11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga dalam 15 ahun erakhir hampir seiap ahun kia harus mengimpor beras. Disamping iu, harga beraspun naik urun. Meski ampak ada spekulasi dalam flukuasi harga, bagaimanapun flukuasi harga iu erkai juga dengan flukuasi persediaan beras di pasaran. Beberapa kalangan mensinyalir, sejak dua dekade lalu elah erjadi konversi lahan peranian subur dengan sisem irigasi baik, khususnya di Jawa, secara luas unuk kepeningan indusri dan pemukiman. Ini mengakibakan areal persawahan menjadi berkurang dan enunya berpengaruh besar pada penurunan jumlah produksi padi. Sinyal elemen ersebu ampaknya ada benarnya karena berkurangnya produksi beras memang bersamaan dengan erjadinya alih fungsi lahan persawahan secara besarbesaran. Fakor lain yang mempengaruhi penurunan jumlah padi di luar konversi lahan ersebu adalah: a. Luas areal usaha ani yang kecil b. Dienukannya harga dasar padi secara kea oleh pemerinah Universias Sumaera Uara
12 c. Subsidi harga sarana produksi, seperi pupuk dan oba-obaan pemberanasan hama, elah dikurangi d. Ada kecenderungan dianara peani unuk menanam ladangnya dengan melakukan diversifikasi anaman pangan e. Keenagakerjaan Dalam koneks iulah implemenasinya, negara kia akan selalu dihadapkan pada krisis pangan yang erus menerus. Suau keadaan dimana jumlah produksi pangan idak mencukupi unuk memenuhi kebuuhan penduduk. Tampaknya kini kia sudah idak memiliki keahanan pangan yang berasal dari kekuaan produksi peranian dalam negeri, eapi benuk Keahanan Pangan yang Terganung. Sumbangan sekor peranian dalam perekonomian cenderung menurun dari ahun ke ahun sejalan dengan perkembangan kegiaan ekonomi di sekor-sekor lain di luar peranian. Pada ahun 1987 sekor peranian masih memberikan sumbangan sekiar 38 persen dari Produk Domesik Bruo (PDB). Unuk kelompok non-migas dan sepuluh ahun kemudian (1997) menurun menjadi 16 persen, aau erjadi penurunan raa-raa 2,2 persen per ahun. Dari sisi perdagangan dunia aau ekspor, peranan ekspor peranian dan sekor agribisnis akan erliha lebih jelas. Dalam ahun 1992, sekor agribisnis memberikan sumbangan sebesar US$ 6,24 milyar dan meningka menjadi US% 12,96 milyar pada ahun 1997, aau kenaikan sekiar 21% per ahun. Pesanya laju perkembangan di aas idak erlepas dari kebijakan ekonomi makro yang diempuh pemerinah, ermasuk kebijakan di sekor moneer. Universias Sumaera Uara
13 Sekor peranian berada di uruan keiga dalam memberikan sumbangan erhadap PDB nasional, yakni berkisar anara 14,8% sampai 17,36%, dengan kecenderungan yang menurun sebelum krisis ekonomi pada ahun 1997. Namum sejak erjadinya krisis, sumbangan erhadap PDB mengalami peningkaan. Selama periode 1983-1998 areal panen padi di Indonesia memiliki laju perumbuhan sebesar 1,38% per ahun, dan produksi sebesar 2,21% per ahun. Provinsi Sumaera Uara merupakan senra produksi padi dengan pangsa produksi masing-masing 7% dan 18% erhadap produksi nasional pada ahun 1998 mengalami perumbuhan areal panen dan produksi masing-masing sebesar 2,58% dan 3,71% unuk Sumaera Uara. Nilai ekspor hasil peranian mempunyai hubungan jangka panjang dengan beberapa indikaor moneer seperi nilai ukar Dolar, nilai ukar Yen, jumlah uang beredar, suku bunga deposio, dan posisi kredi peranian. Arinya, apabila salah sau indikaor moneer ini mengalami suau kejuan, maka dalam jangka panjang nilai ekspor peranian akan menyesuaikan diri sehingga imbul suau keseimbangan baru, namun benuk hubungannya perlu dikaji lebih lanju. Pencabuan subsidi pupuk dan penurunan harga produk peranian selama dua ahun erakhir, elah menurunkan keunungan usaha ani anaman pangan dan horikulura. Unuk merangsang peani dalam kegiaan produksi, diperlukan jaminan bahwa produk yang dihasilkan dapa dijual dengan harga yang layak. Dalam kaian ini perlu dikembangkan sisem kuoa produksi dan penerapan arif impor, khususnya unuk komudias andalan yang melibakan banyak peani. Universias Sumaera Uara
14 Unuk meningkakan lagi sumbangan sekor peranian erhadap PDB nasional aau agar sekor peranian dapa mendorong roda perekonomian lebih cepa lagi, maka sebaiknya diperimbangkan kebijakan yang dapa meningkakan keunungan relaif sekor peranian aau komodias peranian, aau melakukan kebijakan kea dan peningkaan suku bunga. Upaya ini yang dapa meningkakan sumbangan sekor peranian eruama produksi beberapa komodias andalan adalah dengan penyediaan kredi peranian. Jadi sasaran ideal pembangunan sekor peranian kia saa ini adalah erwujudnya sisem peranian yang berkelanjuan. Sasaran yang saa ini sering didengungkan adalah erwujudnya sisem peranian berbasis agribisnis dan agroindusri. Berbagai benuk ilmu pengeahuan dan eknologi yang mendasar dan ekspansif menerobos semua kegiaan peranian. Sraegi dan rumusan kebijaksanaan pengembangan peranian erus dikembangkan dari berbagai bidang ilmu, seperi sisem informasi, perencanaan dan manajemen, penerapan eknologi, peranan penanaman modal, sera problema lingkungan yang mungkin erjadi. Pembangunan peranian merupakan suau bagian inegral dari pembangunan nasional. Dalam rangka pembangunan nasional iu, ujuan pembangunan peranian iu unuk meningkakan pendapaan dan kesejaheraan peani dan nelayan khususnya sera masyaraka peranian pada umumnya melalui peningkaan produksi peranian baik kualias maupun kuaniasnya. Universias Sumaera Uara
15 Produksi padi di Indonesia sanga flukuaif. Keajaman flukuasi akan berdampak luas erhadap sisem aanan negara yang sebagian besar rakyanya memilih padi sebagai makanan pokok. Padi juga bersifa poliis karena cukup padi berari cukup pangan. Dalam negara yang cukup pangan gejolak poliik jarang erjadi. Didorong oleh keadaan di aas, maka penulis ingin mengadakan peneliian mengenai fakor-fakor yang mempengaruhi produksi padi, dengan judul: PROYEKSI PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA TAHUN 2008-2009 DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA SATU PARAMETER DARI BROWN. 1.2. Perumusan Masalah Sumaera Uara merupakan senra produksi padi erhadap produksi nasional. Namun unuk seiap ahunnya produksi padi di Sumaera Uara ini idak sabil. Hal ini dapa erjadi karena kuanias fakor-fakor yang mempengaruhinya senaniasa berubah. Produksi padi dipengaruhi oleh beberapa fakor yang idak eap, namun sangalah pening unuk mengeahui jumlah produksi padi dan unuk meliha jumlah produksi di masa yang akan daang dengan menggunakan Pemulusan (Smoohing) Eksponensial Ganda Meode Linier Sau Parameer dari Brown. Universias Sumaera Uara
16 1.3. Tinjauan Pusaka Pemulusan Eksponensial Linier dapa dihiung hanya dengan iga nilai daa dan sau nilai α. Pendekaan ini memberikan bobo yang semakin menurun pada observasi masa lalu. Dengan alasan ini pemulusan eksponensial linier lebih disukai daripada raa-raa bergerak linier sebagai suau meode peramalan dalam berbagai kasus uama. Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linier dari Brown adalah sama dengan raa-raa bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan unggal dan ganda keinggalan dari daa yang sebenarnya bilamana erdapa unsur rend, perbedaan anara nilai pemulusan unggal dan ganda dapa diambahkan kepada nilai pemulusan unggal dan disesuaikan unuk rend. Persamaan yang dipakai dalam implemenasi pemulusan eksponensial linier sau parameer dari Brown sebagai beriku: S S a b ' '' ( α ) S ' 1 = α X + 1 α S ( α ) S " 1 ' = + 1 = S ' + α = 1 α ' " ' " ( S S ) = S S ' " ( S S ) 2 F + m = a + b m Dimana: ' S adalah nilai pemulusan eksponensial unggal Universias Sumaera Uara
17 " S adalah nilai pemulusan eksponensial ganda m adalah jumlah periode ke depan yang diramalkan 1.4. Tujuan Peneliian Mengeahui jumlah produksi padi ahun 2009 dari daa produksi padi ahun sebelumnya yaiu dengan meramalkan dari daa produksi padi ahun sebelumnya. 1.5. Konribusi Peneliian Peneliian ini diharapkan bermanfaa sebagai: a. Dasar bagi penelii dalam menyusun meode peramalan enang Pemulusan (Smoohing) Eksponensial Ganda Meode Linier Sau Parameer dari Brown. b. Sebagai masukan bagi dinas keahanan pangan dalam hal peningkaan hasil produksi padi dengan meliha fakor-fakor apa saja yang lebih relevan yang mempengaruhi hasil produksi. 1.6. Meode Peneliian Meode peneliian adalah suau cara yang erdiri dari langkah-langkah aau uruan kegiaan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan unuk melaksanakan peneliian sehingga apa yang menjadi ujuan dari peneliian iu erwujud. Model yang digunakan Universias Sumaera Uara
18 Model yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode peramalan Pemulusan (Smoohing) Eksponensial Ganda Meode Linier Sau Parameer dari Brown. Adapun daa yang diperoleh unuk peneliian ini merupakan daa sekunder dari Kanor Badan Keahanan Pangan di Jl. Jenderal Besar Abd. Haris Nasuion No. 24. Meode pengumpulan daa Meode pengumpulan daa berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi: a. Daa primer b. Daa sekunder Daa primer adalah daa yang diperoleh langsung sumbernya, diamai, dicaa unuk pengamaannya. Daa sekunder adalah daa yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penelii, misalnya dari Badan Pusa Saisik (BPS), majalah, inerne, keerangankeerangan aau publikasi lainnya. Universias Sumaera Uara
19 1.7. Sisemaika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menerangkan enang laar belakang, perumusan masalah injauan pusaka, ujuan peneliian, konribusi peneliian, meode peneliian dan sisemaika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menerangkan enang segala sesuau yang mencakup erhadap penyelesaian masalah sesuai dengan judul yang dibua BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN KETAHAN PANGAN Bab ini menerangkan keadaan Badan Keahanan Pangan BAB 4 ANALISA DATA Bab ini membahas enang pengolahan daa unuk mencari hasil peramalan BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini membahas enang sofware yang digunakan dalam analisa daa sera cara penggunaan dari sofware yang dipakai BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menerangkan kesimpulan aas daa yang elah diamai juga saran yang dapa berupa masukan bagi Keahana Pangan, Pemerinah maupun swasa sera pihak-pihak lain yang membuuhkan hasil dari peneliian ini. Universias Sumaera Uara