Kata kunci: FMEA, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab akibat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: FMEA, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab akibat"

Transkripsi

1 ANALISIS UPAYA PENGENDALIAN KUALITAS KAIN DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) PADA MESIN SHUTTEL PROSES WEAVING PT TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES Atka Andryan *), Ran Rumta Program Stud Teknk Industr, Fakultas Teknk, Unverstas Dponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undp Tembalang, Semarang, Indonesa Abstrak PT Tga Manunggal Synthetc Industres adalah perusahaan yang bergerak d bdang tekstl d Kota Salatga. Masalah yang terdapat pada perusahaan n adalah banyaknya cacat yang terjad pada bagan weavng yatu mencapa 9% per harnya. Jka konds sepert n dbarkan maka akan menyebabkan kerugan bag perusahaan. Dengan konds sepert n, PT Tmatex ngn mengurang jumlah cacat semnmal mungkn. Untuk tu permasalahan utama yang dangkat pada jurnal n adalah bagamana caranya mengetahu faktor penyebab cacat pada produk kan yang d oleh PT Tmatex dalam upaya mendukung dan mengevaluas kebjakan pengendalan kualtas yang dterapkan oleh PT Tmatex dengan menggunakan tools dagram pareto, peta kendal p, dan dagram sebab akbat (fshbone) kemudan d analss dengan menggunakan metode Falur Mode And Effect Analyss (FMEA). Kata kunc: FMEA, dagram pareto, peta kendal p, dagram sebab akbat Abstract [Analyss Of Qualty Control Measures Fabrc Wth Falure Mode And Effect Analyss (Fmea) Shuttel Machne Weavng Process PT Tga Manunggal Synthetc Industres]PT Tga Manunggal Synthetc Industres s a company engaged n the feld of textles n Salatga. The matter contaned n ths company s the number of defects that occur n the weavng, reachng 9% per day. Ths condtons wll causng a loss for the company. Wth ths condton, PT Tmatex want to reduce the number of defects to a mnmum. To the man ssues rased n ths paper s how to determne the causes of defects n the fabrc products manufactured by PT Tmatex n order to support and evaluate the qualty control polcy mplemented by PT Tmatex usng Pareto Dagrams, p Chart, and Cause and Effect Dagram (fshbone) and then analyzed usng Falur Mode And Effect analyss (FMEA) methodes. Keywords: FMEA, Pareto charts, control charts p, cause and effect dagram 1. Pendahuluan PT. Tga Manunggal Synthetc Industres yang d kenal dengan nama Tmatex merupakan perusahaan perseroan terbatas dengan 3 penanam saham dan bergerak d bdang tekstl (pemrosesan benang menjad kan). Dresmkan pada tahun 1976 d Kota Salatga dan memlk kantor pusat d Jakarta. Seven Tools merupakan suatu alat pengendalan kualtas dengan menggunakan metode statstk yang bertujuan mengdentfkas dan menganalss penyebab terjadnya defect pada produk. Sedangkan FMEA merupakan suatu metode untuk mengdentfkas penyebab terjadnya defect dan menganalsa penyebab defect yang mungkn menyebabkan setap kegagalan fungs dan untuk memastkan pengaruh kegagalan berhubungan dengan setap bentuk kegagalan (Nasuton, 2005). Dengan banyaknya cacat yang terjad pada suatu *) Penuls Penanggung Jawab proses akan menmbulkan kerugan bag suatu perusahaan. PT Tmatex memlk beberapa tahan pemrosesan, salah satunya adalah proses weavng yatu proses menenun. Pada proses n terdapat 3 mesn yang dgunakan yatu shuttle, raper, dan water jet loom. Pada mesn shuttel target yang dterapkan perusahaan hanya memperbolehkan cacat yang terjad tdak lebh dar 5%, namun pada mesn shuttel cacat yang terjad pada produk tercatat rata-rata 9% perharnya sehngga mengakbatkan kerugan pada perusahaan sepert serngnya keterlambatan pengrman barang serta tdak mampu memenuh demand yang ada. Tujuan dar peneltan n adalah untuk mengdentfkas jens defect yang palng besar dan faktor penyebab kecacatan yang terjad pada bagan weavng serta memberkan usulan faktor mana yang seharusnya ddahulukan untuk dperbak. 2. Bahan dan Metode Bahan dan metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah sebaga berkut;

2 MULAI Stud Pendahuluan Pengumpulan Data Data yang dgunakan meruoakan data haran mengena defect pada perode Jul 2015 pada PT Tmatex Stud Lapangan Stud Pustaka Kualtas Pengendalan Kualtas Seven Tools FMEA Pengolahan Data dan Analss Mengdentfkas Penyebab Defect SevenTools Perumuasan Masalah Mengdentfkas dan menganalsa penyebab defect Menganalss Faktor Penyebab Defect FMEA Tujuan Peneltan Mengdentfkas faktor penyebab defect Menganalss faktor-faktor penyebab defect Menentukan ususlan perbakan berdasarkan analss defect Kesmpulan dan Saran Memberkan kesmpulan dan saran tentang hasl peneltan Selesa Gambar 1 Metodolog Peneltan Pengendalan Kualtas Pengendalan kualtas menurut merupakan suatu sstem verfkas dan penjagaan/perawatan dar suatu tngkatan/derajat kualtas produk atau proses yang dkehendak dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaan perlatan yang sesua, nspeks yang terus menerus, serta tndakan korektf blamana dperlukan. Dengan demkan hasl yang dperoleh dengan kegatan pengendalan kualtas benar-benar bsa memenuh standar yang telah drencanakan (Wgnjosoebroto, 2003). Tujuan dadakannya pengendalan kualtas adalah menyedakan suatu alat baru yang membuat pemerksaan proses menjad lebh efektf (Eugene L. Grant & Rchard S. Leavenworth, 1993). Seven Tools Checksheet Check sheet merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Bentuk dan snya dsesuakan dengan kebutuhan maupun konds kerja yang ada. (Dahlgaard, Krstensen, Kanj, 2002, p.77). Flowchart Sebuah dagram alr yang basa dgunakan untuk dagram prosedur operasonal untuk menyederhanakan sebuah sstem (Dahlgaard, Krstensen, Kanj, 2002, p.77). Hstogram Salah satu alat dar metode statstk yang dgunakan untuk menganalsa data yang dkelompokkan dalam satu jens pengamatan yang sama sebab dstrbus data yang satu mungkn akan berbeda dengan dstrbus data lannya (Wgnjosoebroto, 2006, p.261). Control Chart Peta p menunjukkan perbandngan jumlah tem cacat atau tdak memenuh spesfkas dar sejumlah sampel p jumlah _ tem _ yang _ cacat jumlah _ tem _ dalam _ sampel... (1) Peta p dtujukkan untuk pengendalan proses dmana ukuran sampel bervaras sehngga besaran p akan selalu menunjukkan propors tem yang cacat dar sekumpulan sampel. Langkah-langkah pembuatan Peta p : 1. Lakukan pemerksaan terhadap n buah tem produk dan cacat (np). Ulang pemerksaan untuk sampel lan yang dambl dar lot atau waktu yang lan. 2. Untuk setap pemerksaan (sampel ), htung fraks cacat dengan : n p p n... (2) 3. Htung rata-rata fraks cacat dar seluruh tem yang dperksa dengan : p k 1 k n 1 n p... (3) Dmana k = jumlah sampel yang dperksa 4. Htung standar devas fraks cacat dengan rumus: s p ( 1 p) n... (4)

3 5. Buat peta p dengan batas-batas kendal sebaga berkut : Gars sentral (Central Lmt)=CL = p Batas Kendal Atas (UpperCentral Lmt)=UCL = p 3s Batas Kendal Bawah (LowerCentral Lmt)= LCL = p 3s 6. Plot fraks cacat p unutk setap pemerksaan (sampel) pada peta kendal yang dbuat pada langkah Interpretaskan peta kendal yang terbentuk dan lakukan analss terhadapnya. (Montgomery, 1993) Pareto Dagram Pareto dagram adalah dagram untuk mengdentfkas beberapa su vtal dengan menerapkan aturan perbandngan 0:20, artnya 0% penngkatan dapat dcapa dengan memecahkan 20% masalah terpentng yang dhadap (Yamt, 2010). Fshbone Dagram Sebab Akbat (Cause effect Dagram) Dagram n berguna untuk menganalsa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara sgnfkan ddalam menemukan karakterstk kualtas output kerja (Wgnjosoebroto, 2006, p.269). Scatter Dagram Scatter dagram dgunakan untuk melhat korelas dar suatu faktor penyebab yang berkesnambungan erhadap faktor lan. Dar penyebaran ttk-ttk (scatter) bsa danalsa hubungan sebab akbat yang ada (Wgnjosoebroto, 2006, p.27). Falures Mode and Effect Analyss (FMEA) FMEA (Falure Mode and Effect Analyss) adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengdentfkas dan mencegah sebanyak mungkn mode kegagalan (falure mode). FMEA dgunakan untuk mengdentfkas sumber-sumber penyebab dar suatu masalah kualtas. Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan sepert kecacatan dalam desan, konds dluar batas spesfkas yang telah dtetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungs dar produk tu. Tujuan FMEA a. Untuk mengetahu dan mengevaluas potensal kegagalan (potensal falure) dar produk ataupun proses dan efek yang dtmbulkan dar kegagalan tersebut. b. Mengdentfkas tndakan-tndakan (acton) yang dapat menguar kesempatan terjadnya kegagalan. c. Mendokumentaskan proses secara keseluruhan. d. Mengdentfkas dan membangun tndakan perbakan yang bsa dambl untuk mencegah atau mengurang kesempatan terjdanya potens kegagalan atau pengaruh pada sstem. Langkah Dasar FMEA Terdapat tahapan dalam menggunakan metode FMEA, yatu : 1. Melakukan pengamatan terhadap proses. 2. Mengdentfkas potensal falure 3. Mengdentfkas akbat (potensal effect) yang dtmbulkan oleh potensal falure mode. 4. Menetapkan nla severty (S). 5. Mengdentfkas penyebab (potensal cause) dar falure mode yang terjad. 6. Menetapkan nla occurrence (O). 7. Identfkas control proses saat n (current process control) yang merupakan deskrps dar control untuk mencegah kemungknan sesuatu yang menyebabkan mode kegagalan atau kerugan akbat cacat.. Menetapkan nla detecton (D). 9. Nla RPN (Rsk Potensal Number). 10. Nla RPN menunjukkan keserusan dar potensal falure, semakn tngg nla RPN maka menunjukkan semakn bermasalah. 11. Segera berkan usulan perbakan terhadap potensal cause, alat control dan efek yang dakbatkan dar cacat n. Prortas perbakan pada falure mode yang memlk nla RPN terplh. 12. Analsa, dokumentas dan memperbak FMEA. Falure modes and effect analyss (FMEA) merupakan dokumen yang harus danalsa dan durus secara terus-menerus. Menentukan Severty, Occurance, Detecton, dan RPN Severty (S) Severty adalah langkah pertama untuk menganalsa resko penyebab kegagalan yatu menghtung seberapa besar dampak yang akan mempengaruh output yang dhaslkan selama proses. Tabel 2.1 Krtera Evaluas dan Sstem Perngkat untuk Severty Effect Severty of Effect for FMEA Ratng Tdak Ada Bentuk kegagalan tdak 1 Sangat Mnor Mnor Sangat Rendah memlk pengaruh - Spesfkas produk tdak sesua tetap dterma - Pelanggan yang jel menyadar defect tersebut - Spesfkas produk tdak sesua tetap dterma - Sebagan pelanggan menyadar defect tersebut - Spesfkas produk tdak sesua tetap dterma - Pelanggan secara umum menyadar defect tersebut 2 3 4

4 Rendah Sedang Tngg Sangat Tngg Berbahaya dengan perngatan Berbahaya tanpa adanya perngatan - Defect tdak mempengaruh proses berkutnya - Produk dapat beroperas tetap tdak sesua dengan spesfkas - Defect mempengaruh terjadnya defect atau mempengaruh 1 2 proses berkutnya - Produk akan menjad waste pada proses berkutnya - Defect mempengaruh terjadnya defect atau mempengaruh 3 4 proses berkutnya - Produk akan menjad waste pada proses berkutnya - Gangguan mayor pada ln - Defect mempengaruh terjadnya defect atau mempengaruh 4 6 proses berkutnya - Produk akan menjad waste pada proses berkutnya - Kegagalan tdak membahayakan operator - Kegagalan langsung menjad waste - Kegagalan akan terjad dengan ddahulu perngatan - Dapat membahayakan operator - Kegagalan langsung menjad waste - Kegagalan akan terjad tanpa adanya perngatan terlebh dahulu Occurance (O) Occurrence adalah kemungknan bahwa penyebab tersebut akan terjad dan menghaslkan bentuk kagagalan selama masa penggunaan produk. Tabel 2.2 Krtera Evaluas dan Sstem Perngkat untuk Occurance Proftablty of Falure Occurance Ratng Sangat Tngg 1 dalam 2 10 Kegagalan hampr tak bsa dhndar 1 dalam Tngg 1 dalam Umumnya berkatan dengan proses terdahulu yang 1 dalam 20 7 kadang mengalam Sedang 1 dalam 0 6 Umumnya berkatan dengan proses 1 dalam terdahulu yang kadang mengalam kegagalan tetap 1 dalam tdak dalam jumlah besar Randah Kegagalan tersolas berkatan proses serupa Sangat Rendah 1 dalam Hanya kegagalan tersolaso yang berkatan dengan proses hampr dentc Remote 1 dalam Kegagalan mustahl, tak pernah ada kegagalan yang terjad dalam proses yang dentc 1 dalam Detecton (D) Detecton menunjukkan tngkat kemungknan penyebab kegagalan dapat lolos dar kontrol yang sudah dpasang. Tabel 2.3 Krtera Evaluas dan Sstem Perngkat untuk Detecton Detecton Lkelhood of Detecton Ratng Hampr tdak mungkn Sangat jarang Jarang Sangat rendah Rendah Tdak ada alat pengontrol yang mampu mendeteks Alat pengontrol saat n sangat sult mendeteks bentuk atau penyebab kegagalan Alat pengontrol saat n sult mendeteks kegagalan kegagalan sangat rendah kegagalan rendah

5 Total Cacat PJRO DBRM ASL Propors Propors Sedang Agak tngg Tngg Sangat tngg Hampr past kegagalan sedang kegagalan sedang sampa tngg kegagalan tngg kegagalan sangat tngg kegagalan hampr past terbesar yang terjad pada produk kan pada perode Jul 2015 adalah PJRO 3,63%, SCC 25,32%, dan LPT 16,93%. Karena prnsp dar dagram pareto adalah 20% penyebab bertanggung jawab terhadap 0% masalah yang muncul maka fokus penuls pada cacat tertngg saja yatu PJRO Analss Control Chart P Chart of Jumlah Cacat Iteras Sample Gambar 3 Peta p teras 0 Cacat pbar ucl lcl Rsk Prorty Number (RPN) RPN merupakan produk matemats dar keserusan effects (Severty), kemungknan terjadnya cause akan menmbulkan kegagalan yang berhubungan dengan effects (Occurrence), dan kemampuan kegagalan terjad pada pelanggan (Detecton). Dengan kata lan RPN merupakan hasl dar perkalan antara severty, occurrence, dan detecton. RPN = S x O x D. (6) Hasl dan Pembahasan 3.1 Analss Seven Tools Analss Dagram Pareto Dagram Pareto Jens Cacat Gambar 2 Dagram Pareto Jumlah Kumulatf Dar gambar datas, dagram pareto dapat dketahu bahwa tga jens cacat yang P Chart of Jumlah Cacat Iteras Sample Gambar 4 Peta p teras 1 Pada grafk mengena peta kendal p pada teras 0 terlhat bahwa terdapat 4 ttk yang berada d luar batas kendal bak batas kendal atas maupun batas kendal bawah, yatu sampel 1, 10, 15, dan 25. Karena mash terdapat cacat yang keluar dar batas kendal maka harus dlakukan teras 1 dengan menghlangkan data tersebut. Setelah dlakukan teras 1 tdak ada lag cacat yang keluar menunjukkan bahwa data cacat sudah terkendal. Karena mash terdapat cacat yang keluar dar batas kendal, maka perlu segera dlakukan pengendalan agar cacat tetap berada pada batas yang normal Analsa Cause and Effect Dagram Cacat Pbar UCL LCL

6 SDM rendah manusa Mengopraskan banyak mesn lngkungan Banyak lampu mat Kemampuan operator kurang Belum berpengalaman Jumlah operator sedkt Operator kurang telt Lupa mengamat mesn Kpas tdak berfungs Suhu panas Kurang ventlas Lampu gelap Tdak ada APD kebsngan bsng Pakan Jarang Operator Mesn breakdown Benang tdak sesua spesfkas Mesn tua mesn materal Gambar 5 Dagram Sebab Akbat Cacat PJRO Dar dagram pareto dapat dketahu bahwa cacat yang mendomnas adalah cacat PJRO (Pakan Jarang Operator). Faktor-faktor yang mempengaruh cacat tersebut dgambarkan pada fshbone datas, yatu: 1. Faktor Manusa Manusa merupakan faktor penyebab utama dar cacat PJRO karena pada PT Tmatex mash menggunakan tenaga manusa sebaga operator dar mesn. Kesalahan-kesalahan yang dlakukan operator adalah kemampuan operator yang kurang, kesalahan n terjad karena operator PT Tmatex memlk SDM yang rendah sehngga dalam memaham cara penggunaan mesn kurang dan kurang juga dalam pengalaman. Selan tu kesalahan yang terjad adalah operator kurang telt karena operator mengopraskan banyak mesn dengan perbandngan 5 mesn dkendalkan oleh 1 orang sehngga operator serng lupa untuk mengamat mesn. 2. Faktor Lngkungan Faktor lngkugan berpengaruh sangat besar terhadap hasl pada PT Tmatex. Lngkungan kerja yang tdak nyaman akan berpengaruh kurang bak terhadap hasl. Lngkungan yang dmaksudkan dsn adalah sepert suhu, kebsngan, dan penerangan d sektar tempat bekerja. Suhu yang ada d sektar bekerja relatf tngg, hal n bsa drasakan ketka berkellng ke lanta bahwa keadaan lanta cukup panas. Penerangan d tempat tempat tertentu juga terdapat tempat yang kurang terang yang menyebabkan keteltan dar operator bsa berkurang. Namun, faktor lngkungan yang memlk pengaruh cukup besar adalah kebsngan. Mesn mesn yang beroperas d bagan weavng mempunya suara yang sangat keras. Hal n mengakbatkan tngkat kebsngan pada lanta sangatlah keras. Dengan berbaga faktor lngkungan yang ada tersebut dapat mempengaruh knerja operator dalam melakukan tugasnya. Konsentras bsa menurun dan menyebabkan terjadnya kecacatan pada produk kan yang dhaslkan. 3. Faktor Materal Materal yang dgunakan untuk kan d weavng n adalah hasl dar spnnng yang dlakukan juga oleh PT Tmatex. Sehngga semua proses pada bagan weavng tergantung dar hasl yang dlakukan oleh bagan wndng dan drawng. Namun, materal benang hasl wndg dan drawng serng kal belum sesua dengan spesfkas yang ada. Pada pada cacat pakan jarang, untuk pakan jarang n juga dkarenakan materal benang dar wndng dan drawng terdapat bagan dmana ketebelan benang tersebut lebh tps dbandngkan dengan bagan

7 benang yang seharusnya ataupun kesalahan motf yang terjad pada proses drawng. 4. Faktor Mesn Mesn-mesn yang dgunakan pada weavng adalah mesn shuttle, water jet lom, dan raper. Namun pada analss n hanya terfokus pada mesn shuttle. Mesn shuttle pada PT Tmatex sudah berumur lebh dar 20 tahun sehngga mesn serng terjad breakdown dan akan berpengaruh pada proses produks yang sedang terjad. Faktor Lngkunga n 3.2 Analss Falure Mode and Effect Analyss (FMEA) Tabel 1 Analss FMEA pada PT Tmatex Akbat Seve Occur Penyebab Kegagalan rty ance Kontrol yang Dlakukan Kegagalan Proses (S) (O) Adanya penurunan konsentras operator yang menyebabka n terjadnya defect Detect on (D) RPN Suhu Tngg 9 Penggunaan turbn ventlator Kebsngan Tngg 10 Penerangan kurang Pemberan ear plug dan penyuluhan kepada operator mengena pentngnya penggunaan ear plug Penambahan ttk lampu dan penggantan lampu dengan yang baru Total RPN per Faktor Rank Manusa Mesn Materal Terjad defect Proses terganggu Terjad defect pada hasl Kurang telt Operator dber teguran Kemampuan kurang Terjad breakdown pada mesn Materal tdak sesua spesfkas Dengan metode FMEA terlhat ada beberapa macam penlaan yatu penlaan severty, occurance, dan detecton. Severty merupakan penlaan untuk menganalss seberapa besar dampak yang akan mempengaruh output yang dhaslkan selama proses. Dar tabel dapat dlhat bahwa nla tertngg pada severty bernla delapan yatu bsa dlhat pada faktor lngkungan dan manusa. Hal n karena kedua faktor tu memlk pengaruh yang sangat besar yang mengakbatkan terjadnya defect. Dengan lngkungan yang kurang nyaman menyebabkan manusa atau operator kurang nyaman dalam melakukan pekerjaannya sehngga bsa mengakbatkan terjadnya kesalahan kesalahan dalam bekerja yang mengakbatkan defect. Occurrence merupakan penlaan mengena kemungknan bahwa penyebab tersebut akan terjad dan menghaslkan bentuk kegagalan selama masa penggunaan produk. Dar table tersebut dapat dlhat bahwa nla tertngg yang penuls berkan yatu nla sepuluh yang ada pada penyebab kegagalan yang dkarenakan kebsngan yang tngg. Kebsngan pada lanta PT. Tmatex sangatlah tngg. Hal tersebut bsa mengganggu konsentras dan kenyamanan dar pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Dengan tngkat kebsngan yang sangat tngg bsa menyebabkan operator melakukan berbaga macam bentuk kesalahan yang bsa mengakbatkan terjadnya defect pada produk yang dhaslkan. Selan tu, suhu yang tngg juga 7 6 Operator dawas dan dber pelathan Melakukan mantenance mesn secara berkala Melakukan kontrol terhadap materal yang akan dgunakan apakah sudah sesua spesfkas atau belum menyebabkan konsentras pekerja juga mengalam penurunan. Oleh karena tu, penuls untuk penyebab yang dkarenakan suhu yang tngg dber nla semblan. Nla Detecton dasosaskan dengan pengendalan saat n. Detecton adalah pengukuran terhadap kemampuan mengendalkan atau mengontrol kegagalan yang dapat terjad. Dar tabel dlhat bahwa nla tertngg yang dberkan penuls adalah 7 yang dberkan pada mantenance, kontrol materal, dan penambahan lampu. Penuls member nla 7 pada faktor tersebut dkarenakan mantenance perlu dlakukan karena breakdown yang terjad pada mesn shuttle sangat banyak, untuk pengontrolan materal karena materal yang rusak karna proses sebelumnya sangat mempengaruh output dar mesn shuttle. Kemudan pada penggantan lampu sangat dperlukan karena pengendalan operator dlakukan dengan melhat jalannya kan pada mesn shuttle. Sedangkan nla terendah dberkan pada faktor manusa yatu dberkan nla 4. Hal n dkarenakan memberkan teguran kepada operator yang salah melakukan pekerjaan sudah serng dlakukan oleh pengawas atau supervsor. Setelah penlaan datas sudah dlakukan maka akan ddapat nla RPN yatu nla yang ddapat dar hasl perkalan antara severty, occurance, dan detecton. Setelah tu kta rangkng nla RPN dar terbesar hngga palng rendah. Berdasarkan table analss dengan metode FMEA, dketahu bahwa

8 faktor lngkungan mendapatkan rangkng pertama oleh karena tu faktor lngkungan menjad prortas utama untuk dperbak, karena faktor lngkungan yang bsa mengakbatkan tmbulnya faktor faktor lan sepert faktor manusa dan mesn yang bsa menmbulkan terjadnya defect pada produk. Pada tabel juga terdapat usulan perbakan yang bsa dlhat pada tabel detecton berdasarkan tngkat prortasnya sehngga perusahan dapat lebh mudah untuk mengambl keputusan perbakan berdasarkan prortas perbakan yang palng utama. 4. Kesmpulan Berdasarkan hasl pengolahan data dan mplementas yang telah dlakukan, maka dapat dtark beberapa kesmpulan sebaga berkut : Dar pengamblan data dan dlakukannya perhtungan serta analss ddapatkan cacat tertngg yang palng mempengaruh hasl adalah cacat PJRO yatu sebanyak 7463 atau 3,63% dar cacat keseluruhan pada bulan Jul Dar defect tersebut ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadnya defect tersebut, yatu: Faktor Manusa - Kekurangteltan dar operator - Kurangnya kemampuan Faktor Mesn - Serng terjadnya breakdown pada mesn Faktor Materal - Materal yang dgunakan tdak sesua dengan spesfkas Faktor Lngkungan - Suhu yang tngg d sektar lanta - Kebsngan yang tngg dakbatkan oleh mesn mesn yang bekerja pada lanta - Penerangan yang kurang pada beberapa tempat tertentu Usulan perbakan yang bsa dberkan untuk mengatas permasalahan tersebut adalah dengan memperhatkan lngkungannya sebaga faktor pertama yang harus dperbak lebh lanjut. Dengan lngkungan yang tdak nyaman menyebabkan knerja operator tdak maksmal. Hal yang bsa dlakukan adalah dengan memasang turbn ventlator, memberkan ear plug ke operator dan menambah lampu d tempat tertentu. Selan tu, juga perlu dlakukan pelathan ke operator untuk menngkatkan kemampuan mereka dan memberkan sstem reward and punshment. senantasa memberkan bantuan dan dorongan semangat yang tdak bsa d sebutkan satu-satu. Daftar Pustaka Frdaus, Rahman, dkk, Perbakan Proses Produks Muffler dengan Metode FMEA pada Industr Kecl d Sdoarjo Terseda : Sdoarjo: Penerbt Unverstas Muhammadyah Sdoarjo.Dakses Tanggal 9 Maret 2013 Gasperz, Vncent 2001.Total Qualty Manajemen. PT Grameda : Jakarta Gunawan, Hendra Implementas Pengendalan Kualtas Dengan Menggunalan Metode Statstk Pada Pabrk Cat CV X Surabaya TI%20Bab2001.pdf Iran, Yan Analss Kegagalan Produk Integrated Crcut Dengan Menggunakan Metode FMEA d PT X Bandung Ivanto, Muhammad. Pengendalan Kualtas Produks Koran Menggunakan Seven Tools Pada PT Akcaya Pawra Kabupaten Kubu Raya. Larcha, Lthrone Usulan Perbakan Kualtas Dengan Penerapan Metode Sx Sgma dan FMEA Pada Proses Produks Roller Conveyor MBC d PT XYZ Mtra, Amtava Fundamental of Qualty and Improvement. Penerbt : Mac Mllan Mongomery, Douglas C Introducton to Statstcal Qualty Control. 4th Edton. New York : John Wley & Sonc, Inc Wgnjosoebroto, Srtomo Pengantar Teknk & Manajemen Industr Eds Pertama. Penerbt: Guna Wdya. Surabaya. Yamt, Zulan Manajemen Kualtas Produk dan Jasa. Ekonsa : Yogyakarta Ucapan Termakash Terma kash dsampakan kepada phakphak yang berkontrbus pada peneltan n, yatu : kepada kedua orang tua penuls yang senantasa memberkan dorongan semangat, motvas, do a serta dana, dan kepada Ibu Ran Rumta ST. MT. selaku pembmbng penuls, dan kepada teman-teman yang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI KORAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT. AKCAYA PARIWARA KABUPATEN KUBU RAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI KORAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT. AKCAYA PARIWARA KABUPATEN KUBU RAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI KORAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT. AKCAYA PARIWARA KABUPATEN KUBU RAYA Muhammad Ivanto Mahasswa Program Stud Teknk Industr Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk, Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Perbaikan Proses Produksi Muffler Dengan Metode FMEA Pada industri kecil di Sidoarjo Rachmat Firdaus,ST.,MT 1, Tedjo Sukmono,ST.MT 2, Ali Akbar,ST 3

Perbaikan Proses Produksi Muffler Dengan Metode FMEA Pada industri kecil di Sidoarjo Rachmat Firdaus,ST.,MT 1, Tedjo Sukmono,ST.MT 2, Ali Akbar,ST 3 Perbakan Proses Produks Muffler Dengan Metode FMEA (Rachmat Frdaus,ST.,MT Perbakan Proses Produks Muffler Dengan Metode FMEA Rachmat Frdaus,ST.,MT 1, Tedjo Sukmono,ST.MT 2, Al Akbar,ST 3 1,3 Jurusan Teknk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KEGAGALAN PANGGIL UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PULSA DENGAN SEVEN TOOLS DI PT. TELKOM Tbk. KANDATEL MEDAN

ANALISIS KEGAGALAN PANGGIL UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PULSA DENGAN SEVEN TOOLS DI PT. TELKOM Tbk. KANDATEL MEDAN 26 JURNAL SISTEM TEKNIK INDUSTRI VOL. 4, NO. 1, OKTOBER 23 ANALISIS KEGAGALAN PANGGIL UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PULSA DENGAN SEVEN TOOLS DI PT. TELKOM Tbk. KANDATEL MEDAN Oleh Muhammad Hudor Assten Laboratorum

Lebih terperinci

PENGUKURAN FUNGSI RUGI KUALITAS (QUALITY LOSS FUNCTION) DARI METODE TAGUCHI PADA PT. OLEOCHEM & SOAP INDUSTRI

PENGUKURAN FUNGSI RUGI KUALITAS (QUALITY LOSS FUNCTION) DARI METODE TAGUCHI PADA PT. OLEOCHEM & SOAP INDUSTRI PENGUKURAN FUNGSI RUGI KUALITAS (QUALITY LOSS FUNCTION) DARI METODE TAGUCHI PADA PT. OLEOCHEM & SOAP INDUSTRI Rana Puspta 1* 1 Jurusan Teknk Industr, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Teknolog Medan *E-mal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Kualtas telah menjad karakterstk utama dalam oransas atau perusahaan aar dapat berkemban lebh bak la dalam bdan produks d suatu oransas atau perusahaan. Hal n dpenaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneltan Guna dapat bersang dalam era perdagangan bebas yang ddukung oleh teknolog nformas dan komunkas yang tumbuh pesat, perusahaan dharuskan berusaha untuk menngkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci