21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian pada Tabel 4.1 sebagai beriu: Tabel 4.1 Besaran Parameer Model j α β A δ i 1/3 2/3 1.3 0.1 s 0.30 0.70 1.2 0.1 Pada simulasi ini aan dibua iga asus pada ecenderungan menabung unu perumbuhan modal dan oupu per apia yaiu asus 1 saa ecenderungan menabung 20 persen, asus 2 saa ecenderungan menabung 50 persen, asus 3 saa ecenderungan menabung 80 persen. 4.1 Perumbuhan Modal Per apia Laju perubahan modal per apia pada seor barang modal dapa disimulasian dengan menggunaan persamaan (3.25), laju perubahan modal per apia pada seor barang onsumsi dapa disimulasian dengan menggunaan persamaan (3.15). Sedangan laju perubahan modal per apia oal dapa simulasian dengan persamaan (3.5). Kasus 1: Kecenderungan menabung λ = 0.20 Dengan ecenderungan unu menabung adalah 0.20, ini menunjuan bahwa ecenderungan mengonsumsi adalah 80 persen. Laju perubahan modal pada masing-masing seor diberian pada Gambar 1. Sedangan laju perubahan modal oalnya dapa diliha pada Gambar 2.
22 0.30 0.28 0.26 0.24 0.22 0.20 0.18 0.16 i s Gambar 1 Modal per apia masing-masing seor dengan λ = 0.20. Dari Gambar 1 erliha bahwa perubahan modal per apia pada semua seor mengalami penurunan secara esponensial dari wau e wau. Ini erliha dengan modal per apia yang besar pada wau awal, lama elamaan modal perapia ersebu berurang seiring berjalannya wau, penurunan ajam erjadi pada seiar 5, namun pada saa > 5 penurunan sudah ida signiian bahan aan menjadi onsan. Hal ini disebaban arena ecenderungan menabung yang ecil sedangan ecenderungan mengonsumsi lebih besar yani 80 persen. 0.4 0.2 n s s 0.0 n i i -0.2 Gambar 2 Modal per apia oal dengan λ = 0.20.
23 Dari Gambar 2 erliha bahwa perubahan modal per apia oal mengalami penurunan secara esponensial dari wau e wau. Ini erliha dengan modal per apia oal yang besar pada wau awal, lama elamaan modal perapia oal ersebu berurang seiring berjalannya wau, penurunan ajam erjadi pada seiar 5, namun pada saa > 5 penurunan sudah ida signiian bahan aan menjadi onsan. Hal ini disebaban arena ecenderungan menabung yang ecil yaiu 20 persen sedangan ecenderungan mengonsumsi lebih besar yani 80 persen. Kasus 2: Kecenderungan menabung λ = 0.50 Jia ecenderungan menabung berubah nai menjadi 0.50 yang berari ecenderungan mengonsumsi urun menjadi 50 persen, ernyaa grai laju perubahan modal pada masing-masing seor juga mengalami perubahan sebagaimana diberian Gambar 3. Sedangan laju perubahan modal oalnya dapa diliha pada Gambar 4. 1.5 1.4 1.3 1.2 i s 1.1 0.9 Gambar 3 Modal per apia masing-masing seor dengan λ = 0.50. Dari Gambar 3 erliha bahwa perubahan modal per apia pada semua seor mengalami enaian secara esponensial dari wau e wau. Kenaian ajam modal per apia pada masing-masing seor erjadi pada seiar 5, namun pada saa > 5 enaian sudah ida signiian bahan aan menjadi onsan. Hal
24 ini disebaban arena adanya enaian ecenderungan menabung menjadi 50 persen. 1.2 n s s 0.8 0.6 0.4 0.2 n i i Gambar 4 Modal per apia oal dengan λ = 0.50. Dari Gambar 4 erliha bahwa perubahan modal per apia oal mengalami enaian secara esponensial dari wau e wau. Kenaian ajam modal per apia erjadi pada seiar 5, namun saa > 5 enaianya sudah ida signiian bahan cenderung onsan. Kenaian ini aiba adanya penambahan pada ecenderungan menabung menjadi 50 persen. Kasus 3: Kecenderungan menabung λ = 0.80 Jia ecenderungan menabung berubah nai menjadi 0.80 yang berari ecenderungan mengonsumsi urun menjadi 20 persen ernyaa grai laju perubahan modal per apia pada masing-masing seor juga mengalami perubahan sebagaimana diberian Gambar 5. Sedangan laju perubahan modal oalnya dapa diliha pada Gambar 6.
25 8 i 6 s 4 2 Gambar 5 Modal per apia masing-masing seor dengan λ = 0.80. Dari Gambar 5 erliha bahwa perubahan modal per apia pada semua seor mengalami enaian secara esponensial dari wau e wau. Kenaian ajam modal per apia pada masing-masing seor erjadi pada pada seiap wau bahan sampai = 20. Hal ini disebaban arena adanya enaian ecenderungan menabung menjadi 80 persen. 7 6 5 4 n s s 3 2 n i i 1 Gambar 6 Modal per apia oal dengan λ = 0.80.
26 Dari Gambar 6 erliha bahwa laju perubahan modal per apia oal mengalami enaian secara esponensial dari wau e wau. Kenaian ajam modal per apia oal erjadi pada pada seiap wau bahan sampai = 20. Hal ini disebaban arena adanya perubahan ecenderungan menabung menjadi 80 persen. Berdasaran dari eiga asus di aas dapa disimpulan bahwa jia ecenderungan unu menabung semain inggi aan mempengaruhi laju perubahan modal per apia menjadi semain inggi. Sehingga unu mendapaan modal yang lebih besar sebainya dengan meningaan ecenderungan menabung. 4.2 Oupu Produsi Per apia. Grai banyanya oupu produsi per apia dari masing-masing seor dapa disimulasian dengan persamaan (3.2). Di sini diperenalan bahwa oupu produsi oal dihiung dengan = n i i + np s s, dinoasian n i i = ei dan np s s s = e. Dengan besaran parameer masih sama seperi pada Tabel 4.1. Kasus 1: Kecenderungan menabung λ = 0.20 Dengan ecenderungan unu menabung adalah 0.20, ini menunjuan bahwa ecenderungan mengonsumsi adalah 80 persen. Unu meliha grainya dapa diliha pada Gambar 7.
27 0.90 0.85 0.80 0.75 0.70 i s 1.5 0.5 e s 0.0 e i Gambar 7 Oupu produsi per apia dengan λ = 0.20. Berdasaran pada Gambar 7 erliha bahwa oupu produsi per apia mengalami penurunan secara esponensial dari wau e wau. Penurunan ajam erjadi pada 5, namun pada saa > 5 penurunan sudah ida signiian bahan aan menjadi onsan. Hal ini disebaban arena ecenderungan menabung yang ecil yaiu 20 persen sedangan ecenderungan mengonsumsi lebih besar yani 80 persen.
28 Kasus 2: Kecenderungan menabung λ = 0.50 Jia ecenderungan menabung berubah nai menjadi 0.50 yang berari ecenderungan mengonsumsi urun menjadi 50 persen ernyaa grai oupu per apia juga mengalami perubahan sebagaimana Gambar 8. 1.5 i 1.4 1.3 s 1.2 1.1 1.4 1.2 e s 0.8 0.6 0.4 0.2 e i Gambar 8 Oupu produsi per apia dengan λ = 0.50. Berdasaran pada Gambar 8 erliha bahwa oupu produsi per apia mengalami enaian secara esponensial dari wau e wau. Kenaian ajam oupu produsi per apia pada masing-masing seor erjadi pada seiar 5, namun pada seiar > 5 enaian sudah ida signiian bahan aan menjadi onsan. Kenaian ini aiba adanya penambahan pada ecenderungan menabung menjadi 50 persen.
29 Kasus 3: Kecenderungan menabung λ = 0.80 Jia ecenderungan menabung berubah nai menjadi 0.80 yang berari ecenderungan mengonsumsi urun menjadi 20 persen ernyaa grai laju perubahan oupu produsi per apia juga mengalami perubahan sebagaimana Gambar 9. 2.5 i 2.0 s 1.5 2.5 2.0 1.5 e s 0.5 e i Gambar 9 Oupu produsi per apia dengan λ = 0.80. Berdasaran Gambar 9 erliha bahwa oupu produsi per apia oal mengalami enaian secara esponensial dari wau e wau. Kenaian ajam oupu produsi per apia erjadi pada seiap wau bahan sampai = 20. Hal ini
30 disebaban arena adanya perubahan ecenderungan menabung menjadi 80 persen. Berdasaran dari eiga asus di aas dapa disimpulan bahwa jia parameer-parameer pada Tabel 4.1 ada perubahan pada ecenderungan unu menabung aan mempengaruhi oupu produsi per apia. Sehingga unu mendapaan oupu produsi yang lebih besar sebainya dengan meningaan ecenderungan menabung. Kondisi Euilibrium Salah sau deinisi euilibrium adalah suau eadaan yang mempunyai ciri ida adanya ecenderungan unu berubah (Chiang & Wainwrigh 2006). Unu menenuan ondisi euilibrium pada variabel-variabel lain maa erlebih dahulu dienuan ondisi euilibrium dari i. Nilai ii euilibrium i diperoleh dengan mengunaan persamaan (3.27) maa diperoleh ondisi euilibrium adalah sebagai beriu: Tabel 4.2 Tii euilibrium masing-masing variabel saa λ = 0.20 Variabel Tii Euilibrium Variabel Tii Euilibrium i 0.208263 i 0.770574 s 0.178511 s 0.715617 0.179203 0.734733 Tabel 4.3 Tii euilibrium masing-masing variabel saa λ = 0.50 Variabel Tii Euilibrium Variabel Tii Euilibrium i 1.48223 i 1.48223 s 1.27048 s 1.28935 1.28889 1.41778
31 Tabel 4.4 Tii euilibrium masing-masing variabel saa λ = 0.80 Variabel Tii Euilibrium Variabel Tii Euilibrium i 8.00000 i 2.60000 s 6.85714 s 2.13808 7.17241 2.51034 Dari Tabel 4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 nampa bahwa saa ecenderungan menabung 20 persen, arinya bahwa ecenderungan menabung lebih rendah dari pada ecenderungan mengonsumsi yani 80 persen diperoleh modal per apia oal 0.179203 dan oupu produsi oal 0.734733. Lalu dengan adanya enaian ecenderungan menabung menjadi 50 persen diperoleh modal per apia menjadi 1.28889 dan oupu produsi oal 1.41778. Selanjunya ecenderungan menabung menjadi 80 persen diperoleh modal per apia 8.00000 dan oupu produsi oal 2.51034. Oleh arenanya dapa disimpulan bahwa dengan adanya enaian ecenderungan menabung aan berpengaruh pada enaian modal per apia sehingga diperoleh oupu yang inggi.