BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus dapat survve (mempertahankan kehdupannya) dar berbaga ancaman yang datang dar drnya maupun dar luar. Msalnya sejak bay sampa tua renta, seseorang dwajbkan menanggulang berbaga tantangan kehdupan agar survve. ada masa bay dan anak-anak proses pertahanan kehdupan mash dbantu orang tua masng-masng. Tetap ketka masuk duna dewasa banyak tantangan kehdupan yang harus dputuskan sendr. Mula memutuskan hal-hal sederhana yang rutn (bangun tdur, mand, memlh pakaan, dan lan-lan) sampa hal-hal yang kompleks (memlh pekerjaan dan pasangan hdup) adalah untaan pengamblan keputusan yang harus djalan oleh setap orang. Hal tersebut berkatan langsung dengan tujuan menjaga kelangsungan hdupnya. Berart bla seorang gagal memlh keputusan dapat mengganggu kelancaran hdupnya. Demkan pula kehdupan suatu organsas mempunya target yang harus dcapa dalam upaya menjaga kelangsungan hdup. Kehdupan perusahaan mempunya target mencar keuntungan. Dengan keuntungan tersebut perusahaan dapat hdup, tumbuh, dan berkembang. roses mencapa tujuan tersebut merupakan rangkaan pengamblan keputusan yang berkesnambungan. Dalam hal n berlaku hukum alam bahwa yang salah dan terlambat mengambl keputusan yang tepat dapat berakbat fatal bag kelangsungan perusahaan, karena kalah dalam persangan. erusahaan hdup karena terdapat manusa yang mengelola dan menggerakkan organsas dan manajemen perusahaan tersebut. Dengan perkataan lan, berbaga keputusan dalam suatu perusahaan merupakan kegatan manusa yang bertugas untuk mengambl keputusan terhadap masalah perusahaan. Kemampuan seorang pengambl
keputusan dapat dtngkatkan apabla a mengetahu dan menguasa teor dan teknk pembuatan keputusan serta kemampuan mengumpulkan nformas yang basa mendukung dalam penyelesaan masalah tersebut. Apabla nformas yang cukup dapat dkumpulkan guna memperoleh suatu spesfkas yang lengkap dar semua alternatf, maka proses pengamblan keputusan relatf sangat mudah, tetap jka data yang dgunakan tdak lengkap, maka faktor ketdakpastan akan muncul dalam proses pengamblan keputusan. Salah satu cara untuk menyatakan atau mengkomunkaskan ketdakpastan yang melngkup suatu keputusan adalah dengan menanyakan berapa besarnya kemungknan munculnya keputusan tersebut. Dengan kata lan, faktor ketdakpastan n dnyatakan dalam bentuk kemungknan. Sehngga dalam keadaan dmana nformas yang tdak lengkap atau data hanya perkraan saja, maka pembuat keputusan dalam keadaan ketdakpastan dapat mengukur ketdakpastan tersebut dengan harus menggunakan konsep nla kemungknan atau probabltas. Dalam hal n Teorema Bayes dapat membantu dalam proses pengamblan keputusan ketdakpastan, karena Teorema Bayes dgunakan untuk menghtung probabltas mengena sebab-sebab terjadnya suatu perstwa berdasarkan pengaruh yang dapat dperoleh sebaga hasl observas, yatu dalam rangka pemecahan masalah dalam pengamblan keputusan yang mengandung ketdakpastan. Sehngga dalam tulsan n akan dsajkan mplementas konsep probabltas (Teorema Bayes) dalam menentukan keputusan yang terbak. 1.2 erumusan Masalah Masalah adalah bagamana memlh keputusan terbak dalam pengamblan keputusan pada konds tdak past dengan Teorema Bayes.
1.3 Tnjauan ustaka Beberapa permasalahan dalam pengamblan keputusan bersfat ketdakpastan dan resko yang tdak bsa dhlangkan, tetap bsa dkurang dengan memberkan nla kemungknan dalam bentuk peluang Dalam hal n Teorema Bayes yang dgunakan sebaga alat untuk mengukur peluang dar setap keputusan yang kta ambl. [ Basyd, 2006 dan Iqbal Hasan, 2002 ]. Teorema Bayes dalam pengamblan keputusan yatu tentang pengenalan masalah keputusan dalam bentuk probabltas. Besarnya nla kemungknan bag munculnya perstwa selalu dantara 0 dan 1 yang dapat dtuls: ( A) 1 0 Ada beberapa perstwa yang terjad dalam probabltas [ Hamburg, 1976; Supranto, 1991; Suryad, 1980; dan Bayesan robablty Journal, 2010 ], antara lan : 1. Bla A dan B perstwa yang salng lepas ( mutually exclusve ) maka : ( A B) = ( A) ( B) + 2. Bla A dan B perstwa sembarang, dapat dtuls : ( A B) = ( A) + ( B) ( A B) 3. Bla A dan B ndependent, dapat dtuls : ( A B) ( A) ( B) = 4. Bla A dan B adalah dependent, dapat dtuls : ( A B) = ( A) ( B / A) ; ( A) 0, ( B) 0
robabltas terjadnya suatu perstwa A bla dketahu bahwa perstwa B telah terjad dsebut probabltas bersyarat yatu ( ) ( A B) A B = atau ( B A) ( B) ( A B) ( A) =. Msalkan perstwa-perstwa A1, A2,..., An, membentuk parts d dalam ruang sampel S demkan hngga A ) > 0: I = 1,2,,n dan msalkan B sebarang perstwa demkan hngga (B) ( > 0, dsebut Teorema Bayes [ Hamburg, 1976; Suryad, 1980; Supranto, 1991, dan Bayesan robablty Journal, 2010 ], maka : ( A B ) = ( B A ) ( A ) ( B ) = ( B A ) ( A ) ( B A ) ( A ) = 1,2,... dmana : ( A B) = erstwa A akan terjad dengan syarat perstwa B terjad lebh dulu. ( A ) = robabltas margnal perstwa A B A ) = erstwa B akan terjad dengan syarat perstwa A terjad lebh ( dulu (B) = robabltas margnal perstwa B 1.4 Tujuan eneltan Dperolehnya keputusan yang terbak dalam pengamblan keputusan pada konds tdak past.
1.5 Kontrbus eneltan eneltan n memberkan beberapa manfaat, antara lan : 1. Menambah pengetahuan dan wahana bag penuls tentang probabltas dalam pengamblan keputusan. 2. Membantu para pengamblan keputusan (decson maker) pada lembaga pemerntah maupun lembaga swasta sepert perbankan, dan perusahaan. 1.6 Metode eneltan Metode peneltan yang dgunakan pada tugas akhr n bersfat lteratur yatu dsusun berdasarkan rujukan pustaka dengan langkah-langkah sebaga berkut: 1. Melakukan stud lteratur melalu buku, dan jurnal-jurnal peneltan tentang probabltas dan metode pengamblan keputusan. 2. Mengenalkan dan menjabarkan konsep dan teor probabltas. 3. Menjelaskan teorema probabltas yang merupakan konsep dasar dar Teorema Bayes. 4. embuktan dan penjabaran Teorema Bayes. 5. enerapan Teorema Bayes dalam pengamblan keputusan dalam stud kasus.