13. Aplikasi Transformasi Fourier

dokumen-dokumen yang mirip
7. Transformasi Fourier

12. Teorema Inversi Fourier dan Transformasi Fourier di L 2 (R)

10. Transformasi Fourier

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part II

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part I

11. Konvolusi. Misalkan f dan g fungsi yang terdefinisi pada R. Konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai.

17. Transformasi Wavelet Kontinu dan Frame

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan

8. Deret Fourier yang Diperumum dan Hampiran Terbaik di L 2 (a, b)

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

MA3231 Analisis Real

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

MA5032 ANALISIS REAL

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

16. Analisis Multi Resolusi

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

Analisis Fourier dan Wavelet

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

Hendra Gunawan. KK Analisis & Geometri FMIPA-ITB. Bandung, Maret 2001 [Edisi Revisi II: Mei 2014]

MA3231 Analisis Real

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

MA3231 Analisis Real

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

MA3231 Analisis Real

MA3231 Analisis Real

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KALKULUS LANJUT A (S1 / TEKNIK INFORMATIKA ) KODE / SKS KD

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

Analisis Riil II: Diferensiasi

Karena deret tersebut konvergen pada garis luarnya, kita dapat menukar orde integrasi dan penjumlahan pada ruas kanan.

BAB IV DERET FOURIER

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

TEOREMA TITIK TETAP BANACH

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

6 Sistem Persamaan Linear

TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017

MA3231 Analisis Real

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

STK 203 TEORI STATISTIKA I

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

9. Teori Aproksimasi

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

SISTEM HUKUM KEKEKALAN LINEAR

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

TRANSFORMASI LAPLACE. Matematika Lanjut 2. Achmad Fahrurozi-Universitas Gunadarma

MASALAH SYARAT BATAS (MSB)

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dari suatu sistem. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

FUNGSI-FUNGSI INVERS

INTERGRAL INTEGRAL TAK TENTU INTEGRAL SUBSTITUSI MENU

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

3. Kekonvergenan Deret Fourier

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

KALKULUS MULTIVARIABEL II

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

Discrete Time Dynamical Systems

MA3231 Analisis Real

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengantar Statistika Matematik(a)

Persamaan Diferensial Biasa

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

BAB I DERIVATIF (TURUNAN)

BAB 2 PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Invers Transformasi Laplace

Transkripsi:

13. plikasi ransformasi Fourier Misal adalah operator linear pada fungsi yang terdefinisi pada R dengan sifat: jika [f(x] = g(x, maka [f(x + s] = g(x + s untuk setiap s R. Maka, fungsi f(x = e ax (a C yang ada di domain merupakan fungsi eigen dari. Persisnya, jika f(x = e ax dan g = [f], maka untuk setiap s R berlaku g(x + s = [e a(x+s ] = [e as e ax ] = e as [e ax ] = e as g(x. Untuk x = 0, kita peroleh: g(s = g(0e as untuk setiap s R. jadi, f = g = Cf dengan C = g(0. Selanjutnya, misalkan domain mencakup fungsi k(x = e iξx dan h(ξ adalah nilai eigen yang berpadanan dengan k(x, yakni: [e iξx ] = h(ξe iξx. Jika memenuhi suatu persayaratan kekontinuan (yang memungkinkan bertukar dengan pengintegralan, maka operasi pada f dapat dibaca melalui rumus inversi Fourier. Persisnya, jika maka Jadi, Sekarang, jika h(ξ = f(x = 1 f(ξe iξx dξ, [f](x = 1 [e iξx ] dξ = 1 [f] (ξ = h(ξ f(ξ. f(ξh(ξe iξx dξ. Ĥ(ξ, maka f = H f, yakni merupakan operator konvolusi dengan H. Semua ini sah apabila, misalnya, f dan H merupakan fungsi L 1 atau L 2. 13.1 plikasi pada Persamaan Panas Sekarang kita akan melihat bagaimana transformasi Fourier digunakan pada persamaan diferensial klasik, khususnya persamaan panas pada R, yaitu: u t = ku xx ( < x <, 60

dengan syarat awal u(x, 0 = f(x (dengan f L 1, dan syarat batas u(x, t 0 dan f(x 0 bila x ±. erapkan transformasi Fourier pada kedua ruas persamaan (yang keduanya kita anggap merupakan fungsi dari x, kita peroleh Solusi persamaan diferensial ini adalah û t (ξ, t = kξ2 û(ξ, t û(ξ, 0 = f(ξ. û(ξ, t = f(ξe kξ2t. Dengan eorema Inversi Fourier, akhirnya kita peroleh solusi persamaan panas u(x, t = 1 f(ξe kξ2t e iξx dξ. Namun, ada cara kedua, sebagai berikut. adalah K t (x = 1 4πkt e x2 4kt. Jadi ransformasi Fourier invers dari e kξ2 t u(x, t = K t f(x = 1 4πkt e (x y2 4kt f(y dy. Dapat diperiksa bahwa u 0 (x, t = K t (x memenuhi persamaan panas dan dengan menurunkannya di bawah tanda integral u(x, t juga memenuhi persamaan panas. Lebih jauh, mengingat K t (x = 1 t K 1 ( x t, maka u(x, t f(x bila t 0 (dengan mengasumsikan bahwa f kontinu. Jadi mestilah u(x, 0 = f(x. Sebagai interpretasi fisis, jika suhu awal adalah 0, dan kawat diberi satu satuan panas di x = 0, maka setelah t satuan waktu, distribusi panasnya adalah K t (x (catat bahwa K t(xdx = 1. Jika kawat diberi satu satuan panas di x = y, maka distribusi panasnya adalah K t (x y. Sekarang misalkan pada awalnya terdapat panas f(ydy pada suatu interval kecil di sekitar x = y. Maka, setelah t satuan waktu, distribusi panas yang berasal dari interval tersebut adalah K t (x yf(ydy. Dengan prinsip superposisi, kita peroleh u(x, t = K t (x yf(y dy. 61

(Catatan: Fungsi K 1 (x := 1 4πk e x2 4k dikenal sebagai kernel panas atau kernel Gauss. 13.2 Persamaan Laplace pada Setengah Bidang Sekarang tinjau persamaan Laplace pada setengah bidang: u xx + u yy = 0 (x R, y > 0, dengan syarat awal u(x, 0 = f(x (dengan f terbatas, karena kita menginginkan solusi yang terbatas juga. erapkan transformasi Fourier pada kedua ruas persamaan, kita peroleh ξ 2 û(ξ, y + 2 û(ξ, y = 0, y2 dengan syarat awal û(ξ, 0 = f(ξ. Solusi persamaan diferensial ini adalah û(ξ, y = C 1 (ξe ξ y + C 2 (ξe ξ y, dengan C 1 (ξ + C 2 (ξ = f(ξ. Karena f terbatas, e ξ y bukan solusi. Jadi C 1 (ξ = 0 dan C 2 (ξ = f(ξ, sehingga û(ξ, y = f(ξe ξ y. Sekarang, jika P y (x = y π(x 2 +y 2, maka P y (ξ = e ξ y dan karena itu u(x, y = P y f(x = yf(x t π(t 2 + y 2 dt. Rumus ini dikenal sebagai rumus integral Poisson dan P 1 dikenal sebagai kernel Poisson. Perhatikan bahwa P y L 1, sehingga integral Poisson terdefinisi untuk f yang terbatas. Persisnya, jika f M, maka u(x, y M y π(t 2 + y 2 dt = M. Selain itu, fungsi u 0 (x, y = P y (x memenuhi persamaan Laplace dan u(x, y f(x bila y 0. 62

12.3 eorema Sampling Shannon Kita telah mempelajari bagaimana sebuah fungsi dapat direkonstruksi dari barisan koefisien Fourier-nya. C. Shannon (1949 mengamati bahwa dalam hal khusus, sebuah fungsi bahkan dapat direkonstruksi dari titik-titik sampel-nya, dengan menggunakan keluarga fungsi sinc (sinc x = sin x x. Persisnya, kita mempunyai teorema berikut. eorema (eorema sampling Shannon Jika f L 2 (R dan supp f [, ], maka dalam norma L 2 (R. f(x = k Z f ( kπ sin( x kπ x kπ Bukti. Mengingat f L 1 (, L 2 (,, kita dapat menguraikan f sebagai deret Fourier f(ξ = k Z c k e iπkξ/, ξ [, ], dengan c k = 1 f(ξe iπkξ/ dξ = 1 f(ξe iπkξ/ dξ = π f( kπ. Menggunakan teorema inversi Fourier sekali lagi, kita peroleh f(x = 1 = 1 = 1 = 1 = k Z k Z k Z k Z f ( kπ f(ξe iξx dξ = 1 f(ξe iξx dξ f ( kπ e iπkξ/ e iξx dξ f ( kπ f ( kπ kπ i(x e ξ i(x kπ kπ i(x e ξ dξ sin( x kπ, x kπ di mana deret konvergen dalam norma L 2 (R. (QED Catatan. Himpunan bilangan {f ( kπ }k Z disebut sampel. eorema di atas mengatakan bahwa f dapat direkonstruksi dari sampel tersebut dengan menggunakan keluarga fungsi 63 ]

{ sin ( x kπ x kπ }k Z. Hal ini sebetulnya tidaklah mengejutkan, karena s k(x = sin ( x kπ x kπ, yang merupakan invers transformasi Fourier dari ŝ k (ξ = χ [, ] (ξe iπkξ/, membentuk basis ortogonal untuk {f L 2 (R supp f [, ]}. Berdasarkan fakta ini dan kesamaan Parseval, kita peroleh f = k Z s k 2 f, s k s k = π k Z f, ŝ k s k = k Z f( kπ sk. 12.4 Ketaksamaan Heisenberg Jika f(t menyatakan sinyal dengan supp f [, ] untuk suatu > 0, maka f dikatakan mempunyai frekuensi terbatas (band-limited. Ketaksamaan Heisenberg yang akan kita bahas di sini menyatakan bahwa f dan f tidak mungkin sama-sama mempunyai tumpuan (support yang terbatas, kecuali f 0. Dalam perkataan lain, f tidak mungkin mempunyai waktu dan frekuensi terbatas. Secara intuitif, ini sama saja dengan mengatakan bahwa f dan f tidak mungkin terlokalisasi dengan baik secara bersamaan: jika f terkonsentrasi di sekitar suatu titik, maka f mestilah tersebar pada R; dan sebaliknya. sebagai Untuk melihat fakta ini secara kuantitatif, definisikan dispersi f di sekitar x = a a f := (x a2 f(x 2 dx. f(x 2 dx Di sini a f merupakan suatu ukuran seberapa besar f tersebar menjauhi a. Jika nilai f terkonsentrasi di sekitar a, maka faktor (x a 2 akan membuat pembilang pada a f lebih kecil daripada penyebutnya, sehingga a f < 1. Namun, jika nilai f tersebar jauh dari a, maka pembilang pada a f lebih besar daripada penyebutnya, sehingga a f > 1. Semakin besar nilai a f, semakin tersebar f jauh dari a. eorema (Ketaksamaan Heisenberg Untuk setiap f L 2, dan untuk setiap a, α R, berlaku ( a f( α f 1 4. Bukti. sumsikan f kontinu dan mulus bagian demi bagian pada R, dan xf(x serta f (x di L 2. (Jika xf(x / L 2, maka a f = ; sementara jika f (x / L 2, maka α f =. unjau kasus a, α = 0 terlebih dahulu. Dengan pengintegralan parsial, kita peroleh B xf(xf (x dx = x f(x 2 B B ( f(x 2 + xf(xf (x dx, 64

atau B B f(x 2 dx = 2Re xf(xf (x dx + x f(x 2 B, untuk < < B <. Karena f(x, xf(x, dan f (x di L 2, limit kedua integral di atas ada untuk dan B. Karena itu, limit f( 2 dan B f(b 2 juga ada, dan mestilah bernilai 0 (karena bila tidak, maka f(x x 1/2 untuk x >> 1, bertentangan dengan asumsi bahwa f L 2. kibatnya, kita peroleh f(x 2 dx = 2Re xf(xf (x dx. Dengan ketaksamaan Cauchy-Schwarz, kita dapatkan ( 2 ( ( f(x 2 dx 4 x 2 f(x 2 dx Berdasarkan kesamaan Plancherel, f 2 dx = 1 f (x 2 dx = 1 Dengan demikian kita peroleh ( ( f(x 2 dx f(ξ 2 dξ Ini membuktikan bahwa ( 0 f( 0 f 1 4. f 2 dξ, sehingga (f (ξ 2 dξ = 1 f (x 2 dx. ξ 2 f(ξ 2 dξ. ( ( 4 x 2 f(x 2 dx ξ 2 f(ξ 2 dξ. Untuk kasus a, α R sembarang, misalkan F (x := e iαx f(x+a. Maka F memenuhi hipotesis teorema selama f memenuhi, a f = 0 F dan α f = 0 F. Jadi sebagaimana diharapkan. (QED 13.5 Soal Latihan ( a f( α f = ( 0 F ( 0 F 1 4, 1. Buktikan bahwa K t (x = 1 t K 1 ( x t dan Py (x = 1 y P 1( x y masing-masing membentuk identitas hampiran. 2. Dengan menggunakan transformasi Fourier, buktikan bahwa solusi persamaan gelombang u tt = c 2 u xx dengan syarat awal u(x, 0 = f(x dan u t (x, 0 = g(x adalah u(x, t = 1 2 [f(x ct + f(x + ct] + 1 2c x+ct x ct g(y dy. 3. Verifikasi eorema Sampling Shannon berdasarkan catatan di akhir bagian 12.3. 4. Buktikan jika xf(x / L 2, maka a f =. 65