dengan menyusun jamur tiram dalam posisi terbalik dimana tudung jamur menghadap kebawah dan tangkainya diatas. Kemudian pada bagian luarnya jamur tiram disusun dalam posisi tudung menghadap keluar sehingga memiliki tampilan yang rapi dan menarik. Plastik kemasan tersebut diikat dengan menyisakan ruang udara didalamnya 4. Mutu dan kualitas jamur tiram Jamur tiram yang dijual kepada pedagang pengumpul harus memiliki mutu dan kualitas yang baik. Adapun syarat jamur tiram yang dapat dikemas dan dijual kepedagang pengumpul adalah : 8

9 a. Jamur tiram harus sudah dibersihkan dari sisa baglog dan dipotong bagian akarnya b. Saat dibersihkan, jamur tiram tidak dipisahkan dari rumpunnya c. Jamur tiram yang dikemas haruslah jamur tiram yang tudungnya tidak mengandung banyak air atau lembab karena dapat mempercepat pembusukan. 4.Keunggulan distribusi melalui pedagang perantara d. Jamur tiram harus dalam kondisi baik, tidak cacat, warna putih bersih dan tidak kekuningan, tudung tidak keriting dan bebas dari hama dan penyakit e. Saat dijual jamur tiram sudah dalam kondisi dikemas dengan rapi Untuk dapat melihat keunggulan pemasaran jamur tiram melalui pedagang pengumpul maka dapat dilihat tabel perbandingan berikut : Tabel 2. Perbedaan keunggulan pemasaran jamur tiram secara langsung dan tidak langsung No Pembeda Pemasaran langsung 1 Kontak produsen dengan konsumen Banyak 2 Fasilitas penyimpanan Harus tersedia 3 4 Waktu produk sampai ketangan konsumen akhir Resiko produk tidak terjual 5 Harga jual 6 Penjualan 7 Biaya Cepat Ditanggung petani Rp / kg (tergantung harga pasar) Tidak terjamin: produk belum tentu terjual habis Adanya tambahan biaya kemasan (biaya lebih tinggi) Tambahan biaya alat pengemasan seperti vacum sealer Sedikit Pemasaran tidak langsung Tidak harus tersedia (disediakan pedangan pengumpul) Lambat Ditanggung pedagang pengumpul Rp /kg (harga stabil) Terjamin: berapapun hasil panen diterima pedagang pengumpul Biaya lebih rendah Tidak menggunakan alat dalam pengemasan 9

10 KESIMPULAN 1. P4S Cijulang Asri dalam memasarkan produknya berupa jamur tiram segar dilakukan melalui dua saluran distribusi yaitu: saluran distribusi langsung sebanyak 40 %. Dimana jamur tiram tersebut dikemas dalam kemasan vacum dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp Rp / kg saluran distribusi tidak langsung melalui pedagang pengumpul sebanyak 60%. Jamur tiram yang dipasarkan secara tidakjamur tiram yang dipasarkan kepada pedagang pengumpul dikemas dengan kantong plastik PP ukuran 40 x 60 cm dengan berat 5 kg atau kemasan plastik ukuran 45 x 65 cm tergantung julah panen pada hari tersebut 2. Dengan melakukan pemasaran secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul diperoleh beberapa keunggulan sehingga dapat menguntungkan usaha budidaya jamur tiram di P4S Cijulang Asri. Keunggulan tersebut seperti: Sedikitnya kontak yang dilakukan produsen dengan konsumen Produsen tidak harus menyediakan fasilitas penyimpanan jamur tiram Resiko produk yang tidak terjual ditanggung oleh pedagang pengumpul Seluruh produk jamur tiram dijamin akan terjual habis karena adanya kesepakatan dimana pedagang pengumpul akan menerima berapapun hasil panen janur tiram, dan Biaya produksi yang lebih rendah DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, W Evaluasi saluran distribusi pada perusaahaan roti sari royal di Banyudono Boyolali. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Suriawiria, U Sukses beragrobisnis jamur kayu. Penebar Swadaya, Jakarta 10

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK Jamur tiram merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR Violin Febritaha Sitepu 1 Regia Indah Kemala Sari 2 RINGKASAN Jamur tiram mengandung gizi yang tinggi serta manfaatnya

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas.

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas. BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Secara administratif Kabupaten Semarang terbagi menjadi 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. Batas-batas Kabupaten Semarang adalah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Jalan, Benteng Hilir, No. 19. Kelurahan, Bandar Khalifah. Deli Serdang. Penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 ABSTRAK Horenso merupakan produk yang bernilai jual tinggi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri

Lebih terperinci

KUESIONER 7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat

KUESIONER 7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat Dengan hormat, Saya mahasiswa dari UNIKA Soegijapranata Semarang, saat ini sedang melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengakibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan

Lebih terperinci

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR.

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. Sri Mulyani, Bambang Admadi H dan I Gede Nyoman Arya Suyasa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KPJI

V. GAMBARAN UMUM KPJI V. GAMBARAN UMUM KPJI 5.1 Sejarah KPJI Usaha Komunitas Petani Jamur Ikhlas (KPJI) merupakan sebuah usaha kelompok yang terdiri dari beberapa petani, yang dipimpin oleh Pak Jainal. KPJI berdiri di Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, jika dilihat dari sudut belahan bumi Indonesia bagian manapun juga. Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 2011 PENGARAH : Dr. Ir. Yul Harry Bahar Direktur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dianggap penting dan memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam % BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Jamur Tiram yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa maupun kegunaannya. Produk jamur tiram ini sangat baik karena merupakan salah satu jamur kayu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Produk hortikultura tomat dapat dikatakan sebagai produk yang dikonsumsi pada kualitas tinggi, tetapi tidak mudah menanganinya. Penangan pengemasan pascapanen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, baik untuk meningkatkan gizi masyarakat maupun untuk

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan 154 BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA 5.1. Sejarah Usaha Keripik Pisang Kondang Jaya Usaha keripik pisang Kondang Jaya yang menjadi fokus penelitian merupakan usaha kecil hasil

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Rahmad Hidayat 1 Hasan Ibrahim 2 ABSTRAK Indonesia sebagai Negara

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA 1 ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA (Wholesaler Receiver) DARI DAERAH SENTRA PRODUKSI BOGOR KE PASAR INDUK RAMAYANA BOGOR Oleh Euis Dasipah Abstrak Tujuan tataniaga ikan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS JAMUR

PELUANG BISNIS JAMUR PELUANG BISNIS JAMUR Tugas Lingkungan Bisnis Disusun Oleh : Nama : Ahmad Daelami NIM : 11.12.5936 Jurusan : Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011-2012

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) oleh TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Peluang Pemasaran Lele dan Patin Pasar Dalam Negeri Permintaan lele untuk dua pasar di DKI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN 06114023 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ANALISIS TATANIAGA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah bawang merah ( Allium ascalonicum ). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT. Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2

ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT. Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2 ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2 RINGKASAN Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM disusun oleh : Nama : Fandi Hidayat Kelas : SI TI-6C NIM : 08.11.2051 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Kuisioner Wawancara KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR Tanggal: No.

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG.

SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG. SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG Eldi Hidayat 1 Regia Indah Kemala Sari 2 Abstrak Hijau adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( ) TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN (10712002) JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PROGRAM STUDY HORTIKULTURA POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan dilihat dari

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal perusahaan berkaitan dengan keadaan luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kegiatan di perusahaan.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI PEMASOK BAHAN BAKU PLYWOOD DI PERUSAHAAN MEUBEL CV. BINTANG TERANG SEMARANG

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI PEMASOK BAHAN BAKU PLYWOOD DI PERUSAHAAN MEUBEL CV. BINTANG TERANG SEMARANG DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI PEMASOK BAHAN BAKU PLYWOOD DI PERUSAHAAN MEUBEL CV. BINTANG TERANG SEMARANG Petunjuk : Isilah daftar pertanyaan dibawah ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian di bidang pangan khususnya hortikultura pada saat ini ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Pemasaran melinjo di Desa Kepek Kecamatan Saptosari menerapkan sistem kiloan yaitu melinjo dibeli oleh pedagang dari petani dengan satuan rupiah per kilogram.

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA Ir Sitawati, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Pengembangan Model Pemasaran Tanaman Hias/Bunga di Kota Batu

Lebih terperinci

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH Strategi Produk Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida) sangat popular saat ini, kaena merupakan salah satujamur kayu yang sangat enak dimakan serta mempunyai kandungan gizi yan

Lebih terperinci

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR Wiwi Nesla Sari 1 Indria Ukrita 2 Abstrak Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni dilaboratorium Agronomi (laboratorium jamur) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa-timur,

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru, III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Ravi Nursery, di Jl. Kubang Raya Kab. Kampar, dan di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) UIN Suska Riau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kerangka Teoritis 2.1.1. Pemasaran Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik oleh perusahaan, lembaga maupun suatu negara. Terjadi pergeseran kebutuhan sifat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian telah memberikan peranan yang besar dalam perekonomian Indonesia melalui penyediaan pangan, bahan baku produksi, perolehan devisa negara dalam kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM Karya Ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah LINGKUNGAN BISNIS Disusun Oleh : Nama : Danang Pari Yudhono NIM : 11.12.6017 Kelas

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI LOBAK PANJANG (Raphanus Sativus L) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT

PENJADWALAN PRODUKSI LOBAK PANJANG (Raphanus Sativus L) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT PENJADWALAN PRODUKSI LOBAK PANJANG (Raphanus Sativus L) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Windy Rahmika Putri 1 Sri Nofianti 2 ABSTRAK Penjadwalan produksi merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan Stroberi mulai berbuah pada umur 4 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Kecamatan Percut Sei TuanKabupaten Deli Serdang, Pemilihan lokasi di

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh: Saepul Aziz 1, Yus Rusman 2, Sudradjat 3 1,3 Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju) Analisis Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju) Analysis of Green Mustard Marketing in Balun Ijuk Village, Merawang, Bangka (A case Study of Farmer

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang dilakukan pada saat magang meliputi kegiatan budidaya sayuran aeroponik dan DFT serta kegiatan pemasaran. Kegiatan budidaya tanaman sayuran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) LAMPIRAN 201 Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2009-2025 Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2009 2010 2011

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR. Kanna Sidiqon 1 Hidayat Raflis 2.

SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR. Kanna Sidiqon 1 Hidayat Raflis 2. SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR Kanna Sidiqon 1 Hidayat Raflis 2 Abstrak Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan sistem agribisnis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1 PENDAHULUAN Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun baru saat ini sedang dalam pengembangannya baik oleh perkebunan rakyat maupun oleh perkebunan

Lebih terperinci

BUDIDAYA JAMUR TIRAM. Oleh : NILA ANGGRAENI PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

BUDIDAYA JAMUR TIRAM. Oleh : NILA ANGGRAENI PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM Oleh : NILA ANGGRAENI PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha jamur tiram memiliki

Lebih terperinci