BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS MUSAFA

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA N U R M A I L Y

OPTIMASI PORTOFOLIO POINT AND FIGURE MENGGUNAKAN MODEL HIDDEN MARKOV DAN APLIKASINYA PADA SAHAM BUMI RESOURCES Tbk KASTOLAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengantar Statistika Matematika II

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

= = =

Pengantar Statistika Matematika II

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

untuk setiap x sehingga f g

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA SRI RAMADANIATY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III. Hidden Markov Models (HMM) Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata,

II. LANDASAN TEORI. sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA

BAB 2 LANDASAN TEORI

STK 203 TEORI STATISTIKA I

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

Learning Outcomes Sebaran Kontinu Nilai Harapan dan Ragam Beberapa Sebaran Kontinu. Peubah Acak Kontinu. Julio Adisantoso.

DATA DAN METODE Sumber Data

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

MINGGU KE-6 VARIABEL RANDOM DAN DISTRIBUSINYA

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

BAB II LANDASAN TEORI

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

Pengantar Proses Stokastik

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

II. TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam beberapa tahun terakhir, model graph secara statistik telah diaplikasikan

LANDASAN TEORI. Dalam proses penelitian pendugaan parameter dari suatu distribusi diperlukan

II. LANDASAN TEORI. beberapa konsep dan teori yang berkaitan dengan penduga parameter distribusi GB2

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Usman dan Warsono (2000) bentuk model linear umum adalah :

PEMODELAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MENGGUNAKAN POISSON HIDDEN MARKOV UNTUK DATA OVERDISPERSI HENDRA GUSTRA

BAB 3 PEMBAHASAN. Contoh 1:

Uji Hipotesis dan Aturan Keputusan

II. TINJAUAN PUSTAKA

6 Sistem Persamaan Linear

Bab II Kajian Teori Copula

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE

BAB III MODEL ANTRIAN MULTISERVER DENGAN VACATION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Proses Stokastik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar, definisi-definisi serta teorema

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

MODEL LAJU PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) TERHADAP POUNDSTERLING (GBP) DENGAN METODE MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA

Pengantar Statistika Matematika II

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

g(x, y) = F 1 { f (u, v) F (u, v) k} dimana F 1 (F (u, v)) diselesaikan dengan: f (x, y) = 1 MN M + vy )} M 1 N 1

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

Algoritma Expectation-Maximization(EM) Untuk Estimasi Distribusi Mixture

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

Kumpulan Soal,,,,,!!!

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

TINJAUAN PUSTAKA. bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat. korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - -

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto

STK 203 TEORI STATISTIKA I

Transkripsi:

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen dan diasumsikan tidak diamati secara langsung, sedangkan Y = {Y : k N} adalah proses observasinya. Pasangan proses stokastik {(X, Y )} merupakan model Hidden Markov. Ruang state dari X adalah S = {e, e,, e } dengan e = (0,,0,1,0,,0) adalah vektor satuan di R, di mana hanya elemen ke-i yang bernilai 1 dan lainnya 0. Misalnya {F : k N} adalah medan-σ lengkap yang dibangkitkan oleh {X, X,, X }, {Y : k N} adalah medan-σ lengkap yang dibangkitkan oleh {Y, Y,, Y }, dan {G : k N} adalah medan-σ lengkap yang dibangkitkan oleh {X, X,, X } dan {Y, Y,, Y }. Karena X merupakan rantai Markov homogen, maka berdasarkan sifat rantai Markov diperoleh PX = e F = PX = e X, X,, X Lema 4.1.1 (Elliott et al. 1995) E X, e = PX = e. 1, untuk i = j Karena e, e = 0, untuk i j, maka E X, e = e, e P(X = e ) = PX = e X. = PX = e. Jika π = PX = e, maka vektor π = (π, π,, π ) merupakan nilai harapan dari X, yaitu π = E[X] dan untuk X yang ergodic memenuhi Aπ = π dan π.

28 Lema 4.1.2 (Elliott et al. 1995) Misalnya a = PX = e X = e merupakan peluang transisi dan A = a adalah matriks peluang transisi yang memenuhi semua i = 1,2,, N, maka EX F = EX X = AX. Misalnya X = e maka EX X = e = e PX = e X = e a = 1 untuk = a = a e + a e + + a e = (a, a,, a ) = Ae = AX. Jadi EX F = EX X, X,, X = EX X = AX. (4.1) Didefinisikan V X AX, dengan EX X = AX, maka EV F = EV X, X,, X = EV X = EX AX X = EX X EAX X = EX X AEX X = AX AX = 0. (4.2) Sehingga dapat diperoleh suatu persamaan state X = AX + V. (4.3) Proses state X tidak diamati secara langsung namun terdapat proses observasi Y = c(x, ω ), k N di mana {ω } adalah barisan peubah acak yang menyebar normal dengan nilai harapan nol dan ragam satu (N(0,1)) yang bersifat bebas stokastik identik. Ruang state dari Y adalah e

29 S = {f, f,, f } dengan f = (0,,0,1,0,,0) adalah vektor satuan di R, di mana hanya elemen ke-j yang bernilai 1 dan lainnya 0. Lema 4.1.3 (Elliott et al. 1995) Misalnya C = c adalah matriks peluang transisi, di mana c = PY = f X = e dan memenuhi a N, maka EY G = EY X = CX. Misalnya X = e maka EY X = e = f PY = f X = e = c f = 1 dan 1 j M, 1 i = c f + c f + + c f = (c, c,, c ) = Ce = CX. Jadi EY G = EY X = CX. (4.4) Didefinisikan W Y CX, dengan EY X = CX, maka EW G = EY CX G = EY G ECX G = EY X ECX X = EY X CEX X = CX CX = 0. Sehingga dapat diperoleh suatu persamaan observasi Y = CX + W. (4.5)

30 Notasi 4.1.4 Misalnya Y = Y, f dan Y = (Y, Y,, Y ), k N dengan = 1. Misalnya c Untuk X = e, maka = EY G. c = EY G = E[ Y, f X = e ] = f, f PY = f X = e = P(Y = f X = e ) = c = c e, e = c e, e + c e, e + + c e, e + + c e, e = c e, e = c e, X. Misalnya c = (c, c,, c ), maka c = E[Y G ] = E[Y X ] = CX. Lema 4.1.5 (Elliott et al. 1995) V (V ) = diag(ax ) + diag(v ) Adiag(X )A AX (V ) V (AX ) dan V E[V (V ) F ] = diag(ax ) A diag(x )A ; W E[W (W ) G ] = diag(cx ) C diag(x )C. di mana diag(z) merupakan matriks diagonal yang unsur diagonalnya adalah vektor z dan unsur lainnya adalah nol. (lihat Elliott et al. 1995) Y

31 Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka diperoleh model hidden Markov diskret (Elliott et al. 1995) dalam ukuran peluang P dengan persamaan X = AX + V Y = CX + W, k N (4.6) di mana X S, Y S, A = a dan C = c merupakan matriks peluang transisi yang memenuhi V dan W memenuhi: a = 1 dan a 0, dan c = 1 dan c 0. E[V F ] = 0, E[W G ] = 0; V E[V (V ) F ] = diag(ax ) A diag(x )A ; W E[W (W ) G ] = diag(cx ) C diag(x )C. 4.2 Perubahan Ukuran Perubahan ukuran peluang dilakukan dengan mengubah ukuran peluang menjadi ukuran peluang baru. Dari ukuran peluang baru tersebut akan diinterpretasikan kembali ke dalam peluang asal. Perubahan ukuran ini dibatasi oleh turunan Radon-Nikodym. Di bawah ukuran peluang P pada (Ω, G ), di mana G adalah medan-σ yang dibangkitkan oleh medan-σ {G : k N} berlaku: 1. X = {X k N} merupakan rantai Markov yang homogen dan memenuhi X = AX + V dan E[V F ] = 0; 2. Y = {Y k N} merupakan proses observasi yang memenuhi Y = CX + W, E[W G ] = 0, dan Y adalah peubah acak yang bergantung pada X. Akan dikonstruksi ukuran peluang baru P pada (Ω, G absolut terhadap ukuran peluang asal P, sehingga di bawah P berlaku: ) yang kontinu

32 1. X = {X k N} merupakan rantai Markov yang homogen dengan ruang state S = {e, e,, e } dan memenuhi X = AX + V dan E[V F ] = 0; 2. Y = {Y k N} merupakan barisan peubah acak diskret dengan ruang state S = {f, f,, f } yang bersifat bebas stokastik identik dan menyebar seragam dengan PY = f =, 1 j M; 3. Y dan V saling bebas. Misalnya P ukuran peluang baru pada (Ω, turunan Radon-Nikodym Definisikan dp dp G = Λ. G ) yang dibatasi oleh λ = 1 Mc Y, f, (4.8) di mana M > 0, c > 0, 1 i M, l N. Definisikan Λ = λ. (4.9) Karena Y 1, l = i = Y, f = 0, l i, maka λ adalah fungsi tak linear dari Y sehingga dapat ditulis Lema 4.2.1 (Elliott et al. 1995) λ = λ (Y ) = Y MC. Dengan menggunakan definisi di atas, maka E[λ G ] = 1. (4.7) (4.10) E[λ G ] = E 1 Mc = 1 M 1 c Y PY G = 1 G

33 = 1 M 1. c c = 1. Teorema 4.2.1 (Teorema Bersyarat Bayes) (Elliott et al. 1995) Misalnya (Ω, F, P) merupakan ruang peluang dan G submedan-σ dari F. Misalnya P ukuran peluang lain yang kontinu absolut terhadap P dengan turunan Radon- Nikodym terukur-f, maka = Λ. Jika φ adalah sebarang peubah acak yang terintegralkan dan (lihat Elliott et al. 1995) Lema 4.2.2 (Elliott et al. 1995) E[φ G] = E[Λφ G] E[Λ G]. Jika {φ : k N} adalah barisan peubah acak yang terintegralkan dan adapted-g, maka (lihat Elliott et al. 1995) Lema 4.2.3 (Elliott et al. 1995) E φ Y = EΛ φ k Y E[Λ Y ]. Di bawah ukuran peluang P, {Y k N} merupakan barisan peubah acak yang bebas stokastik identik yang menyebar seragam dengan peluang 1 M untuk setiap f, 1 i M. Dengan menggunakan nilai harapan E di bawah ukuran peluang P, Lema 4.2.1, dan Lema 4.2.2 maka PY = 1 G = E Y, f G = EΛ Y, f G E[Λ G ] = EΛ λ Y, f G E[Λ λ G ] = Λ Eλ Y, f G, (karena Λ Λ E[λ G ] terukur-g )

34 = Eλ Y, f G E[λ G ] = Eλ Y, f G = E 1 = E 1 = 1 Mc Mc Mc = 1. c Mc = 1 M = P Y Y Y, f G Y, f G EY G = 1 Lema 4.2.4 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran peluang P berlaku E[X G ] = AX. Dengan menggunakan Notasi 4.1.4, Lema 4.2.1, Lema 4.2.2, dan Lema 4.2.3 diperoleh E[X G ] = E[Λ X G ] E[Λ G ] = E[Λ λ X G ] E[Λ λ G ] = Λ E[λ X G ] Λ E[λ G ] = E[λ X G ] E[λ G ] = E[λ X G ] = E 1 Mc (karena Λ terukur-g ) Y X G

35 = E 1 Mc X G = 1 E[X G ] Mc = 1 E[X G ] Mc 1 = MEY G E[X G ] = 1 MPY = 1 M 1 E[X G ] M = E[X G ] = E[X F, Y ] = E[X F ] = 1 G E[X G ] = AX. Jadi, di bawah ukuran peluang P, proses X = {X k N} adalah rantai Markov dengan matriks peluang transisi A. Lema 4.2.5 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran peluang P berlaku E[V G ] = 0. Berdasarkan Lema 4.2.4 diperoleh E[V G ] = E[X AX G ] = E[X G ] E[AX G ] = E[X G ] E[AX G ] = AX A E[X F ] = AX A E[X X ] = AX AX = 0.

36 (Ω, Dari hasil sebelumnya diperoleh bahwa di bawah ukuran peluang P pada G ) berlaku: 1. Proses X = {X k N} adalah rantai Markov dengan matriks peluang transisi A, E[V G ] = 0 ; 2. {Y k N} adalah barisan peubah acak diskret yang bersifat bebas stokastik identik dan menyebar seragam dengan PY = f =, j = 1,2,.., M. Misalnya C = c, 1 j M, 1 i N adalah matriks peluang transisi sehingga c 0 dan c = 1. Akan dikonstruksi ukuran peluang P pada (Ω, G E[Y G ] = CX. Misalnya ) sehingga di bawah P model (4.6) dipenuhi dan berlaku c = CX dan c = c, f = CX, f, sehingga berlaku c = 1. Untuk mengkonstruksi P dari P adalah kebalikan dari menentukan P dari P. Didefinisikan λ dan Λ yang berturut-turut merupakan invers dari λ dan Λ, yaitu λ = Mc, l N, (4.11) Λ = λ, dan (4.12) dp dp G = Λ. (4.13) Lema 4.2.6 (Elliott et al.1995) Dengan menggunakan definisi di atas berlaku Eλ G = 1. Dengan menggunakan Lema 4.2.3 diperoleh Eλ G = E Mc = E Mc G G

37 = M c = M c = c PY 1 M = 1 G = 1. Lema 4.2.7 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran peluang P berlaku E[Y G ] = CX. Dengan menggunakan Lema 4.2.6 diperoleh E[Y G ] = PY = 1 G = E Y, f G = E Λ Y, f G E[Λ G ] = E λ Y, f G Eλ G = Eλ Y, f G = E Mc = E Mc = MEc Y, f G = Mc = Mc 1 = Mc M = c E Y, f G PY G Y, f G Y, f G = CX.

38 Berdasarkan Lema 4.2.7, maka di bawah ukuran peluang P berlaku E[Y CX G ] = E[Y G ] E[CX G ] = CX CE[X G ] = CX CX = 0. Misalnya W = Y CX, maka E[W G ] = 0. Jadi proses observasi dapat ditulis Y = CX + W. 4.3 Pendugaan Rekursif Untuk menduga parameter model hidden Markov, maka dibentuk suatu pendugaan rekursif dari state, banyaknya lompatan, lamanya waktu kejadian, dan proses observasi. Dari Pasal 4.2 diperoleh bahwa di bawah ukuran peluang P pada (Ω, G ) berlaku X = AX + V, di mana V pada (P, G ) memenuhi E[V G ] = 0 dan {Y } adalah bebas stokastik identik dengan PY = f =, serta Y dan V saling bebas di bawah P dan P. Lema 4.3.1 (Elliott et al. 1995) E[V Y ] = 0. Dengan menggunakan Teorema 2.2.27 dan Lema 4.2.5 diperoleh E[V Y ] = E[E[V G, Y ] Y ] = E[E[V G ] Y ] = E[0 Y ] = 0. Definisikan q (e ) = E[Λ X, e Y ] untuk 1 r N, k N. (4.14) Karena X, e = 1, 1 k N, maka berlaku q (e ) = E[Λ X, e Y ]

39 = E [Λ X, e Y ] = E Λ [ X, e Y ] = E[Λ Y ]. (4.15) Lema 4.3.2 (Elliott et al. 1995) Untuk q = q (e ), q (e ),, q (e ) maka E[Λ X Y ], e = q, e. E[Λ X Y ], e = Λ e P(X = e Y ), e = Λ e P(X = e Y ), e = Λ P(X = e Y ) X = e, e = EΛ X, e Y = q e = q, e. Notasi 4.3.3 Misalnya {H k N} merupakan barisan peubah acak bernilai skalar yang terintegralkan, notasikan γ (H ) = E[Λ H Y ]. (4.16) Dengan menggunakan Lema 4.2.2 dan persamaan (4.16), maka E[H Y ] = E [Λ H Y ] E[Λ Y ] Sebagai nilai awal, diambil γ (X ) = E[X ]. Misalnya 1 = (1,1,,1) R, maka = γ (H ) γ (1). (4.17)

40 Akibatnya X, 1 = X, e = 1. γ (H X ), 1 = γ (H X, 1 ) = γ (H ). (4.18) Jika H = 1, maka berdasarkan persamaan (4.15), (4.16), dan (4.18) diperoleh γ (1) = γ (X ), 1 = E[Λ Y ] = q (e ) (4.19) Jika γ (1) pada persamaan (4.17) diketahui, maka faktor penormalan dapat dicari dengan menjumlahkan semua komponen γ (X ). Notasi 4.3.4 Jika proses {φ : k N} adapted-g, notasikan γ, (φ ) = E[Λ φ X Y ]. (4.20) Notasi 4.3.5 Untuk penyederhanaan dinotasikan bahwa c (Y ) = M c Teorema 4.3.6 (Elliott et al. 1995) (4.21) Misalnya proses {H k N} bernilai skalar dan adapted-g serta memenuhi H = (α + β, V + δ, Y ) = (α + β, V + δ, Y ) + α + β, V + δ, Y = H + α + β, V + δ, Y, k 1, di mana V = X AX, α, β, δ adalah proses predictable terhadap G dan α bernilai skalar, β merupakan vektor berdimensi N, dan δ merupakan vektor berdimensi M. Jika 1 j N dengan c = Ce = c, c,, c kolom ke-j dari matriks C = c dan a = Ae = a, a,, a adalah adalah kolom ke-j dari matriks A = a, maka

41 γ, (H ) = c (Y ) γ, (H ) + γ, (α + δ, Y ), e a +diaga a a E Λ X, e β Y. (lihat Jamal 2008) 4.3.1 Pendugaan untuk State Ambil H = H = H = = H = 1, α = β = δ = 0, dengan menggunakan Teorema 4.3.6 dan Lema 4.3.1 maka penduga untuk state didefinisikan sebagai γ, (1) = c (Y ) γ, (1) + γ, (0 + 0, Y ), e a +diaga a a E Λ X, e 0 Y = c (Y ) γ (X ), e a = c (Y ) q, e a. Jadi γ, (1) = γ (X ) = q = c (Y ) q, e a. (4.22) 4.3.2 Pendugaan Banyaknya Lompatan Banyaknya lompatan dari state e ke state e sampai waktu ke-k didefinisikan sebagai J = X, e X, e. Dengan menggunakan X = AX + V, maka menurut Jamal (2008) diperoleh J = J + X, e a + X, e e, V. Ambil H = J, H = 0, α = X, e a, β = X, e e, δ = 0, maka dengan Teorema 4.3.6 dan Lema 4.3.1 diperoleh (Jamal 2008) γ, (J ) = c (Y ) γ, (J ), e a + c (Y ) q, e a e. (4.23)

42 4.3.3 Pendugaan Lamanya Waktu Kejadian Misalnya O menyatakan banyaknya kejadian di mana rantai Markov X berada pada state e, 1 r N, sampai waktu ke-k, maka didefinisikan O = X, e = X, e + X, e = O + X, e. Ambil H = O, H = 0, α = X, e, β = δ = 0, maka penduga untuk lamanya waktu kejadian adalah (Jamal 2008) γ, (O ) = c (Y ) γ, (O ), e a + c (Y ) q, e a. (4.24) 4.3.4 Pendugaan untuk Proses Observasi Banyaknya kejadian bahwa X berada pada state e, 1 r N, dan Y berada pada state f, 1 s M, sampai waktu ke-k didefinisikan oleh T = X, e Y, f Berdasarkan definisi tersebut, maka diperoleh T = X, e Y, f dengan 1 r N, 1 s M. = X, e Y, f + X, e Y, f = T + X, e Y, f = T + X, e f, Y. Ambil H = T, H = 0, α = β = 0, δ = X, e f dan dengan menggunakan Teorema 4.3.6 dan Lema 4.3.1, maka penduga untuk proses observasi diperoleh (Jamal 2008) γ, (T ) = c (Y ) γ, (T ), e a + M q, e Y, f c a. (4.25)

43 4.4 Pendugaan Parameter Pendugaan parameter model hidden Markov dilakukan dengan pendugaan ulang parameter. Metode yang digunakan adalah algoritme EM. Hasilnya berupa parameter dalam bentuk pendugaan rekursif. 4.4.1 Maksimum Likelihood Misalnya {P θ Θ } adalah himpunan ukuran peluang yang terdefinisi pada (Ω, F) dan kontinu absolut terhadap P. Misalnya Y F, Fungsi Likelihood yang digunakan untuk menghitung penduga parameter θ berdasarkan informasi Y adalah L(θ) = E dp dp Y, dan Maximum Likelihood Estimation (MLE) didefinisikan sebagai θ arg max L(θ). 4.4.2 Expectation Maximization Pada umumnya MLE sulit dihitung secara langsung sehingga digunakan metode rekursif yaitu dengan algoritme EM. Langkah-langkah dalam metode tersebut adalah sebagai berikut. 1. Set nilai awal parameter θ dengan k = 0; 2. Set θ = θ dan hitung Q(., θ ) dengan Q(θ, θ ) = E dp Y ; dp 3. Cari θ arg max Q(θ, θ ); 4. Ganti k dengan k + 1 dan ulangi langkah ke 2 sampai langkah ke 4 hingga kriteria penghentian tercapai. Parameter yang digunakan pada model dalam persamaan (4.6) adalah θ = a, 1 i, j N, c, 1 i N, 1 j M. Dengan menggunakan algoritme EM akan ditentukan himpunan parameter baru, θ = a (k), 1 i, j N, c (k), 1 i N, 1 j M, yang memaksimumkan fungsi log-likelihood bersyaratnya.

44 4.4.3 Pendugaan Parameter a Notasi 4.4.3.1 Untuk proses {φ k N} ditulis φ = E[φ Y ]. Dalam waktu diskret kondisi ini mendefinisikan Y-optionalprojection. Untuk mengganti parameter a dengan a pada rantai Markov X, didefinisikan λ = a (k), a,, Lema 4.4.3.2 (Elliott et al. 1995), Λ = λ, dan dp = Λ dp. (4.26) F Di bawah ukuran P dan misalnya X = e, maka E [ X, e F ] = a (k). (lihat Jamal 2008) Teorema 4.4.3.3 (Elliott et al. 1995) Penduga yang baru untuk a (k) pada waktu pengamatan k diberikan oleh (lihat Jamal 2008) a (k) = J ) O = γ (J γ (O ). (4.27) 4.4.4 Pendugaan Parameter c Untuk mengganti parameter c dengan c (k) pada matriks C, didefinisikan λ = c (k) c,,, Λ = λ, dan Lema 4.4.4.1 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran P dan Misalnya X = e, maka E [ Y, f G ] = c (k). (lihat Jamal 2008) dp = Λ dp. (4.28) F

45 Teorema 4.4.4.2 (Elliott et al. 1995) Penduga maksimum likelihood untuk parameter c (k) pada waktu pengamatan k diberikan oleh (lihat Jamal 2008) c (k) = T O = γ (T ) γ (O ). (4.29) 4.4.5 Menentukan Nilai Y Nilai harapan Y adalah Y = E[Y Y ] = PY = f Y = PY = f, X = e Y = PY = f X = e P(X = e Y ) f = c P(X = e Y ) f = c q (e ) f. (4.30) f f 4.5 Algoritme Pendugaan Parameter Diketahui parameter model berbentuk θ = a, 1 i, j N, c, 1 i N, 1 j M. Selanjutnya akan ditentukan parameter baru θ = a (k), 1 i, j N, c (k), 1 i N, 1 j M, yang memaksimumkan pseudo-loglikelihood bersyarat seperti yang dijelaskan pada Pasal 4.4. Algoritme untuk menduga parameter tersebut diperoleh dari Setiawaty dan Kristina (2005) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan untuk masalah diskret.

46 Algoritme Pendugaan parameter Langkah 1 Tentukan nilai N (banyaknya state dari penyebab kejadian), M (banyaknya state dari proses observasi), banyaknya data T dan input data {Y }. Langkah 2 Tentukan nilai awal untuk: π = (π ) A = a Langkah 3 C = c π = E[X ] dan memenuhi Aπ = π. Lakukan untuk l = 1 sampai dengan T 1. Tetapkan nilai awal untuk proses pendugaan a = Ae dengan e vektor satuan di R γ (X ) = π γ (J ) = 0 γ (O ) = 0 γ (T ) = 0 2. Lakukan untuk k = 0 sampai dengan l 1 a. Hitung penduga rekursif (i) Penduga untuk state γ (X ) = q = c (Y ) q, e a. (ii) Penduga banyaknya lompatan γ, (J ) = c (Y ) γ, (J ), e a +c (Y ) q, e a e. (iii) Penduga lamanya waktu kejadian γ, (O ) = c (Y ) γ, (O ), e a + c (Y ) q, e a.

47 (iv) Penduga untuk proses observasi di mana γ, (T ) = c (Y ) γ, (T ), e a c (Y ) = M c +M q, e Y, f c a. γ (H X ) = γ, (H ) γ (H ) = γ (H X ), 1 dengan 1 = (1,1,,1) R b. Hitung penduga parameter a (k + 1) = γ (J ) γ (O ) c (k + 1) = γ (T ) γ (O ) c. Tuliskan A = a (k + 1) d. Tentukan π(k + 1) = A(k + 1)π(k + 1) e. Ulangi a sampai dengan d untuk k berikutnya 3. Berikan nilai A(k + 1) A(k + 1) C(k + 1) C(k + 1) π(k + 1) π(k + 1) 4. Ulangi 1 sampai 3 untuk l berikutnya Langkah 4 Hitung nilai Langkah 5 Untuk k = 1 sampai dengan T cetak Y. Y = c q (e )f.