JOB RISK ASSESSMENT PEKERJAAN BONGKAR MUAT DI UD XYZ BALIKPAPAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JOB RISK ASSESSMENT PEKERJAAN BONGKAR MUAT DI UD XYZ BALIKPAPAN"

Transkripsi

1 JOB RISK ASSESSMENT PEKERJAAN BONGKAR MUAT DI UD XYZ BALIKPAPAN L.M. Zanul 1, Rland Orland 2, James Everd Adlf Lku 3 Prgram Stud Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Unverstas Balkpapan 1,2,3 Jl. Pupuk Raya, Gn. Bahaga, Balkpapan, Kalmantan Tmur, Emal: zanul@unba-bpn.ac.d ABSTRAK UD XYZ adalah perusahaan dstrbus prduk fd & beverages dan kesehatan, dmana pekerjaan-pekerjaan yang dlakukan memlk kecelakaan kerja sebagamana pekerjaan dstrbus transprtas lannya. Terlebh lag pada prses pengangkatan mula dar penyedaan materal sampa ke prses delvery memerlukan pekerjaan pengangkatan. Dalam berbaga pekerjaan, terkadang membutuhkan untuk memndahkan benda berat dar tempat satu ke tempat yang lannya atau ke tempat yang lebh tngg, dmana basanya memerlukan alat bantu untuk melakukan prses pemndahan tersebut, mula dar alat bantu yang rngan sepert chan blck, pulley atau menggunakan alat bantu yang lebh kmplek lag yatu crane. Peneltan bertujuan untuk mengetahu pekerjaan bngkat muat barang. Peneltan menggunakan metde kualtatf dengan pendekatan crssectnal. Identfkas dan analss menggunakan metde Jb Rsk Assessment (JRA). Kejadan yang terdentfkas sebanyak 22 macam. Rsk yang memlk rsk ratng sangat tngg (very hgh) adalah barang terjaruh dan kendaraan menabrak pekerja. Kategr subtansal memlk 3 tem yatu menabrak pekerja, terjadnya kebakaran dan pekerja terpapar leh uap bahan bakar. Kategr prrty dalam penlaan terdapat 9 tem, sedangkan yang dterma (accept) sebanyak 10 tem. Kata Kunc: Assessment, bngkar muat, Jb rsk. 52

2 PENDAHULUAN UD XYZ adalah perusahaan dstrbus prduk fd & beverages dan kesehatan, dmana pekerjaan-pekerjaan yang dlakukan memlk kecelakaan kerja sebagamana pekerjaan dstrbus transprtas lannya. Terlebh lag pada prses pengangkatan mula dar penyedaan materal sampa ke prses delvery memerlukan pekerjaan pengangkatan. Dalam berbaga pekerjaan, terkadang membutuhkan untuk memndahkan benda berat dar tempat satu ke tempat yang lannya atau ke tempat yang lebh tngg, dmana basanya memerlukan alat bantu untuk melakukan prses pemndahan tersebut, mula dar alat bantu yang rngan sepert chan blck, pulley atau menggunakan alat bantu yang lebh kmplek lag yatu crane. Dar prses pengangkatan bak yang bersfat rutn maupun nn rutn memlk kecelakaan kerja yang tngg dkarenakan penggunaan alat berat dan perangkat pengangkatan yang memlk faktr dan ptens bahaya. Dsampng hal tu menurut keterangan para pekerja terdapat banyak keluhan sakt pada area tulang belakang pada saat melakukan pengangkatan dan serngnya terjad nearmss sepert terpeleset d area bngkar muat. Menurut Dewan Keamanan Nasnal, 20-25% dar jumlah kecelakaan kerja yang terjad akbat pekerjaan pengangkatan materal. Prses pengangkatan mempunya yang sangat besar untuk terjadnya kegagalan dan tentunya dar kegagalan tersebut dapat menyebabkan kecelakaan serus berupa kematan, kerusakan prpert atau bahkan pencemaran lngkungan. Adapun beberapa faktr yang dapat menyebabkan kegagalan dalam prses pengangkatan yatu perencanaan yang kurang bak, kegagalan dar peralatan, sumberdaya manusa (SDM) yang tdak memenuh persyaratan, faktr alam (cuaca, bencana alam, dan lan-lan). Aspek keselamatan kerja mempunya peranan pentng dalam memnmalkan bahaya. Oleh karena tu perlu adanya suatu usaha antspas sejak dn agar kecelakaan kerja tdak terjad dan tdak merugkan sumber daya manusa dan alat-alat kerja yang dmlk perusahaan. Perhatan pemerntah dalam hal n cukup besar yatu dengan dkeluarkan Undang- Undang Nmr 13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1 tentang Ketentuan Pkk Mengena Tenaga Kerja dsebutkan bahwa setap pekerja atau buruh mempunya hak untuk memperleh perlndungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, mral dan kesuslaan dan perlakuan yang sesua dengan harkat dan martabat manusa serta nla-nla agama. Hal n merupakan wujud kepedulan pemerntah atas keselamatan tenaga kerja sehngga perusahaan tdak bertndak sewenang-wenang terhadap tenaga kerja. Salah satu aspek dalam keselamatan kerja yang harus dperhatkan yatu adanya kecelakaan kerja. Kejadan atau perstwa kecelakaan tentu ada penyebab yang menyertanya. Secara umum, ada 2 (dua) glngan penyebab terjadnya kecelakaan, yatu: 1) Tndakan atau perbuatan manusa yang tdak memenuh keselamatan (unsafe actns). 2) Keadaan atau knds lngkungan yang tdak aman (unsafe cndtns) (Suma mur, 2009). Sebaga upaya untuk mendukung keselamatan kerja pada pekerjaan yang menggunakan perangkat lftng (pengangkatan) maka pemberlakuan terhadap sstem pengendalan merupakan suatu prsedur standar yang harus dterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan yang berbahaya. Hal n sebagan yang pentng dar sstem yang menentukan bagamana pekerjaan dapat dlakasanakan dengan aman. Maksud dar pengendalan adalah untuk mewujudkan upaya dalam mengdentfkas dan pengendalan bahaya yang ada d lapangan pekerjaan. TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan berasal dar bahasa Inggrs yatu kata safety dan basanya selalu dkatkan dengan keadaan terbebasnya seserang dar perstwa celaka (accdent) atau nyars celaka (near-mss). Jad pada hakekatnya keselamatan sebaga suatu pendekatan kelmuan maupun 53

3 sebaga suatu pendekatan prakts mempelajar faktr-faktr yang mempelajar tentang penyebab terjadnya kecelakaan (Syaaf, 2008). Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang berkatan dengan mesn, pesawat, alat kerja, bahan dan prses penglahan, landasan kerja, lngkungan kerja, serta cara-cara melakukan pekerjaan/ prses prduks (Suma mur, 1993). Secara flsf keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan knds-knds fslgs fskal dan psklgs tenaga kerja yang dakbatkan leh lngkungan kerja yang dsedakan leh perusahaan. Knds fslgsfskal melput penyakt-penyakt dan kecelakaan kerja sepert cedera, kehlangan nyawa atau anggta badan. Knds-knds psklgs dakbatkan leh stress pekerjaan dan kehdupan kerja yang berkualtas rendah. Hal n melput ketdakpuasan, skap menark dr, kurang perhatan, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh (Rva, 2006). Tujuan dan pentngnya keselamatan dan kesehatan kerja, melput: 1. Menngkatnya prduktvtas karena menurunnya jumlah har kerja yang hlang. 2. Menngkatnya efsens dan kualtas pekerja yang lebh berkmtmen. 3. Menurunnya baya-baya kesehatan dan asurans. 4. Tngkat kmpensas pekerja dan pembayaran langsung yang lebh rendah karena menurunnya pengajuan klam. 5. Fleksbltas dan adaptabltas yang lebh besar sebaga akbat dar menngkatnya partspas dan rasa kepemlkan. 6. Ras seleks tenaga kerja yang lebh bak karena menngkatnya ctra perusahaan. Perusahaan yang dapat menurunkan tngkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakt dan hal-hal yang berkatan dengan stress serta mampu menngkatkan kualtas kehdupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan tersebut akan semakn efektf (Rva, 2006). Menurut Suma mur (2009) kesehatan kerja adalah spesalsas dalam lmu kedkteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja memperleh derajat kesehatan yang setngg-tnggnya bak fsk, mental maupun ssal dengan usaha preventf atau kuratf terhadap penyakt atau gangguan kesehatan yang dakbatkan leh pekerjaan atau lngkungan kerja, serta terhadap penyakt umum. Bahaya Menurut Australan Standard/New Zealand Standard 4360 : 2004, dentfkas adalah langkah dalam prses manajemen untuk mengdentfkas apa penyebab atau kemungknan terjadnya kegagalan atau bagamana skenar kegagalan tersebut terjad. Identfkas dmula dengan melakukan dentfkas semua sumber bahaya pada area knsekuens atau dampak. Dalam bdang K3 dentfkas dsebut juga dentfkas bahaya sedangkan d dalam bdang lngkungan dentfkas dsebut juga dentfkas dampak. Tahap n bertujuan untuk mengdentfkas semua kemungknan bahaya atau yang mungkn terjad d lngkungan kegatan dan bagamana dampak atau keparahannya jka terjad (Raml, 2010). Metde dentfkas bahaya harus mempunya sfat praktf atau predktf sehngga semua yang akan dharapkan dapat menjangkau seluruh bahaya bak yang nyata maupun yang bersfat ptensal. Identfkas bahaya harus dlakukan secara cermat dan kmprehensf, sehngga tdak ada ptens bahaya yang terlewatkan atau tdak terdentfkas, selanjutnya dalam memlh teknk dentfkas bahaya yang dapat memberkan acuan untuk menentukan perngkat serta prrtas pengendalannya msalnya menggunakan matrk atau perngkat secara kualtatf atau kuanttatf (Raml, 2010). 54

4 Menurut Tarwaka (2008) Identfkas bahaya merupakan suatu prses yang dapat dlakukan untuk mengenal seluruh stuas atau kejadan yang berptens sebaga penyebab terjadnya kecelakaan dan penyakt akbat kerja yang mungkn tmbul d tempat kerja. Hazard berdasarkan Health And Safety Executve (2006) adalah segala sesuatu yang bsa menyebabkan kerusakan, sepert bahan kma, arus lstrk, bekerja dar tepat tngg dan lan-lan. Hazard mempunya ptens untuk mengakbatkan kerusakan dan kerugan kepada manusa bak bersfat langsung maupun bersfat tdak langsung terhadap pekerjaan, prpert termasuk peralatan kerja dan mesn-mesn, lngkungan bak lngkungan d dalam perusahaan maupun d luar perusahaan, kualtas prduk barang dan jasa serta nama bak perusahaan (Tarwaka, 2008). Keberadaan bahaya dapat mengakbatkan terjadnya kecelakaan atau nsden yang membawa dampak terhadap manusa, peralatan, materal dan lngkungan. Bahaya terdapat dmana-mana bak d tempat kerja atau d lngkungan, namun bahaya hanya akan menmbulkan efek jka terjad sebuah kntak atau ekspsur (Tranter 1999). Rsk menggambarkan besarnya ptens bahaya tersebut untuk dapat menmbulkan nsden atau cedera pada manusa yang dtentukan leh kemungknan dan keparahan yang dakbatkannya (Raml, 2011). Rsk Rsk adalah suatu kemungknan terjadnya kecelakaan atau kerugan pada prde waktu tertentu atau sklus peras tertentu. Tngkat merupakan perkalan antara tngkat kerapatan (prbablty) dan keparahan (cnsequence/severty) dar suatu kejadan yang menyebabkan kerugan, kecelakaan atau cedera dan sakt yang mungkn tmbul dar pemaparan suatu hazard dtempat kerja (Tarwaka, 2008). Rsk dapat dartkan sebaga kejadan yang tdak tentu dan dapat mengakbatkan suatu kerugan (Redja, 2003). Pengertan menurut AS/NZS 4360:2004 adalah sebaga peluang munculnya suatu kejadan yang dapat menmbulkan efek terhdap suatu bjek. Rsk datur berdasarkan nla kemungknan munculnya sebuah perstwa (lkelhd) dan dampak yang dtmbulkan leh perstwa tersebut (cncequence). Rsk dapat d nla secara kualtatf, sem kuanttatf. Manajemen adalah menyangkut budaya, prses, dan struktur dalam mengella suatu secara efektf dan terencana dalam sstem manajemen yang bak (AS/NZS 4360, 2009). Manual Handlng Lebh seperempat dar ttal kecelakaan kerja terjad berkatan dengan pekerjaaan manual handlng (Health Safety Executve, 2003). Manual handlng d defnskan sebaga suatu pekerjaan yang berkatan dengan mengangkat, menurunkan, mendrng, menark, membawa atau memndahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau dengan pengerahan seluruh badan. Serng pula pekerjaan-pekerjaan manual handlng dlakukan dengan menggunakan alat bantu mekank sepert trl, frklft, crane, hst, cnveyr dll (Tarwaka, 2011). Prses kerja manual handlng d Indnesa mash banyak djumpa. Pekerjaan mengangkat dan mengangkut barang merupakan salah satu cnth manual handlng. Menurut Nurmant (2004) manual handlng dplh karena bla dbandngkan dengan penanganan materal menggunakan alat bantu memlk kelebhan berupa fleksbltas gerakan yang dapat dlakukan untuk bebanbeban rngan, akan tetap pstur yang dlakukan be besar sebaga penyebab penyakt tulang belakang atau lw back pan. Apabla tt menerma beban stats secara berulang dan dalam waktu yang lama, maka akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada 55

5 send, lgamen, dan tendn. Keluhan hngga kerusakan nlah yang basanya dsebut dengan keluhan musculskeletal dsrders (MSDs) atau cedera pada sstem muskulskeletal (Tarwaka, 2010). Klasfkas Mengangkat dan Mengangkut Jens-jens cara mngangkat dan mengankut menurut Occupatnal Safety and Health Admnstratn (OSHA) dklasfkaskan menjad 5 (lma) bagan yatu: 1. Mengangkat dan menurunkan (lftng and lwerng) Mengankat adalah kegatan memndahkan barang ketempat yang lebh tngg yang mash dapat d jangkau leh tangan. Kegatan lannya menurunkan barang. 2. Mendrng/Menark (Push/Pull) Kegatan mendrng adalah kegatan menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memndahkan byek. 3. Memutar (Twstng ) Kegatan memutar tubuh bagan atas kesatu atau dua ss, sementara tubuh bagan bawah berada dalam pss tetap. 4. Membawa (Carryng ) Kegatan membawa merupakan kegatan mengamb barang dan memndahkannya. 5. Menahan (Hldng) Memegang byek saat tubuh beraa dalam pss dam. METODE PENELITIAN Metdlg peneltan yang d gunakan adalah metdlg deskrktf kualtatf dengan tujuan utama membuat gambaran maupun deskrps tentang suatu penerapan secara bjektf (Sugyn, 2016). Metdlg peneltan yang dgunakan adalah deskrktf kualtatf dengan rancangan crssectnal. Dalam melakukan dentfkas dan penlaan penggunaan menggunakan metde Jb Rsk Assessment (JRA), dengan menggunakan rumus Rsk sepert d bawah n. Rsk= Lkelhd X Expsure X Cnsequence HASIL DAN PEMBAHASAN Jbs rsk assesment pada tahap mempersapkan penggunaan frklft Pada tahapan n dlakukan dentfkas dan penlaan pekerjaan saat pengsan bahan bakar dan saat pegecekan kendaraan (frklft). Identfkas pada tahapan pengsan bahan bakar pada frklft n terdapat dua kegatan yatu menuju tempat pengsan bahan bakar (area utlty) dan memndahkan bahan bakar dar drum ke tangk frklft. Rsk pada kegatan tersebut terdapat 4 macam (menabrak barang, menabrak pekerja, terjadnya kebakaran dan terpajan bahan bakar (slar). Tabel 1. Penlaan pada tahapan pengsan bahan bakar pada frklft Basc Nla Level level penambahan pengendalan) Nla rsk Accept Subta ntal Subta ntal Subta ntal Sumber: Data Prmer, 2017 Pada tahap pengecekkan frklft terdapat kegatan pengecekan sebelum dgunakan, pada kegatan n terdapat 3 macam yang pntensal terjad pada pekerja yatu terjept, tergres dan terbentur. Penelaan ptens 56

6 pada tahap pengecekan frklft dapat dlhat pada tabel berkut. Tabel 2. Penlaan pada tahapan pengecekan frklft Exstng Level Basc level penambahan Level pengendalan) Rsk Rsk Tergr es Terjep t N la R sk N la R sk Terbe ntur Sumber: Data Prmer, 2017 accept accept accept Jbs rsk assesment pada tahap mengangkat barang dengan frklft dan secara manual Prses kegatan pengangkatan barang terdapat 3 (tga) aktvtas kegatan yatu mempersapkan pallet, menyusun atau mengangkat barang ke atas pallet dan mengangkat barang (prses pengangkutan). Pada prses n terdapat yang terdentfkas sebanyak 4 (empat) yatu pallet jatuh, pstur janggal, kak tertmpa dan barang terjatuh. Penlaan pada tahap mengangkat dapat dlhat pada tabel 3 berkut. Tabel 3. Penlaan mengangkat barang dengan frklft dan secara manual Basc level Nla Level penambahan pengendalan) Nla rsk Prrty Prrty Accepta ble Prrty Sumber: Data Prmer, 2017 Pada tabel 3. tersebut d atas terdapat tngkat (level rsk) prrty sebanyak 3 (tga) macam dan accept sebanyak 1 (satu) macam. Jbs rsk assesment pada tahap memndahkan dan meletakkan barang Menndahkan dan meletakan barang terdr dar dua bagan kegatan yatu memndahkan barang kedalam gudang pada saat barang tba dan memndahkan barang kedalam mbl pada saat akan d dstrbuskan ke agen-agen yang ada d Balkpapan. Pada kegatan memndahkan dan meletakan barang dengan menggunakan frklft terdapat 9 (semblan), dengan rncan pekerjaan memndahkan barang kedalam gudang dengan sebanyak 3 (tga) yatu menabrak bangunan, menabrak pekerja dan barang terjatuh. Memndahkan kedalam mbl memlk yatu menabrak mbl menabrak pekerja. untuk pekerjaan meletakan barang ketempat yang tngg memlk yatu pekerja terjatuh, barang yang dangkat terjatuh. Sedangkan untuk kegatan menumpuk barang nya terjatuh. Penlaan tanap n dapat dlhat pada tabel berkut. Tabel 4 Penlaan tahap pemndahan barang dan meletakkan barang Basc level Nla Level penambahan pengendalan) Nla rsk Prrty Very hgh Prrty Prrty Accepta ble Very hgh Prrty Prrty Prrty Accepta ble Sumber: Data Prmer,

7 Pada tabel 4 terdapat 2 (dua) level yang tngg yatu pada menabrak pekerja dan barang terjatuh sedangkan lannya terdapat 6 level prrty dan kategr Accept sebanyak 2 (dua). Jbs rsk assesment pada tahap akhr/ berhent dan parkr Pada tahap akhr prses kegatan pengangkatan dan pengangkutan barang yatu menempatkan frklft pada lkas penempatan (lkas parkr). Ptens yang terjad adalah pekerja tersandung atau menabrak frklft dan frklft menbarak pekerja atau barang. Penelaan pada tahap akhr kegatan penggunaan frklft adalah penempatan kendaraan menuju lkas parkr dapat d jelaskan pada tabel berkut. Tabel 5. Penlaan pada tahap akhr kegatan Basc level Nla rsk penambahan pengendalan) Nla rsk Level accept , ,5 5 accept Sumber: Data Prmer, 2017 KESIMPULAN Beberapa kejadan yang terdentfkas ada 22 macam. Rsk yang terdentfkas selanjutnya dlakukan prses penlaan. Rsk yang memlk rsk ratng sangat tngg adalah barang terjaruh dan kendaraan menabrak pekerja, kategr tersebut perlu mendapatkan tndakan yang sesegerah mungkn agar tdak menghentkan prses pekerjaan. Kategr subtansal memlk 3 tem yatu menabrak pekerja, terjadnya kebakaran dan pekerja terpapar leh uap bahan bakar. Kategr prrty dalam penlaan terdapat 9 tem, sedangkan yang dterma sebanyak 10 tem. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang Ketenagakerjaan Republk Indnesa, 2003, Undang- Undang Nmr 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Kementeran Hukum dan Hak Asas Manusa, Jakarta. 2. Suma mur, 2009, Hgene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, PT Tk Gunung Agung, Jakarta. 3. Syaaf, 2008, Analss Perlaku be d PT. X, Skrps, Depk, FKM UI, Jakarta. 4. Suma mur, 1993, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV Haj masagung, Jakarta. 5. Rva, V, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusa Untuk Perusahaan Dar Ter ke Praktk, Raja Grafnd Persada, Jakarta. 6. Australan/New Zeland Standart, AS/NZS 4630, 2004, Rsk Management Standard, Australa. 7. Raml, S, (ed) Djajanngrat, H, 2010, Sstem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja: OSHAS 8001, Penerbt PT Dan Rakyat, Jakarta. 8. Tarwaka, 2008, Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Manajemen dan Implementas K3 d Tempat Kerja, Penerbt Harapan Press, Surakarta. 9. Health and Safety Executve, Essentals f Health and Safety at Wrk 4th Edtn. HSE Prced and Free Publcatns Can be Vewed Onlne r Ordered frm Tranter, M, 1999, Occupatnal Hygne and Rsk Management, Australa: A Multmeda Package, OH&S Press. 11. Raml, S, (ed) Djajanngrat, H, 2011, Pedman Prakts Manajemen Rsk dalam Perspektf K3 OHS Rsk 58

8 Management, Penerbt PT Dan Rakyat, Jakarta. 12. Tarwaka, 2011, Dasar-Dasar Pengetahuan Ergnm dan Aplkas d Tempat Kerja, Harapan Press. Surakarta. 13. Nurmant, Ek, 2008, Ergnm; Knsep Dasar Dan Aplkasnya, Eds ke dua, Prma Prntng, Surabaya. 14. Sugyn, 2016, Metde Peneltan Kuanttatf Kualtatf Dan R&D, Alfabeta, Bandung. 59

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pan(LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskletal akbat kerja palng serng dtemukan.nyer juga bsa menjalar kedaerah lan sepert punggung bagan atas dan pangkal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog dalam bdang ndustr d Indonesa berkembang dengan pesat, sehngga menghaslkan mesn dan alat-alat canggh yang berguna sebaga alat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Dua cara melakukan proyeksi risiko : 1. Probabilitas di mana risiko adalah nyata 2. Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko

Dua cara melakukan proyeksi risiko : 1. Probabilitas di mana risiko adalah nyata 2. Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko PROYEKSI RISIKO / PERKIRAAN RISIKO Dua cara melakukan proyeks rsko : 1. Probabltas d mana rsko adalah nyata 2. Konsekuens masalah yang berhubungan dengan rsko Perencanaan proyek bersama dengan manajer

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uj Normaltas Llefors D dalam pengendalan persedaan, perumusan lmu statstk dgunakan untuk menentukan pola dstrbus, dmana pola dstrbus tersebut dapat dhtung dengan menguj kenormalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

RAY TRACING dan. Oleh : Karmilasari

RAY TRACING dan. Oleh : Karmilasari RAY TRACING dan RADIOSITY Oleh : Karmlasar RAY TRACING vs. RADIOSITY 2 Revew : ILUMINASI Secara umum dlhat dar fsknya, model lumnas menggambaran perpndahan energ dan radas fokus pada sfat sfat cahaya danmateral

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 II TINJUN PUSTK 2.1 Manaemen Proyek 2.1.1 Pengertan Manaemen Proyek Sebelum mengemukakan apa art dar Manaemen Proyek, terlebh dahulu akan mengetahu art dar Manaemen dan Proyek tu. Menurut Hamng dan Nurnaamuddn

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

Kata kunci: FMEA, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab akibat

Kata kunci: FMEA, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab akibat ANALISIS UPAYA PENGENDALIAN KUALITAS KAIN DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) PADA MESIN SHUTTEL PROSES WEAVING PT TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES Atka Andryan *), Ran Rumta Atkaandryan94@gmal.com

Lebih terperinci