BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang eberikan kesepatan bagi peningkatan deokrasi, dan kinerja daerah untuk kesejahteran asyarakat enuju asyarakat adani. Karena pebangunan daerah erupakan bagian integral dari kebijakan nasional sehingga arah, tujuan dan sasaran yang akan dicapai sejalan dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan dala GBHN yakni di dalanya eberi penjelasan bahwa untuk enjain keserasian dan keterpaduan pebangunan nasional perlu diusahakan keselarasan antara pebangunan sektoral dan pebangunan regional (Arsyad, 999: 359). Perkebangan pengeluaran peerintah yang dikeukakan oleh Peacock dan Wisean engatakan bahwa perkebangan ekonoi enyebabkan peungutan pajak yang seakin eningkat walaupun tarif pajak tidak berubah dan eningkatnya peneriaan pajak enyebabkan pengeluaran peerintah juga seakin eningkat (Mangkoesoebroto, 200: 23). Pengeluaran peerintah terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pebangunan. Pengeluaran pebangunan yang dilakukan peerintah seperti pengeluaran pada sektor pertanian, kesehatan, pebangunan daerah dan lain-lain. Pengeluaran pebangunan yang dilakukan peerintah terutaa dibiayai dari
2 peneriaan daerah. Seakin besar julah pajak yang diteria peerintah akan seakin eningkatkan pendapatan yang diteria peerintah untuk ebiayai pengeluaran peerintah. Sebaliknya dengan enurunnya peneriaan pajak, akan engakibatkan berkurangnya pendapatan peerintah, sehingga peerintah akan engeluarkan lebih banyak pengeluaran dengan enggunakan suber-suber peneriaan negara yang lain untuk ebiayai berbagai pengeluaran peerintah (Sutrisno, 993). Untuk enyelenggarakan ekonoi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, diperlukan kewenangan, dan keapuan enggali suber keuangan sendiri, yang didukung oleh peribangan keuangan antara Peerintah Pusat dan Daerah serta antara Provinsi dan Kabupaten/Kota yang erupakan prasyarat dala Peerintahan Daerah. Langkah yang harus ditepuh peerintah adalah dengan engefektifkan dan engefisienkan dala Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Arsyad, 999). Suber pendapatan daerah adalah seua peneriaan daerah yang berasal dari suber ekonoi daerah dan dana yang bersuber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah. Salah satu suber peneriaan daerah adalah dari perolehan pajak. Pungutan pajak erupakan hak prerogatif peerintah, pungutan tersebut didasarkan pada undang-undang, peungutannya dapat dipaksakan kepada subjek pajak untuk ana tidak ada balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan penggunaannya (Mangkoesoebroto, 200: 8). Perkebangan pengeluaran pebangunan setiap tahunnya engalai perubahan. Hal ini disebabkan karena tidak setiap tahun selalu elakukan proses
3 pebangunan daerah, berbeda dengan pengeluaran rutin yang sifatnya rutin dan selalu engalai peningkatan dari tahun ke tahun. Dana Pebangunan Nasional dari Angaran Pebangunan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan ke Propinsi Jawa Tengah, untuk pebangunan 20 sektor/ kegiatan tahun 200 tercatat sebesar 497,6 ilyar rupiah, turun sekitar 57 persen dengan tahun sebelunya, naun dana yang digali dari daerah naik sebesar 389,83 ilyar rupiah, naik 20,9 persen. Pada tahun 2002 dana APBN yang diteria daerah Jawa Tengah untuk pebangunan 20 sektor/ kegiatan tercatat sebesar,98 triliun rupiah, naik 4 kali lipat bila dibandingkan tahun sebelunya. Seiring dengan kondisi tersebut dana yang digali dari peerintah daerah terhipun sekitar 870,28 iliar rupiah, naik 2 kali lipat dari tahun 200. Pada tahun 2003 dana APBN yang diteria daerah Jawa Tengah tercatat sebesar 2,27 triliun rupiah, naik 4,69 persen bila dibandingkan tahun sebelunya, realisasi pendapatan asli daerah pada 2003 terhipun 9,37 persen dibandingkan dengan tahun 2002. Selaa periode tahun 200 sapai tahun 2003 realisasi peneriaan daerah kabupaten/ kota dibanding pengeluarannya enunjukkan sisi positif. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Tengah sebagai salah satu suber pebiayaan pebangunan daerah, enunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun (BPS). Pajak erupakan suber dana untuk ebiayai pengeluaran-pengeluaran peerintah, yaitu pengelauran rutin dan pengeluaran pebangunan. Subangan
4 peneriaan perpajakan terhadap peneriaan daerah diharapkan eningkat dari tahun ke tahun, sehingga dapat endukung tercapainya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang beribang. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk enganalisis antara pengeluaran pebangunan dan peneriaan pajak di Jawa Tengah. Oleh karena itu penulis engabil judul ANALISIS KAUSALITAS ANTARA PENGELUARAN PEMBANGUNAN DENGAN PENERIMAAN PAJAK DI JAWA TENGAH TAHUN 979-2004. B. Peruusan Masalah Meningkatnya peungutan pajak disebabkan di antaranya adalah perkebangan ekonoi dan eningkatnya peneriaan pajak enyebabkan pengeluaran peerintah untuk tujuan pebangunan juga eningkat. Oleh karena itu peerintah harus berupaya engoptialkan peneriaan dari sektor perpajakan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas aka dala penelitian ini diruuskan asalah yaitu Bagaianakah pola kausalitas antara pengeluaran pebangunan dengan peneriaan pajak di Jawa Tengah. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan peruusan asalah, aka tujuan penelitian ini adalah untuk engetahui dan enganalisis hubungan kausalitas antara pengeluaran pebangunan dan peneriaan pajak di Jawa Tengah.
5 D. Manfaat Penelitian. Mebuka wawasan bagi penulis tentang penelitian yang bersifat iliah pada uunya dan tentang pajak dan pengaruhnya terhadap pebangunan daerah khususnya di Jawa Tengah. 2. Bagi disiplin ilu untuk engetahui hubungan kausalitas antara peneriaan pajak dan pengeluasan pebangunan. 3. Sebagai salah satu syarat untuk eperoleh gelar sarjana. 4. Penyusunan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan pebanding bagi penelitian sejenis. E. Metodologi Penelitian. Jenis dan Suber Data Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data tentang pengeluaran pebangunan dan data tentang peneriaan pajak. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data berasal dari bacaan pustaka, dan data-data keuangan dari Biro Pusat Statistik, dan data-data lain yang relevan. 2. Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk enguji hipotesis adalah Uji Kausalitas Granger, yang digunakan untuk enguji arah hubungan antara dua variabel secara epiris. Dala hal ini variabel yang digunakan adalah pengeluaran pebangunan dengan peneriaan pajak. Uji Kausalitas Granger pada penelitian ini diforulasikan dengan persaaan regresi sebagai berikut :
6 GE t = α i GE t-i + β j TAX i= t- j + Ut Diana: TAX t = i= λ GE i t-i + δ TAX j t- j + Ut 2 GE t TAX t = Pengeluaran pebangunan = Peneriaan pajak = Julah lag Ut, Ut 2 = Variabel pengganggu α,β,λ,δ = Koefisien variabel Hasil regresi odel ini akan enghasilkan epat keungkinan engenai nilai koefisien-koefisien regresi asing-asing. a. Jika GE 0 dan TAX = 0 aka terdapat kuasalitas satu arah dari variabel pengeluaran pebangunan ke variabel peneriaan pajak. b. Jika GE = 0 dan TAX 0 aka terdapat kuasalitas satu arah dari variabel peneriaan pajak ke variabel pengeluran pebangunan. c. Jika GE = 0 dan TAX = 0 aka tidak terdapat kuasalitas antara variabel pengeluaran pebangunan dan variabel peneriaan pajak.
7 d. Jika GE 0 dan TAX 0 aka terdapat kuasalitas antara variabel pengeluaran pebangunan dan variabel peneriaan pajak. F. Sisteatika Penelitian Untuk engetahui secara singkat isi dari penulisan skripsi ini, penulis ebagi dala 5 bab, yang asing-asing akan enguraikan hal-hal sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dala bab ini berisi tentang latar belakang asalah, peruusan asalah, tujuan penelitian, anfaat penelitian, etode penelitian dan sisteatika penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Dala bab ini berisi tentang pengertian peneriaan pajak, teori tentang pajak, aca-aca pajak serta pengertian engenai pengeluaran pebangunan, studi epiris dan hipotesis penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dala bab ini berisi tentang difinisi variabel, data dan suber data, etode pengupulan data, dan etode analisis data.
8 BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dala bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, hasil analisis dan pebahasan. BAB V : PENUTUP Dala bab ini berisi tentang sipulan dan saran.