Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

BAB III SKEMA NUMERIK

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

METODE NUMERIK. INTERPOLASI Interpolasi Beda Terbagi Newton Interpolasi Lagrange Interpolasi Spline.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

PENDAHULUAN Latar Belakang

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #13 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

Bab III Analisis Rantai Markov

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

BAB IV APLIKASI. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana contoh mengestimasi. parameter model yang diasumsikan memiliki karateristik spasial lag

IMPLEMENTASI INTERPOLASI LAGRANGE UNTUK PREDIKSI NILAI DATA BERPASANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

Bab 4. ANACOVA Analysis Of Covariance


PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

Deret Taylor & Diferensial Numerik. Matematika Industri II

Analysis of Covariance (ANACOVA)

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMODELAN REGRESI UNTUK RANCANGAN PERCOBAAN DUA FAKTOR. Dwi Ispriyanti 1. Abstrak


BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Pengukuran Data Kondisi

ALJABAR LINIER LANJUT

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

Interpretasi data gravitasi

WEIBULL TWO PARAMETER

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

ANALISIS KOVARIANSI part 2

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman

Bab II Tinjauan Pustaka

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK PERHITUNGAN PERAMBATAN PANAS PADA KONDISI TUNAK

MODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL

PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB II DASAR TEORI (2.1) Keterangan: i = jumlah derajat kebebasan q i. = koordinat bebas yang digeneralisasi Fq i = gaya yang digeneralisasi

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III. Monte Carlo dan metode least-square, maka pada bab ini diantaranya akan

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

BAB III MODEL - MODEL KEAUSAN

Implementasi Algoritma Filtering Derivatif Dalam Mengolah Citra Satelit Pada Software Envi

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1

Bab 3. Penyusunan Algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF CORONA-LIKE UNICYCLIC

APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION MENGGUNAKAN METODE MAMDANI

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

ANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIAN 1. Kismiantini

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP)

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

Transkripsi:

Bab IV Pemodelan dan Perhtungan Sumberdaa Batubara IV1 Pemodelan Endapan Batubara Pemodelan endapan batubara merupakan tahapan kegatan dalam evaluas sumberdaa batubara ang bertuuan menggambarkan atau menatakan endapan batubara secara sstemats untuk memudahkan proses evaluas terhadap endapan tersebut secara kuanttatf Endapan batubara dapat dgambarkan menggunakan model matematka determnstk Pemodelan secara determnstk mencakup tga tahapan ang harus dlakukan atu pemodelan konseptual, pemodelan matematka, dan pemodelan numerk IV11 Pemodelan Konseptual Pemodelan konseptual merupakan pemodelan endapan batubara ang drepresentaskan secara vsual, msalkan pada kontur struktur bdang perlapsan batubara Pemodelan konseptual dapat dlakukan dengan cara dskrtsas terhadap endapan batubara menggunakan elemen dua dmens Elemen dua dmens ang dgunakan adalan elemen segtga, dplhna elemen segtga dkarenakan merupakan elemen dua dmens ang sederhana d mana endapan batubara dasumskan sebaga bdang ang kontnu (stead state) tanpa mengalam perubahan bentuk kekontnuan sepert hadrna struktur geolog sesar maupun washed out Dskrtas doman solus (bdang perlapsan batubara) menad elemen-elemen segtga tdak harus teratur Elemen segtga tersebut merupakan ens elemen ang sangat sederhana d dalam metode elemen hngga d mana mempuna tga buah ttk (node) ang dketahu kordnatna (,,z) Node-node tersebut akan drangka menad elemen-elemen segtga ang menatu pada endapan batubara 4

U e ( n, n ) P 3 ( 3, 3 ) P 1 ( 1, 1 ) P (, ) Gambar IV1 Rangkaan ttk-ttk pada elemen segtga (P 1,P,P 3 ), dan dstrbus nla pada ttk ang tdak dketahu besaranna (U e ) 43

IV1 Pemodelan Matematka Pemodelan matematka perlu dlakukan agar evaluas sumberdaa batubara menad sstemats dan efektf, ang pada prnspna merupakan ekspres smbolk atau matematka bag medan dstrbus data-data ang umumna berupa skalar Contoh sederhana adalah croplne batubara merupakan medan dstrbus ttk-ttk sngkapan (outcrop) ang dapat dnatakan secara matematka menggunakan persamaan lengkungan, demkan halna uga terhadap bdang perlapsan batubara dapat dnatakan dengan persamaan bdang (Wdodo, LE, 4) Persamaan bdang perlapsan batubara dapat dkonstruks dar data pemboran batubara Selan tu pemodelan matematka uga dapat dlakukan terhadap medan dstrbus data-data skalar berkat dengan state varabel dalam geometr endapan batubara tersebut State varable tersebut dapat berupa data ketebalan atau kualtas batubara Pemodelan matematka akan memudahkan realsas pemodelan numerk untuk estmas sumberdaa batubara Dlakukanna pemodelan determnstk pada endapan batubara dkarenakan beberapa hal atu : a Endapan batubara dgolongkan sebaga endapan ang sederhana dengan state varable danggap kontnu sehngga sesua dengan pemodelan matematka determnstk Demkan uga halna dengan ekspres geometr endapan batubara dapat dmodelkan dengan pemodelan determnstk b Model determnstk memungknkan pemodelan endapan batubara secara meneluruh, mula dar pemodelan konseptual, pemodelan matematka, dan pemodelan numerk, sehngga dengan menggunakan metode elemen hngga endapan batubara dapat dgambarkan secara dskrt menad elemen-elemen dengan volume tertentu Metode elemen hngga merupakan solus numerk persamaan dfferensal ang ddasarkan pada kalkulus dengan fungs state varable ang kontnu Fungs state varable dapat ddefnskan sebaga ekspres matematka dar medan dstrbus state varable, sebaga contoh adalah dstrbus ttk-ttk (kordnat) permukaan lapsan batubara (roof), d mana dapat dlekatkan atrbut berupa nla- 44

nla tertentu sepert ketebalan, parameter kualtas, dan elevas Masng-masng state varable dapat dnatakan dengan fungs satu dmens maupun dua dmens IV11 Pemodelan Matematka Endapan Batubara Dengan Metode Elemen Hngga Metode elemen hngga dapat dterapkan untuk estmas sumberdaa batubara d mana dstrbus state varable pada endapan batubara danggap konstan (kontnu), sehngga fungs state varable pada endapan batubara bersfat stead state, untuk penerapan elemen dua dmens dapat dnatakan dengan model matematka sebaga berkut (Wdodo, L E, 6) : L u u ( u) u, ) + ( ------------------------------ (1) u merupakan state varable tdak bebas (dapat berupa elevas, ketebalan, ataupun kualtas batubara), dan adalah state varable bebas berupa kordnat Persamaan n menatakan bahwa state varable u bervaras secara spasal Untuk estmas sumberdaa batubara dasumskan tebal batubara bervaras terhadap ruang atau bervaras secara spasal, sehngga tebal batubara dapat dtetapkan sebaga state varable dengan dstrbus spasal berdasar persamaan (1) dapat dnatakan sebaga berkut: L t t () t t, ) + ( ------------------------------ () Solus analtk persamaan () dapat dkenakan dengan metode elemen hngga (dalam Sun, 1995 atau Istok, 1989) ang ddasarkan pada metode resdual terbobot dengan formula estmas (aproksmas) berkut: tˆ N 1 t φ (, ) ----------------------------- (3) tˆ harus memenuh konds batas doman solus φ (, ), φ (, ),, (, ) 1 φ N merupakan fungs-fungs bass ang bebas lner ang besarna tergantung dar geometr elemen ang dgunakan Untuk elemen segtga dengan 3 ttk verte, maka fungs bass bersfat lner, sehngga persamaan (3) dengan elemen segtga 45

merupakan estmas berbass kombnas lner Pada persamaan (3), tˆ hana merupakan solus pendekatan dar persamaan () atau L( tˆ ), oleh karena tu maka ddapatkan: Rˆ (, ) L( tˆ ) --------------------------------------(4) Persamaan (4) dsebut resdual, ang dperoleh dengan cara mensubsttus tˆ ke dalam persamaan () Untuk memperoleh solus dengan akuras ang tngg, maka harga resdual n dalam keseluruhan doman solus (R) harus mnmum dan secara metemats dnatakan ( R ) r --------------------------------------(5) Wd d ( WRˆ d d R ) Persamaan (5) menatakan resdual rata-rata terbobot untuk mengukur resdual total dalam doman solus (R) Parameter W(,) merupakan fungs pembobot atau weghtng functon Untuk orde N, maka akan terdapat fungs bobot sebanak: W1 (, ), W (, ),, WN (, ) ------------------------------ (6) Fungs-fungs pembobot n dplh sedemkan rupa, sehngga resdual total dalam doman solus akan mempuna harga sama dengan nol dan dnatakan: W L( tˆ )d d,( 1,,,N ) ----------------------------------(7) ( R ) Substtus persamaan () ke dalam persamaan (7) dan dengan menggunakan formula Green akan ddapatkan persamaan berkut: W tˆ W tˆ W L( tˆ )d d + dd -----------------------(8) ( R ) ( R ) 46

47 Substtus persamaan (3) ke dalam persamaan (8) akan dperoleh sstem persamaan lner smulatan berkut: tˆ tˆ n 1 nn n1 1n 11 --------------------------------------(9) tˆ adalah harga state varable ang dcar melalu estmas menggunakan MEH Matrks [] mempuna elemen sebaga berkut: dd W W R ) ( + φ φ --------------------------------------(1) Berdasar metode Galerkn, fungs-fungs bass dalam persamaan (3) dgunakan sebaga fungs-fungs pembobot menggantkan persamaan (6), sehngga persamaan (1) dapat drubah menad: dd M 1 m ) Rm ( + φ φ φ φ --------------------------------------(11)

48