Jl. Tamansari No.1 Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

B a b 1 I s y a r a t

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

Indah Nursuprianah, Darsono

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

Keywords; job performance; job satisfaction; career development; work environment

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI

Analisis Model dan Contoh Numerik

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Tanya Jawab dan Pemahama Materi.

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Transkripsi:

Prosiding Hubungan Masyaraka ISSN: 2460-6510 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera Prakek Kerja Lapangan Relaion beween Insrucor Insrucional Communicaion wih Work Moivaion of he Paricipans 1 Yolla Puspia Eka Puri Williana, 2 Nurrahmawai 1,2 Prodi Ilmu Hubungan Masyaraka, Fakulas Ilmu Komunikasi, Universias Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 Email: 1 yollawilliana@gmail.com, 2 nurrahmawai10@gmail.com Absrac. Inernship aciviies is a skill raining process by giving paricipans he opporuniy o feel direcly working in an agency in accordance wih heir field. The aciviies of inernship in he field of new echnology and new media of LPP RRI Bandung requires ha paricipans should o be acive, able o perform various asks, and follow he rules ha applied. Paricipans need he encouragemen of he menor o be a good work during he inernship. Paricipans have acually received encouragemen from menors such as, menoring, supervision, direcion and eaching wih language ha easy o undersand, bu here are sill low-moivaed of he paricipans who doing inernship. The purpose of his sudy is o deermine wheher here is a relaionship beween credibiliy, communicaion skills, and eaching mehods of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. The research of mehod ha used in his research is quaniaive mehod wih correlaional approach. This research used oal sampling echnique, where he subjec of his sudy is he paricipans he field of echnology and new media LPP RRI Bandung period January-April 2017 which amouned o 40 people. Research insrumens used a quesionnaire, observaion, inerview, and lieraure sudy. The heory used is consellaion heory and moivaion-hygiene heory. Daa obained in he form of ordinal daa hrough Rank Spearman correlaion es. The resuls of his sudy are : (1) There is a srong and significan relaionship beween he credibiliy of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. (2) There is a very srong and significan relaionship beween communicaion skills of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. (3) There is a medium and significan relaionship beween eaching mehods of he menor wih work moivaion of paricipans in he field of echnology and new media LPP RRI Bandung. Keywords: Insrucional Communicaion, Inernship, Work Moivaion. Absrak. Kegiaan PKL merupakan proses pelaihan keerampilan unuk merasakan langsung bekerja pada suau insansi yang sesuai dengan bidangnya. Kegiaan PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung menunu pesera unuk akif, mampu mengerjakan berbagai macam ugas, dan mengikui auran yang berlaku. Pesera PKL membuuhkan adanya dorongan dari pembimbing agar dapa menjalankan kegiaan PKL sebagaimana mesinya. Pesera PKL sebenarnya sudah mendapakan dorongan dari pembimbing seperi, pendampingan, pengawasan, pengarahan dan pengajaran dengan bahasa yang mudah dipahami, eapi masih erdapa pesera PKL yang memiliki moivasi kerja rendah. Tujuan peneliian ini unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara kredibilias, keerampilan berkomunikasi, dan meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. Meode peneliian yang digunakan adalah meode kuaniaif dengan pendekaan korelasional. Peneliian ini menggunakan eknik oal sampling, dimana subjek peneliiannya adalah pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung periode Januari-April 2017 yang berjumlah 40 orang. Insrumen peneliian menggunakan kuesioner, observasi, wawancara, dan sudi pusaka. Teori yang digunakan adalah eori konselasi dan eori moivasi-higyene. Daa yang diperoleh berupa daa ordinal melalui uji korelasi Rank Spearman. Hasil peneliian ini adalah : (1) Terdapa hubungan yang kua dan signifikan anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. (2) Terdapa hubungan yang sanga kua dan signifikan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. (3) Terdapa hubungan yang sedang dan signifikan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung. Kaa Kunci: Komunikasi Insruksional, Moivasi Kerja, Prakek Kerja Lapangan. 451

452 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. A. Pendahuluan Prakek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan sebagai sebuah proses pengajaran dengan cara memberi kesempaan kepada siswa aau mahasiswa unuk mengeahui lingkungan kerja yang sebenarnya, mengeahui proses-proses kerja yang erdapa di suau insansi seperi bagaimana hasil produk, enaga kerja, kedisiplinan dan keselamaan kerja, mengaplikasikan ilmu yang didapa di bangku sekolah aau kuliah pada pekerjaan di dunia nyaa yang sesuai dengan bidangnya. Dalam pelaksanaan PKL, erdapa pesera yang cepa puas dengan ugas yang dikerjakan walaupun hasilnya belum maksimal, erdapa pesera yang merasa cemas pada saa memulai kegiaan PKL, erdapa pesera yang bolos kerja pada saa memasuki masa perengahan waku PKL, dan erdapa pesera yang menunda ugas yang diberikan pembimbing. Hal ersebu menunjukkan bahwa masih erdapa pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung yang memiliki moivasi kerja rendah. Oleh karena iu, pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung membuuhkan adanya dorongan yang bukan hanya berasal dari dalam dirinya eapi juga dorongan yang berasal dari individu yang pening dalam hal ini pembimbing. Fakor komunikasi sangalah pening dalam hal ini, khususnya komunikasi insruksional. Komunikasi dalam sisem insruksional ini kedudukannya dikembalikan kepada fungsinya yang asal, yaiu sebagai ala unuk mengubah perilaku sasaran (edukaif). Proses komunikasi dicipakan secara wajar, akrab, dan erbuka dengan diunjang oleh fakor-fakor pendukung lainnya, baik sebagai sarana maupun sebagai fasilias lain, dengan ujuan supaya mempunyai efek perubahan perilaku pihak sasaran. Kegiaan insruksional bisa berhasil dengan efekif apabila komunikasi bisa berjalan aau berproses dengan baik. (Zakiah dan Umar, 2006:128-129) Sebenarnya dalam pelaksanaan kegiaan PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung, pembimbing sudah melaksanakan kegiaan komunikasi insruksional yang cukup baik, eapi masi erdapa pesera PKL yang masih memiliki moivasi kerja rendah. Berdasarkan laar belakang masalah ersebu, maka perumusan masalah dalam peneliian ini adalah sebagai beriku: apakah erdapa hubungan anara komunikasi insruksional pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung?. Selanjunya, ujuan dalam peneliian ini diuraikan dalam pokok-pokok sebagai beriku : 1. Unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung.. 2. Unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. 3. Unuk mengeahui apakah erdapa hubungan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. B. Landasan Teori Menuru Yusuf (2010:1) komunikasi insruksional merupakan proses dan kegiaan komunikasi yang dirancang secara khusus unuk ujuan meningkakan nilai ambah bagi pihak sasaran dalam segi pengeahuan, sikap aau keerampilan yang dimilikinya. Kegiaan komunikasi insruksional akan berjalan efekif apabila seiap dimensi Volume 3, No.2, Tahun 2017

Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing 453 aau unsur komunikasi insruksional sau dengan yang lainnya saling menunjang. Dimensi dari komunikasi insruksional mencakup aas beberapa hal, yaiu kredibilias (keahlian) pembimbing, isi pesan (dalam hal ini diliha dari keahlian berkomunikasi), meode pembelajaran dan media pembelajaran (Yusuf, 1990:22). Dimensi media pembelajaran idak digunakan dalam peneliian ini karena kegiaan komunikasi insruksional yang dilakukan oleh pembimbing di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung idak menggunakan media peranara dalam menyampaikan maeri aau pengarahan melaikan kegiaan komunikasinya dilakukan secara langsung. Menuru Rakhma (2012:257) Dua komponen kredibilias yang paling pening ialah keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibenuk komunikae enang kemampuan komunikaor dalam hubungannya dengan opik yang dibicarakan. Komunikaor yang dinilai rendah pada keahlian dianggap idak berpengalaman. Kepercayaan adalah kesan komunikae enang komunikaor yang berkaian dengan waaknya. Koehler, Annaol, dan Applbaum menambahkan empa komponen lagi mengenai kredibilias yang berkaian dengan daya arik yaiu: dinamisme, sosiabilias, koorienasi, dan karisma. Dikemukakan oleh Seven A. Beebe dan John T. Maserson pada ahun 1997. Teori konselasi digunakan unuk menjelaskan suau kelompok dari perspekif sisem, dengan ujuan agar suau kelompok iu berhasil maka ia harus memperimbangkan semua aspek aau epanya variabel yang mungkin erkai dengan kelompok yang bersangkuan, seperi aspek pengirim (sender), penerima (receiver), aspek pesan (message) dan juga aspek lainnya. Model konselasi ini menggambarkan dengan jelas bagaimana seorang kelompok aau beberapa orang anggoa kelompok mempengaruhi anggoa kelompok lainnya melalui keahlian berkomunikasi. Kebersambungan sifa-sifa komunikasi menjadi sanga pening kedudukannya dalam kelompok ini, eruama erhadap anggoa-anggoa kelompok ersebu. Arinya, anggoa kelompok yang memiliki keahlian erenu, akan menenukan kinerja kelompok secara keseluruhan. (Yusuf, 2010:162-163). Perlu diperhaikan bagi seorang pimpinan bahwa komunikasinya dengan bawahaan hendaknya merupakan pendorong bagi bawahannya dalam menjalankan ugas-ugasnya. Tanpa iu adalah suli bagi seorang pimpinan unuk mengeahui sampai sejauhmana kemampuan bawahan yang dipimpinnya, bisa juga seorang bawahan idak ahu apa yang harus dikerjakannya dan unuk apa ia melakukan pekerjaan iu. Akibanya urunnya mina dan moivasi erhadap pekerjaan, rendahnya moral kerja dan ingka produkivias, berkurangnya pengawasan erhadap muu, dan lain-lain. (Anoraga, 2003:64) Herzberg berpendapa bahwa ada dua fakor eksrinsik dan insrinsik yang mempengaruhi seseorang bekerja. Herzberg juga memiliki keyakinan bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaannya iu sanga mungkin menenukan keberhasilan dan kegagalannya. Menuru Herzberg, apabila para pekerja merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan iu didasarkan pada fakor-fakor yang sifanya inrinsik seperi keberhasilan mencapai sesuau, pengakuan yang diperoleh, rasa anggung jawab, kemajuan dalam karir dan perumbuhan professional dan inelekual yang dialami, sehingga dengan adanya fakor-fakor ersebu maka dapa menimbulkan kepuasan kerja dan meningkakan presasi aau hasil kerja individu. Sebaliknya, apabila para pekerja merasa idak puas dengan pekerjaannya, keidakpuasan iu biasanya dikaikan dengan fakor-fakor eksrinsik, arinya bersumber dari luar diri pekerja yang bersangkuan, yang ermasuk dalam fakor eksrinsik ersebu di anaranya adalah kebijakan organisasi, hubungan inerpersonal Hubungan Masyaraka, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

454 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. anara aasan dengan bawahan, siuasi dan kondisi kerja (Siagian, 2012:164). C. Hasil Peneliian dan Pembahasan Hubungan Anara Komunikasi Insruksional (X) dengan Moivasi Kerja (Y) Beriku adalah hasil peneliian mengenai hubungan anara komunikasi insruksional pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung, yang diuji menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Tingka kesalahan (α) yang digunakan dalam pengujian ini sebesar 5%, dengan krieria pengujian olak H0 jika nilai hiung > abel maka H1 dierima. Hasil pengujian diampilkan pada abel beriku ini: Tabel 1. Hubungan Anara Komunikasi Insruksional dengan Moivasi Kerja Variabel Komunikasi Insruksional- Moivasi Kerja Rs 0,856 Kekuaan Hubungan Sanga Kua Sumber: Daa Olah Peneliian 2017 Α hiung abel Keerangan Keerangan 5% 10,207 2,024 H0 diolak Signifikan Berdasarkan abel ersebu, dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara komunikasi insruksional dengan moivasi kerja sebesar 0,856. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,856 ermasuk dalam kaegori hubungan yang sanga kua (Inerval 0,80 1,000) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (10,207 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara komunikasi insruksional dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik komunikasi insruksional, maka moivasi kerja akan meningka. Komunikasi yang efekif dapa membanu pencapaian ujuan dalam sebuah kelompok yang dalam hal ini yaiu, imbulnya moivasi kerja yang inggi unuk mendorong pesera melaksanakan kegiaan PKL sebagaimana mesinya. Komunikasi yang efekif akan erjadi apabila semua aspek yang erkai dalam kelompok seperi aspek pengirim, penerima, pesan, dan juga aspek lainnya diperimbangkan dengan baik. Tabel 2. Hubungan Anara Kredibilias Pembimbing dengan Moivasi Kerja Variabel Rs Kekuaan Hubungan Α hiung abel Keerangan Keerangan Kredibilias Pembimbing- Moivasi Kerja 0,613 Kua 5% 4,783 2,024 H 0 diolak Signifikan Sumber: Daa olah peneliian, 2017 Berdasarkan Tabel 4.16 dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja sebesar 0,613. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,613 ermasuk dalam kaegori hubungan yang kua (Inerval 0,60 0,799) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (4,783 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara Volume 3, No.2, Tahun 2017

Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing 455 kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik kredibilias pembimbing, maka moivasi kerja akan meningka. Salah sau fakor uama ercapainya ujuan pendidikan aau ujuan dari komunikasi insruksional iu sendiri salah saunya adalah kredibilias pembimbing sebagai komunikaor. Kredibilias sesungguhnya idak ada pada diri komunikaor, eapi erleak pada persepsi komunikae. Kredibilias yang muncul dari diri komunikaor juga berganung pada penilaian komunikan. Maka dari iu baik buruknya kredibilias pembimbing sebagai komunikaor berganung pada penilaian pesera PKL sebagai komunikan. Oleh karena iu, kredibilias yang dimiliki pembimbing sebenarnya dapa berubah aau diubah dan dapa erjadi aau dijadikan. Pembimbing sebagai komunikaor dalam hal ini juga merupakan panuan bagi pesera PKL karena peran pembimbing sama halnya dengan seorang pendidik yang memberikan pengajaran selama pelaksanaan masa PKL. Menuru Rusman (2012:71) kredibilias seorang pendidik dinilai dari keahliannya dalam menyampaikan maeri aau informasi, kepercayaan sera daya arik. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam membuka pembelajaran, kemampuan menjelaskan, memberi ide, mendemonsrasikan, mendefinisikan, membandingkan, memoivasi, mendisiplinkan, beranya, maupun mendorong siswa unuk berpikir, memberikan penguaan, mengelola dan menuup proses pembelajaran. Tabel 3. Hubungan Anara Keerampilan Berkomunikasi Pembimbing dengan Moivasi Kerja Variabel Rs Kekuaan Hubungan Α hiung abel Keerangan Keerangan Keerampilan Berkomunikasi 0,900 Sanga Kua 5% 12,728 2,024 H Pembimbing- 0 diolak Signifikan Moivasi Kerja Sumber: Daa olah peneliian 2017 Berdasarkan Tabel 4.17, dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja sebesar 0,900. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,900 ermasuk dalam kaegori hubungan yang sanga kua (Inerval 0,80 1,000) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (12,728 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik keerampilan berkomunikasi pembimbing, maka moivasi kerja akan meningka. Sebagian besar pesera PKL mengakui bahwa pembimbing menyampaikan pengarahan dengan kaa-kaa yang jelas, pembimbing memberikan ugas dengan bahasa yang mudah dipahami, pembimbing menyampaikan pesan dengan inonasi yang epa, pembimbing idak mengabaikan kebisingan pada saa menyampaikan pesan, dan pembimbing memahami pesan yang disampaikan oloeh pesera secara lisan. Perlu diperhaikan bagi seorang pembimbing bahwa komunikasinya dengan pesera PKL hendaknya merupakan pendorong bagi pesera PKL dalam menjalankan ugas-ugasnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh eori konselasi bahwa kebersambungan Hubungan Masyaraka, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

456 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. sifa-sifa komunikasi menjadi sanga pening kedudukannya dalam sebuah kelompok. anggoa kelompok yang memiliki keahlian erenu, akan menenukan kinerja kelompok secara keseluruhan (Yusuf, 2010:163). Pada penjelasan ersebu sudah jelas bahwa pembimbing sebagai anggoa kelompok yang memiliki keahlian berkomunikasi, akan menenukan kinerja kelompok secara keseluruhan ermasuk dalah hal moivasi pesera PKL. Apabila seorang pembimbing idak memiliki kemampuan unuk menyampaikan dan menerima pesan dengan baik, ujuan dari komunikasi insruksional idak akan ercapai. Kegiaan berkomunikasi idak dapa dihindarkan dari hambaan, seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sudah seharusnya dapa mengaasi hambaan-hambaan yang mungkin erjadi. Tabel 4. Hubungan Anara Meode Pembelajaran Pembimbing dengan Moivasi Kerja Variabel Rs Kekuaan Hubungan Α hiung abel Keerangan Keerangan Meode Pembelajaran 0,426 Sedang 5% 2,903 2,024 H Pembimbing- 0 diolak Signifikan Moivasi Kerja Sumber: Daa olah peneliian 2017 Berdasarkan Tabel ersebu, dapa dikeahui nilai koefesien korelasi anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja sebesar 0,426. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,426 ermasuk dalam kaegori hubungan yang sedang (Inerval 0,40 0,599) (Sugiyono, 2014:242). Unuk pengujian signifikansi, dikeahui bahwa nilai hiung > abel (2,903 > 2,024) sehingga H0 diolak, arinya erdapa hubungan yang signifikan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di Bidang Teknologi dan Media Baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hubungan yang erjadi beranda posiif (searah), dimana semakin baik meode pembelajaran pembimbing, maka moivasi kerja akan meningka. Dari banyaknya meode pengajaran yang digunakan dalam kegiaan pendidikan aau pembelajaran, sebenarnya idak ada sau meode pun yang secara umum lebih unggul dan bisa digunakan di segala siuasi dan kondisi, yang ada hanyalah bahwa meode erenu lebih sesuai aau cocok jika digunakan dalamk siuasi dan kondisi erenu pula (Yusuf, 2010:276). Berdasarkan penjelasan ersebu sudah jelas bahwa pemilihan meode dalam seiap pengajaran dapa disesuaikan dengan siuasi dan kondisi yang ada. Berdasarkan hasil daa yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebar kepada 40 responden, dikeahui bahwa sebagian besar pesera menilai pembimbing selalu memberikan pengarahan sebelum pemberian ugas sehingga pesera PKL mengeri akan apa yang harus dikerjakan, pembimbing memberikan ugas secara erusmenerus unuk mengasah keerampilan pesera PKL, pembimbing juga memberi kesempaan unuk seiap pesera berdiskusi dengan pesera lainnya apabila mengalami kesulian, hal ini dilakukan unuk memberi kemudahan kepada pesera PKL dalam mengerjakan pekerjaan yang suli, selain iu dengan adanya kegiaan diskusi yang dilakukan anar pesera PKL diharapkan dapa membangun kekompakan di anara pesera PKL. Sebagian besar pesera juga menilai bahwa pembimbing idak malas memberiahu bagaimana cara mengerjakan ugas yang baik sehingga pesera mengeahui cara mana yang sebaiknya dipilih unuk mencipakan hasil kerja yang baik. Pesera PKL juga merasa bahwa pembimbing eap menyempakan wakunya unuk berdiskusi walaupun sedang sibuk dengan pekerjaan lain, hal ini dilakukan Bpk. Undang Volume 3, No.2, Tahun 2017

Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing 457 Karasasmia sebagai benuk anggung jawabnya dalam mendampingi, memberikan pengawasan, dan memoivasi pesera PKL unuk mencapai ingka produkivias yang erbaik dalam usaha membawa perubahan yang posiif dalam diri seiap pesera PKL yang didapa melalui kegiaan PKL. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam peneliian ini, penelii menyimpulkan hasil peneliian sebagai beriku: Terdapa hubungan anara komunikasi insruksional pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru LPP RRI Bandung, dengan hubungan yang sanga kua dan signifikan (rs = 0,856). Kesimpulan ersebu penelii kemukakan berdasarkan hasil pengujian hipoesis uama, sedangkan pengujian sub hipoesis dalam peneliian ini adalah sebagai beriku : 1. Terdapa hubungan yang kua dan signifikan anara kredibilias pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hal ini berdasarkan aspek keahlian, kepercayaan, dan daya arik pembimbing dalam membangun moivasi kerja pesera PKL. 2. Terdapa hubungan yang sanga kua dan signifikan anara keerampilan berkomunikasi pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hal ini berdasarkan aspek kemampuan menyampaikan pesan dan kemampuan memahami pesan pembimbing dalam membangun moivasi kerja pesera PKL. 3. Terdapa hubungan yang sedang dan signifikan anara meode pembelajaran pembimbing dengan moivasi kerja pesera PKL di bidang eknologi dan media baru Lembaga Penyiaran Publik RRI Bandung. Hal ini berdasarkan aspek meode pengajaran yang digunakan pembimbing yaiu, meode ceramah, laihan prakis, dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiaan PKL dan membangun moivasi kerja pesera PKL. E. Saran Saran Teoriis 1. Dari hasil peneliian dengan judul Hubungan Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera PKL diharapkan dapa menambah pengeahuan secara akademis dengan konsep-konsep dan eori-eori yang erkai dengan Ilmu Komunikasi. 2. Sebaiknya, apabila ada yang erarik menelii mengenai komunikasi insruksional dan moivasi kerja, kedepannya penelii berharap bahwa eknis pengembangan dalam memaparkan moivasi kerja sebaiknya diinjau dari berbagai aspek/segi, misalnya dari segi ekonomis, psikologis, sosial dan lain sebagainya yang semuanya merupakan unsur-unsur yang harus diperimbangkan. Adapun judul peneliian yang penelii sarankan unuk peneliian berikunya adalah Pengaruh Komunikasi Insruksional Terhadap Tingka Produkivias Pekerja unuk meode peneliian kuaniaif dan Komunikasi Insruksional dalam Usaha Peningkaan Keerampilan unuk meode peneliian Kualiaif. Saran Prakis 1. Sebaiknya pembimbing memfokuskan pemberian ugas sesuai jurusan pesera, eapi pembimbing juga eap memberikan kesempaan kepada seluruh pesera unuk mengerjakan ugas-ugas dari jurusan lain agar pengeahuan dan Hubungan Masyaraka, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

458 Yolla Puspia Eka Puri Williana, e al. pengalaman pesera semakin berambah. 2. Penelii berharap komunikasi insruksional bisa dierapkan dengan baik di seiap insansi yang menyediakan empa unuk kegiaan Prakek Kerja Lapangan agar ujuan pemahaman pesera mengenai pehamanan kerja dapa ercapai dan pemberian informasi yang menarik mengenai dunia kerja kepada para pesera PKL hendaknya lebih sering dilakukan agar pesera memiliki semanga dan merasa ermoivasi. 3. Pembimbing hendaknya meningkakan usahanya unuk mencipakan suasana yang nyaman dan kondusif. Meskipun suasana nyaman idak hanya didapa dari cara pengajaran dan pengarahan yang dilakukan pembimbing, seidaknya pembimbing juga mampu mencipakan suasana nyaman keika mengajak pesera unuk berineraksi dengan karyawan lain pada pelaksanaan ugas-ugas erenu. Penggunaan meode dalam melaksanakan komunikasi insruksional yang lebih menarik juga hendaknya mulai dierapkan dan media sebagai peranara komunikasi insruksional juga hendaknya mulai digunakan agar pemahaman yang diperoleh pesera semakin baik, sehingga meode komunikasi insruksionalnya lebih beragam dan media komunikasi insruksionalnya juga idak hanya bersifa langsung, eapi juga dapa dicoba dengan menggunakan media-media lain yang sesuai dengan karakerisik media komunikasi insruksional, conohnya video dan audio. Dafar Pusaka Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi Kepemimpinan. Jakara: PT. Rineka Cipa. Rakhma, Jalaluddin. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rohani, Ahmad. 2014. Media Insruksional Edukaif. Jakara: Rineka Cipa. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Bandung: CV Cipa Pesona Sejahera. Siagian, Sondang P. 2012. Teori Moivasi dan Aplikasinya. Jakara: Rineka Cipa. Sugiyono. 2014. Meode Peneliian Kuaniaif Kualiaif & RND. Bandung: Alfabea. Yusuf, Pawi M. 2010. Komunikasi Insruksional: Teori dan Prakik. Jakara: Bumi Aksara.. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Insruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jurnal: Kiki Zakiyah dan Muhiah Umar, 2006. Komunikasi Insruksional dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa: Sudi Deskripif Kuaniaif Komunikasi Insruksional dalam Proses Pembelajaran Mahasiswa. Jurnal Mediaor. Vol 7. Bandung. Volume 3, No.2, Tahun 2017